Persyaratan Tumbuh 1. Iklim The influence soil ameliorants and liquid fertilizer on the oil palm nurseries on ultisol jasinga.

m. Tinggi tanaman di perkebunan dibatasi dikarenakan untuk memudahkan pekerja kebun untuk memetik buahnya Tim Penulis PS, 1999.

2.1.3. Daun

Daun kelapa sawit mempunyai susunan daun majemuk. Daun –daun tersebut akan membentuk suatu pelepah daun yang panjangnya dapat mencapai kurang lebih 7,5 – 9 m. Tanaman kelapa sawit yang tumbuh dengan normal mempunyai daun berjumlah 40 – 60 buah Tim Penulis PS, 1999. 2.2. Persyaratan Tumbuh 2.2.1. Iklim Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah di sekitar 12° LU - 12° LS. Tanaman kelapa sawit membutuhkan intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi untuk melakukan fotosintesis, kecuali pada kondisi juvenile di pre-nursery. Kelapa sawit pada umumnya tumbuh pada ketinggian 0 – 500 m di atas permukaan laut, dengan ketinggian optimal pada 0 – 400 m dpl. Kecepatan angin 5 – 6 kmjam sangat baik dalam proses penyerbukan, apabila angin bertiup terlalu kencang akan menyebabkan tanaman baru doyong atau miring. Temperatur untuk pertumbuhan yang optimal pada suhu 24 – 28 °C, dengan suhu terendah 18°C dan tertinggi 32°C. Kelembaban 80 dengan lama penyinaran matahari 5 – 7 jamhari. Kelembaban rata–rata yang tinggi akan merangsang perkembangan penyakit, hal ini juga ada hubungannya dengan rendahnya lama penyinaran matahari. Apabila lama penyinaran matahari kurang dari 5 jamhari, dapat menyebabkan berkurangnya asimilasi, gangguan penyakit, dan lain –lain Lubis, 1992. Menurut Setyamidjaja 1991, budidaya tanaman kelapa kelapa sawit di pulau Jawa berkembang di daerah Banten Selatan yang keadaan iklimnya relatif cukup basah. Sedangkan di pulau Jawa bagian timur, yang musim kemaraunya tegas dan berlangsung selama 4 – 5 bulan, kurang cocok untuk kelapa sawit. Pada keadaan iklim demikian, produksi buah menjadi tidak merata. Witjaksana et al. 2005 a berpendapat bahwa kekeringan akan memberikan dampak terhadap aktivitas fisiologis, pertumbuhan, perkembangan dan produksi tanaman. Menurut Pahan 2006, ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan tanaman dalam hidupnya, yaitu 1 innate, 2 induce, dan 3 enforce. Faktor innate merupakan faktor yang berhubungan dengan sifat genetik dari tanaman, di mana faktor ini bersifat mutlak dan sudah ada semenjak terbentuknya embrio dalam biji. Faktor induce adalah faktor yang mempengaruhi ekspresi dari sifat genetik yang terkait dengan keadaan buatan manusia, seperti pemberian pupuk tepat dosis. Faktor enforce adalah faktor lingkungan atau alam yang dapat merangsang ataupun menghambat pertumbuhan dan produksi tanaman.

2.2.2. Tanah

Menurut Setyamidjaja 1991, kelapa sawit dapat tumbuh pada bebagai jenis tanah, akan tetapi agar pertumbuhannya lebih optimal harus memerlukan tanah sesuai. Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah jenis Latosol, Podsolik Merah Kuning, dan Aluvial yang kadang –kadang meliputi tanah gambut dan muara sungai. Meskipun demikian, kemampuan produksi kelapa sawit pada tiap jenis tanah tidaklah sama. Sifat –sifat fisika dan kimia yang harus dipenuhi agar kelapa sawit dapat tumbuh dengan optimal adalah : 1. Drainase yang baik dan permukaan air tanah yang cukup dalam. 2. Solum yang cukup dalam. 3. Reaksi tanahnya masam dan pH berkisar antara 4 – 6.

2.2.3. Pembibitan

Pertumbuhan bibit adalah suatu periode yang paling menentukan keberhasilan tanaman dalam mencapai pertumbuhan yang paling baik pada pembibitan. Pembibitan tanaman kelapa sawit adalah suatu kegiatan budidaya pada benih kecambah atau hasil kultur jaringan kelapa sawit untuk menyiapkannya agar dapat hidup dan tumbuh berkembang normal disertai dengan karakteristik yang dikehendaki seleksi saat ditanam di areal penaman Ratnawati et al., 2006. Sistem pembibitan kelapa sawit umumnya terdiri dari dua sistem pembibitan, yaitu sistem pembibitan di lapang dan sistem pembibitan di polythene polibag. Sistem pembibitan di polibag terdiri dari dua macam, yaitu sistem pembibitan polibag satu tahap dan sistem pembibitan dua tahap. Pada sistem pembibitan dua tahap terdapat adanya pembibitan pendahuluan dan pembibitan utama. Sistem pembibitan satu tahap umumnya direkomendasikan untuk jumlah bibit yang tidak terlalu banyak, terutama untuk keperluan replanting Pahan, 2006.

2.3. Ultisol