DOMISTIKASI DAN PENGUSAHAAN PETANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN BEBESEN.
ABSTRAK
EMA MANISA. NIM. 3123321013. “ DOMISTIKASI DAN PENGUSAHAAN
PETANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN BEBESEN”. SKRIPSI S-1
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. FAKULTAS ILMU SOSIAL.
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui domestikasi dan pengusahaan kopi Arabika
dikecamtan Bebesen yang mencakup domestikasi Kopi Arabika di Kecamatan
Bebesen, proses trasformasi budidaya kopi Arabika dari Era Belanda hingga sekarang
di Kecamatan Bebesen dan bentuk-bentuk pengusahaan kopi Arabika di kecamatan
Bebesen. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini penulis
mengunakan metode penelitian lapangan, yaitu dengan mengumpulkan data-data
secara objective berdasarkan hasil wawancara dengan 10 narasumber,yang mencakup
petani dan pengusaha kopi di kecamatan Bebesen, dan didukung dengan buku-buku ,
juga tulisan-tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini. Dari hasil penelitian ini
dapatlah diketahui bahwa transpormasi dari era Belanda hingga saat ini sudah banyak
perubahan misah dilihat dari segi pembibitan, penanaman, penjemuran hingga proses
produksi kopi. Kemudian domestikasi kopi Arabika dikecamtan bebesen dimulai dari
pada saat belanda memperkenanlkan kopi kepada masyarakat tumbuh liar dan
dijadikan sebagai pagar kebun. Saat ini kopi telah menjadi salah satu tanaman yang
menjadi sumber kehidpan bagi masyarakat Gayo khususnya di Kecamatan Bebesen.
Tidak hanya perubahan dari segi budidaya kopi saja, pengusahaan kopi juga sudah
mulai berkembang, dahulunya hanya sekedar membeli kopi akan tetapi saat ini
pengusahaan kopi sudah memiliki 5 bentuk dengan fugsi masing-masing, yaitu
petani, processor, roaster, barista dan grader.
Kata kunci : Domestikasi ,Pengusahaan kopi Arabika
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur dituturkan kehadirat ALLAH SWT dimana, atas rahmat dan
karunianya yang dilimpahkan kepada peneliti, Alhamdulillah atas izin-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ domestikasi dan pngusahaan
petani kopi Arabiak di Kecamatan Bebesen”.
Skripsi ini disususn untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana pendidikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
kata sempurna. Baik isi, penulisan, tehnik penelitian maupun nilai ilmiahnya,
mengingat adanya keterbatasan pengetahuan san pengalaman. Dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada segala pihak yang mendoakan
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu antara lain
Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negri
Medan
Ibu Dr. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
Bapak Yushar Tanjung, M. Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah.
Dr. Hidayat, M,Si
sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah sabar
membimbing juga banyak memberikan masukan kepada peneliti.
Bapak Syahrul Nizar Saragih, M,Hum,MA
selaku dosen Pembimbing
Akademik dan penguji yang telah nanyak memberikan nasihat-nasihat bagi
peneliti selama perkuliahan
Bapak Drs. Yushar Tanjung , M,Si selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan kepada peneliti
Bapak Ponirin, M,Si.selaku Dosen penguji yang telah banyak memberikan
masukan kepada peneliti
Ayahanda Sarwan dan ibunda tercinta Rukayah yang sabar mendidik dan
membesarkan peneliti, karna doa dan restu mereka peneliti bisa menjadi
hingga saat ini. skripsi ini sengaja ananda persembahkan sebagai bukti bahwa
ananda telah menyelesaikan amanat ayah dan ibu berikan kepada ananda.
Kiranya ALLAH SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada
mereka.
Buat semua keluarga peneliti, Ratna Sari, Yanti, Maryani, Kamalludin
Siregar, Ramlan,Tamrin dan Dodi Julian yang telah banyak memberi peneliti
dukungan dan semangat semasa proses penulisan skripsi ini.
Pada informan , Kasim, Rukayah, Sarwan, Jasari, M.Abdi manulang,
Ullumuddin, H. Afrizal Arahman, Maharadi, Pajar dan Syahrul yang telah
banyak memberikan informasi kepada peneliti
Buat teman-teman peneliti yang telah membantu dan menyemangati peneliti
selama proses pengerjaan skripsi terkususnya untuk Sarah Amanda Gultom,
Fitra Jaka Restu, Suci Andari Fitri, Tri Jaka, Muhammad Iqbal, Fakhri
Muliawam Situmorang dan indah hasibuan. Dan teman-teman lainya kelas
Ekstensi 2012
Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata bahasa.
Untuk itu penulis menerapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi bahan masukan bagi yang
membacanya, khususnya wilayah Fakultas Ilmu Sosial.
Medan,
Agustus 2016
Peneliti
EMA MANISA
3123321013
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………… ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL……………………………………………………….. vii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................... 4
1.3 Pembatasan Masalah ....................................................................... 4
1.4 Rumusan Masalah ........................................................................... 5
1.5 Tujuan Masalah ............................................................................... 5
1.6 Manfaat Masalah ............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 6
2.1 Kajian Pustaka .................................................................................. 6
2.2 Kajian Teori ...................................................................................... 8
2.2.1 Teori Jaringan Aktor .............................................................. 8
2.3 Kerangka Konseptual ....................................................................... 9
2.3.1 Masyarakat Gayo .................................................................... 9
2.3.2 Domestikasi ........................................................................... 11
2.3.3 Pengusahaan Kopi Arabika .................................................... 12
2.4 Kerangka Berfikir ............................................................................. 16
2.5 Hipotesis ........................................................................................... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 18
3.1 Metode Penelitian ............................................................................. 18
3.2 Lokasi Penelitian .............................................................................. 18
3.3 Sumber Data ..................................................................................... 19
3.4 Tehnik Pengumpulan Data ............................................................... 20
3.5 Tehnik Analisis Data ........................................................................ 20
BAB IV HASIL PENELITIAN…….…………………………………... 22
4.1 Gambaran Umun Lokasi penelitian .................................................. 22
v
4.2 Sejarah Perkembangan Pengusahaan Kopi Arabika di Kecamatan
Bebesen ........................................................................................... 34
4.2.1. Sejarah masuknya kopi Arabika di Kecamatan Bebesen ..... 34
4.2.2. Sejarah Perkembagan pengusahaan kopi Arabika di
Kecamtan Bebesen ............................................................. 37
4.3 Proses Transformasi Budidaya kopi Arabika dari Era Belanda
Hingga sekarang Dikecamatan Bebesen .......................................... 44
4.3.1 Era Belanda ............................................................................ 44
4.3.2 Era Jepang .............................................................................. 48
4,3.3 Era orde lama ......................................................................... 49
4.3.4 Era Orde Baru ........................................................................ 50
4.3.5 Era Reformasi hingga Sekarang ............................................. 51
4.4 Domestikasi kopi Arabika di Kecamatan Bebesen .......................... 62
4.5 Bentuk-bentuk Pengusahaan Kopi Arabika di Kecamatan
Bebesen ............................................................................................ 67
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 70
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 70
5.2 Saran ................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 75
LAMPIRAN ............................................................................................... 77
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 komposisi Penduduk berdasarkan Jenis kelamin
di kecamatan Bebesen ................................................................. 24
tabel 4.2 komposisi penduduk Berdasarkan Kepadatan Dan
Persebaran Penduduk .................................................................. 26
Tabel 4.3 komposisi penduduk berdasarkan Umur di Kecamatan Bebesen 28
Tabel 4.4 komposisi penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............. 29
Tabel 4.5 komposisi penduduk Berdasarkan Agama ................................. 30
Tabel 4.6 sarana dan Prasarana Kesehatan di Kecamatan Bebesen ............ 31
Tabel 4.7 luas lahan, panen dan produksi kopi di kecamatan Bebesen ...... 32
Tabel 4.8 Besar Industri Dikecamatn Bebesen ........................................... 33
Tabel 4.9 Kilang Kopi di Kecamatan Bebesen ........................................... 40
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Bila kita lihat fenomena hari ini, hubungan antara kopi dengan gaya hidup
masyarakat sangat terkait. Kopi hadir di kegiatan-kegiatan publik seperti seminar,
diskusi, maupun rapat-rapat instansi. Kopi juga mampu menjadi bagian tak
terpisahkan dari gaya hidup untuk beragam lapis masyarakat, tua muda, laki-laki
perempuan. Hal lain sebagai indikasinya hampir disetiap sudut kota maupun
ditengah kota bermunculan cafe atau warung-warung dengan menjadikan kopi
sebagai menu unggulan (menu utama). Bila ditelusuri sejarah kehadiran kopi di
Nusantara sebenarnya cukup panjang.
Tanaman kopi dimasukan ke Indonesia pada tahun 1696 oleh orang-orang
Belanda, akan tetapi usaha yang petama ini gagal. Usaha ini diulangi lagi pada
tahun 1699 dan berhasil, selanjutnya dikembangkan perkebunan-perkebunan kopi
dipulau Jawa. Lebih dari satu abad kemudian hampir seluruh perkebunan di Jawa
mengusahakan tanaman kopi. Jenis kopi yang dimaksudkan pertama kali ini
adalah jenis Arabika. (Khalisuddin, dkk : 2012 : 54)
Berdasarkan syarat tumbuhnya, jenis kopi (khususnya Arabika) hanya
dapat tumbuh baik diketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut.
Khusus diwilayah di Sumatra bagian Utara penanaman kopi oleh Belanda setelah
memilih daerah Serdang Hulu, daerah lain yang dipilih sebagai tempat
1
pembudidayaan kopi adalah Gayo dan Sidikalang. ( Erond Damanik : 2016 : 107),
terutama sejak tahun 1935.
Kopi yang ada di Dataran Tinggi Gayo yang sering di sebut sebagai hidup
matinya urang gayo merupakan satu aspek yang ada didalamnya banyak
tersimpan nilai-nilai sejarah, ilmu pengetahuan, sosial budaya, bahkan tersirat
nilai harga diri urang gayo. Semua nilai-nilai yang tersimpan dalam kopi banyak
yang telah diketahui secara umum namun masih banyak juga yang masih tersirat.
Pengalian nilai-nilai yang ada dalam akhir-akhir ini telah mulai dilakukan oleh
peneliti-peneliti dari berbagai pihak. ( Khalisuddin : 2012 : 55-56).
Bagi petani Gayo, kopi bukan hanya sekedar minuman segar dan
berkhasiat tetapi juga mempunyai arti ekonomi yang penting. Sejak puluhan tahun
yang lalu kopi telah menjadi sumber pendapatan bagi petani kopi. bagi
masyarakat Gayo, kopi dapat dikatakan sebagai sumber utama bagi kehidupan.
Mayoritas petani di Aceh Tengah khususnya di kecamatan Bebesen menanam
kopi, baik dikerjakan secara tradisional maupun modern. Semua anggota keluarga
dalam tradisi dan budaya Gayo memiliki peran dalam produksi kopi.
Sejarah penguasaan lahan pertanian kopi Arabika di Kecamatan Bebesen,
dimulai pada tahun 1930. setelah melakukan pemetaan dan menyimpulkan lokasi
yang paling ideal untuk tanaman kopi, pihak Belanda membuka perkebunan kopi
di desa Blang Gele, yang dianggap sesuai sebagai lokasi perkebunan kopi
Arabika. Setelah Belanda meninggalkan Hindia Belanda karena masuknya
Jepang, pengelolahan perkebunan kopi Belang Gele beralih kepada Jepang.
2
Kemudian setelah kemerdekaan penguasaan lahan perkebunan kopi beralih
kepada pekerja perkebunan dari jawa dan petani Gayo.
Sejarah penguasaan ilmu pertanian tentang pembudidayaan kopi dalam
mengolah dan membudidayakan kebun kopi Arabika di Aceh tengah dapat kita
lihat dari hasil pertanian kopi yang telah berkembang pesat hingga ke manca
negara dan saat ini sebagian petani kopi telah menjadi pengusaha kopi yang dapat
menghasilkan keuntungan besar dan memiliki lahan pekerjaan bagi orang lain.
Pengetahuan penanaman kopi Arabika tidak pernah terlepas dari tehnik
budidaya yang mulai dari persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen,
penanganan pasca panen dan pemasaran hasil panen. Penguasaan petani dalam
menanam kopi ini dapat dilihat dari cara-cara mereka memelihara kopi sehingga
dapat menghasilkan buah yang berkualitas baik dan dapat dipasarkan bukan hanya
di Indonesia melainkan ke Mancanegara
Modal sumber daya alam yang sangat besar sehingga memberikan peluang
bagi berkembangnya pengusahaan pertanian, yang salah satunya adalah tanaman
kopi yang banyak dibudidayakan oleh petani maupun perusahaan swasta. Lahan
pertanian kopi di Gayo dapat memberikan peningkatan pendapatan petani kopi
bahkan dapat menambah devisa bagi negara.
Walaupun secara konsep tehnik budidaya kopi sampai penanganan pasca
panen mulai dari kolonialisme Belanda sampai saat ini tidak banyak perubahan.
Namun jika dilihat dari masa ke masa banyak juga tehnik yang diperbaharui
terutama difase perawatan, panen dan penangan pasca panen kopi. Hal ini
3
mengikuti permintaan pasar yang memiliki standar bagi komoditas kopi
diperdangan internasional.
Dari beberapa
uraian
diatas
tentang pengetahuan petani dalam
membudidayakan tanaman kopi Arabika membuat peneliti tertarik untuk
mengetahul lebih dalam dengan judul “ Domestikasi Dan Pengusahaan petani
Kopi Arabika Di Kecamatan Bebesen.
1.2. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan uraian diatas, maka penelitian ini akan mengkaji proses dan
perkembangan domestikasi dan pengusahaan kopi arabika di kecamatan Bebesen.
Identifikasi masalah yaitu
1. Proses dan perkembangan domestikasi kopi Arabika di Kecamatan
Bebesen
2. Proses dan bentuk pengusahaan kopi Arabika di Kecamatan bebesen
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pokok permasalahan diatas, pembatasan masalah dalam
penelitian ini yaitu proses transformasi pengetahuan budidaya kopi Arabika di
kecamatan Bebesesen dan Bentuk-bentuk pengusahaan kopi arabika di
Kecamatan Bebesen.
4
1.4. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses transformasi budidaya kopi Arabika dari Era Belanda
sampai sekarang di Kecamatan Bebesen?
2. Bagaimana domestikasi Kopi Arabika di Kecamatan Bebesen?
3. Bagaimana bentuk-bentuk pengusahaan kopi Arabika di Kecamatan
Bebesen?
1.5. Tujuan penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah,yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses trasformasi budidaya kopi Arabika dari Era
Belanda hingga sekarang di Kecamatan Bebesen
2. Untuk mengetahui domestikasi Kopi Arabika di Kecamatan Bebesen
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pengusahaan kopi Arabika di
Kecamatan Bebesen
1.6. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh sesudah melaksanakan penelitian
ini adalah :
1. Memberikan gambaran tentang sejarah domestikasi dan pengusahaan
petani kopi Arabika di kecamatan Bebesen.
2. Menjadikan sebagai referensi penelitian tentang domestikasi dan
pengusahaan petani kopi Arabika di kecamatan Bebesen.
3. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang
bermaksud mengadakan penelitian dengan masalah yang sama.
5
BAB V
PENUTUP
1.1. KESIMPULAN
1. Dahulu orang Gayo menganggap tanaman ini adalah tanaman liar. Orang
mengambil batang atau cabangnya hanya untuk pagar (peger) kebun
semata. Buah kopi yang masak dibiarkan saja dimakan burung.
Selanjutnya menurut dugaan, burung yang memakan kopi itulah yang
menyebarkan bibit tanaman kopi ini. urang Gayo sendiri tidak tahu,
bahwa kopi itu dapat diolah menjadi minuman segar. Yang mereka tahu
hanya memangang daunnya untuk dijadikan teh. Hanya pada akhir-akhir
ini sebagian orang sudah mengetahui bahwa buah kopi yang sudah
dikupas dan dikeringkan bisa dikonsumsi dan juga menghasilkan uang,
tentu saja dengan jumlah yang sangat sedikit.
Saat Belanda memperkenalkan kopi ke Gayo barulah saat itu masyarakat
Gayo mengenal Kopi Arabika sebagai salah satu jenis tanaman yang bisa
dimanfaatkan sebagai tanaman penghasil buah yang memiliki nilai
ekonomis, namun belum ada pemasaran karena perdagangan dan pasar
masih dikuasai oleh bangsa Belanda. Dari masa kolonial belanda hingga
sekarang kopi Gayo khususnya telah menjadi mata pencarian pokok
mayoritas masyarakat Gayo bahkan telah menjadi satu-satunya tanaman
kopi yang berkualitas ekspir dikabupaten Aceh Tengah dan Bener meriah.
Pada masa perkebunan belanda belum dikenal tehnik-tehnik budidaya kopi
seperti yang saat ini yang diterapkan oleh semua petani kopi.
2. pada masa penjajahan belanda penanaman kopi mengunakan pembibitan
dilakukan dengan terlebih dahulu menyemai biji kopi, kemudian setelah
tumbuh sekitar 30cm, dipotonglah sepertiga dari batang kopi tersebut dan
kemudian dipindahkan dan ditanam ke kebun. Pada tahun 1965
penanaman kopi sudah mengunakan bibit yang tumbuh dibawah pohon
kopi yang telah hidup dengan sendirinya, dan pembutan lubang tanam
mengunakan alat berupa kayu runcing. Pada tahun 1970, kopi sudah
mulai ditanam dengan mengunakan bibit yang telah disemai di tanah,
setelah berumur 6 bulan kopi baru dapat ditanam dikebun. Alat yang
digunakan untuk membuat lubang tanam berupa cangkul. Pada tahun
1998 penanaman kopi sudah mengunakan bibit yang telah disemai dalam
polibak. Dan alat yang digunakan untuk membuat lubang tanam adalah
cangkul.
Kemudian dapat dilihat juga dari segi peneringannya. pada masa
penjajahan belanda pengeringan kopi mengunakan api,dan mengongseng
kopi di dalam besi yang terbuat dari timah. Dan pada saat itu pengeringan
tidak boleh sedikitpun terkena tanah. Setelah belanda meningalkan Aceh
Tengah pada saat itu juga sistim pengeringanya berganti yang
sebelumnya mengunakan api tetapi pada saat itu telah mengunakan
cahaya matahari yang di keringkan sampai kopi berubah menjadi
kuning,dijemur selama 4-7 hari. Pada tahun 1995
hingga sekarang
proses pengeringan sudah dilakukan sebanyak 2 kali, kopi yang sudah di
cuci dijemur selama 4-5 jam kemudian di huller lagi hingga berubah
menjadi labu, lalu labu dijemur lagi hingga menjadi green bean.
3. ada 5 bentuk dalam pengusahaan kopi,yaitu petani, prossesor, rosteer,
barista dan grader. Petani kopi merupakan seseorang yang bergerak
dibidang pertanian.. petani disebut pengusaha kopi karna dapat
menghasilkan kopi yang kemudian dijual ke pedagang. Kopi yang
dihasilkan petani itullah yang kemudian di jadikan minuman kopi segar
yang saat ini sudah banyak dipasarkan diluar maupun di dalam negeri.
Processor merupakan seseorang yang memproses kopi yang biasanya
disebut dengan toke kopi, toke kopi mengolah kopi dari kebun petani
maupun kebun sendiri yang kemudian dijadikan kopi dalam bentuk green
bean. Roaster merupakan seseorang yang melakukan penyangraian
kopi,tugas roaster terbilang rumit dan sulit karena pada bagian ini kopi
berubah dari green bean menjadi roast been.Barista adalah sebutan untuk
seseorang yang pekerjaannya meracik dan menyajikan kopi kepada
pelangan. Secara umum barista memang berkerja di warung kopi atau pun
coffee shop dan biasanya mengoprasikan mesin espresso komersial yang
cendrung rumit. Grader adalah seseorang yang memberikan nilai terhadap
mutu kopi.aroma kopi dan rasa kopi.
1.2. SARAN
Tradisi pengolahan hasil kopi yang sudah dijalankan sejak lama hendaknya
dipertahankan yaitu tidak menjual kopi dalam bentuk “gelondongan” dan buah
labu, tetapi disarankan untuk menjual kopi setelah diolah terlebih dahulu menjadi
kopi beras dengan maksud untuk meningkatkan nilai jual kopi dikalangan petani.
Petani Gayo sebaiknya menerapkan kembali tata cara budidaya kopi yang
diterapkan pada masa Belanda, agar kopi yang dihasilkan per hektar kebun dapat
meningkat dan setidaknya mampu menyamai penghasilan di masa Belanda
berkuasa dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. penerbit kanisius. Yokyakarta.
Budiman, Haryanto. 2012. Prospek Tinggi Bertanam Kopi:
pedoman
meningkatkan kualitas perkebunan kopi. penerbit pustaka baru pres.
Yokyakarta
Daliman, A. 2012. Metode Penelitian Sejarah. Ombak. Yogyakarta.
Furchan, Arief. 2011. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Khasluddin, dkk.2012. Kopi Dan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Gayo.
BPNB Banda Aceh. Banda Aceh.
Hammaddin. 2015. People of the coffee. Aceh Tengah. Muhajid Press
Hourgronje, Snouck. 1996. Gayo : Masyarakat dan Kebudayaanya Awal Abad ke20. Belai pustaka. Jakarta.
Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.
Panggabean, Edy. 2011. Buku pntar kopi. penerbit PT Agro Media Pustaka.
Jakarta.
Suryo, Agung. 2012. Nelayan Depik D idataran tinggi Gayo. BPSNT Banda
Aceh. Banda Aceh.
Syamsudin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Penerbit Ombak. Yogyakarta.
Yahmadi, Mudrig. 2007. Rangkaian perkembangan dan permasalahan budidaya
dan pengolahan kopi di Indonesia. Penerbit asosiasi eksportir kopi
Indonesia (AEKI). Jawa timur.
.(2012). Upaya Peningkatan Produksi Dan Kualitas kopi Arabika Gayo
Yang berkelanjutan. Takengon. IOM SEGA dan Universitas Gajah Putih .
Turner, Bryan ( ed). 2012. Tiori sosial : dari klasik sampai postmodern. Pustaka
Pelajar. Yokrakarta.
Gustiasnan, 2007. Dunia Maritim Pantai Barat Sumatra. Ombak, Jogjakarta.
Breman, Jan.1988. Menjinak kan Sang Kuli : Politik Kolonial, Tuan Kebun, Dan
Kuli Di Sumatra Timur pada Awal Abad Ke-20. PT Pustaka Utama Grafiti.
Jakarta.
Damanik, Erond. 2016. Kisah Dari Deli : Historitas,pluralitas dan Modrenitas
Kota Medan Tahun 1870-1942. Simetri Publisher. Medan.
EMA MANISA. NIM. 3123321013. “ DOMISTIKASI DAN PENGUSAHAAN
PETANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN BEBESEN”. SKRIPSI S-1
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. FAKULTAS ILMU SOSIAL.
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui domestikasi dan pengusahaan kopi Arabika
dikecamtan Bebesen yang mencakup domestikasi Kopi Arabika di Kecamatan
Bebesen, proses trasformasi budidaya kopi Arabika dari Era Belanda hingga sekarang
di Kecamatan Bebesen dan bentuk-bentuk pengusahaan kopi Arabika di kecamatan
Bebesen. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini penulis
mengunakan metode penelitian lapangan, yaitu dengan mengumpulkan data-data
secara objective berdasarkan hasil wawancara dengan 10 narasumber,yang mencakup
petani dan pengusaha kopi di kecamatan Bebesen, dan didukung dengan buku-buku ,
juga tulisan-tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini. Dari hasil penelitian ini
dapatlah diketahui bahwa transpormasi dari era Belanda hingga saat ini sudah banyak
perubahan misah dilihat dari segi pembibitan, penanaman, penjemuran hingga proses
produksi kopi. Kemudian domestikasi kopi Arabika dikecamtan bebesen dimulai dari
pada saat belanda memperkenanlkan kopi kepada masyarakat tumbuh liar dan
dijadikan sebagai pagar kebun. Saat ini kopi telah menjadi salah satu tanaman yang
menjadi sumber kehidpan bagi masyarakat Gayo khususnya di Kecamatan Bebesen.
Tidak hanya perubahan dari segi budidaya kopi saja, pengusahaan kopi juga sudah
mulai berkembang, dahulunya hanya sekedar membeli kopi akan tetapi saat ini
pengusahaan kopi sudah memiliki 5 bentuk dengan fugsi masing-masing, yaitu
petani, processor, roaster, barista dan grader.
Kata kunci : Domestikasi ,Pengusahaan kopi Arabika
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur dituturkan kehadirat ALLAH SWT dimana, atas rahmat dan
karunianya yang dilimpahkan kepada peneliti, Alhamdulillah atas izin-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ domestikasi dan pngusahaan
petani kopi Arabiak di Kecamatan Bebesen”.
Skripsi ini disususn untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana pendidikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
kata sempurna. Baik isi, penulisan, tehnik penelitian maupun nilai ilmiahnya,
mengingat adanya keterbatasan pengetahuan san pengalaman. Dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada segala pihak yang mendoakan
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu antara lain
Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negri
Medan
Ibu Dr. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
Bapak Yushar Tanjung, M. Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah.
Dr. Hidayat, M,Si
sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah sabar
membimbing juga banyak memberikan masukan kepada peneliti.
Bapak Syahrul Nizar Saragih, M,Hum,MA
selaku dosen Pembimbing
Akademik dan penguji yang telah nanyak memberikan nasihat-nasihat bagi
peneliti selama perkuliahan
Bapak Drs. Yushar Tanjung , M,Si selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan kepada peneliti
Bapak Ponirin, M,Si.selaku Dosen penguji yang telah banyak memberikan
masukan kepada peneliti
Ayahanda Sarwan dan ibunda tercinta Rukayah yang sabar mendidik dan
membesarkan peneliti, karna doa dan restu mereka peneliti bisa menjadi
hingga saat ini. skripsi ini sengaja ananda persembahkan sebagai bukti bahwa
ananda telah menyelesaikan amanat ayah dan ibu berikan kepada ananda.
Kiranya ALLAH SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada
mereka.
Buat semua keluarga peneliti, Ratna Sari, Yanti, Maryani, Kamalludin
Siregar, Ramlan,Tamrin dan Dodi Julian yang telah banyak memberi peneliti
dukungan dan semangat semasa proses penulisan skripsi ini.
Pada informan , Kasim, Rukayah, Sarwan, Jasari, M.Abdi manulang,
Ullumuddin, H. Afrizal Arahman, Maharadi, Pajar dan Syahrul yang telah
banyak memberikan informasi kepada peneliti
Buat teman-teman peneliti yang telah membantu dan menyemangati peneliti
selama proses pengerjaan skripsi terkususnya untuk Sarah Amanda Gultom,
Fitra Jaka Restu, Suci Andari Fitri, Tri Jaka, Muhammad Iqbal, Fakhri
Muliawam Situmorang dan indah hasibuan. Dan teman-teman lainya kelas
Ekstensi 2012
Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata bahasa.
Untuk itu penulis menerapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi bahan masukan bagi yang
membacanya, khususnya wilayah Fakultas Ilmu Sosial.
Medan,
Agustus 2016
Peneliti
EMA MANISA
3123321013
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………… ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL……………………………………………………….. vii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................... 4
1.3 Pembatasan Masalah ....................................................................... 4
1.4 Rumusan Masalah ........................................................................... 5
1.5 Tujuan Masalah ............................................................................... 5
1.6 Manfaat Masalah ............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 6
2.1 Kajian Pustaka .................................................................................. 6
2.2 Kajian Teori ...................................................................................... 8
2.2.1 Teori Jaringan Aktor .............................................................. 8
2.3 Kerangka Konseptual ....................................................................... 9
2.3.1 Masyarakat Gayo .................................................................... 9
2.3.2 Domestikasi ........................................................................... 11
2.3.3 Pengusahaan Kopi Arabika .................................................... 12
2.4 Kerangka Berfikir ............................................................................. 16
2.5 Hipotesis ........................................................................................... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 18
3.1 Metode Penelitian ............................................................................. 18
3.2 Lokasi Penelitian .............................................................................. 18
3.3 Sumber Data ..................................................................................... 19
3.4 Tehnik Pengumpulan Data ............................................................... 20
3.5 Tehnik Analisis Data ........................................................................ 20
BAB IV HASIL PENELITIAN…….…………………………………... 22
4.1 Gambaran Umun Lokasi penelitian .................................................. 22
v
4.2 Sejarah Perkembangan Pengusahaan Kopi Arabika di Kecamatan
Bebesen ........................................................................................... 34
4.2.1. Sejarah masuknya kopi Arabika di Kecamatan Bebesen ..... 34
4.2.2. Sejarah Perkembagan pengusahaan kopi Arabika di
Kecamtan Bebesen ............................................................. 37
4.3 Proses Transformasi Budidaya kopi Arabika dari Era Belanda
Hingga sekarang Dikecamatan Bebesen .......................................... 44
4.3.1 Era Belanda ............................................................................ 44
4.3.2 Era Jepang .............................................................................. 48
4,3.3 Era orde lama ......................................................................... 49
4.3.4 Era Orde Baru ........................................................................ 50
4.3.5 Era Reformasi hingga Sekarang ............................................. 51
4.4 Domestikasi kopi Arabika di Kecamatan Bebesen .......................... 62
4.5 Bentuk-bentuk Pengusahaan Kopi Arabika di Kecamatan
Bebesen ............................................................................................ 67
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 70
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 70
5.2 Saran ................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 75
LAMPIRAN ............................................................................................... 77
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 komposisi Penduduk berdasarkan Jenis kelamin
di kecamatan Bebesen ................................................................. 24
tabel 4.2 komposisi penduduk Berdasarkan Kepadatan Dan
Persebaran Penduduk .................................................................. 26
Tabel 4.3 komposisi penduduk berdasarkan Umur di Kecamatan Bebesen 28
Tabel 4.4 komposisi penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............. 29
Tabel 4.5 komposisi penduduk Berdasarkan Agama ................................. 30
Tabel 4.6 sarana dan Prasarana Kesehatan di Kecamatan Bebesen ............ 31
Tabel 4.7 luas lahan, panen dan produksi kopi di kecamatan Bebesen ...... 32
Tabel 4.8 Besar Industri Dikecamatn Bebesen ........................................... 33
Tabel 4.9 Kilang Kopi di Kecamatan Bebesen ........................................... 40
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Bila kita lihat fenomena hari ini, hubungan antara kopi dengan gaya hidup
masyarakat sangat terkait. Kopi hadir di kegiatan-kegiatan publik seperti seminar,
diskusi, maupun rapat-rapat instansi. Kopi juga mampu menjadi bagian tak
terpisahkan dari gaya hidup untuk beragam lapis masyarakat, tua muda, laki-laki
perempuan. Hal lain sebagai indikasinya hampir disetiap sudut kota maupun
ditengah kota bermunculan cafe atau warung-warung dengan menjadikan kopi
sebagai menu unggulan (menu utama). Bila ditelusuri sejarah kehadiran kopi di
Nusantara sebenarnya cukup panjang.
Tanaman kopi dimasukan ke Indonesia pada tahun 1696 oleh orang-orang
Belanda, akan tetapi usaha yang petama ini gagal. Usaha ini diulangi lagi pada
tahun 1699 dan berhasil, selanjutnya dikembangkan perkebunan-perkebunan kopi
dipulau Jawa. Lebih dari satu abad kemudian hampir seluruh perkebunan di Jawa
mengusahakan tanaman kopi. Jenis kopi yang dimaksudkan pertama kali ini
adalah jenis Arabika. (Khalisuddin, dkk : 2012 : 54)
Berdasarkan syarat tumbuhnya, jenis kopi (khususnya Arabika) hanya
dapat tumbuh baik diketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut.
Khusus diwilayah di Sumatra bagian Utara penanaman kopi oleh Belanda setelah
memilih daerah Serdang Hulu, daerah lain yang dipilih sebagai tempat
1
pembudidayaan kopi adalah Gayo dan Sidikalang. ( Erond Damanik : 2016 : 107),
terutama sejak tahun 1935.
Kopi yang ada di Dataran Tinggi Gayo yang sering di sebut sebagai hidup
matinya urang gayo merupakan satu aspek yang ada didalamnya banyak
tersimpan nilai-nilai sejarah, ilmu pengetahuan, sosial budaya, bahkan tersirat
nilai harga diri urang gayo. Semua nilai-nilai yang tersimpan dalam kopi banyak
yang telah diketahui secara umum namun masih banyak juga yang masih tersirat.
Pengalian nilai-nilai yang ada dalam akhir-akhir ini telah mulai dilakukan oleh
peneliti-peneliti dari berbagai pihak. ( Khalisuddin : 2012 : 55-56).
Bagi petani Gayo, kopi bukan hanya sekedar minuman segar dan
berkhasiat tetapi juga mempunyai arti ekonomi yang penting. Sejak puluhan tahun
yang lalu kopi telah menjadi sumber pendapatan bagi petani kopi. bagi
masyarakat Gayo, kopi dapat dikatakan sebagai sumber utama bagi kehidupan.
Mayoritas petani di Aceh Tengah khususnya di kecamatan Bebesen menanam
kopi, baik dikerjakan secara tradisional maupun modern. Semua anggota keluarga
dalam tradisi dan budaya Gayo memiliki peran dalam produksi kopi.
Sejarah penguasaan lahan pertanian kopi Arabika di Kecamatan Bebesen,
dimulai pada tahun 1930. setelah melakukan pemetaan dan menyimpulkan lokasi
yang paling ideal untuk tanaman kopi, pihak Belanda membuka perkebunan kopi
di desa Blang Gele, yang dianggap sesuai sebagai lokasi perkebunan kopi
Arabika. Setelah Belanda meninggalkan Hindia Belanda karena masuknya
Jepang, pengelolahan perkebunan kopi Belang Gele beralih kepada Jepang.
2
Kemudian setelah kemerdekaan penguasaan lahan perkebunan kopi beralih
kepada pekerja perkebunan dari jawa dan petani Gayo.
Sejarah penguasaan ilmu pertanian tentang pembudidayaan kopi dalam
mengolah dan membudidayakan kebun kopi Arabika di Aceh tengah dapat kita
lihat dari hasil pertanian kopi yang telah berkembang pesat hingga ke manca
negara dan saat ini sebagian petani kopi telah menjadi pengusaha kopi yang dapat
menghasilkan keuntungan besar dan memiliki lahan pekerjaan bagi orang lain.
Pengetahuan penanaman kopi Arabika tidak pernah terlepas dari tehnik
budidaya yang mulai dari persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen,
penanganan pasca panen dan pemasaran hasil panen. Penguasaan petani dalam
menanam kopi ini dapat dilihat dari cara-cara mereka memelihara kopi sehingga
dapat menghasilkan buah yang berkualitas baik dan dapat dipasarkan bukan hanya
di Indonesia melainkan ke Mancanegara
Modal sumber daya alam yang sangat besar sehingga memberikan peluang
bagi berkembangnya pengusahaan pertanian, yang salah satunya adalah tanaman
kopi yang banyak dibudidayakan oleh petani maupun perusahaan swasta. Lahan
pertanian kopi di Gayo dapat memberikan peningkatan pendapatan petani kopi
bahkan dapat menambah devisa bagi negara.
Walaupun secara konsep tehnik budidaya kopi sampai penanganan pasca
panen mulai dari kolonialisme Belanda sampai saat ini tidak banyak perubahan.
Namun jika dilihat dari masa ke masa banyak juga tehnik yang diperbaharui
terutama difase perawatan, panen dan penangan pasca panen kopi. Hal ini
3
mengikuti permintaan pasar yang memiliki standar bagi komoditas kopi
diperdangan internasional.
Dari beberapa
uraian
diatas
tentang pengetahuan petani dalam
membudidayakan tanaman kopi Arabika membuat peneliti tertarik untuk
mengetahul lebih dalam dengan judul “ Domestikasi Dan Pengusahaan petani
Kopi Arabika Di Kecamatan Bebesen.
1.2. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan uraian diatas, maka penelitian ini akan mengkaji proses dan
perkembangan domestikasi dan pengusahaan kopi arabika di kecamatan Bebesen.
Identifikasi masalah yaitu
1. Proses dan perkembangan domestikasi kopi Arabika di Kecamatan
Bebesen
2. Proses dan bentuk pengusahaan kopi Arabika di Kecamatan bebesen
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pokok permasalahan diatas, pembatasan masalah dalam
penelitian ini yaitu proses transformasi pengetahuan budidaya kopi Arabika di
kecamatan Bebesesen dan Bentuk-bentuk pengusahaan kopi arabika di
Kecamatan Bebesen.
4
1.4. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses transformasi budidaya kopi Arabika dari Era Belanda
sampai sekarang di Kecamatan Bebesen?
2. Bagaimana domestikasi Kopi Arabika di Kecamatan Bebesen?
3. Bagaimana bentuk-bentuk pengusahaan kopi Arabika di Kecamatan
Bebesen?
1.5. Tujuan penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah,yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses trasformasi budidaya kopi Arabika dari Era
Belanda hingga sekarang di Kecamatan Bebesen
2. Untuk mengetahui domestikasi Kopi Arabika di Kecamatan Bebesen
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pengusahaan kopi Arabika di
Kecamatan Bebesen
1.6. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh sesudah melaksanakan penelitian
ini adalah :
1. Memberikan gambaran tentang sejarah domestikasi dan pengusahaan
petani kopi Arabika di kecamatan Bebesen.
2. Menjadikan sebagai referensi penelitian tentang domestikasi dan
pengusahaan petani kopi Arabika di kecamatan Bebesen.
3. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang
bermaksud mengadakan penelitian dengan masalah yang sama.
5
BAB V
PENUTUP
1.1. KESIMPULAN
1. Dahulu orang Gayo menganggap tanaman ini adalah tanaman liar. Orang
mengambil batang atau cabangnya hanya untuk pagar (peger) kebun
semata. Buah kopi yang masak dibiarkan saja dimakan burung.
Selanjutnya menurut dugaan, burung yang memakan kopi itulah yang
menyebarkan bibit tanaman kopi ini. urang Gayo sendiri tidak tahu,
bahwa kopi itu dapat diolah menjadi minuman segar. Yang mereka tahu
hanya memangang daunnya untuk dijadikan teh. Hanya pada akhir-akhir
ini sebagian orang sudah mengetahui bahwa buah kopi yang sudah
dikupas dan dikeringkan bisa dikonsumsi dan juga menghasilkan uang,
tentu saja dengan jumlah yang sangat sedikit.
Saat Belanda memperkenalkan kopi ke Gayo barulah saat itu masyarakat
Gayo mengenal Kopi Arabika sebagai salah satu jenis tanaman yang bisa
dimanfaatkan sebagai tanaman penghasil buah yang memiliki nilai
ekonomis, namun belum ada pemasaran karena perdagangan dan pasar
masih dikuasai oleh bangsa Belanda. Dari masa kolonial belanda hingga
sekarang kopi Gayo khususnya telah menjadi mata pencarian pokok
mayoritas masyarakat Gayo bahkan telah menjadi satu-satunya tanaman
kopi yang berkualitas ekspir dikabupaten Aceh Tengah dan Bener meriah.
Pada masa perkebunan belanda belum dikenal tehnik-tehnik budidaya kopi
seperti yang saat ini yang diterapkan oleh semua petani kopi.
2. pada masa penjajahan belanda penanaman kopi mengunakan pembibitan
dilakukan dengan terlebih dahulu menyemai biji kopi, kemudian setelah
tumbuh sekitar 30cm, dipotonglah sepertiga dari batang kopi tersebut dan
kemudian dipindahkan dan ditanam ke kebun. Pada tahun 1965
penanaman kopi sudah mengunakan bibit yang tumbuh dibawah pohon
kopi yang telah hidup dengan sendirinya, dan pembutan lubang tanam
mengunakan alat berupa kayu runcing. Pada tahun 1970, kopi sudah
mulai ditanam dengan mengunakan bibit yang telah disemai di tanah,
setelah berumur 6 bulan kopi baru dapat ditanam dikebun. Alat yang
digunakan untuk membuat lubang tanam berupa cangkul. Pada tahun
1998 penanaman kopi sudah mengunakan bibit yang telah disemai dalam
polibak. Dan alat yang digunakan untuk membuat lubang tanam adalah
cangkul.
Kemudian dapat dilihat juga dari segi peneringannya. pada masa
penjajahan belanda pengeringan kopi mengunakan api,dan mengongseng
kopi di dalam besi yang terbuat dari timah. Dan pada saat itu pengeringan
tidak boleh sedikitpun terkena tanah. Setelah belanda meningalkan Aceh
Tengah pada saat itu juga sistim pengeringanya berganti yang
sebelumnya mengunakan api tetapi pada saat itu telah mengunakan
cahaya matahari yang di keringkan sampai kopi berubah menjadi
kuning,dijemur selama 4-7 hari. Pada tahun 1995
hingga sekarang
proses pengeringan sudah dilakukan sebanyak 2 kali, kopi yang sudah di
cuci dijemur selama 4-5 jam kemudian di huller lagi hingga berubah
menjadi labu, lalu labu dijemur lagi hingga menjadi green bean.
3. ada 5 bentuk dalam pengusahaan kopi,yaitu petani, prossesor, rosteer,
barista dan grader. Petani kopi merupakan seseorang yang bergerak
dibidang pertanian.. petani disebut pengusaha kopi karna dapat
menghasilkan kopi yang kemudian dijual ke pedagang. Kopi yang
dihasilkan petani itullah yang kemudian di jadikan minuman kopi segar
yang saat ini sudah banyak dipasarkan diluar maupun di dalam negeri.
Processor merupakan seseorang yang memproses kopi yang biasanya
disebut dengan toke kopi, toke kopi mengolah kopi dari kebun petani
maupun kebun sendiri yang kemudian dijadikan kopi dalam bentuk green
bean. Roaster merupakan seseorang yang melakukan penyangraian
kopi,tugas roaster terbilang rumit dan sulit karena pada bagian ini kopi
berubah dari green bean menjadi roast been.Barista adalah sebutan untuk
seseorang yang pekerjaannya meracik dan menyajikan kopi kepada
pelangan. Secara umum barista memang berkerja di warung kopi atau pun
coffee shop dan biasanya mengoprasikan mesin espresso komersial yang
cendrung rumit. Grader adalah seseorang yang memberikan nilai terhadap
mutu kopi.aroma kopi dan rasa kopi.
1.2. SARAN
Tradisi pengolahan hasil kopi yang sudah dijalankan sejak lama hendaknya
dipertahankan yaitu tidak menjual kopi dalam bentuk “gelondongan” dan buah
labu, tetapi disarankan untuk menjual kopi setelah diolah terlebih dahulu menjadi
kopi beras dengan maksud untuk meningkatkan nilai jual kopi dikalangan petani.
Petani Gayo sebaiknya menerapkan kembali tata cara budidaya kopi yang
diterapkan pada masa Belanda, agar kopi yang dihasilkan per hektar kebun dapat
meningkat dan setidaknya mampu menyamai penghasilan di masa Belanda
berkuasa dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. penerbit kanisius. Yokyakarta.
Budiman, Haryanto. 2012. Prospek Tinggi Bertanam Kopi:
pedoman
meningkatkan kualitas perkebunan kopi. penerbit pustaka baru pres.
Yokyakarta
Daliman, A. 2012. Metode Penelitian Sejarah. Ombak. Yogyakarta.
Furchan, Arief. 2011. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Khasluddin, dkk.2012. Kopi Dan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Gayo.
BPNB Banda Aceh. Banda Aceh.
Hammaddin. 2015. People of the coffee. Aceh Tengah. Muhajid Press
Hourgronje, Snouck. 1996. Gayo : Masyarakat dan Kebudayaanya Awal Abad ke20. Belai pustaka. Jakarta.
Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.
Panggabean, Edy. 2011. Buku pntar kopi. penerbit PT Agro Media Pustaka.
Jakarta.
Suryo, Agung. 2012. Nelayan Depik D idataran tinggi Gayo. BPSNT Banda
Aceh. Banda Aceh.
Syamsudin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Penerbit Ombak. Yogyakarta.
Yahmadi, Mudrig. 2007. Rangkaian perkembangan dan permasalahan budidaya
dan pengolahan kopi di Indonesia. Penerbit asosiasi eksportir kopi
Indonesia (AEKI). Jawa timur.
.(2012). Upaya Peningkatan Produksi Dan Kualitas kopi Arabika Gayo
Yang berkelanjutan. Takengon. IOM SEGA dan Universitas Gajah Putih .
Turner, Bryan ( ed). 2012. Tiori sosial : dari klasik sampai postmodern. Pustaka
Pelajar. Yokrakarta.
Gustiasnan, 2007. Dunia Maritim Pantai Barat Sumatra. Ombak, Jogjakarta.
Breman, Jan.1988. Menjinak kan Sang Kuli : Politik Kolonial, Tuan Kebun, Dan
Kuli Di Sumatra Timur pada Awal Abad Ke-20. PT Pustaka Utama Grafiti.
Jakarta.
Damanik, Erond. 2016. Kisah Dari Deli : Historitas,pluralitas dan Modrenitas
Kota Medan Tahun 1870-1942. Simetri Publisher. Medan.