Tujuan Manfaat Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Lingkup Sistem Demo Prototipe

2 ArcGIS, dan lain-lain. Salah satu proses analisis spasial yang digunakan untuk perhitungan prediksi laju erosi secara spasial yaitu melakukan proses tumpang tindih.

1.2. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk: 1 Mengembangkan aplikasi SIG yang menyajikan informasi spasial yang dapat diakses melalui jaringan web. 2 Menyusun program yang berfungsi melakukan perhitungan prediksi erosi secara spasial. 3 Membandingkan hasil program perhitungan prediksi erosi dengan perhitungan secara manual.

1.3. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah tersedianya SIG berbasis web yang memberikan gambaran persebaran erosi secara spasial serta dapat diakses melalui internet atau jaringan lokal. Sistem yang dikembangkan diharapkan dapat menjadi rekomendasi lembaga-lembaga yang terkait dengan pengelolaan dan monitoring erosi. Selain itu antar pengguna sistem juga dapat memperbaharui data yang ada pada webgis secara sinergis, sehingga memudahkan dalam data sharing. II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Erosi

Erosi adalah peristiwa berpindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian- bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh suatu media alami. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan terangkut yang kemudian diendapkan di tempat lain. Pengikisan dan pengangkutan tanah tersebut terjadi oleh media alami yaitu air dan angin Arsyad, 2006. Besarnya erosi diduga dengan menggunakan persamaan USLE Universal Soil Loss Equation yang dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith 1978. USLE adalah suatu model erosi yang dirancang untuk memprediksi erosi rata-rata jangka panjang dari erosi lembar atau alur di bawah keadaan tertentu Arsyad, 2006. Persamaan tersebut adalah A = R.K.LS.C.P …………………………………1 Dimana, A = banyaknya tanah yang tererosi tonhath, R = faktor erosivitas hujan, K = faktor erodibilitas tanah, LS = faktor panjang dan kemiringan lereng, C = faktor pengelolaan tanaman, P = faktor tindakan konservasi tanah.

2.1.1. Erosivitas Hujan

Kemampuan hujan untuk menimbulkan atau menyebabkan erosi dinamai daya erosi hujan atau erosivitas hujan. Indeks erosivitas hujan adalah pengukur kemampuan suatu hujan untuk menimbulkan erosi. Indeks erosivitas hujan adalah EI 30 , karena berkorelasi sangat erat dengan besarnya erosi yang terjadi. Nilai EI 30 merupakan perkalian energi kinetik hujan dan intensitas selama 30 menit. Arsyad, 2006. Faktor erosivitas hujan yang digunakan dalam USLE yaitu: 4 R= EI 30 100 ............................................................2 dimana E = Energi kinetic joulem 2 mm I 30 = Intensitas hujan 30 menit maksimum. Nilai E dihitung dari pencatatan hujan pada kertas pias dengan rumus Wischmeir dan Smith, 1978 : E = 210 + 89 log I…….…………………………..3 Dimana I= Intensitas hujan cmjam. Menurut Bols 1978 dalam Arsyad 2006 nilai EI 30 dapat dihitung berdasarkan jumlah hujan bulanan, jumlah hari hujan bulanan dan hujan maksimum selama 24 jarn pada bulan itu. Persamaan Bols 1978 dinyatakan sebagai berikut: EI 30 = 6,119 R 1,211 x N -0,474 xM 0,536 ………………………4 dimana EI 30 adalah Indeks erosivitas hujan R adalah curah hujan bulanan rata-rata cm, N adalah jumlah hari hujan bulanan rata-rata pada bulan tertentu cm dan M adalah curah hujan harian rata-rata maksimum bulan tersebut cm. Lenvain, 1975 dalam Bols, 1978 mendapatkan hubungan antara EI 30 dengan curah hujan bulanan sebagai berikut: EI 30 = 2,21R 1,36 ………………………………….5 Apabila sulit mendapatkan data maka cara lain untuk mendapatkan nilai faktor erosivitas hujan adalah dapat digunakan peta Iso-erodent yang dibuat oleh Bols pada tahun 1978.

2.1.2. Erodibilitas Tanah

Faktor erodibilitas tanah atau kepekaan erosi tanah didefinisikan sebagai besarnya erosi per satuan indeks erosi hujan untuk suatu tanah dalam keadaan standar. Tanah dalam keadaan standar adalah tanah terbuka tidak ada vegetasi penutup sama sekali, terletak pada lereng 9 dengan bentuk lereng yang seragam dan panjang lereng 72,6 kaki atau 22 m Arsyad, 2006. Faktor Erodibilitas dapat dihitung dengan persamaan Wischmeir dan Smith, 1978 : 100 K = 1,292 [2,1 M 1,14 x 10 -4 12-a + 3,25 b-2 + 2,5c-3 ]………6 5 dimana M adalah persentasi pasir sangat halus dan debu x 100-persentasi liat, a adalah persentasi bahan organic, b adalah kode struktur tanah dan c adalah kelas permeabilitas tanah .

2.1.3. Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng

Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng LS adalah rasio antara besarnya erosi dari sebidang tanah dengan panjang lereng dan kecuraman tertentu terhadap besarnya erosi dari tanah yang identik terletak pada lereng dengan panjang 22 meter dan kecuraman 9 . Nilai LS dapat dihitung dengan persamaan berikut Arsyad, 2006 : LS = 0.0138 + 0,00965 + 0,00138 ………..….7 dimana x adalah nilai faktor kemiringan lereng dalam persen dan s adalah panjang lereng dalam meter.

2.1.4. Faktor Pengelolaan Tanaman dan Faktor Tindakan Konservasi Tanah

Faktor pengelolaan tanaman C adalah nisbah antara besarnya erosi dari tanah yang bertanaman dengan pengelolaan tertentu terhadap besarnya erosi tanah yang tidak ditanami dan diolah bersih. Faktor ini mengukur pengaruh bersama jenis tanaman dan pengelolaannya. Faktor Tindakan Konservasi Tanah P adalah nisbah besarnya erosi dari tanah dengan suatu tindakan konservasi tertentu terhadap besarnya erosi dari tanah yang diolah menurut arah lereng Arsyad, 2006.

2.2. Sistem Informasi Geografis SIG

Sistem Informasi Geografi SIG atau Geographic Information System GIS adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan spasial bersamaan dengan seperangkat operasi kerja Barus dan Wiradisastra, 2000. 6 Menurut Barus dan Wiradisastra 2000, Sistem Informasi Geografis merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial. Dalam SIG, data dipelihara dalam bentuk digital. Sistem ini merupakan suatu sistem komputer untuk menangkap, mengatur, mengintegrasi, memanipulasi, menganalisis dan menyajikan data yang bereferensi ke bumi. Komponen utama SIG dapat dibagi ke dalam 4 kelompok, yaitu perangkat keras, perangkat lunak, organisasi manajemen, dan pemakai. Dalam kerangka kerja SIG, data dibagi menjadi dua kategori, data spasial dan data tekstual atribut. Data spasial merupakan data yang memiliki informasi lokasi atau data yang bereferensi geografis dan data atribut merupakan data yang memiliki informasi fitur spasial Kang, 2002. Shapefile menyimpan lokasi geografis berupa informasi atribut titik point, garis line, dan poligon polygon. Bentuk geometri yang tersimpan adalah dalam bentuk koordinat vektor. Format ini adalah format yang dikeluarkan oleh Environmental System Resource Institute ESRI yang merupakan salah satu vendor SIG terkemuka Kang, 2002. ESRI shapefile terdiri atas: 1. Main file .shp Merupakan file yang dapat diakses secara langsung dan panjang dari record variabel dalam file mendeskripsikan bentuk verteksnya 2. Index file .shx Pada file indeks, tiap record terdiri atas proses cetakan offset yang berhubungan dengan record file utama. 3. Tabel dBASE .dbf Pada tabel dBASE terdapat fitur atribut dengan record pada setiap fiturnya. SIG memerlukan basis data yang mampu mengolah baik data spasial maupun data atribut. Aplikasi SIG intensif yang mendukung volume data yang besar perlu didukung oleh basis data yang handal, berkinerja tinggi, serta mudah dalam perawatan dan pengembangan. 7

2.2.1. PostgreSQL dan PgAdmin III

PostgreSQL merupakan sebuah Object-Relational Database Management System ORDBMS berdasarkan pada PostgreSQL Versi 4.2 yang dikembangkan di Universitas California pada Berkeley Computer Science Department. PostgreSQL sebagi pelopor bagi banyak perangkat lunak DBMS lain yang kemudian menjadi komersial PostgreSQL Global Development Group, 2009. PostgreSQL memiliki lisensi GPL General Public License dan oleh karena itu PostgreSQL dapat digunakan, dimodifikasi dan didistribusikan oleh setiap orang tanpa perlu membayar lisensi free of charge baik untuk keperluan pribadi, pendidikan maupun komersil. PostgreSQL merupakan DBMS yang open- source yang mendukung bahasa SQL secara luas dan menawarkan beberapa fitur- fitur modern seperti :  Complex Queries  Foreign Keys  Triggers  Views  Transactional Integrity  Multiversion Concurrency Control Selain itu, PostgreSQL telah mendukung teknologi lama dengan menambahkan fitur- fitur baru pada :  Data Types  Functions  Operators  Aggregate Functions  Index Methods  Procedural Languages PgAdmin merupakan aplikasi atau interface basis data postgreSQL yang dapat digunakan untuk melakukan desain dan manajemen secara komprehensif, selain itu pgAdmin juga tersedia dalam versi Windows dan Linux. PgAdmin menggunakan lisensi Artistic License yang tetap dapat digunakan dan 8 disebarluaskan secara gratis. Koneksi ke postgreSQL dibuat dengan menggunakan native libpg library. PgAdmin juga dapat dilengkapi dengan pgAgent untuk mengatur penjadwalan proses dan Slony-I Support untuk mendukung proses replikasi master-slave PgAdmin Development Team, 2009. Gambar 1 Tampilan utama PgAdmin III Pada halaman utama pgAdmin III, akan ditampilkan struktur basis data dan detail setiap object yang ada di dalamnya, sehingga hampir semua pengelolaan basis data dapat dilakukan dari pgAdmin secara komperehensif. Beberapa tool dalam pgAdmin yang dapat digunakan antara lain : 1. Control server, digunakan untuk melihat status server basis data, menjalankan dan menghentikan service server basis data. 2. Export Tool, digunakan untuk melakukan ekspor data dari Query Tool. 3. Edit Grid, digunakan untuk menampilkan dan mengubah data dalam tabel yang dipilih. 4. Maintenance, digunakan untuk melakukan perawatan basis data, seperti menjalankan task, statistik, clean up data dan melakukan indexing. 5. Backup, digunakan untuk melakukan backup basis data 9 6. Restore, digunakan untuk mengembalikan hasil dari data backup. 7. Grant Wizard, digunakan untuk memberikan privileges user atau grup user terhadap obyek tertentu. 8. Server status, untuk menampilkan informasi status server termasuk jumlah user yang sedang terhubung dan log server. 9. Options, digunakan untuk mengkonfigurasi pgAdmin.

2.2.2. PostGIS

PostGIS adalah satu struktur data spatial yang diimplementasikan pada web server PostGreSQL Refraction Research Inc., 2005. PostGIS ini mendukung semua fungsi dan objek yang didefinisikan oleh OpenGIS, yaitu Simple Features for SQL specification Anderson, 2003. PostGIS didesain untuk mengimplementasikan SQL 92 untuk jenis data geometri pada PostGreSQL. Dengan demikian, dimungkinkan menggunakan berbagai fungsi spasial yang ada pada PostGIS Mitchell, 2005. Perintah spasial yang telah diimplementasikan berjumlah lebih kurang 600 perintah Refraction Research Inc., 2005. PostGIS versi 0.1 yang dikeluarkan pada tahun 2001 mendukung tipe data objek spatial dan metode pengindekan objek spatial: GiST. Menurut Mitchell, 2005 PostGIS menyediakan berbagai fasilitas di antaranya adalah: 1. Definisi abstract Data Type untuk objek spasial sesuai dengan spesifikasi OpenGIS Consortium. 2. Dukungan terhadap format WKT Well Known Text dan WKB Well Known Binary. 3. Metode pengindekan GiST yang sesuai untuk objek spasial. 4. Dukungan akses aplikasi melalui JDBC. PostGIS merupakan ekstensi dari PostgreSQL Database Management System. Dengan menambahkan PostGIS pada Postgre SQL, maka basis data ini akan memiliki kemampuan dalam menyimpan data spasial seperti data jarak, wilayah, negara, persimpangan dan khususnya tipe data geometri ke dalam basis data sebagai data letak suatu objek pada peta Budiawan, 2010. 10

2.2.3. OpenGIS Standar

OpenGIS Simple Features Specification for SQL mendefinisikan tipe standar objek SIG fungsi-fungsi yang diperlukan untuk memanipulasi dan menetapkan tabel metadata dengan maksud menjaga kekonsistenan metadata. Operasi membuat dan menghapus kolom spasial dilakukan menggunakan prosedur yang didefinisikan oleh OpenGIS Refraction Research Inc., 2005. Ada dua tabel meta-data OpenGIS yaitu spatial_ref_sys dan geometry_columns. Tabel spatial_ref_sys menyimpan ID numerik dan deskripsi tekstual dari sistem koordinat yang digunakan dalam database spasial. Tabel spatial_ref_sys adalah tabel yang disertakan dalam PostGIS dan tabel database yang mengacu pada OGC yang berisi lebih dari 3000 sistem referensi spasial yang dikenal dan rincian yang dibutuhkan untuk mentransformasireproject antar sistem referensi. Beberapa sistem referensi spasial yang umum digunakan adalah: 4326 - WGS 84 Lat Long, 4269 - NAD 83 Long Lat, 3395 - WGS 84 World Mercator, 2163 - US National Atlas Equal Area, sistem referensi spasial untuk masing- masing NAD 83, WGS 84 UTM zona - zona UTM adalah salah satu yang paling ideal untuk pengukuran, tetapi hanya mencakup region 6-derajat.

2.3. Web Mapping

Web mapping system adalah sebuah sistem yang digunakan untuk memadukan kekuatan SIG sebagai sebuah alat bantu yang canggih, terutama dalam menangani analisis secara keruangan dengan kekuatan internet sebagai media penyimpanan informasi. Setiap objek pada peta digital disimpan sebagai sebuah atau sekumpulan koordinat Mitchell, 2005. Kelebihan web mapping adalah:  Peta dapat dimodifikasi tanpa harus memulainya dari awal, karena peta disimpan sebagai layer yang nyata pada file sebuah di komputer.  Peta yang interaktif mengizinkan pengguna untuk melihat area atau wilayah yang diinginkan. 11  Pembuat peta tidak mengetahui informasi peta apa yang diinginkan oleh pengguna untuk dilihat, tetapi memberikan kebebasan pengguna untuk memilih peta yang ingin ditampilkan.  Pembuat peta digital dapat memfokuskan bagaimana menampilkan informasi terbaik daripada memfokuskan dengan detail area atau wilayah tertentu di dunia pada peta.

2.3.1. Mapserver

Mapserver merupakan aplikasi opensource yang digunakan untuk menampilkan data spasial atau peta melalui web. Aplikasi Mapserver dapat mengolah data SIG dalam format raster maupun vektor Kropla, 2005. Sebuah aplikasi Mapserver sederhana mempunyai komponen sebagai berikut :  Mapfile, merupakan file yang menyimpan berbagai konfigurasi untuk menggambarkan data spasial dan atribut dari shapefile ke dalam bentuk halaman web Mitchell, 2005. Mapfile mendefinisikan sekumpulan obyek peta sekaligus membedakan bentuk dan sifat peta yang akan ditampilkan pada browser. Walaupun data geografisnya sama, aplikasi yang menggunakan mapfile berbeda dapat menampilkan peta yang berbeda pula, sesuai dengan interaksi dengan pengguna Kropla, 2005. Mapserver dapat menggunakan banyak jenis data geografis. Default formatnya adalah ESRI shapefile.  Halaman HTML, interface antara user pengguna dan Mapserver. Pada umumnya berdiri pada web root. Dalam bentuk sederhana, Mapserver digunakan untuk menempatkan sebuah gambar peta statis pada halaman web. Untuk membuat peta yang interaktif, gambar ditempatkan pada sebuah bentuk HTML. Bentuk umum arsitektur aplikasi berbasis peta di web dapat dilihat pada Gambar 2 Nuryadin, 2005. Interaksi antara klien dengan server berdasar skenario request dan respon. Web browser di sisi klien mengirim request ke server web. Karena server web tidak memiliki kemampuan pemrosesan peta, maka request berkaitan dengan pemrosesan peta akan diteruskan oleh server web ke server aplikasi dan MapServer. Hasil pemrosesan 12 akan dikembalikan lagi melalui server web, terbungkus dalam bentuk file HTML atau applet. Gambar 2. Arsitektur umum aplikasi peta berbasis web Hadikusuma, 2005 Arsitektur aplikasi pemetaan di web dibagi menjadi dua pendekatan sebagai berikut :  Pendekatan Thin Client Pendekatan ini menfokuskan diri pada sisi server. Hampir semua proses dan analisis data dilakukan berdasarkan request di sisi server. Data hasil pemrosesan kemudian dikirimkan ke klien dalam format standar HTML, yang di dalamnya terdapat file gambar dalam format standar misalnya GIF, PNG atau JPG sehingga dapat dilihat menggunakan sembarang web browser. Kelemahan utama pendekatan ini menyangkut keterbatasan opsi interaksi dengan user yang kurang fleksibel.  Pendekatan Thick Client Pada pendekatan ini, pemrosesan data dilakukan di sisi klien menggunakan beberapa teknologi seperti kontrol ActiveX atau applet. Kontrol ActiveX atau applet akan dijalankan di klien untuk memungkinkan web browser dengan format data yang tidak dapat ditangani oleh web browser dengan kemampuan standar. Dengan adanya pemrosesan di klien, maka transfer data antara klien dengan web server akan berkurang. 13 MapServer menggunakan pendekatan thin client. Semua pemrosesan dilakukan di sisi server. Informasi peta dikirimkan ke web browser di sisi klien dalam bentuk file gambar JPG, PNG, GIF atau TIFF.

2.3.2. ExtJS

ExtJS adalah sebuah library framework Javascript yang powerfull yang dapat menyederhanakan pembuatan aplikasi web berbasis AJAX. Selain mempermudah proses request dan response secara asynchronous, ExtJS juga menyediakan komponen-komponen yang bisa kita gunakan untuk membangun antarmuka aplikasi web. Komponen-komponen yang disediakan juga sangat banyak seperti tombol, grid, tab, tree, menu dan lainnya. ExtJS dapat dijalankan pada semua web browser yang populer saat ini dengan tampilan yang sama antar browser cross browser. Beberapa web browser yang mendukung ExtJS diantaranya adalah Sencha, 2011:  Internet Explorer versi 6 keatas  Mozilla Firefox versi 1.5 keatas  Apple Safari versi 2 keatas  Opera versi 9 keatas

2.3.3. OpenLayers

OpenLayers merupakan sebuah library aplikasi berbasis javascript untuk menampilkan data peta pada web browser sehingga tidak tergantung pada web server yang digunakan. OpenLayers mengimplementasikan JavaScript API yang digunakan untuk membangun aplikasi GIS berbasis web. OpenLayers mirip dengan Google Maps and MSN Virtual Earth API, dengan satu perbedaan penting yaitu OpenLayers adalah perangkat lunak gratis, yang dikembangkan untuk dan oleh komunitas perangkat lunak open source. OpenLayers membuat mudah untuk menempatkan sebuah peta dinamis dalam setiap halaman web. OpenLayers telah dikembangkan untuk penggunaan informasi geografis dari segala jenis. OpenLayers bersifat bebas atau open source 14 JavaScript, dirilis di bawah lisensi BSD-style juga dikenal sebagai BSD Clear Edgewall Software, 2011.

2.3.4. GeoExt

GeoExt adalah sekumpulan komponen dan kelas data utilitas yang memberikan fungsionalitas terkait peta dengan kelas yang setara dalam Ext. Dokumen-dokumen referensi API Application Programming Interface merupakan properti, metode, dan event yang menjadi ekstensi atau modifikasi dalam kelas-kelas Ext Parent. Dokumentasi setiap kelas berisi link ke kelas Ext Parent, dan untuk gambaran lengkap dari API, penting untuk memiliki salinan dari Dokumentasi API Ext. Kelas GeoExt biasanya dikonfigurasi dengan objek OpenLayers. Detail mengenai metode dan properti yang disediakan oleh objek-objek ini, dapat dilihat pada Dokumentasi OpenLayers API GeoExt Community, 2011.

2.3.5. Mapfish

MapFish adalah framework fleksibel dan lengkap untuk membangun aplikasi web pemetaan. MapFish menyediakan beberapa tool khusus untuk membuat web service yang memungkinkan query dan mengedit objek geografis. MapFish juga menyediakan RIA Rich Internet Application berorientasi JavaScript toolbox lengkap, lingkungan pengujian JavaScript, dan alat untuk mengompresi kode JavaScript. Toolbox JavaScript terdiri dari ExtJS, OpenLayers, GeoExt JavaScript toolkit. MapFish kompatibel dengan standar Open Geospatial Consortium. Hal ini dicapai melalui OpenLayers atau GeoExt mendukung beberapa norma OGC, seperti WMS, WFS, WMC, KML, GML dan lain-lain. MapFish adalah open source, dan didistribusikan di bawah lisensi BSD Camptocamp, 2009.

2.3.6. Google Maps

Google Maps memberikan sebuah jasa peta globe virtual gratis dan online dengan menyediakan peta dan gambar satelit yang dapat diintegrasikan di dalam 15 sistem yang sebelumnya telah terdaftar. Google Maps mengizinkan pengguna untuk mengubah atau menambah fitur yang disediakan sehingga dapat mempermudah pengguna untuk memvisualisasikan data spasial yang ada Pimpler, 2009. III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Agustus 2010 hingga bulan Maret 2011 di Laboratorium Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor. 3.2. Bahan dan Alat 3.2.1. Data Data spasial yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data spasial dari penelitian mahasiswa pascasarjana Wibawa, 2006. Data spasial tersebut adalah peta-peta faktor erosi seperti peta erosivitas R, peta erodibilitas K, peta faktor panjang dan kemiringan lereng LS, peta faktor pengelolaan tanaman dan peta faktor tindakan konservasi tanah P pada wilayah DAS Cikaso.

3.2.2. Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

Spesifikasi perangkat keras yang digunakan adalah Komputer Notebook dengan processor Core Duo 1.83GHz, RAM 2 GB, sedangkan perangkat lunak yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian Perangkat Lunak Keterangan 1 Windows XP SP2 Sistem operasi dimana aplikasi berjalan baik 2 MapServer for Windows MS4W versi 2.3.1 Aplikasi untuk mengembangkan SIG berbasis web 3 Ext JS 3.3.1 Framework 4 OpenLayers-2.10 Framework 5 GeoExt Framework 6 Mapfish1.1. Framework 7 Notepad ++ v5.0.3 untuk menuliskan script program aplikasi sistem 8 PostgreSQL 8.4 dengan extension PostGIS 1.4.0 Media penyimpanan database spasial 9 Mozilla Firefox 3.5.18 Browser atau peramban web, digunakan untuk menguji jalannya sistem SIG berbasis web yang akan dibangun 10 ArcView 3.3 Perangkat lunak SIG berbasis desktop 17

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu : 1 Eksplorasi perangkat lunak, 2 Perancangan desain sistem, 3 Implementasi dari desain sistem, 4 Pengujian sistem, 5 Pembuatan prototipe, 6 Uji coba perhitungan prediksi laju erosi dan 7 Perbandingan hasil perhitungan program prediksi laju erosi dengan perhitungan secara manual menggunakan overlay dan calculator pada ArcView. Secara keseluruhan tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Tahapan penelitian 18

3.3.1. Eksplorasi Perangkat Lunak

Eksplorasi terhadap perangkat lunak bertujuan untuk memperoleh pengetahuan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian. Eksplorasi perangkat lunak dilakukan dengan cara mempelajari dokumentasi perangkat lunak. Dokumentasi perangkat lunak berisi informasi cara mengunakan perangkat lunak tersebut.

3.3.2. Perancangan Desain Sistem

Perancangan desain sistem terdiri dari perancangan fungsional, batasan sistem, perancangan antar muka, perancangan proses dan perancangan basis data. Perancangan desain sistem bertujuan untuk mendapatkan gambaran awal bentuk sistem yang akan dibangun sehingga memudahkan saat implementasi pembuatan sistem. Perancangan desain sistem dapat menjadi pertimbangan perangkat lunak pemilihan perangkat lunak dalam pengembangan sistem.

3.3.2.1. Perancangan Fungsional Sistem

Perancangan fungsional sistem digambarkan dalam use case diagram dapat dilihat pada Gambar 4. Use case merepresentasikan sebuah interaksi antara manusia dengan sistem dan menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Sistem terdiri dari dua jenis pengguna yaitu Web Administrator dan pengguna umum. Administrator memegang hak akses penuh dari sistem dimana pengguna ini mempunyai tugas utama memanajemen data spasial dari sistem. Hanya administrator yang dapat melakukan upload data spasial dan melakukan analisis prediksi laju erosi untuk mencegah sistem menerima upload data spasial sembarang. Sementara, pengguna umum tidak dapat meng-upload data spasial kecuali telah terdaftar sebagai administrator. Pengguna umum dapat melihat peta, menambah dan menghapus layer, mengaktifkan dan menonaktifkan layer, mengatur skala peta, mengidentifikasi atribut layer, menampilkan legenda, dan mencetak layout peta dalam bentuk pdf area yang diinginkan. 19 Gambar 4. Use case diagram sistem informasi prediksi laju erosi berbasis web

3.3.2.2. Batasan Sistem

Perancangan sistem dibatasi pada hal-hal berikut : 1. Pengembangan Sistem Informasi Prediksi Laju Erosi menggunakan bahasa pemrograman PHP PHP Hypertext Preprocessor, HTML HyperText Markup Language, JavaScript. Bahasa-bahasa pemrograman tersebut umum digunakan dalam pembuatan web. 2. Data input spasial dalam bentuk shapefile .shp, memiliki sistem proyeksi geografis WGS 1984. 20

3.3.2.3. Perancangan Desain Antarmuka

Sistem ini menyajikan peta secara dinamis di halaman web dengan kerangka layout seperti Gambar 5. Gambar 5. Sketsa layout halaman web Keterangan : 1. Header, bagian yang biasanya berisi judul halaman 2. Toolbars, bagian ini terdiri dari fitur Zoom to extent, Zoom In, Zoom Out, Pan, Zoom to Previous Extent, Zoom to Next Extent, Identify, Legenda, Membuat poligon AOI, dan Hapus AOI. Uraian lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2. 3. Menu, terdiri dari pengaturan layer, analisis pendugaan erosi dan AIO Report. a Menu pengaturan layer, berfungsi untuk memilih daftar layer yang aktif untuk disajikan pada peta. Selain itu pengguna juga dapat menambah atau menghapus layer pada peta. Data Spasial pada basis data PostgreSQLPostGIS merupakan sumber data dari layer. Pengguna juga dapat melakukan penambahan data spasial ke basis data dengan cara meng-upload terlebih dahulu data vektor dengan format shapefile. Kemudian mengkonversinya ke bentuk format PostgreSQL. Header Menu Toolbars Peta Indeks Peta 21 b Menu kedua yaitu program Analisis Pendugaan Erosi, metode perhitungan pendugaan erosi yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini adalah USLE. Syarat input data masukan yaitu peta R Erosivitas Hujan, peta K Erodibilitas, peta LS Faktor Lereng, peta C Faktor Tanaman, dan peta P Faktor Pengelolaan yang semua sudah terdapat dalam basis data. c Menu AIO Report, berfungsi memilih area yang menjadi daerah kajian. Area yang dipilih dapat diproses menjadi layout peta dalam bentuk pdf. 4. Peta, berisikan tampilan data layer yang aktif 5. Indeks Peta, berisikan peta dalam ukuran lebih kecil 6. Keterangan, misalnya deskripsi tentang spesifikasi sistem yang mendukung kinerja aplikasi yang optimal. Tabel 2. Toolbars Fungsi Gambar Kegunaan Zoom to extent Mengatur skala peta ke skala awal Zoom In Memperbesar skala Zoom Out Memperkecil skala Pan Menggeser peta Zoom to Previous Extent Kembali ke skala sebelumnya Zoom to Next Extent Kembali ke skala sesudahnya Identify Memunculkan informasi salah satu atribut layer Legenda Memunculkan legenda layer Membuat poligon AIO Membatasi areal yang ingin dikaji Hapus AIO Menghapus poligon AOI Login - Logout Melakukan login dan out sebagai Administrator 22

3.3.2.4. Perancangan proses Upload Data

Penambahan data spasial data memerlukan upload data spasial berupa file berformat shp. Selain menginput file dengan ekstensi shp, juga perlu input 3 file lainnya yaitu file dengan ekstensi dbf, dan shx. Tahap upload data untuk perhitungan pendugaan erosi dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Diagram alir proses upload data 23 Prediksi Laju Erosi Program perhitungan prediksi laju erosi berdasarkan metode USLE, sehingga inputnya merupakan parameter-parameter faktor erosi berbentuk data spasial yaitu peta faktor erosivitas hujan R, peta faktor erodibilitas tanah K, peta faktor lereng LS, peta faktor tanaman C, dan peta faktor pengelolaan P. Lima peta tersebut dengan mengunakan perintah query dari PostgreSQLPostGIS untuk melakukan proses tumpang tindih antar layer Gambar 7. Mulai Input data spasial R Overlay I Input data spasial K Input data spasial LS Input data spasial C Input data spasial P Hasil Overlay R+K Overlay II Hasil Overlay R+K+LS Overlay III Hasil Overlay R+K+LS+C Overlay IV A= RxKxLSxCxP Prediksi Laju Erosi A Selesai Gambar 7. Diagram alir proses overlay bertahap 24

3.3.2.5. Perancangan Basis Data

Perancangan basis data dilakukan dengan cara membuat tabel-tabel untuk menyimpan data yang dibutuhkan untuk menampilkan informasi pada aplikasi Sistem Informasi Prediksi Laju Erosi. Tabel-tabel dibuat dalam perangkat lunak PostgreSQL. Tabel-tabel yang utama dibuat yaitu tabel desc_data, user_admin, geometry_columns dan spatial_ref_sys. Tabel desc_data merupakan tabel digunakan untuk menyimpan informasi deskripsi data spasial. Tabel user_admin merupakan tabel yang digunakan untuk menyimpan data pengguna untuk login dan logout. Tabel geometry_columns merupakan tabel yang berisi daftar nama tabel yang memiliki atribut spasial. Tabel spatial_ref_sys merupakan tabel yang berisi informasi sistem referensi spasial. Tabel geometry_columns dan spatial_ref_sys telah tersedia pada template basis data PostgreSQL yang sudah sudah memiliki instalasi ekstensi PostGIS. Struktur tabel-tabel utama yang dibuat dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5, dan Tabel 6. Tabel 3. Struktur tabel geometry_columns Nama Field Tipe Data Keterangan f_table_catalog character varying 256 Nama catalog tabel yang mengandung atribut spasial f_table_schema character varying 256 Nama skema tabel yang mengandung atribut spasial f_table_name character varying 256 Nama tabel yang mengandung atribut spasial f_geometry_column character varying 256 Nama kolom yang berisi informasi spasial coord_dimension integer Dimensi informasi spasial srid integer Id sistem referensi spasial dari koordinat tabel ini type character varying 30 Tipe informasi spasial point, linestring, polygon, multipoint, multilinestring, multipolygon, geometrycollection 25 Tabel 4. Struktur tabel spatial_ref_sys Nama Field Tipe Data Keterangan srid integer Id sistem referensi spasial auth_name character varying 256 Nama standar sistem referensi yang disebut auth_srid integer Id sistem referensi spasial dari auth_name srtext character varying 2048 Representasi WKT dan sistem referensi spasial proj4text character varying 2048 Berisi definisi koordinat proj4 Tabel 5. Struktur tabel desc_data Nama Field Tipe Data Keterangan id integer Id dari tabel desc_data tname_desc character varying 256 Nama tabel yang memiliki atribut spasial description text Berisi deskripsi tentang layer Tabel 6. Struktur tabel user_admin Nama Field Tipe Data Keterangan user_id integer Id dari tabel user_admin user_name character varying 25 Nama pengguna yang menjadi admin pswd character varying Password yang dienkripsi Selain tabel-tabel tersebut, sistem ini akan diisi dengan tabel-tabel yang memiliki atribut spasial. Tabel tersebut berasal dari peta-peta seperti peta erosivitas R, peta erodibilitas K, peta faktor panjang dan kemiringan lereng LS, peta faktor pengelolaan tanaman dan peta faktor tindakan konservasi tanah P. input data spasial dapat dilakukan melalui aplikasi yang akan dibangun. Contoh struktur tabel yang memiliki atribut spasial dapat dilihat pada Tabel 7. 26 Tabel 7. Contoh struktur tabel erosivitas hujan yang memiliki atribut spasial Nama Field Tipe Data Keterangan gid integer Id dari tabel r double Nilai faktor erosivitas the_geom geometry Berisi informasi spasial polygon

3.3.3. Implementasi

Implementasi merupakan pelaksanaan pembuatan sistem yaitu melakukan pemrograman komputer coding berdasarkan rancangan yang telah dibuat. Penulisan program dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak notepad++. Antarmuka utama dibuat dalam bentuk HTML. Antarmuka umum dibuat dengan framework ExtJS. Sedangkan antarmuka yang berhubungan dengan fungsional SIG dibuat dengan bantuan framework OpenLayers, GeoExt, Mapfish. Proses yang berhubungan dengan basis data menggunakan bahasa PHP.

3.3.4. Pengujian Sistem dan Prototipe

Pengujian sistem dilakukan untuk memeriksa apakah sistem dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancang. Jika sistem telah berjalan fungsionalitasnya maka dihasilkan sebuah prototipe. Prototipe dapat dikembangkan lagi bila ingin ditambahkan fungsi baru di dalam sistem.

3.3.5. Uji Coba Perhitungan Prediksi Erosi dan Perbandingan Hasil

Uji coba perhitungan prediksi erosi dilakukan dengan Prototipe Sistem Informasi Prediksi Laju Erosi SIMPLE dan Arcview menggunakan data spasial yang sama. Perhitungan prediksi laju erosi dari ArcView menggunakan fitur Intersect untuk proses tumpang tindih 5 peta faktor erosi dan Map Calculator untuk mengisi nilai field laju erosi. Setelah prediksi laju erosi dihitung, kedua hasilnya dibandingkan dilihat dari statistiknya. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Lingkup Sistem

Sistem Informasi Prediksi Laju Erosi disusun dengan kombinasi bahasa pemrograman yaitu PHP, HTML, JavaScript. Sistem ini juga disusun dengan bantuan framework ExtJS, Openlayer, dan Mapfish. Framework tersebut memudahkan dalam membuat fungsi-fungsi yang standar yang umum, sehingga tidak perlu membuat script dari awal. Sistem diimplementasikan hanya dapat berjalan dalam jaringan lokal localhost tanpa internet dan dapat diakses dengan browser seperti Mozilla Firefox. Pada browser lain seperti Internet Explorer, Google Chrome, Safari, Opera, dan lainnya sistem belum diuji.

4.2. Demo Prototipe

Tampilan utama sistem dapat dilihat pada Gambar 8. Sistem dapat dijalankan cukup dengan menggunakan browser, sehingga pengguna atau user tidak perlu menginstalasi perangkat lunak SIG. Tampilan utama akan muncul jika kita mengakses http:localhostsig-erosi pada browser. Gambar 8. Tampilan utama antarmuka sistem SIMPLE ini memiliki fungsi mengatur ukuran skala peta sesuai keinginan, menggeser peta, identifikasi atribut, menampilkan legenda dan membuat poligon 28 Area of Interest AOI untuk membatasi wilayah yang ingin dikaji. Pada bagian kiri gambar peta terdapat menu pengaturan layer, menu perhitungan prediksi laju erosi, menu AOI, dan titik koordinat bujur x dan lintang y pergerakan kursor mouse. Menu pengaturan layer berfungsi memilih daftar layer yang aktif untuk disajikan pada peta. Pada bagian kiri bawah gambar peta terdapat peta inset yang berfungsi menampilkan peta dengan ukuran skala lebih kecil. Peta dasar yang disediakan adalah peta dari Google Maps yang terdiri dari peta jalan streets, peta fisik physical, peta satelit satellite, dan peta hybrid. Layer tambahan dapat ditambahkan dengan menekan tombol Tambah Layer, maka akan muncul tampilan seperti Gambar 9. Simbol + pada setiap layer digunakan untuk melihat deskripsi setiap layer. Jika ingin menghapus layer yang sudah ditambahkan tekan tombol Hapus Layer. Pengguna dapat menambah data layer baru dari luar basis data sistem ini dengan melakukan upload data shapefile shp yang nantinya akan dikonversi ke PostgreSQLPostGIS. Syarat yang harus dipenuhi adalah data harus memiliki sistem proyeksi geografis. Jika sistem proyeksi data yang bukan sistem proyeksi geografis, maka data tersebut tidak muncul sesuai dengan lokasi yang sebenarnya pada peta karena sistem proyeksi yang digunakan dalam SIMPLE ini adalah sistem koordinat geografis WGS 84. Gambar 9. Tampilan menambahkan layer pada peta 29 Pengguna yang ingin menambah data layer baru dari luar basis data sistem dapat melakukan upload data shapefile shp yang nantinya akan dikonversi ke PostgreSQL. Pengguna yang dapat melakukan Upload Data harus melakukan login terlebih dahulu sebagai Administrator. Upload data ke basis data PostgreSQL dapat dilakukan dengan menekan tombol Upload Data, yang akan menampilkan form pengisian upload file seperti Gambar 10. Ada 3 file dari data shapefile yang harus di-upload yaitu file dengan ekstensi .shp, .dbf dan .shx. Untuk mengakhiri upload data dapat dilakukan dengan menekan tombol Simpan. Gambar 10. Form upload file Konversi format shapefile ke dalam format PostgreSQL menggunakan program ogr2ogr.exe yang merupakan program bawaan di dalam MS4W pada folder C:\ms4w\tools\gdal-ogr. Eksekusi program mengunakan script PHP, kutipan penulisan pemrogramannya dapat dilihat pada Gambar 11. 30 Gambar 11. Kutipan script php untuk mengeksekusi program konversi shapefile ke PostgreSQL Penjelasan kutipan program di atas adalah sebagai berikut : 1. Baris 2 variabel namelayer diisi nama layer yang akan menjadi tabel dalam basis data yang mengandung atribut spasial 2. Baris 3 variabel desc diisi dengan deskripsi dari layer 3. Baris 4 sampai dengan 6 variabel yang diisi nama file upload shp, dbf dan shx. 4. Baris 8 sampai dengan 10 merupakan perintah command line yang dieksekusi melalui php. EPSG:4326 menunjukan sistem referensi spasial untuk proyeksi geografis WGS 84. 5. Baris 11 merupakan perintah query maintenance untuk mengoptimalkan kerja PostgreSQL. 6. Baris 12 merupakan perintah query untuk mengganti nama kolom ogc_fid menjadi gid pada tabel . 7. Baris 13 merupakan perintah query memasukan data nama layer dan deskripsinya ke dalam tabel desc_data. 8. Baris 14 sampai dengan 16 menjalankan query dari baris 11, 12, dan 13. 31 Analisis spasial prediksi laju erosi dapat dilakukan bila pengguna sebagai Administrator. Analisis prediksi laju erosi dieksekusi dengan menekan tombol pada menu yang tertulis Hitung Prediksi Erosi, kemudian tekan tombol Tampilkan, maka akan muncul tampilan seperti Gambar 12. Sistem ini menggunakan persamaan USLE, oleh karena itu untuk menghitung laju erosi diperlukan parameter-parameter input data spasial Erosivitas Hujan R, Erodibilitas Tanah K, Faktor Panjang Lereng dan Kemiringan Lereng LS, Faktor Tanaman C, dan Faktor Konservasi Tanah P. Sebelumnya data spasial semua faktor erosi harus dimasukkan ke dalam basis data. Setelah melakukan pengisian parameter-parameter faktor erosi, tombol Kalkulasi dipilih untuk mengakhiri dan menjalankan program prediksi erosi. Gambar 12. Tampilan fungsi perhitungan prediksi erosi

4.3. Penjelasan Fungsi Prediksi Erosi