68 Tabel 29 Hubungan keterampilan ketua Subak Kepaon dengan indikator
pemberdayaan masyarakat Keterampilan
ketua Subak Kemampuan berpendapat
Rendah Sedang
Tinggi Jumlah
n n n n
Rendah 3 50
2 33.33
1 16.67
6 100
Sedang 25
55.56 18
40 2 4.44 45 100
Tinggi 4
36.36 4
36.36 3
27.28 11
100 Keterampilan
ketua Subak Bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber
masyarakat Rendah Sedang Tinggi Jumlah
n n
n n
Rendah 2
33.33 4
16.67 6
100 Sedang
18 40
27 60 0 0 45 100
Tinggi 3 27.27 8 72.73 0
0 11 100 Keterampilan
ketua Subak Mengambil keputusan sendiri
Rendah Sedang
Tinggi Jumlah
n n n n
Rendah 6
100 6
100 Sedang
5 11.11 38 84.44
2 4.45
45 100
Tinggi 10
90.91 1
9.09 11
100
Sesuai dengan Tabel 29 diatas dapat dilihat bahwa keterampilan ketua Subak Kepaon berada pada kategori sedang. Sementara indikator pemberdayaan
masyarakat berada pada kategori sedang dan rendah. Keterampilan ketua Subak Kepaon dalam menangani masalah Subak Kepaon tidak lantas membuat petani
Subak Kepaon menjadi lebih berdaya. Pada tabel terlihat jelas bahwa petani Subak Kepaon dengan keterampilan yang sedang jelas tidak membuat petani
Subak Kepaon menjadi memiliki kemampuan berpendapat. Pengetahuan yang tinggi saja tidak mampu membuat petani Subak Kepaon menjadi lebih berdaya
dalam hal kemampuan berpendapat. Demikian juga halnya dengan keterampilan yang sedang tentu tidak berdampak pada kemampuan pendapat petani Subak
Kepaon. Untuk lebih jelasnya terkait dengan hubungan keterampilan ketua Subak Kepaon dengan indikator pemberdayaan masyarakat pada petani Subak Kepaon
dapat dilihat pada tabel hasil uji korelasi Rank Spearman dibawah ini.
69 Tabel 30 Hasil uji korelasi Rank Spearman keterampilan dengan indikator
pemberdayaan masyarakat dan variabel-variabelnya Indikator Pemberdayaan
Masyarakat Koefisien
korelasi Sig. 2-tailed
Keterangan Kemampuan Berpendapat
0.149 0.247 Tidak
berhubungan Bertanggung jawab dalam
Pranata Sumber-sumber Masyarakat
0.056 0.663 Tidak
berhubungan Mengambil keputusan
sendiri 0.107 0.409
Tidak berhubungan
Sumber: Lampiran 22, Lampiran 23, Lampiran 24.
Berdasarkan Tabel 30, nilai signifikansi antara keterampilan dengan indikator pemberdayaan masyarakat, lebih besar dari nilai
α 0.05. Oleh sebab itu, keputusan yang diambil adalah terima H0 atau tolak H1. Hal ini berarti bahwa
keterampilan tidak berhubungan dengan indikator pemberdayaan masyarakat. Keterampilan tidak memiliki hubungan dengan indikator pemberdayaan
masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun beberapa faktornya yaitu keterampilan dalam hal mendengarkan pendapat petani belum sepenuhnya baik.
Hal ini dikarenakan ketua Subak Kepaon di beberapa kondisi lebih menggunakan perasaan. Misalnya saja, mudah marah ketika ada masalah yang seharusnya tidak
terjadi. Petani pemilik penggarap dan penggarap mengutarakan bahwa ketua Subak Kepaon akan sangat marah ketika ada petani yang melanggar aturan
kesepakatan dalam hal menanam padi. Tidak heran kalau petani Subak Kepaon terkadang enggan untuk menyampaikan pendapatnya ketika suasana hati ketua
Subak Kepaon sedang marah. Disisi lain, mengenai hal bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber masyarakat petani Subak Kepaon cenderung
melakukannya tanpa paksaan.
Keterampilan ketua Subak Kepaon untuk membina hubungan yang baik dengan siapa saja tidak ada kaitannya dengan bertanggung jawab dalam pranata
dan sumber-sumber masyarakat. Petani Subak Kepaon bertanggung jawab dalam pranata dan sumber-sumber masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun
faktornya yaitu pranata berupa awig-awig dan sumber-sumber masyarakat yang digunakan oleh petani Subak Kepaon sudah menjadi bagian dari Subak itu sendiri.
Apabila hal itu tidak dipatuhi sebagaimana mestinya maka pada akhirnya akan memberi kerugian tersendiri bagi petani Subak Kepaon. Selain itu, awig-awig dan
sumber-sumber masyarakat memberikan keuntungan bagi hasil panen petani dan tentunya menjaga keharmonisan diantara petani juga.
Petani Subak Kepaon dalam hal mengambil keputusan sendiri juga cenderung tanpa ditentukan oleh keterampilan ketua Subak Kepaon. Kemampuan
ketua Subak Kepaon yang mampu berteman dengan siapa saja tidak mampu membuat petani Subak Kepaon mau mengambil keputusan sendiri. Mengambil
keputusan sendiri demi kebaikan dalam bertani dinilai kurang begitu bermanfaat
70 oleh petani Subak Kepaon. Petani pemilik penggarap maupun petani penggarap
mengatakan bahwa bagi mereka agar dapat mengambil keputusan sendiri maka perlu diberikannya kesempatan. Kesempatan dalam hal ini yaitu kepercayaan
yang ditunjukkan oleh ketua Subak Kepaon bagi petani Subak Kepaon dalam hal bertani. Kepercayaan itu sendiri dapat diwujudkan melalui sebuah tindakan yaitu
dengan membiarkan petani Subak Kepaon untuk memilih waktu yang tepat untuk menanam padi.
Tindakan dalam memberi kepercayaan tentunya dibarengi dengan pengarahan bagaimana baiknya dalam menentukan waktu yang tepat untuk
membuat benih maupun menanamnya sesuai dengan kalender Bali. Ternyata hal ini masih sulit untuk dilakukan oleh petani Subak Kepaon sendiri mengingat
faktor resiko yang akan muncul dan keengganan untuk lebih dahulu daripada orang lain. Selain hal itu sudah tidak sesuai dengan peraturan yang disepakati juga
mempengaruhi hasil panen petani Subak Kepaon. Sesuai dengan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan ketua Subak Kepaon tidak ada
kaitannya dengan ciri-ciri berdayanya petani Subak Kepaon. Maka dapat dikatakan bahwa dari ketiga variabel aspek kepemimpinan tidak ada satupun yang
memiliki korelasi dengan indikator pemberdayaan masyarakat. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan nyata antara aspek kepemimpinan
dengan indikator pemberdayaan pada petani Subak Kepaon.
71
KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN LOKAL YANG EFEKTIF DALAM PEMBERDAYAAN
PETANI SUBAK DI BALI
Bab ini membahas karakteristik kepemimpinan lokal yang efektif. Karakteristik pemimpin lokal yang efektif tentunya merupakan hal yang
diinginkan oleh masyarakat yang dipimpin. Seorang pemimpin dengan karakteristik yang dimilikinya mampu membuat masyarakat lebih berdaya
merupakan karakteristik seorang pemimpin yang efektif. Karakteristik kepemimpinan lokal yang efektif pada bab ini terdiri dari intelegensi, kemampuan
berkomunikasi, dan keteladanan.
Hubungan antara karakteristik kepemimpinan lokal yang efektif dan indikator pemberdayaan masyarakat dianalisis melalui uji korelasi Rank
Spearman . Pada penelitian ini, tingkat signifikasi atau probabilitas yang
digunakan sebesar 5 persen. Apabila nilai signifikansi Sig. 2-tailed dari 0.05, maka keputusan yang digunakan adalah tolak H0 atau terima H1. Hal ini dapat
diartikan bahwa terdapat hubungan antara karakteristik kepemimpinan lokal yang efektif pada ketua Subak Kepaon dengan indikator pemberdayaan pada petani
Subak Kepaon. Sebaliknya, tidak terdapat hubungan antara karakteristik kepemimpinan lokal yang efektif dengan indikator pemberdayaan apabila sig. 2-
tailed
dari 0.05. Secara statistik, hal tersebut berarti terima H0 atau tolak H1. Sebelumnya, yang dimaksud dengan H0 adalah tidak ada korelasi, sedangkan
yang dimaksud dengan H1 adalah ada korelasi
.
Hubungan Intelegensi dengan Kemampuan Berpendapat, Bertanggung jawab dalam Pranata Sumber-sumber Masyarakat,
serta Mengambil Keputusan Sendiri
Intelegensi merupakan salah satu karakteristik kepemimpinan lokal yang efektif. Intelegensi yang dimiliki oleh seorang pemimpin diharapkan dapat
memberdayakan suatu masyarakat. Hal ini juga berlaku pada pemimpin lokal seperti ketua Subak Kepaon untuk memberdayakan petaninya. Intelegensi ketua
Subak Kepaon dalam penelitian ini dilihat melalui pengetahuannya terkait dengan Subak Kepaon. Selain itu akan dilihat juga bagaimana ketua Subak Kepaon
dengan intelegensi yang dimiliki mampu memecahkan masalah yang dihadapi petani. Melalui hal yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat dilihat apakah
intelegensi yang dimiliki ketua Subak Kepaon mampu memberdayakan petani Subak Kepaon. Berikut melalui tabel dibawah ini dijelaskan mengenai keterkaitan
antara intelegensi dengan indikator pemberdayaan pada petani Subak Kepaon beserta variabel-variabelnya yaitu kemampuan berpendapat, bertanggung jawab
dalam pranata sumber-sumber masyarakat, serta mengambil keputusan sendiri.
72 Tabel 31 Jumlah dan persentase intelegensi ketua Subak Kepaon
Karakteristik kepemimpinan lokal yang efektif
Kategori Jumlah Responden
Orang Total
Intelegensi ketua Subak Rendah
1 1.60
100.00 Sedang
34 54.80 Tinggi
27 43.50
Pada Tabel 31 dapat dilihat bahwa intelegensi ketua Subak Kepaon berada pada kategori sedang dengan persentase terbesar yaitu 54.80 persen. Hal ini
menurut petani Subak Kepaon baik petani pemilik penggarap maupun petani penggarap. Pada tabel selanjutnya dapat dilihat juga mengenai persentase dari
masing-masing indikator pemberdayaan masyarakat. Tabel 32 Jumlah dan persentase indikator pemberdayaan pada petani Subak
Kepaon
Indikator pemberdayaan masyarakat
Kategori Jumlah Responden
Orang Total
Kemampuan berpendapat Rendah
32 51.60 100.00
Sedang 24
38.70 Tinggi
6 9.70
Bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber
masyarakat Rendah
23 37.10
100.00 Sedang
39 62.90 Tinggi
- -
Mengambil keputusan sendiri
Rendah 5
8.10 100.00
Sedang 54 87.10
Tinggi 3
4.80
Pada Tabel 32 dapat dilihat bahwa indikator pemberdayaan masyarakat berada pada kategori rendah dan sedang. Hal itu terlihat pada variabel indikator
pemberdayaan masyarakat yaitu kemampuan berpendapat yang memiliki kategori rendah. Sementara indikator pemberdayaan masyarakat seperti bertanggung jawab
dalam pranata dan sumber-sumber masyarakat serta mengambil keputusan sendiri berada pada kategori sedang. Selanjutnya pada tabel berikut dapat dilihat
hubungan antara intelegensi ketua Subak Kepaon dengan indikator pemberdayaan masyarakat.
73 Tabel 33 Hubungan intelegensi ketua Subak Kepaon dengan indikator
pemberdayaan masyarakat
Intelegensi ketua Subak
Kemampuan berpendapat Rendah
Sedang Tinggi
Jumlah n n n
n Rendah
1 100
1 100
Sedang 21 58.83
12 35.29
2 5.88
34 100
Tinggi 10 37.04 13 48.15 4 14.81 27 100
Intelegensi ketua Subak
Bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber masyarakat
Rendah Sedang Tinggi Jumlah n
n n n Rendah
1 100
1 100
Sedang 14
41.18
20 58.82 0 0 34 100
Tinggi 8
29.63 19
70.37 27
100 Intelegensi
ketua Subak Mengambil keputusan sendiri
Rendah Sedang Tinggi
Jumlah n n n n
Rendah 1
100 1
100 Sedang
3 8.82 29 85.29
2 5.89
34 100 Tinggi
2 7.41 24
88.89 1
3.70 27
100
Sesuai dengan Tabel 33 diatas dapat dilihat bahwa intelegensi yang dimiliki oleh ketua Subak Kepaon berada pada kategori sedang. Adapun secara rinci dapat
dilihat bahwa persentase pengetahuan ketua Subak Kepaon dengan kemampuan berpendapat 58.83 persen, bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber
masyarakat 58.82 persen, dan mengambil keputusan sendiri 85.29 persen. Melalui persentase terlihat bahwa intelegensi ketua Subak Kepaon terhadap pemberdayaan
petani Subak Kepaon seperti kemampuan berpendapat memiliki persentase terendah. Sementara indikator pemberdayaan masyarakat seperti bertanggung
jawab dalam pranata sumber-sumber masyarakat maupun mengambil keputusan sendiri berada pada kategori sedang. Intelegensi ketua Subak Kepaon
yang berada pada kategori sedang jelas tidak berpengaruh pada pemberdayaan petani Subak Kepaon. Intelegensi yang dimiliki ketua Subak Kepaon belum cukup
untuk dapat memberdayakan petani Subak Kepaon. Untuk memberdayakan petani Subak Kepaon tidak hanya cukup memiliki intelegensi mengenai subak saja. Hal
ini akan dijelaskan lebih lanjut melalui tabel dibawah ini. Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan intelegensi dengan indikator pemberdayaan masyarakat dapat
dilihat pada tabel uji korelasi Rank Spearman dibawah ini.
74 Tabel 34 Hasil uji korelasi Rank Spearman intelegensi dengan indikator
pemberdayaan dan variabel-variabelnya Indikator Pemberdayaan
Masyarakat Koefisien
korelasi Sig. 2-tailed
Keterangan Kemampuan Berpendapat
0.276 0.030 Berhubungan
Bertanggung jawab dalam Pranata Sumber-sumber
Masyarakat 0.156 0.226
Tidak berhubungan
Mengambil Keputusan Sendiri
-0.012 0.924 Tidak
berhubungan
Sumber: Lampiran 28, Lampiran 29, Lampiran 30.
Berdasarkan Tabel 34, nilai signifikansi antara intelegensi dengan indikator pemberdayaan masyarakat, lebih besar dari nilai
α 0.05. Oleh sebab itu, keputusan yang diambil adalah terima H0 atau tolak H1. Hal ini berarti bahwa
intelegensi tidak berhubungan dengan indikator pemberdayaan masyarakat. Sesuai dengan tabel diatas maka terlihat intelegensi tidak berkaitan dengan bertanggung
jawab dalam pranata sumber-sumber masyarakat serta mengambil keputusan sendiri. Tidak adanya kaitan intelegensi dengan bertanggung jawab dalam pranata
sumber-sumber masyarakat serta mengambil keputusan sendiri disebabkan oleh beberapa faktor.
Petani pemilik penggarap maupun petani penggarap pada Subak Kepaon mengatakan bahwa mereka bertanggung jawab dalam pranata berupa awig-awig
tanpa dipengaruhi oleh intelegensi ketua Subak Kepaon. Awig-awig sudah merupakan bagian dari petani Subak Kepaon dalam hal bertani dan bertingkah
laku. Intelegensi yang dimiliki oleh ketua Subak Kepaon dinilai tidak memiliki keterkaitan akan tanggung jawab petani dalam mematuhi awig-awig. Apabila
ketua Subak Kepaon tidak memiliki cukup intelegensi maka hal ini tidak menjadi alasan bagi petani Subak Kepaon tidak bertanggung jawab dalam pranata dan
sumber-sumber masyarakat.
Ditambah lagi intelegensi yang dimiliki ketua Subak Kepaon tidak mendorong petani Subak Kepaon dapat mengambil keputusan sendiri. Hal ini
disebabkan oleh petani Subak Kepaon yang enggan untuk mengambil keputusan sendiri jika hal itu tidak sesuai dengan aturan yang sudah disepakati. Selain itu,
menurut petani pemilik penggarap maupun petani penggarap bahwa sebenarnya mengambil keputusan sendiri dalam bertani selaku petani Subak Kepaon tidak
terlalu penting. Adapun penyebab dari pendapat petani Subak Kepaon demikian adalah bahwa awig-awig yang ada sudah mengatur bagaimana seharusnya
bertingkah laku. Apabila hal ini yang mendasari untuk mengambil keputusan demi kebaikan sendiri dinilai kurang menjaga keselaran antar petani Subak
Kepaon lainnya.
Hasil berbeda ditunjukkan oleh nilai signifikasi antara intelegensi dengan kemampuan berpendapat yang lebih kecil dari nilai
α 0.05, yaitu sebesar 0.030. Keputusan yang diambil dari hasil tersebut adalah tolak H0 atau terima H1, yang
75 berarti bahwa terdapat hubungan antara intelegensi dengan kemampuan
berpendapat. Intelegensi yang dimiliki oleh ketua Subak Kepaon mengenai pengetahuan akan subak membuat petani Subak Kepaon memiliki kemampuan
dalam berpendapat. Petani Subak Kepaon ketika mengalami masalah terkait dengan pengairan sawah, pupuk, benih, bahkan hasil panen tidak segan untuk
bertanya kepada ketua Subak Kepaon. Disamping itu, beberapa petani Subak Kepaon yang ikut serta dalam rapat saat membahas masalah Subak atau pertanian
petani Subak Kepaon mau untuk menyampaikan pendapat. Sekalipun intelegensi ketua Subak Kepaon berkaitan dengan kemampuan berpendapat petani Subak
Kepaon namun adanya perbedaan yang ditemui pada petani Subak Kepaon.
Adanya perbedaan itu dikarenakan saling atau tidaknya berinteraksi maupun mengenal karakteristik ketua Subak Kepaon dengan baik. Adanya perbedaan
pendapat mengenai intelegensi ketua Subak Kepaon oleh petani pemilik penggarap dan petani penggarap dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Melalui
tabel dibawah ini dapat dilihat bagaimana persentase menurut petani pemilik penggarap maupun petani penggarap terkait dengan intelegensi ketua Subak
Kepaon. Pada tabel dengan jelas terlihat bagaimana penilaian akan intelegensi ketua Subak Kepaon oleh petani Subak Kepaon.
Gambar 7 Jumlah dan persentase intelegensi ketua Subak Kepaon menurut petani Subak Kepaon di Bali
76 Dari Gambar 7 terlihat bahwa persentase intelegensi tertinggi berada pada
43.55 persen. Selanjutnya persentase intelegensi ketua Subak Kepaon pada kategori sedang sebesar 54.84 persen. Sementara persentase intelegensi ketua
Subak Kepaon pada kategori rendah sebesar 1.61 persen. Terlihat jelas pada gambar bahwa intelegensi ketua Subak Kepaon berada pada ketegori tinggi
menurut petani penggarap sedangkan menurut petani pemilik penggarap berada pada kategori rendah. Adanya perbedaan penilaian intelegensi menurut petani
Subak Kepaon disebabkan oleh beberapa faktor. Petani pemilik penggarap beranggapan bahwa intelegensi untuk memimpin Subak Kepaon sudah cukup
baik, namun disisi lain perlunya memiliki pengetahuan lainnya. Hal ini diharapkan demi kemajuan dan keberlanjutan Subak Kepaon. Adapun intelegensi
dalam bidang lain menurut petani pemilik penggarap yaitu mengenai perundang- undangan yang mengatur tentang jalur untuk Subak. Hal ini mengingat semakin
seringnya jalur Subak digunakan untuk kegiatan industri bukan untuk pertanian. Tentu saja hal ini sangat berkaitan dengan kehidupan petani Subak. Maka dari itu
tidak heran bahwa intelegensi yang dimiliki ketua Subak Kepaon menurut petani pemilik penggarap kebanyakan yaitu sedang.
Disisi lain menurut petani penggarap bahwa intelegensi ketua Subak Kepaon sudah sangat baik. Hal ini diungkapkan petani penggarap bahwa intelegensi ketua
Subak Kepaon mengenai Subak Kepaon sudah baik terutama dalam hal memperhatikan petani Subak Kepaon. Adapun bentuk dari intelegensi yang
dimiliki ketua Subak Kepaon menurut petani penggarap yaitu memahami dengan jelas seluk beluk irigasi pada setiap munduk, pola tanam setiap munduk, dan
waktu yang terbaik dengan sistem kalender Bali. Maka dari itu menurut petani penggarap yang juga sering berinteraksi dengan ketua Subak Kepaon hal ini sudah
cukup baik. Sementara menurut petani pemilik penggarap sendiri bahwa intelegensi yang dimiliki ketua Subak Kepaon belum sepenuhnya dapat
memberdayakan petani. Hal ini diutarakan petani pemilik penggarap bahwa menangani masalah pupuk saja dan pencarian traktor untuk memulai menanam
padi belum dapat diatasi dengan baik. Jadi menurut petani pemilik penggarap intelegensi ketua Subak Kepaon belum sepenuhnya mampu memberdayakan
petani untuk menghasilkan panen yang lebih baik. Masalah pengairan dan pola tanam yang diketahui oleh ketua Subak Kepaon menurut petani pemilik
penggarap tidak lantas mampu membuat petani lebih berdaya. Jadi jelas bahwa intelegensi ketua Subak Kepaon hanya mampu membuat petani Subak Kepaon
berdaya dalam hal berpendapat. Adapun yang berdaya dalam berpendapat yaitu hanya petani penggarap yang sering bertemu dengan ketua Subak Kepaon
sementara menurut petani pemilik penggarap mereka sama sekali masih kurang berdaya. Maka dari itu apabila menurut indikator pemberdayaan pada petani
Subak Kepaon dapat dikatakan bahwa intelegensi yang dimiliki ketua Subak Kepaon belum mampu memberdayakan petani Subak Kepaon.
77
Hubungan Kemampuan Berkomunikasi dengan Kemampuan Berpendapat, Bertanggung jawab dalam Pranata Sumber-sumber Masyarakat,
serta Mengambil Keputusan Sendiri
Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu karakteristik kepemimpinan lokal yang efektif. Seorang pemimpin perlu untuk memiliki
kemampuan berkomunikasi demi mencapai tujuan dari organisasi atau kelompoknya. Apabila tujuan dari organisasi atau kelompok sudah dapat tercapai
tentu hal ini akan mempengaruhi keberdayaan anggota atau bawahannya. Hal yang serupa juga terjadi pada organisasi tradisional seperti Subak Kepaon.
Kemampuan berkomunikasi dalam penelitian ini dapat dilihat dari kemampuannya berpikir, berbicara, menulis, bahkan membaca nantinya akan
menjadi penilaian dalam kemampuan berkomunikasi ketua Subak Kepaon. Berikut dijelaskan mengenai keterkaitan antara kemampuan berkomunikasi ketua
Subak Kepaon dengan indikator pemberdayaan masyarakat pada tabel frekuensi dan tabel tabulasi silang.
Tabel 35 Jumlah dan persentase kemampuan berkomunikasi ketua Subak Kepaon
Karakteristik kepemimpinan lokal yang efektif
Kategori Jumlah Responden
Orang Total
Kemampuan berkomunikasi ketua Subak
Rendah -
- 100.00
Sedang 53 85.50
Tinggi 9
14.50
Pada Tabel 35 dapat dilihat bahwa kemampuan berkomunikasi ketua Subak Kepaon berada pada kategori sedang dengan persentase terbesar yaitu
85.50 persen. Hal ini sesuai dengan penilaian petani Subak Kepaon baik petani pemilik penggarap maupun petani penggarap. Pada tabel berikutnya dapat dilihat
juga persentase dari masing-masing indikator pemberdayaan masyarakat.
78 Tabel 36 Jumlah dan persentase indikator pemberdayaan pada petani Subak
Kepaon Indikator pemberdayaan
masyarakat Kategori Jumlah
Responden Orang
Total
Kemampuan berpendapat Rendah
32 51.60 100.00
Sedang 24
38.70 Tinggi
6 9.70
Bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber
masyarakat Rendah
23 37.10
100.00 Sedang
39 62.90 Tinggi
- -
Mengambil keputusan sendiri
Rendah 5
8.10 100.00
Sedang 54 87.10
Tinggi 3
4.80
Pada Tabel 36 dapat dilihat indikator pemberdayaan masyarakat berada pada kategori rendah dan sedang. Hal itu sesuai dengan indikator pemberdayaan
seperti kemampuan berpendapat. Sementara indikator pemberdayan masyarakat seperti bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber masyarakat serta
mengambil keputusan sendiri termasuk pada kategori sedang. Selanjutnya pada tabel tabulasi silang terlihat hubungan antara kemampuan berkomunikasi dengan
indikator pemberdayaan masyarakat.
79 Tabel 37 Hubungan kemampuan berkomunikasi ketua Subak Kepaon dengan
indikator pemberdayaan masyarakat
Kemampuan berkomunikasi
ketua Subak Kemampuan berpendapat
Rendah Sedang
Tinggi Jumlah
n n
n n
Rendah 0 Sedang
26 49.06 21 39.62 6 11.32 53 100
Tinggi 6 66.67
3 33.33
9 100
Kemampuan berkomunikasi
ketua Subak Bertanggung jawab dalam pranata sumber-sumber
masyarakat Rendah
Sedang Tinggi Jumlah
n n n
n Rendah
Sedang 21
39.62 32 60.38 0 0 53 100