Hubungan Dukungan Spiritualitas Suami dengan Penurunan Kecemasan pada Ibu Persalinan Normal Kala I

(1)

NORMAL KALA I

SKRIPSI

Oleh

FADHILAH N. GULTOM 101101075

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

Nama Mahasiswa : Fadhilah N. Gultom

NIM : 101101075

Jurusan : Ilmu Keperawatan (S1) Tahun Akademik : 2014

Abstrak

Dukungan spiritualitas suami merupakan suatu cara yang dilakukan oleh suami dengan memberikan perhatian, rasa aman, kasih sayang melalui emosi, perilaku dan sikap tertentu sebagai sumber kekuatan untuk isteri agar membuat hidup lebih berarti dengan memperhatikan beberapa aspek yang berhubungan dengan diri sendiri, Tuhan, sesama dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan hubungan antara dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I yang dinilai berdasarkan tiga kategori penilaian yaitu respon fisiologis, kognitif serta perilaku dan emosi di klinik bersalin Sumiariani Medan Johor. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif dengan jumlah sampel 20 responden. Analisa data menggunakan uji Fisher Exact Test. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I dengan nilai p value (nilai significansi adalah 0,002). Dapat disimpulkan bahwa dukungan spiritualitas suami yang baik dapat menurunkan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I namun bukan termasuk faktor utama dalam penurunan kecemasan ibu bersalin. Disarankan kepada pihak klinik untuk mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terhambatnya pengaruh dukungan spiritualitas yang diberikan oleh suami terhadap penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I.


(4)

iii Student Number : 101101075

Program : Bachelor of Nursing

Year : 2014

Abstract

Husband spirituality support is a way done by husband by giving attention, feeling safe, affection through emotion, behavior and particular attitude as a source of power for wife to make life more meaningful by giving attention to some aspects related to herself, God, other people and environment. This research aims to identify relationship between husband spirituality support and the declined of anxiety to mother with normal delivery phase I which are classified into three categories namely physiology responses, cognitive also behavior emotion in maternity clinic Sumiariani Medan Johor. This research was carried out with descriptive correlative that involved 20 respondents as the sample. Fisher Exact Test was employed to analyze the data. The result of the research showed that there is a relationship between husband spirituality support and the declined of anxiety to mother with a normal delivery phase I with p value (significant value is 0,002). It can be concluded that husband’s good spirituality support can decline the anxiety to mother with a normal delivery phase I but it is not the main factor. It is suggested to the clinic party to be able to identify factors that can affect and become obstacle to the influence of husband spirituality support and the declined of anxiety to mother with normal delivery phase I.


(5)

Rasulullah Muhammad SAW. Karena berkat rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi syarat kelulusan sarjana keperawatan dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.dengan judul “Hubungan Dukungan Spiritualitas Suami dengan Penurunan Kecemasan pada Ibu Persalinan Normal Kala I”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak dengan memberikan butir-butir pemikiran yang sangat berharga bagi penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit S.Kep, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan dosen Penguji I yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Nunung Febriany Sitepu,.S.Kep, Ns, MNS selaku dosen pembimbing skripsi dan validasi instrumen penelitian yang telah meluangkan waktu untuk


(6)

v 6. Ibu Nur Asiah, S.Kep., Ns, M.Biomed selaku Penguji II yang telah

memberikan kritikan dan masukan yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Mula Tarigan S.Kp, M.Kes., selaku dosen pembimbing akademik yang ikut memberikan arahan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen validasi instrumen penelitian.

9. Seluruh Dosen Pengajar S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik penulis selama proses perkuliahan dan juga kepada seluruh staff pengajar beserta staff administrasi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

10. Kepala Klinik Bersalin Sumiariani yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melaksanakan pengumpulan data untuk penelitian serta kepala klinik Tuti selaku tempat uji Reliable.

11. Teristimewa penulis ucapkan terimakasih, yang sebesar-besarnya kepada ayahanda tercinta Rony Gultom S.pd, ibunda Rubinah serta adik dan sepupu yang menjadi tempat untuk berbagi keluh kesah, yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil dan segala yang terbaik untuk peneliti. 12. Teman-teman senasib seperjuangan stambuk 2010 Reguler A Fakultas


(7)

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini, oleh sebab itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan ilmu dan praktik keperawatan. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan kasih dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis.

Medan, Juli 2014


(8)

vii

LEMBARAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

PRAKATA ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR SKEMA ... x

BAB 1 Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 Tinjauan Pustaka ... 4

2.1 Spiritualitas ... 4

2.1.1 Pengertian Spiritualitas ... 4

2.1.2 Fungsi Spiritualitas ... 5

2.1.3 Karakteristik Spiritualitas. ... 6

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Spiritualitas ... 8

2.1.5 Kebutuhan Spiritual ... 10

2. 2 Kecemasan ... 12

2.2.1 Pengertian Kecemasan ... 12

2.2.2 Faktor-faktor Timbulnya Kecemasan ... 13

2.2.3 Jenis-jenis Kecemasan ... 14

2.3 Persalinan ... 19

2.3.1 Pengertian Persalinan ... 19

2.3.2 Jenis-jenis Persalinan ... 19

2.3.3 Tahapan Persalinan ... 21

BAB 3 Kerangka Konseptual ... 23

3.1 Kerangka konseptual ... 23

3.2 Definisi operasional ... 24

3.3 Hipotesis ... 25

BAB 4 Metodologi Penelitian ... 26

4.1 Desain penelitian ... 26

4.2 Lokasi dan waktu penelitian ... 26

4.3 Populasi dan sampel penelitian ... 26


(9)

4.5 Instrumen penelitian ... 29

4.6 Uji validitas dan reliabilitas ... 30

4.6.1 Uji validitas ... 30

4.6.2 Uji reliabilitas ... 31

4.7 Pengumpulan data ... 32

4.8 Analisa data ... . 33

Bab 5 Hasil dan Pembahasan ... 35

5.1 Hasil Penelitian ... 35

5.1.1 Data Demografi Responden ... 35

5.1.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Spiritualitas Suami ... 37

5.1.3 Distribusi Frekuensi Kecemasan ... 37

5.1.4 Hubungan Dukungan Spiritualitas Suami dengan Penurunan Kecemasan pada Ibu Persalinan Normal Kala I ... 38

5.2 Pembahasan ... 39

5.2.1 Hubungan Dukungan Spiritualitas Suami dengan Penurunan Kecemasan pada Ibu Persalinan Normal Kala I ... 39

Bab 6 Kesimpulan dan Saran ... 44

6.1 Kesimpulan ... 44

6.2 Saran ... 44

Daftar Pustaka ... 46 Lampiran

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Sidang Skripsi

Lampiran 2 Lembar Pernyataan Persetujuan Responden Lampiran 3 Kuesioner Dukungan Spiritualitas

Lampiran 4 Lembar Observasi Kecemasan Lampiran 5 Dana Penelitian

Lampiran 6 Riwayat Hidup Lampiran 7 Jadwal Tentatif


(10)

ix Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik

Responden di Klinik Bersalin Sumiariani ... 36 Tabel 5.1.7 Distribusi Frekuensi Dukungan Spiritualitas Suami ... 37 Tabel 5.1.2.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkatan kecemasan ... 37 Tabel 5.1.2.4 Hasil Analisa Hubungan Dukungan Spiritualitas Suami

dengan Penurunan Kecemasan pada Persalinan Normal


(11)

dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan


(12)

ii Nama Mahasiswa : Fadhilah N. Gultom

NIM : 101101075

Jurusan : Ilmu Keperawatan (S1) Tahun Akademik : 2014

Abstrak

Dukungan spiritualitas suami merupakan suatu cara yang dilakukan oleh suami dengan memberikan perhatian, rasa aman, kasih sayang melalui emosi, perilaku dan sikap tertentu sebagai sumber kekuatan untuk isteri agar membuat hidup lebih berarti dengan memperhatikan beberapa aspek yang berhubungan dengan diri sendiri, Tuhan, sesama dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan hubungan antara dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I yang dinilai berdasarkan tiga kategori penilaian yaitu respon fisiologis, kognitif serta perilaku dan emosi di klinik bersalin Sumiariani Medan Johor. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif dengan jumlah sampel 20 responden. Analisa data menggunakan uji Fisher Exact Test. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I dengan nilai p value (nilai significansi adalah 0,002). Dapat disimpulkan bahwa dukungan spiritualitas suami yang baik dapat menurunkan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I namun bukan termasuk faktor utama dalam penurunan kecemasan ibu bersalin. Disarankan kepada pihak klinik untuk mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terhambatnya pengaruh dukungan spiritualitas yang diberikan oleh suami terhadap penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I.


(13)

Student Number : 101101075

Program : Bachelor of Nursing

Year : 2014

Abstract

Husband spirituality support is a way done by husband by giving attention, feeling safe, affection through emotion, behavior and particular attitude as a source of power for wife to make life more meaningful by giving attention to some aspects related to herself, God, other people and environment. This research aims to identify relationship between husband spirituality support and the declined of anxiety to mother with normal delivery phase I which are classified into three categories namely physiology responses, cognitive also behavior emotion in maternity clinic Sumiariani Medan Johor. This research was carried out with descriptive correlative that involved 20 respondents as the sample. Fisher Exact Test was employed to analyze the data. The result of the research showed that there is a relationship between husband spirituality support and the declined of anxiety to mother with a normal delivery phase I with p value (significant value is 0,002). It can be concluded that husband’s good spirituality support can decline the anxiety to mother with a normal delivery phase I but it is not the main factor. It is suggested to the clinic party to be able to identify factors that can affect and become obstacle to the influence of husband spirituality support and the declined of anxiety to mother with normal delivery phase I.


(14)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan merupakan suatu hal yang alamiah dan normal. Normalnya, dalam proses persalinan tidak diperlukan intervensi, kecuali pada kondisi-kondisi tertentu. Pada ibu yang akan menghadapi persalinan pada umumnya mengalami kecemasan (Indrayani, 2013). Kecemasan tersebut dapat muncul karena masa panjang saat menanti kelahiran dan bayangan tentang hal-hal yang menakutkan saat proses persalinan. Adapun beberapa hal lain yang membuat para ibu cemas menjelang persalinan pertamanya, yaitu cemas akan bayi lahir prematur, cemas terhadap perkembangan janin dalam rahim, cemas akan kematian bayinya, cemas akan kelahiran bayinya cacat (Keswamas, 2008), cemas akan proses persalinan (Harianto, 2003), cemas akan kemungkinan komplikasi saat persalinan dan cemas akan nyeri saat persalinan (Wita, 2008). Situasi ini menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya fisik tetapi juga psikologis (Sulistyorini, 2007).

Untuk mengatasi masalah psikologis tersebut diperlukan berbagai dukungan terutama oleh suami sebagai seseorang yang menjadi pendamping ibu saat persalinan. Ketersediaan dukungan seperti dukungan sosial diperlukan untuk membantu terciptanya kesejahteraan psikososial ibu serta membantu menurunkan kecemasan yang dialami oleh ibu selama persalinan (Susanti, 2008).


(15)

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Prosiding Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah, (2013) menyebutkan dari 23 orang ibu primigravida yang didampingi oleh suami selama persalinan kala I, sebagian besar tidak mengalami kecemasan (65,2%), sedangkan yang mengalami kecemasan sebanyak (34,8%), sedangkan dari 23 orang ibu primigravida yang tidak didampingi oleh suami selama kala I persalinan sebagian besar mengalami kecemasan (78,3%) dan ibu yang tidak mengalami kecemasan (21,7%).

Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa suami sebagai orang yang paling sering mendampingi ibu saat bersalin, memiliki pengaruh yang cukup dominan terhadap keberhasilan persalinan yang aman, mengurangi komplikasi pada bayi yang akan dilahirkan, serta akan memudahkan persalinan (Indrayani, 2011).

Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana keterkaitan karakteristik demografi suami dengan pemberian dukungan spiritualitas suami pada ibu persalinan normal kala I?

2. Bagaimana hubungan dukungan spiritualitas yang diberikan oleh suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I?


(16)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan dukungan spiritualitas yang diberikan suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi karakteristik demografi suami 2. Untuk mengidentifikasi gambaran spiritualitas suami 3. Untuk mengidentifikasi gambaran kecemasan ibu

4. Untuk menganalisa hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I

1. 4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Praktek Keperawatan

Menjadi bahan masukan bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang terkait dengan spiritualitas klien terutama pada ibu persalinan.

1.4.2. Institusi Pendidikan

Dapat memberikan referensi bagi dosen maupun mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan terkait dengan persalinan.

1.4.3. Penelitian

Dapat memberikan bahan rujukan dan pengembangan untuk penelitian selanjutnya.


(17)

2.1 Spiritualitas

2.1.1 Pengertian Spiritualitas

Spiritualitas mencakup seluruh aspek pribadi manusia dan merupakan sarana menjalani hidup. Istilah “Spiritualitas” diturunkan dari kata latin “spiritus”, yang berarti nafas. Istilah ini juga berkaitan erat dengan kata Yunani, “pneuma”, atau nafas, yang mengacu pada nafas hidup atau jiwa. Spiritualitas merupakan hakikat dari siapa dan bagaimana manusia hidup di dunia dan seperti nafas, spiritualitas amat penting bagi keberadaan manusia (Dossey, 2000).

Sementara itu Stoll (1989 dalam Kozier 1995) menyatakan bahwa spiritualitas merupakan suatu konsep dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Dimensi vertikal merupakan hubungan individu dengan Tuhan Yang Maha Esa yang menuntun kehidupan seseorang sedangkan dimensi horizontal merupakan hubungan seseorang dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

Spiritualitas juga dapat diartikan sebagai kepercayaan akan adanya kekuatan nonfisik yang lebih besar dari kekuatan diri sendiri dan merupakan suatu kesadaran yang menghubungkan individu langsung kepada Tuhan atau apapun yang disebut sebagai sumber keberadaan individu (Montahar, 2010).


(18)

Selain itu, spiritualitas dapat diartikan sebagai salah satu kebutuhan bawaan manusia untuk berhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri manusia. Istilah “sesuatu yang lebih besar dari manusia” adalah sesuatu yang berada diluar diri manusia dan menguasai perasaan akan diri orang tersebut. Jadi, dukungan spiritualitas merupakan sesuatu yang diberikan oleh orang lain berupa dorongan semangat, keyakinan, harapan yang dapat dijadikan sebagai sumber kekuatan untuk membuat hidup seseorang lebih berarti. Seperti yang diungkapkan oleh Pulchaski (2004), bahwa spiritualitas merupakan sumber koping bagi individu karena dengan spiritualitas individu memiliki keyakinan dan harapan terhadap kesembuhan penyakitnya, mampu menerima kondisinya, sumber kekuatan dan dapat membuat hidup individu menjadi lebih berarti (Montahar, 2010).

2.1.2 Fungsi Spiritualitas

Spiritualitas mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan hidup pada individu. Spiritualitas berperan sebagai sumber dukungan dan kekuatan bagi individu. Pada saat stress, individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya. Dukungan ini sangat diperlukan untuk menerima keadaan sakit yang dialaminya, khususnya jika penyakit tersebut memerlukan proses penyembuhan yang lama dan hasilnya belum pasti. Melaksanakan ibadah, berdoa, membaca kitab suci dan praktek keagamaan lainnya sering membantu memenuhi kebutuhan spiritualitas dan merupakan sesuatu perlindungan bagi individu (Taylor, 1997).


(19)

Menurut Benson, efek spiritualitas terhadap kesehatan sekitar 70-90 persen dari keseluruhan dari efek pengobatan. Hal ini menunjukkan bahwa pasien yang berdasarkan perkiraan medis memiliki harapan sembuh 30 persen atau bahkan 10 persen ternyata bisa sembuh total. Dalam hal ini bahwa spiritualitas berperan penting dalam penyembuhan (Young, 2007).

2.1.3 Karakteristik Spiritualitas

Menurut Dyson (1997 dalam Young 2007) ada beberapa faktor yang berhubungan dengan spiritualitas diantaranya :

1. Diri sendiri

Jiwa seseorang dan daya jiwa merupakan hal yang fundamental dalam eksplorasi atau penyelidikan spiritualitas. Untuk itu seseorang harus memiliki pengetahuan mengenai siapa dirinya dan apa yang dapat dilakukannya. Selain itu, harus memiliki sikap untuk dapat percaya pada diri sendiri, percaya kepada kehidupan/masa depan, ketenangan pikiran, harmoni/keselarasan dengan diri sendiri.

2. Sesama

Hubungan seseorang dengan sesama sama pentingnya dengan diri sendiri. Kebutuhan untuk menjadi anggota masyarakat dan saling keterhubungan telah lama diakui sebagai bagian pokok pengalaman manusiawi. Untuk itu membangun hubungan yang harmonis/suportif seseorang harus mampu berbagi waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal balik. Dan mampu mengasuh anak, orangtua, anggota keluarga yang sakit serta memiliki keyakinan akan kehidupan


(20)

dan kematian dengan mengunjungi tetangga ataupun saudara yang sakit atau melayat.

3. Tuhan

Pemahaman tentang Tuhan dan hubungan manusia dengan Tuhan secara tradisional dipahami dalam kerangka hidup keagamaan. Akan tetapi, dewasa ini telah dikembangkan secara lebih luas dan tidak terbatas. Tuhan dipahami sebagai daya yang menyatukan, prinsip hidup atau hakikat hidup. Kodrat Tuhan mungkin mengambil berbagai macam bentuk dan mempunyai makna yang berbeda bagi satu orang dengan orang lain. Adapun cara yang dapat dilakukan seseorang untuk hubungannya dengan Tuhan seperti sembahyang/berdoa/meditasi, memiliki perlengkapan keagaman untuk dapat dipakai dalam menjalankan kegiatan keagamaannya dan bersatu dengan alam.

4. Lingkungan/alam

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada disekitar seseorang. Young (2007) menjelaskan bahwa proses penuaan adalah suatu langkah yang penting dalam perjalanan spiritual dan pertumbuhan spiritual seseorang. Orang-orang yang memiliki spiritualitas berjuang mentransendensikan beberapa perubahan dan berusaha mencapai pemahaman yang lebih tinggi tentang hidup mereka dan maknanya. Agar hubungan dengan lingkungan/alam dapat harmoni maka seseorang harus mampu mengetahui dan peka tentang tanaman, pohon, margasatwa dan iklim. Juga mampu berkomunikasi dengan alam dan mengabdi pada alam.


(21)

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

Menurut Taylor (1997 dalam Potter & Perry 2005), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang yaitu :

1. Perkembangan

Semakin bertambah usia, individu akan memeriksa dan membenarkan keyakinan spiritualitasnya.

2. Budaya

Setiap budaya memiliki bentuk pemenuhan spiritualitas yang berbeda-beda. Budaya dan spiritualitas menjadi dasar seseorang dalam melakukan sesuatu dan menjalani cobaan atau masalah dalam hidup dengan seimbang.

3. Keluarga

Keluarga sangat berperan dalam perkembangan spiritualitas individu. Hidayat (2006) menjelaskan bahwa keluarga merupakan tempat pertama kali individu memperoleh pengalaman dan pandangan hidup. Dari keluarga, individu belajar tentang Tuhan, kehidupan dan diri sendiri. Keluarga memilki peran yang penting dalam memenuhi kebutuhan spiritualitas karena keluarga memiliki ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dala kehidupan sehari-hari dengan individu. Dalam proses persalinan keluarga khususnya suami memiliki peran besar untuk membantu lancarnya persalinan. Berbagai dukungan yang dapat diberikan suami berupa memberi perhatian penuh, mendampingi, memberi rasa aman dan menunjukkan kasih sayangnya.

Karena hal itu dapat membuat isteri lebih percaya diri. Lebih dari itu, perhatian suami akan membuat isteri merasa damai. Isteri akan merasakan


(22)

keteduhan karena ia mencintai orang yang tepat, orang yang mencintainya dengan sepenuh hati. Kehadiran suami dalam proses persalinan sangat membantu isteri. Kelembutan dan dukungan dari suami yang tulus, dapat menghindari isteri dari kemungkinan mengalami distosia fungsional. Dengan adanya kehadiran suami ini akan memperkecil kemungkinan terjadinya persalinan yang terhenti karena isteri kehabisan tenaga (Fauzil, 2008).

4. Agama

Agama sangat mempengaruhi spiritualitas individu. Agama merupakan suatu sistem keyakinan dan ibadah yang dipraktikkan individu dalam pemenuhan kebutuhan spiritualitasnya. Agama merupakan cara dalam pemeliharaan hidup terhadap segala aspek kehidupan. Agama berperan sebagai sumber kekuatan dan kesejahteraan pada individu.

5. Pengalaman Hidup

Pengalaman hidup baik positif maupun negatif mempengaruhi spiritualitas seseorang. Pengalaman hidup mempengaruhi seseorang dalam mengartikan secara spiritual terhadap kejadian yang dialaminya. Pengalaman hidup yang menyenangkan dapat menyebabkan seseorang bersyukur atau tidak bersyukur. Sebagian besar individu bersyukur terhadap pengalaman hidup yang menyenangkan.

6. Krisis dan Perubahan

Krisis dan perubahan dapat menguatkan spiritualitas pada seseorang. Krisis sering dialami seseorang ketika menghadapi penyakit, penderitaan, proses penuaan, kehilangan dan kematian. Perubahan dalam kehidupan dan krisis yang


(23)

dialami seseorang merupakan pengalaman spiritualitas yang bersifat fisikal dan emosional.

2.1.5 Kebutuhan Spiritual

Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan (Kozier, 2004). Adapun 10 butir dari kebutuhan dasar spiritual manusia (Clinebal dalam Hawari, 2002), yaitu :

1. Kebutuhan akan kepercayaan dasar (basic trust)

Kebutuhan ini secara terus menerus diulang guna membangkitkan kesadaran bahwa hidup ini adalah ibadah.

2. Kebutuhan akan makna dan tujuan hidup

Kebutuhan akan untuk menemukan makna hidup dalam membangun hubungan yang selaras dengan Tuhannya (vertical) dan sesama manusia

(horizontal) serta alam sekitarnya.

3. Kebutuhan akan komitmen peribadatan dan hubungannya dengan keseharian Pengalaman agama integrative antara ritual peribadatan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

4. Kebutuhan akan pengisian keimanan

Hal ini dilakukan secara teratur dengan mengadakan hubungan dengan Tuhan yang tujuannya agar keimanan seseorang tidak melemah.


(24)

5. Kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa

Rasa bersalah dan berdosa ini merupakan beban mental bagi seseorang dan tidak baik bagi kesehatan jiwa seseorang. Kebutuhan ini mencakup dua hal yaitu pertama secara vertikal adalah kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan berdosa kepada Tuhan. Kedua secara horizontal yaitu bebas dari rasa bersalah kepada orang lain.

6. Kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri

Setiap orang ingin dihargai, diterima dan diakui oleh lingkungannya. 7. Kebutuhan akan rasa aman, terjamin dan keselamatan terhadap harapan masa

depan

Bagi orang beriman hidup ini ada dua tahap yaitu jangka pendek (hidup di dunia) dan jangka panjang (hidup di akhirat). Hidup di dunia sifatnya sementara yang merupakan persiapan bagi kehidupan yang kekal di akhirat nanti.

8. Kebutuhan akan dicapainya derajat dan martabat yang semakin tinggi sebagai pribadi yang utuh

Apabila seseorang ingin derajatnya lebih tinggi dihadapan Tuhan maka dia senantiasa menjaga dan meningkatkan keimananya.

9. Kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan alam dan sesama manusia Manusia hidup saling bergantung satu sama lain. Oleh karena itu, hubungan dengan orang disekitarnya senantiasa dijaga. Manusia juga tidak dapat dipisahkan dari lingkungan alamnya sebagai tempat hidupnya. Oleh karena itu, manusia mempunyai kewajiban untuk menjaga dan melestarikan alam ini.


(25)

10. Kehidupan akan kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan nilai religius Komunitas keagamaan diperlukan oleh seseorang denga sering berkumpul dengan orang yang beriman.

2.2 Kecemasan

2.2.1 Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Wiramiharjo, 2005). Kecemasan yang terjadi pada individu dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan merupakan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup. Kecemasan terjadi sebagai akibat dari ancaman terhadap harga diri yang mendasar bagi keberadaan individu. Kecemasan dikomunikasikan secara interpersonal dan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, menghasilkan peringatan yang berharga dan penting untuk memelihara keseimbangan diri dan melindungi diri (Purba, 2012).

Menurut (Kaplan, Sadock dan Grebb 1972 dalam Fauziah, 2007) bahwa kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup.

Lubis (2009) menjelaskan bahwa kecemasan adalah tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal. Individu mengalami kecemasan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang.


(26)

2.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Kecemasan

Menurut (Stuart dan Sundeen 1998 dalam Purba 2012) penyebab kecemasan dapat dibagi menjadi:

1. Teori Psikoanalitik

Menurut Freud adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian Id dan Super ego-Id yang mewakili dorongan insting dan impuls primitive seseorang sedangkan super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikembangkan oleh norma-norma budaya seseorang.

2. Teori Interpersonal

Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan berhubungan dengan trauma masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya.

3. Teori Perilaku

Kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan . 4. Teori Biologi

Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini mungkin mengatur kecemasan.

5. Kajian Keluarga

Menunjukkan bahwa kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga.


(27)

2.2.3 Jenis-Jenis Kecemasan

Berdasarkan tingkatannya (Stuart, 2006), menggolongkan kecemasan sebagai berikut:

1. Kecemasan Ringan

Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Pada tingkatan ini lahan terdorong untuk belajar dan akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

A. Respon Fisiologis meliputi : Sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung , muka berkerut dan bergetar. B. Respon Kognitif meliputi : Lapang persepsi meluas, mampu

menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah dan menyelesaikan masalah secara efektif.

C. Respon Perilaku dan Emosi meliputi : Tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan dan suara kadang-kadang meninggi.

2. Kecemasan Sedang

Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Kecemasan ini mempersempit lapang persepsi individu. Dengan demikian, individu mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.


(28)

A. Respon Fisiologis meliputi: Sering nafas pendek, nadi ekstra systole, tekanan darah naik, mulut kering, anorexia, diare/konstipasi dan gelisah.

B. Respon Kognitif meliputi: Lapang persepsi menyempit, rangsang luar tidak diterima dan berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya. C. Respon Prilaku dan Emosi meliputi: Gerakan tersentak-sentak

(meremas tangan), bicara banyak dan lebih cepat dan perasaan tidak nyaman.

3. Kecemasan Berat

Sangat mengurangi lahan persepsi individu. Individu cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada area lain.

A. Respon Fisiologis meliputi: Sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala dan penglihatan kabur.

B. Respon Kognitif meliputi: Lapang persepsi sangat menyempit dan tidak mampu menyelesaikan masalah.

C. Respon Prilaku dan Emosi meliputi: Perasaan ancaman meningkat, verbalisasi cepat dan blocking.

4. Tingkat Panik

Tingkat ini persepsi terganggu. Individu sangat kacau, hilang kontrol, tidak dapat berfikir secara sistematik dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah diberi pengarahan.


(29)

A. Respon Fisiologis meliputi: Nafas pendek, rasa tercekik dan berdebar, saki dada, pucat serta hipotensi.

B. Respon Kognitif meliputi: Lapang persepsi menyempit dan tidak dapat berpikir lagi

C. Respon Prilaku dan Emosi meliputi : Agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan, berteriak-teriak, blocking serta persepsi kacau

Adapun beberapa pembagian kecemasan lain yaitu :

1. Berdasarkan sumber timbulnya, Freud (1993) membedakan kecemasan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Kecemasan Neurotik (Neurotic Anxiety)

Kecemasan yang berhubungan erat dengan mekanisme pembelaan diri dan juga disebabkan oleh perasaan bersalah atau berdosa, konflik-konflik emosional yang serius, frustasi serta ketegangan-ketegangan batin.

b. Kecemasan Moral (Ansiety of moral conscience/super ego)

Rasa takut akan suara hati, dimasa lampau pribadi pernah melanggar norma moral dan bisa dihukum lagi, misalnya takut untuk melakukan perbuatan yang melanggar ajaran agama.

c. Kecemasan Realistik (Realistic anxiety)

Rasa takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia luar, misalnya takut pada ular berbisa.


(30)

2. Berdasarkan penyebabnya, Pedak (2009) membagi kecemasan menjadi tiga jenis yaitu :

a. Kecemasan Rasional

Merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian. Ketakutan ini dianggap sebagai suatu unsur pokok normal dari mekanisme pertahanan dasariah kita. b. Kecemasan Irrasional

Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini dibawah keadaan-keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam.

c. Kecemasan Fundamental

Merupakan suatu pertanyaan tentang siapa dirinya, untuk apa hidupnya dan akan kemanakah kelak hidupnya berlanjut. Kecemasan ini disebut sebagai kecemasan eksistensial yang mempunyai peran fundamental bagi kehidupan manusia.

Adapun beberapa respon yang dapat timbul terhadap kecemasan menurut Stuart (2006) yaitu :

1. Respon fisiologis

a. Sistem kardiovaskuler : Palpitasi, menigkatnya tekanan darah, rasa mau

pingsan, nadi menurun.

b. Sistem pernafasan : Nafas cepat dan pendek, rasa tertekan pada dada, nafas dangkal, perasaan tercekik, terengah-engah.


(31)

c. Sistem neuromuscular : Refleks meningkat, reaksi terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, gelisah, wajah tegang dan kelemahan secara umum.

d. Sistem gastrointestinal : Kehilangan nafsu makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual, diare, menolak makan. e. Sistem Urinari : Tidak dapat menahan kencing, sering kencing. f. Sistem Integumen : Wajah kemerahan, rasa dingin pada kulit, wajah

pucat,berkeringat seluruh tubuh. 2. Respon perilaku

Kelelahan, ketegangan fisik, tremor, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cedera, melarikan diri dari masalah, gelisah, reaksi terkejut, menarik diri dari hubungan interpersonal, menghindar, hiperventilasi dan sangat waspada.

3. Respon kognitif

Gangguan perhatian, konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, penurunan lapang persepsi, penurunan kreativitas, kebingungan, takut cedera atau kematian, bingung, kesadaran diri, takut kehilangan kendali, kehilangan objektivitas, preokupasi, mimpi buruk dan takut cidera atau kematian. 4. Respon afektif

Gelisah, tidak sabar, tegang, waspada, mudah terganggu, katakutan, mudah tersinggung, gugup, malu, rasa bersalah, kengerian, kekhawatiran, kecemasan dan mati rasa.


(32)

2.3 Persalinan

2.3.1 Pengertian Persalinan

Persalinan merupakan suatu proses yang di mulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan di akhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2010).

Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan yaitu janin yang viable (lahir), plasenta dan ketuban dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar (Farerr, 2001).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang mampu hidup dari dalam uterus melalaui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2008).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin, plasenta dan cairan ketuban) dari uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan ibu sendiri (Emma, 2013).

2.3.2 Jenis-Jenis Persalinan

Berdasarkan cara persalinan, Mochtar (1998) membedakan persalinan menjadi :

1. Persalinan normal (spontan)

Adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala (LBK) dengan tenaga ibu sendiri, lahir spontan/tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam dengan usia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin.

2. Persalinan buatan


(33)

3. Persalinan anjuran

Adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.

Berdasarkan usia kehamilan, Purnawingsih (2010) membagi persalinan menjadi :

1. Abortus

Menurut Rustam, 1998 (tidak mampu hidup diluar, <28 minggu, berat badan <1000 gram), menurut Sarwono, 1994 (pengeluaran dengan berat badan <500 gram atau umur kehamilan <20 minggu.

2. Persalinan Prematuritas

Yaitu pengeluaran konsepsi dengan umur kehamilan 28-36 minggu dan berat badan <2499 gram.

3. Persalinan aterm (cukup bulan)

Yaitu persalinan yang terjadi pada umur kehamilan 37-42 minggu dan berat badan <2500 gram.

4. Persalinan Serotinus atau postmatur

Yaitu persalinan yang terjadi pada umur kehamilan 42 minggu dan terdapat tanda posmaturitas.

5. Persalinan imatur

Yaitu pengeluaran konsepsi dengan berat 500-1000 gram pada umur kehamilan 20-28 minggu.


(34)

6. Persalinan persipitus

Yaitu partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, di atas becak dan sebagainya yang biasanya cepat <3 jam.

Berdasarkan riwayat kehamilan dan persalinan (Purwaningsih, 2010) membedakan persalinan menjadi beberapa yaitu :

1. Gravida : sedang hamil; Primigravida : kehamilan yang pertama; multigravida : kehamilan yang kedua atau lebih

2. Inpartu : sedang dalam persalinan

3. Para : pernah melahirkan hidup (vable)

4. Nullipara : belum pernah, melahirkan yang pertama 5. Primipara, Multipara (2-5 kali), Grandemultipara (6 kali) 2.3.3 Tahapan Persalinan

Persalinan dapat dibagi menjadi beberapa tahapan (Sulistyawati, 2010) sebagai berikut:

1. Kala I (Pembukaan)

Dimulai dengan adanya pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.

Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap). Proses ini terbagi menjadi dua fase, yaitu fase laten (8 jam) dimana serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana serviks membuka dari 3-10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi selama fase aktif. Pada pemulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturient (ibu yang sedang bersalin) masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I


(35)

untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan pada multrigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm per jam dan pembukaan multigravida 2 cm per jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.

2. Kala II (Pengeluaran Bayi)

Dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosis persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.

3. Kala III (Pelepasan Plasenta)

Merupakan waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta. Setelah kala II yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit.

Dengan lahirnya bayi dan proses retraksi, maka plasenta lepas dari lapisan Nitabusch. Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara crede

pada fundus uterus. 4. Kala IV (Observasi)

Dimulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala IV dilakukan observasi terhadap perdarahan pascapersalinan, paling sering terjadi pada 2 jam pertama.


(36)

23 3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka penelitian ini menjelaskan tentang variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian, yaitu hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengidentifikasikan hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat digambarkan seperti skema berikut:

Skema 3. 1 Kerangka Konsep hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I.

Kecemasan Kriteria:

– Ringan – Sedang – Berat – Panik Dukungan


(37)

3.2 Defenisi Operasionl

Tabel 1. Defenisi Operasional Hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I

No. Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Dukungan Spiritualitas Suami Cara suami menenangkan isterinya dengan memberikan perhatian, rasa aman dan kasih sayang yang tulus dengan harapan

isterinya dapat melewati masa persalinan dengan lancar Terdiri atas kuesioner berjumlah 18 pernyataan tertutup yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif – Tidak Baik (18-45) – Baik (46-72) Ordinal 2. Kecemasan pada ibu persalinan normal kala I

Suatu kondisi dimana ibu mengalami ketidakstabilan emosi yang mengakibatkan terjadinya masalah psikologis pada persalinan kala I

Observasi Ringan (0-6) – Sedang (7-13) – Berat (14-20) – Panik (21-26) Ordinal


(38)

3.3 HIPOTESIS

Berdasarkan deskripsi teori diatas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: 1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada hubungan yang signifikan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I.


(39)

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif yang bertujuan untuk melihat hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I di Klinik Bersalin Sumiariani Medan.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Juni 2014. Sedangkan pengumpulan data dimulai pada bulan Mei sampai Juni tahun 2014 di Klinik Bersalin Sumiariani Medan.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Penentuan sumber data dalam suatu penelitian sangat penting dan menentukan keakuratan suatu penelitian (Saryono, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu dengan persalinan normal pada kala I di Klinik Bersalin Sumiariani Medan pada bulan Maret sampai Juni tahun 2014 sebanyak 76 orang.


(40)

4.3.2 Sampel

Adanya keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan sebab lain menyebabkan peneliti hanya menggunakan sebagian dari populasi sebagai sumber data. Sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi disebut sebagai sampel. Pengambilan sampel harus sedemikian rupa sehingga dapat mewakili populasi (Saryono, 2008). Adapun yang menjadi syarat sampel dalam penelitian ini yaitu ibu persalinan normal kala I pada fase aktif dan suami yang mendampingi ibu selama persalinan.

Menurut ketentuan dari penelitian Cohort yaitu jika besar populasi < 1000, maka sampel bisa diambil 20-30% (Setiadi, 2010). Untuk itu, sesuai pernyataan diatas jumlah sampel yang diambil adalah 20 orang. Adapun responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu persalinan yang ada pada bulan mei sampai bulan juni.

4.3.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel sangat penting, karena apabila salah dalam menggunakan teknik sampling maka hasilnya pun akan jauh dari kebenaran/ penyimpangan (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Non Random (Non Probability Sampling) yaitu pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tetapi semata-mata hanya berdasarkan kepada segi-segi kepraktisan belaka. Didalam teknik ini peneliti menggunakan metode Purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan peneliti.


(41)

Pertimbangan itu berupa responden yang ada di klinik pada bulan mei sampai juni dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah proposal penelitian disetujui dan setelah peneliti mendapat izin dari Fakultas Keperawatan dan tempat penelitian. Kemudian peneliti mulai melakukan survey awal yang diikuti dengan pengambilan data. Saat survey awal, peneliti hanya melihat data yang sesuai dengan penelitian. Dan sebelum pembagian kuesioner kepada responden, peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian. Setelah itu, peneliti meminta kesediaan responden untuk menandatangani informed consent.

Penelitian dimulai saat responden bersedia menandatangani informed consent yang telah disediakan, namun jika responden tidak bersedia maka peneliti tidak akan memaksa dan menghormati keputusannya. Untuk menjaga kerahasiaan maka nama responden tidak dicantumkan pada lembar kuesioner yang diisi oleh responden (Anonymity) dan hanya diberi kode tertentu (Nursalam, 2003).

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden (Confidentiality)

dijamin oleh peneliti dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Selain itu, untuk memastikan bahwa penelitian yang dilakukan sudah sesuai dengan etik maka diurus pula etical clearance pada bagian Komisi Etik Fakultas Keperawatan USU.


(42)

4.5 Instrumen Penelitian 4.5.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk lembar kuesioner yang berisi pernyataan tertutup yang harus diisi oleh responden. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang dibaca dan dijawab oleh responden penelitian (Rizema, 2012). Pada kuesioner dukungan spiritualitas suami setiap item pernyataan responden memilih jawaban yang disediakan terdiri dari empat jawaban dengan skala ordinal yaitu skala likert. Skala likert merupakan pernyataan perilaku dengan menggunakan respon sebagai penentuan nilai skalanya. Adapun jumlah alternatif respon yang digunakan dalam skala likert yaitu 4 jenis. Dengan menggunakan alternatif respon Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Dan pernyataan juga dibagi menjadi pernyataan yang favorable (positif) dan unfavorable (negatif), untuk jawaban yang sangat setuju pada item favorable diberi nilai 4, jawaban setuju diberi nilai 3, jawaban tidak setuju diberi nilai 2, jawaban sangat tidak setuju diberi nilai 1. Sedangkan jawaban yang sangat setuju pada item unfavorable diberi nilai 1, jawaban setuju diberi nilai 2, jawaban tidak setuju diberi nilai 3 dan jawaban sangat tidak setuju diberi nilai 4. Pada kuesioner dukungan spiritualitas suami terdapat 4 item penilaian yang meliputi hubungan dengan diri sendiri yaitu nomor 1-5, hubungan dengan Tuhan yaitu nomor 6-10, hubungan dengan sesama yaitu nomor 11-15 dan hubungan dengan lingkungan yaitu nomor 16-18 yang dibuat oleh peneliti melalui proses validitas konstruk dengan melibatkan ahli.


(43)

Hasil akhir pengukuran dukungan spiritualitas yaitu 18-45 kategori dukungan tidak baik dan 46-72 kategori dukungan baik.

Sedangkan alat ukur kecemasan yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan ibu saat persalinan, apakah ringan, sedang, berat, atau panik yaitu dengan lembar observasi yang dibuat oleh peneliti berdasarkan penjelasan pada tinjauan pustaka dan telah divalidasi oleh ahli. Adapun kriteria penilaiannya meliputi respon fisiologis, respon kognitif serta respon perilaku dan emosi yang mana dalam masing-masing respon untuk jawaban ya diberi skor 1 sedangkan jawaban tidak diberi skor 0. Hasil akhir pengukuran kecemasan yaitu 1-7 kategori cemas ringan, 8-14 kategori cemas sedang, 15-20 kategori cemas berat dan 21-26 kategori panic.

4.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 4.6.1 Uji Validitas

Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, peneliti sebelumnya telah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk mengetahui apakah kuesioner sudah valid. Pengujian kuesioner dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pernyataan yang diajukan dalam kuesioner dapat dimengerti dan dipahami oleh responden. Uji validitas merupakan suatu pengujian untuk mengukur ketepatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur, dimana suatu instrument dapat dikatakan valid bila r hasil>r tabel (Sugiyono, 2006). Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah validitas konstruk yang dilakukan dengan melibatkan seorang ahli dari departemen KMB yang fokus pada


(44)

spiritual dan seorang ahli dari departemen Jiwa. Dan validitas yang dilakukan hanya memeriksa konten tidak memberi skor.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data jika indeks reliabilitas internalnya sama dengan atau lebih besar 0.60 (Sarwono, 2006). Dalam penelitian ini, untuk pengujian reliabilitas digunakan sistem internal consistency yaitu melakukan uji coba instrumen satu kali saja, kemudian hasil yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Alpha Cronbach. Instrumen dapat dikatakan reliabel bila r Alpha > r tabel. Adapun uji reliabilitas yang dilakukan hanya pada variabel dukungan spiritualitas suami dengan hasil 0.824 atau >0.60 artinya instrumen penelitian reliable sedangkan untuk variabel kecemasan yang berbentuk observasi yang dibuat oleh peneliti melalui persetujuan dari ahli tidak akan dilakukan uji reliabelitas karena syarat uji reliabilitas yaitu memiliki prinsip stabilitas, ekuivalen dan homogenitas (Setiadi, 2010). Uji reliabilitas dilakukan di Rumah Bersalin Tuti dengan jumlah responden 10 orang. Untuk hasil reliabilitas pada pengumpulan data didapatkan hasil 0.817 artinya instrumen penelitian reliable.

memperhatikan kondisi ibu yaitu jika sudah memasuki masa aktif kontraksi maka peneliti dapat memulai mengobservasi ibu agar respon kecemasannya lebih terlihat.


(45)

4. 7 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dimulai dengan mengurus perizinan ke Fakultas Keperawatan USU untuk izin penelitian ke klinik. Setelah mendapat surat izin dan semua persyaratan penelitian terpenuhi, selanjutnya peneliti melakukan koordinasi dengan penanggung jawab klinik dan menentukan waktu yang dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian. Selanjutnya, peneliti melakukan penelitian dengan pengawasan dari pegawai klinik. Saat mendapatkan responden kemudian peneliti meminta persetujuan responden. Lalu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, apabila responden sudah mengerti maka selanjutnya peneliti meminta responden mengisi

inform concent atau lembar persetujuan. Setelah responden menandatangani lembar persetujuan menjadi responden, peneliti mulai menjelaskan cara pengisian kuesioner. Peneliti menemani responden saat pengisian kuesioner untuk memastikan bahwa responden dapat mengisi kuesioner dengan benar dan tepat.

Apabila responden sudah selesai menjawab semua pernyataan kuesioner, selanjutnya peneliti memeriksa kembali kelengkapan jawaban dari responden agar apabila ada jawaban yang kurang lengkap peneliti dapat meminta responden untuk melengkapi jawabannya. Setelah selesai pengambilan data, selanjutnya peneliti mengucapkan terimakasih kepada responden serta berjanji tetap menjaga kerahasiaan dan menggunakan data tersebut sebagaimana mestinya. Sedangkan untuk penilaian kecemasan, peneliti menggunakan lembar observasi, peneliti


(46)

4. 8 Analisa Data

Hastono (2001) mengemukakan bahwa langkah-langkah pengolahan data meliputi:

a. Editing

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner. Peneliti memeriksa jawaban responden pada kuesioner dan responden telah memberikan jawaban pada seluruh pertanyaan dalam kuesioner.

b. Coding

Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Peneliti memberikan kode untuk kategori variabel dukungan spiritualitas sebagai berikut: Dukungan spiritualitas suami baik: 1, dukungan spiritualitas tidak baik:2. Dan peneliti memberikan kode pada kategori variabel kecemasan yaitu cemas : 1 dan tidak cemas : 0

c. Processing

Merupakan kegiatan memproses data agar dapat dianalisis. Peneliti membuat rekapitulasi data dengan memasukkan data pada tabel rekapitulasi data. Peneliti kemudian mengolah data secara komputerisasi.

d. Cleaning

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan.dengan melihat frekuensi data.

Peneliti memeriksa kembali pengolahan hasil penelitian untuk mengetahui ada tidaknya data yang hilang atau semua data sudah lengkap. Adapun analisa data dalam penelitian ini melalui dua tahapan. Tahap pertama, yaitu analisa


(47)

univariat yang bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik responden penelitian. Sedangkan tahap kedua, yaitu analisis bivariat yang digunakan untuk mengetahui hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I. Analisa univariat yaitu menganalisa variabel-variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi.

Dan setelah melakukan analisis univariat tersebut, hasilnya berupa distribusi frekuensi yang dilanjutkan dengan analisis bivariat. Analisis ini dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Setelah data diolah, didapatkan data dalam skala ordinal dan ordinal. Analisis antar variabel menggunakan uji statistik Fisher Exact Test dengan menggunakan bantuan komputerisasi.


(48)

35

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Responden penelitian adalah ibu dengan persalinan normal kala 1 yang didampingi oleh suami baik ibu dengan persalinan primigravida atau multigravida yang berjumlah 20 orang.. Data yang disajikan berupa data demografi responden, dukungan spiritualitas suami, tingkat kecemasan dan hubungan dukungan spiritualitas dengan penurunan kecemasan ibu persalinan normal kala I.

5.1.1 Data Demografi Responden

Pada penelitian ini karakteristik responden yang diamati adalah umur, suku, pendidikan dan agama. Hasil penelitian menunjukkan, berdasarkan umur mayoritas responden berada pada rentang usia 26-35 tahun sebanyak 13 orang (65%), bersuku jawa sebanyak 18 orang (90%), pendidikan SMA 16 orang (80%) dan beragama islam 18 orang (90%).


(49)

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden di Klinik Bersalin Sumiariani pada Bulan Mei-Juni 2014

No Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

1 Umur

Dewasa Awal 13 65

Dewasa Akhir 7 35

2 Suku

Jawa 18 90

Batak 2 10

3 Pendidikan

SMA 16 80

Sarjana 4 20

4 Agama

Islam 18 90


(50)

5.1.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Spiritualitas Suami

Berdasarkan analisa data, didapatkan bahwa dukungan spiritualitas suami ada pada kategori baik sebanyak 19 orang (95%) dan tidak baik 1 orang (5%). Tabel 5.1.7 Distribusi Frekuensi Dukungan Spiritualitas Suami

Dukungan Spiritualitas Suami Jumlah Persentase

Baik (18-45) 19 95

Tidak Baik (46-72) 1 5

Total 20 100

5.1.3 Distribusi Frekuensi Kecemasan

Variabel kecemasan terdiri dari tiga indikator penilaian yaitu respon fisiologis, kognitif serta perilaku dan emosi. Dari hasil observasi terhadap responden, mayoritas berada pada kecemasan tingkat berat (15-20) sebanyak 15 orang (75%).

Tabel 5.1.2.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkatan Kecemasan

Tingkat Kecemasan Jumlah Persentase

Cemas Sedang (8-14) 2 10

Cemas Berat (15-20) 16 80

Panik ( 21-26) 2 10


(51)

5.1.4 Hubungan Dukungan Spiritualitas dengan Penurunan Kecemasan pada Persalinan Normal Kala I

Analisa hubungan dukungan spiritualitas dengan penurunan kecemasan pada persalinan normal kala I diukur dengan menggunakan uji korelasi Fisher Exact Test dengan nilai p value (nilai significansi adalah 0,002). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I. Dengan demikian Ha diterima. Kesimpulannya: Ada hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada persalinan normal kala I yang tidak signifikan.

Tabel 5.1.2.4 Hasil Analisa Hubungan Dukungan Spiritualitas Suami dengan Penurunan Kecemasan pada Persalinan Normal Kala I

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 68.889a

63 .285 .408

Likelihood Ratio 45.962 63 .947 .118

Fisher's Exact Test 86.576 .117

Linear-by-Linear Association 7.923b 1 .005 .002 .001 .000

N of Valid Cases 20

a. 80 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .05.


(52)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Hubungan Dukungan Spiritualitas Suami dengan Penurunan Kecemasan pada Persalinan Normal Kala I

Berdasarkan analisa data yang dilakukan pada 20 responden mengenai hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I didapatkan bahwa dukungan spiritualitas suami mayoritas baik yakni 19 orang dukungan baik (95%).

Menurut Depkes RI (2009), rentang usia dewasa dibagi menjadi 2 yaitu dewasa awal (26-35 tahun) dan dewasa akhir (36-45 tahun). Pada masa dewasa awal kemampuan berpikir kritis meningkat secara teratur. Pengalaman pendidikan formal dan informal, pengalaman hidup dan kesempatan untuk bekerja dapat meningkatkan konsep diri dan kemampuan menyelesaikan masalah. Sedangkan pada masa dewasa akhir sudah lebih memiliki rasa tanggung jawab lebih besar dan kekuatan spiritualitas yang mantap (Potter&Perry, 2009). Oleh karena itu, pada penelitian ini mayoritas responden memiliki kesabaran yang besar dalam menghadapi perilaku isterinya saat menemani persalinan dan dapat memberikan dukungan spiritualitas yang baik.

Secara umum pada penelitian ini mayoritas responden bersuku jawa yaitu sebanyak 18 orang (90%). Selama penelitian dapat terlihat bahwa mayoritas sikap dan perilaku responden selama menemani isterinya bersalin cukup tenang dan penuh kesabaran seperti karakteristik umum jawa yang cenderung tenang. Walaupun isterinya berteriak-teriak panik, menjerit dan bahkan sampai menarik


(53)

bajunya mereka masih dapat bersikap tenang untuk mampu menenangkan isterinya.

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan diri dan peningkatan kematangan intelektual seseorang. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide dan teknologi baru (Notoatmodjo, 2003). Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin berkualitas pengetahuannya dan semakin matang intelektualnya. Mereka cenderung lebih memperhatikan kesehatan dirinya dan keluarganya (Depkes, 1999). Dari hasil analisa data didapatkan bahwa pendidikan suami bagus, dimana mayoritas pendidikan yaitu SMA sebanyak 16 orang (80%) dan sisanya sarjana. Sehingga kemampuan dalam pemberian dukungannya pun baik.

Dalam penelitian ini, mayoritas responden beragama islam yaitu sebanyak 18 orang (90%). Karena perbandingan jumlah responden antara islam dan kristen di wilayah penelitian yang cukup besar maka sulit untuk menganalisa perbandingan keduanya.

Hasil uji korelasi Fisher Exact Test yang dilakukan pada penelitian ini menunjukkan ada hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada persalinan normal dengan nilai p value (nilai significansi adalah 0,002) yang artinya nilai probabilitas yang dihitung < probabilitas yang ditetapkan [Exact.Sig<

α

0.05]. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesa penelitian diterima.


(54)

memiliki dukungan spiritualitas yang tidak baik. Dan kecemasan yang dialami ibu saat persalinan normal kala I yaitu 16 orang (80%) cemas berat, 2 orang (10%) cemas sedang dan 2 orang (10%) panik. Adapun respon kecemasan yang paling dominan terganggu pada ibu selama persalinan yaitu respon kognitif yang berhubungan dengan pemikiran ataupun pengetahuan ibu. Sedangkan untuk respon fisiologis serta perilaku dan emosi cenderung biasa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prosiding Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah, (2013) yang menyebutkan dari 23 orang ibu primigravida yang didampingi oleh suami selama persalinan kala I, sebagian besar tidak mengalami kecemasan (65,2%), sedangkan yang mengalami kecemasan sebanyak (34,8%), sedangkan dari 23 orang ibu primigravida yang tidak didampingi oleh suami selama kala I persalinan sebagian besar mengalami kecemasan (78,3%) dan ibu yang tidak mengalami kecemasan (21,7%). Dan penelitian lain yaitu Ninik (2011), menunjukan hal yang sama yaitu 76,6% responden mengalami cemas sedang selama proses persalinan, sisanya (23,4%) mengalami cemas ringan dan berat ketika diberikan dukungan oleh keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kehadiran suami sebagai pendamping dan pemberi dukungan mempunyai pengaruh besar bagi kondisi psikologis ibu selama persalinan. Karena kecemasan pada ibu bersalin merupakan hal wajar, seperti dalam teori biologi yang menyebutkan bahwa otak mengandung reseptor khusus yang mengatur kecemasan dan dalam kondisi tertentu reseptor ini dapat teraktivasi.


(55)

Namun respon dari kecemasan pada setiap individu itu berbeda-beda. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya baik internal maupun eksternal seperti pengalaman sebelumnya, persiapan ibu (fisik, mental dan materi) dan mekanisme koping. Mekanisme koping yang bagus tidak didapatkan oleh ibu selama persalinan dari peran yang dilakukan oleh suami selama proses persalinan. Hal ini terlihat jelas dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pemberian dukungan spiritualitas suami yang maksimal tidak selalu berimbang lurus dengan penurunan kecemasan pada ibu. Dan terlihat dari mayoritas responden yang didampingi oleh suami dengan sikap tenang dan sabar berkebalikan dengan sikap dan perilaku isterinya yang semakin terlihat lebih manja dan ingin perhatian lebih saat persalinan.

Dengan adanya hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I yang sangat lemah memungkinkan bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi kecemasan pada ibu persalinan normal kala I. Misalnya, status sosial ekonomi, Zenden (1985) menyatakan bahwa perempuan hamil yang status sosialnya sudah mapan tidak akan mudah merasa cemas, khawatir atau takut dalam memelihara bayi yang akan dilahirkannya nanti. Sebaliknya, mereka yang status sosial ekonominya lemah (belum mapan), mudah merasa khawatir dalam memelihara bayinya nanti. Kartono (1992) juga menyebutkan bahwa pada setiap wanita baik yang bahagia maupun tidak bahagia apabila dirinya hamil, pasti akan menghadapi campuran perasaan yaitu rasa kuat dan berani, menanggung segala cobaan dan rasa lemah hati, takut, ngeri, rasa cinta dan benci, keraguan dan kepastian, kegelisahan dan rasa tenang bahagia, harapan


(56)

penuh kegembiraan dan kecemasan yang semuanya menjadi intensif pada saat mendekati kelahiran bayinya.

Dari penjelasan diatas terlihat jelas bahwa ada hubungan antara dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I yang sangat lemah. Karena ternyata ada faktor yang lebih dominan selain dukungan spiritualitas suami yang mempengaruhi kecemasan pada ibu persalinan normal kala I yang menyebabkan kecemasan ibu persalinanan tinggi.


(57)

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan umur mayoritas responden berada pada rentang usia 26-35 tahun sebanyak 13 orang (65%), bersuku jawa sebanyak 18 orang (90%), pendidikan SMA 16 orang (80%) dan beragama islam 18 orang (90%).

2. Ada hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I dengan kekuatan hubungan sangat lemah dengan nilai p value 0,002.

6.2 Saran

1. Praktek Keperawatan

Perlu adanya program baru yang dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menurunkan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I.

Penelitian

2. Perlu adanya materi yang lebih banyak mengenai dukungan spiritualitas terkait dengan persalinan sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat komprehensif dan lebih baik.


(58)

3. Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan dasar penelitian selanjutnya yaitu dengan mendeskripsikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan pada ibu persalinan normal kala I.


(59)

Aisyah. (2009). Gangguankecemasanpadawanitahamiltrimesterketiga. Diakses Dari http://aisyah.jilbaber.com/2009/11/06/gangguan-kecemasan-pada-wanita-hamil-trimester-ketiga/ pada 13 November 2013

. (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran. Diakses dari

http://worldhealth.blogspot.com/2012/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-peran-html pada 27 november 2013, Pukul 14.12 WIB Budi, R & Sulistyorini. (2007). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan

Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Kelahiran Anak Pertama Pada Masa Triwulan Ketiga. Indonesian Psychological Journal, Vol 2, 102-111

Dedeh.(2010). Hubungan Dukungan Keluarga dan Religiusitas dengan Kecemasan melahirkan pada Ibu Hamil Anak Pertama. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Danuatmaja, B. (2008). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit Cetakan Pertama. Jakarta: Puspa Swara.

Fauzil, M. (2008). Bahagia saat hamil bagi ummahat. Yogyakarta: Mitra Pustaka Farrer, H. (2001). Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta: EGC

Harianto, A. (2003). Kondisi Psikologi Ibu Hamil Pertama (Studi Kasus di Puskesmas Kec. Tanjung Anom Kec. Nganjuk) Undergraduate These dari JIPTUMM

Hutahaean, S. (2009). Asuhan Keperawatan dalam Maternitas dan Ginekologi.

Jakarta: C. V. Trans Info Media

Indrayani. (2011).Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta: CV. Trans Info Media Keswamas. (2008). Kesehatanjiwapadaibuhamil. Diakses dari

http://rsjlawang.com/artikel_080508.html pada tanggal 25 November 2013 Kartono, K. (2003). Patologi Sosial 3: Gangguan-Gangguan Kejiwaan. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada

Musbikin, I. (2006). Persiapan Menghadapi Persalinan dari Perencanaan Kehamilan sampai Mendidik Anak. Yogyakarta: Mitra Pustaka


(60)

Nolan, M. (2010). Kelas Bersalin : Pelajaran Komprehensif tentang kehamilan dan persalinan bagi para ibu, dokter dan bidan. Jogjakarta: GOLDEN BOOKS

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Pillitteri, A. (2002). Buku Saku Asuhan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC Purba J, dkk. (2012). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah

Psikososial dan Gangguan Jiwa Edisi Kedua. Medan: USU Press

Primasnia P, Wagiyo & Elisa. (2013). Hubungan Pendampingan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida dalam Menghadapi Proses Persalinan Kala I di Rumah Bersalin Kota Ungaran : Prosiding Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah 2013

Rahmawati, L. (2011). Penelitian Pelatihan terhadap Suami untuk Mendukung Istri dalam Masa Kehamilan dan Persalinan. Diakses dari

http://linarahmiati.wordpress.com/2011/06/12/27/ pada 27 November 2013, Pukul 12.59 WIB

Rose, W. (2007). Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan Cetakan Ke-enam. Jakarta: Dian Rakyat.

Santi, N. N. (2010). Buku Saku Praktik Asuhan Keperawatan Ibu Intranatal. Jakarta: EGC

Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Saryono. (2008). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendika Simkin P, Janet W & Ann K. (2003). Kehamilan, Melahirkan & Bayi. Jakarta:

EGC

Sitorus, R & Yulia. (2006). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit: Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Cetakan 1. Jakarta: EGC

Sugiyono. (2006). Statistik Untuk Penelitian, Bandung : CV Alfa Beta

Sulistyawati, A & Esti Nugraheny. (2010). Asuhan kebidanan pada ibu bersalin: Jakarta: Salemba Medika


(61)

Sulistyorini .(2007). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida. Diakses dari: hhtp : eprints.undip.ac.id/ pada 09 Desember 2013, Pukul 13.15 WIB

Wiramihardja, Sutardjo. (2005). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Refika Aditama

Taufiqurrohman A, M. (2008). Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: LPP UNS.

Tursilowati S. Y. (2007). Pengaruh Peran Serta Suami Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi Proses Persalinan di Desa Jepat Lor Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. Yogyakarta: Jurnal Kesehatan Surya Medika.

Wahyudi, A. (2012). Dukungan Perawat pada Ibu Pra Persalinan. Diakses dari

http://andiwahyudi999.blogspot.com/2012/06/dukungan-perawat-pada-ibu-pra.html pada 23 November 2013, Pukul 15.00 WIB

Wita, P. (2008). Intrathecallaboranalgesia. Diakses dari http://rsia-permatahati. com/?exec=../artikel/view&id=13. Pada 29 November 2013, Pukul 13.05 WIB

Wiknjosastro, S. (2008). Ilmu Kandungan. Jakarta : P T Bina Pustaka

Young, C & Koopsen, C. (2007). Spiritualitas, Kesehatan dan Penyembuhan. Medan: Bina Media Perintis


(62)

Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Spiritualitas Suami: Hubungan dengan Diri Sendiri

q1 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 3 15.0 15.0 15.0

S 15 75.0 75.0 90.0

SS 2 10.0 10.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

q2 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid S 17 85.0 85.0 85.0

SS 3 15.0 15.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

q3 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 1 5.0 5.0 5.0

TS 9 45.0 45.0 50.0

S 7 35.0 35.0 85.0

SS 3 15.0 15.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

q4 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid S 11 55.0 55.0 55.0

SS 9 45.0 45.0 100.0


(63)

q5 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid S 6 30.0 30.0 30.0

SS 14 70.0 70.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi Dukungan Spiritualitas Suami: Hubungan dengan Tuhan q6 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 9 45.0 45.0 45.0

S 11 55.0 55.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

q7 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 4 20.0 20.0 20.0

S 12 60.0 60.0 80.0

SS 4 20.0 20.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

q8 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 4 20.0 20.0 20.0

S 13 65.0 65.0 85.0

SS 3 15.0 15.0 100.0


(64)

q9 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid S 14 70.0 70.0 70.0

SS 6 30.0 30.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

q10 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 4 20.0 20.0 20.0

S 13 65.0 65.0 85.0

SS 3 15.0 15.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi Dukungan Spiritualitas Suami: Hubungan dengan Sesama q11 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid S 19 95.0 95.0 95.0

SS 1 5.0 5.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

q12 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 1 5.0 5.0 5.0

TS 3 15.0 15.0 20.0

S 16 80.0 80.0 100.0


(65)

q13 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 7 35.0 35.0 35.0

S 12 60.0 60.0 95.0

SS 1 5.0 5.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

q14 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid S 18 90.0 90.0 90.0

SS 2 10.0 10.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

q15 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid S 17 85.0 85.0 85.0

SS 3 15.0 15.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Tabel 5.1.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Spiritualitas Suami: Hubungan dengan Lingkungan q16 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 5 25.0 25.0 25.0

TS 15 75.0 75.0 100.0


(66)

q17 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 2 10.0 10.0 10.0

S 18 90.0 90.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

q18 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 4 20.0 20.0 20.0

S 10 50.0 50.0 70.0

SS 6 30.0 30.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Tabel 5.1.6 Distribusi Frekuensi Skor Total Data Dukungan Suami Totalx Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 44 1 5.0 5.0 5.0

46 2 10.0 10.0 15.0

48 1 5.0 5.0 20.0

50 1 5.0 5.0 25.0

52 3 15.0 15.0 40.0

53 1 5.0 5.0 45.0

55 4 20.0 20.0 65.0

59 4 20.0 20.0 85.0

62 1 5.0 5.0 90.0

63 2 10.0 10.0 100.0


(67)

Tabel 5.1.7 Distribusi Frekuensi Hasil Akhir Dukungan Spiritualitas Suami Rentanghasil Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak baik 1 5.0 5.0 5.0

baik 19 95.0 95.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Tabel 5.1.8 Distribusi Frekuensi Kecemasan: Respon Fisiologis

Respon Fisiologis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 4 20.0 20.0 20.0

ya 16 80.0 80.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Respon Fisiologis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 17 85.0 85.0 85.0

ya 3 15.0 15.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Respon Fisiologis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 17 85.0 85.0 85.0

ya 3 15.0 15.0 100.0


(68)

Respon Fisiologis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 10 50.0 50.0 50.0

ya 10 50.0 50.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Respon Fisiologis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 20 100.0 100.0 100.0

Respon Fisiologis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 10 50.0 50.0 50.0

ya 10 50.0 50.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Respon Fisiologis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 2 10.0 10.0 10.0

ya 18 90.0 90.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Respon Fisiologis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(69)

Tabel 5.1.9 Distribusi Frekuensi Kecemasan: Respon Kognitif

Respon Kognitif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 20 100.0 100.0 100.0

Respon Kognitif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 9 45.0 45.0 45.0

ya 11 55.0 55.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Respon Kognitif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 8 40.0 40.0 40.0

ya 12 60.0 60.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Respon Kognitif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 14 70.0 70.0 70.0

ya 6 30.0 30.0 100.0


(70)

Respon Kognitif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 6 30.0 30.0 30.0

ya 14 70.0 70.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Respon Kognitif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 9 45.0 45.0 45.0

ya 11 55.0 55.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Respon Kognitif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 11 55.0 55.0 55.0

ya 9 45.0 45.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Respon Kognitif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 11 55.0 55.0 55.0

ya 9 45.0 45.0 100.0


(71)

Respon Kognitif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 16 80.0 80.0 80.0

ya 4 20.0 20.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Respon Kognitif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya 20 100.0 100.0 100.0

Tabel 5.1.2. Distribusi Frekuensi Kecemasan: Respon Perilaku dan Emosi Respon Perilaku dan Emosi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 2 10.0 10.0 10.0

ya 18 90.0 90.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Respon Perilaku dan Emosi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 15 75.0 75.0 75.0

ya 5 25.0 25.0 100.0


(72)

Respon Perilaku dan Emosi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 8 40.0 40.0 40.0

ya 12 60.0 60.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Respon Perilaku dan Emosi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 8 40.0 40.0 40.0

ya 12 60.0 60.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Respon Perilaku dan Emosi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 18 90.0 90.0 90.0

ya 2 10.0 10.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Respon Perilaku dan Emosi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 20 100.0 100.0 100.0

Respon Perilaku dan Emosi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(73)

Respon Perilaku dan Emosi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 20 100.0 100.0 100.0

Tabel 5.1.2.1 Distribusi Frekuensi Total Data Kecemasan

TotalY

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 12 1 5.0 5.0 5.0

14 1 5.0 5.0 10.0

15 4 20.0 20.0 30.0

16 8 40.0 40.0 70.0

17 2 10.0 10.0 80.0

18 1 5.0 5.0 85.0

20 1 5.0 5.0 90.0

21 2 10.0 10.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Tabel 5.1.2.2 Distribusi Frekuensi Rentang Nilai Kecemasan

Rentangnilai

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Cemas Sedang 2 10.0 10.0 10.0

Cemas Berat 16 80.0 80.0 90.0

Panik 2 10.0 10.0 100.0


(74)

Tabel 5.1.2.4 Korelasi Dukungan Spiritualitas Suami dengan Kecemasan Correlations

dukunganspiri

tualitassuami kecemasan Spearman's rho Dukunganspiritualitassu

ami

Correlation

Coefficient 1.000 -.580

**

Sig. (2-tailed) . .007

N 20 20

Kecemasan Correlation

Coefficient -.580

**

1.000

Sig. (2-tailed) .007 .

N 20 20


(75)

Tabel 5.1.2.3 Uji Reliabilitas Klinik Sumiariani Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(76)

3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 55

3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 55

3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 59

2 3 2 4 3 2 2 2 3 2 3 1 2 3 3 1 3 3 44

3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 52

3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 52

3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 48

3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 55

4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 63

2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 46

3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 55

2 3 1 3 4 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3 46

3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 52

3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 53

3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 50

3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 55

3 3 2 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 3 55

3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 1 3 4 57

4 3 2 3 4 2 4 3 3 4 3 2 2 3 3 1 3 4 53


(77)

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11

1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11


(78)

Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Berdasarkan penjelasan yang telah disampikan oleh peneliti tentang penelitian “Hubungan Dukungan Spiritualitas Suami dengan Penurunan Kecemasan pada Ibu Persalinan Normal Kala I”, Saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan merugikan saya serta telah dijelaskan tentang tujuan penelitian serta manfaat penelitian oleh peneliti serta catatan mengenai penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya dan dipergunakan untuk keperluan penelitian semata. Oleh karena itu, saya secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, menyatakan bersedia turut berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh Fadhilah N. Gultom, Mahasiswa Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara Medan. Demikian lembar persetujuan ini saya isi dengan sebenar-benarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Medan, Mei 2014 Responden Peneliti

( ) ( Fadhilah N. Gultom ) NIM. 101101075


(79)

INSTRUMEN PENELITIAN

Karakteristik Responden

KODE RESPONDEN : ...(diisi oleh peneliti) Inisial :

Umur : Suku : Pendidikan :


(80)

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SPIRITUALITAS SUAMI DENGAN PENURUNAN KECEMASAN PADA IBU PERSALINAN

NORMAL KALA I

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I serta keterkaitan antara karakteristik demografi

Manfaat Penelitian : Untuk menambah serta memperluas wawasan tentang pentingnya dukungan spiritualitas khususnya dalam persalinan normal

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini ada sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan spiritualitas suami. Pilihlah salah satu jawaban dari empat alternatif jawaban yang telah disediakan sesuai dengan keadaan diri anda. Dengan keterangan, Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (ST) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Berikan tanda contreng (√) pada salah satu pilihan jawaban Anda.

Setiap pernyataan hanya boleh ada 1 pilihan jawaban. Menjawab pernyataan ini tidak ada suatu anggapan baik atau buruk, benar atau salah. Semua berdasarkan kenyataan yang ada dalam diri anda. Maka kejujuran sangat diperlukan untuk menjawab sesuai dengan kesadaran diri anda. Identitas dan jawaban anda akan dijaga kerahasiannya.


(81)

Kuesioner Dukungan Spiritualitas Suami

No. Pernyataan SS S TS STS 1. Sebelum mengantar isteri saya ke klinik, saya

menyempatkan diri untuk beribadah

2. Ketika saya tidak tenang, saya tidak pernah mendekatkan diri kepada Tuhan

3. Saya takut tidak bisa mendampingi isteri saya dengan baik

4. Saya optimis isteri saya mampu melahirkan dengan selamat

5. Saat menemani isteri saya melahirkan, membuat saya lebih memahami arti dan tujuan hidup 6. Saya terus membaca kitab suci ketika pikiran

tidak tenang

7. Jika isteri saya tidak melahirkan dengan selamat, saya merasa Tuhan tidak adil

8. Walaupun saya tidak tenang memikirkan kondisi isteri saya, tapi saya tetap khusu’ beribadah mendoakan keselamatannya

9. Saya merasa doa mampu mengatasi masalah saya

10. Jika anak saya lahir cacat, saya merasa Tuhan menghukum saya

11. Saat bertemu tetangga dan saudara saya meminta doa mereka untuk isteri saya 12. Saya memarahi orang di sekitar saya yang

mengganggu ketenangan saya

13. Saya mengusir kerabat yang ikut masuk kalau ribut dan mengganggu

14. Saya mencoba tetap tenang di depan isteri saya walau sebenarnya saya sangat cemas

15. Saya mengundang beberapa teman dan kerabat untuk ikut menemani isteri saya

16. Saya hanya fokus pada isteri saya tanpa memperdulikan hal lain

17. Saya tidak peduli dengan lingkungan sekitar, karena fokus saya hanya isteri saya

18. Ketika saya stress saya akan keluar mencari udara segar untuk menyegarkan pikiran


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)