Kecemasan Hubungan Dukungan Spiritualitas Suami dengan Penurunan Kecemasan pada Ibu Persalinan Normal Kala I

12 10. Kehidupan akan kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan nilai religius Komunitas keagamaan diperlukan oleh seseorang denga sering berkumpul dengan orang yang beriman.

2.2 Kecemasan

2.2.1 Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya Wiramiharjo, 2005. Kecemasan yang terjadi pada individu dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan merupakan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup. Kecemasan terjadi sebagai akibat dari ancaman terhadap harga diri yang mendasar bagi keberadaan individu. Kecemasan dikomunikasikan secara interpersonal dan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, menghasilkan peringatan yang berharga dan penting untuk memelihara keseimbangan diri dan melindungi diri Purba, 2012. Menurut Kaplan, Sadock dan Grebb 1972 dalam Fauziah, 2007 bahwa kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Lubis 2009 menjelaskan bahwa kecemasan adalah tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal. Individu mengalami kecemasan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang. Universitas Sumatera Utara 13

2.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Kecemasan

Menurut Stuart dan Sundeen 1998 dalam Purba 2012 penyebab kecemasan dapat dibagi menjadi: 1. Teori Psikoanalitik Menurut Freud adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian Id dan Super ego-Id yang mewakili dorongan insting dan impuls primitive seseorang sedangkan super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikembangkan oleh norma-norma budaya seseorang. 2. Teori Interpersonal Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan berhubungan dengan trauma masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. 3. Teori Perilaku Kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan . 4. Teori Biologi Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini mungkin mengatur kecemasan. 5. Kajian Keluarga Menunjukkan bahwa kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Universitas Sumatera Utara 14

2.2.3 Jenis-Jenis Kecemasan

Berdasarkan tingkatannya Stuart, 2006, menggolongkan kecemasan sebagai berikut: 1. Kecemasan Ringan Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Pada tingkatan ini lahan terdorong untuk belajar dan akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. A. Respon Fisiologis meliputi : Sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung , muka berkerut dan bergetar. B. Respon Kognitif meliputi : Lapang persepsi meluas, mampu menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah dan menyelesaikan masalah secara efektif. C. Respon Perilaku dan Emosi meliputi : Tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan dan suara kadang-kadang meninggi. 2. Kecemasan Sedang Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Kecemasan ini mempersempit lapang persepsi individu. Dengan demikian, individu mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya. Universitas Sumatera Utara 15 A. Respon Fisiologis meliputi: Sering nafas pendek, nadi ekstra systole, tekanan darah naik, mulut kering, anorexia, diarekonstipasi dan gelisah. B. Respon Kognitif meliputi: Lapang persepsi menyempit, rangsang luar tidak diterima dan berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya. C. Respon Prilaku dan Emosi meliputi: Gerakan tersentak-sentak meremas tangan, bicara banyak dan lebih cepat dan perasaan tidak nyaman. 3. Kecemasan Berat Sangat mengurangi lahan persepsi individu. Individu cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada area lain. A. Respon Fisiologis meliputi: Sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala dan penglihatan kabur. B. Respon Kognitif meliputi: Lapang persepsi sangat menyempit dan tidak mampu menyelesaikan masalah. C. Respon Prilaku dan Emosi meliputi: Perasaan ancaman meningkat, verbalisasi cepat dan blocking. 4. Tingkat Panik Tingkat ini persepsi terganggu. Individu sangat kacau, hilang kontrol, tidak dapat berfikir secara sistematik dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah diberi pengarahan. Universitas Sumatera Utara 16 A. Respon Fisiologis meliputi: Nafas pendek, rasa tercekik dan berdebar, saki dada, pucat serta hipotensi. B. Respon Kognitif meliputi: Lapang persepsi menyempit dan tidak dapat berpikir lagi C. Respon Prilaku dan Emosi meliputi : Agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan, berteriak-teriak, blocking serta persepsi kacau Adapun beberapa pembagian kecemasan lain yaitu : 1. Berdasarkan sumber timbulnya, Freud 1993 membedakan kecemasan menjadi tiga macam, yaitu: a. Kecemasan Neurotik Neurotic Anxiety Kecemasan yang berhubungan erat dengan mekanisme pembelaan diri dan juga disebabkan oleh perasaan bersalah atau berdosa, konflik-konflik emosional yang serius, frustasi serta ketegangan-ketegangan batin. b. Kecemasan Moral Ansiety of moral consciencesuper ego Rasa takut akan suara hati, dimasa lampau pribadi pernah melanggar norma moral dan bisa dihukum lagi, misalnya takut untuk melakukan perbuatan yang melanggar ajaran agama. c. Kecemasan Realistik Realistic anxiety Rasa takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia luar, misalnya takut pada ular berbisa. Universitas Sumatera Utara 17 2. Berdasarkan penyebabnya, Pedak 2009 membagi kecemasan menjadi tiga jenis yaitu : a. Kecemasan Rasional Merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian. Ketakutan ini dianggap sebagai suatu unsur pokok normal dari mekanisme pertahanan dasariah kita. b. Kecemasan Irrasional Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini dibawah keadaan- keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam. c. Kecemasan Fundamental Merupakan suatu pertanyaan tentang siapa dirinya, untuk apa hidupnya dan akan kemanakah kelak hidupnya berlanjut. Kecemasan ini disebut sebagai kecemasan eksistensial yang mempunyai peran fundamental bagi kehidupan manusia. Adapun beberapa respon yang dapat timbul terhadap kecemasan menurut Stuart 2006 yaitu : 1. Respon fisiologis a. Sistem kardiovaskuler : Palpitasi, menigkatnya tekanan darah, rasa mau pingsan, nadi menurun. b. Sistem pernafasan : Nafas cepat dan pendek, rasa tertekan pada dada, nafas dangkal, perasaan tercekik, terengah-engah. Universitas Sumatera Utara 18 c. Sistem neuromuscular : Refleks meningkat, reaksi terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, gelisah, wajah tegang dan kelemahan secara umum. d. Sistem gastrointestinal : Kehilangan nafsu makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual, diare, menolak makan. e. Sistem Urinari : Tidak dapat menahan kencing, sering kencing. f. Sistem Integumen : Wajah kemerahan, rasa dingin pada kulit, wajah pucat,berkeringat seluruh tubuh. 2. Respon perilaku Kelelahan, ketegangan fisik, tremor, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cedera, melarikan diri dari masalah, gelisah, reaksi terkejut, menarik diri dari hubungan interpersonal, menghindar, hiperventilasi dan sangat waspada. 3. Respon kognitif Gangguan perhatian, konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, penurunan lapang persepsi, penurunan kreativitas, kebingungan, takut cedera atau kematian, bingung, kesadaran diri, takut kehilangan kendali, kehilangan objektivitas, preokupasi, mimpi buruk dan takut cidera atau kematian. 4. Respon afektif Gelisah, tidak sabar, tegang, waspada, mudah terganggu, katakutan, mudah tersinggung, gugup, malu, rasa bersalah, kengerian, kekhawatiran, kecemasan dan mati rasa. Universitas Sumatera Utara 19 2.3 Persalinan 2.3.1 Pengertian