Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri

Mendapatkan penerimaan negara merupakan hal yang paling utama walaupun belum satu-satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di Indonesia akhir-akhir ini sebelum reformasi 1983 telah banyak terpengaruh oleh suatu keinginan untuk mencapai tujuan ekonomi dan sosial sambil meningkatkan pemeratan hukum pajak keseluruhan lapisan masyarakat. Demikian juga untuk tujuan pemulihan kehidupan ekonomi untuk bangkit dan mengentaskan diri dari krisis moneter tentu memerlukan sesuatu pengorbanan penerimaan pajak yang bertolak belakang dengan keinginan menambah penerimaan pajak. Sebagaimana diketahui bahwa dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN yang dibuat oleh pemerintah terdapat tiga sumber penerimaan yang menjadi pokok andalan yaitu : a. Penerimaan dari sektor pajak b. Penerimaan dari sektor migas c. Penerimaan dari sektor bukan pajak Dari ketiga sumber penerimaan diatas penerimaan dari sektor pajak ternyata merupakan salah satu sumber penerimaan yang paling besar. Dari tahun ketahun kita dapat melihat bahwa penerimaan dari sektor pajak ini terus meningkat dan memberi 1 Universitas Sumatera Utara andil yang besar bagi penerimaan negara. Penerimaan dari sektor pajak sering dikatakan primadona dalam membiayai pembangunan nasional. Sedangkan dari sektor migas, yang dahulu menjadi andalan penerimaan negara, sekarang ini sudah tidak bias diandalkan lagi sebagai sumber keuangan negara yang terus menerus, karena sifatnya yang tidak dapat diperbaharui. Penerimaannya sewaktu-waktu dapat habis, sedangkan dari pajak selalu dapat diperbaharui, yaitu sesuai dengan perkembangan ekonomi dan masyarakat itu sendiri. Di Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Barat saja masih terdapat wajib pajak yang belum melaksanakan pelunasan pajak terutangnya. Dari catatan yang disajikan KPP Pratama Medan Barat saja masih terdapat beberapa wajib pajak yang masih dalam sengketa perpajakan, salah satunya adalah penyitaan barang- barang wajib pajak. Dalam melakukan penyitaan terkadang petugas mengalami kesulitan berhadapan dengan wajib pajak yang tidak menerima atas penyitaan barang- barangnya yang akan disita oleh juru sita pajak, sehingga terjadi upaya hukum yang tidak sesuai dengan penyelesaian sengketa pajak. Maka itu diperlukan peningkatan kewaspadaan terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh wajib pajak, seperti menghilangkan, mengalihkan dan atau menyembunyikan barang-barang akan di sita.Undang-undang No. 19 Tahun 2000 “Tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa” Maka dari itu tugas akhir ini akan menganalisa pelaksanaan penyitaan terhadap barang sitaan sesuai dengan prosedur ketentuan Peraturan PerUndang- undangan. Menjelaskan batasan-batasan juru sita pajak dalam melakukan tugasnya, 2 Universitas Sumatera Utara sehingga tugas akhir ini diberi judul “Proses Pelaksanaan Penyitaan Oleh Juru Sita Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat”. 2. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM 2.1.Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri