PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA SEKOLAH, DAN PENGELOLAAN STRES TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI KOTA GUNUNGSITOLI.

(1)

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN

KEPALA SEKOLAH, BUDAYA SEKOLAH, DAN

PENGELOLAAN STRES TERHADAP KINERJA

GURU DI SMP NEGERI KOTA

GUNUNGSITOLI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

MANGATAS SIMAMORA NIM. 8146132014

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan kekuatan, kebijaksanaan, kesabaran dan limpahan rahmat-Nya kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Dalam proses penulisan tesis ini, penulis tentu banyak menghadapai kendala dan keterbatasan. Berkat bimbingan, arahan dan motivasi dosen pembimbing, dan istriku tercinta, keluarga besarku, serta rekan-rekan mahasiswa pascasarjana yang pada akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd selaku Pembimbing I dan Prof. Dr. Benyamin Situmorang, M.Pd selaku pembimbing II yang selalu meluangkan waktu kapan dan dimana saja untuk membimbing dan memberikan arahan serta memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini, sehingga pada akhirnya tesis ini dapat selesai lebih baik.

2. Dr. Eka Daryanto, M.T, Dr. Saut Purba ,M.Pd, dan Dr. Zulkifli Matondang, M.Pd sebagai narasumber atau dosen penguji yang telah banyak memberikan arahan dan masukan sehingga tesis ini dapat selesai lebih baik.

3. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 4. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur, Prof. Busmin Gurning, M.Pd

selaku Asdir I Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

5. Dr. Darwin, M.Pd selaku Ketua Prodi dan Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.


(6)

iv

6. Seluruh Dosen pengajar dan seluruh staf administrasi Program Pascasarjana, khususnya kepada Hery Samosir, M.Si selaku staf di Prodi Administrasi Pendidikan.

7. Duhuzatulo Zebua, S.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli, Oktorianus Harefa, S.Pd sebagai Ka.SMPN 1 Gunungsitoli, Drs. Relianus Zebua sebagai Ka.SMPN 2 Gunungsitoli, Ikhtiar Mendrofa, S.Pd, sebagai Ka.SMPN 3 Gunungsitoli, Irawanti Hondro ,S.Pd sebagai Ka.SMPN 4 Gunungsitoli, Hidayat Harefa, S.Pd sebagai Ka.SMPN 5 Gunungsitoli, Faema Zebua sebagai Ka.SMPN 6 Gunungsitoli, Sariadi Telaumbanua, S.Pd sebagai Ka.SMPN 7 Gunungsitoli, Damatias Zebua, B.A sebagai Ka.SMPN 1 Gunungsitoli Alo’oa, Baziduhu Lase, S.Pd sebagai Ka.SMPN 2 Gunungsitoli Alo’oa, Sinufa Gulo, S.Pd sebagai Ka.SMPN 3 Gunungsitoli Alo’oa, Sozamuala Hulu, S.Pd sebagai Ka.SMPN 1 Gunungsitoli Barat, Fabobosa Zebua sebagai Ka.SMPN 2 Gunungsitoli Barat, Drs. Meliaro Gea sebagai Ka.SMPN 1 Gunungsitoli Idanoi, Idami Gea, S.Th sebagai Ka.SMPN 2 Gunungsitoli Idanoi, Temazisokhi Gea, S.Pd sebagai Ka.SMPN 3 Gunungsitoli Idanoi, Sanueli Bate’e, S.Pd sebagai Ka.SMPN 4 Gunungsitoli Idanoi, Drs. Yulianus Harefa sebagai Ka.SMPN 1 Gunungsitoli Selatan, Idanoli Telaumbanua, S.Pd sebagai Ka.SMPN 2 Dharma Caraka Gunungsitoli Selatan, Artatina Zai sebagai Ka.SMPN 3 Gunungsitoli Selatan, Fatizanolo Zendrato sebagai Ka.SMPN 1 Gunungsitoli Utara, Markus Harefa, S.Pd sebagai Ka.SMPN 2 Gunungsitoli Utara, Eksaudi Zega, S.Pd sebagai Ka.SMPN 3 Gunungsitoli Utara dan Temazaro Harefa, S.Pd sebagai Ka.SMPN 4 Gunungsitoli Utara yang telah memberikan izin melakukan uji coba dan penelitian di sekolah yang dipimpin.


(7)

v

8. Orang tua tercinta Erikson Simamora, SE, S.Th dan Meyke. br. Pardosi serta Kakak dan Adik, yang selalu mendukung dan mendorong terus untuk belajar serta selalu mendoakan agar dapat mengikuti perkuliahan dengan sebaik-baiknya.

9. Istri tercinta Sri Agustina Hutabarat yang selalu mendukung dan mendorong untuk terus belajar serta selalu mendoakan agar segera menyelesaikan perkuliahan.

10.Rekan seperjuangan mahasiswa Pascasarjana Program Studi Administrasi Pendidikan Angkatan Ke-XXIII Kelas B1 Tahun 2014 (Albiner, Dal Iman, Elfine, Indra, Jusup, Lies Eka, Kiki, Monika, Paulus, Syaiful, Torangi, Yaman, dll) yang selalu memberikan motivasi dan bantuan, serta kontribusi ide di saat perkuliahan terlebih dalam penyelesaian penulisan tesis ini.

Akhir kata penulis dengan sepenuh hati juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang namanya tidak dituliskan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini. Penulis menyadari tesis ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mohon saran dan kritikan yang membangun guna kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya kemajuan pendidikan di Kota Gunungsitoli.

Medan, Juni 2016 Penulis.

Mangatas Simamora NIM. 8146132014


(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK --- i

ABSTRAC --- ii

KATA PENGANTAR --- iii

DAFTAR ISI --- vi

DAFTAR TABEL --- ix

DAFTAR GAMBAR --- xi

DAFTAR LAMPIRAN --- xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C. Pembatasan Masalah ... 12

D. Rumusan Masalah ... 13

E. Tujuan Penelitian ... 13

F. Manfaat Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN TEORETIS,, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoretis 1. Kinerja Guru ... 16

2. Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 32

3. Budaya Sekolah ... 48

4. Pengelolaan Stres ... 59

B. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Pengelolaan Stres ... 68

2. Pengaruh Budaya Sekolah terhadap Pengelolaan Stres ... 69

3. Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 70

4. Pengaruh Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 71

5. Pengaruh Pengelolaan Stres terhadap Kinerja Guru ... 72


(9)

vii BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 75

B. Metode Penelitian ... 76

C. Sumber Data ... 76

1. Populasi ... 76

2. Sampel ... 77

D. Defenisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 78

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 80

F. Uji Coba Instumen ... 84

G. Teknik Analisis Data ... 85

H. Uji Persyaratan Analisis... 88

1. Uji Normalitas dihitung dengan rumus Liliefors ... 88

2. Uji Linearitas dan Keberartian Regresi Sederhana ... 88

3. Uji Homogenitas ... 89

4. Uji Korelasi Antar Variabel ... 89

5. Uji Hipotesis Penelitian ... 90

I. Hipotesis Statistik ... 93

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 95

B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 101

C. Uji Persyaratan Analisis Data ... 104

D. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 110

E. Temuan Penelitian ... 114

F. Pengujian Kesesuaian Model ... 116

G. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung ... 117

H. Pembahasan Hasil Penelitian ... 122


(10)

viii BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ... 129

B. Implikasi ... 130

C. Saran ... 133


(11)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perolehan Nilai UKG 2015 Kota Gunungsitoli... 6

Tabel 1.2 Perolehan Nilai Standar UKG 2015 KotaGunungsitoli... 6

Tabel 1.3 Perolehan Nilai UKG Penilaian Kinerjsa 2015 Kota Gunungsitoli... 6

Tabel 1.4 Data Kolektif Hasil Ujian Nasional Tingkat SMP/MTs --- 7

Tabel 1.5 Data Kolektif Persentase Kelulusan Sekolah Tingkat SMP/MTs... 8

Tabel 3.1 Waktu Penelitian... 75

Tabel 3.2 Populasi Penelitian... 76

Tabel 3.3 Pengambilan Sampel... 78

Tabel 3.4 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Kinerja Guru --- 82

Tabel 3.5 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah --- 82

Tabel 3.6 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Budaya Sekolah (X2) --- 83

Tabel 3.7 Kisi – kisi Instrumen Penelitian Pengelolaan Stres (X3) --- 83

Tabel 4.1 Ringkasan Karakterisitik Data Masing - masing Variabel Penelitian... 95

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru..., 96

Tabel 4.3 Distribusi Variabel Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah...97

Tabel 4.4 Distribusi Variabel Budaya Sekolah...98

Tabel 4.5 Distribusi Variabel Pengelolaan Stres...100

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Kinerja Guru...102

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah...102

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Budaya Sekolah...103

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi dan Kategori Skor Pengelolaan Stres...104


(12)

x

Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas...106

Tabel 4.12 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atas X1... 106

Tabel 4.13. Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atas X2...107

Tabel 4.14. Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X1...108

Tabel 4.15. Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X2...108

Tabel 4.16. Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X3...109

Tabel 4.17. Ringkasan Hasil Koefisien Korelasi (r)...110

Tabel 4.18. Perhitungan Koefisien Jalur (ρ)...110

Tabel 4.19. Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Langsung Relatif Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Pengelolaan Stres (X3) dan Pengaruh Langsung Relatif Budaya Sekolah (X2) terhadap Pengelolaan Stres (X3...117

Tabel 4.20. Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Langsung Proporsional Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Pengelolaan Stres (X3) dan Pengaruh Langsung Relatif Budaya Sekolah (X2) terhadap Pengelolaan Stres (X3)...118

Tabel 4.21. Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Relatif Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Budaya Sekolah (X2) dan Pengelolaan Stres (X3) terhadap Kinerja Guru (X4)...119

Tabel 4.22. Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Proporsional Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Budaya Sekolah (X2) dan Pengelolaan Stres (X3) terhadap Kinerja Guru (X4)...120


(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Integrative Model of Organizational Behavior ---29

Gambar 2.2 Subproses Persepsi ---34

Gambar 2.3 Transactional Theory of Stress --- 65

Gambar 2.4 Paradigma Penelitian --- 74

Gambar 3.1 Gambar Diagram Jalur Penelitian --- 90

Gambar 4.1 Histogram Skor Kinerja Guru (X4) --- 96

Gambar 4.1 Histogram Skor Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) --- 98

Gambar 4.3 Histogram Skor Budaya Sekolah (X2) --- 99

Gambar 4.4 Histogram Skor Pengelolaan Stres (X3) --- 101

Gambar 4.5 Diagram Jalur Variabel Penelitian Hasil Pengujian Hipotesis --- 116


(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Angket Penelitian --- 139

Lampiran 2 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Penelitian --- 148

Lampiran 3 Perhitungan Validitas Instrumen Penelitian --- 172

Lampiran 4 Perhitungan Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen Penelitian --- 178

Lampiran 5 Hasil Penelitian --- 186

Lampiran 6 Data Ubahan Penelitian --- 210

Lampiran 7 Distribusi Data, Mean, Simpangan Baku, Modus, Median --- 214

Lampiran 8 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Ubahan Penelitian --- 222

Lampiran 9 Perhitungan Uji Normalitas Distribusi Data Ubahan Penelitian --- 225

Lampiran 10 Perhitungan Uji Normalitas Homogenitas --- 245

Lampiran 11 Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana --- 265

Lampiran 12 Perhitungan Korelasi Antar Variabel Penelitian --- 298

Lampiran 13 Perhitungan Koefisien Jalur --- 303

Lampiran 14 Perhitungan Uji Hipotesis --- 306

Lampiran 15 PerhitunganUji Model Analisis Jalur --- 313

Lampiran 16 Perhitungan Reliabilitas Variabel Komitmen Afektif Guru (X4) - 314


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu langkah upaya yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dalam hal peningkatan pengetahuan (kowledge), keterampilan (skill) dan sikap (atitude). Dalam konteks pendidikan di Indonesia, persoalan tentang mutu pendidikan telah menjadi sorotan dari berbagai perspektif dan cara pandang. Salah satu yang menjadi sorotan rendahnya mutu pendidikan sering dikaitkan dengan profesionalisme guru. Sekolah sebagai suatu organisasi yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan organisasi lainnya, dimana sekolah merupakan tempat untuk berlangsungnya proses belajar mengajar dan tempat khusus dalam menciptakan potensi yang bagus untuk dimiliki setiap orang. Sekolah memiliki cita-cita menjadikan peserta didik berkualitas dan mampu bersaing dalam menghadapi era globalisiasi, serta menciptakan rasa percaya orang tua siswa untuk memberi ruang untuk anak-anaknya meraih kesuksesan dengan meraih pendidikan yang lebih baik.

Tenaga pendidikan yang sering di sebut “guru” mempunyai peranan penting dalam pembentukan pengetahuan, keterampilan, serta karakter. Guru diharapkan professional dalam melaksanakan tugasnya untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini maka dapat diartikan bahwa


(16)

2

pendidikan diawali dengan adanya usaha serta perencanaan yang tepat dan benar untuk menghasilkan mutu pendidikan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pasal 39 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Namun, keberadaan guru profesional sangat jauh dari yang diharapkan saat ini. Munculnya sekolah yang rendah mutunya menunjukkan bahwa guru profesional hanya sebuah wacana publik yang belum teralisasi secara merata dalam seluruh tingkat pendidikan yang ada di Indonesia. Kenyataan tersebut menyebabkan para akademis akan lebih berupaya meningkatkan kualifikasi guru melalui pemberdayaan dan peningkatan profesionalisme guru dengan pelatihan khusus.

Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh kualitas seorang pemimpin yang menjadi penentu terhadap peningkatan kinerja. Pemimpin didalam organisasi sekolah yang sering disebut kepala sekolah harus memiliki kemampuan sebagai pemimpin. Kepala sekolah merupakan tenaga fungsional guru yang diberi tugas memimpin suatu sekolah. Kata memimpin dari rumusan tersebut mengandung makna luas, yaitu kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ketangguhan kepala sekolah digambarkan bahwa kepala sekolah memiliki : (1) kekuatan teknikal penerapan fungsi-fungsi manajemen, (2) kekuatan manusia


(17)

3

pemanfaatan potensi sosial sekolah, (3) kekuatan pendidikan dan kepemimpinan, (4) kekuatan simbolik yaitu interaksi simbolik atas kedudukan profesional, dan (5) kekuatan budaya sebagai sistem nilai yang berorientasi pada budaya mutu dan etos kerja yang tinggi. Setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, berencana dan berkesinambungan. Penting kepemimpinan dalam sebuah organisasi dalam memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua bawahan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan atau bimbingan, hubungan antara tujuan perseorangan atau tujuan organisasi mungkin tidak akan tercapai. Oleh karena itu,kepemimpian sangat diperlukan bila suatu organisasi ingin sukses. Terlebih lagi apabila setiap bawahan yang baik selalu ingin tahu bagaimana mereka dapat menyumbang dalam pencapaian tujuan organisasi. Gairah bawahan dalam bekerja memerlukan kepemimpinan sebagai dasar motivasi untuk menjaga tujuan-tujuan mereka tetap harmonis dengan tujuan organisasi.

Permasalahan krusial yang dihadapi bangsa ini antara lain menyangkut pemberdayaan sumber daya manusia dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen pertahun. Permasalahan yang terjadi menyangkut pertumbuhan angkatan kerja yang lebih besar dibandingkan adanya ketersediaan lapangan kerja, pasar kerja yang tidak diimbangi dengan kompetensi sumber daya manusia yang memadai, pemerataan penduduk yang tidak merata di wilayah kepulauan Indonesia, dan tingkat pengangguran dan kemiskinan yang meningkat, sehingga mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Diduga permasalahan yang penting mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia yang masih rendah yaitu, efektivitas


(18)

4

pendidikan, efisiensi pendidikan, standarlisasi pendidikan, sarana dan prasarana yang masih belum memadai, masih rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya prestasi peserta didik, kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan, relevansi pendidikan dengan pekerjaan yang masih rendah, dan biaya pendidikan yang mahal.

Upaya peningkatan mutu dalam bidang pendidikan difokuskan kepada mutu proses pendidikan. Inti dari proses pendidikan yang dimaksud adalah pembelajaran peserta didik.. Proses pembelajaran mencakup beberapa unsur utama yang mendasar yang membentuk mutu pembelajaran, yakni tujuan pembelajaran, isi kurikulum, guru, sarana dan prasarana, dana, manajemen, dan evaluasi. Peningkatan mutu pendidikan yang sedang dilakukan dewasa ini mengalami perubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan. Perubahan kebijakan pendidikan dari sentralisasi menjadi desentralisasi telah menekankan bahwa pengambilan kebijakan berpindah dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Desentralisasi pendidikan sejalan dengan kebijakan otonomi daerah, segala kekuasaan pusat dilimpahkan wewenangnya kepada daerah (kota/kabupaten). Dalam konteks otonomi daerah yang berkaitan dengan jaminan mutu pendidikan, Standar Nasional Pendidikan (SNP/PP No.19 tahun 2005) disosialisasikan secara efektif kepada seluruh pemerintah daerah dan satuan pendidikan di setiap daerah, agar mampu bersaing secara kompetitif dan komparatif dalam konteks nasional dan internasional. Namun desentralisasi pendidikan dalam konteks otonomi daerah menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya mutu pendidikan.


(19)

5

Hasil penelitian sebelumnya yang menguatkan pentingnya pemahaman mengenai kinerja, Sugiyarto pada tahun 2005 melakukan penelitian tentang Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja Guru SMK Seni dan Kerajinan Kota Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhdap kinerja guru. Penelitian selanjutnya, Kumala Dewi pada tahun 2013 tentang variabel Pengaruh Budaya Sekolah, Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Sd Prime One School Medan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh langsung antara budaya sekolah terhadap kinerja guru di SD Prime One School Medan. Demikian juga, penelitian yang dilakukan Hartaty Novita Malau pada tahun 2012 melakukan penelitian tentang variabel pengaruh Iklim Organisasi, Kemampuan Mengelola Stres, Motivasi Berprestasi, dan Kinerja Guru : Studi Empiris di SMP Negeri 18 Medan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh langsung kemampuan mengelola stres terhadap kinerja guru.

Rendahnya kinerja guru di Pemerintahan Kota Gunungsitoli salah satunya dapat dilihat dari nilai Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk semua tingkat pendidikan. Perolehan nilai UKG yang dilaksanakan pada tahun 2015 di Kota Gunungsitoli yang didalamnya juga mewakili tingkat SMP dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(20)

6

Tabel : 1.1 Perolehan Nilai UKG 2015 Kota Gunungsitoli

Perolehan Nilai

Nilai

Total ( Pedagogik + Profesional ) Pedagogik Profesional

Nilai Minimal 7 7 13

Nilai Rata-Rata 40 44 43

Nilai Maksimal 89 86 78

Peserta Yang Ikut Ujian

2.067 2.067 2.067

Sumber : Data Lapangan diolah Peneliti Tahun 2015

Tabel : 1.2 Perolehan Nilai UKG 2015 Kota Gunungsitoli ( Menurut Standar Nasional = 55 )

No Perolehan Nilai Banyak Guru Persentase ( % ) 1 Di bawah Standar Nasional

( <55 ) 1.763 85

2 Memenuhi Standar Nasional (≥55) 304 15

Jumlah Guru 2.067 100

Sumber : Data Lapangan diolah Peneliti Tahun 2015

Tabel : 1.3 Perolehan Nilai UKG 2015 Kota Gunungsitoli ( Menurut Penilaian Kinerja Guru )

No Rentang Nilai Banyak Guru Memperoleh Nilai Pedagogik Profesional Total

1 Nilai 00,00 - 25,00 254 84 60

2 Nilai 25,01 – 50,00 1.450 1.416 1.522

3 Nilai 50,01 – 75,00 384 555 482

4 Nilai 75,01 – 90,00 15 12 3

5 Nilai 90,01 – 100,00 0 0 0

Jumlah Guru 2.067 2.067 2.067

Sumber : Data Lapangan diolah Peneliti Tahun 2015

Tabel di atas menunjukkan perolehan nilai UKG 2015 di Kota Gunungsitoli menurut standar nasional yaitu 55, yaitu nilai di bawah standar nasional (<55)


(21)

7

sebesar 85% sedangkan nilai memenuhi/di atas standar nasional (≥55) sebesar 15%. Kemudian perolehan nilai UKG 2015 di Kota Gunungsitoli menurut kinerja guru, nilai batas interval 25,01-50,00 atau di bawah nilai standar nasional berjumlah 1.522 orang. Berdasarkan data yang diperoleh menyangkut nilai UKG yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 di kota Gunungsitoli, didapati bahwa nilai uji kompetensi guru masih belum mendapatkan hasil yang memuaskan seperti yang diharapkan demi menunjang kemajuan pendidikan.

Penilaian kinerja guru di SMP Kota Gunungsitoli juga dapat dinilai dari hasil Ujian Nasional (UN) yang masih kurang memuaskan, dimana nilai rata-rata kelulusan belum mampu memenuhi dan melebihi nilai standar nasional kelulusan yang telah ditentukan brdasarkan Permendikbud No.144 Tahun 2014 yakni 5,5. Penilaian ini menjadi penilaian kinerja guru walaupun nilai standar kelulusan tidak menentukan kelulusan siswa, melainkan yang menentukan kelulusan siswa adalah satuan pendidikan, dimana nilai sekolah diikut sertakan untuk menentukan nilai kelulusan. Perolehan nilai UN utuk tingkat SMP/MTs yang dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015 di Kota Gunungsitoli dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.4. Data Kolektif Hasil Ujian Nasional Tingkat SMP/MTs Kota Gunungsitoli Tahun Pelajaran 2014/2015

No Perolehan Nilai Rata-rata UN ( BIN, ING, MAT, IPA )

Banyak Siswa

Persentase (%) 1 Memenuhi/di atas Standar Nasional (≥5,5) 1.796 66 2 Di bawah Standar Nasional (<5,5) 921 34

Jumlah Siswa 2.717 -


(22)

8

Tabel 1.5. Data Kolektif Persentase Kelulusan Sekolah Tingkat SMP/MTs

Kota Gunungsitoli Tahun Pelajaran 2014/2015

No Persentase Kelulusan UN SMP/MTs Negeri

SMP/MTs

Swasta Jumlah

1 Antara 50-100 % 11 10 21

2 Di bawah 50 (<50 %) 13 3 16

Jumlah Sekolah - - 37

Sumber : Data Lapangan diolah Peneliti tahun 2015

Tabel di atas menunjukkan perolehan nilai kolektif hasil UN tahun pelajaran 2014/2015, dari beberapa SMP/MTs Negeri maupun Swasta yang nilai standar nasional kelulusan masih jauh dari hasil yang diharapkan yaitu 5,5. Bahkan dari data yang ada terdapat beberapa sekolah yang mengikuti ujian nasional tidak lulus 100%. Berdasarkan data perolehan nilai kolektif hasil UN tahun pelajaran 2014/2015, dari beberapa SMP/MTs Negeri maupun Swasta Kota Gunungsitoli, didapati siswa masih banyak yang belum siap berkompetensi dalam menghadapi ujian nasional. Jika dilihat perbandingan SMP/MTs Negeri yang lebih dominan berstatus guru PNS dengan SMP/MTs Swasta, jumlah persentase kelulusan dibawah 50% justru lebih tinggi pada SMP/MTs berstatus Negeri.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada studi pendahuluan bulan Juli 2015 di SMP Negeri Kota Gunungsitoli, masih juga terjadi masalah yang berkaitan dengan pendidikan, yaitu masih ditemukan masih rendahnya kinerja guru. Kebanyakan guru tidak profesional dalam melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengawasan Kepala sekolah terhadap guru dalam melaksanakan tugas pada proses pembelajaran di kelas.


(23)

9

Rendahnya kinerja guru juga disebabkan kurangnya hubungan yang baik antara guru dan kepala sekolah. Hubungan yang kurang baik ini disebabkan persepsi guru terhadap kepala sekolah, yaitu seorang guru perlu tetap menjaga kewibawaan seorang kepala sekolah. Dalam kesehari-harian di sekolah terkadang sosok seorang kepala sekolah yang ditunjuk dan diangkat sebagai pemimpin tidak sepunuhnya menunjukkan perilaku seorang pemimpin dalam mengendalikan jalannya organisasi sekolah. Sikap atau pandangan seperti ini, ditandai dengan sikap guru lebih menutup diri ketika menghadapi permasalahan menyangkut proses belajar mengajar. Masalah yang dihadapi oleh guru tidak serta merta dapat langsung dibicarakan dengan kepala sekolah untuk diambil suatu tindakan dalam penyelesaian masalah. Kepala sekolah terkadang juga belum mampu menciptakan kerja sama antara guru dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi di sekolah. Hal ini disebabkan ketidakmampuan seorang kepala sekolah dalam pengambilan keputusan, sehingga terkadang pengambilan keputusan keputusan di sekolah oleh kepala sekolah tanpa disadari tidak merujuk kepada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan yang diambil secara tidak langsung bisa merugikan pihak guru. Dari kejadian di atas dapat diindikasikan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah di SMP Negeri Kota Gunungsitoli belum menunjukan kepemimpinan yang baik seperti diharapkan.

Pengamatan selanjutnya dilakukan melalui wawancara dengan beberapa orang guru bahwa kenyataannya kerjasama di antara sesama guru masih kurang terjalin dengan baik, dimana sebagian guru ada yang bersikap acuh tak acuh terhadap sesama guru dan dengan kepala sekolah. Sebagian guru cenderung tidak memperdulikan keadaan dan cenderung mementingkan pribadi masing-masing


(24)

10

yang pada akhirnya menimbulkan kecurigaan satu dengan yang lain dan menciptakan terjadi pembentukan kelompok-kelompok untuk menciptakan daya saing antara guru senior dengan guru junior. Pengamatan lain yang dilakukandari hasil wawancara kepada beberapa guru, bahwa guru-guru sering terlambat memulai proses belajar belajar sesuai jadwal yang telah ditentukan. Pada jam pembelajaran berlangsung masih ditemukan guru belum masuk kedalam kelas untuk memulai pembelajaran, namun memilih duduk-duduk dan ngobrol diruang guru. Selanjutnya, guru sering tidak disiplin waktu dan tidak jujur dalam mengatur jam pembelajaran. Kemudian masih sering ditemukan beberapa guru PNS kurang memperhatikan aturan pemerintah daerah mengenai pemakaian seragam dinas sesuai petunjuk pemakaian seragam dinas, dan sebagian guru kurang memperhatikan penampilan cara berpakaian yang rapi yang dapat dicontoh oleh peserta didik. Kejadian yang terjadi di atas dapat diindikasikan budaya sekolah di SMP Negeri Kota Gunungsitoli belum tercipta dengan baik sebagaimana mestinya.

Selain pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah, pengelolaan stres juga berpengaruh terhadap kinerja guru. Ketika diwawancarai, di katakan bahwa sebagian guru mengalami stres dalam melaksanakan pekerjaannya. Penyebab stres guru antara lain, menghadapi kenakalan peserta didik, beban kerja, konflik dengan sesama guru dan kepala sekolah, sarana dan prasarana yang kurang lengkap, lingkungan yang kurang nyaman. Penyebab timbulnya stres antara lain, keterlambatan gaji dan pengurusan kenaikan pangkat dan pengurusan berkas yang terkait dengan kinerja guru. Akibat stres guru yang berkepanjangan melemahkan semangat dan gairah guru untuk


(25)

11

meningkatkan kinerjanya. Kepala sekolah selaku menajer sering tidak cermat memperhatikan keadaan yang dialami bawahannya untuk mengambil sikap atau tindakan membantu segala permasalahan yang dihadapi guru yang menyebabkan stres dalam melaksanakan tugasnya di sekolah. Demikian juga guru yang mengalami stres terkadang kurang mampu dalam mengelola dampak stres yang dialaminya. Dari kejadian yang terjadi di atas dapat diindikasikan pengelolaan stres di SMP Negeri Kota Gunungsitoli belum dapat dikelolola dengan baik untuk menurunkan tingkat stres pada guru.

Mengacu kepada permasalahan di atas yang menunjukkan bahwa persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan pengelolaan stres berperan penting dalam menentukan kinerja guru, dimana permasalahan yang terjadi tersebut berpengaruh langsung dengan rendahnya kinerja guru. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli untuk dapat menemukan alternatif dalam memecahkan permasalahan kinerja guru. Maka dalam penelitian ini di beri judul ”Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Sekolah, dan Pengelolaan Stres terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dalam latar belakang masalah tersebut di atas, yaitu persepsi guru kepemimpinan kepala sekolah belum menunjukan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah yang baik seperti diharapkan, budaya sekolah belum tercipta sebagaimana mestinya dan pengelolaan stres yang kurang baik


(26)

12

yang berpengaruh terhadap kinerja guru, maka permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut : (1) faktor – faktor apa yang dapat mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli? : (2) apakah budaya sekolah dapat mempengaruhi pengelolaan stres guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli? : (3) apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dapat mempengaruhi pengelolaan stres guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli? : (4) apakah budaya sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli? : (5) apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli? : (6) apakah pengelolaan stres dapat mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli? (7) apakah budaya sekolah dan pengelolaan stres dapat mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli? : (8) apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dan pengelolaan stres dapat mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli? : (9) apakah Kepemimpinan Kepala Sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli?, dan (10) apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, dan pengelolaan stres dapat mempengaruhi kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli?

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru di sekolah, namun untuk lebih menfokuskan arah penulisan penelitian ini kepada tujuan penulisan, maka pada pembatasan masalah ini hanya mencari dan membahas tentang pengaruh


(27)

13

persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan pengelolaan stres terhadap kinerja guru di SMP Negeri Kota Gunungsitoli.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung terhadap pengelolaan stres?

2. Apakah budaya sekolah berpengaruh langsung terhadap pengelolaan stres? 3. Apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh

langsung terhadap kinerja guru?

4. Apakah budaya sekolah berpengaruh langsung terhadap kinerja guru? 5. Apakah pengelolaan stres berpengaruh langsung terhadap kinerja guru ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung terhadap pengelolaan stres.

2. Untuk mengetahui apakah budaya sekolah dapat berpengaruh langsung terhadap pengelolaan stres guru.

3. Untuk mengetahui apakah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung terhadap kinerja guru.


(28)

14

4. Untuk mengetahui apakah budaya sekolah berpengaruh langsung terhadap kinerja guru.

5. Untuk mengetahui apakah pengelolaan stres berpengaruh langsung terhadap kinerja guru.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini dapat memberi informasi untuk menyadarkan guru atau tenaga pendidik dalam menerapkan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, menciptakan budaya sekolah dengan baik serta meningkatkan pengelolaan stres dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru akan semakin meningkat. Dengan demikian perilaku organisasi dalam dunia pendidikan akan semakin baik.

b. Penelitian ini dapat menambah bahan kajian yang menyangkut masalah-masalah yang ada kaitannya faktor untuk meningkatkan kinerja guru. 2. Manfaat praktis

a. Bagi penulis lain, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan sebagai bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya untuk dapat dikembangkan dengan variabel yang lebih kompeks.

b. Bagi para guru dapat memberi manfaat dalam pengembangan diri dan peningkatan kinerja guru.


(29)

15

c. Bagi kepala sekolah sebagai bahan informasi dan sebagai otoritas pengambil keputusan untuk meningkatkan kinerja guru.

d. Bagi kepala dinas dan stakeholder, penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dan pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kinerja guru.


(30)

129

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh langsung positif antara persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap pengelolaan stres (X3), dengan

nilai ρ31=0,33 diperoleh harga thit = 5,29. Harga ini dikonsultasikan dengan ttab dengan N = 155 pada taraf 5% = 1,65. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah mengakibatkan sistem pengelolaan stress guru SMP Negeri Kota Gunungsitoli dapat berlangsung secara baik.

2. Terdapat pengaruh langsung positif antara budaya sekolah (X2) terhadap pengelolaan stres (X3), dengan nilai ρ32=0,16 diperoleh harga thit = 3,29. Harga ini dikonsultasikan dengan ttab dengan N = 155 pada taraf 5% = 1,65. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan budaya sekolah mengakibatkan sistem pengelolaan stress guru SMP Negeri Kota Gunungsitoli dapat berlangsung secara baik.

3. Terdapat pengaruh langsung positif antara persepsi guru tentang keemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap kinerja guru (X4), dengan nilai

ρ41=0,36 diperoleh harga thit = 6,96. Harga ini dikonsultasikan dengan ttab dengan N = 155 pada taraf 5% = 1,65. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah


(31)

130

mengakibatkan terjadinya peningkatan kinerja guru SMP Negeri Kota Gunungsitoli.

4. Terdapat pengaruh langsung positif antara budaya sekolah (X2) terhadap kinerja guru (X4), dengan nilai ρ42=0,16 diperoleh harga thit = 3,90. Harga ini dikonsultasikan dengan ttab dengan N = 155 pada taraf 5% = 1,65. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan budaya sekolah mengakibatkan terjadinya peningkatan kinerja guru SMP Negeri Kota Gunungsitoli.

5. Terdapat pengaruh langsung positif antara pengelolaan stres (X3) terhadap kinerja guru (X4), dengan nilai ρ43=0,13 diperoleh harga thit = 3,75. Harga ini dikonsultasikan dengan ttab dengan N = 155 pada taraf 5% = 1,65. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pengelolaan stres yang baik dapat meningkatkan kinerja guru SMP Negeri Kota Gunung sitoli.

5.2 Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, akan membawa implikasi sebagai berikut :

1. Upaya peningkatan kinerja guru melalui persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah.

Persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah telah terbukti memiliki pengaruh langsung positif dengan kinerja guru. Hal ini bermakna bahwa kinerja guru akan mengalami peningkatan apabila didukung dengan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah yang bernuansa positif. Penting bagi semua komponen sekolah khususnya kepala sekolah untuk membangun cerminan seorang pemimpin sekolah yang arif dan bijaksana sehingga guru


(32)

131

dapat menafsirkan kepala sekolah sebagai pimpinan yang selalu mengayomi bawahannya dalam hal ini guru sebagai personel sekolah. Dalam hal ini implikasi yang didapat dari seluruh personel sekolah sangat perlu untuk menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif agar kinerja guru dapat meningkat. Suasana tersebut dapat diciptakan melalui berbagai upaya diantaranya pemberian tugas yang jelas, hubungan dan keikutsertaan dalam pengambilan keputusan serta pelatihan.

2. Upaya peningkatan kinerja guru melalui budaya sekolah.

Budaya sekolah merupakan ciri khas yang melekat pada setiap sekolah, untuk itu perlu dijaga agar budaya sekolah tetap lestari dari masa ke masa.peningkatan kinerja guru sangat dipengaruhi oleh budaya sekolah karena membangun budaya sekolah dimulai dari kesiapan seluruh personel sekolah baik kepala sekolah, guru, pegawai serta siswa yang ada di dalam sekolah tersebut. Dari hal tersebut dapat kita ketahui bahwa kinerja seiring sejalan dengan budaya sekolah yang ada melekat dilingkungan sekolah sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja dipengaruhi oleh budaya sekolah.

3. Upaya peningkatan kinerja guru melalui pengelolaan stres.

Pengelolaan stres telah terbukti memiliki pengaruh positif dengan kinerja guru. Hal ini berdasarkan dari seluruh pengujian persyaratan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Berdasarkan hal ini perlu adanya perbaikan tentang tata laksana tugas guru agar pengelolaan stres dapat berdampak positif terhadap peningkatan kinerja guru. Pada saat perbaikan


(33)

132

kinerja tentu tugas-tugas guru harus lebih lugas serta hubungan kepala sekolah dan guru terjalin harmonis, dengan hal ini tingkat dan tata pengelolaan stres guru tentu akan baik serta kinerja guru dapat meningkat sesuai dengan target yang sudah ditentukan.

4. Upaya peningkatan kinerja guru melaui persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan pengelolaan stres. Persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan pengelolaan stres memiliki pengaruh secara bersama sama dengan kinerja guru. Hal ini bermakna bahwa kepala sekolah masih perlu mencermati tiga unsur dalam peningkatan kinerja guru di sekolah yang dipimpinnya. Ketiga unsur tersebut adalah persepsi kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, pengelolaan stres. Agar dapat meningkatkan kinerja guru maka diperlukan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah supaya kepala sekolah mampu mengatur langkah dalam menyikapi para guru, budaya sekolah yang baik dan bersinergi sangat diperlukan dalam menumbuhkan serta meningkatkan kinerja guru, serta pengelolaan stress yang baik tentu memberikan kontribusi yang positif dalam peningkatan kinerja guru.


(34)

133

5.3 Saran

Berdasarkan temuan penelitian, maka diajukan beberapa saran berikut untuk meningkatkan kinerja guru, yaitu :

1. Kepala Sekolah hendaknya :

a. Menjaga suasana sekolah yang kondusif dalam kepemimpinannya sehingga guru guru tidak cepat jenuh dan stres serta mampu menciptakan rasa memiliki terhadap sekolah serta pemberian tugas yang jelas, keikutsertaan dalam pengambilan keputusan dan keterbukaan pengakuan dan umpan balik semangat dan keluesan organisasi sekolah.

b. Melibatkan guru dalam mencari solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi sekolah serta memberikan kesempatan yang merata bagi guru untuk mengembangkan potensi dirinya.

2. Guru hendaknya :

a. Membangun kerja sama, komunikasi yang terbuka dan hubungan yang harmonis bagi sesama guru, sehingga apabila salah seorang guru menghadapi kesulitan dapat didiskusikan dan diselesaikan secara bersama sama dan selalu berfikir positif terhadap kritik dan saran yang diberikan kepala sekolah dan rekan guru lainnya.

b. Guru harus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pengelolaan stress yang baik agar situasi internal seorang guru dapat tercapai secara maksimal dalam pengembangan potensi guru tersebut sehingga peningkatan kinerja guru dapat berhasil dengan baik.


(35)

134

3. Dinas pendidikan hendaknya :

a. Mendukung dan memberi kesempatan yang merata bagi guru untuk mengembangkan diri seperti memberi kesempatan bagi guru untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

b. Rutin melakukan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru.

c. Memberikan reward kepada guru yang berprestasi, sebagai motivasi bagi guru yang bersangkutan dan bagi guru yang lain

4. Bagi peneliti lain, perlu diadakan penelitian lanjut tentang penelitian ini dengan variabel yang berbeda yang turut memberikan pengaruh terhadap kinerja guru, mengingat adanya keterbatasan dalam melaksanakan penelitian dan hasil yang diperoleh belum maksimal.


(36)

135

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Ambarita Biner, Siburian. 2013. Manajemen Pendidikan dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Ambarita, Biner, dkk. 2014. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta.

Ambarita Biner, Wanapri Pangaribuan.2013. Kemampuan Membaca dan Sikap Profesional dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Ambarita, Biner. Paningkat Siburian, Juli 2013, " Pengembangan Desain Model

Supervisi Akademik Berbasis Manajemen Pendidikan". Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan. No.2, Vol. 19. PPs Unimed & ISPI Sumut.

Asrul. 2014. ” Pengaruh Persepsi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kepuasan Keja Guru Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru di SD Negeri kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh timur .Tesis. PPs Unimed.

Colquitt Jasson A. , Jeffery A. Lepine, Michael J. Wesson. 2011. Organizational Behavior. New York : Mc Graw Hill.

Daryanto. 2015. Pengelolan Budaya dan Iklim Sekolah. Yogyakarta : Gava Media.

Dewi, Kumala. 2014. ” Pengaruh Budaya Sekolah, Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Guru Sd Prime One School Medan.Tesis. PPs Unimed.

Ekundyo, Job Ayodele. 2014 “ Occupational Stress And Employees Productivity

The WorkplaceJurnal Of scientific Research In Education. No.2, Vol.7.

Hal: 157-165. Faculty University Of Techonlogy Owerri, Imo State , Nigeria.

Fardah, Khoirul. 2013. “Hubungan Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi dengan Kinerja Guru Madrasah

Tsyanawiyah Negeri kabupaten Deli Serdang”. Jurnal Kajian Manajemen

Pendidikan. No.2, Vol. 13. PPs Unimed & ISPI Sumut.

Fariyuni dan Nurfitria.2014 “Manajemen Stres Pada Istri Yang Mengalami Long

Distance Marriage” Jurnal Psikologi, Vol. 2, No.2. Hal: 53-61. Universitas

Ahmad Dahlan.

Gabrillin, Abba. 2015. "Pendidikan Indonesia sedang gawat darurat". KOMPAS, 3 Desember 2015.


(37)

136

Gemilang, Jingga. 2013. Manajemen Stres dan Emosi. Yogyakarta : Mantra Books.

Husni, Karna. 2015. Manajemen Perubahan Sekolah. Bandung: Pustaka Setia.

Imekoparia, Ediabonya, Kennedy. 2013 “ Stress Management : An Approach To

Ensuring High Academic Performance of Business Education Students

Jurnal Of Educational Studies. No.5, Vol.1. Hal: 167-176. Faculty Of Education University Of Benin, Benin City, Edo State.

Juni Priansa, Donni. 2014. Kinerja dan Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta.

Karwati, Euis dan Donni Juni Priansa. 2013. Kinerja dan Profsionalisme Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta.

Mulyadi, Deddy. 2015. Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan Pelayanan. Bandung : Alfabeta.

Mulyasa. 2015. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.

Nawawi, Ismail. 2013. Budaya Organisasi Kepemimpinan Dan Kinerja. Jakarta : Prenadamedia Group.

Nurqamar, Insany Fitri. 2014 “Konflik Peran Dan Ambiguitas Peran

:Implikasinya Terhadap Stres Kerja Dan Kinerja Pejabat Struktural Prodi”

Jurnal Riset Manajemen dan Keuangan, Vol. 3, No. 1. Hal: 24-31. Universitas Hasanuddin Makasar.

Panjaitan, Putri Undur. 2013. “Hubungan Persepsi Guru tentang Iklim Organisasi Sekolah dan Keefektivan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kepuasan

Kerja Guru”. Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan. No.2, Vol. 5. PPs

Unimed & ISPI Sumut

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007, Tentang Standart Kompetensi yang harus dimiliki Guru.

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.144 Tahun 2014, Tentang Standar Kelulusan Ujian Nasional.

Putro, Gede. 2014. “Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Dan

Komitmen Organisasional Karyawan Ud. Ulam Sari Denpasar”.Tesis. PPs

Universitas Udayana Denpasar.


(38)

137

Rizal, Syamsul. 2013. “Stres Kerja dan Kinerja Guru”Jurnal Kajian Ekonomi

Manajemen dan Bisnis. No.2, Vol.1. Universitas Muhamadiyah Aceh. Robbins. Stephen. 2014. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa Hadiana Pudja

Atmaka. Jakarta : Prehalindo.

Sagala, H. Syaiful. 2013. Budaya dan Reinventing, Organisasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Stres Dalam Pekerjaan Guru. 2104. http://moena-munawwarah.blogspot.co.id/2014/09/stres-dalam-pekerjaan-guru.html (diakses 18 april 2016.)

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Supardi. 2013. Sekolah Efektif. Jakarta : Rajawali Pers.

Sundayana, Rostina. 2015. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Syukuri, Makmur. 2013. “Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Madrasah dan Aktivitas Profesional Guru Setelah Sertifikasi dengan

Kinerja Guru”. Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan. No.2, Vol. 5. PPs

Unimed & ISPI Sumut

Torang, Syamsir. 2014. Organisasi dan Manajemen. Bandung : Alfabeta.

Thoha, Miftah. 2013. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : Rajawali Pers. ____________. 2014. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya.

Bandung : Remaja Rosdakarya.

Triatna, Cepi. 2015. Perilaku Organisasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang Sisdiknas No. 14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Jakarta Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta

Usman, Husaini. 2014. Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.

Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja. Jakarta : Rajawali Pers.

_______. 2015. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta : Rajawali Pers.

Wirawan, 2014. Kepemimpinan : Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.


(39)

138

Yuliana, Ira . 2014. ” Hubungan Motivasi Kerja dan Pengelolaan Stres Terhadap Komitmen Afektif Guru di Madrasah Aliyah Negeri Kecamatan Medan

TembungTesis. PPs Unimed.

Zamroni. 2013. Manajemen Pendidikan : Suatu Usaha Meningkatkan Mutu Sekolah. Yogyakarta : Ombak.


(1)

5.3 Saran

Berdasarkan temuan penelitian, maka diajukan beberapa saran berikut untuk meningkatkan kinerja guru, yaitu :

1. Kepala Sekolah hendaknya :

a. Menjaga suasana sekolah yang kondusif dalam kepemimpinannya sehingga guru guru tidak cepat jenuh dan stres serta mampu menciptakan rasa memiliki terhadap sekolah serta pemberian tugas yang jelas, keikutsertaan dalam pengambilan keputusan dan keterbukaan pengakuan dan umpan balik semangat dan keluesan organisasi sekolah.

b. Melibatkan guru dalam mencari solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi sekolah serta memberikan kesempatan yang merata bagi guru untuk mengembangkan potensi dirinya.

2. Guru hendaknya :

a. Membangun kerja sama, komunikasi yang terbuka dan hubungan yang harmonis bagi sesama guru, sehingga apabila salah seorang guru menghadapi kesulitan dapat didiskusikan dan diselesaikan secara bersama sama dan selalu berfikir positif terhadap kritik dan saran yang diberikan kepala sekolah dan rekan guru lainnya.

b. Guru harus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pengelolaan stress yang baik agar situasi internal seorang guru dapat tercapai secara maksimal dalam pengembangan potensi guru tersebut sehingga peningkatan kinerja guru dapat berhasil dengan baik.


(2)

3. Dinas pendidikan hendaknya :

a. Mendukung dan memberi kesempatan yang merata bagi guru untuk mengembangkan diri seperti memberi kesempatan bagi guru untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

b. Rutin melakukan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru.

c. Memberikan reward kepada guru yang berprestasi, sebagai motivasi bagi guru yang bersangkutan dan bagi guru yang lain

4. Bagi peneliti lain, perlu diadakan penelitian lanjut tentang penelitian ini dengan variabel yang berbeda yang turut memberikan pengaruh terhadap kinerja guru, mengingat adanya keterbatasan dalam melaksanakan penelitian dan hasil yang diperoleh belum maksimal.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Ambarita Biner, Siburian. 2013. Manajemen Pendidikan dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Ambarita, Biner, dkk. 2014. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta.

Ambarita Biner, Wanapri Pangaribuan.2013. Kemampuan Membaca dan Sikap Profesional dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Ambarita, Biner. Paningkat Siburian, Juli 2013, " Pengembangan Desain Model

Supervisi Akademik Berbasis Manajemen Pendidikan". Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan. No.2, Vol. 19. PPs Unimed & ISPI Sumut.

Asrul. 2014. ” Pengaruh Persepsi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kepuasan Keja Guru Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru di SD Negeri kecamatan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh timur .Tesis. PPs Unimed.

Colquitt Jasson A. , Jeffery A. Lepine, Michael J. Wesson. 2011. Organizational Behavior. New York : Mc Graw Hill.

Daryanto. 2015. Pengelolan Budaya dan Iklim Sekolah. Yogyakarta : Gava Media.

Dewi, Kumala. 2014. ” Pengaruh Budaya Sekolah, Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Sd Prime One School Medan.Tesis. PPs Unimed.

Ekundyo, Job Ayodele. 2014 “ Occupational Stress And Employees Productivity

The WorkplaceJurnal Of scientific Research In Education. No.2, Vol.7. Hal: 157-165. Faculty University Of Techonlogy Owerri, Imo State , Nigeria.

Fardah, Khoirul. 2013. “Hubungan Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi dengan Kinerja Guru Madrasah Tsyanawiyah Negeri kabupaten Deli Serdang”. Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan. No.2, Vol. 13. PPs Unimed & ISPI Sumut.

Fariyuni dan Nurfitria.2014 “Manajemen Stres Pada Istri Yang Mengalami Long Distance Marriage” Jurnal Psikologi, Vol. 2, No.2. Hal: 53-61. Universitas Ahmad Dahlan.

Gabrillin, Abba. 2015. "Pendidikan Indonesia sedang gawat darurat". KOMPAS, 3 Desember 2015.


(4)

Gemilang, Jingga. 2013. Manajemen Stres dan Emosi. Yogyakarta : Mantra Books.

Husni, Karna. 2015. Manajemen Perubahan Sekolah. Bandung: Pustaka Setia.

Imekoparia, Ediabonya, Kennedy. 2013 “ Stress Management : An Approach To

Ensuring High Academic Performance of Business Education StudentsJurnal Of Educational Studies. No.5, Vol.1. Hal: 167-176. Faculty Of Education University Of Benin, Benin City, Edo State.

Juni Priansa, Donni. 2014. Kinerja dan Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta.

Karwati, Euis dan Donni Juni Priansa. 2013. Kinerja dan Profsionalisme Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta.

Mulyadi, Deddy. 2015. Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan Pelayanan. Bandung : Alfabeta.

Mulyasa. 2015. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.

Nawawi, Ismail. 2013. Budaya Organisasi Kepemimpinan Dan Kinerja. Jakarta : Prenadamedia Group.

Nurqamar, Insany Fitri. 2014 “Konflik Peran Dan Ambiguitas Peran

:Implikasinya Terhadap Stres Kerja Dan Kinerja Pejabat Struktural Prodi” Jurnal Riset Manajemen dan Keuangan, Vol. 3, No. 1. Hal: 24-31. Universitas Hasanuddin Makasar.

Panjaitan, Putri Undur. 2013. “Hubungan Persepsi Guru tentang Iklim Organisasi Sekolah dan Keefektivan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kepuasan Kerja Guru”. Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan. No.2, Vol. 5. PPs Unimed & ISPI Sumut

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007, Tentang Standart Kompetensi yang harus dimiliki Guru.

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.144 Tahun 2014, Tentang Standar Kelulusan Ujian Nasional.

Putro, Gede. 2014. “Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Dan

Komitmen Organisasional Karyawan Ud. Ulam Sari Denpasar”.Tesis. PPs Universitas Udayana Denpasar.


(5)

Rizal, Syamsul. 2013. “Stres Kerja dan Kinerja Guru”Jurnal Kajian Ekonomi Manajemen dan Bisnis. No.2, Vol.1. Universitas Muhamadiyah Aceh. Robbins. Stephen. 2014. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa Hadiana Pudja

Atmaka. Jakarta : Prehalindo.

Sagala, H. Syaiful. 2013. Budaya dan Reinventing, Organisasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Stres Dalam Pekerjaan Guru. 2104. http://moena-munawwarah.blogspot.co.id/2014/09/stres-dalam-pekerjaan-guru.html (diakses 18 april 2016.)

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Supardi. 2013. Sekolah Efektif. Jakarta : Rajawali Pers.

Sundayana, Rostina. 2015. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Syukuri, Makmur. 2013. “Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Madrasah dan Aktivitas Profesional Guru Setelah Sertifikasi dengan Kinerja Guru”. Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan. No.2, Vol. 5. PPs Unimed & ISPI Sumut

Torang, Syamsir. 2014. Organisasi dan Manajemen. Bandung : Alfabeta.

Thoha, Miftah. 2013. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : Rajawali Pers. ____________. 2014. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya.

Bandung : Remaja Rosdakarya.

Triatna, Cepi. 2015. Perilaku Organisasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang Sisdiknas No. 14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Jakarta Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta

Usman, Husaini. 2014. Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.

Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja. Jakarta : Rajawali Pers.

_______. 2015. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta : Rajawali Pers.

Wirawan, 2014. Kepemimpinan : Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.


(6)

Yuliana, Ira . 2014. ” Hubungan Motivasi Kerja dan Pengelolaan Stres Terhadap Komitmen Afektif Guru di Madrasah Aliyah Negeri Kecamatan Medan TembungTesis. PPs Unimed.

Zamroni. 2013. Manajemen Pendidikan : Suatu Usaha Meningkatkan Mutu Sekolah. Yogyakarta : Ombak.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP KEEFEKTIFAN SMA NEGERI DI KOTA GUNUNGSITOLI.

0 2 44

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA Pengaruh Profesionalisme Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMA Sragen Kota.

0 2 12

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG Pengaruh Profesionalisme Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMA Sragen Kota.

0 3 17

PENDAHULUAN Pengaruh Profesionalisme Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMA Sragen Kota.

0 3 7

PENGARUH BUDAYA SEKOLAH, PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SD PRIME ONE SCHOOL MEDAN.

0 1 40

PENGARUH MOTIVASI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU Pengaruh Motivasi Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2012/2

0 0 18

PENGARUH MOTIVASI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI Pengaruh Motivasi Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 201

0 0 13

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA, DAN PENGENDALIAN STRES TERHADAP KOMITMEN GURU.

0 1 11

PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI 2 JUWIRING TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 15

PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP BUDAYA MUTU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI : Survey Terhadap Persepsi Guru di Kota Bandung.

0 16 93