IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Kimia Ultisol
Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran cukup luas. Kandungan hara pada Ultisol umumnya rendah dikarenakan
pencucian basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena proses dekomposisi berjalan cepat dan sebagian terbawa erosi.
Berdasarkan hasil analisis awal Ultisol yang ditunjukkan pada Tabel 1 terlihat bahwa Ultisol yang digunakan sebagai bahan penelitian termasuk tanah
marjinal dan rendah akan kandungan unsur hara. Prasetyo dan Suriadikarta 2006 berpendapat bahwa Ultisol memiliki kemasam tinggi, pH rata
–rata 4.5, kejenuhan Al tinggi, miskin kandungan hara makro terutama unsur P, K, Ca, dan
Mg, dan rendahnya kandungan bahan organik. Tabel 1. Hasil Analisis Awal Ultisol Jasinga
Jenis Analisis Hasil Pengukuran
Jenis Analisis Hasil Pengukuran
pH 4.1 - 4.13
Ca me100g 1.13
Ec µscm 172.1
Mg me100g 0.21
C 2.41
KTK me100g 28.57
N 0.25
Fe ppm 5.3
P ppm 13.8
Cu ppm 2.2
K me100g 0.53
Zn ppm 7.3
Na me100g 0.42
Mn ppm 69.1
Tan 2000 berpendapat bahwa di Amerika Ultisol dapat menjadi cukup produktif dengan cara pemberian kapur yang cukup, penambahan bahan organik,
pemberian pupuk, dan manajemen yang tepat.
4.2. Pengaruh Pemberian Bahan Pembenah Tanah Baode dan Pupuk Cair GD terhadap Kandungan Hara N, P, dan K pada Tanah
Berdasarkan Tabel 2, bahwa hasil perlakuan bahan pembenah tanah Baode dan pupuk cair GD secara statistik berpengaruh nyata pada unsur N dan P tanah
pada tanaman umur 3 bulan. Berdasarkan hasil analisis terhadap unsur N pada tanah 3 bulan didapatkan kandungan unsur terendah terdapat pada perlakuan GR
sebesar 0.227 , sedangkan kandungan unsur N tertinggi terdapat pada perlakuan BTSM dan BTRS sebesar 0.253 . Pada kandungan unsur N, hanya perlakuan
GR yang mempunyai nilai berbeda nyata terhadap perlakuan kontrol. Pada analisis unsur P pada tanah 3 bulan didapatkan kandungan unsur
terendah terdapat pada perlakuan KT sebesar 16.8 ppm, sedangkan kandungan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan BTSM sebesar 20.5 ppm. Pada kandungan
unsur P, hanya perlakuan BTSM, BTRS, dan GRS yang mempunyai nilai berbeda nyata terhadap perlakuan kontrol.
Pemberian bahan pembenah tanah Baode dan pupuk cair GD tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kandungan unsur K tanah 3 bulan.
Walaupun demikian, hasil analisis yang diperoleh tetap memberikan adanya kecenderungan. Hal ini dapat ditunjukan sesuai data pada statistik, namun
kecenderungan bahwa perlakuan BTSM mempunyai nilai paling tinggi. Pada analisis unsur K pada tanah didapatkan kandungan unsur terendah terdapat pada
perlakuan BTSMS sebesar 0.45 me100g, sedangkan kandungan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan BTSM sebesar 0.51 me100g.
Pada saat tanaman memasuki umur 6 bulan, pemberian bahan pembenah tanah Baode dan pupuk cair GD secara statistik berpengaruh nyata pada unsur P
dan K tanah. Berdasarkan hasil analisis kandungan unsur P pada tanah, didapatkan kandungan unsur terendah terdapat pada perlakuan GR sebesar 17.4 ppm,
sedangkan kandungan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan BTSM sebesar 27.9 ppm. Pada kandungan unsur P, hanya perlakuan GR dan GRS yang mempunyai
nilai berbeda nyata terhadap perlakuan kontrol. Pada hasil analisis kandungan unsur K pada tanah, didapatkan kandungan
unsur terendah terdapat pada perlakuan GR sebesar 0.47 me100g, sedangkan kandungan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan KT sebesar 0.59 me100g.
Pada kandungan unsur K, hanya perlakuan BTR, GR, dan GRS yang mempunyai nilai berbeda nyata terhadap perlakuan kontrol.
Tabel 2. Pengaruh Bahan Pembenah Tanah Baode dan Pupuk Cair GD terhadap Kandungan Hara N, P, K pada Tanah
Perlakuan Kadar N
Kadar P ppm Kadar K me100g
3 BST 6 BST
3 BST 6 BST
3 BST 6 BST
KT 0.247
ab
0.24
a
16.8
d
25.9
a
0.49
a
0.59
a
BTSM 0.253
a
0.25
a
20.5
a
27.9
a
0.51
a
0.58
a
BTR 0.240
abc
0.24
a
17.5
cd
24.8
a
0.49
a
0.49
b
GR 0.227
c
0.25
a
17.7
bcd
17.4
b
0.47
a
0.47
b
BTSMS 0.243
ab
0.25
a
18.5
abcd
24.4
a
0.45
a
0.53
ab
BTRS 0.253
a
0.26
a
19.7
ab
24.1
a
0.49
a
0.52
ab
GRS 0.233
bc
0.25
a
19.3
abc
17.8
b
0.48
a
0.48
b
Angka yang dikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji lanjut Duncan taraf
α = 0.05 .
Pemberian bahan pembenah tanah Baode dan pupuk cair GD tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kandungan unsur N tanah 6 bulan.
Walaupun demikian hasil analisis yang diperoleh tetap memberikan adanya perbedaan. Hal ini dapat ditunjukan sesuai data pada statistik, namun
kecenderungan bahwa perlakuan BTRS mempunyai nilai paling tinggi. Pada hasil analisis kandungan unsur N pada tanah didapatkan kandungan unsur terendah
terdapat pada perlakuan BTR dan KT sebesar 0.24 , sedangkan kandungan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan BTRS sebesar 0.26 .
4.3. Pengaruh Pemberian Bahan Pembenah Tanah Baode dan Pupuk Cair
GD terhadap Kandungan Hara Fe, Cu, Zn, dan Mn pada Tanah
Berdasarkan Tabel 3, bahwa hasil perlakuan bahan pembenah tanah Baode dan pupuk cair GD secara statistik berpengaruh nyata pada unsur Cu, Zn, dan Mn
tanah pada tanah umur 3 bulan. Berdasarkan hasil analisis terhadap unsur Cu pada tanah 3 bulan didapatkan kandungan unsur terendah terdapat pada perlakuan KT
sebesar 1.4 ppm, sedangkan kandungan unsur Cu tertinggi terdapat pada perlakuan BTSM sebesar 1.8 ppm. Pada kandungan unsur Cu, hanya perlakuan
BTSM yang mempunyai nilai berbeda nyata terhadap perlakuan kontrol. Pada analisis kandungan unsur Zn 3 bulan didapatkan kandungan terendah
terdapat pada perlakuan GR sebesar 7.1 ppm, sedangkan kandungan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan BTSM sebesar 7.9 ppm. Pada kandungan unsur
Zn, hanya perlakuan GR yang mempunyai nilai berbeda nyata terhadap perlakuan kontrol. Pada analisis unsur Mn 3 bulan didapatkan kandungan terendah terdapat
pada perlakuan GR sebesar 56.5 ppm, sedangkan kandungan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan BTSM sebesar 70.1 ppm.
Pemberian bahan pembenah tanah Baode dan pupuk cair GD tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kandungan unsur Fe tanah 3 bulan.
Walaupun demikian, hasil analisis yang diperoleh tetap memberikan adanya kecenderungan. Hal ini dapat ditunjukan sesuai data pada statistik, namun
kecenderungan bahwa perlakuan BTSM mempunyai nilai paling tinggi. Pada analisis unsur Fe pada tanah didapatkan kandungan unsur terendah terdapat pada
perlakuan KT sebesar 4.1 ppm, sedangkan kandungan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan BTSM sebesar 6.1 ppm.
Pada saat tanaman memasuki umur 6 bulan, pemberian bahan pembenah tanah Baode dan pupuk cair GD secara statistik berbpengaruh nyata pada unsur
Fe, Cu, dan Mn tanah. Berdasarkan hasil analisis kandungan unsur Fe pada tanah, didapatkan kandungan unsur terendah terdapat pada perlakuan BTR sebesar 4.2
ppm, sedangkan kandungan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan BTSMS sebesar 9.1 ppm.
Pada hasil analisis kandungan unsur Cu pada tanah, didapatkan kandungan unsur terendah terdapat pada perlakuan BTR sebesar 1.2 ppm, sedangkan
kandungan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan BTSM sebesar 1.8 ppm. Pada hasil analisis kandungan unsur Mn pada tanah, didapatkan kandungan unsur
terendah terdapat pada perlakuan BTR sebesar 57.2 ppm, sedangkan kandungan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan BTSMS sebesar 74.6 ppm.
Pemberian bahan pembenah tanah Baode dan pupuk cair GD tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kandungan unsur Zn tanah 6 bulan.
Walaupun demikian, hasil analisis yang diperoleh tetap memberikan adanya kecenderungan. Hal ini dapat ditunjukan sesuai data pada statistik, namun
kecenderungan bahwa perlakuan BTSMS mempunyai nilai paling tinggi. Pada hasil analisis kandungan unsur Zn pada tanah didapatkan kandungan unsur
terendah terdapat pada perlakuan GR sebesar 7.1 ppm, sedangkan kandungan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan BTSMS sebesar 8.0 ppm.
Tabel 3. Pengaruh Bahan Pembenah Tanah Baode dan Pupuk Cair GD terhadap Kandungan Hara Fe, Cu, Zn, dan Mn pada Tanah
Perlakuan Fe ppm
Cu ppm Zn ppm
Mn ppm 3 bulan
6 bulan 3 bulan
6 bulan 3 bulan
6 bulan 3 bulan
6 bulan
KT 4.1
a
5.8
ab
1.4
b
1.5
ab
7.8
ab
7.7
a
65.0
abc
66.2
ab
BTSM
6.1
a
6.7
ab
1.8
a
1.8
a
7.9
a
7.6
a
70.1
a
64.3
ab
BTR 4.3
a
4.2
b
1.6
ab
1.2
b
7.2
bc
7.2
a
63.3
abc
57.2
b
GR 4.9
a
7.0
ab
1.6
ab
1.4
ab
7.1
c
7.1
a
56.5
c
66.0
ab
BTSMS 4.2
a
9.1
a
1.6
ab
1.4
ab
7.3
abc
8.0
a
67.2
abc
74.6
a
BTRS 4.7
a
5.5
ab
1.7
ab
1.3
b
7.4
abc
7.6
a
69.7
ab
69.6
ab
GRS 5.6
a
5.3
b
1.7
ab
1.4
b
7.2
bc
7.2
a
56.9
bc
66.8
ab
Angka yang dikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji lanjut Duncan taraf
α = 0.05 .
4.4. Pengaruh Pemberian Bahan Pembenah Tanah Baode dan Pupuk Cair GD terhadap Kandungan Hara Na, Ca, Mg, dan C
–Organik pada Tanah
Berdasarkan Tabel 4, bahwa hasil perlakuan bahan pembenah tanah Baode dan pupuk cair GD secara statistik berpengaruh nyata pada unsur Ca dan C
– organik tanah pada tanah umur 3 bulan. Berdasarkan hasil analisis terhadap unsur
Ca pada tanah 3 bulan didapatkan kandungan unsur terendah terdapat pada perlakuan GR sebesar 0.97 me100g, sedangkan kandungan unsur Ca tertinggi
terdapat pada perlakuan KT sebesar 1.16 me100g. Pada kandungan unsur Ca, hanya perlakuan GR dan GRS yang mempunyai nilai berbeda nyata terhadap
perlakuan kontrol. Pada analisis unsur C
–organik 3 bulan didapatkan kandungan terendah terdapat pada perlakuan GRS sebesar 2.00 , sedangkan kandungan unsur
tertinggi terdapat pada perlakuan BTSM sebesar 2.26 . Pada kandungan unsur C
–organik, hanya perlakuan GRS yang mempunyai nilai berbeda nyata terhadap perlakuan kontrol.
Pemberian bahan pembenah tanah Baode dan pupuk cair GD tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kandungan unsur Na dan Mg tanah 3 bulan.
Walaupun demikian, hasil analisis yang diperoleh tetap memberikan adanya kecenderungan. Hal ini dapat ditunjukan sesuai data pada statistik, namun
kecenderungan bahwa perlakuan BTSM mempunyai nilai paling tinggi pada kandungan unsur Na dan perlakuan GRS mempunyai nilai paling tinggi pada
kandungan unsur Mg. Pada analisis unsur Na pada tanah didapatkan kandungan unsur terendah terdapat pada perlakuan KT, BTSMS, dan BTRS sebesar 0.32
me100g, sedangkan kandungan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan BTSM sebesar 0.35 me100g. Pada analisis kandungan unsur Mg, didapatkan kandungan
unsur terendah terdapat pada perlakuan BTR dan BTSMS sebesar 0.16 me100g, sedangkan kandungan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan GRS dan BTRS
sebesar 0.19 me100g. Tabel 4. Pengaruh Bahan Pembenah Tanah Baode dan Pupuk Cair GD terhadap
Kandungan Hara Na,Ca, Mg, dan C –organik pada Tanah
Perlakuan Na me100g
Ca me100g Mg me100g
C-organik 3 bulan
6 bulan 3 bulan
6 bulan 3 bulan
6 bulan 3 bulan
6 bulan
KT 0.32
a
0.44
ab
1.16
a
1.13
a
0.17
a
0.17
ab
2.21
ab
2.38
ab
BTSM
0.35
a
0.47
a
1.10
ab
1.16
a
0.17
a
0.17
ab
2.26
a
2.32
b
BTR 0.33
a
0.38
c
1.10
ab
1.04
a
0.16
a
0.14
b
2.12
bc
2.43
ab
GR 0.34
a
0.39
c
0.97
b
1.09
a
0.17
a
0.20
a
2.09
bc
2.44
ab
BTSMS 0.32
a
0.40
bc
1.05
ab
1.04
a
0.16
a
0.16
b
2.16
ab
2.39
ab
BTRS 0.32
a
0.42
bc
1.05
ab
1.24
a
0.19
a
0.20
a
2.08
bc
2.47
a
GRS 0.33
a
0.39
c
0.98
b
1.16
a
0.19
a
0.20
a
2.00
c
2.38
ab
Angka yang dikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji lanjut Duncan taraf
α = 0.05 .
Pada saat tanaman memasuki umur 6 bulan, pemberian bahan pembenah tanah Baode dan pupuk cair GD secara statistik berpengaruh nyata pada unsur Na,
Mg, dan C –organik tanah. Berdasarkan hasil analisis kandungan unsur Na pada
tanah, didapatkan kandungan unsur terendah terdapat pada perlakuan BTR sebesar 0.38 me100g, sedangkan kandungan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan
BTSM sebesar 0.47 me100g. Pada kandungan unsur Na, hanya perlakuan BTR, GR, dan GRS yang mempunyai nilai berbeda nyata terhadap perlakuan kontrol.
Pada hasil analisis kandungan unsur Mg pada tanah, didapatkan kandungan unsur terendah terdapat pada perlakuan BTR sebesar 0.14 me100g, sedangkan
kandungan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan BTRS, GR, dan GRS sebesar 0.20 me100g. Pada hasil analisis kandungan unsur C
–organik pada tanah, didapatkan kandungan unsur terendah terdapat pada perlakuan BTSM sebesar
2.32 , sedangkan kandungan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan BTRS sebesar 2.47 .
Pemberian bahan pembenah tanah Baode dan pupuk cair GD tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kandungan unsur Ca tanah 6 bulan.
Walaupun demikian, hasil analisis yang diperoleh tetap memberikan adanya kecenderungan. Hal ini dapat ditunjukan sesuai data pada statistik, namun
kecenderungan bahwa perlakuan BTRS mempunyai nilai paling tinggi. Pada hasil analisis kandungan unsur Ca pada tanah didapatkan kandungan unsur terendah
terdapat pada perlakuan BTR dan BTSMS sebesar 1.04 me100g, sedangkan kandungan unsur tertinggi terdapat pada perlakuan BTRS sebesar 1.24 me100g.
4.5. Pengaruh Pemberian Bahan Pembenah Tanah Baode dan Pupuk Cair GD terhadap pH dan EC pada Tanah
Salah satu sifat fisiologik dari larutan tanah yang menyolok ialah reaksinya. Jazad mikro dan tanaman memberikan respon nyata terhadap lingkungan kimia
tanah, reaksi tanah, dan faktor –faktor yang berkaitan dengan reaksi tersebut. Ada
dua faktor yang menyebabkan pH tanah dapat berubah, yaitu: 1 yang menghasilkan tambahan hidrogen yang terjerap dan 2 yang menaikkan jumlah
basa terjerap Soepardi, 1983. Menurut data yang ditunjukkan pada Tabel 5 terlihat bahwa perlakuan
pemberian bahan pembenah tanah Baode dan pupuk cair GD tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pH tanah, hal ini terlihat pada saat masa tanam umur
tanaman 3 bulan ataupun 6 bulan. Berdasarkan hasil analisis dengan pH H
2
O pada saat tanaman berumur 3 bulan didapatkan hasil berkisar pH 4.2
– 4.5 dan pada saat tanaman memasuki umur 6 bulan didapatkan hasil berkisar pH 4.24
– 4.9. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa adanya peningkatan pH pada saat
tanaman berumur 3 bulan hingga mencapai umur 6 bulan walaupun nilainya sangatlah rendah.
Berdasarkan data yang ditunjukkan Tabel 5 terlihat bahwa perlakuan pemberian bahan pembenah tanah Baode dan pupuk cair GD terhadap kadar
salinitas tanah yang ditunjukan melalui nilai EC memberikan pengaruh nyata pada saat tanaman berumur 3 bulan dan 6 bulan. Pada analisis nilai EC tanah 3 bulan,
didapatkan kandungan nilai EC terendah terdapat pada perlakuan BTRS sebesar 77.833 µscm, sedangkan kandungan nilai EC tertinggi terdapat pada perlakuan
GR sebesar 195.853 µscm. Pada kandungan nilai EC perlakuan BTSM, BTR, BTRS, GR, dan GRS yang mempunyai nilai berbeda nyata terhadap perlakuan
kontrol. Tabel 5. pH dan EC pada Tanah 3 BST dan 6 BST
Perlakuan pH
EC µscm 3 BST
6 BST 3 BST
6 BST KT
4.20 - 4.50 4.24 - 4.94
107.700
c
66.223
ab
BTSM 4.34 - 4.45
4.28 - 4.52 128.967
b
64.260
ab
BTR 4.37 - 4.45
4.40 - 4.60 83.600
d
57.197
b
GR 4.21 - 4.23
4.29 - 4.54 195.853
a
66.034
ab
BTSMS 4.33 - 4.39
4.45 - 4.54 106.400
c
74.546
a
BTRS 4.44 - 4.46
4.33 - 4.59 77.833
d
69.591
ab
GRS 4.26 - 4.27
4.29 - 4.56 192.533
a
66.840
ab
Angka yang dikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji lanjut Duncan taraf
α = 0.05 .
Pada analisis nilai EC tanah 6 bulan, didapatkan kandungan nilai EC terendah terdapat pada perlakuan BTR sebesar 57.197 µscm, sedangkan
kandungan nilai EC tertinggi terdapat pada perlakuan BTSMS sebesar 74.546 µscm.
4.6. Pengaruh Perlakuan terhadap Pertumbuhan Tanaman