Dinamika Kadar Air Tanah

21 tanah. Berbeda dengan lahan sawit dan jeruk, untuk lahan tegalan, kadar air tanah secara umum berada di atas kapasitas lapang. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum kadar air lapisan atas pada lahan bervegetasi seperti lahan sawit dan jeruk lebih rendah daripada lahan tidak bervegetasai lahan tegalan. Hal tersebut dapat disebabkan karena air pada lapisan atas digunakan tanaman terlebih dahulu untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan evapotranspirasi. Lahan tegalan yang tidak bervegetasi cenderung memiliki kadar air tanah lapisan atas yang lebih tinggi karena air tersebut tidak dimanfaatkan secara langsung untuk kebutuhan tanaman. Faktor lain yang menyebabkan kadar air lahan bervegetasi lapisan atas lebih rendah dari lapisan bawah adalah pada lapisan atas jumlah akar tanaman lebih banyak sehingga air lebih cepat diserap tanaman. Pori drainase sangat cepat Tabel 5 dan permeabilitas Tabel 7 lahan tegalan menurun dengan semakin dalamnya lapisan tanah yang dapat mempengaruhi pergerakan air ke bawah. Air lebih tertahan di lapisan atas, sehingga kadar air tanah pada lapisan atas lebih tinggi daripada lapisan bawah.

4.3 Dinamika Kadar Air Tanah

Dinamika kadar air tanah ditetapkan dari kadar air selama tiga sampai delapan hari setelah hujan. Berikut ditampilkan Gambar 3 tanggal 3-8 Oktober yang menunjukkan kadar air tanah pada tiga sampai delapan hari setelah hujan pada berbagai penggunaan lahan serta kedalaman lapisan tanah. Terjadi variasi kadar air pada masing-masing kedalaman ataupun penggunaan lahan. Jumlah hujan yang terukur oleh penakar hujan dua hari sebelum pengamatan tanggal 29 September adalah 8,9 mm, dan satu hari sebelum pengamatan tanggal 30 September adalah 0,3 mm. Secara umum kadar air tanah pada tiga hari setelah hujan menunjukkan kondisi berada di bawah kapasitas lapang. Hal tersebut dapat disebabkan karena hujan yang terjadi sebelumnya relatif kecil sehingga sumbangan untuk air tanah tidak terlalu besar dan menyebabkan tidak semua pori tanah terisi oleh air. Meski sempat terjadi fluktuasi, namun secara umum, kadar air tanah dari hari ketiga hingga kedelapan setelah hujan mengalami penurunan. Penurunan 22 kadar air disebabkan karena tanaman terus mengambil air dari tanah untuk kebutuhan hidupnya sebagai evapotranspirasi. Tingginya kadar air tanah pada lapisan 30-50 cm disebabkan karena air pada lapisan tersebut masih dapat disimpan dan belum diuapkan sebagai evapotranspirasi. Tingginya kehilangan air di lapisan atas dapat juga disebabkan oleh jumlah akar di lapisan atas lebih banyak daripada lapisan bawah sehingga air yang diserap untuk memenuhi kebutuhan evapotranspirasi lebih banyak. Gambar 3. Kadar air tanah berbagai penggunaan lahan dan kedalaman 3-8 Oktober setelah 3-8 hari tidak hujan a. Lahan sawit, b. Lahan jeruk, c. Lahan tegalan Kadar air tanah semua penggunaan lahan pada tiga hari setelah hujan berkisar antara 40-47 , dan menurun saat hari ke-8, berkisar antara 31-39. Pada lapisan 0-10 cm, saat hari kedelapan, kadar air tertinggi terdapat pada penggunaan lahan sawit, diikuti oleh lahan tegalan, dan kemudian lahan jeruk. Berdasarkan pada data tersebut Gambar 3 maka besarnya evapotranspirasi pada ketiga penggunaan lahan kurang lebih adalah 2 mmhari. Evaporasi tersebut masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan evaporasi untuk daerah Bogor pada tahun 1990-1991 yang mencapai 3,7 mmhari LPPM IPB, 1991. 30 40 50 60 70 3 4 5 6 7 8 k a d a r a ir v v Hari setelah hujan 0-10 cm 10-30 cm 30-50 cm a b c a . RPT 0-10cm b.RPT 10-30cm c.RPT 30-50cm a 30 40 50 60 70 3 4 5 6 7 8 k a d a r a ir v v Hari setelah hujan 0-10 cm 10-30 cm 30-50 cm a . RPT 0-10cm b.RPT 10-30cm c.RPT 30-50cm c b a b 30 40 50 60 70 3 4 5 6 7 8 Ka d a r a ir v v Hari setelah hujan 0-10 cm 10-30 cm 30-50 cm a . RPT 0-10cm b.RPT 10-30cm c.RPT 30-50cm b c a c 23 Secara umum pada awalnya kadar air tanah lapisan atas lebih besar daripada lapisan bawah. Kemudian terjadi distribusi air dalam profil tanah sehingga kadar air pada lapisan bawah lebih besar daripada lapisan atas. Pada lahan sawit, distribusi air dari lapisan atas ke lapisan bawah terjadi lebih cepat yaitu hari ketiga setelah hujan, sedangkan lahan jeruk dan tegalan distribusi terjadi lebih lambat yaitu pada hari kelima setelah hujan Tabel Lampiran 5. Pada Gambar 3a lahan sawit dapat dilihat bahwa kadar air tertinggi tiga hari setelah hujan adalah 44,48 lapisan 30-50 cm dan terendah adalah 40,49 lapisan 0-10 cm. Terjadi fluktuasi kadar air tanah dari hari ketiga hingga hari kedelapan setelah hujan. Kadar air tanah tertinggi saat hari kedelapan setelah hujan adalah pada lapisan 30-50 cm yaitu 39,27, kemudian 36,29 pada lapisan 10-30 cm, dan terendah pada lapisan 0-10 cm yaitu 34,62. Berbeda dengan lahan sawit, pada lahan jeruk Gambar 3b kadar air tanah tertinggi saat hari ketiga setelah hujan adalah 45,03 pada lapisan 0-10 cm, dan terendah adalah 42,96 pada lapisan 10-30 cm. Terjadi peningkatan kadar air pada lapisan 10-30 cm saat hari keempat setelah hujan, namun kondisi tersebut tidak terlalu signifikan, dan segera menurun pada hari berikutnya hingga hari kedelapan setelah hujan. Peningkatan kadar air tersebut menunjukkan kondisi dimana telah terjadi pergerakan air tanah dari lapisan 0-10 cm dan lapisan 30-50 cm sebagai akibat perbedaan potensial. Kadar air tanah tertinggi pada hari kedelapan setelah hujan adalah 37,66 pada lapisan 30-50 cm, lalu 35,76 pada lapisan 10-30 cm, dan terendah adalah 31,03 pada lapisan 0-10 cm. Secara umum, kadar air tanah pada lapisan 30-50 cm lebih tinggi daripada lapisan atasnya, hal tersebut menunjukkan bahwa kadar air tanah bergerak menuju lapisan yang lebih dalam danatau dapat juga disebabkan karena air di lapisan atas terlebih dahulu digunakan tanaman untuk proses evapotranspirasi. Pada lahan tegalan Gambar 3c, Secara umum kadar air tanahnya menurun dengan semakin lamanya hari setelah hujan. Kadar air tanah tertinggi pada tiga hari setelah hujan adalah 47,18 lapisan 0-10 cm, dan terendah adalah 44,15 lapisan 30-50 cm. Kadar air tertinggi saat delapan hari tidak hujan adalah pada lapisan 30-50 cm yaitu 39,09, kemudian 38,37 pada lapisan 10-30 cm, dan terendah adalah 33,58 pada lapisan 0-10 cm. 24 Terlihat bahwa kadar air pada lapisan 30-50 cm lebih tinggi daripada di lapisan lainnya, menunjukkan bahwa air bergerak menuju lapisan yang lebih dalam saat setelah hujan, namun akan bergerak ke atas sebagai akibat tarikan akar saat tidak terjadi hujan. Faktor lainnya adalah karena air pada lapisan atas 0-10 cm lebih cepat terevapotranspirasi sehingga kadar air tanahnya terendah daripada lapisan di bawahnya. Perbedaan kadar air pada berbagai kedalaman di tiap penggunaan lahan juga dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah yang mempengaruhi retensi dan pergerakan air dalam tanah seperti tekstur, kadar bahan organik, jumlah dan distribusi ukuran pori. Dengan demikian walaupun hujan sebelumnya sama dapat mengakibatkan kadar air tiap kedalaman tanah berbeda.

4.4 Kadar Air Tanah dan Titik Layu Permanen TLP