18 Karakteristik Kepemimpinan Lokal dan Pemberdayaan Petani Subak di Bali

68 Tabel 29 Hubungan keterampilan ketua Subak Kepaon dengan indikator pemberdayaan masyarakat Keterampilan ketua Subak Kemampuan berpendapat Rendah Sedang Tinggi Jumlah n n n n Rendah 3 50 2 33.33 1 16.67 6 100 Sedang 25

55.56 18

40 2 4.44 45 100 Tinggi 4 36.36 4 36.36 3 27.28 11 100 Keterampilan ketua Subak Bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber masyarakat Rendah Sedang Tinggi Jumlah n n n n Rendah 2 33.33 4 16.67 6 100 Sedang 18 40 27 60 0 0 45 100 Tinggi 3 27.27 8 72.73 0 0 11 100 Keterampilan ketua Subak Mengambil keputusan sendiri Rendah Sedang Tinggi Jumlah n n n n Rendah 6 100 6 100 Sedang 5 11.11 38 84.44 2 4.45 45 100 Tinggi 10 90.91 1 9.09 11 100 Sesuai dengan Tabel 29 diatas dapat dilihat bahwa keterampilan ketua Subak Kepaon berada pada kategori sedang. Sementara indikator pemberdayaan masyarakat berada pada kategori sedang dan rendah. Keterampilan ketua Subak Kepaon dalam menangani masalah Subak Kepaon tidak lantas membuat petani Subak Kepaon menjadi lebih berdaya. Pada tabel terlihat jelas bahwa petani Subak Kepaon dengan keterampilan yang sedang jelas tidak membuat petani Subak Kepaon menjadi memiliki kemampuan berpendapat. Pengetahuan yang tinggi saja tidak mampu membuat petani Subak Kepaon menjadi lebih berdaya dalam hal kemampuan berpendapat. Demikian juga halnya dengan keterampilan yang sedang tentu tidak berdampak pada kemampuan pendapat petani Subak Kepaon. Untuk lebih jelasnya terkait dengan hubungan keterampilan ketua Subak Kepaon dengan indikator pemberdayaan masyarakat pada petani Subak Kepaon dapat dilihat pada tabel hasil uji korelasi Rank Spearman dibawah ini. 69 Tabel 30 Hasil uji korelasi Rank Spearman keterampilan dengan indikator pemberdayaan masyarakat dan variabel-variabelnya Indikator Pemberdayaan Masyarakat Koefisien korelasi Sig. 2-tailed Keterangan Kemampuan Berpendapat 0.149 0.247 Tidak berhubungan Bertanggung jawab dalam Pranata Sumber-sumber Masyarakat 0.056 0.663 Tidak berhubungan Mengambil keputusan sendiri 0.107 0.409 Tidak berhubungan Sumber: Lampiran 22, Lampiran 23, Lampiran 24. Berdasarkan Tabel 30, nilai signifikansi antara keterampilan dengan indikator pemberdayaan masyarakat, lebih besar dari nilai α 0.05. Oleh sebab itu, keputusan yang diambil adalah terima H0 atau tolak H1. Hal ini berarti bahwa keterampilan tidak berhubungan dengan indikator pemberdayaan masyarakat. Keterampilan tidak memiliki hubungan dengan indikator pemberdayaan masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun beberapa faktornya yaitu keterampilan dalam hal mendengarkan pendapat petani belum sepenuhnya baik. Hal ini dikarenakan ketua Subak Kepaon di beberapa kondisi lebih menggunakan perasaan. Misalnya saja, mudah marah ketika ada masalah yang seharusnya tidak terjadi. Petani pemilik penggarap dan penggarap mengutarakan bahwa ketua Subak Kepaon akan sangat marah ketika ada petani yang melanggar aturan kesepakatan dalam hal menanam padi. Tidak heran kalau petani Subak Kepaon terkadang enggan untuk menyampaikan pendapatnya ketika suasana hati ketua Subak Kepaon sedang marah. Disisi lain, mengenai hal bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber masyarakat petani Subak Kepaon cenderung melakukannya tanpa paksaan. Keterampilan ketua Subak Kepaon untuk membina hubungan yang baik dengan siapa saja tidak ada kaitannya dengan bertanggung jawab dalam pranata dan sumber-sumber masyarakat. Petani Subak Kepaon bertanggung jawab dalam pranata dan sumber-sumber masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun faktornya yaitu pranata berupa awig-awig dan sumber-sumber masyarakat yang digunakan oleh petani Subak Kepaon sudah menjadi bagian dari Subak itu sendiri. Apabila hal itu tidak dipatuhi sebagaimana mestinya maka pada akhirnya akan memberi kerugian tersendiri bagi petani Subak Kepaon. Selain itu, awig-awig dan sumber-sumber masyarakat memberikan keuntungan bagi hasil panen petani dan tentunya menjaga keharmonisan diantara petani juga. Petani Subak Kepaon dalam hal mengambil keputusan sendiri juga cenderung tanpa ditentukan oleh keterampilan ketua Subak Kepaon. Kemampuan ketua Subak Kepaon yang mampu berteman dengan siapa saja tidak mampu membuat petani Subak Kepaon mau mengambil keputusan sendiri. Mengambil keputusan sendiri demi kebaikan dalam bertani dinilai kurang begitu bermanfaat 70 oleh petani Subak Kepaon. Petani pemilik penggarap maupun petani penggarap mengatakan bahwa bagi mereka agar dapat mengambil keputusan sendiri maka perlu diberikannya kesempatan. Kesempatan dalam hal ini yaitu kepercayaan yang ditunjukkan oleh ketua Subak Kepaon bagi petani Subak Kepaon dalam hal bertani. Kepercayaan itu sendiri dapat diwujudkan melalui sebuah tindakan yaitu dengan membiarkan petani Subak Kepaon untuk memilih waktu yang tepat untuk menanam padi. Tindakan dalam memberi kepercayaan tentunya dibarengi dengan pengarahan bagaimana baiknya dalam menentukan waktu yang tepat untuk membuat benih maupun menanamnya sesuai dengan kalender Bali. Ternyata hal ini masih sulit untuk dilakukan oleh petani Subak Kepaon sendiri mengingat faktor resiko yang akan muncul dan keengganan untuk lebih dahulu daripada orang lain. Selain hal itu sudah tidak sesuai dengan peraturan yang disepakati juga mempengaruhi hasil panen petani Subak Kepaon. Sesuai dengan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan ketua Subak Kepaon tidak ada kaitannya dengan ciri-ciri berdayanya petani Subak Kepaon. Maka dapat dikatakan bahwa dari ketiga variabel aspek kepemimpinan tidak ada satupun yang memiliki korelasi dengan indikator pemberdayaan masyarakat. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan nyata antara aspek kepemimpinan dengan indikator pemberdayaan pada petani Subak Kepaon. 71 KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN LOKAL YANG EFEKTIF DALAM PEMBERDAYAAN PETANI SUBAK DI BALI Bab ini membahas karakteristik kepemimpinan lokal yang efektif. Karakteristik pemimpin lokal yang efektif tentunya merupakan hal yang diinginkan oleh masyarakat yang dipimpin. Seorang pemimpin dengan karakteristik yang dimilikinya mampu membuat masyarakat lebih berdaya merupakan karakteristik seorang pemimpin yang efektif. Karakteristik kepemimpinan lokal yang efektif pada bab ini terdiri dari intelegensi, kemampuan berkomunikasi, dan keteladanan. Hubungan antara karakteristik kepemimpinan lokal yang efektif dan indikator pemberdayaan masyarakat dianalisis melalui uji korelasi Rank Spearman . Pada penelitian ini, tingkat signifikasi atau probabilitas yang digunakan sebesar 5 persen. Apabila nilai signifikansi Sig. 2-tailed dari 0.05, maka keputusan yang digunakan adalah tolak H0 atau terima H1. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat hubungan antara karakteristik kepemimpinan lokal yang efektif pada ketua Subak Kepaon dengan indikator pemberdayaan pada petani Subak Kepaon. Sebaliknya, tidak terdapat hubungan antara karakteristik kepemimpinan lokal yang efektif dengan indikator pemberdayaan apabila sig. 2- tailed dari 0.05. Secara statistik, hal tersebut berarti terima H0 atau tolak H1. Sebelumnya, yang dimaksud dengan H0 adalah tidak ada korelasi, sedangkan yang dimaksud dengan H1 adalah ada korelasi . Hubungan Intelegensi dengan Kemampuan Berpendapat, Bertanggung jawab dalam Pranata Sumber-sumber Masyarakat, serta Mengambil Keputusan Sendiri Intelegensi merupakan salah satu karakteristik kepemimpinan lokal yang efektif. Intelegensi yang dimiliki oleh seorang pemimpin diharapkan dapat memberdayakan suatu masyarakat. Hal ini juga berlaku pada pemimpin lokal seperti ketua Subak Kepaon untuk memberdayakan petaninya. Intelegensi ketua Subak Kepaon dalam penelitian ini dilihat melalui pengetahuannya terkait dengan Subak Kepaon. Selain itu akan dilihat juga bagaimana ketua Subak Kepaon dengan intelegensi yang dimiliki mampu memecahkan masalah yang dihadapi petani. Melalui hal yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat dilihat apakah intelegensi yang dimiliki ketua Subak Kepaon mampu memberdayakan petani Subak Kepaon. Berikut melalui tabel dibawah ini dijelaskan mengenai keterkaitan antara intelegensi dengan indikator pemberdayaan pada petani Subak Kepaon beserta variabel-variabelnya yaitu kemampuan berpendapat, bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber masyarakat, serta mengambil keputusan sendiri. 72 Tabel 31 Jumlah dan persentase intelegensi ketua Subak Kepaon Karakteristik kepemimpinan lokal yang efektif Kategori Jumlah Responden Orang Total Intelegensi ketua Subak Rendah 1 1.60 100.00 Sedang 34 54.80 Tinggi 27 43.50 Pada Tabel 31 dapat dilihat bahwa intelegensi ketua Subak Kepaon berada pada kategori sedang dengan persentase terbesar yaitu 54.80 persen. Hal ini menurut petani Subak Kepaon baik petani pemilik penggarap maupun petani penggarap. Pada tabel selanjutnya dapat dilihat juga mengenai persentase dari masing-masing indikator pemberdayaan masyarakat. Tabel 32 Jumlah dan persentase indikator pemberdayaan pada petani Subak Kepaon Indikator pemberdayaan masyarakat Kategori Jumlah Responden Orang Total Kemampuan berpendapat Rendah 32 51.60 100.00 Sedang 24 38.70 Tinggi 6 9.70 Bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber masyarakat Rendah 23 37.10 100.00 Sedang 39 62.90 Tinggi - - Mengambil keputusan sendiri Rendah 5 8.10 100.00 Sedang 54 87.10 Tinggi 3 4.80 Pada Tabel 32 dapat dilihat bahwa indikator pemberdayaan masyarakat berada pada kategori rendah dan sedang. Hal itu terlihat pada variabel indikator pemberdayaan masyarakat yaitu kemampuan berpendapat yang memiliki kategori rendah. Sementara indikator pemberdayaan masyarakat seperti bertanggung jawab dalam pranata dan sumber-sumber masyarakat serta mengambil keputusan sendiri berada pada kategori sedang. Selanjutnya pada tabel berikut dapat dilihat hubungan antara intelegensi ketua Subak Kepaon dengan indikator pemberdayaan masyarakat. 73 Tabel 33 Hubungan intelegensi ketua Subak Kepaon dengan indikator pemberdayaan masyarakat Intelegensi ketua Subak Kemampuan berpendapat Rendah Sedang Tinggi Jumlah n n n n Rendah 1 100 1 100 Sedang 21 58.83 12 35.29 2 5.88 34 100 Tinggi 10 37.04 13 48.15 4 14.81 27 100 Intelegensi ketua Subak Bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber masyarakat Rendah Sedang Tinggi Jumlah n n n n Rendah 1 100 1 100 Sedang 14 41.18 20 58.82 0 0 34 100 Tinggi 8 29.63 19 70.37 27 100 Intelegensi ketua Subak Mengambil keputusan sendiri Rendah Sedang Tinggi Jumlah n n n n Rendah 1 100 1 100 Sedang 3 8.82 29 85.29 2 5.89 34 100 Tinggi 2 7.41 24 88.89 1 3.70 27 100 Sesuai dengan Tabel 33 diatas dapat dilihat bahwa intelegensi yang dimiliki oleh ketua Subak Kepaon berada pada kategori sedang. Adapun secara rinci dapat dilihat bahwa persentase pengetahuan ketua Subak Kepaon dengan kemampuan berpendapat 58.83 persen, bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber masyarakat 58.82 persen, dan mengambil keputusan sendiri 85.29 persen. Melalui persentase terlihat bahwa intelegensi ketua Subak Kepaon terhadap pemberdayaan petani Subak Kepaon seperti kemampuan berpendapat memiliki persentase terendah. Sementara indikator pemberdayaan masyarakat seperti bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber masyarakat maupun mengambil keputusan sendiri berada pada kategori sedang. Intelegensi ketua Subak Kepaon yang berada pada kategori sedang jelas tidak berpengaruh pada pemberdayaan petani Subak Kepaon. Intelegensi yang dimiliki ketua Subak Kepaon belum cukup untuk dapat memberdayakan petani Subak Kepaon. Untuk memberdayakan petani Subak Kepaon tidak hanya cukup memiliki intelegensi mengenai subak saja. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut melalui tabel dibawah ini. Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan intelegensi dengan indikator pemberdayaan masyarakat dapat dilihat pada tabel uji korelasi Rank Spearman dibawah ini. 74 Tabel 34 Hasil uji korelasi Rank Spearman intelegensi dengan indikator pemberdayaan dan variabel-variabelnya Indikator Pemberdayaan Masyarakat Koefisien korelasi Sig. 2-tailed Keterangan Kemampuan Berpendapat 0.276 0.030 Berhubungan Bertanggung jawab dalam Pranata Sumber-sumber Masyarakat 0.156 0.226 Tidak berhubungan Mengambil Keputusan Sendiri -0.012 0.924 Tidak berhubungan Sumber: Lampiran 28, Lampiran 29, Lampiran 30. Berdasarkan Tabel 34, nilai signifikansi antara intelegensi dengan indikator pemberdayaan masyarakat, lebih besar dari nilai α 0.05. Oleh sebab itu, keputusan yang diambil adalah terima H0 atau tolak H1. Hal ini berarti bahwa intelegensi tidak berhubungan dengan indikator pemberdayaan masyarakat. Sesuai dengan tabel diatas maka terlihat intelegensi tidak berkaitan dengan bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber masyarakat serta mengambil keputusan sendiri. Tidak adanya kaitan intelegensi dengan bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber masyarakat serta mengambil keputusan sendiri disebabkan oleh beberapa faktor. Petani pemilik penggarap maupun petani penggarap pada Subak Kepaon mengatakan bahwa mereka bertanggung jawab dalam pranata berupa awig-awig tanpa dipengaruhi oleh intelegensi ketua Subak Kepaon. Awig-awig sudah merupakan bagian dari petani Subak Kepaon dalam hal bertani dan bertingkah laku. Intelegensi yang dimiliki oleh ketua Subak Kepaon dinilai tidak memiliki keterkaitan akan tanggung jawab petani dalam mematuhi awig-awig. Apabila ketua Subak Kepaon tidak memiliki cukup intelegensi maka hal ini tidak menjadi alasan bagi petani Subak Kepaon tidak bertanggung jawab dalam pranata dan sumber-sumber masyarakat. Ditambah lagi intelegensi yang dimiliki ketua Subak Kepaon tidak mendorong petani Subak Kepaon dapat mengambil keputusan sendiri. Hal ini disebabkan oleh petani Subak Kepaon yang enggan untuk mengambil keputusan sendiri jika hal itu tidak sesuai dengan aturan yang sudah disepakati. Selain itu, menurut petani pemilik penggarap maupun petani penggarap bahwa sebenarnya mengambil keputusan sendiri dalam bertani selaku petani Subak Kepaon tidak terlalu penting. Adapun penyebab dari pendapat petani Subak Kepaon demikian adalah bahwa awig-awig yang ada sudah mengatur bagaimana seharusnya bertingkah laku. Apabila hal ini yang mendasari untuk mengambil keputusan demi kebaikan sendiri dinilai kurang menjaga keselaran antar petani Subak Kepaon lainnya. Hasil berbeda ditunjukkan oleh nilai signifikasi antara intelegensi dengan kemampuan berpendapat yang lebih kecil dari nilai α 0.05, yaitu sebesar 0.030. Keputusan yang diambil dari hasil tersebut adalah tolak H0 atau terima H1, yang 75 berarti bahwa terdapat hubungan antara intelegensi dengan kemampuan berpendapat. Intelegensi yang dimiliki oleh ketua Subak Kepaon mengenai pengetahuan akan subak membuat petani Subak Kepaon memiliki kemampuan dalam berpendapat. Petani Subak Kepaon ketika mengalami masalah terkait dengan pengairan sawah, pupuk, benih, bahkan hasil panen tidak segan untuk bertanya kepada ketua Subak Kepaon. Disamping itu, beberapa petani Subak Kepaon yang ikut serta dalam rapat saat membahas masalah Subak atau pertanian petani Subak Kepaon mau untuk menyampaikan pendapat. Sekalipun intelegensi ketua Subak Kepaon berkaitan dengan kemampuan berpendapat petani Subak Kepaon namun adanya perbedaan yang ditemui pada petani Subak Kepaon. Adanya perbedaan itu dikarenakan saling atau tidaknya berinteraksi maupun mengenal karakteristik ketua Subak Kepaon dengan baik. Adanya perbedaan pendapat mengenai intelegensi ketua Subak Kepaon oleh petani pemilik penggarap dan petani penggarap dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Melalui tabel dibawah ini dapat dilihat bagaimana persentase menurut petani pemilik penggarap maupun petani penggarap terkait dengan intelegensi ketua Subak Kepaon. Pada tabel dengan jelas terlihat bagaimana penilaian akan intelegensi ketua Subak Kepaon oleh petani Subak Kepaon. Gambar 7 Jumlah dan persentase intelegensi ketua Subak Kepaon menurut petani Subak Kepaon di Bali 76 Dari Gambar 7 terlihat bahwa persentase intelegensi tertinggi berada pada 43.55 persen. Selanjutnya persentase intelegensi ketua Subak Kepaon pada kategori sedang sebesar 54.84 persen. Sementara persentase intelegensi ketua Subak Kepaon pada kategori rendah sebesar 1.61 persen. Terlihat jelas pada gambar bahwa intelegensi ketua Subak Kepaon berada pada ketegori tinggi menurut petani penggarap sedangkan menurut petani pemilik penggarap berada pada kategori rendah. Adanya perbedaan penilaian intelegensi menurut petani Subak Kepaon disebabkan oleh beberapa faktor. Petani pemilik penggarap beranggapan bahwa intelegensi untuk memimpin Subak Kepaon sudah cukup baik, namun disisi lain perlunya memiliki pengetahuan lainnya. Hal ini diharapkan demi kemajuan dan keberlanjutan Subak Kepaon. Adapun intelegensi dalam bidang lain menurut petani pemilik penggarap yaitu mengenai perundang- undangan yang mengatur tentang jalur untuk Subak. Hal ini mengingat semakin seringnya jalur Subak digunakan untuk kegiatan industri bukan untuk pertanian. Tentu saja hal ini sangat berkaitan dengan kehidupan petani Subak. Maka dari itu tidak heran bahwa intelegensi yang dimiliki ketua Subak Kepaon menurut petani pemilik penggarap kebanyakan yaitu sedang. Disisi lain menurut petani penggarap bahwa intelegensi ketua Subak Kepaon sudah sangat baik. Hal ini diungkapkan petani penggarap bahwa intelegensi ketua Subak Kepaon mengenai Subak Kepaon sudah baik terutama dalam hal memperhatikan petani Subak Kepaon. Adapun bentuk dari intelegensi yang dimiliki ketua Subak Kepaon menurut petani penggarap yaitu memahami dengan jelas seluk beluk irigasi pada setiap munduk, pola tanam setiap munduk, dan waktu yang terbaik dengan sistem kalender Bali. Maka dari itu menurut petani penggarap yang juga sering berinteraksi dengan ketua Subak Kepaon hal ini sudah cukup baik. Sementara menurut petani pemilik penggarap sendiri bahwa intelegensi yang dimiliki ketua Subak Kepaon belum sepenuhnya dapat memberdayakan petani. Hal ini diutarakan petani pemilik penggarap bahwa menangani masalah pupuk saja dan pencarian traktor untuk memulai menanam padi belum dapat diatasi dengan baik. Jadi menurut petani pemilik penggarap intelegensi ketua Subak Kepaon belum sepenuhnya mampu memberdayakan petani untuk menghasilkan panen yang lebih baik. Masalah pengairan dan pola tanam yang diketahui oleh ketua Subak Kepaon menurut petani pemilik penggarap tidak lantas mampu membuat petani lebih berdaya. Jadi jelas bahwa intelegensi ketua Subak Kepaon hanya mampu membuat petani Subak Kepaon berdaya dalam hal berpendapat. Adapun yang berdaya dalam berpendapat yaitu hanya petani penggarap yang sering bertemu dengan ketua Subak Kepaon sementara menurut petani pemilik penggarap mereka sama sekali masih kurang berdaya. Maka dari itu apabila menurut indikator pemberdayaan pada petani Subak Kepaon dapat dikatakan bahwa intelegensi yang dimiliki ketua Subak Kepaon belum mampu memberdayakan petani Subak Kepaon. 77 Hubungan Kemampuan Berkomunikasi dengan Kemampuan Berpendapat, Bertanggung jawab dalam Pranata Sumber-sumber Masyarakat, serta Mengambil Keputusan Sendiri Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu karakteristik kepemimpinan lokal yang efektif. Seorang pemimpin perlu untuk memiliki kemampuan berkomunikasi demi mencapai tujuan dari organisasi atau kelompoknya. Apabila tujuan dari organisasi atau kelompok sudah dapat tercapai tentu hal ini akan mempengaruhi keberdayaan anggota atau bawahannya. Hal yang serupa juga terjadi pada organisasi tradisional seperti Subak Kepaon. Kemampuan berkomunikasi dalam penelitian ini dapat dilihat dari kemampuannya berpikir, berbicara, menulis, bahkan membaca nantinya akan menjadi penilaian dalam kemampuan berkomunikasi ketua Subak Kepaon. Berikut dijelaskan mengenai keterkaitan antara kemampuan berkomunikasi ketua Subak Kepaon dengan indikator pemberdayaan masyarakat pada tabel frekuensi dan tabel tabulasi silang. Tabel 35 Jumlah dan persentase kemampuan berkomunikasi ketua Subak Kepaon Karakteristik kepemimpinan lokal yang efektif Kategori Jumlah Responden Orang Total Kemampuan berkomunikasi ketua Subak Rendah - - 100.00 Sedang 53 85.50 Tinggi 9 14.50 Pada Tabel 35 dapat dilihat bahwa kemampuan berkomunikasi ketua Subak Kepaon berada pada kategori sedang dengan persentase terbesar yaitu 85.50 persen. Hal ini sesuai dengan penilaian petani Subak Kepaon baik petani pemilik penggarap maupun petani penggarap. Pada tabel berikutnya dapat dilihat juga persentase dari masing-masing indikator pemberdayaan masyarakat. 78 Tabel 36 Jumlah dan persentase indikator pemberdayaan pada petani Subak Kepaon Indikator pemberdayaan masyarakat Kategori Jumlah Responden Orang Total Kemampuan berpendapat Rendah 32 51.60 100.00 Sedang 24 38.70 Tinggi 6 9.70 Bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber masyarakat Rendah 23 37.10 100.00 Sedang 39 62.90 Tinggi - - Mengambil keputusan sendiri Rendah 5 8.10 100.00 Sedang 54 87.10 Tinggi 3 4.80 Pada Tabel 36 dapat dilihat indikator pemberdayaan masyarakat berada pada kategori rendah dan sedang. Hal itu sesuai dengan indikator pemberdayaan seperti kemampuan berpendapat. Sementara indikator pemberdayan masyarakat seperti bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber masyarakat serta mengambil keputusan sendiri termasuk pada kategori sedang. Selanjutnya pada tabel tabulasi silang terlihat hubungan antara kemampuan berkomunikasi dengan indikator pemberdayaan masyarakat. 79 Tabel 37 Hubungan kemampuan berkomunikasi ketua Subak Kepaon dengan indikator pemberdayaan masyarakat Kemampuan berkomunikasi ketua Subak Kemampuan berpendapat Rendah Sedang Tinggi Jumlah n n n n Rendah 0 Sedang 26 49.06 21 39.62 6 11.32 53 100 Tinggi 6 66.67 3 33.33 9 100 Kemampuan berkomunikasi ketua Subak Bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber masyarakat Rendah Sedang Tinggi Jumlah n n n n Rendah Sedang 21

39.62 32 60.38 0 0 53 100