18 Seperti telah dikemukakan sebelumnya, pori drainase cepat yang rendah pada
lahan sawit menyebabkan air bergerak lambat tidak kontinyu dan terhambat. Sementara untuk lahan jeruk, nilai permeabilitasnya secara berurutan dari lapisan
0-10 cm sampai 30-50 cm adalah sedang, cepat, dan agak cepat. Untuk lahan tegalan, nilai permeabilitas menurun dengan semakin
dalamnya lapisan tanah. Secara berurutan nilai permeabilitas untuk lahan tegalan adalah cepat, agak cepat, dan sedang. Hal tersebut dapat disebabkan karena pori
drainase sangat cepat lahan tegalan yang menurun dengan semakin dalamnya lapisan tanah menyebabkan pergerakan air menjadi kontinyu.
4.2 Kadar Air Tanah Sehari Setelah Hujan
Kadar air tanah dapat diartikan sebagai jumlah air yang terdapat dalam suatu massa tanah yang dapat dinyatakan baik dalam bobot maupun volume.
Berbagai kadar air tanah sehari setelah hujan di berbagai kedalaman di tiga penggunaan lahan ditampilkan pada Gambar 2 Tabel Lampiran 4.
Gambar 2 menyajikan kadar air tanah pada berbagai penggunaan lahan di beberapa kejadian hujan yang berbeda. Pengamatan kadar air tanah lapang
dilakukan pada tanggal 16, 24, dan 27 Mei, serta 1, 5 dan 9 Juni dengan jumlah hujan yang terjadi pada satu hari sebelumnya adalah 4,2 mm, 0,3 mm, 36,4 mm,
8,2 mm, 31,2 mm, dan 26,2 mm. Meskipun jumlah hari setelah hujan sama satu hari setelah hujan, namun kadar air tanah pada masing-masing penggunaan
lahan akan berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh sifat fisik tanah yang berbeda.
Secara umum kadar air tanah berbagai penggunaan lahan untuk lapisan atas 0-10 cm dan 10-30 cm lebih rendah daripada kapasitas lapang. Hal tersebut
dapat saja disebabkan karena air tanah di lapisan tersebut telah bergerak ke lapisan yang lebih dalam lapisan 30-50 cm sebagai akibat kadar air di lapisan
atasnya lapisan 10-30 cm telah mencapai kapasitas lapang terlebih dahulu. Hal tersebut terlihat dari kadar air pada lapisan bawah yang lebih tinggi dan
mencapai kapasitas lapang. Kadar air tanah tertinggi di lahan sawit Gambar 2a untuk lapisan
0-10 cm adalah 49,66 pada tanggal 16 Mei CH 4,2 mm, dan terendah adalah
19 36,93 pada tanggal 27 Mei CH 36,4 mm. Berbeda dengan lapisan 0-10 cm,
kadar air tanah tertinggi pada lapisan 10-30 cm adalah 50,76 pada tanggal 5 Juni CH 8,2 mm, dan terendah adalah 42,83 pada 27 Mei CH 36,4 mm.
Sedangkan kadar air tanah tertinggi pada lapisan 30-50 cm adalah 54,63 pada 9 Juni 26,2 mm, dan terendah adalah 47,18 pada 5 Juni 31,2 mm.
Gambar 2. Kadar air sehari setelah hujan berbagai lahan a. Lahan sawit, b. Lahan jeruk, c. Lahan tegalan
Berbeda dengan lahan sawit, kadar air tanah tertinggi di lahan jeruk pada lapisan 0-10 cm adalah 46,75 pada tanggal 24 Mei, dan terendah adalah 35,04
pada 1 Juni. Untuk kedalaman 10-30 cm, kadar air tanah tertinggi adalah 48,36 pada 24 Mei, dan terendah adalah 37,48 pada 27 Mei. Sementara untuk kadar
10 20
30 40
50 60
10 20
30 40
50 60
Ka d
a r
A ir
T a
n a
h v
0-10 cm 10-30 cm
30-50 cm CH
C u
r a
h Hu
ja
n m
m
CH 0,3 CH 4,2 CH 8,2 CH 26,2 CH 31,5 CH 36,4
a
10 20
30 40
50 60
10 20
30 40
50 60
Ka d
a r
A ir
T a
n a
h v
0-10 cm 10-30 cm
30-50 cm CH
CH 0,3 CH 4,2 CH 8,2 CH 26,2 CH 31,5 CH 36,4
C u
r a
h Hu
ja
n m
m
b
10 20
30 40
50 60
10 20
30 40
50 60
Ka d
a r
A ir
T a
n a
h v
0-10 cm 10-30 cm
30-50 cm CH
C u
r a
h Hu
ja
n m
m
CH 0,3 CH 4,2 CH 8,2 CH 26,2 CH 31,5 CH 36,4
c
20 air tanah tertinggi pada lapisan 30-50 cm adalah 53,41 pada 27 Mei,
dan terendah adalah 46,85 pada 1 Juni. Sementara untuk lahan tegalan Gambar 2c, kadar air tanah tertinggi pada
lapisan 0-10 cm adalah 53,37 pada 27 Mei, dan terendah adalah 42,61 pada 16 Mei. Pada lapisan 10-30 cm, kadar air tanah tertinggi dan terendahnya adalah
48,95 5 Juni dan 40,89 tanggal 27 Mei. Sementara kadar air tanah tertinggi untuk lapisan 30-50 cm adalah 52,18 pada tanggal 9 Juni, dan terendah adalah
40,28 pada 1 Juni. Beberapa kadar air tanah tidak mengikuti pola curah hujan yang terjadi
sehari sebelumnya. Kadar air tanah tertinggi justru terjadi setelah curah hujan terendah 0,3 mm pada tanggal 24 Mei. Hal tersebut dapat disebabkan karena
telah terjadi hujan dengan jumlah yang cukup besar pada hari-hari sebelum tanggal 24 Mei 21 dan 22 Mei, yaitu 95,7 mm dan 15 mm. Hujan tersebut dapat
menyumbangkan cukup air bagi tanah meskipun hujan yang terjadi pada tanggal 23 Mei sangat kecil.
Seperti telah disebutkan di depan, kadar air tanah pada ketiga penggunaan lahan menunjukkan kondisi telah mencapai kapasitas lapang. Untuk lahan sawit,
kadar air tanah sehari setelah hujan di lapisan 0-10 cm berada di bawah kapasitas lapang, namun untuk lapisan 10-30 cm dan 30-50 cm kadar air tanah berada
di atas kapasitas lapang. Sementara kadar air tanah sehari setelah hujan untuk lahan jeruk pada seluruh kedalaman tanah secara umum menunjukkan kondisi
di bawah kapasitas lapang, dan lahan tegalan yang memiliki kadar air kapasitas lapang terendah menunjukkan kadar air tanah yang masih berada di atas kapasitas
lapang. Kadar air tanah di lapisan atas lebih rendah daripada kapasitas lapang menandakan bahwa air tanah telah bergerak ke lapisan yang lebih dalam.
Permeabilitas lahan sawit pada lapisan 0-10 cm yang tinggi menyebabkan pergerakan air ke lapisan bawah cepat, sehingga kadar air tanah di lapisan bawah
menjadi lebih tinggi daripada kapasitas lapang. Sementara untuk lahan jeruk, walaupun ruang pori drainase sangat cepat tertinggi terdapat pada lapisan
0-10 cm, tetapi permeabilitas yang sedang di lapisan 0-10 cm menyebabkan pergerakan air ke lapisan bawah terhambat atau lambat. Hal tersebut menjadi
penyebab kadar air lapisan bawah menjadi lebih rendah daripada kapasitas lapang
21 tanah. Berbeda dengan lahan sawit dan jeruk, untuk lahan tegalan, kadar air tanah
secara umum berada di atas kapasitas lapang. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum kadar air lapisan atas
pada lahan bervegetasi seperti lahan sawit dan jeruk lebih rendah daripada lahan tidak bervegetasai lahan tegalan. Hal tersebut dapat disebabkan karena air pada
lapisan atas digunakan tanaman terlebih dahulu untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan evapotranspirasi. Lahan tegalan yang tidak bervegetasi cenderung
memiliki kadar air tanah lapisan atas yang lebih tinggi karena air tersebut tidak dimanfaatkan secara langsung untuk kebutuhan tanaman. Faktor lain yang
menyebabkan kadar air lahan bervegetasi lapisan atas lebih rendah dari lapisan bawah adalah pada lapisan atas jumlah akar tanaman lebih banyak sehingga air
lebih cepat diserap tanaman. Pori drainase sangat cepat Tabel 5 dan permeabilitas Tabel 7 lahan tegalan menurun dengan semakin dalamnya
lapisan tanah yang dapat mempengaruhi pergerakan air ke bawah. Air lebih tertahan di lapisan atas, sehingga kadar air tanah pada lapisan atas lebih tinggi
daripada lapisan bawah.
4.3 Dinamika Kadar Air Tanah