Pengelolaan Gulma pada Pertanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di PT. Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karang Ganyar, Jawa Tengah

PENGELOLAAN GULMA PADA PERTANAMAN
TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze)
DI PT. PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING
KARANGANYAR, JAWA TENGAH

Oleh
M. RISFANDI KHAIR
A34101045

PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

Dan Kami jadikan pelita yang amat terang
(matahari) dan Kami turunkan dari awan air
yang banyak tercurah supaya Kami tumbuhkan
dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan
dan kebun-kebun yang lebat (QS. An-Naba’: 1316)

Kupersembahkan untuk kedua Orang tuaku, Abang dan

Adikku
serta Nenekku tercinta

PENGELOLAAN GULMA PADA PERTANAMAN
TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze)
DI PT. PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING
KARANGANYAR, JAWA TENGAH

Skripsi

Sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh
M. RISFANDI KHAIR
A34101045

PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

RINGKASAN
M. RISFANDI KHAIR. Pengelolaan Gulma pada Pertanaman Teh (Camellia
sinensis (L.) O. Kuntze) di PT. Perkebunan Rumpun Sari Kemuning (RSK),
Karanganyar, Jawa Tengah. (Dibimbingan oleh SOFYAN ZAMAN).
Peranan teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) selain sebagai penyedia
lapangan kerja, tanaman ini merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
memberikan sumbangan devisa non migas bagi negara.
Pelaksanaan magang ini bertujuan mempelajari teknik budidaya teh
berdasarkan keadaan di lapang, mendapatkan pengetahuan praktek, pengalaman
dan keterampilan kerja bidang perkebunan serta mempelajari dan menganalisa
sistem pengelolaan gulma di PT. Perkebunan Rumpun Sari Kemuning (RSK),
Karanganyar, Jawa Tengah.
Selama kegiatan magang penulis bekerja sebagai karyawan harian lepas
selama dua bulan, pendamping mandor (supervisor) selama satu bulan,
pendamping asisten afdeling selama dua minggu dan pendamping kepala
kebun/administratur selama dua minggu. Pengumpulan data dilakukan dalam
kegiatan magang ini dengan menggunakan metode langsung dan tidak langsung.

Metode langsung (data primer) dilakukan dengan melaksanakan kegiatan
langsung di lapangan dan mengadakan diskusi dengan staf dan karyawan kebun
dengan penekanan terhadap aspek khusus yaitu pengelolaan gulma. Sedangkan
metode tidak langsung diperoleh dari laporan arsip kebun (harian, bulanan dan
tahunan) dan studi pustaka (data skunder).
Adanya gulma di perkebunan menimbulkan kesukaran dalam pelaksanaan
pemeliharaan seperti menurunkan kapasitas pemetik karena banyaknya gulma
merambat yang ikut terbawa dalam pemetikan, meningkatkan biaya pengendalian
biaya pengendalian hama dan penyakit pada kondisi populasi gulma yang tak
terkendali. Penghambatan terhadap kegiatan pemeliharaan ini menyebabkan
ketidakefisienan dalam pengelolaan perkebunan secara umum.
Hasil analisis vegetasi gulma di daerah ekologi I (areal TM pada
ketinggian < 850 m dpl) terdapat 19 spesies dari 11 famili, di daderah ekologi II
(areal TM pada ketinggian 850-1100 m dpl) terdapat 23 spesies gulma dari 12
famili, daerah ekologi III (areal TM pada ketinggian > 1100 m dpl) terdapat 20
spesies dari 9 famili dan daerah ekologi IV (areal bekas pangkasan pada
ketinggian > 1100 m dpl) terdapat 20 spesies dari 9 famili.
Pengendalian gulma di Perkebunan RSK saat ini menggunakan tiga
metode yaitu secara kultur teknis, manual dan kimia. Pemilihan metode ini
disesuaikan dengan umur tanaman, komposisi gulma, iklim dan kondisi keuangan

perusahaan. Sedangkan proses manajemen pengendalian gulma di Perkebunan
Rumpun Sari Kemuning telah berlangsung dengan baik dimulai dari proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.
Kegiatan pengendalian gulma sangat erat hubungannya dengan
pertimbangan ekonomi suatu perusahaan, baik dari segi biaya tenaga kerja
maupun bahan serta alat yang digunakan agar pengendalian gulma dapat lebih
efektif dan efisien.

Judul

: PENGELOLAAN GULMA PADA PERTANAMAN TEH
(Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT. PERKEBUNAN
RUMPUN SARI KEMUNING, KARANGANYAR, JAWA
TENGAH

Nama

: M. RISFANDI KHAIR

NRP


: A34101045

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Ir. Sofyan Zaman
NIP: 132 086 363

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. H. Supiandi Sabiham, M. Agr
NIP: 130 422 698

Tanggal Lulus: 16 Januari 2006

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan, Propinsi Sumatera Utara pada tanggal 21
Juni 1983. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara dari Drs.

Chairuddin Wahid dan Rukiah, SPd.
Tahun 1995 penulis lulus dari SD Negeri 060870 Medan, kemudian pada
tahun 1998 penulis menyelesaikan studi di SMP Negeri 11 Medan. Selanjutnya
penulis lulus dari SMU Negeri 3 Medan pada tahun 2001.
Tahun 2001 penulis diterima di IPB melalui jalur UMPTN. Selanjutnya
tahun 2002 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Agronomi,
Fakultas Pertanian.
Pada tahun 2004/2005 dan 2005/2006 penulis menjadi asisten luar biasa
mata kuliah Pengendalian Gulma. Penulis juga aktif di berbagai organisasi
mahasiswa. Tahun 2003/2004 penulis menjadi Staf Divisi Keprofesian dan
Kewirausahaan Himagron (Himpunan Mahasiswa Agronomi). Penulis juga aktif
di salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) PSM Agria Swara dari Tahun
2001 sampai 2006. Pada tahun 2002 - 2003 penulis menjadi Staf Departemen
Informasi dan Komunikasi di PSM Agria Swara dan tahun 2004 penulis menjadi
Staf Departemen Kesekretariatan di PSM Agria Swara.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan praktek kerja ini.
Skripsi dengan judul “Pengelolaan Gulma pada Pertanaman Teh (Camellia

sinensis (L.) O. Kuntze) di PT. Perkebunan Rumpun Sari Kemuning,
Karanganyar, Jawa Tengah” ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih
gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Selama menyelesaikan skripsi ini, penulis telah banyak memperoleh
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ir. Sofyan Zaman selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang selalu sabar
membimbing hingga terselesaikannya skripsi ini
2. Dr. Ir. Eko S, MSi dan Ir. A. Pieter Lontoh, MS selaku dosen penguji yang
telah memberikan sejumlah masukan dan kritikan untuk kesempurnaan skripsi
ini
3. Dr. Ir. Suwarto, MSi selaku pembimbing akademik penulis yang telah
membimbing penulis menjalani perkuliahan di IPB
4. Kedua orang tuaku, abangku Rizal dan Aldi, kedua adikku Yana dan Yanti
serta seluruh keluargaku di Medan atas kasih sayang serta dorongannya
selama ini
5. Pak Suroto selaku Administratur di PT. RSK beserta seluruh staf atas kerja
samanya selama penulis magang
6. Pak Suwarto dan Ibu Endang beserta keluarga atas bantuan tempat tinggal
selama penulis magang

7. Bapak-bapak “Chemist” di PT. RSK yang mau berbagi cerita selama di kebun.
8. Teman-teman Kapayun (F6): Hafiz, Yiyi, Adi, Arif dan Lukman serta
penghuni “Basecamp Agronomi”: Opik (terima kasih atas bantuannya selama
sidang), Ocid dan Nana atas kebersamaannya selama di Bogor
9. Teman-teman magang di Jawa Tengah: Wulan, Dhyna, Alpha, Malik, Lia,
Vidya (terima kasih atas motivasinya), Gamma, Ringus atas kekompakannya

10. Agronomi 38 “funkeh farmer”: F6, Bidadari 9, Power Rangers, Wisnu,
Ronald, Johan, Otto, Conrado, Derma, Siddik, Angga, Gulam, Wirhal, Malik,
Widi, Jun, Hendra, Yayat, Bubun, Fifi (terima kasih atas pembuatan “lembar
persembahan” yang indah), Intan, Evi, Rina, Siska, Rico, N’Cost, Pipin
(terima kasih atas pinjaman laptop dan printernya), Blake, Cucup, Lia, Prima,
Eka, M’Selly, M’Merry, M’Elly, Saiful, Alpha, Koko, Fuji, Nurul, Nunung,
Wiwid, Jippy, Anita dan Wirhal....one 4 all...all 4 one
11. Teman KKP Ragawacana: Adith, Wawan, Nita, Mel dan Shinta atas
pengalaman indahnya selama penulis KKP
12. Teman-teman Agria Swara 38: Vera, Pipink (terima kasih atas bantuannya
selama seminar), Susan, Rudi, Rina, Rindra, Nieken, Bunga, Rena dan Rika
serta adik-adikku tercinta di Agria Swara (Hardi, Fahmi, Ariph, Ary, Paulina,
Cony, Jessica cen2 serta teman-teman lainnya yang tak dapat penulis sebutkan

satu persatu) yang telah memberikan nuansa baru bagi hidup penulis

Bogor, Februari 2006

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
PENDAHULUAN ...........................................................................................
Latar Belakang ....................................................................................
Tujuan .................................................................................................

1
1
2

TINJAUAN PUSATAKA ..............................................................................
Botani Teh ............................................................................................

Ekofisiologi Tanaman Teh ...................................................................
Gulma di Pertanaman Teh ....................................................................
Pengendalian Gulma di Perkebunan Teh .............................................

3
3
3
4
5

METODOLOGI .............................................................................................
Tempat dan Waktu ...............................................................................
Metode Pelaksanaan .............................................................................
Pengumpulan Data ...............................................................................

7
7
7
7


KEADAAN UMUM PERKEBUNAN ..........................................................
Sejarah Perkebunan Rumpun Sari Kemuning ......................................
Letak Geografis dan Administratif .......................................................
Keadaan Tanah, Topografi dan Iklim ..................................................
Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan ...................................................
Keadaan Tanaman dan Produksi ..........................................................
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ............................................

9
9
10
11
11
12
13

PELAKSANAAN TEKNIS DI PERKEBUNAN .........................................
Pemupukan ...........................................................................................
Pemangkasan ........................................................................................
Pengendalian Gulma ............................................................................
Pengendalian HPT ................................................................................
Pemetikan .............................................................................................
Pengeolahan Teh Hijau ........................................................................

16
16
18
20
21
24
30

PELAKSANAAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN .............................. 34
Pengelolaan tenaga Kerja Tingkat Staf ................................................ 34
Pengelolaan tenaga Kerja Tingkat Non Staf dan Lapangan ................. 35
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................
Permasalahan Gulma di Perkebunan Rumpun Sari Kemuning ...........
Kondisi Umum Gulma .........................................................................
Manajemen Pengendalian Gulma ........................................................
Evaluasi Teknik Pengendalian Gulma .................................................
Analisis Ekonomi Pengendalian Gulma ..............................................

39
39
40
43
47
52

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 55
Kesimpulan .......................................................................................... 55
Saran...................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 57
LAMPIRAN .................................................................................................... 60

PENGELOLAAN GULMA PADA PERTANAMAN
TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze)
DI PT. PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING
KARANGANYAR, JAWA TENGAH

Oleh
M. RISFANDI KHAIR
A34101045

PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

Dan Kami jadikan pelita yang amat terang
(matahari) dan Kami turunkan dari awan air
yang banyak tercurah supaya Kami tumbuhkan
dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan
dan kebun-kebun yang lebat (QS. An-Naba’: 1316)

Kupersembahkan untuk kedua Orang tuaku, Abang dan
Adikku
serta Nenekku tercinta

PENGELOLAAN GULMA PADA PERTANAMAN
TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze)
DI PT. PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING
KARANGANYAR, JAWA TENGAH

Skripsi

Sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh
M. RISFANDI KHAIR
A34101045

PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

RINGKASAN
M. RISFANDI KHAIR. Pengelolaan Gulma pada Pertanaman Teh (Camellia
sinensis (L.) O. Kuntze) di PT. Perkebunan Rumpun Sari Kemuning (RSK),
Karanganyar, Jawa Tengah. (Dibimbingan oleh SOFYAN ZAMAN).
Peranan teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) selain sebagai penyedia
lapangan kerja, tanaman ini merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
memberikan sumbangan devisa non migas bagi negara.
Pelaksanaan magang ini bertujuan mempelajari teknik budidaya teh
berdasarkan keadaan di lapang, mendapatkan pengetahuan praktek, pengalaman
dan keterampilan kerja bidang perkebunan serta mempelajari dan menganalisa
sistem pengelolaan gulma di PT. Perkebunan Rumpun Sari Kemuning (RSK),
Karanganyar, Jawa Tengah.
Selama kegiatan magang penulis bekerja sebagai karyawan harian lepas
selama dua bulan, pendamping mandor (supervisor) selama satu bulan,
pendamping asisten afdeling selama dua minggu dan pendamping kepala
kebun/administratur selama dua minggu. Pengumpulan data dilakukan dalam
kegiatan magang ini dengan menggunakan metode langsung dan tidak langsung.
Metode langsung (data primer) dilakukan dengan melaksanakan kegiatan
langsung di lapangan dan mengadakan diskusi dengan staf dan karyawan kebun
dengan penekanan terhadap aspek khusus yaitu pengelolaan gulma. Sedangkan
metode tidak langsung diperoleh dari laporan arsip kebun (harian, bulanan dan
tahunan) dan studi pustaka (data skunder).
Adanya gulma di perkebunan menimbulkan kesukaran dalam pelaksanaan
pemeliharaan seperti menurunkan kapasitas pemetik karena banyaknya gulma
merambat yang ikut terbawa dalam pemetikan, meningkatkan biaya pengendalian
biaya pengendalian hama dan penyakit pada kondisi populasi gulma yang tak
terkendali. Penghambatan terhadap kegiatan pemeliharaan ini menyebabkan
ketidakefisienan dalam pengelolaan perkebunan secara umum.
Hasil analisis vegetasi gulma di daerah ekologi I (areal TM pada
ketinggian < 850 m dpl) terdapat 19 spesies dari 11 famili, di daderah ekologi II
(areal TM pada ketinggian 850-1100 m dpl) terdapat 23 spesies gulma dari 12
famili, daerah ekologi III (areal TM pada ketinggian > 1100 m dpl) terdapat 20
spesies dari 9 famili dan daerah ekologi IV (areal bekas pangkasan pada
ketinggian > 1100 m dpl) terdapat 20 spesies dari 9 famili.
Pengendalian gulma di Perkebunan RSK saat ini menggunakan tiga
metode yaitu secara kultur teknis, manual dan kimia. Pemilihan metode ini
disesuaikan dengan umur tanaman, komposisi gulma, iklim dan kondisi keuangan
perusahaan. Sedangkan proses manajemen pengendalian gulma di Perkebunan
Rumpun Sari Kemuning telah berlangsung dengan baik dimulai dari proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.
Kegiatan pengendalian gulma sangat erat hubungannya dengan
pertimbangan ekonomi suatu perusahaan, baik dari segi biaya tenaga kerja
maupun bahan serta alat yang digunakan agar pengendalian gulma dapat lebih
efektif dan efisien.

Judul

: PENGELOLAAN GULMA PADA PERTANAMAN TEH
(Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT. PERKEBUNAN
RUMPUN SARI KEMUNING, KARANGANYAR, JAWA
TENGAH

Nama

: M. RISFANDI KHAIR

NRP

: A34101045

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Ir. Sofyan Zaman
NIP: 132 086 363

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. H. Supiandi Sabiham, M. Agr
NIP: 130 422 698

Tanggal Lulus: 16 Januari 2006

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan, Propinsi Sumatera Utara pada tanggal 21
Juni 1983. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara dari Drs.
Chairuddin Wahid dan Rukiah, SPd.
Tahun 1995 penulis lulus dari SD Negeri 060870 Medan, kemudian pada
tahun 1998 penulis menyelesaikan studi di SMP Negeri 11 Medan. Selanjutnya
penulis lulus dari SMU Negeri 3 Medan pada tahun 2001.
Tahun 2001 penulis diterima di IPB melalui jalur UMPTN. Selanjutnya
tahun 2002 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Agronomi,
Fakultas Pertanian.
Pada tahun 2004/2005 dan 2005/2006 penulis menjadi asisten luar biasa
mata kuliah Pengendalian Gulma. Penulis juga aktif di berbagai organisasi
mahasiswa. Tahun 2003/2004 penulis menjadi Staf Divisi Keprofesian dan
Kewirausahaan Himagron (Himpunan Mahasiswa Agronomi). Penulis juga aktif
di salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) PSM Agria Swara dari Tahun
2001 sampai 2006. Pada tahun 2002 - 2003 penulis menjadi Staf Departemen
Informasi dan Komunikasi di PSM Agria Swara dan tahun 2004 penulis menjadi
Staf Departemen Kesekretariatan di PSM Agria Swara.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan praktek kerja ini.
Skripsi dengan judul “Pengelolaan Gulma pada Pertanaman Teh (Camellia
sinensis (L.) O. Kuntze) di PT. Perkebunan Rumpun Sari Kemuning,
Karanganyar, Jawa Tengah” ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih
gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Selama menyelesaikan skripsi ini, penulis telah banyak memperoleh
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ir. Sofyan Zaman selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang selalu sabar
membimbing hingga terselesaikannya skripsi ini
2. Dr. Ir. Eko S, MSi dan Ir. A. Pieter Lontoh, MS selaku dosen penguji yang
telah memberikan sejumlah masukan dan kritikan untuk kesempurnaan skripsi
ini
3. Dr. Ir. Suwarto, MSi selaku pembimbing akademik penulis yang telah
membimbing penulis menjalani perkuliahan di IPB
4. Kedua orang tuaku, abangku Rizal dan Aldi, kedua adikku Yana dan Yanti
serta seluruh keluargaku di Medan atas kasih sayang serta dorongannya
selama ini
5. Pak Suroto selaku Administratur di PT. RSK beserta seluruh staf atas kerja
samanya selama penulis magang
6. Pak Suwarto dan Ibu Endang beserta keluarga atas bantuan tempat tinggal
selama penulis magang
7. Bapak-bapak “Chemist” di PT. RSK yang mau berbagi cerita selama di kebun.
8. Teman-teman Kapayun (F6): Hafiz, Yiyi, Adi, Arif dan Lukman serta
penghuni “Basecamp Agronomi”: Opik (terima kasih atas bantuannya selama
sidang), Ocid dan Nana atas kebersamaannya selama di Bogor
9. Teman-teman magang di Jawa Tengah: Wulan, Dhyna, Alpha, Malik, Lia,
Vidya (terima kasih atas motivasinya), Gamma, Ringus atas kekompakannya

10. Agronomi 38 “funkeh farmer”: F6, Bidadari 9, Power Rangers, Wisnu,
Ronald, Johan, Otto, Conrado, Derma, Siddik, Angga, Gulam, Wirhal, Malik,
Widi, Jun, Hendra, Yayat, Bubun, Fifi (terima kasih atas pembuatan “lembar
persembahan” yang indah), Intan, Evi, Rina, Siska, Rico, N’Cost, Pipin
(terima kasih atas pinjaman laptop dan printernya), Blake, Cucup, Lia, Prima,
Eka, M’Selly, M’Merry, M’Elly, Saiful, Alpha, Koko, Fuji, Nurul, Nunung,
Wiwid, Jippy, Anita dan Wirhal....one 4 all...all 4 one
11. Teman KKP Ragawacana: Adith, Wawan, Nita, Mel dan Shinta atas
pengalaman indahnya selama penulis KKP
12. Teman-teman Agria Swara 38: Vera, Pipink (terima kasih atas bantuannya
selama seminar), Susan, Rudi, Rina, Rindra, Nieken, Bunga, Rena dan Rika
serta adik-adikku tercinta di Agria Swara (Hardi, Fahmi, Ariph, Ary, Paulina,
Cony, Jessica cen2 serta teman-teman lainnya yang tak dapat penulis sebutkan
satu persatu) yang telah memberikan nuansa baru bagi hidup penulis

Bogor, Februari 2006

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
PENDAHULUAN ...........................................................................................
Latar Belakang ....................................................................................
Tujuan .................................................................................................

1
1
2

TINJAUAN PUSATAKA ..............................................................................
Botani Teh ............................................................................................
Ekofisiologi Tanaman Teh ...................................................................
Gulma di Pertanaman Teh ....................................................................
Pengendalian Gulma di Perkebunan Teh .............................................

3
3
3
4
5

METODOLOGI .............................................................................................
Tempat dan Waktu ...............................................................................
Metode Pelaksanaan .............................................................................
Pengumpulan Data ...............................................................................

7
7
7
7

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN ..........................................................
Sejarah Perkebunan Rumpun Sari Kemuning ......................................
Letak Geografis dan Administratif .......................................................
Keadaan Tanah, Topografi dan Iklim ..................................................
Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan ...................................................
Keadaan Tanaman dan Produksi ..........................................................
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ............................................

9
9
10
11
11
12
13

PELAKSANAAN TEKNIS DI PERKEBUNAN .........................................
Pemupukan ...........................................................................................
Pemangkasan ........................................................................................
Pengendalian Gulma ............................................................................
Pengendalian HPT ................................................................................
Pemetikan .............................................................................................
Pengeolahan Teh Hijau ........................................................................

16
16
18
20
21
24
30

PELAKSANAAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN .............................. 34
Pengelolaan tenaga Kerja Tingkat Staf ................................................ 34
Pengelolaan tenaga Kerja Tingkat Non Staf dan Lapangan ................. 35
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................
Permasalahan Gulma di Perkebunan Rumpun Sari Kemuning ...........
Kondisi Umum Gulma .........................................................................
Manajemen Pengendalian Gulma ........................................................
Evaluasi Teknik Pengendalian Gulma .................................................
Analisis Ekonomi Pengendalian Gulma ..............................................

39
39
40
43
47
52

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 55
Kesimpulan .......................................................................................... 55
Saran...................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 57
LAMPIRAN .................................................................................................... 60

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman
Teks

1.

Luas Areal dan Produksi Teh Kering Indonesia Tahun 2000-2003......

1

2.

Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan di Perkebunan RSK........... 11

3.

Luas Areal Masing-masing Afdeling di Perkebunan RSK ................... 12

4.

Luas Areal dan Komposisi Klon Tanaman Teh di Perkebunan RSK ... 12

5.

Target dan Realisasi Produksi Pucuk Teh Basah di Perkebunan
RSK Periode Januari – Mei 2005 ......................................................... 13

6.

Jumlah Karyawan Perkebunan RSK ................................................... 14

7.

Realisasi Pemupukan Rotasi Pertama di Blok A-11 ............................ 17

8.

Rata-rata Tinggi Pangkasan dan Persentase Kerusakan Akibat
Pemangkasan di Afdeling A, Blok 9 .................................................... 19

9.

Persentase Realisasi Pemangkasan Tahun 2001 – 2004 ...................... 19

10. Waktu Pelaksanaan Pemetikan Jendangan Pertama ............................ 24
11. Rata-rata Tinggi Jendangan Rotasi Pertama di blok A-11 ................... 24
12. Realisasi Gilir Petik di Tiap Afdeling Tahun 2005 .............................. 25
13. Hubungan Jumlah Pemetik dengan Hanca Petik ................................. 26
14. Kapasitas Pemetik Rata-rata di Perkebunan RSK ................................ 27
15. Persentase Pemotongan Timbangan Pucuk .......................................... 29
16. Realisasi Analisa Pucuk Bulan Januari – April 2005 ........................... 30
17. Isi Paper Sack Tiap Grade Teh Hijau di Perkebunan RSK 2005 ........ 33
18. Luas Areal dan Jumlah Tenaga Kerja Pemupukan di Perkebunan
RSK ...................................................................................................... 37
19. Jumlah Tenaga Kerja HPT dan Chemis di Perkebunan RSK .............. 38
20. Luas Areal dan Jumlah Tenaga Kerja Pemetikan di Perkebunan
RSK ....................................................................................................... 38
21. Realisasi Intensitas Pengendalian Gulma Berdasarkan Tahun
Pangkas di Perkebunan RSK Tahun 2004 ............................................ 39
22. Koefisien Komunitas (C) pada Tiap Strata yang Berbeda ................... 42
23. Realisasi Pelaksanaan Pengendalian Gulma Cara Kimia ..................... 49
24. Realisasi Penggunaan Herbisida Biosat 480 AS .................................. 49
25. Hasil pelaksanaan Dongkel Anak Kayu di Blok A-3 ........................... 50

Nomor

Halaman

26. Realisasi Pelaksanaan Babat Tali Said di Blok A-12 ........................... 51
27. Perbandingan Efisiensi Pengendalian Gulma Secara Manual dan
Kimia dalam 1 Tahun /ha ..................................................................... 53
Lampiran
1.

Jurnal Harian Magang .......................................................................... 60

2.

Data Curah Hujan dan Hari Hujan PT Perkebunan RSK Tahun
1995 – 2004 .......................................................................................... 63

3.

Kebutuhan Pupuk Tanaman Teh PT. Perkebunan Rumpun Sari
Kemuning Tahun 2005 ......................................................................... 64

4.

Monotoring Produksi Teh Mutu Grade I Bulan Januari – April
Tahun 2005 .......................................................................................... 66

5.

Monitoring Produksi Teh Mutu Grade II Bulan Januari – April
Tahun 2005 .......................................................................................... 66

6.

Hasil Analisis Vegetasi pada Daerah Ekologi I ................................... 67

7.

Hasil Analisis Vegetasi pada Daerah Ekologi II .................................. 68

8.

Hasil Analisis Vegetasi pada Daerah Ekologi III ................................ 69

9.

Hasil Analisis Vegetasi pada Daerah Ekologi IV ................................ 70

10. Jenis Gulma, Famili, Bahasa Lokal dan Nilai SDR di Tiap
Daerah Ekologi ................................................................................... 71

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman
Teks

1.

Pelaksanaan Pemupukan ...................................................................... 17

2.

Hasil Pangkasan Bersih di Blok A 11 .................................................. 18

3.

Hasil Pelaksanaan Babat Tali Said ....................................................... 20

4.

Tanaman Teh yang Terserang Penyakit Cacar Daun Teh .................... 23

5.

Pelaksanaan Pengendalian HPT dengan Menggunakan Mist Blower... 23

6.

Pelaksanaan Pemetikan Teh dengan Sistem Nyisir .............................. 28

7.

Penimbangan dan Pengangkutan Pucuk ............................................... 29

8.

Gulma Tali Said yang Merambat ke Atas Bidang Petik (Panah
Merah) ................................................................................................. 41

9.

Struktur Organisasi Pengendalian Gulma di Perkebunan RSK ........... 45

10. Gulma Tali Said (Panah Merah) pada Pertanaman Teh ....................... 51

Lampiran
1.

Proses Pengelolaan Pasca Panen Teh Hijau di Perkebunan Rumpun
Sari Kemuning ..................................................................................... 72

2.

Struktur Organisasi PT. Rumpun Sari Kemuning Tahun 2005 ........... 73

3.

Proses Pengolahan Pucuk Teh .............................................................. 74

4.

Areal Pertanaman Teh........................................................................... 75

5.

Pucuk Peko ........................................................................................... 75

6.

Peta Perkebunan Rumpun Sari Kemuning ........................................... 76

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peranan teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) selain sebagai penyedia
lapangan kerja, tanaman ini merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
memberikan sumbangan devisa non migas bagi negara. Jika dibandingkan dengan
komoditas perkebunan lainnya teh menduduki peringkat kelima setelah komoditas
karet, kopi, kelapa sawit dan kelapa.
Perkebunan teh di Indonesia diusahakan oleh perkebunan besar negara
(PBN), perkebunan besar swasta (PBS) dan perkebunan rakyat (PR). Luas areal
perkebunan teh pada tahun 2002 adalah 150 707 ha dengan produksi nasional
sebesar 165 194 ton. Luas areal estimasi perkebunan teh pada tahun 2003 adalah
152 217 ha dengan produksi sebesar 168 053 ton. Hal ini memperlihatkan bahwa
terjadi peningkatan produksi teh nasional saat ini meskipun sempat terjadi
penurunan pada tahun 2002 (Deptan, 2004).

Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Teh Kering Indonesia Tahun 2000-2003
Tahun
2000
2001
2002
2003*)

Luas Areal
(ha)
153 675
150 872
150 707
152 217

Produksi
(ton)
162 587
166 867
165 194
168 053

Produktivitas
(kg/ha)
1 420.09
1 523.94
1 469.50
1 472.70

Keterangan: *) data estimasi
Sumber: Departemen Pertanian R.I. (2004)

Untuk menghadapi pasar ekspor yang makin ketat dalam persaingan mutu
dan teknologi dari negara-negara produsen teh, maka perlu dilakukan usaha untuk
meningkatkan

produksi

teh

baik

secara

kuantitatif

maupun

kualitatif.

Pemeliharaan merupakan salah satu tindakan budi daya yang ikut menentukan
keberhasilan peningkatan produksi dan produktivitas tanaman. Salah satu hal yang
berpengaruh dalam komponen biaya produksi adalah masalah gulma. Gulma
dapat menurunkan hasil teh karena adanya persaingan dalam memperebutkan
unsur hara, air, sinar matahari, karbondioksida dan ruang tumbuh. Selain itu

gulma dapat menjadi inang bagi hama dan penyakit tanaman. Kerugian yang
ditimbulkan oleh gulma antara lain mengakibatkan penurunan produksi pucuk
hingga 40 % (Pusat penelitian Teh dan Kina Gambung, 1997).
Pengendalian gulma (weed control) dapat didefenisikan sebagai proses
membatasi

investasi

gulma

sedemikian

rupa

sehingga

tanaman

dapat

dibudidayakan secara produktif dan efisien. Pengendalian gulma bertujuan hanya
menekan populasi gulma sampai tingkat populasi yang tidak merugikan secara
ekonomi atau tidak melampaui ambang ekonomi (economic threshold), sehingga
sama sekali tidak bertujuan menekan populasi gulma sampai nol (Sukman dan
Yakup, 2002).
Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual maupun secara kimia.
Pengendalian secara manual yaitu dengan cara mencabuti gulma yang ada.
Pengendalian secara kimia yaitu dengan menggunakan herbisida. Jenis herbisida
yang dapat dipakai bermacam-macam, namun pada dasarnya terdiri dari tiga jenis
yaitu herbisida pra tanam, herbisida pra tumbuh dan herbisida pasca tumbuh
(Tjitrosoedirdjo et al., 1984).
Keberadaan gulma harus dikendalikan sampai pada tingkat yang tidak
merugikan. Pengendalian gulma harus dilakukan secara intensif dengan tetap
memperhatikan lingkungan, sehingga pemilihan metode pengendalian gulma
harus dilakukan lebih hati-hati (Zaman, 1992).

Tujuan
Pelaksanaan magang ini bertujuan:
1. Mempelajari teknik budi daya teh berdasarkan keadaan di lapang
2. Mendapatkan pengetahuan praktek, pengalaman dan keterampilan kerja
bidang perkebunan
3. Mempelajari dan menganalisa sistem pengelolaan gulma di PT. Perkebunan
Rumpun Sari Kemuning (RSK), Karanganyar, Jawa Tengah.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Teh
Tanaman teh (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) termasuk famili Theaceae
atau Terhstoremiaceae. Terdapat tiga varietas utama tanaman teh yaitu varietas
China, Assam dan Cambodia (Darmawijaya, 1985).
Tanaman teh berakar dangkal, peka terhadap fisik tanah dan cukup sulit
untuk dapat menembus lapisan tanah. Kebanyakan perdu teh memiliki akar
tunggang sedalam 90-150 cm dengan diameter sekitar 7.5 cm. Perakaran utama
terkonsentrasi sampai kedalaman 25 cm dari permukaan tanah (Setyamidjaja,
2000).
Letak daun teh duduk berseling pada ruas yang berbuku-buku dan
merupakan daun tunggal. Daun teh bergerigi dan memiliki bulu-bulu halus pada
daun dan ranting muda. Bulu-bulu tersebut tidak ditemukan pada daun tua. Daun
tua bertekstur seperti kulit, permukaan bagian atas mengkilap dan berwarna hijau
kelam (Adisewojo, 1982).
Bunga teh merupakan bunga tunggal yang tumbuh dari ketiak daun, cabangcabang atau ujung batang, yang perkembangannya mengikuti fase (phase)
pertumbuhan daun. Bunga berbentuk bulat, berwarna putih dan halus seperti lilin
(smooth waxy apperance). Kelopak bunga berjumlah 5-7 helai, petal 5-7 helai dan
terdapat 20 – 200 benang sari berwarna kuning, serta dua kantung sari dan bakal
buah (Iskandar, 1988).
Bakal buah terdiri dari tiga ruang dan berdinding tebal. Semula dalam tiaptiap ruang terdapat 4-6 bakal biji, sehingga dalam bakal buah terdapat 12-18 bakal
biji. Sebagian besar bakal biji tersebut tidak dapat terus tumbuh menjadi biji.
Dalam satu buah teh biasanya hanya terdapat satu biji, paling banyak dua atau tiga
biji (Iskandar, 1988).

Ekofisiologi Tanaman Teh
Tanaman teh merupakan tanaman subtropis yang dapat tumbuh baik pada
daerah 43 oLU sampai 27 oLS. Tanaman teh dapat tumbuh optimum pada
ketinggian 800-2000 m dpl. Tanaman ini juga dapat tumbuh di tempat yang

rendah setinggi permukaan laut, tetapi mutunya sangat rendah. Suhu optimum
bagi pertumbuhan tanaman teh yaitu 18-30 oC (Darmawijaya, 1985).
Menurut Darmawijaya (1985) tanaman teh lebih peka tehadap kekeringan
jika dibandingkan tanaman perkebunan lainnya. Jumlah curah hujan yang
dibutuhkan lebih dari 2000 mm/tahun dengan bulan basah yang nyata ( lebih dari
100 mm/bulan) atau dengan 1-2 kali bulan kering (kurang dari 60 mm/bulan).
Menurut Iskandar (1985) sifat fisik tanah harus memberikan kesempatan
pada akar tanaman teh untuk berkembang dan tumbuh dengan baik, mampu
menahan air, erodibilitas rendah dan infiltrasi yang baik. Tanaman teh toleran
terhadap tanah yang asam dengan pH 4.0-5.5.

Gulma di Pertanaman Teh
Menurut Sanusi (1986) gulma telah banyak menimbulkan kerugian pada
pertanaman teh. Pertumbuhan populasi gulma yang tidak terkendali dapat
menekan pertumbuhan tanaman teh dan dapat memperpanjang masa non produktif
lebih dari dua tahun.
Kerugian lain yang diakibatkan oleh gulma di perkebunan teh adalah
menurunkan produksi pucuk hingga mencapai 40 %, meningkatkan biaya
pengendalian hama dan penyakit dan menurunkan kapasitas kerja pemetik serta
pekerjaan pemeliharaan kebun lainnya (Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung,
1997).
Salah satu penekan gulma terhadap pertumbuhan tanaman pokok adalah
adanya senyawa alelopati. Beberapa jenis gulma yang dapat mengeluarkan zat
alelopati adalah Imperata cylindrica, Cyperus sp dan Shorgum sp. Selain
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman pokok, adanya
gulma dengan populasi yang tidak terkendali dapat menyulitkan pekerjaan
pemeliharaan lainnya. Dampak yang paling merugikan akibat gulma adalah
kehilangan hasil produksi yang berarti menurunkan keuntungan perusahaan
(Sastroutomo, 1990).
Beberapa jenis gulma dapat tumbuh di bawah naungan tanaman teh adalah
Setaria plicata, Paspalum conjugatum, Oplismenus compositus, Drymaria
cordata dan Oxalis sp. Selain itu terdapat juga jenis gulma yang dapat tumbuh

merayap seperti Mikania sp, Ipomea triloba dan Panicum repens. Gulma-gulma
tersebut dapat tumbuh dengan baik di atas perdu tanaman teh (Sanusi, 1986).
Permasalahan gulma merupakan masalah yang berlangsung terus-menerus,
karena gulma itu sendiri merupakan bagian dari ekosistem yang saling
berinteraksi dengan faktor pendukung ekosistem lainnya dalam suatu pertanaman
teh. Kondisi kebun yang diharapkan bersih dari masalah gulma, nampaknya suatu
hal yang tidak mungkin apabila tidak diikuti dengan pengelolaan gulma yang
berkelanjutan (Adilasmana, 2003).

Pengendalian Gulma di Perkebunan Teh
Pengendalian gulma di perkebunan teh sejak lama merupakan salah satu
kegiatan rutin yang sangat penting dalam pemeliharaan tanaman. Masalah gulma
dan usaha pengendaliannya tersebut mendapat perhatian yang lebih besar akhirakhir ini, yaitu dengan semakin meningkatnya biaya pengendalian gulma karena
kenaikan harga herbisida dan upah buruh. Dewasa ini biaya pengendalian gulma
di perkebunan teh umumnya merupakan biaya pemeliharaan tanaman yang paling
tinggi, bahkan melampaui biaya untuk pemupukan (Tjitrosoedirdjo et al., 1984).
Pengendalian gulma (weed control) dapat didefenisikan sebagai proses
membatasi

infestasi

gulma

sedemikian

rupa

sehingga

tanaman

dapat

dibudidayakan secara produktif dan efisien. Tujuan pengendalian hanya untuk
menekan gulma sampai tingkat populasi yang tidak merugikan secara ekonomi
(economic threshold), sehingga sama sekali tidak bertujuan menekan populasi
gulma sampai nol (Sukman dan Yakup, 2002).
Upaya pengendalian gulma pada pertanaman teh umumnya menggunakan
cara manual dan kimia, sedangkan cara kultur teknis merupakan akibat tidak
langsung dari penerapan tindakan budidaya secara benar.
Pada perkebunan teh terutama pada areal produktif, pengendalian secara
manual dilakukan dengan cara pembabatan. Tujuan pembabatan ini adalah untuk
menekan pertumbuhan gulma dengan menguras cadangan makanan yang terdapat
di dalam perakarannya. Penyiangan cara ini jika dilakukan berulang-ulang pada
selang waktu yang relatif pendek dapat pula mematikan gulma karena cadangan
makanan di dalam perakarannya akan terkuras habis (Muzik, 1990).

Pengendalian gulma pada areal tanaman teh muda umumnya masih
dilakukan secara mekanis atau manual, karena adanya kekhawatiran keracunan
tanaman teh muda oleh percikan herbisida apabila dilakukan secara kimia.
Perlakuan penyiangan sebanyak 8-10 kali/tahun pada areal tanaman teh muda
dengan cara mekanis, memerlukan 150-250 HK/ha/tahun. Jumlah tenaga kerja
sebanyak itu sering kali tidak tersedia, oleh karena itu kebutuhan akan jenis
herbisida yang aman terhadap tanaman teh muda sangat dirasakan oleh para
pekebun dewasa ini (Tjitrosoedirdjo et al., 1984).
Pengendalian secara kimia sekarang banyak diterapkan oleh perkebunan,
terutama perkebunan besar yang memiliki areal yang luas. Hal ini terkait dengan
faktor waktu yang terbatas, tenaga kerja dan biaya (Tjitrosoedirdjo et al., 1984).
Penggunaan herbisida dalam mengendalikan gulma mempunyai beberapa
keuntungan, yaitu tidak melukai tanaman pokok, memperkecil kemungkinan
bahaya erosi dan menghemat pemakaian tenaga kerja. Pengaruh negatif
pemakaian herbisida adalah efek toksisitasnya terhadap tanaman budidaya dan
manusia. Oleh karena itu penggunaan herbisida harus dilakukan secara hati-hati
(Zaman, 1992).
Herbisida yang banyak digunakan pada pertanaman teh adalah jenis
herbisida kontak dan sistemik. Herbisida kontak mempunyai daya kerja untuk
mematikan bagian tumbuhan yang terkena, terutama bagian tumbuhan yang
berwarna hijau. Gejala kematian bagian yang terkena oleh herbisida ini segera
terlihat. Parakuat adalah salah satu jenis herbisida kontak. Sedangkan herbisida
sistemik adalah herbisida yang ditranslokasikan ke seluruh tumbuhan. Jenis
herbisida sistemik yang umum dipakai di pertanaman teh adalah glifosat.
Herbisida ini mempunyai daya berantas yang luas, terutama digunakan untuk
mengendalikan gulma tahunan (Tjitrosoedirdjo et al., 1984).
Pengendalian dengan herbisida akan berhasil baik apabila digunakan betulbetul efektif terhadap gulma sasaran dan tidak berpengaruh buruk terhadap
tanaman pokok. Oleh karena itu perlu mengetahui konsentrasi yang optimum pada
tanaman supaya kelebihan pemakaian herbisida dapat dihindari (Sukman dan
Yakup, 2002).

METODOLOGI
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Rumpun Sari
Kemuning (RSK), Karanganyar, Jawa Tengah. Kegiatan magang ini dilaksanakan
selama 4 bulan yang dimulai pada awal bulan Februari 2005 sampai awal bulan
Juni 2005.

Metode Pelaksanaan
Selama kegiatan magang penulis bekerja sebagai karyawan harian lepas
(KHL) selama dua bulan, pendamping mandor (supervisor) selama satu bulan,
pendamping asisten afdeling selama dua minggu dan pendamping kepala bagian
tanaman (administratur) selama dua minggu. Sebagai KHL penulis bekerja
langsung dalam kegiatan pemeliharaan tanaman, pemanenan dan pengolahan
hasil. Sebagai pendamping mandor penulis melakukan pengawasan dan
mengorganisir pelaksanan kerja karyawan. Sebagai pendamping asisten afdeling
dan administratur penulis mempelajari cara-cara mengelola kebun (kegiatan
manajerial)

mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengendalian /pengawasan. Setiap pelaksanaan kegiatan berlangsung, penulis
mengisi jurnal harian magang yang dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dalam kegiatan magang ini dengan
menggunakan metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung (data
primer) dilakukan dengan melaksanakan kegiatan langsung di lapangan dan
mengadakan diskusi dengan staf dan karyawan kebun dengan penekanan terhadap
aspek khusus yaitu pengelolaan gulma. Sedangkan metode tidak langsung
diperoleh dari laporan arsip kebun (harian, bulanan dan tahunan) dan studi
pustaka (data skunder).
Adapun data dan informasi yang akan digali berkaitan dengan aspek
pengelolaan gulma ialah:
1. Permasalahan gulma di perkebunan teh di areal tanaman produktif.

2. Kondisi umum gulma di empat daerah ekologi melalui analisis vegetasi
3. Manajemen pengendalian gulma
4. Evaluasi teknik pengendalian gulma
5. Analisis ekonomi pengendalian gulma
Metode analisis vegetasi yang digunakan adalah metode kuadrat. Kuadrat
yang digunakan berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 0.5 x 0.5 m. Analisis
vegetasi dilakukan di empat daerah ekologi yang berbeda yaitu daerah ekologi I
(areal TM pada ketinggian < 850 m dpl), di daerah ekologi II (areal TM pada
ketinggian 850-1100 m dpl), daerah ekologi III (areal TM pada ketinggian > 1100
m dpl) dan daerah ekologi IV (areal bekas pangkasan pada ketinggian > 1100 m
dpl). Peubah yang diamati dengan metode kuadrat antara lain:
1. Kerapatan Mutlak (KM) = Jumlah individu spesies gulma tertentu dalam
petak contoh

Kerapatan Nisbi

=

KM spesies tertentu
────────────────
Jumlah KM semua jenis

x 100 %

2. Frekuensi Mutlak (FM) = Jumlah petak contoh yang berisi spesies tertentu

Frekuensi Nisbi

Frekuensi nisbi mutlak
spesies tertentu
= ────────────────── x 100 %
Jumlah nilai frekuensi mutlak
semua jenis

3. Dominansi Mutlak (DM) = Nilai penutupan atau biomassa jenis tertentu
Dominansi Nisbi

=

DM spesies tertentu
──────────────
Jumlah DM semua jenis

x 100 %

4. Nilai Penting = Kerapatan Nisbi + Frekuensi Nisbi + Dominansi Nisbi
5. Summed Dominance Ratio (SDR) = Nilai Penting / 3
2w
6. Koefisien Komunitas (C) = ──────
a+b

x 100 %

Keterangan:
w : Jumlah dari dua kuantitas terendah untuk jenis dari masing-masing spesies
a : Jumah dari seluruh kuantitas pada komunitas pertama
b : Jumah dari seluruh kuantitas pada komunitas kedua

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN
Sejarah Perkebunan Rumpun Sari Kemuning
Perkebunan Rumpun Sari Kemuning (RSK) pada awalnya merupakan milik
bangsa Belanda dengan nama NV. Cultur Marcave Kemuning. Selama masa
penjajahan Belanda hak pemilikan tanah diatur dalam undang-undang agraria
Belanda, yaitu pasal 62 tahun 1870 yang memutuskan bahwa pada tanggal 11
April 1925 pemerintahan Belanda memberikan hak guna usaha (HGU) dalam
jangka waktu 50 tahun kepada kakak beradik warganya yang bernama Johan dan
Vanmender Voor yang berkedudukan di Den Hag, Belanda. Lahan HGU berada di
dua Kecamatan yaitu, Kecamatan Ngargoyoso seluas 812.17 ha dan Kecamatan
Jenawi seluas 238.83 ha sehingga total luas areal tersebut sebesar 1 051 ha yang
pada saat itu ditanami dengan tanaman kopi dan teh.
Perusahaan ini diberi nama NV. Cultur Maatshcappij Kemuning yang
pengelolaannya

diserahkan

kepada

Firma

Watering

and

Labour

yang

berkedudukan di Bandung. Perkebunan pada tahun 1942-1945 diambil alih oleh
pemerintahan Jepang. Kegiatan komersial mengalami kemacetan karena
diserahkan kepada penduduk setempat, sehingga oleh masyarakat setempat hanya
ditanami palawija dan jarak.
Perkebunan Kemuning pada tahun 1945-1948 dikelola oleh Mangkunegara
Surakarta yang dipimpin oleh Ir. Sarsito. Kemudian pada tahun 1948-1950
dikelola oleh tentara militer RI yang hasilnya digunakan untuk membiayai
perjuangan.
Sejak 1 Januari 1953 berdasarkan undang-undang No. 3/1952/RI, HGU NV
Cultur Maatshcappij Kemuning dicabut tanpa diserahkan kepada pihak manapun.
Saat itu secara intern beberapa karyawan perkebunan teh Kemuning membentuk
Koperasi Perusahaan Perkebunan Kemuning (KPPK). Pada tahun 1965 koperasi
tersebut dibubarkan karena pengurusnya banyak yang terlibat dengan peristiwa
G30S/PKI dan Perkebunan Kemuning sementara dipegang dipegang oleh
KODAM IV Dipenogoro dengan luas areal 546 864 ha. Hal ini disebabkan adanya
rongrongan PKI dalam usaha merebut sebagian areal perusahaan dan tanaman
yang ada tinggal tanaman teh.

Berdasarkan Surat Keputusan Mendagri No.17/HGU/DA/71 pada tanggal
3 November 1971 dibentuk PT Rumpun yang berada dibawah Yayasan Rumpun
Dipenogoro. Pada tahun 1980 PT Rumpun dipecah menjadi dua, yaitu:
1. PT. Rumpun Antan dengan komoditi karet, kopi, kelapa, randu dan cengkeh
yang terdiri dari beberapa kebun, antara lain:
a. Kebun Carui/Kebun Darmo Kradenan di Purwokerto
b. Kebun Samudra di Banyumas
c. Kebun Carui/Rejidadi di Cilacap
d. Kebun Jati di Semarang
e. Kebun Sluwak di Pati
2. PT. Rumpun Teh dengan komoditi kopi dan teh yang terdiri dari tiga kebun,
yaitu:
a. Kebun Kemuning di Karanganyar, Surakarta
b. Kebun Medini di Kendal, Semarang
c. Kebun Kaligintung di Semarang
PT. Rumpun pada bulan Maret 1990 bekerjasama dengan PT. Astra Agro
Niaga di Jakarta, kemudian namanya diganti menjadi PT. Rumpun Sari
Kemuning. Pada tahun 2003 sampai saat ini pengelolaan PT. Rumpun Sari
Kemuning diserahkan sepenuhnya kepada PT. Sumber Abadi Tirtasentosa.

Letak Geografis dan Administratif
Perkebunan Rumpun Sari Kemuning (RSK) terletak pada 7.4-7.6 oLS dan
11.1-11.25 oBT dengan ketinggian antara 700-1 300 m dpl. Perkebunan Rumpun
Sari Kemuning mempunyai kantor direksi di Jalan Imam Bonjol No.196,
Semarang, Jawa Tengah. Kantor pusat di Jalan Boulevard Raya Kelapa Gading
Permai, Jakarta Utara. Perkebunan ini terletak di sebelah Barat lereng Gunung
Lawu, sekitar 40 km dari Stasiun Balapan Surakarta dan sekitar 8 km dari
Tawamangu.
Lokasi Perkebunan Rumpun Sari Kemuning berbatasan dengan Perhutani
Gunung Sewu di sebelah Timur, kebun karet PTP XVIII di sebelah Barat,
Kecamatan Jenawi di sebelah Utara, sedangkan di sebelah Selatan berbatasan
dengan Nggadungan dan Kecamatan Ngargoyoso. Secara keseluruhan perkebunan

ini terletak di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar,
Keresidenan Surakarta, Propinsi Jawa Tengah. Peta Perkebunan Rumpun Sari
Kemuning dapat dilihat pada Gambar Lampiran 6.

Keadaan Tanah, Topografi dan Iklim
Perkebunan Rumpun Sari Kemuning memiliki jenis tanah andosol dan
latosol dengan pH tanah 5-5.5. Topografi lahan bervariasi sekitar 24.1 %
merupakan perbukitan curam dengan kemiringan berkisar antara 30-40 %.
Perkebunan Rumpun Sari Kemuning memiliki tipe iklim B menurut
klasifikasi Schmidt dan Ferguson. Curah hujan rata-rata selama 10 tahun terakhir
adalah sebesar 3 774 mm/tahun dengan 163 hari hujan/tahun. Rata-rata bulan
basah 8.2 dan bulan kering 2.7 dengan nilai Q = 32.9 %. Suhu harian di
Perkebunan Rumpun Sari Kemuning adalah berkisar 20-24

o

C dengan

kelembaban antara 70 - 95 % Data curah hujan selama 10 tahun terakhir terdapat
pada Tabel Lampiran 2.

Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
Luas areal konsesi Perkebunan Rumpun Sari Kemuning pada tahun 2005
adalah 437.82 ha. Areal tersebut digunakan untuk tanaman teh, lahan cadangan,
albazia, emplasement, jalan, jurang, makam, parit/sungai dan terdapat pula lahan
yang tidak dapat ditanami. Luas areal konsesi dan tata guna lahan Perkebunan
Rumpun Sari Kemun