Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, PT Sumber Abadi Tirta Sentosa, Karanganyar, Jawa Tengah

i

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia
sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN RUMPUN
SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTA SENTOSA,
KARANGANYAR, JAWA TENGAH

ANISA WINDHITA

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan Pemetikan
Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun

Sari Kemuning, PT Sumber Abadi Tirta Sentosa, Karanganyar, Jawa Tengah
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Anisa Windhita
NIM A24100129

ABSTRAK
ANISA WINDHITA. Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis
(L.) O Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, PT Sumber Abadi
Tirta Sentosa, Karanganyar, Jawa Tengah. Dibimbing oleh SUPIJATNO.
Kegiatan magang dilaksanakan untuk memperluas pengetahuan,
pengalaman teknis dan manajerial tanaman teh serta mempelajari aspek
pemetikan. Kegiatan magang dilaksanakan di Perkebunan Rumpun Sari
Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah pada bulan Februari sampai Juni 2014.

Metode yang dilaksanakan selama kegiatan magang terbagi atas dua yaitu metode
langsung dan tidak langsung. Metode langsung dilakukan secara aktif mengikuti
dan mengamati kegiatan teknis di lapangan dan wawancara. Metode tidak
langsung dilakukan dengan mengumpulkan laporan manajemen, arsip kebun dan
jurnal penelitian teh. Hasil magang menunjukkan bahwa tinggi bidang petik,
diameter bidang petik, tebal daun pemeliharaan, kapasitas pemetik, gilir dan
hanca petik, dan sarana transportasi telah sesuai standar PPTK Gambung.
Analisis petik dan analisis pucuk masih perlu peningkatan agar kuantitas dan
kualitas pucuk yang optimal. Pemangkasan mesin lebih efektif daripada
pemangkasan manual dinilai dari bobot brangkasan dan manajemen waktu.
Produksi dan HOK masih memerlukan jumlah tenaga kerja dalam memenuhi
target produksi.
Kata kunci:

bobot brangkasan,
Kemuning, teh

pemetikan,

Perkebunan


Rumpun

Sari

ABSTRACT
ANISA WINDHITA. Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O Kuntze)
Plucking at Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, PT Sumber Abadi Tirta
Sentosa, Karanganyar, Central Java. Supervised by SUPIJATNO.
Internship activities was conducted in order to improve knowledge, field
experience, and to study tea management aspect which is related to tea
plucking. Internship activities was conducted at Perkebunan Rumpun Sari
Kemuning, Karanganyar, Central Java from February until June 2013.
Internship was conducted by direct and indirect methods. Direct method was
conducted by doing and observing the field activity and interview actively.
Indirect method was conducted by collecting management report, company
archive and journal of tea research. Results showed that the height and diameter
of pluck surface, maintenance foliage, the capacity of plucker, plucking round
management and plucking area and transportation were complied to PPTK
Gambung standart. The increase in supervision of plucking analysis and shoots

analysis were really important to get an optimal quality and quantity of tea
shoots. Machine pruning more effective than manual pruning related to weights of
pruning and time management. Production and HOK still need more employee to
reach production target.
Keywords:

plucking, Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, tea, weights of
pruning

3

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia
sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN RUMPUN
SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTA SENTOSA,
KARANGANYAR, JAWA TENGAH

ANISA WINDHITA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

5

Judul Skripsi : Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O.
Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, PT Sumber
Abadi Tirta Sentosa, Karanganyar, Jawa Tengah
Nama
: Anisa Windhita
NIM
: A24100129


Disetujui oleh

Dr Ir Supijatno, MSi
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

7

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan berkah dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Kegiatan magang yang dilaksanakan sejak Februari sampai Juni 2013
berjudul Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O.
Kuntze) di

Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar,
Jawa Tengah.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua, adik dan keluarga
yang telah memberikan doa dan dukungannya. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Dr Ir Supijatno M Si selaku dosen pembimbing skripsi,
Dr Ir Ade Wachjar MS dan Dr Ani Kurniawati SP MSi selaku dosen penguji,
Prof Dr Ir M A Chozin MAgr selaku dosen pembimbing akademik, serta Bapak
Sandy Soebakir dan Bapak Dwi Koranto sebagai pembimbing selama magang.
Penghargaan juga disampaikan kepada Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning
yang telah bersedia menerima penulis untuk melaksanakan kegiatan magang.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada teman-teman Edeilweiss AGH 47,
Rumah Waras, Sahabat Kepik Detara Foundation dan Twisty atas doa dan kasih
sayangnya.
Semoga skripsi ini bermanfaat, amin.
Bogor, September 2014
Anisa Windhita

9

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN

x

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Tujuan

2

TINJAUAN PUSTAKA

2

Botani Teh

2

Pemetikan

3

Analisis Hasil Petikan

3


METODE MAGANG

4

Tempat dan Waktu

4

Pelaksanaan

4

Pengamatan dan Pengumpulan Data

5

Pengolahan Data

7


KEADAAN UMUM

8

Sejarah Umum Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning

8

Letak Geografi dan Letak Wilayah Administratif

9

Keadaan Tanah, Topografi dan Iklim

9

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

10

Keadaan Tanaman dan Produksi

10

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

11

Sistem Pengupahan

11

Kesejahteraan Karyawan

11

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

12

Aspek Teknis

12

Aspek Manajerial

28

PEMBAHASAN

30

Bidang Petik

30

Tebal Daun Pemeliharaan

31

Bobot Brangkasan Daun Pangkas

31

Analisis Petik dan Analisis Pucuk

32

Gilir Petik

33

Hanca Petik

33

Tenaga dan Kapasitas Pemetik

34

Sarana Transportasi Pucuk

35

Produksi dan HOK Pemetik berdasarkan Umur Pangkas

35

SIMPULAN DAN SARAN

36

Simpulan

36

Saran

36

DAFTAR PUSTAKA

37

RIWAYAT HIDUP

52

11

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Produksi dan produktivitas teh Unit Perkebunan Rumpun Sari
Kemuning tahun 2009-2013
Aplikasi fungisida dan insektisida berdasarkan jenis dan tingkat
serangan hama dan penyakit
Diameter bidang petik berdasarkan umur pangkas di Perkebunan Unit
Perkebunan Rumpun Sari Kemuning
Bobot brangkasan daun pangkas di Unit Perkebunan Rumpun Sari
Kemuning pada tahun 2014
Hasil analisis petik di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning
bulan April 2014
Hasil analisis pucuk di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning
bulan Januari-April 2014
Gilir petik di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning tahun 2014
Hanca petik di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning bulan
Januari-Mei 2014
Kapasitas pemetik di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning bulan
Januari-April 2014
Kapasitas pemetik berdasarkan usia pemetik di Unit Perkebunan
Rumpun Sari Kemuning bulan Januari-April 2014
Kapasitas pemetik berdasarkan lama kerja pemetik di Unit
Perkebunan Rumpun Sari Kemuning bulan Januari-April 2014
Perbandingan jumlah pemetik di lapang dengan perhitungan
berdasarkan hasil perhitungan
Produksi dan HOK Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning tahun
2013

10
15
19
20
20
21
21
21
22
22
22
23
23

DAFTAR GAMBAR
1
2
3

Kegiatan pemupukan melalui tanah (a) dan daun (b)
Pengendalian gulma secara manual (a) dan kimiawi (b)
Serangan ulat penggulung pucuk (a), penggulung daun (b), dan
penyakit blister blight (c)
4 Kegiatan pemangkasan manual (a) dan pemangkasan mesin (b)
5 Alat petik ani-ani (a), waring (b), dan keranjang petik (c)
6 Kegiatan timbang di kebun (a) dan timbang di pabrik (b)
7 Tinggi bidang petik berdasarkan tahun pangkas di Unit Perkebunan
Rumpun Sari Kemuning pada tahun 2014
8 Tebal daun pemeliharaan berdasarkan tahun pangkas di Unit
9 Produksi dan HOK Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning pada
tahun 2013
10 Proses penghamparan pucuk teh (a) ; proses pelayuan pucuk teh ke
dalam mesin (b); dan mesin pelayuan teh Rotary Panner(c)
11 Press Roll
12 Endless Chain Presser (ECP)

12
13
14
16
17
18
18
19
24
24
25
26

13
14
15
16

Rotary Dryer (RD)
Ball Tea
Meksy Layer (a) dan Middle Ton (b)
Winnower

26
27
27
28

DAFTAR LAMPIRAN
1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas Unit
Perkebunan Rumpun Sari Kemuning Karanganyar
2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor PT
Rumpun Sari Kemuning I Karanganyar
3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten kebun
Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning Karanganyar
4 Jurnal harian magang sebagai Pendamping Asisten Afdeling Unit
Perkebunan Rumpun Sari Kemuning Karanganyar
5 Peta lokasi Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning Karanganyar
6 Curah hujan dan hari hujan di Unit Perkebunan Rumpun Sari
Kemuning tahun 2004-2013
7 Luas areal dan tata guna lahan Unit Perkebunan Rumpun Sari
Kemuning Karanganyar tahun 2014
8 Luas Areal per blok Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning
Karanganyar
9 Struktur Organisasi Perusahaan Unit Perkebunan Rumpun Sari
Kemuning Karanganyar
10 Jumlah tenaga kerja di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning
Karanganyar bulan Mei 2014
11 Produksi Teh Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning Tahun 20102013
12 Rencana dan Realisasi Produksi Unit Perkebunan Rumpun Sari
Kemuning Tahun 2011-2013

39
40
41
42
43
44
45
46
49
49
50
51

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teh merupakan salah satu tanaman penyegar yang diminati banyak orang
karena rasa dan aromanya yang khas. Selain dapat memberi kesegaran, teh
mempunyai banyak manfaat untuk tubuh karena mengandung vitamin (B1, B2,
B6, C, K, asam folat, dan karoten), mineral (Mn, K, Zn, F) serta polifenol (zat
antioksidan). Teh merupakan salah satu dari komoditas perkebunan sebagai
penyumbang devisa negara dan juga penyerap banyak tenaga kerja. Teh sebagai
komoditas penyumbang devisa mempunyai peranan penting dalam pembangunan
ekonomi negara. Indonesia menempati posisi ke sembilan negara eksportir teh
dunia dengan nilai ekspor 166 717 (1000 US$) (FAO 2011)
Salah satu penyebab menurunnya ekspor teh nasional adalah karena
produksi teh yang terus menurun akibat adanya konversi kebun teh. Luas areal
perkebunan teh Indonesia tahun 2005 adalah 139 121 ha sedangkan pada tahun
2011 luas perkebunan teh Indonesia menurun menjadi 123 938 ha. Produksi pada
tahun 2005 mencapai angka 166 091 ton daun kering sedangkan pada tahun 2011
produksi menurun sampai 150 776 ton daun kering. Produktivitas teh pada tahun
2005 mencapai 1.193 ton ha-1 sedangkan pada tahun 2011 produktivitas 1.216
ton ha-1. Penurunan luasan areal perkebunan teh akan menimbulkan penurunan
produksi tanaman teh. Produksi teh dapat mempengaruhi volume ekspor teh. Pada
data ekspor impor teh terdapat penurunan volume ekspor teh pada tahun 2005 dari
102 389 ton menjadi 75 450 ton pada tahun 2011. Data impor pada tahun 2005
memiliki volume impor 5 479 ton mengalami kenaikan pada tahun 2011 mencapai
19 812 ton. Data tersebut menunjukkan bahwa produksi dan luasan areal
perkebunan teh akan mempengaruhi volume kebutuhan ekspor dan impor
perkebunan teh Indonesia (Ditjenbun 2012). Kualitas pucuk teh yang memenuhi
kriteria ekspor impor dapat ditentukan oleh budidaya tanaman teh yang baik dan
aspek pemetikan pada setiap perkebunan.
Pertanaman teh yang diusahakan di Indonesia dibagi menjadi tiga daerah
yaitu dataran rendah sampai 800 m diatas permukaan laut (dpl), dataran sedang
800-1 200 m diatas permukaan laut (dpl), dan dataran tinggi lebih 1 200 m diatas
permukaan laut (dpl). Ketinggian tempat tanam dapat mempengaruhi kualitas
daun teh, terutama kadar polifenol dan ukuran serat daun.
Syarat tumbuh tanaman teh adalah daerah pegunungan yang berudara sejuk
dan terletak pada garis lintang 30° LU-30° LS khatulistiwa. Lingkungan fisik
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman adalah iklim dan tanah. Curah
hujan tahunan yang diperlukan adalah 2 000-2 500 mm merata sepanjang tahun,
dengan jumlah hujan pada musim kemarau rata-rata tidak kurang dari 100 mm
bulan-1. Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman teh adalah suhu harian
yang berkisar antara 13-25° C dan diikuti oleh cahaya matahari yang cerah.
Kelembaban relatif untuk siang hari tidak kurang dari 70% (PPTK Gambung
1997). Untuk menunjang pertumbuhan tanaman teh memerlukan tanah yang
subur, banyak mengandung bahan organik, tidak bercadas, dan mempunyai
derajat keasaman antara 4.5-6.0 (Setyamidjaja 2000).
Pemetikan merupakan suatu cara pengambilan daun muda dan tunas yang
dilakukan secara terus menerus sesuai dengan persyaratan dalam pengolahan teh.

2
Kualitas pemetikan teh dipengaruhi oleh waktu pemetikan (Setyamidjaja 2000).
Waktu pemetikan dengan gilir dan hanca petik yang tepat akan menghasilkan
produksi yang optimal. Sistem pemetikan meliputi gilir petik, hanca petik,
kapasitas petik, dan jumlah tenaga petik yang dibutuhkan.
Tujuan
Kegiatan magang secara umum bertujuan untuk memperluas pengetahuan
dan pengalaman teknis maupun manajerial tanaman teh. Tujuan khusus dari
kegiatan magang adalah mempelajari dan menganalisis aspek pemetikan dan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap analisis pemetikan tanaman teh yang
diterapkan oleh Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, PT Sumber Abadi
Tirta Sentosa, Karanganyar, Jawa Tengah.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Teh
Tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) termasuk ke dalam famili
Theaceae, kelas Dicotyledone dan genus Camellia (Eden 1965). Tanaman teh
berasal dari daerah antara Tibet dan Tiongkok sebelah selatan. Camellia sinensis
adalah yang pertama ditanam orang Indonesia. Tanaman teh berasal dari daerah
subtropis pada 25° LU-35° LS dan 95° BT-105° BT yang terletak di antara
pegunungan di Asia Barat sampai pegunungan di Asia Tenggara (Setyamidjaja
2000).
Tanaman teh memiliki akar tunggang yang panjang. Akar cabang tidak
banyak dan tidak panjang. Secara umum tanaman teh memiliki sistem perakaran
yang dangkal. Batang dan dahan tanaman teh mengayu dan keras. Daun teh
adalah daun tunggal berseling. Helai daun berbentuk lanset dengan ujung
meruncing dan bertulang menyirip. Bunga teh adalah bunga tunggal yang keluar
dari ketiak daun di cabang-cabang dan ujung batang. Bunga teh memiliki kelopak
yang terdiri dari 5-6 helai daun kelopak berwarna putih dan berbau harum
(Adisewojo 1982)
Tanaman teh mempunyai dua periode pertumbuhan pucuk, yaitu periode
peko dan burung. Kedua periode tersebut saling bergantian pertumbuhannya.
Perubahan pertumbuhan teh dinamakan flushing (periode peko) untuk
pertumbuhan intensif/aktif dan periode dorman (periode burung) untuk
pertumbuhan inaktif. Lama masa flushing ke flushing berikutnya ±35 hari.
Lamanya stadium peko dan burung setiap tanaman berbeda-beda, bahkan masa
bertunas untuk satu tanaman pun berbeda-beda (Setyamidjaja 2000).
Lamanya periode aktif dan inaktif (istirahat) suatu tanaman teh sangat erat
hubungannya dengan keadaan hara tanaman. Indikator semakin baik keadaan hara
tanaman, maka periode aktifnya semakin lama. Sebaliknya, semakin buruk
keadaan hara tanaman, maka periode dorman makin lama.

3
Pemetikan
Pemetikan merupakan suatu cara pengambilan daun muda dan tunas yang
dilakukan secara terus menerus sesuai dengan persyaratan dalam pengolahan teh.
Pemetikan harus dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan sistem petikan dan
pengolahan hasil yang berlaku. Pemetikan berfungsi sebagai usaha untuk
membentuk kondisi tanaman agar mampu berproduksi tinggi secara
berkesinambungan (Setyamidjaja 2000). Kriteria daun yang dipetik adalah daun
muda yang masih menggulung disertai bulu-bulu putih halus atau ranting muda.
Daun-daun itu masih tipis, lemah dan berwarna hijau muda. Daun-daun teh yang
sudah tua umumnya tebal, kaku dan berwarna hijau tua (Adisewojo 1982).
Pucuk yang dipetik merupakan fotosintat tanaman yang berasal dari zat pati.
Pemetikan pucuk p+2, p+3 akan lebih kecil kehilangan zat patinya daripada pucuk
p+4 atau lebih. Kehilangan zat pati akibat dipetik tidak akan menyebabkan
pertumbuhan tanaman terganggu, asalkan daun-daun yang tertinggal pada perdu
(maintenance foliage) cukup memadai untuk melakukan fotosintesis. Ketebalan
daun pemeliharaan yang efektif melakukan fotosintesis 4-5 lapis dengan ketebalan
15-20 cm. Tebal daun pemeliharaan juga berfungsi menyebarkan hasil fotosintesis
ke bagian pucuk tanaman dan akar tanaman (PPTK 2006).
Pemetikan harus memperhatikan gilir petik dan hanca petik karena dapat
menentukan produksi dan mutu teh. Gilir petik adalah jangka waktu antara satu
pemetikan dengan pemetikan berikutnya pada blok yang sama dinyatakan dalam
hari. Kecepatan pertumbuhan pucuk ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain umur pangkas, iklim, ketinggian tempat dan keadaan tanam. Hanca petik
adalah luas areal yang pemetikannya harus diselesaikan dalam satu hari oleh
pemetik. Pengaturan hanca dan gilir petik harus memperhatikan keseragaman
pucuk karena akan berpengaruh pada mutu pucuk yang dipanen. Hanca petik
diatur berdasarkan kapasitas rata-rata pemetik, luas areal blok kebun dan daur
petik. Semakin pendek gilir petik maka semakin luas hanca petiknya (PPTK
2006).
Analisis Hasil Petikan
Hasil teh diperoleh dari daun muda dan tunas tanaman teh yang telah
dipetik. Pucuk teh tersebut harus diperiksa dan dianalisis sebelum teh diolah yang
akan menentukan kualitas dan mutu teh. Pemeriksaan pucuk tersebut sering
disebut dengan analisis hasil petikan. Analisis hasil petikan terdiri atas dua macam
yaitu (1) analisis petik dan (2) analisis pucuk (PPTK 2006)
1.
Analisis petik
Analisis petik adalah pemisahan pucuk yang didasarkan pada jenis
pucuk atau rumus petik yang dihasilkan dari pemetikan yang telah dilakukan
dan dinyatakan dalam persen. Tujuan analisis petik adalah untuk melihat
kondisi kesehatan tanaman, menilai ketepatan pelaksanaan pemetikan,
menilai sistem pemetikan yang dilakukan, siklus petik dan keterampilan
pemetik.
2.
Analisis pucuk
Analisis pucuk adalah kegiatan pemisahan pucuk yang didasarkan
pada bagian tua dan muda yang dinyatakan dalam persen. Selain itu,
pemisahan pucuk juga didasarkan pada kerusakan dan dinyatakan dalam

4
persen. Tujuan analisis pucuk yaitu menilai pucuk yang akan diolah, dapat
digunakan untuk menentukan harga pucuk (khususnya bagi teh rakyat) dan
dapat memperkirakan persentase mutu teh produk yang akan dihasilkan.
Kualitas pucuk tanaman teh dipengaruhi oleh kondisi tanaman teh dengan
mengamati berbagai aspek morfologi tanaman. Aspek-aspek tanaman yang dapat
mempengaruhi pemetikan antara lain:
1. Tinggi bidang petik
Tinggi bidang petik tanaman teh merupakan hal penting dalam
menunjang pelaksanaan pemetikan karena mempengaruhi kapasitas pemetik
dan pucuk yang dihasilkan. Tinggi bidang petik yang ideal untuk tanaman
teh adalah berkisar antara 80-110 cm (Johan dan Dalimoenthe 2009).
2. Tebal daun pemeliharaan
Lapisan daun teh yang telah masak fisiologis dan berada dibawah
bidang petik teh yang berfungsi sebagai sebagai daerah fotosintesis dan
menyebarkan hasil fotosintesis ke bagian pucuk. Tebal daun pemeliharaan
yang efektif untuk melakukan fotosintesis adalah 4-5 lembar daun atau
15-20 cm (Puslitbangbun 2010).
3. Diameter bidang petik
Pertumbuhan tanaman teh akan mempengaruhi lebar diameter bidang
petik tanaman teh. Lebar diameter bidang petik tanaman teh akan meningkat
sesuai dengan umur pangkas tanaman teh.

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Rumpun Sari
Kemuning, PT Sumber Abadi Tirta Sentosa, Karanganyar, Jawa Tengah selama
empat bulan dari tanggal 10 Februari sampai dengan tanggal 10 Juni 2014.
Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Rumpun
Sari Kemuning, PT Sumber Abadi Tirta Sentosa, Karanganyar, Jawa Tengah
dengan dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.
Pelaksanakan metode langsung dengan mengikuti semua kegiatan teknis di kebun
meliputi pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM), pemetikan, administrasi dan
manajerial. Metode tidak langsung dilaksanakan dengan mengambil data sekunder
dari arsip-arsip serta laporan-laporan yang ada di perusahaan.
Bulan pertama dilaksanakan dengan bekerja sebagai karyawan harian lepas
(KHL), kemudian pada bulan kedua bekerja sebagai pendamping mandor, pada
bulan ketiga dan keempat bekerja sebagai pendamping asisten afdelling. Aspek
khusus pelaksanaan magang adalah pengelolaan pemetikan tanaman teh, sehingga
pada waktu kerja melakukan pengamatan pemetikan tanaman teh untuk
mendapatkan data primer maupun sekunder.
Pelaksanaan magang dibagi dalam tiga tahapan kegiatan sesuai dengan
status pekerjaan yang dilakukan saat magang. Kegiatan yang dilakukan selama

5
magang adalah kegiatan sebagai karyawan harian lepas (KHL) yang
mengerjakan aspek teknis di lapangan. Kegiatan manajerial pada berbagai
tingkatan pekerjaan mulai dari sebagai pendamping pembimbing (mandor)
hingga sebagai pendamping asisten kebun.
Kegiatan pada bulan pertama bekerja sebagai karyawan harian lepas
(KHL) adalah melaksanakan semua kegiatan pemeliharaan tanaman di
lapangan (pengendalian gulma, pengendalian hama penyakit, pemupukan,
pemangkasan), pemetikan dan pengolahan hasil, membuat laporan harian dan
mengisi jurnal harian kegiatan (Lampiran 1).
Kegiatan yang dilakukan pada bulan kedua adalah menjadi pendamping
mandor. Pekerjaan yang dilakukan meliputi menghitung jumlah tenaga kerja yang
hadir, membantu mengawasi dan mengorganisir kerja karyawan harian di
lapangan, membantu membuat laporan harian serta mengisi jurnal kegiatan
harian (Lampiran 2).
Kegiatan yang dilakukan pada bulan ketiga adalah sebagai pendamping
asisten kebun, yaitu membantu asisten dalam mengawasi kerja mandor dan
pekerja, membantu pembuatan laporan bulanan, mengawasi kinerja pembimbing
dan membuat jurnal kegiatan harian (Lampiran 3).
Kegiatan yang dilakukan pada bulan keempat adalah sebagai
pendamping asisten afdeling. Kegiatan yang dilakukan adalah membantu
analisis basah dan analisis kering teh, pengamatan tanaman dan membantu
menyusun laporan harian di kantor manajemen (Lampiran 4).
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengamatan dalam kegiatan magang adalah pemetikan teh secara langsung
di lapangan. Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan berbagai data yang
dibutuhkan pada aspek pemetikan.
Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengikuti kegiatan pemetikan
langsung dan wawancara dengan pekerja, sedangkan data sekunder diperoleh dari
laporan-laporan bulanan dan tahunan kebun serta arsip perusahaan. Data sekunder
yang diambil dari perusahaan diantaranya data mengenai luas areal perusahaan,
topografi, curah hujan lima tahun terakhir, produksi dan produktivitas serta
standar perusahaan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan aspek pemetikan.
Pengamatan data primer yang dibutuhkan sebanyak tiga ulangan dengan lima
buah tanaman contoh. Data primer dan data sekunder yang berkaitan dengan
aspek pemetikan teh antara lain:
Data Primer
1.
Tinggi Bidang Petik
Tinggi bidang petik tanaman teh merupakan hal penting dalam
menunjang pelaksanaan kegiatan pemetikan karena mempengaruhi kapasitas
pemetik dan pucuk yang dihasilkan. Tinggi bidang petik diukur dari atas
permukaan tanah hingga permukaan bidang petik tanaman teh.
2.
Diameter Bidang Petik
Diameter bidang petik akan terus mengalami pertambahan ukuran
seiring dengan bertambahnya umur setelah pangkas. Diameter bidang petik
akan terus mengalami pertambahan ukuran seiring dengan bertambahnya

6

3.

4.

5.

6.

7.

8.

umur setelah pangkas. Diameter bidang petik tanaman teh diukur garis
tengah lingkaran bidang permukaan tanaman teh. Diameter bidang petik
diukur dari dua arah yang berbeda, kemudian dirata-ratakan agar hasilnya
lebih akurat.
Tebal Daun Pemeliharaan
Tebal daun pemeliharaan berfungsi sebagai daerah fotosintesis dan
menyebarkan hasil fotosintesis ke bagian pucuk dan akar. Tebal daun
pemeliharaan diukur dari mulai tumbuhnya daun pertama hingga permukaan
bidang petik.
Bobot Brangkasan Daun Pangkas
Pemangkasan dilakukan apabila produksi mengalami penurunan
setengah dari produksi tahun sebelumnya. Biomass hasil pangkasan diikat
dan dikumpulkan. Brangkasan hasil pangkasan tanaman teh kemudian
ditimbang. Biomass hasil pangkasan ini dapat menentukan umur dan
intensitas pemangkasan pada tanaman teh.
Analisis Petik
Analisis petik merupakan pemisahan pucuk berdasarkan jenis pucuk
atau rumus petik. Analisis petik dilakukan dengan tiga kali ulangan dengan
mengambil sampel sejumlah 200 g. Masing-masing pemetik diambil
segenggam pucuknya untuk kemudian dicampur dan diambil sebanyak
200 g dan dipisahkan sesuai rumus petiknya, kemudian ditimbang dan
dinyatakan dalam persen.
Analisis petik dilakukan dilakukan di kebun setelah kegiatan
pemetikan berdasarkan ketinggian tempat, gilir petik, tahun setelah pangkas
dan jenis klon. Jenis petikan terbagi menjadi :
 Petikan halus
: p+1, p+2m
 Petikan medium
: p+2, p+3, p+3m, b+1m, b+2m, b+3m
 Petikan kasar
: p+4 atau lebih, b+(1-4t)
 Petikan rusak
: daun lembaran dan tangkai
Analisis Pucuk
Analisis pucuk dilakukan dengan memisahkan pucuk berdasarkan
bagian muda dan tua yang dinyatakan dalam persen. Pengambilan sampel
yang dilakukan dengan cara yang sama seperti pengambilan sampel analisis
petik. Analisis pucuk dilakukan setelah proses analisis petik. Analisis pucuk
meliputi:
 Pucuk memenuhi syarat (MS) : p+1, p+2, p+3, b+1m, b+2m, b+3m
 Pucuk tidak memenuhi syarat (TMS) : p+4, p+5, b+(1 – 5)t
Hanca Petik
Hanca petik adalah luas areal yang harus selesai dipetik dalam satu
hari. Pengaturan hanca petik setiap blok masing-masing ditentukan oleh
pembimbing petik atau asisten kebun. Nilai hanca petik dapat diperoleh
menggunakan rumus sebagai berikut:

Kapasitas Petik
Kapasitas petik adalah banyaknya pucuk yang mampu dipetik oleh
tenaga petik dalam satu hari kerja. Pemetikan dapat dilakukan secara manual

7

9.

dengan standar kapasitas pemetik. Kapasitas petik biasanya dilakukan pada
pemetikan per hari dalam satu kemandoran. Kapasitas petik diamati selama
empat bulan dari bulan Februari sampai Juni 2014.
Tenaga Petik
Kebutuhan tenaga petik dihitung langsung berdasarkan banyaknya
tenaga pemetik di lapangan kemudian dibandingkan dengan kebutuhan
tenaga petik sesuai rumus kebutuhan tenaga petik yaitu :

Data Sekunder
1.
Gilir Petik
Gilir petik adalah jangka waktu antara satu pemetikan dengan
pemetikan berikutnya pada areal yang sama dinyatakan dalam hari.
Pengamatan gilir petik dilakukan berdasarkan pengamatan langsung di
lapangan dan dilakukan pada masing-masing blok dengan rata-rata luas
20 hektar, pengamatan hanca petik dihitung berdasarkan rumus yang berlaku
kemudian dibandingkan dengan pengamatan langsung di lapangan.
Perhitungan gilir petik menggunakan rumus :

2.

3.

Sarana Panen dan Transportasi Pucuk
Kegiatan pemetikan merupakan kegiatan utama pada perkebunan teh.
Sarana panen dan transportasi ini meliputi proses pengangkutan hasil pucuk
setelah dipetik dari kebun menuju ke tempat pengolahan. Berbagai hal yang
menunjang kegiatan pemetikan harus diperhatikan agar kegiatan pemetikan
dapat berjalan maksimal dan menghasilkan pucuk optimal.
Produksi dan HOK berdasarkan Umur Setelah Pangkas
Produksi merupakan hasil suatu komoditas tanaman. Produksi
tanaman teh dilakukan dengan pemetikan daun teh secara berkala. Tingkat
produksi merupakan salah satu kriteria untuk melakukan pemangkasan. Data
produksi dan jumlah HOK yang dihasilkan pada suatu hasil pemanenan atau
pemetikan teh dapat diperoleh dari data sekunder perusahaan. Produktivitas
berdasarkan umur setelah pangkas didapatkan dari arsip atau laporan
tahunan perusahaan.
Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, pengolahan data dilakukan dengan analisis
deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat
hasil pengamatan primer dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan
maupun standar baku yang berlaku pada pemetikan teh. Analisis kuantitatif
dilakukan dengan menggunakan uji t student pada taraf nyata 5 %, rata-rata dan
persentase.

8

Nilai berbeda nyata apabila t hitung>t tabel dan tidak berbeda nyata apabila t
hitung15%
Abuki
Scarlet mite
Ringan 20%
Talstar
Ulat penggulung Ringan < 5%
Decis
dan Thrips sp.
Sedang 5-15%
Marcis
Berat >15%
Rizotin
Blister Blight
Ringan < 5%
Nordox
Sedang 5-15%
Cobox
Berat >15%
Dithane
Sumber : Data EWS Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning 2014
Empoasca

Dosis
(ml ha-1)
188-375
94-188
75-150
281-421
455-750
470-940
188-375
188-375
375-750
75-100
75-100
75-100

Konsentrasi Fungisida dan Insektisida dari Tabel 2 diturunkan menjadi 50%
konsentrasi dengan melarutkan dalam 375 ml air saat dibawa ke kebun. Dosis
Fungisida dan Insektisida dilarutkan dalam 15 l air setiap hektarnya. Prestasi kerja
adalah 0.05 ha HK-1. Standar kerja yang berlaku adalah 0.125 ha HK-1, sedangkan
prestasi kerja karyawan adalah 0.0125 ha HK-1.
Pemangkasan. Pemangkasan dilakukan dengan metode pemangkasan
manual dan pemangkasan mesin. Kegiatan pemangkasan manual dapat dilihat
pada Gambar 4(a) sedangkan pemangkasan mesin dapat dilihat pada Gambar 4(b).
Gilir pangkas di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning dilakukan setiap
4-6 tahun disesuaikan dengan kondisi tanaman, ketinggian tempat, persentase
pucuk burung, dan produksi kering yang dapat dihasilkan tanaman tersebut.
Standar tinggi pangkasan yang ditetapkan Unit Perkebunan Rumpun Sari
Kemuning adalah 50-55 cm. Pemangkasan dilakukan dengan metode manual dan
mesin. Pangkas manual menggunakan alat bantu seperti sabit yang tajam agar
hasil potongan tidak rusak. Pangkas mesin digunakan mesin pemotong rumput
dimodifikasi dengan gear bentuk lingkaran dengan pisau gergaji. Perawatan pisau
dilakukan dengan mengasah agar pisau mesin tetap tajam sehingga hasil potongan
tidak rusak.

16

a

b

Gambar 4 Kegiatan pemangkasan manual (a) dan pemangkasan mesin (b)
Arah pemotongan tiap