16 Tabel 5. Distribusi ukuran pori tanah berbagai penggunaan lahan dan kedalaman
Penggunaan lahan
Kedalaman Pori
drainase sangat cepat
pori drainase
cepat pori
drainase lambat
Pori air tersedia
Pori air tidak
tersedia ........................................ volume..........................................
Sawit 0-10 cm
5,90 2,08
4,43 19,62
33,92 10-30 cm
5,02 7,57
4,22 12,21
36,03 30-50 cm
7,95 3,61
7,96 6,98
37,06 Jeruk
0-10 cm 13,73
4,62 1,12
11,30 34,51
10-30 cm 9,22
1,68 1,03
12,53 38,87
30-50 cm 9,54
1,51 1,08
10,58 40,11
Tegalan 0-10 cm
7,13 11,02
2,60 11,79
31,40 10-30 cm
2,45 14,41
3,05 12,54
30,68 30-50 cm
1,53 13,33
3,23 9,61
34,04
Secara umum pori air tersedia menunjukkan penurunan dengan semakin dalamnya lapisan tanah. Pori air tersedia lahan sawit lebih tinggi daripada
penggunaan lahan lainnya dengan pori air tersedia pada lapisan 0-10 cm yaitu 19,62, 12,21 pada lapisan 10-30 cm, dan 6,98 pada lapisan 30-50 cm.
Sementara pori air tersedia untuk lahan jeruk dan tegalan adalah relatif sama.
4.1.3 Infiltrasi dan Permeabilitas
Infiltrasi dapat diartikan sebagai masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Jika air dalam keadaan cukup, maka air dapat terus masuk
menuju lapisan tanah yang lebih dalam, dan apabila sampai mencapai permukaan air tanah groundwater dapat mengisi groundwater storage. Laju infiltrasi pada
saat awal terjadi hujan akan tinggi, namun sampai saat tanah sudah dalam keadaan jenuh, maka laju infiltrasi akan menurun hingga mencapai konstan,
dan kemampuan tanah dalam menyerap air infiltrasi disebut sebagai kapasitas infiltrasi Arsyad, 2010. Laju infiltrasi untuk masing-masing penggunaan lahan
pada berbagai kedalaman tanah disajikan pada Tabel 6. Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa laju infiltrasi terbesar adalah pada lahan
tegalan, lalu lahan sawit serta lahan jeruk dengan nilai infiltrasi yang sama. Menurut klasifikasi Kohnke dan Bertrand 1959 lahan tegalan masuk kedalam
kelas infiltrasi cepat, dan agak cepat untuk lahan sawit serta lahan jeruk. Lahan sawit lapisan 0-10 cm dan lahan jeruk lapisan 10-30 cm dan 30-50 cm
memiliki pori drainase cepat yang rendah sehingga pergerakan air menjadi
17 terhambat. Sementara untuk lahan tegalan yang memiliki nilai pori drainase
sangat cepat yang kontinyu menurun dengan semakin dalamnya lapisan tanah lebih mudah melalukan air untuk bergerak ke lapisan yang lebih bawah.
Menurut Arsyad 2010, besarnya laju infiltrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran pori, kemantapan pori, kandungan air tanah awal, dan profil tanah.
Tanah-tanah yang didominasi pori makro akan memungkinkan air keluar atau terinfiltrasi dengan cepat.
Tabel 6. Laju infiltrasi minimum berbagai penggunaan lahan Penggunaan lahan
Infiltrasi Kelas
...cmjam... Sawit
12 agak cepat
Jeruk 12
agak cepat Tegalan
24 Cepat
Sedikit berbeda dengan infiltrasi, permeabilitas dapat diartikan sebagai pergerakan air di dalam tanah pada kondisi jenuh. Hasil dari pengukuran
permeabilitas di laboratorium disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Permeabilitas berbagai penggunaan lahan dan kedalaman lapisan tanah
Penggunaan Lahan
Kedalaman BI
Permeabilitas Kelas
Permeabilitas ...gcm³...
...cmjam... Sawit
0-10 cm 0,92
17,45 cepat
10-30 cm 0,93
3,22 sedang
30-50 cm 1,00
7,99 agak cepat
Jeruk 0-10 cm
0,92 5,55
sedang 10-30 cm
0,99 15,59
cepat 30-50 cm
1,00 7,13
agak cepat Tegalan
0-10 cm 0,96
12,77 cepat
10-30 cm 0,99
9,65 agak cepat
30-50 cm 1,03
5,28 sedang
Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai kelas permeabilitas berbeda untuk masing-masing lahan. Untuk lahan sawit permeabilitas berurutan dari lapisan
0-10 cm sampai lapisan 30-50 cm adalah cepat, sedang, dan agak cepat.
18 Seperti telah dikemukakan sebelumnya, pori drainase cepat yang rendah pada
lahan sawit menyebabkan air bergerak lambat tidak kontinyu dan terhambat. Sementara untuk lahan jeruk, nilai permeabilitasnya secara berurutan dari lapisan
0-10 cm sampai 30-50 cm adalah sedang, cepat, dan agak cepat. Untuk lahan tegalan, nilai permeabilitas menurun dengan semakin
dalamnya lapisan tanah. Secara berurutan nilai permeabilitas untuk lahan tegalan adalah cepat, agak cepat, dan sedang. Hal tersebut dapat disebabkan karena pori
drainase sangat cepat lahan tegalan yang menurun dengan semakin dalamnya lapisan tanah menyebabkan pergerakan air menjadi kontinyu.
4.2 Kadar Air Tanah Sehari Setelah Hujan