Keanekaragaman dan kelimpahan artropoda pada pertanaman bawang daun dan wortel yang ditanam secara monokultur dan tumpangsari

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN ARTROPODA
PADA PERTANAMAN BAWANG DAUN DAN WORTEL
YANG DITANAM SECARA MONOKULTUR DAN
TUMPANGSARI

NUR AFNI FUTRI

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keanekaragaman dan
Kelimpahan Artropoda pada Pertanaman Bawang Daun dan Wortel yang Ditanam
Secara Monokultur dan Tumpangsari adalah benar karya saya dengan arahan dari
dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2015
Nur Afni Futri
NIM A34100070

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

ABSTRAK
NUR AFNI FUTRI. Keanekaragaman dan Kelimpahan Artropoda pada

Pertanaman Bawang Daun dan Wortel yang Ditanam Secara Monokultur dan
Tumpangsari. Dibimbing oleh PUDJIANTO.
Bawang daun merupakan tanaman semusim dengan kondisi ekologis yang
sering berubah-ubah. Hal ini mengakibatkan tidak stabilnya keseimbangan antara
populasi hama dan musuh alami (predator, parasit dan patogen). Beberapa
penelitian di lapangan menunjukkan bahwa serangan hama pada tanaman wortel
rendah dapat menarik parasitoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh penanaman bawang daun dan wortel secara monokultur dan
tumpangsari terhadap keanekaragaman dan kelimpahan artropoda. Percobaan
dilakukan pada empat blok (ulangan) dan empat perlakuan dalam rancangan acak
kelompok. Keempat perlakuan tersebut adalah: P1) pertanaman bawang daun
monokultur; P2) pertanaman bawang daun monokultur yang disemprot dengan
ekstrak daun wortel; P3) pertanaman tumpangsari bawang daun dan wortel; dan
P4) pertanaman wortel monokultur. Pengamatan artropoda dilakukan setiap
minggu dengan memasang 5 buah yellow sticky trap dan 5 buah pitfall trap pada
setiap plot. Artropoda yang terperangkap diidentifikasi dengan menggunakan
buku Pengenalan dan Pelajaran Serangga, Insect of Australia, dan Hymenoptera
of The World. Analisis data kenekaragaman dan kelimpahan artropoda dilakukan
dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wienner yang dilanjutkan
dengan analisis ragam menggunakan Minitab 1.7. Hasil penilitian menunjukkan

bahwa tanaman tumpangsari bawang daun dan wortel tidak memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap keanekaragaman artropoda. Artropoda yang
mendominasi pertanaman bawang daun dan wortel adalah Liriomyza spp.
(Diptera: Agromyzidae), semut (Hymenoptera: Formicidae) dan Collembola.
Kata kunci: Artropoda, bawang daun, keanekaragaman, tumpangsari, wortel.

ABSTRACT
NUR AFNI FUTRI. Diversity and Abundance of Arthropods on Green Onion and
Carrot Grown in Monoculture and Intercropping. Supervised by PUDJIANTO.
Green onion is a seasonal crop with ecological conditions that are
frequently changed. This makes unstable condition between populations of pests
and natural enemies (predators, parasitoids and pathogens). Brief observations in
the field found that pest infestations on carrot fields were frequently low. Results
of several studies indicated that carrot could attract parasitoids of insect pests. The
objective of this research was to study the diversity and abundance of arthropods
on green onion and carrot grown in monoculture and intercropping. Experiment
with four treatments and four replications was set in randomized complete block
design. The treatments were: P1) green onion grown in monoculture; P2) green
onion sprayed with carrot leaf extract; P3) green onion and carrot grown in
intercropping; and P4) carrot grown in monoculture. Observations of arthropods

were conducted by setting pitfall traps and yellow sticky traps weekly. Collected
arthropods were identified by using Introduction to The Study of Insects, Insects
of Australia, and Hymenoptera of The World. Data were analyzed with ShanonWienner index, and analysis of variance by using Minitab 17. The result indicated
that the culture system of green onion and carrot did not affect diversity of
arthropods for the whole season. The arthropod community on green onion and
carrot was dominated by Liriomyza spp. (Diptera: Agromyzidae), ants
(Hymenoptera : Formicidae), and Collembola.
Keyword: Arthropods, carrot, diversity, green onion, intercropping.

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN ARTROPODA
PADA PERTANAMAN BAWANG DAUN DAN WORTEL
YANG DITANAM SECARA MONOKULTUR DAN
TUMPANGSARI

NUR AFNI FUTRI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada

Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “Keanekaragaman dan Kelimpahan
Artropoda pada Pertanaman Bawang Daun dan Wortel yang Ditanam Secara
Monokultur dan Tumpangsari”. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga
Juli di Desa Padajaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa barat.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Pudjianto, MSi.
selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan dukungan, saran,
motivasi, serta masukan dalam pengerjaan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada Ayah, Ibu, kakak, adik, KC, teman-teman

angkatan 46 dan 47 Departemen Proteksi Tanaman, teman-teman di Laboratorium
Pengendalian Hayati dan semua teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu yang selalu mendukung dalam penyusunan tugas akhir ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peningkatan keilmuan maupun dalam
penerapannya di lapangan.

Bogor, Januari 2015
Nur Afni Futri

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Alat dan Bahan

Metode Penelitian
Penyiapan Lahan
Pengamatan Keanekaragaman dan Kelimpahan Artropoda
Sortasi dan Identifikasi
Pengolahan dan Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keanekaragaman dan Kelimpahan Artropoda pada Pertanaman
Bwang Daun dan Wortel
Keanekaragaman dan Kelimpahan Artropoda Berdasarkan
Peranannya
Artropoda Herbivor
Artropoda Predator
Parasitoid
Artropoda Detrivor
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
ix

x
1
1
2
2
3
3
3
3
3
4
5
5
6
6
11
11
16
20
23

25
26
31

DAFTAR TABEL
1
2
3

4

5

Jumlah ordo (O), famili (F) dan individu (N) artropoda pada
pertanaman bawang daun dan wortel
Keanekaragaman artropoda pada pertanaman bawang daun dan
wortel
Jumlah Ordo (0), famili (F), individu (N)
dan indeks
keanekaragaman Shanon-Wienner (H’) serta analisis ragam (P-value)

pada masing-masing perlakuan berdasarkan umur tanaman
Peranan artropoda pada pertanaman bawang daun dan wortel yang
ditanam secara monokultur dan tumpangsari dengan yellow sticky
trap
Peranan artropoda pada pertanaman bawang daun dan wortel yang
ditanam secara monokultur dan tumpangsari dengan pitfall trap

6
7

10

12
13

DAFTAR GAMBAR
1
2
3


4
5
6
7
8

Pertanaman bawang daun dan wortel
Yellow sticky trap (a) dan pitfall trap (b) pada pertanaman bawang
daun dan wortel
Jumlah individu artropoda (A) dan indeks keanekaragaman ShanonWienner (H’) (B). ―♦― pertanaman bawang daun monokultur (P1),
―■― pertanaman bawang daun monokultur yang disemprot ekstrak
daun wortel (P2), ―▲― pola tanam tumpangsari antara bawang
daun dan wortel (P3), ―●― pertanaman wortel monokultur (P4).
Artropoda herbivor pengorok daun Liriomyza spp. (Diptra:
Agromyzidae) yang tertangkap yellow sticky trap
Artropoda herbivor Thrips tabacci (Thysanoptera: Thripidae) yang
tertangkap yellow sticky trap
Artropoda herbivor kutu daun (Hemiptera: Aphididae) yang
tertangkap yellow sticky trap (a) dan pitfall trap (b)
Beberapa artropoda herbivor yang ditemukan, Diptera: Agromyzidae
(a), Thysanoptera: Thripidae (b) dan Hemiptera: Aphididae (c)
Artropoda predatror semut (Hymenoptera:
Formacidae) yang
tertangkap pitfall trap

4
4

9
14
14
15
16
17

9
10
11

12
13
14
15
16
17
18

Artropoda
predator
kumbang
pengembara
(Coleoptera:
Staphylinidae) yang tertangkap yellow sticky trap
Artropoda predator Laba-laba (Araneae) yang tertangkap yellow sticky
trap (a) dan pitfall trap (b).
Beberapa artropoda predator yang ditemukan, Coleoptera:
Coccinellidae (a), Coleoptera: Staphylinidae (b) dan Hymenoptera:
Formicidae (c)
Artropoda parasitoid Trichogrammatidae (Hymenoptera) yang
tertangkap yellow sticky trap
Artopoda parasitoid Scelionidae (Hymenoptera) yang tertangkap
yellow sticky trap
Artropoda parasitoid Diapriidae (Hymenoptera) yang tertangkap
yellow sticky trap
Artropoda parasitoid Eulophidae (Hymenoptera) yang tertangkap
yellow sticky trap
Beberapa artropoda parasitoid yang ditemukan, Diptera: Tachinidae
(a), Hymenoptera: Eucoilidae (b) dan Hymenoptera: Braconidae (c)
Artropoda detrivor Collembola yang tertangkap pitfall trap
Beberapa artropoda detrivor yang ditemukan, Collembola (a),
Acarina (b), Pseudoscorpiones (c) dan Diptera: Phoridae (d)

18
19

20
20
21
22
22
23
24
24

DAFTAR LAMPIRAN
1

Tabel Analisis Ragam dari Indeks Keanekaragaman Shanon-Wienner
(H’) terhadap Plot Pertanaman Bawang Daun Monokultur (P1),
Pertanaman Bawang Daun Monokultur yang Disemprot dengan
Ekstrak Daun Wortel (P2), Tumpangsari Bawang Daun dan Wortel
(P3) dan Pertanaman Wortel Monokultur (P4)

31

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sayuran merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting bagi
ketahanan pangan nasional. Selain pangsa pasarnya yang terus meningkat dari
tahun ke tahun, sebagian besar usaha tani sayuran di Indonesia memiliki
keunggulan kompetitif dan komparatif karena efisien secara finansial dalam
pemanfaatan sumber daya domestik (Departemen Pertanian 2004). Bawang daun
(Allium fistulosum L.) dan wortel (Daucus carota L.) merupakan komoditas
sayuran yang penting di Indonesia dengan keadaan ekologi yang sering berubah.
Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara populasi hama dan musuh
alami (predator, parasitoid, dan patogen). Produksi bawang daun pada tahun 2012
mengalami penurunan sebesar 16 851 ton, sedangkan produksi wortel pada tahun
2012 mengalami peningkatan sebesar 46 578 ton (BPS 2013).
Pola penanaman dapat dilakukan dengan dua sistem yaitu sistem
monokultur dan polikultur atau tumpangsari. Budidaya tanaman monokultur dapat
mendorong ekosistem pertanian rentan terhadap organisme serangga hama. Salah
satu pendorong meningkatnya serangga pengganggu adalah tersedianya makanan
terus menerus sepanjang waktu. Untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan maka
perlu tindakan mengurangi serangan hama melalui pemanfaatan musuh alami
serangga dan peningkatan keanekaragaman tanaman seperti penerapan pola tanam
tumpangsari. Pada pertanaman monokultur sangat sulit dilakukan pengendalian
hayati yang tepat dan efisien karena kurang jelasnya keefektifan dari musuh alami
(Altieri 1999).
Tanaman tumpangsari dapat bermanfaat dalam meningkatkan fungsi
musuh alami untuk mengendalikan populasi hama dan pemanfaatan lahan secara
optimal, sehingga akan membawa keuntungan bagi petani dengan meningkatnya
produksi dan kegunaan lahan secara efisien (Newman 1986). Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa keanekaragaman tanaman dapat menurunkan populasi
serangga herbivor. Semakin tinggi keanekaragaman ekosistem dan semakin lama
keanekaragaman ini tidak diganggu oleh manusia, semakin banyak pula interaksi
internal yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan stabilitas serangga
(Southwood, Way 1970). Sebagai contoh, tumpangsari kubis dan tomat dapat
menekan populasi hama P. xylostella dan C. pavonana sebesar 97% dan 76.16%
(Subhan et al. 2005).
Tanaman wortel dapat ditanaman sepanjang tahun. Wortel dapat ditanam
pada musim kemarau maupun musim hujan dan membutuhkan kondisi
lingkungan yang dingin dan lembab (Cahyono 2002). Tanaman wortel sering
ditemukan memiliki populasi organisme pengganggu tanaman (OPT) rendah dan
dapat meningkatkan tingkat parasitisasi parasitoid. Eldriadi (2011) menyatakan
bahwa tanaman wortel dapat meningkatkan parasitisasi Diadegma semiclausum.
Oleh karena itu, pemanfaatan tanaman wortel mempunyai potensi untuk
menyediakan parasitoid yang dapat mengendalikan hama sekitar.

2
Tujuan
Mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan artropoda serta peranannya
pada pertanaman bawang daun dan wortel yang ditanam secara monokultur dan
tumpangsari.
Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang
keanekaragaman dan kelimpahan artropoda pada pertanaman bawang daun dan
wortel yang ditanam secara monokultur dan tumpangsari.

3

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu
Penelitian lapangan dilakukan di Desa Padajaya, Kecamatan Cipanas,
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Hasil koleksi serangga diidentifikasi di
Laboratorium Pengendalian Hayati, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilakukan dari bulan April – Juli
2014.

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu mikroskop cahaya, kamera,
counter, saringan, jarum inokulum, kuas, cawan petri, gunting, klip, ajir, papan
triplek (10 cm x 20 cm), gelas plastik, seng penutup, tusuk sate, dan sekop. Bahan
yang digunakan antara lain bawang daun (varietas RP), wortel (varietas lokal
Cipanas), pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam, kertas, alat tulis, kertas
tissue, plastik mika (10 cm x 40 cm), plastik taplak berwarna kuning berukuran
10 cm x 40 cm, lem tikus, dan larutan etylene glycol.

Metode Penelitian
Penyiapan Lahan
Percobaan dilakukan pada empat lahan dalam satu hamparan yang masingmasing digunakan sebagai ulangan/blok. Masing-masing blok memiliki ukuran
luas 400 m2 (total: 1600 m2). Setiap blok terdiri dari empat plot percobaan yang
berukuran 50 m2 yaitu: 1) plot bawang daun yang ditanam monokultur (P1); 2)
plot bawang daun yang ditanam monokultur dengan disemprot ekstrak daun
wortel (P2); 3) plot bawang daun yang ditanam tumpangsari dengan wortel (P3);
dan 4) plot wortel yang ditanam secara monokultur (P4) (Gambar 1). Jarak antar
plot 2 m yang ditanami dengan tanaman pakcoy sebagai tanaman pembatas.
Setiap plot perlakuan dibuat bedengan yang berukuran 1 m x 5 m dan tinggi 20
cm. Jarak antara setiap bedengan adalah 30 cm. Jarak tanam bawang daun untuk
monokultur adalah 15 cm x 15 cm, sedangkan untuk tumpangsari 20 cm x 20 cm.
Pemberian pupuk kandang dilakukan setelah menentukan plot percobaan
secara acak dengan dosis 12 ton/ha. Waktu pemberian pupuk kandang adalah tiga
hari sebelum tanam. Bawang daun ditanam secara tegak lurus sebanyak tiga
anakan dalam satu lubang, sedangkan untuk wortel bibit disebar sehari setelah
penanaman bawang daun. Ekstrak daun wortel untuk P2 diperoleh dengan cara
menghaluskan daun wortel sebanyak 0.5 kg kemudian dicampur dengan 17 liter
air dan diaplikasikan setiap 2 minggu sekali selama 11 minggu sejak tanaman
berumur 3 mst.

4

Gambar 1 Plot percobaan pertanaman bawang daun dan wortel yang ditanaman
secara monokultur dan tumpangsari
Pengamatan Keanekaragaman dan Kelimpahan Artropoda
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu; yellow
sticky trap dan pitfall trap. Penentuan titik untuk pemasangan kedua perangkap
dilakukan secara Z (zigzag). Masing-masing plot dipasang 5 buah yellow sticky
trap dan 5 buah pitfall trap. Pemasangan perangkap dilakukan seminggu sekali
selama 24 jam dari 2 mst hingga 12 mst pada waktu yang sama.
Yellow sticky trap. Yellow sticky trap merupakan perangkap kuning
berperekat yang digunakan untuk menangkap artropoda terbang. Perangkap ini
dibuat secara sederhana dengan membuat papan triplek berukuran 10 cm x 20 cm.
Papan tersebut kemudian dilapisi plastik taplak berwarna kuning dan
digantungkan dengan ajir. Perangkap kuning dilapisi plastik mika yang telah
diberi lem tikus pada bagian luar sehingga artropoda yang terperangkap akan
menempel (Gambar 2a). Setelah 24 jam plastik mika diambil dan ditutup dengan
plastik lainnya agar memudahkan dalam identifikasi.
Pitfall trap. Pitfall trap termasuk salah satu perangkap yang digunakan
untuk mengamati artropoda permukaan tanah. Alat yang digunakan berupa gelas
plastik berdiameter 50 mm dan kedalaman 100 mm. Sepertiga volume gelas
plastik diisi etylene glycol dan diletakkan di dalam lubang yang sudah disediakan
(Gambar 2b). Etylene glycol digunakan untuk membunuh dan mengawetkan
artropoda permukaan tanah yang terperangkap. Seng penutup digunakan agar
perangkap tidak terkena air hujan saat dipasang di lapangan.

a

b

Gambar 2 Perangkap yang dipasang di pertanaman bawang daun dan wortel
pada (a) yellow sticky trap dan (b) pitfall trap

5
Sortasi dan Identifikasi
Artropoda yang terperangkap yellow sticky trap dan pitfall trap
diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi Pengenalan dan Pelajaran
Serangga (Borror et al. 1992), Insect of Australia (Rentz 1993), dan Hymenoptera
of the world (Goulet H, Huber JT 1993), serta buku penunjang lainnya.

Pengolahan dan Analisis Data
Data percobaan lapangan dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak
Microsoft Office Excel 2010. Keanekaragaman dan kelimpahan artropoda
diperoleh dengan menghitung indeks keanekaragaman Shanon-Wienner (H’)
(Magurran 1988).

Keterangan:
H = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
Pi = Proporsi jumlah individu tiap famili
n = Jumlah famili artropoda yang ditemukan
Data keanekaragaman yang diperoleh selanjutnya diolah menggunakan
program Minitab 1.7 untuk memperoleh hasil analisis ragam, apabila berbeda
nyata dilanjutkan dengan uji selang berganda Duncan pada taraf α = 0.05%.
Untuk data kelimpahan dan peranan artropoda dilakukan secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keanekaragaman dan Kelimpahan Artropoda pada Pertanaman Bawang
Daun dan Wortel
Keanekaragaman dan kelimpahan artropoda yang ditemukan pada
pertanaman bawang daun dan wortel adalah 117 710 individu yang termasuk
dalam 44 famili dan terbagi dalam 12 ordo dengan menggunakan metode yellow
sticky trap dan pitfall trap (Tabel 1). Jumlah famili artropoda pada setiap periode
pengamatan mengalami peningkatan sehingga jenis artropoda semakin beragam.
Kelimpahan artropoda terlihat sangat tinggi pada awal musim tanam (2 hingga 4
mst). Hal tersebut terjadi karena adanya pengaruh tanaman sekitar yang sudah
siap panen sehingga banyak artropoda migrasi ke areal pertanaman baru. Sejak 5
mst jumlah artropoda mengalami penurunan yang sangat tinggi, yaitu menjadi 6
257 individu karena pengaruh kondisi cuaca dan curah hujan yang tinggi.
Tabel 1 Jumlah ordo (O), famili (F) dan individu (N) artropoda pada pertanaman
bawang daun dan wortel
Yellow sticky trap
Pitfall trap
Umur
Total
tanaman
artropoda
O
F
N
O
F
N
2
7
23
10 229
10
18
4 043
14 272
3
6
18
10 795
10
22
13 927
24 722
4
8
19
11 898
10
22
9 447
21 345
5
9
29
3 417
7
11
2 840
6 257
6
8
19
2 547
10
16
4 540
7 087
7
8
30
2 918
9
18
2 961
5 879
8
9
28
2 652
9
17
3 130
5 782
9
8
31
3 560
9
17
2 840
6 400
10
9
32
3 225
8
12
3 111
6 336
11
8
30
7 718
9
14
2 333
10 051
12
8
31
4 809
11
24
4 770
9 579
Total
9
37
63 768
12
30
53 942 117 710
Artropoda yang diperoleh pada pertanaman bawang daun dan wortel
tergolong dalam dua klas, yaitu klas Arachnida dan klas Hexapoda. Dari klas
Arachnida ditemukan pada ordo Araneae, Acarina dan Pseudoscorpiones,
sedangkan dari klas Hexapoda ditemukan pada ordo Collembola (3 famili),
Coleoptera (5 famili), Dermaptera (1 famili), Diptera (12 famili), Hemiptera (4
famili), Hymenoptera (12 famili), Lepidoptera (2 famili), Orthoptera (1 famili),
dan Thysanoptera (1 famili) ( Tabel 2). Serangga yang banyak ditemukan pada
pertanaman bawang daun dan wortel adalah Liriomyza spp. (Diptera:
Agromyzidae) dan Collembola. Selain itu semut (Hymenoptera: Formicidae) juga
memiliki kelimpahan yang cukup tinggi.

7
Tabel 2 Keanekaragaman artropoda pada pertanaman bawang daun dan wortel
No
1
2
3
4

Ordo
Araneae
Acarina
Pseudoscorpiones
Collembola

5

Coleoptera

6
7

Dermaptera
Diptera

8

Hemiptera

9

Hymenoptera

10

Lepidoptera

11

Orthoptera
Thysanoptera

12

Total individu artropoda

Famili

Entomobryidae
Isotomidae
Sminthuridae
Carabidae
Crysomelidae
Coccinellidae
Scarabaeidae
Staphylinidae
Forficulidae
Agromyzidae
Culicidae
Muscidae
Phoridae
Psillidae
Psychodidae
Sarcophagidae
Scatopsidae
Syrphidae
Tabanidae
Tachinidae
Tipulidae
Aphididae
Ciccadellidae
Miridae
Pentatomidae
Braconidae
Diapriidae
Elasmidae
Eucoilidae
Eulophidae
Evaniidae
Formicidae
Ichneumonidae
Mymaridae
Scelionidae
Trichogrammatidae
Vespidae
Amatidae
Noctuidae
Gryllotalpidae
Thripidae

Jumlah individu
225
224
1
36 749
1 112
3 236
52
117
37
304
732
676
46 974
50
62
238
14
4 104
10
2
12
7
87
357
1 184
1 104
29
63
425
921
3
78
627
1
8 351
137
2
980
3 286
26
2
115
28
4 966
117 710

8
Tinggi rendahnya jumlah individu artropoda erat hubungannya dengan
ketersediaan sumber makanan yang ada. Ketidakstabilan jumlah individu
artropoda pada penelitian ini disebabkan oleh banyak faktor yang menghambat
terjadinya pertumbuhan dan perkembangan tanaman atau jumlah individu
artropoda. Fluktuasi dan perubahan kerapatan populasi artropoda yang terjadi
dalam suatu ekosistem disebabkan oleh empat faktor yaitu peningkatan karena
kelahiran (natalitas), peningkatan karena masuknya beberapa individu sejenis dari
populasi lain (migrasi), penurunan karena kematian (mortalitas), penurunan
karena keluarnya beberapa individu dari populasi ke populasi lain (emigrasi)
(Tarumingkeng 1992).
Tersedianya makanan dengan kualitas yang cocok dan kuantitas yang
cukup akan menaikkan populasi dengan cepat. Sebaliknya bila keadaan makanan
kurang maka akan menurunkan populasi. Pertumbuhan tanaman dalam penelitian
ini dipengaruhi oleh budidaya bawang daun dan wortel yang berbeda, kondisi
cuaca yang tidak menentu dan persaingan ketersediaan makanan (Riyanto 1995).
Kelimpahan artropoda terjadi pada awal musim tanam saat 2 hinnga 4 mst
(Gambar 3A). Kelimpahan individu artropoda banyak ditemukan pada plot
pertanaman bawang daun monokultur (P1). Berdasarkan data perhitungan maka
diperoleh jumlah individu dan indeks keanekaragaman Shanon-Wienner (H’) pada
masing-masing perlakuan (Tabel 3). Keanekaragaman jenis artropoda yang ada
dapat digunakan untuk menandai jumlah spesies pada suatu daerah tertentu,
dimana hubungannya dinyatakan secara numerik sebagai indeks keanekaragaman
(Michael 1994). Nilai H’ digunakan untuk mengetahui derajat keanekaragaman
suatu organisme dalam suatu ekosistem.
Indeks keanekaragaman Shanon-Wienner (H’) pada setiap plot perlakuan
memiliki hasil yang tidak berbeda nyata. Keanekaragaman artropoda terus
meningkat ketika tanaman berumur 5 mst hingga panen (Gambar 3B). Sebaliknya,
kelimpahan jumlah individu artropoda semakin rendah. Nilai H’ pada penelitian
ini berkisar antara 1.178 hingga 2.051 (Gambar 3B), maka dapat dikatakan indeks
keanekaragaman tersebut sedang. Indeks kenaekaragaman dapat dikatakan rendah
jika nilai H’