Rumusan Masalah Spiritualitas .1 Pengertian

2 Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Prosiding Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah, 2013 menyebutkan dari 23 orang ibu primigravida yang didampingi oleh suami selama persalinan kala I, sebagian besar tidak mengalami kecemasan 65,2, sedangkan yang mengalami kecemasan sebanyak 34,8, sedangkan dari 23 orang ibu primigravida yang tidak didampingi oleh suami selama kala I persalinan sebagian besar mengalami kecemasan 78,3 dan ibu yang tidak mengalami kecemasan 21,7. Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa suami sebagai orang yang paling sering mendampingi ibu saat bersalin, memiliki pengaruh yang cukup dominan terhadap keberhasilan persalinan yang aman, mengurangi komplikasi pada bayi yang akan dilahirkan, serta akan memudahkan persalinan Indrayani, 2011. Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana keterkaitan karakteristik demografi suami dengan pemberian dukungan spiritualitas suami pada ibu persalinan normal kala I? 2. Bagaimana hubungan dukungan spiritualitas yang diberikan oleh suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I? Universitas Sumatera Utara 3

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan dukungan spiritualitas yang diberikan suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengidentifikasi karakteristik demografi suami 2. Untuk mengidentifikasi gambaran spiritualitas suami 3. Untuk mengidentifikasi gambaran kecemasan ibu 4. Untuk menganalisa hubungan dukungan spiritualitas suami dengan penurunan kecemasan pada ibu persalinan normal kala I

1. 4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Praktek Keperawatan Menjadi bahan masukan bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang terkait dengan spiritualitas klien terutama pada ibu persalinan. 1.4.2. Institusi Pendidikan Dapat memberikan referensi bagi dosen maupun mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan terkait dengan persalinan. 1.4.3. Penelitian Dapat memberikan bahan rujukan dan pengembangan untuk penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Spiritualitas 2.1.1 Pengertian Spiritualitas Spiritualitas mencakup seluruh aspek pribadi manusia dan merupakan sarana menjalani hidup. Istilah “Spiritualitas” diturunkan dari kata latin “spiritus”, yang berarti nafas. Istilah ini juga berkaitan erat dengan kata Yunani, “pneuma”, atau nafas, yang mengacu pada nafas hidup atau jiwa. Spiritualitas merupakan hakikat dari siapa dan bagaimana manusia hidup di dunia dan seperti nafas, spiritualitas amat penting bagi keberadaan manusia Dossey, 2000. Sementara itu Stoll 1989 dalam Kozier 1995 menyatakan bahwa spiritualitas merupakan suatu konsep dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Dimensi vertikal merupakan hubungan individu dengan Tuhan Yang Maha Esa yang menuntun kehidupan seseorang sedangkan dimensi horizontal merupakan hubungan seseorang dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Spiritualitas juga dapat diartikan sebagai kepercayaan akan adanya kekuatan nonfisik yang lebih besar dari kekuatan diri sendiri dan merupakan suatu kesadaran yang menghubungkan individu langsung kepada Tuhan atau apapun yang disebut sebagai sumber keberadaan individu Montahar, 2010. Universitas Sumatera Utara 5 Selain itu, spiritualitas dapat diartikan sebagai salah satu kebutuhan bawaan manusia untuk berhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri manusia. Istilah “sesuatu yang lebih besar dari manusia” adalah sesuatu yang berada diluar diri manusia dan menguasai perasaan akan diri orang tersebut. Jadi, dukungan spiritualitas merupakan sesuatu yang diberikan oleh orang lain berupa dorongan semangat, keyakinan, harapan yang dapat dijadikan sebagai sumber kekuatan untuk membuat hidup seseorang lebih berarti. Seperti yang diungkapkan oleh Pulchaski 2004, bahwa spiritualitas merupakan sumber koping bagi individu karena dengan spiritualitas individu memiliki keyakinan dan harapan terhadap kesembuhan penyakitnya, mampu menerima kondisinya, sumber kekuatan dan dapat membuat hidup individu menjadi lebih berarti Montahar, 2010.

2.1.2 Fungsi Spiritualitas

Spiritualitas mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan hidup pada individu. Spiritualitas berperan sebagai sumber dukungan dan kekuatan bagi individu. Pada saat stress, individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya. Dukungan ini sangat diperlukan untuk menerima keadaan sakit yang dialaminya, khususnya jika penyakit tersebut memerlukan proses penyembuhan yang lama dan hasilnya belum pasti. Melaksanakan ibadah, berdoa, membaca kitab suci dan praktek keagamaan lainnya sering membantu memenuhi kebutuhan spiritualitas dan merupakan sesuatu perlindungan bagi individu Taylor, 1997. Universitas Sumatera Utara 6 Menurut Benson, efek spiritualitas terhadap kesehatan sekitar 70-90 persen dari keseluruhan dari efek pengobatan. Hal ini menunjukkan bahwa pasien yang berdasarkan perkiraan medis memiliki harapan sembuh 30 persen atau bahkan 10 persen ternyata bisa sembuh total. Dalam hal ini bahwa spiritualitas berperan penting dalam penyembuhan Young, 2007.

2.1.3 Karakteristik Spiritualitas

Menurut Dyson 1997 dalam Young 2007 ada beberapa faktor yang berhubungan dengan spiritualitas diantaranya : 1. Diri sendiri Jiwa seseorang dan daya jiwa merupakan hal yang fundamental dalam eksplorasi atau penyelidikan spiritualitas. Untuk itu seseorang harus memiliki pengetahuan mengenai siapa dirinya dan apa yang dapat dilakukannya. Selain itu, harus memiliki sikap untuk dapat percaya pada diri sendiri, percaya kepada kehidupanmasa depan, ketenangan pikiran, harmonikeselarasan dengan diri sendiri. 2. Sesama Hubungan seseorang dengan sesama sama pentingnya dengan diri sendiri. Kebutuhan untuk menjadi anggota masyarakat dan saling keterhubungan telah lama diakui sebagai bagian pokok pengalaman manusiawi. Untuk itu membangun hubungan yang harmonissuportif seseorang harus mampu berbagi waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal balik. Dan mampu mengasuh anak, orangtua, anggota keluarga yang sakit serta memiliki keyakinan akan kehidupan Universitas Sumatera Utara 7 dan kematian dengan mengunjungi tetangga ataupun saudara yang sakit atau melayat. 3. Tuhan Pemahaman tentang Tuhan dan hubungan manusia dengan Tuhan secara tradisional dipahami dalam kerangka hidup keagamaan. Akan tetapi, dewasa ini telah dikembangkan secara lebih luas dan tidak terbatas. Tuhan dipahami sebagai daya yang menyatukan, prinsip hidup atau hakikat hidup. Kodrat Tuhan mungkin mengambil berbagai macam bentuk dan mempunyai makna yang berbeda bagi satu orang dengan orang lain. Adapun cara yang dapat dilakukan seseorang untuk hubungannya dengan Tuhan seperti sembahyangberdoameditasi, memiliki perlengkapan keagaman untuk dapat dipakai dalam menjalankan kegiatan keagamaannya dan bersatu dengan alam. 4. Lingkunganalam Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada disekitar seseorang. Young 2007 menjelaskan bahwa proses penuaan adalah suatu langkah yang penting dalam perjalanan spiritual dan pertumbuhan spiritual seseorang. Orang- orang yang memiliki spiritualitas berjuang mentransendensikan beberapa perubahan dan berusaha mencapai pemahaman yang lebih tinggi tentang hidup mereka dan maknanya. Agar hubungan dengan lingkunganalam dapat harmoni maka seseorang harus mampu mengetahui dan peka tentang tanaman, pohon, margasatwa dan iklim. Juga mampu berkomunikasi dengan alam dan mengabdi pada alam. Universitas Sumatera Utara 8

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

Menurut Taylor 1997 dalam Potter Perry 2005, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang yaitu : 1. Perkembangan Semakin bertambah usia, individu akan memeriksa dan membenarkan keyakinan spiritualitasnya. 2. Budaya Setiap budaya memiliki bentuk pemenuhan spiritualitas yang berbeda- beda. Budaya dan spiritualitas menjadi dasar seseorang dalam melakukan sesuatu dan menjalani cobaan atau masalah dalam hidup dengan seimbang. 3. Keluarga Keluarga sangat berperan dalam perkembangan spiritualitas individu. Hidayat 2006 menjelaskan bahwa keluarga merupakan tempat pertama kali individu memperoleh pengalaman dan pandangan hidup. Dari keluarga, individu belajar tentang Tuhan, kehidupan dan diri sendiri. Keluarga memilki peran yang penting dalam memenuhi kebutuhan spiritualitas karena keluarga memiliki ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dala kehidupan sehari-hari dengan individu. Dalam proses persalinan keluarga khususnya suami memiliki peran besar untuk membantu lancarnya persalinan. Berbagai dukungan yang dapat diberikan suami berupa memberi perhatian penuh, mendampingi, memberi rasa aman dan menunjukkan kasih sayangnya. Karena hal itu dapat membuat isteri lebih percaya diri. Lebih dari itu, perhatian suami akan membuat isteri merasa damai. Isteri akan merasakan Universitas Sumatera Utara 9 keteduhan karena ia mencintai orang yang tepat, orang yang mencintainya dengan sepenuh hati. Kehadiran suami dalam proses persalinan sangat membantu isteri. Kelembutan dan dukungan dari suami yang tulus, dapat menghindari isteri dari kemungkinan mengalami distosia fungsional. Dengan adanya kehadiran suami ini akan memperkecil kemungkinan terjadinya persalinan yang terhenti karena isteri kehabisan tenaga Fauzil, 2008. 4. Agama Agama sangat mempengaruhi spiritualitas individu. Agama merupakan suatu sistem keyakinan dan ibadah yang dipraktikkan individu dalam pemenuhan kebutuhan spiritualitasnya. Agama merupakan cara dalam pemeliharaan hidup terhadap segala aspek kehidupan. Agama berperan sebagai sumber kekuatan dan kesejahteraan pada individu. 5. Pengalaman Hidup Pengalaman hidup baik positif maupun negatif mempengaruhi spiritualitas seseorang. Pengalaman hidup mempengaruhi seseorang dalam mengartikan secara spiritual terhadap kejadian yang dialaminya. Pengalaman hidup yang menyenangkan dapat menyebabkan seseorang bersyukur atau tidak bersyukur. Sebagian besar individu bersyukur terhadap pengalaman hidup yang menyenangkan. 6. Krisis dan Perubahan Krisis dan perubahan dapat menguatkan spiritualitas pada seseorang. Krisis sering dialami seseorang ketika menghadapi penyakit, penderitaan, proses penuaan, kehilangan dan kematian. Perubahan dalam kehidupan dan krisis yang Universitas Sumatera Utara 10 dialami seseorang merupakan pengalaman spiritualitas yang bersifat fisikal dan emosional.

2.1.5 Kebutuhan Spiritual

Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan Kozier, 2004. Adapun 10 butir dari kebutuhan dasar spiritual manusia Clinebal dalam Hawari, 2002, yaitu : 1. Kebutuhan akan kepercayaan dasar basic trust Kebutuhan ini secara terus menerus diulang guna membangkitkan kesadaran bahwa hidup ini adalah ibadah. 2. Kebutuhan akan makna dan tujuan hidup Kebutuhan akan untuk menemukan makna hidup dalam membangun hubungan yang selaras dengan Tuhannya vertical dan sesama manusia horizontal serta alam sekitarnya. 3. Kebutuhan akan komitmen peribadatan dan hubungannya dengan keseharian Pengalaman agama integrative antara ritual peribadatan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. 4. Kebutuhan akan pengisian keimanan Hal ini dilakukan secara teratur dengan mengadakan hubungan dengan Tuhan yang tujuannya agar keimanan seseorang tidak melemah. Universitas Sumatera Utara 11 5. Kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa Rasa bersalah dan berdosa ini merupakan beban mental bagi seseorang dan tidak baik bagi kesehatan jiwa seseorang. Kebutuhan ini mencakup dua hal yaitu pertama secara vertikal adalah kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan berdosa kepada Tuhan. Kedua secara horizontal yaitu bebas dari rasa bersalah kepada orang lain. 6. Kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri Setiap orang ingin dihargai, diterima dan diakui oleh lingkungannya. 7. Kebutuhan akan rasa aman, terjamin dan keselamatan terhadap harapan masa depan Bagi orang beriman hidup ini ada dua tahap yaitu jangka pendek hidup di dunia dan jangka panjang hidup di akhirat. Hidup di dunia sifatnya sementara yang merupakan persiapan bagi kehidupan yang kekal di akhirat nanti. 8. Kebutuhan akan dicapainya derajat dan martabat yang semakin tinggi sebagai pribadi yang utuh Apabila seseorang ingin derajatnya lebih tinggi dihadapan Tuhan maka dia senantiasa menjaga dan meningkatkan keimananya. 9. Kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan alam dan sesama manusia Manusia hidup saling bergantung satu sama lain. Oleh karena itu, hubungan dengan orang disekitarnya senantiasa dijaga. Manusia juga tidak dapat dipisahkan dari lingkungan alamnya sebagai tempat hidupnya. Oleh karena itu, manusia mempunyai kewajiban untuk menjaga dan melestarikan alam ini. Universitas Sumatera Utara 12 10. Kehidupan akan kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan nilai religius Komunitas keagamaan diperlukan oleh seseorang denga sering berkumpul dengan orang yang beriman.

2.2 Kecemasan