Peran Vegetasi Tinggi dalam Pengendalian Suhu Permukaan di PT. Indocement, Palimanan Cirebon

PERAN VEGETASI TINGGI DALAM PENGENDALIAN
SUHU PERMUKAAN DI PT. INDOCEMENT
PALIMANAN, CIREBON

FELIX JULIAN AJI PUJASTOMO

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peran Vegetasi Tinggi
dalam Pengendalian Suhu Permukaan di PT. Indocement, Palimanan Cirebon
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014
Felix Julian Aji Pujastomo
NIM E34080096

iv

ABSTRAK
FELIX JULIAN AJI PUJASTOMO. Peran Vegetasi Tinggi dalam Pengendalian
Suhu Permukaan di PT. Indocement, Palimanan Cirebon. Dibimbing oleh SITI
BADRIYAH RUSHAYATI dan RACHMAD HERMAWAN.
Perubahan lahan dilakukan sebagai bentuk pembangunan berdasarkan
kebijakan pemerintah setempat. PT. Indocement Palimanan membangun vegetasi
tinggi sebagai bentuk perwujudan komitmen kebijakan pengelolaan berkelanjutan.
Peran vegetasi tinggi dalam pengendalian suhu permukaan dibutuhkan sebagai
data dasar untuk memaksimalkan program manajemen lingkungan PT.
Indocement. Penelitian ini diperlukan untuk mengukur perubahan lahan dan
pengaruhnya terhadap suhu permukaan periode tahun 2003 dan 2013 serta untuk

mengetahui peran vegetasi tinggi dalam pengendalian suhu permukaan. Hasil
penelitian menunjukkan perubahan tutupan lahan berupa vegetasi tinggi dan
semak yang mengalami kenaikan luasan berturut-turut sebesar 7.2 Ha dan 10.6
Ha. Hal ini berpengaruh terhadap penurunan batas atas suhu permukaan sebesar
0.4 0C. Peran vegetasi tinggi dalam pengendalian suhu permukaan adalah
berkontribusi dalam menciptakan suhu permukaan rata-rata sebesar 25.9 0C.
Kata kunci: perubahan lahan, program manajemen lingkungan, suhu permukaan,
vegetasi tinggi

ABSTRACT
FELIX JULIAN AJI PUJASTOMO. Role of Tall Vegetation in Controlling
Surface Temperature at PT. Indocement, Palimanan Cirebon. Supervised by SITI
BADRIYAH RUSHAYATI and RACHMAD HERMAWAN.
Changes in land use is done as a form of development based on local
government policy. PT. Indocement Palimanan has built tall vegetation as a form
of sustainable management commitment. The data on role of tall vegetation in
controlling surface temperature was needed as the baseline data to maximize
PT.Indocement’s environmental management program. This research aimed to
measure changes in land use and its effect on surface temperature between 2003
and 2013, and to determine the role of tall vegetation in controlling surface

temperature. The results showed changes in tall vegetation and shrubbery area had
increased respectively as many as 7.15 Ha and 10.55 Ha. This condition had
decreased the upper limit of surface temperature by 0.4 0C. Tall vegetation had
containted in controlling surface temperature at the average temperature of 25.9
0
C.
Keywords: environment management program, land use, surface temperature, tall
vegetation

PERAN VEGETASI TINGGI DALAM PENGENDALIAN
SUHU PERMUKAAN DI PT.INDOCEMENT
PALIMANAN, CIREBON

FELIX JULIAN AJI PUJASTOMO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumber daya Hutan dan Ekowisata


DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Peran Vegetasi Tinggi dalam Pengendalian Suhu Permukaan di PT.
Indocement, Palimanan Cirebon
Nama
: Felix Julian Aji Pujastomo
NIM
: E34080096

Disetujui oleh

Dr Ir Siti Badriyah Rushayati, MSi
Pembimbing I

Dr Ir Rachmad Hermawan, MScF

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2013 ini ialah peran
vegetasi tinggi, dengan judul Peran Vegetasi Tinggi dalam Pengendalian Suhu
Permukaan di PT. Indocement, Palimanan Cirebon.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Siti Badriyah Rushayati,
MSi dan Bapak Dr Ir Rachmad Hermawan, MScF selaku pembimbing yang telah
banyak memberi arahan dan saran. Penghargaan penulis sampaikan pula kepada
Bapak Rufidi dari pihak PT. Indocement yang telah mengizinkan penulis untuk
melakukan penelitian di PT. Indocement serta kepada Bapak Misnen dan Bapak

Suswanto dari pihak PT. Indocement yang mendampingi dan membantu selama
pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu,
serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014
Felix Julian Aji .P

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN


vii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

2

METODE


2

Bahan

3

Alat

3

Prosedur Analisis Data

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

5

Kondisi Umum Lokasi Penelitian


5

Tutupan Lahan PT. Indocement

6

Perubahan Luas Tutupan Lahan PT. Indocement
Perubahan Suhu Permukaan PT. Indocement
Peran Vegetasi Tinggi dalam Mengendalikan Suhu Permukaan
SIMPULAN DAN SARAN

8
12
14
17

Simpulan

17


Saran

17

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN

19

x

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5

6

Konstanta K1 dan K2 untuk Landsat 7/ETM dan Landsat 8
Perubahan penutupan lahan PT. Indocement tahun 2003 dan 2013
Luas konversi tutupan lahan menjadi semak dan vegetasi tinggi di PT.
Indocement, Palimanan periode tahun 2003 dan 2013
Selang suhu permukaan PT. Indocement, Palimanan periode tahun
2003 dan 2013
Kontribusi tutupan lahan terhadap suhu permukaan di PT.
Indocement, Palimanan
Suhu permukaan rata-rata tiap tipe tutupan lahan di PT. Indocement

4
9
10
12
14
15

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Peta lokasi penelitian
Tutupan lahan berupa lahan terbangun
Tutupan lahan berupa vegetasi tinggi
Tutupan lahan berupa lahan terbuka
Tutupan lahan berupa semak
Tutupan lahan berupa sawah
Tutupan lahan berupa badan air
Grafik luas konversi lahan terbuka menjadi tutupan lahan lain
Peta tutupan dan penggunaan lahan PT. Indocement periode 2003 dan
2013
Peta perubahan suhu permukaan PT. Indocement periode 2003 dan
2013
Peta tutupan lahan berdasarkan suhu permukaan tahun 2013

2
6
7
7
7
8
8
10
11
13
16

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Data perhitungan rataan suhu permukaan pada lahan terbangun
Data perhitungan rataan suhu permukaan pada vegetasi tinggi
Data perhitungan rataan suhu permukaan pada lahan terbuka
Data perhitungan rataan suhu permukaan pada semak
Data perhitungan rataan suhu permukaan pada sawah
Data perhitungan rataan suhu permukaan pada badan air
Data GPS pada lahan terbangun di PT. Indocement
Data GPS pada vegetasi tinggi di PT. Indocement
Data GPS pada lahan terbuka di PT. Indocement
Data GPS pada semak di PT. Indocement
Data GPS pada sawah di PT. Indocement
Data GPS pada badan air di PT. Indocement

19
19
19
19
20
20
20
20
20
21
21
21

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh banyak negara saat ini adalah
perubahan iklim global yang disebabkan oleh terganggunya keseimbangan energi
antara bumi dan atmosfir. Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan
kuantitas konsentrasi gas rumah kaca (CO2, N2O, CFC, CH4) yang berada di
lapisan atmosfir. Peningkatan gas rumah kaca salah satunya disebabkan oleh
berkurangnya vegetasi tinggi (pohon) sebagai penyerap gas rumah kaca.
Alih fungsi lahan dilakukan sebagai salah satu bentuk pembangunan dan
pengembangan daerah yang cenderung untuk memenuhi kebutuhan dan
meningkatkan pelayanan pada penduduk dalam suatu daerah dan disekitarnya.
Alih fungsi lahan mempunyai dampak buruk terhadap lingkungan berupa
berkurangnya jumlah pohon di suatu lahan. Berkurangnya pohon akan
mempengaruhi kualitas lingkungan. Sebagaimana diketahui pohon dapat
melakukan proses fotosintesis, gas CO2 hasil residu dari aktivitas manusia
dimanfaatkan dalam proses tersebut sehingga menghasilkan O2 dan karbohidrat
(selulosa). Berkurangnya pohon disertai dengan meningkatnya jumlah CO2 akan
menyebabkan efek rumah kaca yang pada akhirnya dapat meningkatkan suhu
permukaan bumi. Oleh karena itu diperlukan upaya integrasi penambahan pohon
dalam proses pembangunan suatu daerah, demi menjaga kestabilan iklim di
daerah tersebut.
Perubahan lahan yang terjadi di kawasan PT. Indocement Palimanan, dalam
hal ini seluruh kawasan termasuk lahan tambang, pabrik dan daerah penyangga,
menyebabkan terganggunya kestabilan iklim mikro di daerah tersebut. Untuk
menanggulangi hal itu, PT. Indocement melakukan upaya menjaga kestabilan
ekologi, salah satunya pada tahun 2003 dalam dokumen rencana pengelolaan
lingkungan (RPL) PT. Indocement. Pada bagian penanggulangan dan pemantauan
dampak, PT. Indocement memasukkan aspek flora dan fauna. Hal ini
memungkinkan adanya perbaikan flora di daerah tersebut, dalam hal ini pohonnya,
namun dalam dokumen tersebut belum ada langkah strategis dalam aspek ini.
Maka dari itu perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai peran vegetasi tinggi di
PT. Indocement sebagai pengendali iklim mikro untuk memaksimalkan program
manajemen lingkungan di PT. Indocement.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perubahan tutupan lahan dan suhu
permukaan di PT. Indocement pada tahun 2003 dan 2013, serta mengkaji peran
vegetasi tinggi dalam pengendalian suhu permukaan di PT. Indocement.

2

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan
pertimbangan dalam perencanaan kegiatan pengelolaan lingkungan PT.
Indocement, Palimanan.

METODE
Waktu dan Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pengumpulan data berupa
data global positioning system (GPS) yang dilakukan pada bulan Agustus 2013 di
PT. Indocement Palimanan Kabupaten Cirebon, Jawa barat (Gambar 1).
Pengolahan data dilakukan pada bulan September 2013 - Februari 2014 di
Laboratorium Analisis Lingkungan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan
dan Ekowisata (KSHE).

Gambar 1 Peta lokasi penelitian

3

Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Citra Landsat 7 dan 8
ETM (+) path/row : 121/065, dengan tanggal akuisisi 15 Agustus 2003 dan 2
Agustus 2013 dan citra satelit google earth wilayah PT. Indocement Palimanan,
Kabupaten Cirebon, Jawa Barat tahun 2003 dan tahun 2013.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer yang
dilengkapi dengan paket Sistem Informasi Geografis dengan software Erdas
Imagine 9.1, ArcGIS 9.3, Google Earth, Microsoft Office 2007, Global
Positioning System (GPS), dan kamera digital.
Prosedur Analisis Data
Pengolahan Citra Satelit Google Earth Menjadi Peta Tutupan Lahan
Citra satelit penampakan PT. Indocement Palimanan tahun 2003 didapatkan
dari bagian pemetaan PT. Indocement dan citra satelit tahun 2013 diunduh dari
google earth. Citra tersebut diolah dalam proses digitasi on screen dengan
software ArcGIS 9.3 dengan titik acuan data GPS yang didapatkan dari observasi
lapang.
Digitasi on screen adalah kegiatan memasukkan data ke dalam software
arcGIS yang dilakukan dengan mendeliniasi secara langsung pada layer (on
screen) untuk feature yang berbentuk polygon, sehingga menghasilkan beberapa
tutupan lahan untuk setiap informasi tematik berbeda yang akan digunakan
sebagai data base dan disimpan sebagai satu kesatuan.
Pengolahan Citra Landsat untuk Estimasi Suhu Permukaan
Estimasi suhu permukaan dilakukan menggunakan software ERDAS
imagine 9.1. Kemudian dibangun sebuah model untuk mengkonversi nilai pixel
atau DN (Digital Number) citra menjadi nilai spektral radiasi. Berikut ini adalah
rumus yang digunakan untuk membangun model tersebut (USGS 2002).
CVrl = (

���� −����

���� max − ���� ���

CVrl
Lmin
Lmax
QCAL
QCAL min
QCAL max

=
=
=
=
=
=

) x (QCAL – QCAL min) + Lmin

Nilai Radiasi
Radiasi spektral terhadap QCAL min
Radiasi spektral terhadap QCAL max
Nilai Digital Citra (Digital Number )
1 (LGS Product); 0 (NPLAS Product)
Nilai Pixel Manual (255)

4

Rumus untuk membangun model tersebut untuk landsat 8 adalah sebagai
berikut (USGS 2013).
Lλ = ML Qcal + AL

ML
Qcal
AL

=
=
=
=

Nilai Radiasi (Watts/(m2*srad*µm))
Faktor pengkali spesifik band thermal
Nilai digital citra spesifik band thermal
Faktor penambah spesifik band thermal

Setelah diketahui spektral radiasinya kemudian dilakukan konversi spektral
radiasi tersebut menjadi suhu permukaan dengan rumus seperti berikut (USGS
2002) dengan konstanta yang terdapat pada Tabel 1.

T=
T
K2
K1


: Suhu Permukaan
: Konstanta (Kelvin)
: Konstanta (W/(m2*ster*µm))
: Spektral Radiasi

�2

�1
ln ( � + 1)
λ

Tabel 1 Konstanta K1 dan K2 untuk Landsat 7/ETM dan Landsat 8
Satelit
K1 (W/(m2*ster*µm))
K2 (Kelvin)
Landsat 7
666.09
1282.71
Landsat 8
774.89
1321.08
Sumber : USGS (2002) dan Metadata Landsat 8

Peran Vegetasi Tinggi (Pohon) dalam Pengendalian Suhu Permukaan
Peran pohon dalam mengendalikan suhu permukaan dapat dilihat dari
kontribusi luasan tutupan vegetasi tinggi terhadap suhu permukaan yang ada di
wilayah PT. Indocement dan rataan suhu permukaan tiap tipe tutupan lahan.
1. Kontribusi Luasan Tutupan Lahan Terhadap Suhu Permukaan
Data kontribusi luasan tutupan lahan terhadap suhu permukaan diperoleh
dari hasil intersect, salah satu fitur analisis dalam arcGIS 9.3, antara polygon
tutupan lahan dan suhu permukaan yang telah di reclassify.
Intersect adalah penggabungan dua atau lebih peta yang mempunyai
koordinat dengan proyeksi yang sama untuk mengetahui informasi dari
penggabungan informasi yang dibawa oleh masing-masing peta. Dalam penelitian
ini peta yang dlakukan intersect adalah peta tutupan lahan dan peta distribusi suhu
permukaan.
Reclassify adalah proses klasifikasi data raster yang memiliki nilai sebaran
untuk memudahkan pengguna dalam menganalisis.
2. Rataan Suhu Permukaan Tiap Tipe Tutupan Lahan
Data rataan suhu diperoleh dari data luasan tutupan lahan terhadap suhu
permukaan yang dimasukkan kedalam rumus mean sebagai berikut.

5


x
f
n

x̅ =

∑(� . �)


= suhu rata-rata tutupan lahan
= titik tengah selang suhu permukaan tutupan lahan
= presentase luasan tutupan lahan pada suhu permukaan
= jumlah presentase luasan tutupan lahan pada suhu permukaan

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Letak dan Luas
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. bagian Cirebon terletak di jalan
utama provinsi yang menghubungkan Bandung dengan Cirebon, dengan daerah
administratif Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat.
Pabrik ini terletak di dalam daerah campuran industri (industri masyarakat
berskala kecil), perumahan dan pertanian. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
bagian Cirebon memiliki lahan seluas 522 Ha, dengan pembagian 160 Ha
digunakan untuk plant site, 132 Ha digunakan untuk housing, dan 230 Ha
digunakan untuk quarry.
Secara umum lahan pabrik semen termasuk daerah pertambangan dan
fasilitas pendukung berbatasan dengan daerah-daerah tertentu. Yaitu :
a.
Utara
: Jalan utama Palimanan (jalan provinsi)
b.
Timur
: Desa Gempol
c.
Selatan
: Desa Cikeusal
d.
Barat
: Daerah hutan, Desa Walahar.
Kondisi Iklim
Kondisi meteorologi direkam di stasiun pemantauan iklim Jatiwangi. Data
yang terekam menunjukkan bahwa kisaran suhu dari 25 – 26 0C direkam pada
bulan-bulan basah (Oktober sampai dengan April) dan 22 – 28 0C direkam pada
bulan-bulan kering (Mei sampai dengan September). Rata-rata curah hujan yang
direkam antara tahun 1984 sampai dengan 1994 untuk bulan-bulan basah dan
kering masing-masing adalah 384 mm dan 74 mm. Arah angin pada bulan-bulan
basah sebagian besar ke arah utara, selatan dan timur, dan selama bulan-bulan
kering ke arah selatan, tenggara dan barat.
Kondisi Topografi
Kondisi topografi di wilayah pabrik adalah rata dengan kemiringan
permukaan kurang dari 50. Di sebelah Selatan Pabrik, topografi dipengaruhi oleh
Bukit Kramang yang memiliki ketinggian 587 m di atas permukaan laut.

6

Kondisi Geologi
Kondisi geologi di sekitar pabrik adalah adanya formasi tanah liat
Kaliwangu dan tuff sebagai hasil dari letusan Gunung Ceremai.
Formasi tanah liat dengan ketebalan lebih dari 10 meter dan kemiringan ke
arah barat daya diketahui bersinggungan dengan formasi batu kapur. Singgungan
tanah liat ini ditemukan pada ketinggian yang berbeda, lebih tinggi daripada
aliran-aliran air yang ditemukan di dalam bukit batu kapur.
Struktur-struktur geologi utama yang ditemukan di dalam lahan Cirebon
adalah:
a. Irisan yang membujur arah barat laut ke tenggara terletak di sebelah timur
formasi bukit batu kapur.
b. Irisan yang membujur arah barat daya ke timur laut terletak di sebelah Barat
formasi bukit batu kapur.
c. Anticline yang membujur arah barat laut ke tenggara terletak di tengah formasi
batu kapur.
Penutupan Lahan PT. Indocement Palimanan
Interpretasi data citra dilakukan dengan digitasi on screen pada arcGIS 9.3
dan menghasilkan 6 kelas tutupan lahan dengan luas penutupan lahan berdasarkan
pengolahan citra diperoleh luas wilayah PT. Indocement Palimanan adalah 500
Ha. Tutupan lahan di PT. Indocement terdiri dari :
1.

Lahan Terbangun
Tipe penutupan lahan berupa lahan terbangun di PT. Indocement meliputi
bangunan pabrik, kantor, housing dan bangunan lainnya (Gambar 2) dengan
pengambilan titik GPS data lapang pada Lampiran 7. Klasifikasi citra untuk
tipe penutupan lahan terbangun yang dicirikan dengan warna merah
(Gambar 10).

Gambar 2 Tutupan lahan berupa lahan terbangun
2.

Vegetasi tinggi (Pohon)
Kategori tutupan vegetasi tinggi di PT. Indocement merupakan penutupan
lahan yang berupa tegakan pohon di wilayah pabrik, sekitar pabrik dan hutan
alam di Bukit Blindis (Gambar 3) dengan pengambilan titik GPS data lapang
dapat dilihat pada Lampiran 8. Klasifikasi citra untuk tipe tutupan lahan
RTH dicirikan dengan warna hijau (Gambar 10).

7

Gambar 3 Tutupan lahan berupa vegetasi tinggi
3.

Lahan terbuka
Kategori tutupan lahan lahan terbuka di PT. Indocement merupakan
penutupan lahan yang berupa hamparan lahan dengan kondisi tidak
bervegetasi seperti lahan tambang, lapangan, dan tanah gundul (Gambar 4)
dengan pengambilan titik GPS data lapang dapat dilihat pada Lampiran 9.
Klasifikasi citra untuk tipe tutupan lahan terbuka dicirikan dengan warna
kuning (Gambar 10).

Gambar 4 Tutupan lahan berupa lahan terbuka
4.

Semak
Kategori tutupan lahan semak di PT. Indocement merupakan penutupan
lahan yang berupa semak belukar, rumput-rumput liar dan tanaman perdu
(Gambar 5) dengan pengambilan titik GPS pada Lampiran 10. Klasifikasi
citra untuk tipe tutupan lahan semak dicirikan dengan warna oranye
(Gambar 10).

Gambar 5 Tutupan lahan berupa semak

8

5.

Sawah
Kategori tutupan lahan sawah di PT. Indocement merupakan penutupan
lahan yang berupa lahan pertanian (Gambar 6) dengan pengambilan titik
GPS pada Lampiran 11. Klasifikasi citra untuk tipe tutupan lahan sawah
dicirikan dengan warna abu-abu (Gambar 9).

Gambar 6 Tutupan lahan berupa sawah
6.

Badan air
Kategori tutupan lahan badan air di PT. Indocement merupakan penutupan
lahan yang berupa danau, sungai, pemandian air panas serta air limpasan
sisa proses pendinginan di pabrik (Gambar 7) dengan pengambilan titik GPS
data lapang pada Lampiran 12. Klasifikasi citra untuk tipe tutupan lahan
badan air dicirikan dengan warna biru (Gambar 9).

Gambar 7 Tutupan lahan berupa badan air
Perubahan Luas Penutupan Lahan Tahun 2003 dan 2013
Perubahan penutupan lahan merupakan keadaan suatu lahan yang karena
manusia mengalami kondisi yang berubah pada waktu yang berbeda (Lillesand
and Kiefer 1990). Deteksi perubahan mencakup penggunaan fotografi udara
berurutan diatas wilayah tertentu dari fotografi tersebut peta penggunaan lahan
untuk setiap waktu dapat dipetakan dan dibandingkan (Lo 1995). Campbell
(1983) dalam Lo (1995) menambahkan bahwa peta perubahan lahan antara dua
periode waktu biasanya dapat dihasilkan.

9

Hasil klasifikasi citra dari google earth area PT. Indocement, Palimanan
tahun 2003 dan 2013 dapat dilihat pada Gambar 9. Berdasarkan gambar tersebut
diperoleh data mengenai perubahan luasan wilayah berbagai tutupan lahan yang
tersaji dalam Tabel 2.
Tabel 2 Perubahan penutupan lahan PT.Indocement tahun 2003 dan 2013
Luas Tahun
Luas Tahun
Perubahan luas
Kelas
2003
2013
No
Klasifikasi
Ha
%
Ha
%
Ha
%
1 Lahan
19.50
3.90
21.70
4.34
2.20
0.44
terbangun
2 Vegetasi tinggi
95.20
19.04 102.35
20.47
7.15
1.43
3 Lahan terbuka
244.30
48.86 232.50
46.50 -11.80
-2.36
4 Semak
107.20
21.50 117.75
23.55
10.55
2.05
5 Sawah
21.00
4.20
13.70
2.74
-7.30
-1.46
6 Badan air
12.50
2.50
12.00
2.40
-0.50
-0.1
Jumlah
500.00 100.00 500.00 100.00
Keterangan : (+) Luas tutupan lahan meningkat, (-) Luas tutupan lahan menurun.

Hasil analisis tersebut menunjukan bahwa telah terjadi perubahan
penggunaan lahan untuk setiap tipe tutupan lahan dari tahun 2003 dan 2013. Hal
ini dipengaruhi oleh kebutuhan produksi dan kebijakan manajemen lingkungan
yang berlaku di PT. Indocement, Palimanan. Pola perubahan lahan seperti dikutip
oleh Meffe dan Carroll (1994) dalam Basuni (2003) terjadi akibat responnya
terhadap pasar, teknologi, pertumbuhan populasi, kebijakan pemerintah degradasi
lahan dan faktor sosial ekonomi lainnya. Perubahan lahan terbesar terdapat pada
tutupan lahan berupa semak yang meningkat sebesar 10.55 Ha atau 2.05%
dibandingkan dengan tahun 2003 (Tabel 2). Perubahan luas semak dipengaruhi
adanya perubahan tutupan lahan berupa lahan terbuka yang ditumbuhi rumputrumput liar perintis. Selain itu juga adanya kebijakan manajemen lingkungan PT.
Indocement yang menanam tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) di wilayah PT.
Indocement, Palimanan yang hasilnya digunakan sebagai bahan bakar alternatif
proses produksi.
Perubahan penggunaan lahan yang besar juga terjadi untuk vegetasi tinggi
yaitu sebesar 7.15 Ha atau 1.43% dibandingkan dengan tahun 2003 (Tabel 2).
Perubahan ini membuktikan bahwa adanya komitmen dari Manajemen PT.
Indocement dalam upaya menjaga kestabilan ekologi. Adapun besar luas konversi
tutupan lahan menjadi vegetasi tinggi dan semak periode 2003 dan 2013 dapat
dilihat pada Tabel 3.

10

Tabel 3 Luas konversi tutupan lahan menjadi semak dan lahan pepohonan di
PT. Indocement, Palimanan periode tahun 2003 dan 2013
Konversi lahan menjadi tutupan lahan 2013
Semak
RTH
Tutupan lahan
No
2003
Luas
%
Luas (Ha)
%
(Ha)
1
Lahan terbangun
0.99
0.84
2.29
2.23
2
Vegetasi tinggi
17.14
14.56
52.36
51.15
3
Lahan terbuka
47.07
39.97
22.70
22.18
4
Semak
41.59
35.32
24.05
23.49
5
Sawah
6.63
5.63
0.51
0.50
6
Badan air
4.33
3.68
0.46
0.45
Jumlah
117.75
100.00
102.35
100.00
Selama selang tahun 2003 hingga 2013 PT.Indocement Palimanan berusaha
mengembangkan vegetasi tinggi (pohon) yang bertujuan untuk mewujudkan
upaya menjaga kestabilan ekologi. Telah terjadi konversi lahan pada tahun 2003
menjadi tutupan lahan berupa semak dan lahan pepohonan pada tahun 2013.
Berdasarkan data pada Tabel 3 lahan terbuka merupakan penyumbang luasan
paling besar terhadap tutupan lahan berupa semak pada tahun 2013, yaitu sebesar
47.07 Ha. Hal ini disebabkan oleh adanya program CSR (Corporate Social
Responsibility) berupa penanaman jarak pagar (Jathropa curcas) oleh PT.
Indocement. Tutupan lahan berupa semak dan lahan terbuka merupakan
penyumbang luasan terhadap vegetasi tinggi pada tahun 2013 paling besar
dibandingkan tutupan lahan lain, yaitu secara berturut-turut 24.05 Ha dan 22.70
Ha. Hal ini disebabkan oleh adanya kebijakan manajemen lingkungan PT.
Indocement dengan program menanam pohon di lahan yang kosong dan di sekitar
pabrik.
Berbeda dengan perubahan luas tutupan lahan semak dan vegetasi tinggi
yang mengalami kenaikan jumlah luasan, luas lahan terbuka mengalami
penurunan luasan sebesar 11.8 Ha atau 2.36%. Hal ini disebabkan oleh lahan
terbuka pada tahun 2003 telah dikembangkan menjadi beberapa tutupan lahan lain
pada tahun 2013, dengan konversi terbesar adalah perubahan lahan terbuka
menjadi tutupan lahan berupa semak yaitu sebesar 47.07 Ha (Gambar 8). Konversi
lahan terbuka menjadi sawah merupakan konversi terkecil yaitu 0.42 Ha. Hal ini
disebabkan oleh kondisi tanah yang kurang sesuai untuk menjadi sawah.
50
40
30
20
10
0
Lahan Vegetasi
terbangun

Semak

Sawah

Badan Air

Gambar 8 Grafik luas konversi lahan terbuka menjadi tutupan lahan lain

Gambar 9 Peta tutupan dan penggunaan lahan PT.Indocement tahun 2003 dan 2013
11

12

Perubahan Suhu Permukaan Tahun 2003 dan 2013
Perubahan suhu permukaan di wilayah PT. Indocement Palimanan dapat
dilihat pada Gambar 10. Secara keseluruhan data suhu permukaan tahun 2003 dan
2013 tidak dapat dibandingkan karena adanya perbedaan kualitas citra. pada tahun
2003 terdapat stripping atau garis yang terjadi karena kerusakan satelit perekam
citra. Pada tahun 2013 tidak terdapat stripping karena satelit perekaman citra telah
diperbaiki. Hal ini menyebabkan perbedaan keutuhan data suhu permukaan
wilayah PT. Indocement, Palimanan pada tahun 2003 dan 2013. Data suhu
permukaan yang dapat dibandingkan adalah perubahan selang suhu permukaan
pada tahun 2003 dan 2013, yang mengalami penurunan selang sebesar 1.27 0C
(Tabel 4).
Tabel 4 Selang suhu permukaan di PT.Indocement palimanan periode tahun
2003 sampai 2013
Suhu permukaan ( 0C )
No
Tahun
Selang
Min
Max
1
2003
23.70
32.38
8.68
2
2013
24.59
32.00
7.41
Penurunan selang suhu permukaan di PT. Indocement disebabkan oleh
adanya kenaikan batas bawah suhu permukaan serta penurunan batas atas suhu
permukaan. Kenaikan batas bawah suhu permukaan disebabkan oleh adanya
peningkatan luas lahan terbangun sebesar 2.20 Ha. Karakteristik penutupan pada
lahan terbuka, lahan terbangun dan tak bervegetasi sebagian besar energi yang
diterimanya langsung digunakan untuk memanaskan udara sehingga banyak dari
radiasinya digunakan untuk memanaskan atmosfer (Fajri 2011). Selain
peningkatan luasan lahan terbuka, naiknya suhu permukaan batas bawah
disebabkan oleh aktivitas manusia, dalam hal ini adalah aktivitas industri semen di
wilayah pabrik PT. Indocement. Aktivitas industri semen memiliki residu berupa
CO2 yang merupakan salah satu gas rumah kaca yang berpotensi menyebabkan
efek pulau bahang di kawasan PT. Indocement. Hal lain yang menyebabkan
kenaikan suhu permukaan batas bawah adalah adanya efek dari pemanasan global.
Menurut IPCC, rata-rata kenaikan suhu permukaan bumi berada pada kisaran 1.4
– 5.8 0C (IPCC 2002).
Penurunan batas atas suhu permukaan sebesar 0.38 0C (Tabel 4), disebabkan
oleh adanya peningkatan luasan lahan pepohonan dan semak. Heksaputri (2010)
dalam penelitiannya menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan suhu permukaan
yang diakibatkan oleh penurunan luas ruang terbuka hijau (RTH). Jika mengacu
pada pernyataan Heksaputri dan vegetasi tinggi (pohon) dan semak merupakan
bagian dari RTH, maka dapat dikatakan bahwa penurunan batas atas suhu
permukaan di wilayah PT. Indocement disebabkan oleh adanya pengaruh positif
dari peningkatan luasan lahan pepohonan. Hal ini mengindikasikan bahwa
manajemen lingkungan yang dilakukan oleh PT. Indocement dengan menambah
jumlah luasan lahan pepohonan berhasil menurunkan batas atas suhu permukaan
di wilayah PT. Indocement.

13

Gambar 60 Peta perubahan suhu permukaan PT. Indocement tahun 2003 dan 2013
13

14

Peran Vegetasi Tinggi dalam Mengendalikan Suhu Permukaan
Peran vegetasi tinggi dalam mengendalikan suhu permukaan dapat dilihat
dari kontribusi luasan vegetasi tinggi terhadap suhu permukaan yang ada di
wilayah PT. Indocement dan rataan suhu permukaan tiap tipe tutupan lahan.
Kontribusi Luasan Vegetasi Tinggi Terhadap Suhu Permukaan
Kontribusi luasan tutupan lahan terhadap suhu permukaan adalah
kontribusi luasan tutupan lahan pada luasan area berdasarkan kelas suhu
permukaan yang dihasilkan. Data kontribusi luas tutupan lahan berdasarkan
tingkat suhu permukaan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Kontribusi luasan tutupan lahan terhadap suhu permukaan di
PT.Indocement, Palimanan

Tutupan lahan

Luas tutupan lahan
(%)
Lahan
terbangun
Vegetasi tinggi
Lahan terbuka
Semak
Sawah
Badan air
Jumlah

Suhu permukaan ( 0C )
2425

25-26 26-27

0.0

0.0

95.3
0.0
4.7
0.0
0.0
100.0

73.1
6.2
17.7
0.0
3.1
100.0

2728

28-29

29-30

1.9

2.3

14.3

26.3

29.8 18.2
25.9 41.3
29.1 33.7
7.1
3.7
8.1
1.2
100.0 100.0

10.2
67.2
20.0
0.0
0.4
100.0

10.5
69.0
5.6
0.0
0.6
100.0

8.7
64.0
0.7
0.0
0.3
100.0

0.1

>30

Vegetasi tinggi berkontribusi besar pada area dengan kelas suhu
permukaan 24 – 25 0C, yaitu sebesar 95.3% dari total area dengan kelas suhu
permukaan tersebut (Tabel 5). Vegetasi tinggi juga berkontribusi besar pada area
dengan kelas suhu permukaan 25 – 26 0C dan 26 – 27 0C, dengan nilai kontribusi
secara berturut-turut sebesar 73.1% dan 29.8%. Hal ini menunjukan bahwa
tutupan vegetasi tinggi memiliki kontribusi besar terhadap luasan suhu permukaan
< 27 0C. Lahan terbuka mendominasi kontribusi luasan pada kelas suhu
permukaan 27 - 28 0C, 28 - 29 0C, 29 - 30 0C dan > 30 0C, dengan nilai kontribusi
secara berturut-turut sebesar 41.3%, 67.2%, 69.0% dan 64.0%. Hal ini
menunjukkan bahwa lahan terbuka memiliki kontribusi besar terhadap luasan
pada suhu permukaan > 27 0C, lebih tinggi jika dibandingkan hasil kontribusi
pada tutupan lahan berupa vegetasi tinggi. Data ini menunjukkan peranan dari
tutupan vegetasi tinggi dalam menghasilkan wilayah dengan suhu permukaan
yang relatif lebih rendah dari 27 0C.
Suhu Permukaan Rata-Rata Tiap Tipe Tutupan Lahan
Suhu permukaan rata-rata yang dimiliki oleh masing-masing tipe tutupan
lahan adalah rataan suhu permukaan yang dihasilkan oleh tutupan lahan yang
sama. Hal tersebut menggambarkan secara nyata kecenderungan suhu permukaan
yang dihasilkan dari reflektansi energi cahaya matahari oleh tiap tutupan lahan,
sehingga dapat memperlihatkan peran dari tiap tutupan lahan dalam
mengendalikan suhu permukaan.

15

No.
1
2
3
4
5
6

Tabel 6 Suhu permukaan rata-rata tiap tipe tutupan lahan di
PT. Indocement
Tutupan lahan
Suhu permukaan rata-rata ( 0C )
Lahan terbangun
29.9
Vegetasi tinggi
25.9
Lahan terbuka
28.8
Semak
27.1
Sawah
26.9
Badan air
26.6

Lahan terbangun dan lahan terbuka menjadi tutupan lahan yang
menghasilkan suhu permukaan tinggi, yaitu secara berturut-turut adalah 29.9 0C
dan 28.8 0C (Tabel 6) dengan perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran 1 dan
Lampiran 3. Data ini menunjukkan kecenderungan lahan terbuka dan lahan
terbangun menghasilkan suhu yang relatif tinggi. Hal ini sesuai dengan yang
dikatakan Fajri (2011) bahwa karakteristik penutupan pada lahan terbuka dan tak
bervegetasi sebagian besar energi yang diterimanya digunakan untuk memanaskan
udara sehingga banyak dari radiasinya digunakan untuk memanaskan atmosfer.
Tutupan vegetasi tinggi memiliki suhu permukaan rata-rata paling rendah,
yaitu 25.9 0C (Tabel 6) dengan perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran 2.
Hal ini menunjukkan bahwa vegetasi tinggi secara nyata memiliki kecenderungan
menghasilkan suhu permukaan yang relatif rendah. Tutupan lahan berupa badan
air, sawah dan semak juga memiliki suhu permukaan rata-rata yang rendah, yaitu
secara berturut-turut 26.6 0C, 26.9 0C dan 27.1 0C (Tabel 6) dengan perhitungan
yang dapat dilihat pada Lampiran 6, Lampiran 5 dan Lampiran 4. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Fracillia (2007) yang mengatakan bahwa pada tutupan lahan
berupa ruang terbuka hijau (RTH) dan permukaan air sebagian energi radiasi
matahari diserap dan dimanfaatkan untuk menguapkan air dari jaringan tumbuhan
(transpirasi) atau langsung dari permukaan air atau permukaan padat yang
mengandung air (evaporasi). Sawah, semak dan vegetasi tinggi merupakan bentuk
dari RTH, tetapi vegetasi tinggi lebih efektif dalam menghasilkan suhu permukaan
yang lebih rendah. Data ini menunjukkan peranan dari vegetasi tinggi yang
menghasilkan suhu permukaan rata-rata di wilayah PT. Indocement yang relatif
rendah, yaitu 25.9 0C.

16

16

Gambar 11 Peta tutupan lahan berdasarkan suhu permukaan di PT. Indocement tahun 2013

17

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Perubahan tata guna lahan periode tahun 2003 dan 2013 berdasarkan hasil
interpretasi di PT. Indocement, Palimanan Cirebon terjadi secara signifikan pada
tutupan vegetasi tinggi, semak dan lahan terbuka. Vegetasi tinggi dan semak
mengalami penambahan luasan berturut-turut sebesar 7.2 Ha dan 10.6 Ha,
sedangkan penurunan luasan lahan terbuka sebesar 11.8 Ha. Penambahan luasan
vegetasi tinggi dan semak serta penurunan lahan terbuka berdampak pada
menurunnya suhu permukaan batas atas di PT. Indocement sebesar 0.4 0C.
Peran vegetasi tinggi (pohon) di PT. Indocement, Palimanan Cirebon adalah
berkontribusi dalam menciptakan suhu permukaan rata-rata sebesar 25.9 0C yang
relatif lebih rendah dibandingkan suhu permukaan pada tutupan lahan lain. Hal ini
dibuktikan dengan kontribusi luasan vegetasi tinggi yang mendominasi pada
luasan suhu permukaan dengan kelas 24 - 25 0C, 25 - 26 0C, dan 26 - 27 0C.
Saran
1.
2.

Perlu meningkatkan kualitas tutupan vegetasi tinggi dengan melakukan
penelitian mengenai sebaran dan bentuk vegetasi pohon di PT. Indocement.
Meningkatkan kuantitas tutupan vegetasi tinggi dengan melakukan
penanaman pohon pada lahan tak terpakai.

DAFTAR PUSTAKA
Basuni S. 2003. Inovasi Institusi Untuk Meningkatkan Kinerja Daerah Penyangga
Kawasan Konservasi (Studi Kasus di Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango, Jawa Barat) [Disertasi]. Bogor (ID): Program Pasca Sarjana
Institut Pertanian Bogor
Fajri PYN. 2011. Pemodelan Pengaruh Jarak Jangkau Ruang Terbuka Hijau
Terhadap Suhu Permukaan di Perkotaan (Studi Kasus : Kota Bogor)
[Skripsi]. Bogor (ID): Departemen Geofisika dan Meteorologi Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor
Fracillia L. 2007. Analisis Korelasi Ruang Terbuka Hijau dan Temperatur
Permukaan dengan SIG dan Penginderaan Jauh (Studi Kasus: DKI Jakarta)
[Tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Heksaputri SF. 2011. Rencana Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan
Distribusi Suhu Permukaan dan Temperature Humidity Index (THI) di
Kabupaten Bandung. [Skripsi]. Bogor (ID): Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor
[IPCC] Intergovernmental Panel on Climate Change. 2002. Climate Change and
Biodiversity. IPCC Technical Paper. 5. 1-2

18

Lillesand TM, Kiefer RW. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra.
Terjemahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Lo CP. 1995. Penginderaan Jauh Terapan. Jakarta: Universitas Indonesia Press
[USGS] United States Geological Survey. 2002. Landsat 7 Data User Handbook.
America; USGS
[USGS] United States Geological Survey.2013. Using The USGS Landsat 8
Product [Internet]. [diacu 2013 Desember 12]. Tersedia dari:
http://landsat.usgs.gov/Landsat8_Using_Product.

19

Lampiran 1 Data perhitungan rataan suhu permukaan pada lahan terbangun
Selang suhu permukaan (x) Persentase luasan lahan (f)
x.f

24-25
0.00
0.00
25-26
0.00
0.00
26-27
0.08
2.01
27-28
1.90
52.17
29.9
28-29
2.32
66.03
29-30
14.34
423.03
30-31
26.33
802.96
44.96
1346.20
Jumlah
Lampiran 2 Data perhitungan rataan suhu permukaan pada vegetasi tinggi
Selang suhu permukaan (x) Persentase luasan lahan (f)
x.f
24-25
95.26
2333.86
25-26
73.08
1863.59
26-27
29.80
789.78
27-28
18.18
499.85
28-29
10.19
290.37
29-30
10.50
309.81
30-31
8.66
264.04
245.67
6351.30
Jumlah
Lampiran 3 Data perhitungan rataan suhu permukaan pada lahan terbuka
Selang suhu permukaan (x) Persentase luasan lahan (f)
x.f
24-25
0.00
0.00
25-26
6.15
156.73
26-27
25.87
685.45
27-28
41.30
1135.84
28-29
67.16
1914.04
29-30
69.04
2036.76
30-31
64.04
1953.16
273.56
7881.97
Jumlah
Lampiran 4 Data perhitungan rataan suhu permukaan pada semak
Selang suhu permukaan (x) Persentase luasan lahan (f)
x.f
24-25
4.74
116.14
25-26
17.68
450.74
26-27
29.05
769.72
27-28
33.72
927.32
28-29
19.98
569.38
29-30
5.57
164.23
30-31
0.65
19.89
111.38
3017.43
Jumlah



25.9



28.8



27.1

20

Lampiran 5 Data perhitungan rataan suhu permukaan pada sawah
Selang suhu permukaan (x) Persentase luasan lahan (f)
24-25
0.00
25-26
0.00
26-27
7.09
27-28
3.74
28-29
0.00
29-30
0.00
30-31
0.00
10.83
Jumlah

x.f
0.00
0.00
187.85
102.85
0.00
0.00
0.00
290.70

Lampiran 6 Data perhitungan rataan suhu permukaan pada badan air
Selang suhu permukaan (x)
Persentase luasan lahan (f)
x.f
24-25
0.00
0.00
25-26
3.10
78.94
26-27
8.12
215.19
27-28
1.16
31.97
28-29
0.36
10.18
29-30
0.55
16.17
30-31
0.33
9.95
13.61
362.39
Jumlah
Lampiran 7 Data GPS pada lahan terbangun di PT. Indocement
Titik koordinat (meter)
Titik
X
Y
1
213,578.94
9,257,654.30
2
213,372.39
9,258,114.01
3
213,064.62
9,258,396.64
4
213,114.54
9,258,212.46
5
212,899.38
9,258,054.11
Lampiran 8 Data GPS pada vegetasi tinggi di PT. Indocement
Titik koordinat (meter)
Titik
X
Y
1
213,649.172
9,257,687.472
2
213,437.454
9,257,740.832
3
211,865.848
9,257,400.521
4
213,208.164
9,258,227.488
5
212,297.246
9,257,885.869



26.9



26.6

21

Lampiran 9 Data GPS pada lahan terbuka di PT. Indocement
Titik koordinat (meter)
Titik
X
Y
1
212,911.982
9,258,418.214
2
213,666.464
9,257,362.173
3
213,304.686
9,257,807.490
4
213,121.489
9,258,399.617
5
213,345.488
9,257,910.627

Lampiran 10 Data GPS pada semak di PT. Indocement
Titik koordinat (meter)
Titik
X
Y
1
213,449.430
9,257,835.366
2
213,281.914
9,256,869.734
3
213,577.585
9,257,289.235
4
213,247.790
9,258,169.411
5
212,655.480
9,258,266.475
Lampiran 11 GPS pada sawah di PT. Indocement
Titik koordinat (meter)
Titik
X
Y
1
213,504.734
9,257,467.287
2
213,459.156
9,257,458.211
3
213,404.681
9,257,452.968
4
213,426.791
9,257,650.035
5
213,255.272
9,257,529.914
Lampiran 12 Data GPS pada badan air di PT. Indocement
Titik koordinat (meter)
Titik
X
Y
1
213,018.366
9,257,566.216
2
213,264.128
9,256,938.498
3
213,271.453
9,256,957.495
4
213,132.657
9,256,818.660
5
213,168.475
9,257,421.496

22

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di DKI Jakarta pada tanggal 28 Juli 1990 dari ayah
bernama Andreas Agus Purwanto dan ibu Anastasia Emerentiana Kurniana
Hartati. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis mengawali
pendidikan di TK Mater Dei Tangerang Selatan. Penulis melanjutkan
pendidikannya hingga SMA di sekolah dengan yayasan yang sama yaitu SD SMP - SMA Mater Dei Tangerang Selatan. Melalui Ujian Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Penulis berhasil masuk ke Institut Pertanian
Bogor (IPB) Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
(DKSHE), Fakultas Kehutanan.
Penulis selama bersekolah aktif berorganisasi antara lain menjadi Kapten
Sepak Bola di SMA Mater Dei tahun 2007 - 2008. Selain aktif di sekolah, penulis
juga aktif di kegiatan gereja (keagamaan) antara lain menjadi Ketua Misdinar dua
periode tahun 2008 - 2010 dan 2011 - 2013. Selama menempuh pendidikan di IPB,
penulis merupakan anggota UKM Music Agricultural Xpresion (MAX!!) dan juga
menjadi anggota pendamping (Asisten) Agama Katolik IPB. Penulis dalam
menjalani pendidikan di DKSHE juga merupakan anggota Himpunan Mahasiswa
Konservasi (HIMAKOVA) Kelompok Fotografi Konservasi (FOKA). Penulis
pernah melaksanakan praktek dan kegiatan lapangan antara lain Praktek
Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Kamojang dan Sancang Timur pada
tahun 2010. Selain itu, penulis juga pernah mengikuti Praktek Pengelolaan Hutan
(PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi, Jawa Barat, pada tahun
2011, serta Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Bukit Dua
Belas, Jambi pada tahun 2012.
Penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran Ruang Terbuka Hijau
dalam Pengendalian Suhu Permukaan di PT. Indocement, Palimanan Cirebon”
dibawah bimbingan Dr Ir Siti Badriyah Rushayati, MSi dan Dr Ir Rachmad
Hermawan, MScF sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
di Fakultas Kehutanan IPB.