Kurva pF dan Distribusi Ukuran Pori

14 Lahan sawit memiliki nilai porositas tertinggi. Hal tersebut karena di sekitar lahan sawit terdapat sisa-sisa pelepah kelapa sawit yang menjadi sumbangan bahan organik yang cukup bagi tanah tersebut. Hal tersebut juga dapat membantu tanah dalam pembentukkan granul, memperbesar volume serta jumlah pori-pori tanah, dan cenderung menurunkan bobot isi. Seperti telah disebutkan di depan, C-organik lahan sawit tertinggi daripada lahan-lahan lainnya. Meskipun tidak terlalu berbeda dengan lahan kelapa sawit, lahan jeruk memiliki porositas diantara lahan sawit dan tegalan. Hal tersebut dikarenakan lahan jeruk masih mendapat suplai bahan organik dari rumput-rumput yang tumbuh diatasnya, dan serasah dari tanaman jeruk yang jatuh ke tanah. Sementara untuk lahan tegalan yang memiliki porositas terendah dapat disebabkan karena lahan tersebut diolah secara intensif. Seperti yang telah disebutkan, bahwa tanah tegalan mempunyai penutupan lahan yang sedikit, sehingga destrukturisasi oleh pukulan butir hujan sangat berpengaruh, hal tersebut menyebabkan rusaknya agregat-agregat tanah, dan hancurnya pori-pori tanah, atau dengan kata lain destrukturisasi pada lahan tegalan lebih cepat terjadi daripada lahan-lahan lainnya

4.1.2 Kurva pF dan Distribusi Ukuran Pori

Kurva pF atau yang biasa disebut sebagai kurva karakteristik kadar air tanah adalah kurva yang menggambarkan kondisi kadar air tanah pada berbagai hisapan matriks. Kurva pF berbagai penggunaan lahan dan kedalaman lapisan tanah disajikan pada Gambar 1. Dari Gambar 1 terlihat bahwa, secara umum pada pF 2,54 dan 4,2 lahan jeruk memiliki nilai kadar air lebih tinggi dibandingkan lahan-lahan lainnya. Hal tersebut menandakan bahwa lahan jeruk memiliki kadar air kapasitas lapang pF 2,54 dan kadar air titik layu permanen pF 4,2 yang lebih besar daripada lahan-lahan lainnya. Sebaliknya kadar air pada pF 1 dan pF 2, lahan jeruk secara umum lebih rendah daripada penggunaan lahan lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa lahan jeruk mempunyai pori mikro yang lebih dominan daripada pori makro, jika dibandingkan dengan penggunaan lahan lainnya. Air tersedia sering ditandai dengan keadaan air diantara kapasitas lapang pF 2,54 dengan kadar air titik layu permanen pF 4,2. Pada kisaran tersebut tanaman mudah mengabsorpsi air. Seperti yang dikemukakan oleh Soepardi 1983 bahwa, 15 agar air tersedia dan dapat diserap dan dimanfaatkan tanaman, air harus lebih banyak daripada air saat titik layu permanen. Kadar air pada berbagai pF dapat juga mengindikasikan distribusi pori tanah. Gambar 1. Kurva pF berbagai penggunaan lahan dan kedalaman tanah Distribusi Ukuran Pori Pori-pori tanah terbagi menjadi pori makro dan pori mikro. Pori makro biasa disebut sebagai pori drainase, yang terbagi menjadi beberapa kelas yaitu pori drainase sangat cepat yang diperoleh dari selisih antara porositas total dengan kadar air pada pF 1, pori drainase cepat selisih antara kadar air pada pF 1 dengan pF 2, dan pori drainase lambat selisih antara kadar air pada pF 2 dengan pF 2,54. Sementara untuk pori air tersedia adalah selisih antara pF 2,54 dengan pF 4,2. Distribusi ukuran pori ditampilkan pada Tabel 5. Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa lahan jeruk secara umum memiliki pori drainase sangat cepat tertinggi daripada lahan-lahan lainnya. Untuk pori drainase cepat, lahan tegalan memiliki nilai tertinggi daripada lahan-lahan lainnya. Pori air tersedia untuk masing-masing penggunaan lahan menunjukkan kondisi yang berbeda baik antar penggunaan lahan atau antar kedalaman lapisan tanah. 1 2 3 4 5 20 30 40 50 60 70 pF Kadar Air vv Kurva pF Berbagai Penggunaan Lahan Pada Kedalaman 0-10 cm Lahan sawit Lahan jeruk Lahan Tegalan porositas total 1 2 3 4 5 20 30 40 50 60 70 pF Kadar Air vv Kurva pF Berbagai Penggunaan Lahan Pada Kedalaman 10-30 cm Lahan sawit Lahan jeruk Lahan tegalan porositas total 1 2 3 4 5 20 30 40 50 60 70 pF Kadar Air vv Kurva pF Berbagai Penggunaan Lahan Pada Kedalamaan 30-50 cm Lahan sawit Lahan jeruk Lahan tegalan porositas total 16 Tabel 5. Distribusi ukuran pori tanah berbagai penggunaan lahan dan kedalaman Penggunaan lahan Kedalaman Pori drainase sangat cepat pori drainase cepat pori drainase lambat Pori air tersedia Pori air tidak tersedia ........................................ volume.......................................... Sawit 0-10 cm 5,90 2,08 4,43 19,62 33,92 10-30 cm 5,02 7,57 4,22 12,21 36,03 30-50 cm 7,95 3,61 7,96 6,98 37,06 Jeruk 0-10 cm 13,73 4,62 1,12 11,30 34,51 10-30 cm 9,22 1,68 1,03 12,53 38,87 30-50 cm 9,54 1,51 1,08 10,58 40,11 Tegalan 0-10 cm 7,13 11,02 2,60 11,79 31,40 10-30 cm 2,45 14,41 3,05 12,54 30,68 30-50 cm 1,53 13,33 3,23 9,61 34,04 Secara umum pori air tersedia menunjukkan penurunan dengan semakin dalamnya lapisan tanah. Pori air tersedia lahan sawit lebih tinggi daripada penggunaan lahan lainnya dengan pori air tersedia pada lapisan 0-10 cm yaitu 19,62, 12,21 pada lapisan 10-30 cm, dan 6,98 pada lapisan 30-50 cm. Sementara pori air tersedia untuk lahan jeruk dan tegalan adalah relatif sama.

4.1.3 Infiltrasi dan Permeabilitas