Manajemen pemetikan tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di PT Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah

MANAJEMAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia
sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT RUMPUN SARI KEMUNING,
KARANGANYAR, JAWA TENGAH

PRIHARDINI MUFTI
A24100190

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Manajemen
Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di PT Rumpun Sari
Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
baik yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014

Prihardini Mufti
NIM A24100190

ABSTRAK
PRIHARDINI MUFTI. Manajemen Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis
(L.) O Kuntze) di PT Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah.
Dibimbing oleh ADE WACHJAR.
Kegiatan magang bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan dan
keterampilan mengenai aspek budidaya tanaman dan manajemen pemetikan
tanaman teh, serta melatih kemampuan menganalisis permasalahan yang terjadi di
lapangan. Kegiatan magang dilaksanakan di PT Rumpun Sari Kemuning,
Karanganyar, Jawa Tengah selama empat bulan mulai bulan Februari sampai
bulan Juni 2014. Magang dilaksanakan dengan cara bekerja langsung di lapangan
dan mengikuti semua kegiatan teknis yang dilakukan di kebun pada saat sebagai
karyawan harian lepas (KHL), serta melaksanakan kegiatan manajerial pada saat

sebagai mandor dan pendamping asisten. Pengamatan dilakukan terhadap peubah
yang diamati yaitu tinggi bidang petik, diameter bidang petik, tebal daun
pemeliharaan, produktivitas berdasarkan umur setelah pangkas, analisis petik,
analisis pucuk, tenaga pemetik, gilir petik dan hanca petik. Hasil pengamatan
menunjukkan ada beberapa aspek dalam pemetikan di PT Rumpun Sari Kemuning
yaitu waktu pelaksanaan pemetikan jendangan dan gilir petik belum memenuhi
standar yang ditetapkan, sehingga perlu mendapat perhatian, agar sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Produksi teh yang dihasilkan PT Rumpun Sari
Kemuning masih dapat memenuhi target dengan kualitas dan kuantitas yang
dicapai sesuai dengan standar perusahaan.
Kata kunci: pemetikan, analisis petik, analisis pucuk, tanaman teh

ABSTRACT
PRIHARDINI MUFTI. Management of Tea Plucking (Camellia sinensis (L.) O
Kuntze) at PT Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Solo, Central Java.
Supervised by ADE WACHJAR.
This program was apprentice activity have intent to increase the knowledge
and experience about pick aspect management and directly involve in the field
and can solve the problem happens in the field. The internship program was
conducted in PT Rumpun Sari Kemuning Karanganyar, Solo, Central Java almost

for four months since February until July 2014. The implementation of apprentice
is direct work activity and attend technical activities in the field. Observation is
covering the that pluck section surface, diameter pluck section surface, the
capacity of plucker thicknes of leaf, conservancy of tip leaf, productivity by age
after cutting, pick analysis, bud analysis, services of picker. The result of
observations were obtained there are some aspects in picking PT Rumpun Sari
Kemuning during internship activities indicate that the execution time and shift
plucking stringed jendangan not meet the standards set, still need improvement to
meet the standards company, but the production can meet the needs of the target
because at the top of the analysis result of the passage remains in compliance
with the passage of medium quality standard.
Keywords: plucking pick, analysis tip, tea.

MANAJEMEN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O.
Kuntze) DI PT RUMPUN SARI KEMUNING, KARANGANYAR, JAWA
TENGAH

PRIHARDINI MUFTI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul
skripsi ialah Manajemen Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O.
Kuntze) di PT Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah.
Terima kasih dengan tulus penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Ade
Wachjar, MS selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah memberikan saran
dalam penulisan karya ilmiah ini. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada Bapak Dr Ir Supijatno, MS dan Bapak Candra Budiman, SP MSi selaku

dosen penguji. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pimpinan
perusahaan PT Rumpun Sari Kemuning Bapak Dwi Koranto yang membimbing
selama magang, staf kebun, dan semua pihak yang terkait magang. Tidak lupa
juga penulis ucapkan untuk kedua orangtua saya Ibu Hj.Ninuk Nurwati dan Bapak
H. Abdillah Mufti (alm), serta seluruh keluarga tercinta atas segala doa, kasih
sayang dan dukungannya.

Bogor, Desember 2014
Prihardini Mufti

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN


vii

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan

1
1
2

TINJAUAN PUSTAKA
Pemetikan
Jenis Pemetikan
Gilir dan Hanca Petik

2
2
3
3


METODE MAGANG
Tempat dan Waktu Magang
Metode Pelaksanaan
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Analisis Data dan Informasi

4
4
4
4
5

KEADAAN UMUM
Letak Geografis dan Letak Wilayah Administratif
Keadaan Tanah dan Iklim
Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
Keadaan Tanaman dan Produksi
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Sistem Pengupahan

Kesejahteraan Karyawan

6
6
6
6
7
7
8
8

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Aspek Manajerial

9
9
25

PEMBAHASAN

Tinggi Bidang Petik
Diameter Bidang Petik
Tebal Daun Pemeliharaan
Hanca dan Gilir Petik
Kapasitas Tenaga Pemetik
Produksi Berdasarkan Umur Pangkas
Analisis Petik dan Analisis Pucuk

27
27
27
27
28
28
29
29

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran


30
30
30

DAFTAR PUSTAKA

31

LAMPIRAN

33

vi
DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.

Produksi dan produktivitas teh di PT Rumpun Sari Kemuning tahun
2009 -2013
Aplikasi fungisida dan insektisida berdasarkan jenis dan tingkat
serangan hama dan penyakit
Gilir petik di PT Rumpun Sari Kemuning tahun 2014
Hanca petik di PT Rumpun Sari Kemuning bulan Januari – Mei 2014
Rata-rata kapasitas pemetik di empat kemandoran pada bulan Februari
hingga April 2014
Perbandingan jumlah pemetikan di lapangan dengan hasil perhitungan
berdasarkan rasio kebutuhan tenaga pemetik
Produksi berdasarkan umur tanaman setelah dipangkas dan jumlah
HOK pemetik
Hasil analisis petik pada bulan Februari sampai April 2014
Hasil analisis pucuk pada bulan Februari sampai April 2014

7
13
14
14
19
20
21
22
22

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Kegiatan pengendalian gulma: (a) pengendalian gulma secara manual
(b) pengendalian gulma kimiawi (chemist)
Kegiatan pemupukan: (a) kegiatan penebaran pupuk (b) pemupukan
dengan alat mist blower
Pemangkasan tanaman teh: (a) secara manual (b) secara mekanis
Serangan hama tanaman teh: (a) serangan ulat penggulung daun, (b)
ulat penggulung pucuk
Serangan penyakit cacar daun (blister blight)
Rata – rata tinggi bidang petik berdasarkan tahun pangkas di PT
Rumpun Sari Kemuning pada tahun 2014
Kegiatan mengukur diameter bidang petik
Rata – rata diameter bidang petik berdasarkan umur tanaman setetelah
di pangkas di PT Rumpun Sari Kemuning
Grafik tebal daun pemeliharaan berdasarkan berdasarkan tahun
pangkas di PT Rumpun Sari Kemuning tahun 2014
Perlengkapan pemetikan teh : (a) ani-ani (b) keranjang (c) waring
Penimbangan pucuk : (a) kegiatan penimbangan di kebun (b) kegiatan
pembeberan pucuk di pabrik
Proses pelayuan dan penggilingan pucuk : (a) pembeberan di lantai
pabrik (b) mesin giling Rotary Panner
Mesin Orthodox Roller (OR)
Mesin Endless Chain Presser (ECP)
Mesin Rotary Dried (RD)

9
11
11
12
12
15
16
16
17
17
18
23
23
24
24

vii
DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas di PT
Rumpun Sari Karanganyar
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di PT
Rumpun Sari Karanganyar
Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten kebun di
PT Rumpun Sari Karanganyar
Jurnal harian magang sebagai pendamping asisten afdeling di PT
Rumpun Sari Karanganyar
Peta lokasi PT Rumpun Sari Karanganyar
Curah hujan bulanan PT Rumpun Sari Karanganyar tahun 2003-2013
Luas areal dan tataguna lahan PT Rumpun Sari Karanganyar tahun
2014
Luas areal konsesi menurut blok di PT Rumpun Sari Karanganyar
tahun 2014
Struktur organisasi perusahaan PT Rumpun Sari Karanganyar
Jumlah tenaga kerja di PT Rumpun Sari Karanganyar bulan Mei 2014
Produksi teh di PT Rumpun Sari Karanganyar tahun 2010-2013
Rencana dan realisasi produksi di PT Rumpun Sari Karanganyar tahun
2011-2013
RIWAYAT HIDUP

34
35
36
37
38
39
40
41
43
44
45
46
47

1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teh merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cukup penting bagi
perekonomian di Indonesia. Komoditas teh banyak dimanfaatkan sebagai
minuman penyegar karena rasa dan aromanya yang khas. Selain itu, teh juga
mempunyai banyak manfaat untuk tubuh manusia karena mengandung berbagai
zat penting, antara lain vitamin (B1, B2, B6, C, K, asam folat dan karoten),
mineral (Mn, K, Zn dan F) serta polifenol (zat antioksidan) yang mampu
menangkal radikal bebas dari paparan polusi udara.
Indonesia merupakan produsen teh yang menempati posisi ke-5 sebagai
negara pengekspor teh dunia, tetapi kini tergeser menjadi posisi ke-7 setelah
China, India, Kenya, Sri Lanka, Turki dan Vietnam (Pusat Data dan Informasi
Pertanian 2007). Meskipun Indonesia kurang mampu bersaing dengan negaranegara tersebut dalam hal produksi teh, akan tetapi keberadaan perkebunan teh di
Indonesia memberikan banyak manfaat bagi masyarakat yang pendapatannya
bersumber dari komoditas teh. Pengusahaan perkebunan teh menjadi salah satu
sumber devisa negara dan juga penyedia lapangan pekerjaan bagi sejumlah besar
tenaga kerja.
Pola hidup masyarakat yang mulai menyadari arti penting teh bagi
kesehatan dan juga adanya berbagai produk olahan teh yang menawarkan cita rasa
yang tinggi menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Hal ini kemudian
berakibat pada meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap teh. Akan tetapi
peningkatan konsumsi tersebut tidak diiringi dengan adanya peningkatan produksi
karena luas areal perkebunan teh di Indonesia sejak tahun 2003 sampai 2012
mengalami penurunan yang berakibat pada penurunan produksi. Pada tahun 2003
luas areal perkebunan teh di Indonesia 143 604 ha dengan produksi sebesar
169 821 ton, sedangkan pada tahun 2012 luas areal perkebunan teh menjadi
124 294 ha dengan produksi 150 949 ton (Direktorat Jenderal Perkebunan 2012).
Penurunan luas areal perkebunan teh di Indonesia disebabkan oleh terjadinya
konversi lahan dari tanaman teh ke tanaman kelapa sawit dan karet secara besarbesaran serta adanya pembangunan villa pariwisata (Zuhri 2011).
Peningkatan permintaan masyarakat terhadap teh tidak hanya terbatas pada
kuantitas tetapi juga kualitas. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya yang tidak
hanya meningkatkan produksi, tetapi juga mutu teh dan olahannya sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut, ada banyak upaya yang bisa
dilakukan. Mengingat fenomena konversi lahan yang terjadi, salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah meningkatkan produktivitas, baik dalam hal
kuantitas maupun kualitas dengan menerapkan manajemen pemanenan atau
pemetikan teh yang tepat.
Pemanenan teh atau yang biasa dikenal dengan pemetikan merupakan
pekerjaan penting dalam budidaya tanaman teh. Pemetikan merupakan kegiatan
mengambil sebagian dari pucuk dan daun yang masih muda untuk diolah menjadi
berbagai macam jenis teh untuk diolah menjadi teh kering. Menurut Anggorowati
(2008), teknik pemetikan pucuk selain mempengaruhi jumlah hasil teh, juga

2
sangat menentukan kualitas teh yang dihasilkannya. Pemetikan yang berlebihan
akan menyebabkan tanaman merana karena bagian dari tanaman yang masih
dibutuhkan dalam proses pertumbuhannya ikut terambil dalam proses pemetikan.
Menurut Tobroni dan Hikmat (1987) kegiatan pemetikan selain memungut hasil
produksi untuk pengolahan, juga merupakan usaha untuk membentuk kondisi
tanaman agar mampu meningkatkan produksi yang dapat berkesinambungan.
Uraian di atas menunjukkan bahwa pemetikan merupakan aspek penting
yang perlu diperhatikan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan manajemen pemetikan
yang tepat guna mencapai hasil panen yang optimal dengan tetap memelihara
kelestarian tanaman. Teori mengenai cara pemetikan yang baik dapat dipelajari
dari berbagai literatur, tetapi untuk menambah wawasan dan pengalaman
mahasiswa diperlukan kegiatan magang. Dengan demikian diharapkan mahasiswa
mengetahui dengan detail kegiatan pemetikan tanaman teh di lokasi magang,
sehingga mampu pula memberikan rekomendasi yang tepat guna meningkatkan
hasil panen baik dalam hal kualitas maupun kuantitas.
Tujuan
Kegiatan magang secara umum bertujuan untuk menambah wawasan dan
keterampilan teknis mengenai budidaya tanaman teh dan manajemen pemetikan
teh. Serta melatih kemampuan menganalisis permasalahan yang terjadi di
lapangan serta memberikan solusinya.
TINJAUAN PUSTAKA
Pemetikan
Pemetikan adalah pekerjaan memungut sebagian dari tunas-tunas teh beserta
daunnya yang masih muda, untuk kemudian diolah menjadi produk teh kering
yang merupakan komoditas perdagangan. Pemetikan harus dilaksanakan
menurut syarat-syarat pengolahan dan ketentuan-ketentuan sistem petikan yang
berlaku. Pemetikan juga berfungsi sebagai usaha membentuk kondisi tanaman
agar tanaman mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan (Tobroni
1988).
Proses pemetikan berpengaruh pada kesehatan tanaman, kelestarian produksi,
dan mutu teh jadi. Daun teh merupakan produk yang dihasilkan oleh
pertumbuhan vegetatif sehingga peranan pemetik sangat menentukan
produktivitas tanaman. Pemetikan berkaitan erat dengan pertumbuhan tunas.
Kecepatan pertumbuhan tunas dipengaruhi oleh daun-daun yang tertinggal pada
perdu yang biasa disebut daun pemeliharaan. Tebal daun pemeliharaan yang
optimal berkisar 15 cm sampai dengan 25 cm. Bila tebal daun pemeliharaan lebih
tebal atau lebih tipis akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tunas
(Setyamidjaja 2000).
Mutu pucuk teh yang dipetik berhubungan dengan sistem pemetikan yang
diterapkan oleh perkebunan teh. Hal yang harus diperhatikan dalam pemetikan
adalah gilir petik dan hanca petik. Gilir petik adalah jarak waktu antara satu
pemetikan dengan pemetikan selanjutnya yang dipengaruhi oleh pertumbuhan

3
tunas dan kecepatan pertumbuhan pucuk. Hanca petik adalah luas areal pemetikan
yang harus diselesaikan oleh pemetik dalam satu hari (Qibtiyah 2009).
Jenis Pemetikan
Pemetikan jendangan. Pemetikan jedangan yaitu pemetikan yang dilakukan
pada tahap awal setelah tanaman dipangkas. Tujuan pemetikan jedangan adalah
untuk membentuk bidang petik yang lebar dan rata dengan ketebalan lapisan
daun pemeliharaan 20-25 cm agar tanaman mempunyai potensi produksi yang
tinggi. Pada umumnya, pemetikan jendangan dilakukan 6-10 kali pemetikan
setelah pemangkasan, kemudian diteruskan dengan pemetikan produksi (Pusat
Penelitian Teh dan Kina 2006).
Pemetikan produksi. Jenis petikan produksi merupakan jenis/macam pucuk
yang dihasilkan dalam pelaksanaan pemetikan. Ada tiga jenis petikan yang umum
dikenal, yaitu :
(1) Petikan halus
Petikan halus adalah petikan yang menghasilkan pucuk peko (p) dengan satu
daun, rumus petikannya p+1 atau pucuk burung (b) dengan satu daun muda
(m) dengan rumus petikannya b+1m.
(2) Petikan medium
Petikan medium adalah petikan yang menghasilkan pucuk peko dengan dua
daun (p+2), tiga daun muda (p+3m), serta pucuk burung dengan satu, dua,
atau tiga daun muda (b+1m, b+2m, b+3m).
(3) Petikan kasar
Petikan kasar adalah petikan yang menghasilkan pucuk peko dengan empat
daun (p+4) atau lebih dan pucuk burung dengan beberapa daun tua (t) dengan
rumus petikan b+(1+4)t.
Pemetikan gendesan. Pemetikan gendesan tergolong pemetikan berat yaitu
memetik semua pucuk yang berada di atas bidang petik atau dengan kata lain
memetik pucuk tanpa memperhatikan rumus petik dilakukan menjelang tanaman
dipangkas (Laila 2012).
Gilir dan Hanca Petik
Faktor-faktor yang mempengaruhi gilir petik di antaranya :
a. Umur pangkas, semakin tua umur pangkas maka makin panjang daur
petiknya.
b. Iklim, gilir petik pada musim kemarau lebih panjang daripada musim hujan.
c. Elevasi, makin tinggi suatu kebun dan permukaan laut, makin panjang gilir
petiknya.
d. Kesehatan tanaman mempengaruhi kecepatan pertumbuhan pucuk
(Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung 2006).

4
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu Magang
Kegiatan magang dilaksanakan di PT Rumpun Sari Kemuning
Karanganyar, Jawa Tengah, selama empat bulan mulai bulan Februari sampai
dengan bulan Juni 2014.
Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan magang dilakukan dengan cara bekerja langsung di
lapangan baik aspek teknis maupun aspek manajerial. Kegiatan teknis dilakukan
pada saat sebagai karyawan harian lepas (KHL) selama satu bulan. Kegiatan yang
dilakukan terdiri atas: pembibitan, persiapan tanam dan penanaman, pemeliharaan
tanaman (pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit,
pemangkasan), pemanenan dan pascapanen. Kegiatan manajerial dilakukan pada
saat sebagai pendamping mandor selama satu bulan dan sebagai asisten selama
dua bulan. Kegiatan pada saat sebagai mandor meliputi perencanaan kebutuhan
tenaga kerja, pengorganisasian pekerjaan dan pengawasan karyawan harian di
lapangan, melakukan analisis pada setiap kegiatan di lapangan, membantu
membuat laporan harian serta mengisi jurnal kegiatan harian. Kegiatan pada
saat sebagai pendamping asisten afdeling yaitu membantu menyusun rencana
kerja dan anggaran perusahaan (RKAP), membantu mengelola dan mengawasi
tenaga kerja dan melakukan analisis setiap kegiatan di tingkat afdeling. Setiap
kegiatan yang telah dilakukan tersebut dilaporkan dalam bentuk jurnal harian
(Lampiran 1, 2, 3 dan 4).
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data, baik data primer maupun
data sekunder. Pengumpulan data primer diperoleh melalui pengamatan di
lapangan dan wawancara atau diskusi dengan staf dan karyawan perkebunan. Data
sekunder diperoleh dari laporan manajemen, arsip di kantor induk dan kantor
pabrik, serta melalui studi pustaka.
Pengamatan ditekankan untuk mendapat data primer meliputi; tinggi bidang
tanaman, diameter bidang petik, tebal daun pemeliharaan, analisis petik dan
analisis pucuk, kebutuhan tenaga pemetik, gilir petik dan hanca petik.
Tinggi Bidang Petik
Tinggi bidang petik diukur dari atas permukaan tanah hingga permukaan
bidang petik.
Diameter Bidang Petik
Diameter bidang petik tanaman teh diamati dengan cara diukur garis tengah
bidang petik tanaman teh. Diameter bidang petik diukur dari dua arah yang
berbeda, kemudian dirata-ratakan agar hasilnya lebih akurat.

5
Tebal Daun Pemeliharaan
Tebal daun pemeliharaan diukur dari mulai daun pertama hingga permukaan
bidang petik. Ketebalan lapisan daun yang efektif untuk fotosintesis adalah setebal
4-5 lembar daun atau 15-20 cm.
Analisis Petik dan Analisis Pucuk
Analisis pucuk dihitung dengan menimbang pucuk yang memenuhi syarat
(MS) yaitu pucuk yang memenuhi rumus petikan halus, petikan medium, dan
bagian pucuk dari petikan kasar, sedangkan pucuk tidak memenuhi syarat (TMS)
yaitu petikan kasar pucuk rusak (sobek dan terlipat). Analisis petik yaitu
memisahkan petikan sesuai rumus petikan dilakukan dengan tiga kali ulangan
dengan mengambil sampel sejumlah 200 g. Masing-masing pemetik diambil
segenggam pucuknya untuk kemudian dicampur dan diambil sebanyak 200 g dan
dipisahkan sesuai rumus petiknya, kemudian ditimbang dan dinyatakan dalam
persen.
Analisis petik dilakukan di kebun setelah kegiatan pemetikan berdasarkan
ketinggian tempat, gilir petik, tahun setelah pangkas dan macam klon. Jenis
petikan terbagi menjadi : petikan halus ( p+1, p+2m), petikan medium (p+2, p+3,
p+3m, b+1m, b+2m, b+3m). petikan kasar (p+4 atau lebih, b+(1-4t)), dan petikan
rusak (daun lembaran dan tangkai)
Tenaga pemetik (TP)
Kebutuhan tenaga pemetik dihitung berdasarkan rumus kebutuhan jumlah
tenaga pemetik kemudian dibandingkan dengan jumlah tenaga pemetik
sebenarnya yang tersedia dilapangan. Kebutuhan tenaga pemetik dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Kebutuhan TP = [produktivitas kering x rendemen] x (100 + absensi)%
Kapasitas pemetik x HKE/th
Gilir Petik dan Hanca Petik
Pengamatan gilir petik dilakukan langsung di lapangan dan dilakukan pada
masing-masing blok dengan luas 20 hektar. Hanca petik dihitung berdasarkan
rumus yang berlaku kemudian dibandingkan dengan pengamatan langsung di
lapangan. Perhitungan hanca petik menggunakan rumus :
Luas areal petik/hari

= Luas areal yang dipetik
Gilir petik

Hanca seorang pemetik = Luas areal petik/hari x jumlah patok/ha
Jumlah pemetik
Analisis Data dan Informasi
Analisis data dan informasi dilakukan dengan menggunakan rata-rata dari
hasil pengamatan yang telah dilakukan, hasil wawancara, dan studi pustaka. Data

6
yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif dengan membandingkan
nilai rata-rata dengan standar perusahaan atau sumber pustaka.
KEADAAN UMUM
Letak Geografis dan Letak Wilayah Administratif
PT Rumpun Sari Kemuning terletak di Desa Kemuning, Kecamatan
Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Proinsi Jawa Tengah. Lokasi perkebunan
teh PT Rumpun Sari Kemuning terletak antara 11.1 - 11.25 oBT dan 7.4 - 7.6 oLS.
PT Rumpun Sari Kemuning di sebelah timur berbatasan dengan Perhutani
Gunung Sewu, di sebelah barat dengan kebun karet PTPN IX, di sebelah utara
dengan Kecamatan Jenawi, dan di sebelah selatan berbatasan dengan
Kecamatan Nggadungan dan Kecamatan Ngargoyoso. Peta lokasi kebun PT
Rumpun Sari Kemuning dapat dilihat pada Lampiran 5.
Keadaan Tanah dan Iklim
PT Rumpun Sari Kemuning memiliki ketinggian tempat antara 800 - 1 540
meter di atas permukaan laut (dpl), jenis tanah Andosol dan Latosol dengan
pH tanah 5 – 5.5. Topografi lahan bervariasi sekitar 24.1 % merupakan
perbukitan curam dengan kemiringan berkisar 30 – 40 %. Selain jenis tanah
tersebut terdapat juga jenis tanah lain, yaitu :
a.
Laterit, merupakan bahan andesit yang dihembuskan gunung berapi yang
letaknya 800 meter di atas permukaan laut.
b.
Tuff Liparit, adalah tanah berpasir (pasir kasar dan halus) dari bahan yang
dihembuskan gunung berapi, letaknya 100 - 900 meter di atas permukaan
laut.
c.
Andesit tua terdiri atas campuran tanah liat, abu, dan pasir, teretak antara
800 - 900 meter di atas permukaan laut.
PT Rumpun Sari Kemuning memiliki tipe iklim B menurut klasifikasi
Schmidth-Ferguson. Curah hujan selama 10 tahun terakhir (2003 - 2014)
berkisar 2 678 - 5 158 mm dengan rata-rata 3 648.1 mm per tahun dan hari hujan
berkisar 126 - 220 hari dengan rata-rata 152.7 hari hujan per tahun dengan 8 bulan
basah dan 2 bulan kering (Lampiran 6).
Keadaan angin di PT Rumpun Sari Kemuning normal, kelembaban udara
berkisar antara 60 - 80 % dan intensitas penyinaran 40-55 % dengan suhu rata-rata
21.5o C.
Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
PT Rumpun Sari Kemuning memiliki areal konsesi seluas 437.82 ha, terdiri
atas areal produktif 405.49 ha, areal cadangan 0.47 ha, areal non tanaman
(jalan, jurang, sungai, emplasemen) 27.12 ha dan sisanya 4.74 ha berupa areal
yang tidak dapat ditanami (Lampiran 7). Areal produktif terbagi atas 2 afdeling,
yaitu Afdeling OA seluas 222.26 ha dan Afdeling OB seluas 215.56 ha
(Lampiran 8).

7
Keadaan Tanaman dan Produksi
Sebagian besar tanaman teh menghasilkan di PT Rumpun Sari berasal dari
stek (klonal). Macam-macam klon teh yang ditanam di PT Rumpun Sari
Kemuning terdiri atas TRI 2025, CIN 143 dan Gambung. Klon teh yang paling
banyak ditanam adalah TRI 2025. Tahun tanam tanaman teh di PT Rumpun Sari
Kemuning bervariasi dari tahun 1991 - 1994. Jarak tanam yang digunakan adalah
120 cm x 60 cm, tetapi jarak tanam dapat berubah sesuai dengan kontur lahan.
Populasi tanaman rata-rata adalah 10 940 pohon/ha, kondisi tersebut kurang
optimal dibandingkan populasi tanaman secara umum yaitu 12 500 pohon/ha.
Hal ini disebabkan masih adanya areal kosong, tanaman teh muda yang mati
karena terserang penggerek batang pada awal penanaman, sehingga tanamannya
berkurang pada awal-awal tersebut. Untuk memenuhi produksi tanaman yang
standar perlu dilakukan penyulaman (sisip) untuk mengisi areal-areal yang
kosong.
Produksi pucuk teh lima tahun terakhir (2009-2013) di PT Rumpun Sari
Kemuning memiliki rata-rata 3 584 190 kg per tahun dengan produksi teh hijau
kering sebesar 801 981 kg per tahun. Rata-rata produktivitas teh basah 10 403.72
kg per ha dan produktivitas teh kering 2 327.46 kg per ha. Produksi dan
produktivitas selama lima tahun (2009-2013) di Perkebunan PT Rumpun Sari
Kemuning dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Produksi dan produktivitas teh di PT Rumpun Sari Kemuning
tahun 2009-2013
Produksi
(kg)
Basah
Kering

Produktivitas
(kg/ ha)
Basah
Kering

2009

Luas areal
TM
(ha)
328.23

3 894 935

866 237

11 806.48

2 639.12

2010

336.81

4 102 126

911 783

12 179.35

2 707.11

2011

349.87

3 531 519

794 213

10 093.80

2 270.02

2012

359.13

3 211 059

722 243

8 941.22

2 011.09

2013

355.93

3 181 312

715 428

8 939.03

2 010.02

Rata-rata

345.90

3 584 190

801 981

10 403.78

2 327.42

Tahun

Sumber : Kantor Kebun dan Pabrik PT Rumpun Sari Kemuning 2014

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
PT Rumpun Sari Kemuning dipimpin oleh seorang administratur yang
bertanggung jawab langsung kepada direktur area atas pengelolaan unit usaha
yang meliputi bidang tanaman, pengelolaan administrasi, penggunaan materiil,
personil serta penanaman area perkebunan termasuk semua harta kekayaan
atau aset perusahaan. Dalam pelaksanaan kerjanya administratur dibantu oleh
kepala kebun, kepala tata usaha, dan kepala pabrik. Struktur organisasi PT
Rumpun Sari Kemuning dapat dilihat pada Lampiran 9.

8
Kepala kebun bertugas mengelola dan mengkoordinasikan pekerjaan yang
ada di bawah pengawasannya, baik yang menyangkut teknik maupun administrasi
sesuai dengan kebijaksanaan administratur. Dalam melaksanakan pekerjaannya
kepala kebun dibantu oleh kepala afdeling.
Kepala afdeling bertanggung jawab langsung kepada kepala kebun dan
administratur atas pelaksanaan kerja di wilayah yang dipimpinnya. Pelaksanaan
tugas kepala afdeling dibantu oleh mandor panen dan mandor rawat. Tindakan
administrasi di kantor dilakukan oleh kerani afdeling. Kepala teknik bertanggung
jawab atas sarana dan prasarana kebun (mesin atau peralatan yang digunakan
untuk pengolahan). Kepala teknik dibantu oleh tenaga mekanik dan driver.
Kepala tata usaha bertugas mengelola administrasi pelaksanaan pengelolaan
kebun dan pabrik. Pelaksanaan tugas kepala tata usaha dibantu oleh personalia
umum, kepala keuangan dan kepala gudang. Kepala pabrik bertanggung
jawab atas pengelolaan dan hasil produksi kepada administratur.
Tenaga kerja di PT Rumpun Sari Kemuning terdiri atas karyawan staf dan
non staf. Karyawan staf terdiri atas karyawan staf tetap dan staf bulanan,
sedangkan karyawan non staf terdiri atas pekerja borongan harian tetap dan
pekerja borongan harian lepas. Karyawan borongan tetap adalah karyawan yang
bekerja tetap di perusahaan dan mendapatkan fasilitas jaminan sosial tenaga kerja
(jamsostek) dan asuransi kesehatan melalui badan penyelenggara jaminan sosial
(BPJS) serta hadiah hari raya (HHR), sedangkan karyawan borongan lepas
pekerjaannya tidak terikat dengan perusahaan sehingga tidak mendapatkan
asuransi tenaga kerja dan kesehatan.
Jumlah tenaga kerja di PT Rumpun Sari Kemuning Karanganyar tahun 2014
berjumlah 609 orang (Lampiran 10) dengan luas areal 437.82 ha. Indeks Tenaga
Kerja (ITK) yang dapat dicapai adalah 1.18 orang/ha.
Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan untuk karyawan yang terdiri atas staf blok, dan pekerja
harian tetap ditetapkan oleh manajemen atas persetujuan direksi. Besarnya upah
berdasarkan surat keputusan dari direksi yang disesuaikan dengan jabatan masingmasing dan besarnya disesuaikan dengan Upah Minimum Regional (UMR)
Kabupaten Karanganyar sebesar Rp 1 060 000. Sistem pengupahan untuk
karyawan harian lepas terdiri atas pekerja harian panen, pekerja harian rawat,
pekerja harian Early Warning System (EWS), pekerja harian olah, pekerja harian
bongkar muat, dan helper teknik. Besarnya upah ditetapkan berdasarkan prestasi
kerja. Upah pekerja lepas diberikan tiga kali dalam sebulan bagi karyawan borong
tetap dan harian lepas yaitu pada tanggal 10, 20, dan 30 setiap bulannya.
Karyawan mendapatkan upah satu bulan sekali yaitu setiap tanggal 1 setiap bulan.
Kesejahteraan Karyawan
PT Rumpun Sari Kemuning menyediakan berbagai fasilitas bagi karyawan
antara lain rumah dinas, asuransi tenaga kerja, asuransi kesehatan BPJS, dan
tunjangan keluarga. Rumah dinas digunakan untuk tempat tinggal administratur,

9
asisten, kepala tata usaha dan mandor. Karyawan yang mendapatkan asuransi
kesehatan penuh ada karyawan dan pekerja harian tetap meliputi pengobatan dan
jasa rumah sakit. Tunjangan kerja diperuntukan bagi karyawan beserta
keluarganya dengan pengelompokan besar tunjangan keluarga (catu) disesuaikan
dengan status keluarga dan keturunan untuk setiap bulannya.
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Kegiatan teknis yang dilakukan selama magang, yaitu sebagai karyawan
harian lepas (KHL). Pekerjaan di lapangan diawali dengan mengikuti apel pagi
setiap hari kerja pukul 06.00 WIB. Pada setiap apel pagi tersebut dilakukan
absensi kehadiran dan pembagian hanca panen untuk setiap pemanen. Semua
kegiatan dimulai pada pukul 07.00-12.00 WIB dan dilanjutkan kembali pada
pukul 14.00-16.00 WIB. Sedangkan untuk hari Jumat kegiatan dilakukan pada
pukul 07.00-11.30 dan dilanjutkan kembali 13.30-16.00. Sistem pengaturan jam
kerja untuk karyawan pabrik (pengolahan) dibagi dalam 3 shift, dengan masingmasing shift 7 jam kerja.
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma di PT Rumpun Sari Kemuning dilakukan secara
manual (dongkel/babat) dan secara kimia dengan menggunakan herbisida.
Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan mendongkel atau
membabat gulma yang tumbuh di pertanaman teh dengan menggunakan sabit.
Gulma dicabut sampai ke akar-akarnya agar tidak tumbuh kembali. Pengendalian
gulma secara manual dilakukan secara hati-hati agar tidak melukai pertanaman
teh, teknis pelaksanaan menurut barisan tanaman. Gulma yang telah dibabat
dikumpulkan di pinggir jalan kemudian diletakkan di atas pertanaman teh dan
dibiarkan membusuk. Pada tanaman teh dengan umur pangkas muda pengendalian
gulma harus maksimal agar pada umur pangkas tua tidak terlalu berat karena
bidang tanaman semakin lebar dan persaingan hara tidak besar. Kegiatan
pengendalian gulma secara manual dan kimiawi tercantum pada Gambar 1.

a

b

Gambar 1. Kegiatan pengendalian gulma: (a) pengendalian gulma secara
manual (b) pengendalian gulma secara kimiawi (chemist)

10
Pengendalian gulma secara kimia (chemist) dilakukan dengan menggunakan
herbisida dengan bahan aktif Isopropilamina glifosat (Round Up) merupakan
herbisida sistemik. Dosis Round Up 1.5 l/ha dengan konsentrasi 3.75 ml/l dan
volume semprot 400 l/ha. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan
knapsack sprayer dengan kapasitas 15 l. Nozel yang digunakan yaitu nozel
VLB 100 dengan standar penyemprotan 1 patok (0.04 ha). Penyemprotan
dimulai dari lahan yang sulit dijangkau ke lahan yang mudah dijangkau dan
dilakukan sejajar menurut barisan tanaman. Sprayer diarahkan di bawah
bidang petik teh atau setinggi gulma untuk menghindari keracunan pada pucuk
tanaman teh.
Aplikasi pengendalian gulma secara kimia dalam satu tahun sebanyak 3 kali
jika digunakan hanya 1 jenis herbisida, sedangkan aplikasi chemist dilakukan 4
kali semprot apabila herbisida yang dicampur lebih dari 1 jenis. Jenis herbisida
yang digunakan antara lain Round Up, Prosat, dan Gramoxon. Dosis yang
digunakan masing-masing yaitu 2 l/ha. Prestasi kerja penulis pada saat
melakukan chemical weeding adalah 0.2 ha/HK, sedangkan prestasi kerja
karyawan adalah 0.48 ha/HK dan standar kerja yang berlaku adalah 0.5 ha/HK.
Penyemprotan gulma dilakukan dengan sistem borongan dengan
penggunaan para pekerja diatur mandor perawatan sesuai dengan luas blok yang
akan disemprot. Dosis yang digunakan berbeda-beda bergantung pada kerapatan
gulma dan jenis gulma pada blok yang akan disemprot. Jenis gulma yang ada di
PT Rumpun Sari Kemuning antara lain Melastoma malabathricum (sengganen),
Melastoma affine (harendong), Eupatorium inulifolium (kirinyuh), Rubus
rosaefolius (gucen), Aneilema malabatricum (tali sahit), Mikania micrantha
(sembung rambat), dan Imeperata cylindrica (alang-alang).
Pemupukan
Pemupukan di PT Rumpun Sari Kemuning dilaksanakan tiga priode dalam
setahun, yaitu pada bulan Februari, Juni, dan Oktober. Pupuk yang digunakan
pupuk anorganik melalui tanah dan daun. Pemupukan melalui daun dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan penyemprotan hama dan penyakit tanaman
(HPT) guna efisiensi biaya. Pelaksanaan pemupukan dilakukan setelah
pemetikan agar tidak mempengaruhi mutu pucuk.
Pelaksanaan pemupukan dimulai dengan pengangkutan pupuk dari gudang
dengan truk pada pukul 06.00 WIB, supaya efek dari penguapan belum begitu
besar. Pelaksanaan pemupukan di lapangan dilakukan dengan cara menyebarkan
pupuk di antara 2 sampai dengan 3 baris tanaman dengan sistem giring. Tenaga
pemupuk berjumlah 20 orang yang terdiri atas 2 orang pencampur pupuk, 3 orang
langsir dan 15 orang penebar pupuk. Alat yang digunakan dalam kegiatan
pemupukan adalah ember, alas tempat pencampur pupuk, karung, sekop, dan
perlengkapan alat pelindung diri (APD).
Pemupukan yang diberikan melalui tanah adalah pupuk Urea dan MOP
dengan kandungan unsur N dan K. Dosis pupuk Urea di PT Perkebunan Rumpun
Sari Kemuning adalah 102.04 kg/ha, sedangkan dosis pupuk MOP 30 kg/ha.
Pencampuran pupuk dilakukan di lapangan oleh tenaga pelangsir. Jenis pupuk
daun yang digunakan adalah ZnSO4 dengan dosis 3 kg/ha dengan menggunakan

11
alat mistblower dengan kapasitas 14 liter. Kegiatan pemupukan melalu tanah dan
daun dapat dilihat pada Gambar 2.

a

b

Gambar 2. Kegiatan pemupukan: (a) kegiatan penebaran pupuk, (b)
pemupukan dengan mistblower
Kebutuhan tenaga kerja pemupukan terbagi atas pelangsir dan penabur
dengan standar kerja 1.3 ha/HK. Kegiatan pemupukan dilaksanakan dengan
menggunakan tenaga kerja rawat dengan upah Rp 12 000,00/hari.
Pemangkasan
Pemangkasan di PT Rumpun Sari Kemuning dilakukan secara manual dan
secara mekanis. Pemangkasan secara manual harus menggunakan sabit yang
tajam agar hasil potongan tidak rusak, sedangkan pemangkasan secara mekanis
menggunakan mesin pemotong rumput yang dimodifikasi dengan gear berbentuk
lingkaran dengan pisau gergaji. Pisau harus dirawat dengan cara diasah agar pisau
mesin tetap tajam sehingga hasil pangkasan tidak rusak. Gilir pangkas di PT
Rumpun Sari Kemuning dilakukan setiap 4-6 tahun, disesuaikan dengan kondisi
tanaman. Standar tinggi pangkasan yang ditetapkan PT Rumpun Sari Kemuning
adalah 50-60 cm dari permukaan tanah. Kegiatan pemangkasan secara manual dan
mekanis dapat dilihat pada Gambar 3.

a

b

Gambar 3. Pemangkasan tanaman teh: (a) secara manual, (b) secara mekanis
Penulis melakukan pemangkasan hanya pada beberapa tanaman teh dengan
menggunakan sabit, tetapi penulis tidak diperbolehkan melakukan pemangkasan
dengan menggunakan mesin pemangkas hasil modifikasi hanya sebagai pengamat,
karena mesin yang digunakan sangat berat dan berbahaya. Prestasi kerja yang
dicapai oleh karyawan adalah 0.007 ha/HK, sedangkan standar kerja perusahaan
adalah 0.01 ha/HK.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama penyakit dan tanaman di PT Rumpun Sari Kemuning
dilakukan secara kimia. Pengendalian hama diawali dengan pengamatan hama
untuk mengetahui intensitas serangan, luas serangan, kebutuhan pestisida,

12
kebutuhan tenaga kerja, dan volume semprot. Pengamatan hama dilakukan
dengan cara mengambil sampel sebanyak 3 tanaman dalam satu patok dalam
satu hektar untuk setiap blok. Pengendalian hama dilaksanakan secara berkala
bergantung pada tingkat serangan hama pada tanaman.
Hama yang paling banyak menyerang tanaman teh di PT Rumpun Sari
Kemuning yaitu ulat penggulung daun (Homona cofferia), Thrips sp., ulat
penggulung pucuk (Cydia leucastome), Helobelthis sp., motek, dan Myth sp.,
Empoasca flavescens. Gejala serangan ulat penggulung daun dan penggulung
pucuk dapat dilihat pada Gambar 4.

a

b

Gambar 4. Serangan hama pada tanaman teh: (a) serangan ulat penggulung
daun, (b) ulat penggulung pucuk
Penyakit yang banyak menyerang tanaman teh di PT Rumpun Sari adalah
cacar daun teh (blister blight) (Gambar 5). Penyakit cacar daun teh disebabkan
oleh cendawan Exobasidium vexans. Serangan terbesar biasanya terjadi pada
musim hujan di blok-blok tanaman teh dengan kelembaban udara tinggi, dekat
dengan aliran air, dan sinar matahari kurang. Gejala serangan dimulai
dengan adanya bercak kecil tembus cahaya, berdiameter 0.25 mm, kemudian
bercak membesar yang pada permukaan daun, terbentuk spora seperti tepung
berwarna putih. Pada tahap akhir pusat bercak menjadi cokelat dan akhirnya
mengering lalu mati. Pengendalian penyakit tersebut dilaksanakan secara kimia
dengan menggunakan Nordox, berbahan aktif tembaga oksida 86 % dengan
dosis 469 g/ha, dengan konsentrasi 1.25 g/l air.

Gambar 5. Serangan penyakit cacar daun (blister blight)

13
Untuk mengetahui tingkat serangan dan tindakan pengendalian serta
koefisien biaya untuk pengendalian dilakukan sampling pada kegiatan dan pada
saat pengamatan di lapangan (Early Warning System = EWS). Pengambilan
sampel dilakukan secara acak sistematis (zig zag) dalam tiap blok. Berdasarkan
hasil pengamatan Intensitas Serangan (IS) dan Luas Serangan (LS) penyakit akan
diketahui. Perhitungan intensitas serangan menggunakan rumus sebagai berikut:

LS (ha) = IS (%) × luas blok.
Hasil perhitungan tersebut dapat menentukan kategori serangan. Serangan
dapat dibedakan menjadi serangan ringan, sedang, dan berat. Aplikasi dosis
berdasarkan tingkat terserang hama dan penyakit. Fungisida dan insektisida yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Aplikasi fungisida dan insektisida berdasarkan jenis dan tingkat
serangan hama dan penyakit
Hama/
Penyakit
Empoasca
sp.
Scarlet mite

Ulat
penggulung
dan Thrips
sp.
Blister
Blight

Tingkat Serangan
Ringan < 5%
Sedang 5-15%
Berat >15%
Ringan 20%
Ringan < 5%
Sedang 5-15%
Berat >15%

Fungisida

Insektisida
Imidor
Confidor
Abuki
Kelthane
Kelthane
Talstar
Decis
Marcis
Rizotin

Ringan < 5%
Nordox
Sedang 5-15%
Cobox
Berat >15%
Dithane
Sumber : Data early warning system (EWS) Rumpun Sari Kemuning 2014

Dosis
(ml ha-1)
188-375
94-188
75-150
281-421
455-750
470-940
188-375
188-375
375-750
75-100
75-100
75-100

Tenaga kerja pengendalian hama dan penyakit tanaman terdiri atas 14 orang
yang dibagi menjadi tenaga penyemprot 8 sampai dengan 10 orang serta tenaga
pelangsir 4 - 6 orang. Standar kerja pengendalian hama dan penyakit tanaman di
PT Rumpun Sari Kemuning adalah 0.125 ha/HK, dan prestasi kerja penulis adalah
0.05 ha/HK.
Pemetikan
Pemetikan harus dilakukan berdasarkan ketentuan berlaku (sistem
pemetikan) agar kualitas dan kuantitas pucuk teh dapat terjaga. Untuk itu
beberapa hal yang harus diketahu berkaitan dengan pelaksanaan pemetikan ialah
jenis pemetikan, gilir petik, pengaturan pemetik, analisis hasil petikan.
Gilir petik. Gilir petik adalah jangka waktu antara satu pemetikan dengan
pemetikan berikutnya pada areal yang sama dan dinyatakan dalam hari. Gilir petik

14
yang tepat akan menghasilkan pucuk yang bermutu tinggi. Panjang pendeknya
gilir petik dipengaruhi oleh kecepatan tumbuh pucuk. Pertumbuhan pucuk
dipengaruhi oleh umur pangkas, ketinggian tempat serta iklim. Gilir petik yang
digunakan di PT Rumpun Sari Kemuning adalah ± 10 hari. Hasil pengamatan
gilir petik di PT Rumpun Sari Kemuning dapat dilihat pada Tabel 3.
Hasil pengamatan menunjukkan areal petikpada contoh Blok OB 14 luas
areal petik paling luas dibandingkan dengan contoh blok yang lain, yaitu seluas
3.35 ha. Ketinggian tempat Blok OB14 paling rendah dibandingkan dengan blokblok lainnya yaitu 820 m dpl, sehingga gilir petik lebih cepat dibandingkan contoh
blok dengan ketinggian tempat yang lebih tinggi.
Tabel 3. Gilir petik di PT Rumpun Sari Kemuning tahun 2014
Blok

Ketinggian
tempat
(m dpl)
1 080
1 100
1 000
820

Luas areal (ha)

OA 2
OA 3
OB 8
OB 14
Rata-rata
Sumber : Hasil Pengamatan (2014)

20.76
19.50
11.93
18.85

Gilir petik (hari)
14
10
8
6
9.5

Luas areal petik
(ha/hari)
1.5
2
1.5
3.35
2.08

Hanca Petik
Hanca petik adalah luas areal yang harus selesai dipetik oleh seorang
pemetik dalam satu hari. Hanca pemetik setiap blok berbeda karena dipengaruhi
oleh kondisi pucuk, jumlah tenaga kerja dan topografi lahan Pengaturan hanca
petik berdasarkan kapasitas rata-rata pemetik, blok kebun dan gilir petik. Semakin
pendek gilir petik, semakin luas hanca petikan. Penerapan hanca petik yang
dilakukan di PT Rumpun Sari Kemuning adalah sistem hanca petik yaitu para
pemetik diarahkan atau digiring oleh mandor kebun. Luas hanca petik di PT
Rumpun Sari Kemuning dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hanca petik di PT Rumpun Sari Kemuning bulan Januari-Mei
2014
Blok

Luas
Gilir petik
areal
(hari)
(ha)
OA 2
20.76
14
OA 3
19.50
10
OB 8
11.93
8
OB 14
18.85
6
Rata-rata
17.76
9.5
Sumber : Hasil Pengamatan

Jumlah
pemetik
(orang)
20
23
20
32
23.75

Hanca petik
(ha/hr/mandor)
1.482
1.950
1.491
3.142
2.016

Hanca/pemetik
(ha/HK)
0.074
0.084
0.074
0.098
0.082

Hasil pengamatan hanca petik di lapangan pada Tabel 4 di atas
menunjukkan hanca petik pada Blok OB 14 lebih luas dibangdingkan dengan blok
contoh lain dengan gilir petik yang pendek dan jumlah tenaga pemetik paling
besar. Hanca petik di Blok OB 14 sebesar 0.98 ha/HK, angka tersebut lebih besar

15

Tinggi bidang petik (cm)

dibandingkan dengan rata-rata keseluruhan hanca per pemetik sebesar 0.082
ha/HK.
Jenis petikan. Jenis petikan yang dilakukan di PT Rumpun Sari Kemuning
adalah petikan jendangan dan petikan produksi. Petikan jendangan merupakan
petikan awal yang dilakukan setelah pemangkasan. Petikan jendangan dilakukan
sekitar tiga bulan setelah dilakukan pemangkasan. Petikan bertujuan untuk
membentuk bidang petik yang lebar dan rata dengan ketebalan lapisan daun
pemeliharaan yang cukup sehingga diharapkan akan menghasilkan potensi pucuk
yang tinggi. Pemetikan dilaksanakan 3-5 kali hingga tanaman memasuki masa
pemetikan produksi. Tenaga pemetik untuk pemetikan jendangan terdiri atas
tenaga pemetik terpilih yang sudah ahli karena apabila terjadi kesalahan dalam
pemetikan jendangan akan berdampak pada kerusakan tanaman yang dapat
menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas produksi.
Pemetikan produksi dilaksanakan dua bulan setelah pemetikan jendangan
yang terakhir setelah kuncup sekunder dipetik dan ditandai dengan tumbuhnya
pucuk tersier serta bentuk perdu yang rata. Pemetikan produksi yang
diterapkan di PT Rumpun Sari Kemuning adalah petikan medium. Rumus
petikan medium terdiri atas peko dengan satu daun (p + 1), peko dengan dua daun
(p+2), peko dengan tiga daun (p+3), pucuk burung dengan satu daun muda
(b+1m) dan pucuk burung dengn dua daun muda (b+2m). Pemetikan produksi
dilaksanakan terus menerus sesuai dengan gilir petik tertentu sampai tanaman
dipangkas kembali.
Tinggi bidang petik. Bidang petik tanaman teh di PT Rumpun Sari
Kemuning tumbuh semakin tinggi seiring dengan bertambahnya umur pangkas
tanaman. Hasil pengamatan tinggi bidang petik tercantum pada Gambar 6.
120
100
80
60
40
20
0
1

2

3

4

Umur tanaman setelah pangkas (tahun)

Gambar 6. Rata-rata tinggi bidang petik berdasarkan tahun pangkas di PT
Rumpun Sari Kemuning pada tahun 2014
Hasil pengamatan tinggi bidang petik yang dilakukan di lapangan
menunjukkan pada umur empat tahun tanaman setelah dipangkas memiliki tinggi
bidang petik yang paling tinggi sebesar 106.06 cm.

16
Diameter bidang petik. Diameter bidang petik bertujuan untuk membentuk
bidang petik tanaman teh, agar memudahkan pemetik untuk melakukan pemetikan
pucuk tanaman teh untuk mencapai produktivitas yang diharapkan, semakin lebar
diameter bidang petik pucuk yang dihasilkan semakin banyak. Umur tanaman teh
empat tahun setelah dipangkas semakin lebar diameter bidang petiknya dapat
meningkatkan produksi namun pucuk yang dihasilkan banyak pucuk dorman
(pucuk burung). Diameter bidang petik tanaman teh diukur dari dua arah yang
berbeda, kemudian hasil bidang petik yang telah diukur dirata-ratakan. Kegiatan
pengukuran diameter bidang petik tercantum pada Gambar 7, sedangkan hasil
pengamatan diameter bidang petik di Perkebunan Rumpun Sari Kemuning
tercantum pada Gambar 8.

Gambar 7. Kegiatan mengukur diameter bidang petik

Diameter bidang petik
(cm)

150

Tahun
setelah
dipangkas

100

I
II
III
IV

50
0
1

2

3

4

Sampel Blok
Sumber : Hasil Pengamatan

Gambar 8. Rata-rata diameter bidang petik berdasarkan umur tanaman
setelah di pangkas di PT Rumpun Sari Kemuning

Hasil pengamatan dimeter bidang petik berdasarkan umur tanaman setelah
dipangkas di PT Rumpun Sari Kemuning (Gambar 8) menunjukkan pertumbuhan
tanaman teh semakin tahun semakin bertambah. Diameter bidang petik pada
umur tanaman setelah dipangkas menunjukkan semakin besarnya diameter bidang
petik pada tahun ke empat.

17
Tebal daun pemeliharaan. Kegiatan pemetikan lebih optimal dilakukan
apabila tebal daun pemeliharaan telah sesuai dengan standar yang diterapkan,
karena tebal daun pemeliharaan akan menunjang dalam penyediaan hara dan
fotosintat untuk tanaman. Tebal daun pemeliharaan di PT Rumpun Sari Kemuning
dapat dilihat pada Gambar 9.
Tebal daun pemeliharaan (cm)

33
32
31
30
29
28
27
26
I

II

III

IV

Umur tanaman setelah di pangkas (tahun)

Gambar 9. Grafik tebal daun pemeliharaan berdasarkan tahun pangkas di PT
Rumpun Sari Kemuning pada tahun 2014.
Hasil pengamatan tebal daun pemeliharaan berdasarkan umur tanaman
setelah dipangkas menunjukkan bahwa semakin lama umur tanaman setelah
dipangkas maka pertumbuhan daun pemeliharaan semakin tebal. Semakin tebal
daun pemeliharaan pada tanaman teh maka semakin banyak daun tua yang dapat
menurunkan kualitas hasil.
Perlengkapan pemetikan. Alat yang digunakan yaitu ani-ani, pedang
bambu yang berbentuk salib, keranjang dan waring (jaring ikat) (Gambar 10).
Ani-ani digunakan untuk memetik pucuk yang telah siap untuk dipetik serta untuk
membantu meratakan bidang petik sesuai dengan topografi tanah. Ani-ani
digunakan agar bidang petik tidak rusak akibat pemetikan, sedangkan keranjang
dan waring digunakan untuk menampung hasil pucuk (Gambar 10).

a

b

c

Gambar 10. Perlengkapan pemetikan teh: (a) ani-ani, (b) keranjang, (c)
waring
Waktu pelaksanaan pemetikan. Pemetikan pucuk di PT Rumpun Sari
Kemuning dilaksanakan pada pagi hari mulai pukul 06.00 hingga pukul 13.00

18
dengan dua kali penimbangan pucuk. Penimbangan pucuk pertama dilakukan
pukul 09.30 dan penimbangan pucuk kedua dilakukan pukul 12.00. Waktu
pemetikan disesuaikan dengan kondisi pucuk di lapangan. Pemetikan dimulai
dari tempat yang jauh dari area penimbangan menuju ke tempat yang dekat
dengan jalan. Pemetik dilengkapi perlengkapan yang terdiri atas jidar, waring
yang terbuat dari jala berkapasitas 25 – 35 kg dan celemek plastik. Pemetik perlu
memperhatikan beberapa hal dalam pelaksaan pemetikan, yaitu pucuk yang harus
dipetik p+3 dan pucuk burung; pucuk yang harus ditinggal yaitu pucuk yang di
pinggir dan pucuk yang masih terlalu muda, untuk dipetik pada rotasi berikutnya;
dan pucuk yang harus dibuang yaitu cakar ayam, pucuk burung, dan jambulan.
Jumlah pucuk hasil pemetikan yang berada dalam genggaman dianjurkan
jangan terlalu banyak untuk menghindari kerusakan pucuk. Pucuk yang telah
dipetik bila sudah memenuhi keranjang selayaknya dipindahkan ke dalam waring
dan diletakkan ke tempat pengumpulan hasil untuk dilakukan penimbangan dan
pengangkutan. Pucuk yang datang dari kebun ditimbang oleh krani timbang
pabrik, kemudian dilakukan pembeberan setelah pucuk ditimbang (Gambar 11).
Di PT Rumpun Sari Kemuning tidak terdapat tempat penampungan khusus pucuk
sehingga seringkali pucuk dibiarkan di jalan tanpa adanya pelindung baik dari
terpaan hujan maupun cahaya matahari. Sistem pemetikan yang dipakai di PT
Rumpun Sari Kemuning adalah sistem giring sisir, yaitu pemetik bersama-sama
menyelesaikan areal siap petik dengan cara berjajar dari tempat yang terjauh
hingga ke tempat yang dekat jalan.
Pemetik seringkali mengabaikan peraturan yang telah ditetapkan
perusahaan, yaitu pucuk burung tidak dipetik; pucuk manjing ditinggal, sehingga
pada rotasi berikutnya pucuk tersebut sudah terlalu tua; cara memetik yang
dijambret; dan pucuk cakar ayam tidak dibuang. Hal tersebut disebabkan oleh
pemetik yang hanya berorientasi pada bagaimana mendapatkan hasil sebanyakbanyaknya karena upah yang diperoleh berdasarkan banyaknya jumlah pucuk
yang diperoleh (upah borongan). Oleh karena itu peran mandor pemetikan sangat
penting untuk mengawasi dan mengatur tenaga kerja pemetik.

a

b

Gambar 11. Penimbangan pucuk: (a) kegiatan penimbangan di kebun, (b)
kegiatan pembeberan pucuk di pabrik
Sistem pengupahan. Upah tenaga pemetik di PT Rumpun Sari Kemuning
berdasarkan pada hasil pucuk basah yang dapat diperoleh tenaga petik dalam satu
hari dan ditentukan oleh hasil analisis pucuk sebagai penentu premi. Upah
diberikan tiga kali pada setiap bulan, yaitu setiap tanggal 10, 20, dan 30. PT

19
Rumpun Sari Kemuning menetapkan upah pemetik sekisar pucuk Rp 400,00 per
kg pucuk. Upah dasar pemetik berdasarkan premi dari hasil analisis pucuk
kemudian ditambah hasil petikan pucuk yang telah dilakukan. Penimbangan
dilakuka

Dokumen yang terkait

Pemetikan Pucuk Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) Di Perkebunan Medini, Pt. Rumpun Sari Medini, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

0 8 73

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) o. Kuntze) di Perkebunan Rumpun Sari Kemuning Pt. Astra Agro Lestari Tbk. Karang Anyar. Jawa Tengah

0 19 83

Analisis pemetikan teh (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) di perkebunan rumpun sari medini PT Sumber Abadi Tirtasentosa, Boja, Kendal, Jawa Tengah

0 11 83

Pengelolaan Gulma pada Pertanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di PT. Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karang Ganyar, Jawa Tengah

1 31 99

Pengelolaan pemangkasan tanaman teh (Camellia sinensis (l.) O. Kuntze) di perkebunan medini, PT Rumpun sari medini, Kendal, Jawa Tengah

1 14 93

Pengelolaan pemangkasan tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di pt perkebunan rumpun sari kemuning Karanganyar, Jawa Tengah

2 17 136

Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Perkebunan Medini, PT Rumpun Sari Medini, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

0 3 134

Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah

2 13 67

Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, PT Sumber Abadi Tirta Sentosa, Karanganyar, Jawa Tengah

0 5 69

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Unit Perkebunan Pt Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah

4 25 75