Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah

i

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia
sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH,
PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

FATHAN JAMILAH
A24090144

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengelolaan
Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan
Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah” adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi dikutip dari karya yang diterbitkan
dari penulis lain disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2013
Fathan Jamilah
NIM A24090144

iv

v

ABSTRAK
FATHAN JAMILAH. Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia
sinensis (L.) O Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo,

Jawa Tengah. Dibimbing oleh ANI KURNIAWATI.
Kegiatan magang dilaksanakan untuk memperluas pengetahuan,
pengalaman teknis dan manajerial tanaman teh serta mempelajari aspek
pemetikan. Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Bedakah, PT
Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah pada bulan Februari-Juni 2013. Hasil
menunjukkan bahwa tinggi bidang petik, diameter bidang petik, kapasitas
pemetik, persentase pucuk, gilir dan hanca petik telah sesuai standar yang
ditetapkan. Analisis petik, analisis pucuk, tebal daun pemeliharaan, jumlah tenaga
petik dan sarana transportasi masih memerlukan beberapa pengembangan agar
didapat kuantitas dan kualitas pucuk yang optimal.
Kata kunci: pemetikan, teh, Unit Perkebunan Bedakah

ABSTRACT
FATHAN JAMILAH. Plucking Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O
Kuntze) at Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Central Java.
Supervised by ANI KURNIAWATI.
Internship activities was conducted in order to improve knowledge, field
experience, and to analyze tea management which is related to tea plucking.
Internship activities was conducted at Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi,
Wonosobo, Central Java in February-June 2013. Resutls showed that height of

pluck section surface, diameter pluck section surface, plucker’s capacity,
percentage of shoots, and plucking time management were eligible. The increase
in supervision of plucking analysis, shoots analysis, leaf maintenance, total
pluckers, and transportation were really important in order to get an optimal
quality and quantity of tea shoots.
Keywords: plucking, tea, Unit Perkebunan Bedakah

vi

vii

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia
sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH,
PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

FATHAN JAMILAH
A24090144

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

viii

ix

Judul Skripsi : Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O.
Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa
Tengah
Nama
: Fathan Jamilah
NIM

: A24090144

Disetujui oleh

Dr Ani Kurniawati, SP MSi.
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr.
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

x

xi

PRAKATA


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
“Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit
Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah”.
Penulisan skripsi merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Pertanian di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan
terima kasih banyak kepada :
1. Kedua orang tua, kakak, dan keluarga besar yang telah memberikan
dukungan dan doa yang tulus kepada penulis.
2. Ibu Dr Ani Kurniawati, SP MSi selaku dosen pembimbing skripsi atas
bimbingan dan saran yang bermanfaat bagi penulis selama penyusunan
skripsi.
3. Bapak Dr Ir Ade Wachjar, MS dan Bapak Dr Ir Hariyadi, MS sebagai
dosen penguji atas saran dan masukan bagi perbaikan skripsi.
4. Direksi PT Tambi atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk
melaksanakan kegiatan magang.
5. Bapak Ir Bagus Nugroho selaku pemimpin Unit Perkebunan Bedakah,
Bapak Purwandi dan Bapak Sudiyono selaku kepala sub bagian kebun,
serta Bapak Meggie Satria HC, SE selaku kepala sub bagian kantor yang
telah membimbing penulis selama kegiatan magang.

6. Seluruh kepala blok, pembimbing lapangan, karyawan dan staf di kebun
maupun pabrik Unit Perkebunan Bedakah atas bantuan dan kebaikan yang
diberikan kepada penulis selama kegiatan magang.
Semoga skripsi ini bermanfaat, amin.
Bogor, Desember 2013
Fathan Jamilah

xii

xiii

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................................ 1
Tujuan ........................................................................................................ 1
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 2

METODE MAGANG .......................................................................................... 4
KEADAAN UMUM ............................................................................................ 7
ASPEK TEKNIS ............................................. Error! Bookmark not defined.10
PEMBAHASAN ............................................................................................... 32
Tinggi Bidang Petik .................................................................................. 32
Tebal Daun Pemeliharaan ......................................................................... 32
Diameter Bidang Petik .............................................................................. 33
Persentase Pucuk Peko dan Burung ......... Error! Bookmark not defined.33
Gilir Petik ................................................................................................. 34
Hanca Petik .............................................................................................. 34
Tenaga Petik ............................................................................................. 35
Kapasitas Pemetik ..................................................................................... 35
Analisis Petik dan Analisis Pucuk ............................................................. 36
Sarana Transportasi Pucuk ........................................................................ 37
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 39
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 51

xiv


DAFTAR TABEL
Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Produksi dan produktivitas teh Unit Perkebunan Bedakah tahun
2008–2012
Dosis pupuk tanaman teh belum menghasilkan (TBM) di Unit
Perkebunan Bedakah tahun 2013

Dosis pupuk tanaman teh menghasilkan (TM) di Unit Perkebunan
Bedakah tahun 2013
Aplikasi fungisida dan insektisida berdasarkan tingkat serangan
hama dan penyakit
Diameter bidang petik berdasarkan umur pangkas di Unit
Perkebunan Bedakah
Gilir petik di Unit Perkebunan Bedakah bulan Februari-April 2013
Hanca petik Unit Perkebunan Bedakah bulan Januari-Mei 2013
Perbandingan jumlah pemetik di lapang dengan perhitungan
berdasarkan rasio
Kapasitas pemetik di Unit Perkebunan Bedakah bulan Januari–
April 2013
Kapasitas pemetik berdasarkan usia pemetik di Unit Perkebunan
Bedakah bulan Januari–April 2013
Kapasitas pemetik berdasarkan lama kerja pemetik di Unit
Perkebunan Bedakah bulan Januari–April 2013
Hasil analisis petik di Unit Perkebunan Bedakah
Hasil analisis pucuk di Unit Perkebunan Bedakah bulan JanuariApril 2013

9

14
15
16
22
23
24
24
25
25
25
26
27

DAFTAR GAMBAR
1
2
3

Kegiatan penanaman stek di pembibitan
Kegiatan pemupukan melalui tanah (a) dan daun teh (b)
Serangan ulat penggulung daun (a), penggulung pucuk (b), dan
penyakit blister blight (c)
4 Pengendalian gulma secara manual (a) dan kimiawi (b)
5 Kegiatan pemangkasan
6 Gunting petik (a) dan mesin petik (b)
7 Kegiatan penimbangan di kebun
8 Jembatan timbang di pabrik
9 Tinggi bidang petik berdasarkan tahun pangkas di Unit Perkebunan
Bedakah pada tahun 2013
10 Tebal daun pemeliharaan berdasarkan tahun pangkas di Unit
Perkebunan Bedakah pada tahun 2013
11 Persentase pucuk peko dan burung berdasarkan tahun pangkas teh
12 Pelayuan pucuk pada Withering Through

11
14
16
17
18
20
21
21
21
22
23
28

xv

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas Unit
Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah
2. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping pembimbing di
Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah
3. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping kepala blok di
Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah
4. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping kepala sub
bagian kebun di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo,
Jawa Tengah
5. Peta lokasi Unit Perkebunan Bedakah tahun 2013
6. Curah hujan dan hari hujan di Unit Bedakah tahun 2003–2012
7. Luas areal dan tata guna lahan Unit Perkebunan Bedakah tahun 2013
8. Luas areal berdasarkan jenis tanaman di Unit Perkebunan Bedakah
tahun 2013
9. Struktur organisasi perusahaan Unit Perkebunan Bedakah 2013
10. Jumlah tenaga kerja di Unit Perkebunan Bedakah pada bulan Mei 2013

41
42
43

44
45
46
47
48
49
50

xvi

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) adalah tanaman perdu
yang biasa tumbuh di daerah pegunungan dengan curah hujan tidak kurang dari
120 mm/bulan, suhu udara harian 12-30 oC di negara beriklim tropis yang terletak
di antara 430 LU dan 420 LS (Ouwor 2003). Menurut Gnanamangai dan
Ponmurugan (2012), tanaman teh tumbuh pada ketinggian 200–2 300 meter di
atas permukaan laut (dpl).
Perkebunan komoditas teh terus berkurang seluas 2 584 ha per tahun atau
1.7% dan menyebabkan produksi turun 0.9% per tahun dengan total produksi
daun teh kering 150 342 ton pada tahun 2009 (Departemen Pertanian 2010).
Berdasarkan data BPS (2010), telah terjadi peningkatan impor teh sebesar 42%.
Tingginya permintaan impor dapat diatasi dengan memperbaiki kualitas teh dalam
negeri. Kualitas teh dipengaruhi sistem pemetikan, pemangkasan teh, ketinggian
tempat tumbuh teh, dan sistem pengolahan teh.
Berdasarkan ketinggian tempat, kebun teh di Indonesia dibagi menjadi tiga
daerah yaitu dataran rendah sampai 800 m dpl, dataran sedang 800–1 200 m dpl,
dan dataran tinggi lebih dari 1 200 m dpl. Ketinggian tempat tanam kebun teh
mempengaruhi kualitas daun teh, terutama dari kadar polifenol dan ukuran serat
daun teh. Perbedaan ketinggian tempat yang menyebabkan perbedaan suhu,
mempengaruhi sifat pertumbuhan perdu teh. Perbedaan sifat pertumbuhan
tersebut, menyebabkan perbedaan mutu pada teh jadi. Teh yang diproduksi di
dataran tinggi mempunyai aroma yang lebih baik dibandingkan dengan teh yang
diproduksi di dataran rendah (Setyamidjaja 2000).
Mutu hasil teh tidak hanya ditentukan oleh ketinggian tempat tumbuh teh,
namun dipengaruhi juga oleh sistem pemetikan. Pemetikan merupakan suatu cara
pemungutan hasil tanaman teh berupa pucuk, pucuk yang dihasilkan harus
memenuhi persyaratan dan tujuan pengolahan (Johan dan Dalimoenthe 2009).
Pemetikan teh berpengaruh pada kesehatan tanaman, kelestarian produksi, dan
mutu teh jadi yang berpengaruh terhadap nilai ekonomis teh (Ouwor dan Obanda
1998).

Tujuan
Kegiatan magang secara umum bertujuan memperluas pengetahuan dan
pengalaman teknis maupun manajerial tanaman teh. Tujuan khusus dari kegiatan
magang adalah mempelajari dan menganalisis aspek pemetikan yang diterapkan
oleh Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah.

2

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Teh
Tanaman teh (Camellia sinensis L. (O) Kuntze) adalah salah satu tanaman
perdu berdaun hijau yang berasal dari daerah Cina, Burma, Thailand, dan
Vietnam.Tanaman teh menyukai kondisi yang hangat dengan iklim lembab dan
curah hujan lebih dari 2 000 mm/tahun dengan suhu harian 13-25 0C (PPTK
Gambung 2006).
Teh dapat tumbuh baik dengan intensitas cahaya matahari 50-70% dengan
kelembaban 87-93% pada tanah yang memiliki pH 4.5–5.6 (Johan dan
Dalimoenthe 2009). Teh cocok ditanam pada tanah jenis Andosol dengan
kemiringan tanah kurang dari 35% (PPTK Gambung 2006). Unsur iklim lain yang
harus diperhatikan untuk budidaya tanaman teh adalah angin. Tiupan angin yang
terus menerus dapat menyebabkan daun rontok, selain itu angin dapat
mempengaruhi kelembaban udara serta berpengaruh pada penyebaran hama dan
penyakit (Hajra 2002).

Pemetikan
Pada perkebunan teh, sasaran produksi yang diharapkan adalah pucuk
yang berkualitas baik dengan bobot yang tinggi pada setiap petikan. Hal ini
disebabkan tanaman teh merupakan tanaman yang dipanen pucuknya secara
teratur, sehingga setiap faktor penentu pertumbuhan vegetatifnya perlu
diperhatikan (Rachmiati dan Pranoto 2009).
Pemetikan adalah pemungutan hasil pucuk tanaman teh yang memenuhi
syarat–syarat pengolahan, atau kegiatan pemungutan hasil berupa pucuk yang
dilakukan secara teratur dan terus menerus yang bertujuan untuk memperoleh
hasil berupa tunas dan daun muda sebanyak-banyaknya sesuai dengan persyaratan
dalam pengolahan teh (PPTK Gambung 2006). Pemetikan adalah salah satu
kegiatan penting dari semua teknik operasi dalam produksi teh. Kegiatan ini
harus bertujuan untuk mencapai produksi maksimum tunas, tanpa melukai
kesehatan tanaman teh yang dipanen dan akhir kualitas produk yang dicapai
maksimum (PPTK Gambung 2002).
Pemetikan yang berlebihan akan menyebabkan tanaman berada pada
kondisi yang tertekan. Teknik pemetikan yang efektif harus dilakukan untuk
memenuhi standar analisis pucuk yang ditetapkan. Pucuk yang dipetik harus
memiliki persentase memenuhi syarat (MS) sebesar 70%, sedangkan pucuk yang
tidak memenuhi syarat (TMS) maksimal sebesar 30%. Pemetikan dilakukan
sebagai usaha untuk membentuk kondisi tanaman agar mampu berproduksi tinggi
secara berkesinambungan (PPTK Gambung 2006).

3

Jenis Pemetikan
Pemetikan terbagi tiga jenis, yaitu pemetikan jendangan, pemetikan
poduksi, dan pemetikan gendesan. Pemetikan jendangan adalah pemetikan yang
dilakukan pada tahap awal setelah tanaman dipangkas. Pemetikan jendangan
dilakukan apabila 60% tanaman dari areal telah siap untuk dijendang (PPTK
Gambung 2010). Kegiatan pemetikan jendangan dilakukan 3-4 bulan setelah
kegiatan pemangkasan. Perdu tanaman teh harus memiliki daun pemeliharaan
dengan ketebalan minimal 30-35 cm.
Pemetikan jendangan dilakukan 3-4 kali, dengan siklus petik 10-15 hari
hingga tercapai bidang petik yang lebar dan rata serta mencapai ketebalan daun
pemeliharaan yang diinginkan. Tenaga petik yang melakukan pemetikan
jendangan adalah tenaga yang memiliki keterampilan yang lebih baik
dibandingkan pemetik yang lain. Pemetikan jendangan dilakukan secara manual
tanpa menggunakan gunting petik agar pemetikan bersifat selektif dengan
meninggalkan 5-6 daun, sehingga daun pemeliharaan akan terbentuk dengan baik.
Pemetik diperbolehkan menggunakan gunting petik untuk meratakan bidang petik
setelah 2-3 kali memetik menggunakan tangan. Menurut Ouwor dan Kwach
(2012) bidang petik harus rata agar tunas baru dapat tumbuh serempak. Pucuk dari
tunas yang tumbuh ke samping tidak dipetik untuk memperlebar bidang petik.
Pemetikan produksi adalah pemetikan yang dilakukan setelah pemetikan
jendangan, dilaksanakan hingga menjelang pemetikan gendesan. Pemetikan
produksi dilakukan sesuai dengan gilir petik dan jenis petikan yang telah
ditentukan. Tujuan dari pemetikan produksi adalah untuk mencapai produksi dan
produktivitas yang optimal serta berkelanjutan dengan memperhatikan kesehatan
tanaman. Pemetikan produksi yang dilaksanakan di Unit Perkebunan Bedakah
adalah dengan memetik pucuk yang manjing. Menurut PPTK Gambung (2010)
pucuk manjing adalah pucuk yang sudah memenuhi syarat untuk dipetik dan
diolah sesuai dengan rumus petik yang digunakan. Pemetikan gendesan dilakukan
dengan cara memetik habis semua pucuk yang layak petik, tanpa memperhatikan
bagian pucuk yang ditinggalkan pada tanaman. Pemetikan gendesan bertujuan
memanfaatkan daun muda yang jika tidak dipetik akan terbuang saat
pemangkasan (Puslitbangtan 1994).

Jenis Petikan
Jenis petikan pada pemetikan produksi terbagi dua yaitu berdasarkan
pucuk yang dibawa dan daun yang ditinggalkan. Berdasarkan pucuk yang dibawa,
terbagi menjadi tiga yaitu petikan halus, petikan medium dan petikan kasar (PPTK
Gambung 2002). Standar petik yang diterapkan Unit Perkebunan Bedakah yaitu
petikan medium dengan rumus p+2, p+3m, p+3, b+1m, b+2m, dan b+3m.
Berdasarkan daun yang ditinggalkan, terbagi menjadi tiga yaitu pemetikan ringan,
sedang, dan berat. Pemetikan ringan adalah pemetikan dengan meninggalkan dua
daun di atas kepel (k+2), pemetikan sedang adalah pemetikan dengan
meninggalkan satu daun di atas kepel (k+1), dan pemetikan berat adalah tidak
meninggalkan daun sama sekali pada perdu di atas kepel (k+0).

4

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan sejak Februari hingga
Juni 2013. Tempat pelaksanaan magang di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi,
Wonosobo, Jawa Tengah.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan selama magang adalah kegiatan sebagai
karyawan harian lepas (KHL) yang mengerjakan aspek teknis di lapangan dan
kegiatan manajerial pada berbagai tingkatan pekerjaan mulai dari sebagai
pendamping pembimbing hingga sebagai pendamping kepala sub bagian kebun.
Kegiatan pada bulan pertama sebagai karyawan harian lepas (KHL) adalah
melaksanakan semua kegiatan pemeliharaan tanaman di lapangan meliputi
pembibitan, penyulaman, pemeliharaan pohon pelindung, pengendalian gulma,
pengendalian hama penyakit, pemupukan, pemangkasan, gosok lumut dan
pemetikan. Penulis membuat dan mengisi jurnal kegiatan harian selama menjadi
KHL (Lampiran 1).
Kegiatan yang dilakukan penulis pada bulan kedua adalah menjadi
pendamping pembimbing. Pekerjaan yang dilakukan meliputi: menghitung jumlah
tenaga kerja yang hadir, membantu mengawasi dan mengorganisir kerja karyawan
harian di lapangan, membantu membuat laporan harian serta mengsi jurnal
kegiatan harian (Lampiran 2). Kegiatan yang dilakukan penulis pada bulan ketiga
adalah sebagai pendamping kepala blok. Penulis membantu kepala blok dalam
penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), membantu
pembuatan laporan bulanan, mengawasi kinerja pembimbing dan membuat jurnal
kegiatan harian (Lampiran 3).
Kegiatan yang dilakukan penulis pada bulan keempat adalah sebagai
pendamping kepala sub bagian kebun. Kegiatan yang dilakukan penulis adalah
emmbantu memeriksa perencanaan kerja dan anggaran setiap blok, membantu
memeriksa laporan harian dan bulanan setiap blok, mengawasi kinerja kepala blok
dan membuat jurnal harian sebagai pendamping kepala sub bagian kebun
(Lampiran 4).

Pengamatan dan Pengumpulan Data
Magang dilaksanakan dengan melakukan pengamatan terhadap
pengelolaan pemetikan dan mengumpulkan data primer serta data sekunder. Data
primer diperoleh dengan bekerja secara aktif dan pengamatan di lapang. Data
sekunder diperoleh dari laporan manajemen, arsip di kantor induk, serta melalui
studi pustaka. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi keadaan umum
perkebunan terdiri atas sejarah perkebunan, letak administratif, keadaan iklim dan
topografi, tata guna lahan, keadaan tanaman dan produksi, struktur organisasi dan
ketenagakerjaan, dan peta lokasi.

5

Parameter yang diamati selama kegiatan magang dengan aspek pemetikan
adalah sebagai berikut:
1. Tinggi bidang petik
Pengukuran tinggi bidang petik dilakukan dari permukaan tanah
hingga permukaan bidang petik. Pengamatan dilakukan menggunakan
meteran pada 20 tanaman contoh yang mewakili umur I, II, III, dan IV
tahun setelah pangkas. Pengamatan dilakukan di setiap blok.
2. Diameter bidang petik
Pengamatan dilakukan dengan mengukur diameter bidang petik
pada dua arah yaitu timur ke barat dan utara ke selatan pada masingmasing tanaman contoh, kemudian diambil rata-rata keduanya dengan
rumus :

Pengamatan dilakukan menggunakan meteran pada 20 tanaman
contoh yang mewakili umur I, II, III, dan IV tahun setelah pangkas.
Pengamatan dilakukan di setiap blok.
3. Tebal daun pemeliharaan
Pengukuran dimulai dari pertumbuhan daun terbawah hingga
permukaan bidang petik. Pengamatan dilakukan menggunakan meteran
pada 20 tanaman contoh yang mewakili umur I, II, III, dan IV tahun
setelah pangkas. Pengamatan dilakukan di setiap blok.
4. Persentase pucuk peko dan burung
Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah pucuk burung
dan pucuk peko. Perhitungan pucuk burung dan pucuk peko dilakukan
menggunakan lingkaran bambu berdiameter 75 cm kemudian pucuk
burung dan pucuk peko yang ada di atas bidang petik dalam lingkaran
tersebut dihitung jumlahnya. Persentase pucuk dihitung dengan rumus:

Pengamatan dilakukan pada 20 tanaman contoh yang mewakili umur I, II,
III, dan IV tahun setelah pangkas. Pengamatan dilakukan di setiap blok.
5. Gilir petik
Data diperoleh dari wawancara dengan mandor petik setiap kepala
blok maupun kepala sub bagian kebun dan pengamatan langsung.
Pengamatan dilakukan di setiap blok.
6. Hanca petik
Data diperoleh dari wawancara dengan pembimbing petik, kepala
blok maupun kepala sub bagian kebun serta pengamatan langsung.
Pengamatan dilakukan di setiap blok, dengan rumus hanca petik:

6

7. Tenaga petik
Data diperoleh dari arsip di kantor. Pengamatan dilakukan dengan
membandingkan tenaga petik di kebun terhadap perhitungan rasio tenaga petik
dengan rumus:

Keterangan: HKE = Hari Kerja Efektif (hari); kapasitas standar pemetik = kemampuan yang
harus dicapai seorang pemetik dalam satu hari kerja (kg/orang/hari)

8. Kapasitas pemetik
Pengamatan dilakukan dengan mengamati kapasitas pemetik berdasarkan
umur dan lama pengalaman kerja. Data diperoleh dari wawancara dan data dari
pembimbing petik.
9. Analisis petik dan analisis pucuk
Pengamatan analisis petik dan pucuk dilakukan dengan mengambil hasil
petikan secara acak, kemudian ditimbang 200 g. Analisis petik dilakukan dengan
melakukan pemisahan hasil petikan berdasarkan rumus petiknya yaitu: petikan
halus (p+1 dan p+2m), petikan medium (p+2, p+3m, p+3, b+1m, b+2m, dan
b+3m) dan petikan kasar (p+4, b+1, b+2, b+3, dan b+4). Data analisis pucuk
diperoleh dari hasil perhitungan di lapang. Analisis pucuk dilakukan dengan
memisahkan hasil petikan berdasarkan syarat olah yaitu pucuk memenuhi syarat
(MS) dan tidak memenuhi syarat olah (TMS). Rumus petikan memenuhi syarat
olah: p+1, p+2m, p+2, p+3, p+3m, b+1m, b+2m, dan b+3m. Rumus petikan tidak
memenuhi syarat olah: p+4, b+1, b+2, b+3, dan b+4. Data analisis pucuk
diperoleh dari arsip di pabrik.
10. Sarana transportasi
Pengamatan dilakukan dengan mengamati jumlah, jenis, dan kapasitas
angkutan yang digunakan untuk mengangkut pucuk dari kebun ke pabrik. Data
diperoleh dari wawancara dan arsip di kantor.
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rataan, persentase, dan
uji t–student kemudian hasilnya dibandingkan dengan standar kerja setiap
kegiatan yang berlaku di perusahaan. Uji t–student pada taraf 5% digunakan untuk
mengetahui kapasitas pemetik berdasarkan usia dan lama bekerja pemetik. Rumus
t–student yang digunakan adalah sebagai berikut :
t-hitung =

(� 1 − � 2 )
�(

1
1
+ )
�1 �2

Sp =

� 1 − 1 12 + (� 2 −1) 22
� 1 +� 2 −2

Keterangan : �1 , �2 = rata-rata pengamatan 1 & 2; SІ² , SЇ² = ragam contoh 1 & 2; nІ , nЇ =
jumlah pengamatan 1 & 2; Sp = simpangan baku gabungan

7

Nilai berbeda nyata apabila t-hitung > t-tabel dan tidak berbeda nyata
apabila t-hitung < t-tabel ; t-tabel diperoleh dari nilai sebaran t pada taraf 5% dan
derajat bebas (nІ + nЇ – 2) (Walpole 1992).

KEADAAN UMUM
Sejarah Umum PT Perkebunan Tambi
Tahun 1865 Karesidenan Bagelen yang dinamakan Ledoksche Theetuinen
di afdeling Wonosobo disewakan kepada pengusaha swasta D.Vander Sluijs
(Tanjungsari) dan W. D. Jong (Tambi dan Bedakah). Pada tahun 1865 perkebunan
dijual kepada Mr. M. P. Van den Berg, A. W. Holle dan Ed. Yacobson kemudian
mendirikan Thee En Kina Maatschappij. Pada tahun 1880 pengelolaannya
diserahkan kepada Firma John Peet dan Co yang berkedudukan di Jakarta. Pada
saat Perang Dunia II Hindia Belanda direbut dan diduki tentara Jepang, kemudian
diubah namanya menjadi SKK (Sai Pai Kigyo Kodan) dan diubah lagi menjadi
SKR (Sai Kogyo Songkoi). Tanggal 17 Agustus 1945, kebun Tambi, Bedakah dan
Tanjungsari diambil alih oleh Negara Republik Indonesia yaitu PPN (Pusat
Perkebunan Negara). Pada Juli 1947 terjadi aksi militer Belanda I sehingga
pabrik-pabrik yang berada di daerah kekuasaaan Belanda dibumihanguskan.
Sejak diadakannya Konferensi Meja Bundar tahun 1949, pengelolaan
kebun dilegalkan oleh Gubernur Jawa Tengah dengan mengeluarkan SK No.
AGR.36/1952/6/11/24 pada tanggal 8 Juni 1952. Penyerahan jual beli dari
Begelen Thee En Kina Maatschappij kepada PT NV Eks PPN Sindoro Sumbing
yang didirikan oleh Eks Pegawai PPN, dilakukan di Jakarta pada tanggal 29 April
1954, diperkuat dengan Akta Notaris Raden Sujadi No. 17 di Magelang.
Perjanjian jual beli dilaksanakan di depan Notaris Rd. Mr. Soebandi di Jakarta
tanggal 26 November 1954 No.1156.
Pada tanggal 17 Mei 1954, Bagelen Thee En Kina Maatschappij dibeli
oleh PT NV Ex. PPN Sindoro Sumbing. Pada 3 Juli 1957 disepakati bahwa PT
NV Ex. PPN Sindoro Sumbing mengelola perusahaan bersama Kabupaten
Wonosobo dengan modal masing-masing pihak sebesar 50%, sehingga
dibentuklah perusahaan baru dengan nama PT NV Perusahaan Perkebunan Tambi
disingkat NV Tambi. PT Tambi yang didirikan pada tanggal 13 Agustus 1957
dan mendapat pengesahan Menteri Kehakiman tanggal 10 April 1958 No JA
5/30/25. Pada tahun 2010 saham PT Perkebunan Sindoro Sumbing dibeli oleh PT
Indo Global Galang Pamitra (IGP).

Letak Geografis dan Administratif
PT Tambi terdiri atas tiga unit perkebunan, yaitu Unit Perkebunan Tambi,
Tanjungsari, dan Bedakah. Kantor Unit Perkebunan Bedakah terletak pada
ketinggian 1 300 m dpl di Desa Tlogomulyo, Kecamatan Kertek Kabupaten
Wonosobo. Batas administratif Unit Perkebunan Bedakah sebelah utara
berbatasan dengan Tanah Perhutani dan Sindoro; sebelah timur berbatasan dengan

8

Desa Candiyasan; sebelah selatan dengan Desa Pagerejo; sebelah barat berbatasan
dengan Desa Damarkasian dan Desa Keseneng. Unit Perkebunan Bedakah terdiri
atas 6 blok (Lampiran 5).
Keadaan Tanah, Topografi, dan Iklim
Curah hujan di Unit Perkebunan Bedakah selama sepuluh tahun terakhir
(2003-2013) berkisar 1 630–3 957 mm dengan rata-rata 3 031.75 mm per tahun
dan hari hujan berkisar 122-217 hari dengan rata-rata 148.9 hari hujan. Tipe iklim
berdasarkan curah hujan menurut Schmidth-Ferguson adalah tipe B dengan ratarata 8.4 bulan basah (BB) dan 2.7 bulan kering (BK). Suhu harian pada tahun
2013 di Unit Perkebunan Bedakah berkisar antara 19-24 oC dengan kelembaban
udara (RH) berkisar 87-93% (Lampiran 6). Jenis tanah di Unit Perkebunan
Bedakah adalah Andosol dan Regosol dengan pH 4.5–6.5 serta dengan topografi
lahan yang landai, bergelombang dan berbukit dengan tingkat kemiringan 0
hingga lebih dari 45%.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan
Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2013,
luas areal Unit Perkebunan Bedakah adalah 355.27 ha. Luas areal dan tata guna
lahan Unit Perkebunan Bedakah tahun 2013 tercantum pada Lampiran 7. Unit
Perkebunan Bedakah terbagi ke dalam enam blok dengan luas masing-masing
blok yaitu Rinjani 43.29 ha, Bismo 61.25 ha, Argopuro 60.04 ha, Mandala 61.92
ha, Muria 58.77 ha, dan Kembang 45.44 ha.

Keadaan Tanaman dan Produksi
Jenis klon yang dibudidayakan di Unit Perkebunan Bedakah adalah
Gambung 3, Gambung 4, Gambung 7, TRI 2024, TRI 2025, Cin 143, Pasir
Sarongge (PS), Kiara 8, MPS, dan tanaman yang berasal dari biji (seedling). Jarak
tanam yang diterapkan di Unit Perkebunan Bedakah adalah 120 cm x 75 cm
dengan rata–rata populasi tanaman teh sebanyak 10 000 pohon per ha sedangkan
populasi tanaman seedling adalah 7 000–8 000 pohon/ha. Jarak tanam bagi
tanaman yang akan di replanting adalah double row yaitu 100 cm x 75 cm dan
140 cm x 75 cm. Jarak tanam 140 cm x 75 cm digunakan untuk memudahkan
tenaga kerja dalam pengoperasian mesin petik serta saat pemeliharaan tanaman.
Produksi pucuk teh lima tahun terakhir (2008-2012) di Unit Perkebunan
Bedakah memiliki rata-rata 3 734 000 kg/tahun dengan produksi teh kering
sebesar 817 596 kg/tahun. Rata-rata produktivitas teh basah 12 616 kg/ha dan
produktivitas teh kering 2 763 kg/ha. Produksi dan produktivitas selama lima
tahun (2008-2012) di Unit Perkebunan Bedakah dapat dilihat pada Tabel 1 dan
luas areal berdasarkan jenis tanaman dilihat pada Lampiran 8.

9

Tabel 1 Produksi dan produktivitas teh Unit Perkebunan Bedakah tahun 2008–
2012a
Tahun

Luas TM
(ha)

2008
2009
2010
2011
2012
Rata-rata

303.23
303.05
303.42
291.20
285.49
297.398

Produksi
Basah
Kering
..................(kg)................
3 587 799
774 767
3 210 373
702 440
3 154 031
685 664
3 698 326
811 547
5 019 469
1 113 560
3 733 999.6
817 595.6

Produktivitas
Basah
Kering
........(kg/ha/tahun)......
11 808.57
2 550.00
10 593.54
2 317.90
10 394.93
2 259.79
12 700.30
2 786.91
17 581.94
3 900.52
12 615.86
2 763.02

a

Sumber : Kantor Kebun dan Kantor Induk Unit Perkebunan Bedakah 2013

Struktur Organisasi dan Personalia
Unit Perkebunan Bedakah dipimpin oleh seorang pemimpin unit
perkebunan yang diangkat oleh direksi PT Tambi. Pemimpin unit membawahi
kepala sub bagian kebun, kepala sub bagian pabrik dan kepala sub bagian kantor.
Struktur organisasi Unit Perkebunan Bedakah ditetapkan berdasarkan SK Direksi.
Struktur organisasi Unit Perkebunan Bedakah dapat dilihat pada Lampiran 9.

Ketenagakerjaan
Tenaga kerja di Unit Perkebunan Bedakah terdiri atas karyawan staf dan
non staf. Karyawan staf terdiri atas karyawan I dan kayawan II, sedangkan
karyawan non staf terdiri atas karyawan borong tetap dan karyawan borong lepas.
Karyawan borong tetap yaitu karyawan yang bekerja tetap di perusahaan dan
mendapatkan fasilitas jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek), pengobatan, serta
bonus, sedangkan karyawan borong lepas atau musiman pekerjaannya disesuaikan
dengan kebutuhan perusahaan dan tidak terikat dengan perusahaan sehingga tidak
mendapatkan fasilitas jamsostek, pengobatan, dan bonus.
Total tenaga kerja di Unit Perkebunan Bedakah tahun 2013 berjumlah 303
orang (Lampiran 10) dengan luas areal sebesar 355.27 ha. Indeks tenaga kerja
yang dapat dicapai adalah 0.85 orang/ha.
Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan untuk karyawan I dan karyawan II ditetapkan oleh
direksi. Besarnya upah berdasarkan surat keputusan dari direksi yang disesuaikan
dengan jabatan masing-masing dan besarnya UMR (Upah Minimum Regional)
sebesar Rp880 000. Sistem pengupahan untuk karyawan harian lepas ditetapkan
berdasarkan prestasi kerja. Upah diberikan tiga kali dalam sebulan bagi karyawan
borong tetap dan karyawan harian lepas yaitu pada tanggal 3, 13, dan 23 setiap

10

bulannya. Karyawan II mendapatkan upah satu bulan sekali setiap tanggal 3, dan
Karyawan I mendapatkan upah satu bulan sekali setiap tanggal 1 setiap bulannya.

Kesejahteraan Karyawan
Unit Perkebunan Bedakah meyediakan berbagai fasilitas bagi karyawan,
antara lain berupa rumah dinas, jamsostek, balai pelayanan kesehatan, koperasi,
pakaian kerja, tempat olahraga, dan kendaraan bermotor. Karyawan yang
mendapatkan pelayanan kesehatan yaitu karyawan I, II, serta keluarganya (dua
orang anak). Karyawan borong tetap dan pensiunan mendapatkan layanan
kesehatan hanya untuk yang bersangkutan. Perusahaan memberikan cuti kerja
selama 14 hari dan gaji sebesar satu bulan serta sepasang seragam dalam satu
tahun bagi karyawan. Karyawan akan mendapatkan jasa produksi apabila
perusahaan memperoleh keuntungan atau target tercapai.
Kendaraan bermotor hanya diberikan kepada karyawan tertentu
berdasarkan dengan tugas dan jabatannya. Perusahaan menyediakan sarana
angkutan antar jemput bagi anak sekolah dengan menggunakan truk. Kegiatan
rekreasi merupakan kegiatan kondisional yang dilakukan setahun sekali misalnya
pada saat hari jadi PT Tambi. Tunjangan hari raya (THR) diberikan satu kali
dalam setahun yaitu pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Pembibitan
Persiapan budidaya teh dimulai dari proses pembibitan di areal tanaman
belum menghasilkan (TBM). Pembibitan dilakukan di bangunan pembibitan yang
terbuat dari bilik atau anyaman bambu, atap terbuat dari paranet serta disangga
dengan tiang-tiang bambu dengan jarak 3.5 m x 3 m. Paranet memiliki intensitas
cahaya sebesar 20-25%. Klon yang digunakan sebagai perbanyakan adalah
Gambung 3, Gambung 4, Gambung 7, Tambi Merah, dan Seedling. Bedengan
berukuran panjang 10-20 m dan lebar 0.8-1 m dan dibuat rorak dengan panjang 12 m, lebar 30 cm, dan kedalaman 60 cm. Bedengan ditutup dengan sungkup
plastik transparan dengan tinggi 0.6 m, lebar dan panjang disesuaikan dengan
bedengan.
Media tanam yang digunakan adalah tanah. Tanah yang digunakan untuk
penanaman stek adalah top soil dan sub soil. Tanah diayak menggunakan ayakan,
kemudian setiap m3 top soil dicampur dengan 350–400 g Dithane, 1 250 g SP 36,
500 g KCl, 1 000 g Tawas (Al2(SO4)3), 250 g Kieserite, dan 200 g Basamid,
sedangkan untuk sub soil dilakukan pencampuran dengan 350–400 g Dithane, 1
000 g Tawas dan 200 g Basamid. Tanah yang telah dicampur kemudian ditutup
dengan plastik dan dibiarkan selama 2-3 minggu.
Media tanam dimasukkan ke dalam polybag yang berukuran 12 cm x 24
cm. Campuran top soil dimasukkan terlebih dahulu sebanyak 2/3 bagian, ditata di

11

dalam bedengan kemudian campuran sub soil dimasukkan sebanyak 1/3 bagian
polybag. Alas bedengan sebelumnya telah dilapisi dengan serasah daun untuk
menjaga kelembaban tanah. Polybag yang telah tersusun rapi disiram, setelah itu
bedengan disungkup sementara dengan menggunakan plastik transparan selama
10-15 hari.
Tahap pengambilan bahan tanaman untuk stek adalah dengan melakukan
tipping, yaitu kegiatan pemotongan pucuk teh yang bertujuan unuk merangsang
pertumbuhan tunas dan menguatkan daun-daun tua. Setelah 15 hari, pengambilan
bahan tanam stek dilakukan. Tanaman yang dipilih harus sehat, tidak terkena
serangan hama penyakit, dan ranting harus berwana hijau tua. Ranting tidak boleh
terlalu tua atau berwarna coklat karena pertumbuhan tunas akan lamban. Ranting
tidak boleh terlalu muda karena tanaman belum cukup kuat sehingga apabila
dijadikan bahan stek, daun akan rontok, layu, kemudian mati.
Ranting dipotong dengan ukuran kurang lebih 5 daun dari pucuk atau 15
cm dari bidang pangkasan. Sisa daun dan ranting dari potongan tadi digunakan
untuk alas bedengan. Bahan stek yang digunakan adalah tipe single node, yaitu
penanaman yang hanya mengikutsertakan satu daun dan satu tunas, dengan
panjang ruas batang 2.5 cm dengan kemiringan 450 kemudian daun dipotong 1/2
bagian pada setiap bahan stek. Pemotongan daun bertujuan agar proses
fotosintesis tetap berlangsung namun penggunaan hara dan respirasi menjadi
berkurang. Bahan stek tersebut direndam selama 1-2 menit dalam 1 g/l larutan
Dithane dan 1 ml/l larutan zat penumbuh akar (atonik) untuk merangsang
pertumbuhan akar.
Bahan stek ditanam pada polybag, ditancapkan sedalam 1.5 cm dengan
cukup kuat agar tidak goyah saat disiram. Posisi menghadap arah datangnya
cahaya matahari agar mendapat cahaya matahari yang cukup. Semua polybag
yang telah ditanami kemudian disiram dengan menggunakan air bersih dan
disemprot dengan Lannate 2 g/l. Bedengan kemudian ditutup dengan plastik
transparan. Kegiatan penanaman stek dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Kegiatan penanaman stek di pembibitan
Pembukaan sungkup dilakukan setelah bedengan disungkup selama 3-4
bulan, dan dilakukan secara bertahap agar tanaman mampu beradaptasi terhadap
lingkungan luar dengan baik. Tahapan pembukaan sungkup I dibuka 1/4 bagian
mulai pukul 07.00–09.00, tahap ke II sungkup dibuka 1/2 bagian pada pukul
07.00–11.00, tahap ke III dibuka semua bagian mulai pukul 07.00–11.00. Masingmasing tahapan dilakukan selama 2 minggu, setelah semua tahapan dilakukan
sungkup dibuka semua.
Seleksi bibit pertama dilakukan setelah 6 bulan, dikelompokkan ke dalam
tiga kriteria berdasarkan jumlah daun dan tinggi tanaman. Bibit masuk ke dalam

12

kriteria A apabila memiliki daun lebih dari 5 lembar dengan tinggi 20–25 cm,
kriteria B apabila memiliki daun 3–4 lembar dengan tinggi 15–20 cm, dan kriteria
C apabila memiliki daun 2 lembar dengan tinggi kurang dari 15 cm. Seleksi kedua
dilakukan 3 bulan setelah seleksi pertama dengan kriteria A, B, dan C. Tiga bulan
setelah seleksi tahap kedua maka bibit siap yang akan disalurkan memiliki tinggi
20–25 cm, serta daun berjumlah 5–7 lembar.
Prestasi kerja yang diperoleh penulis pada saat pengisian polybag adalah
330 buah polybag/HK. Standar kerja yang berlaku yaitu 1 000 polybag/ HK,
sedangkan prestasi kerja karyawan yaitu 750 polybag/HK. Pada saat penanaman
stek prestasi kerja yang diperoleh penulis adalah 500 buah polybag/HK. Standar
kerja yang berlaku adalah 1 800 polybag/buah, sedangkan prestasi kerja karyawan
yaitu 1 500 buah polybag/HK.
Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan mengganti tanaman yang mati atau sakit
dengan tanaman baru yang memiliki umur yang seragam pada areal TBM.
Penyulaman dilakukan dengan menggunakan lempag, yaitu alat untuk membuat
lubang tanam. Ukuran lubang tanam adalah panjang 20 cm, lebar 20 cm, dan
kedalaman 30 cm. Areal yang akan dilakukan penanaman harus bersih dari gulma
dan tanah galian dicampurkan dengan pupuk dasar lalu dimasukkan ke dalam
lubang tanam. Pupuk dasar yang digunakan yaitu 10 g Urea, 5 g SP 36, 5 g KCl
dan 3 g Kieserite.
Penyulaman untuk TBM I direncanakan 10% dari luas areal, sedangkan
untuk TBM II direncanakan 7.5% dan TBM III 5% dari luas areal. Prestasi kerja
penyulaman yang dikerjakan oleh penulis adalah 30 tanaman/HK, sedangkan
prestasi kerja yang dikerjakan oleh karyawan adalah 40 tanaman/HK. Standar
kerja penyulaman yang ditetapkan perusahaan adalah sebesar 40 tanaman/HK.
Pembentukan Bidang Petik (Centering)
Unit Perkebunan Bedakah melakukan pembentukan bidang petik pada
areal TBM dengan cara centering. Kegiatan centering adalah untuk membentuk
perdu sehingga memiliki bidang petik rata dan luas serta terbentuk percabangan
yang ideal agar dapat menghasilkan pucuk yang banyak. Centering dilakukan
pada saat tanaman berumur 3–4 bulan setelah tanam, memiliki ketinggian sekitar
50–60 cm. Centering dilakukan dengan cara memotong batang utama yang telah
memenuhi syarat yaitu memiliki diameter 0.7 cm dengan ketingian 15–20 cm dari
permukaan tanah.
Tujuh bulan berikutnya tanaman akan tumbuh dengan ketinggian 120 cm
dan siap untuk dilakukan pemangkasan. Pemangkasan dilakukan setinggi 40 cm
dari permukaan tanah. Tanaman akan tumbuh dan siap untuk dipetik dengan
ketinggian yang sama dengan bidang potong yaitu 40 cm dari permukaan tanah
setelah 2-3 bulan dari kegiatan pemangkasan. Kegiatan pemetikan dilakukan 3–4
kali petikan, kemudian petikan berikutnya dinaikkan 2–3 lembar daun.

13

Pemeliharaan Pohon Pelindung
Pohon pelindung adalah tanaman yang sengaja ditanam di areal
perkebunan teh dengan tujuan untuk menjaga iklim mikro, menahan angin,
melindungi tanaman dari cuaca yang tidak mendukung terhadap pertumbuhan,
dan menjaga kesuburan tanah. Pohon pelindung sementara yang ditanam di Unit
Perkebunan Bedakah adalah Crotalaria sp., Tephrosia sp., dan Sesbania sp.
Pohon pelindung sementara ditanam di antara barisan tanaman teh dengan jarak
tanam 2 m x 2 m. Pohon pelindung tetap yang ditanam di areal perkebunan teh
Unit Perkebunan Bedakah adalah Acacia decurens, Grevillea robusta, Leucaena
sp., Meopsis manii, dan pohon pelindung yang akhir-akhir ini banyak ditanam
dalah Mimba. Pohon pelindung tetap ditanam pada tepi patok dengan jarak tanam
10 m x 10 m.
Kegiatan pemeliharaan pohon pelindung meliputi penyulaman dan
perempelan ranting. Kegiatan perempelan dilakukan apabila memasuki awal
musim hujan atau selama musim hujan. Perempelan ranting atau dahan dilakukan
menggunakan sabit dengan tujuan menjaga kelembaban iklim. Penulis melakukan
kegiatan pemeliharaan pohon pelindung yaitu dengan melakukan perempelan di
areal TBM dengan prestasi kerja 0.007 ha/HK. Prestasi kerja karyawan adalah
0.02 ha/HK, sedangkan standar prestasi kerja yang diterapkan perusahaan adalah
0.04 ha/HK.
Pemeliharaan Lubang Tadah dan Saluran Air
Lubang tadah atau dikenal dengan istilah rorak dibuat pada TBM dengan
ukuran panjang 2 meter, lebar 30 cm, dan kedalaman 30 cm. Lubang tadah dibuat
diantara baris setiap 2–3 baris tanaman teh, berfungsi untuk menyimpan dan
melancarkan air yang masuk ke areal tanaman. Pelaksanaan pemeliharaan lubang
tadah dilakukan saat awal dan akhir musim hujan. Pada TBM I dan II,
pemeliharaan lubang tadah dilakukan dua kali dalam setahun, sedangkan untuk
TBM III dilaksanakan satu kali. Kegiatan pemeliharaan dilakukan menggunakan
cangkul yaitu dengan mengangkat tanah dan serasah yang memenuhi lubang
tadah.
Saluran air adalah saluran atau kali yang berada disepanjang jalan kebun
di sekitar areal pertanaman teh, dibuat di pinggiran batas nomor kebun dan di
tempat yang memiliki aliran air yang cukup deras untuk dialirkan ke lubang tadah.
Tujuan pembuatan saluran air adalah untuk melancarkan aliran air yang akan
memasuki areal pertanaman teh sehingga air yang masuk tidak terlalu besar dan
dapat mencegah terjadinya erosi atau tanah longsor. Pemeliharaan saluran air
dilaksanakan dua kali dalam setahun yaitu pada awal atau akhir musim hujan
dengan menggunakan cangkul.
Pemupukan
Pemupukan adalah kegiatan pemeliharaan tanaman dengan memberikan
unsur–unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah sesuai kebutuhan
tanaman. Pemupukan bertujuan untuk memperbaiki sifat tanah serta
meningkatkan daya dukung tanah sehingga dapat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara optimal. Unit
Perkebunan Bedakah menerapkan dua cara pemupukan yaitu melalui tanah dan

14

pemupukan melalui daun (Gambar 2). Pemupukan melalui tanah dilakukan dua
kali untuk tanaman menghasilkan (TM) dalam satu tahun yaitu pada bulan
Februari-April (semester I) dan Oktober–November (semester II). Sedangkan
untuk tanaman belum menghasilkan (TBM) pemupukan dilaksanakan empat kali
dalam setahun yaitu pada bulan Februari, April, Oktober, dan Desember. Jenis
pupuk yang digunakan adalah Urea (46% N), SP 36 (36% P 2O5), KCl (60% K20),
dan Kieserit (27% MgO).

Gambar 2 Kegiatan pemupukan melalui tanah (a) dan daun teh (b)
Penetapan dosis didasarkan pada target produktivitas kering teh dalam
setahun. Asumsi produktivitas kerig untuk TBM I sebanyak 1 750 kg/ha/tahun,
TBM II 2 000 kg/ha/tahun, dan TBM III 2 250 kg/ha/tahun. Perbandingan dosis
unsur hara yang direkomendasikan oleh PT Tambi ditetapkan dengan
perbandingan N : P : K : Mg = 5 : 1 : 2.5 : 0.3. Rekomendasi dosis pupuk yang
digunakan Unit Perkebunan Bedakah untuk TBM (Tabel 2) berbeda dengan dosis
pupuk untuk TM (Tabel 3). Unit Perkebunan Bedakah menentukan dosis N untuk
TBM sebesar 10% dan untuk TM sebesar 6% dari produktivitas keringnya.
Prestasi kerja penulis saat melakukan pemupukan pada tanaman menghasilkan
(TM) adalah 0.22 ha/HK. Prestasi karyawan sebesar 0.48 ha/HK dan standar kerja
yang berlaku di Unit Perkebunan Bedakah adalah 0.31 ha/HK.
Tabel 2

Dosis pupuk tanaman teh belum menghasilkan (TBM) di Unit
Perkebunan Bedakah tahun 2013a

Umur TBM (tahun)
I
II
III

Urea
SP 36
KCl
Kieserite
.................................(kg/ha/apl)................................
95
25
36
10
109
28
42
11
122
32
47
13

a

Sumber: RKAP Unit Perkebunan Bedakah 2013

Alat yang digunakan untuk pemupukan yaitu ember, karung pupuk, tugal,
dan kored. Pemupukan diawali dengan pembuatan lubang pupuk atau kowakan 1–
2 hari sebelum pemupukan. Lubang pupuk dibuat pada setiap perdu tanaman teh
sedalam 10–15 cm. Pemupukan melalui tanah dilakukan dengan cara menabur
dan membenamkan pupuk ke dalam lubang pupuk sesuai dengan dosis per
tanaman, kemudian lubang pupuk ditutup secara rapat. Pemupukan dilakukan
dengan sistem giringan yaitu pemupuk berjalan dalam barisan tanaman secara
berjajar dari arah yang sama.

15

Tabel 3 Dosis pupuk tanaman teh menghasilkan (TM) di Unit Perkebunan
Bedakah tahun 2013a
Blok

Urea
Seedling

SP 36

Klonal

Seedling

KCl

Klonal

Seedling

Kiesrite
Klonal

Seedling

Klonal

................................................... (kg/ha/apl).........................................................
Bismo

204

330

52

84

78

126

21

33

Rinjani

214

347

54

89

82

133

22

35

Mandala

195

316

50

80

75

121

20

32

Argopuro

216

350

55

89

83

134

22

36

Kembang
Muria

213
-

345
287

44
-

88
73

81
-

132
110

21
-

29
29

a

Sumber: RKAP Unit Perkebunan Bedakah 2013

Pemupukan melalui daun dilakukan bersamaan pengendalian hama
penyakit (PHP) dengan menggunakan pupuk daun yaitu Zink Sulfat (ZnSO4) dan
pupuk pelengkap cair (PPC) menggunakan Green Asri (GA). Aplikasi pupuk daun
menggunakan ZnSO4 dilakukan satu bulan sekali dimulai bulan Februari hingga
November dengan dosis 1 kg/ha dengan air 200 l/ha. Sedangkan pupuk pelengkap
cair diaplikasikan setiap dua kali dalam sebulan dimulai bulan Mei hingga
Agustus dengan dosis GA sebesar 0.5 l/ha dan volume air yang digunakan
sebanyak 200-400 l/ha. Penyemprotan pupuk daun dan pengendalian hama
penyakit (PHP) dilakukan dengan menggunakan power sprayer atau mist blower.
Prestasi kerja yang diperoleh penulis pada saat pemupukan daun (bersamaan
pengendalian hama penyakit) adalah 0.12 ha/HK, sedangkan prestasi kerja
karyawan adalah 0.5 ha/HK. Unit Perkebunan Bedakah menerapkan standar kerja
untuk pemupukan melalui daun sebesar 0.48 ha/HK.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Kegiatan pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu kegiatan
proteksi tanaman dari hama dan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan
sehingga mempengaruhi hasil produksi tanaman. Tujuan dari kegiatan
pengendalian hama dan penyakit adalah menekan pertumbuhan hama dan
penyakit sehingga memperoleh laju pertumbuhan teh yang tinggi, produksi pucuk
yang maksimal, dan kerugian yang serendah mungkin. Hama utama yang
menyerang tanaman teh di Unit Perkebunan Bedakah adalah Empoasca sp., ulat
penggulung pucuk (Cydia leucastome), ulat penggulung daun (Homona cofferia),
dan ulat api (Setora nitens). Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Empoasca sp
dibedakan menjadi tiga tingkatan serangan yaitu serangan ringan, sedang, dan
berat. Aplikasi fungisida dan insektisida berdasarkan tingkat serangan hama dan
penyakit dapat dilihat pada Tabel 4.

16

Tabel 4 Aplikasi fungisida dan insektisida berdasarkan tingkat serangan hama
dan penyakita
Tingkat serangan
Luas areal
Aplikasi
Fungisida
Insektisida
(%)
(%)
(kali)
70% Manxyl
70% Crown
Ringan 0–15
45
24
30% Probox
30% Metindo
Sedang 15–30
25
36
Conasol
Talstar
Berat > 30
30
36
Conasol
Confidor
a

Sumber : RKAP Unit Perkebunan Bedakah 2013

Penyakit yang sering menyerang tanaman teh yaitu cacar daun teh (blister
blight) yang disebabkan oleh jamur Exobasidium vexans Massee. Penyebaran
penyakit ini dipengaruhi oleh kelembaban udara, sinar matahari, angin, dan
ketinggian permukaan tanah. Serangan hama dan penyakit dapat dilihat pada
Gambar 3.

Gambar 3

Serangan ulat penggulung daun (a), penggulung pucuk (b), dan
penyakit blister blight (c)

Pengendalian penyakit cacar dapat dilakukan dengan cara mekanis dan
sistemik. Cara mekanis dilakukan dengan merempel pohon pelindung agar tidak
terlalu rimbun. Pemetikan dengan gilir petik yang sesuai kondisi pucuk dapat
mengurangi sumber penularan cacar karena pucuk teh yang terserang telah
terpetik. Pengendalian untuk TBM I, II, dan III digunakan fungisida (dosis 1.5
l/ha) dan insektisida (dosis 2 l/ha) sebanyak 18 kali aplikasi. Pengendalian untuk
areal TM dilakukan berdasarkan tingkat serangan hama dan penyakit. Prestasi
kerja penulis adalah 0.12 ha/HK. Standar kerja yang berlaku adalah 0.5 ha/HK,
sedangkan prestasi kerja karyawan 0.48 ha/HK.
Pengendalian Gulma
Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak dikehendaki karena
tumbuh di waktu dan tempat yang tidak diinginkan atau mengganggu tanaman
produksi. Jenis gulma yang berada di Unit Perkebunan Bedakah antara lain
Erechtites valerianifolia (sintrong), Impatiens plathypetala (pacar air), Emilia
sonchifolia, dan Bidens pilosa. Tujuan pengendalian gulma adalah menekan
pertumbuhan gulma sehingga memperoleh laju pertumbuhan teh yang tinggi,
produksi pucuk yang maksimal, dan kerugian yang serendah mungkin.
Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual
(manual weeding) dan kimiawi (chemical weeding) sesuai dengan keadaan gulma
di kebun (Gambar 4).

17

Pengendalian gulma secara manual menggunakan alat bantu seperti kored.
Pengendalian gulma secara manual untuk TBM I dan TBM II direncanakan 3 kali
dalam satu tahun, sedangkan untuk TBM III direncanakan 2 kali dalam setahun.
Kegiatan pengendalian gulma di TBM disebut stripe weeding sedangkan
pengendalian gulma manual setelah pangkasan disebut babad bokor. Babad bokor
dilaksanakan menjelang pemupukan tanah, dilaksana