17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sikap
Sikap diartikan sebagai respon evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi
individual. Respon evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi
kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk dalam nilai baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi
reaksi terhadap objek sikap Azwar, 2005 Menurut notoadmojo 2003 sikap merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
yang tertutup, sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus dalam kehidupan sehari-hari.
1. Ciri-Ciri Sikap
Sikap bukan dibawa lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sikap ini
membedakannya dengan sifat motif-motif biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istrahat. Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat
dipelajari dan oleh karena itu sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang
lain. Objek sikap dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi juga merupakan
Universitas Sumatera Utara
18
kumpulan dari hal-hal tersebut. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat inilah yang membedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau
pengetahuan-pengatahuan yang dimiliki orang Purwanto, 2002
2. Tingkatan Sikap
Tingkatan sikap dapat dikelompokkan sebagai berikut adalah menerima dapat diartikan bahwa orang atau objek yang mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan objek tersebut, dan respon adalah memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu
indikasi dari sikap, dan menghargai adalah memberikan kepada orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah atau suatu indikasi sikap tingkat
tiga, dan bertanggung jawab adalah segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko yang merupakan sikap yang paling tinggi Notoadmojo,2003
Sikap ini dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek
tertentu sedangkan dalam sifat negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu, dalam kehidupan
bermasyarakat sikap ini penting sekali. Pembentukan sikap ini tidak terjadi demikian saja melainkan melalui proses
tertentu, melalui kontak sosial terus menerus antara individu dengan individu lain disekitarnya. Dalam hubungan ini, faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya sikap adalah : pertama adalah faktor intern yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang bersangkutan sendiri, seperti selektiviyas. Kita tidak
dapat menangkap seluruh rangsang dari luar melalui persepsi, oleh karena itu kita
Universitas Sumatera Utara
19
harus memilih rangsangan mana yang harus dijauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif dan kecenderungan-kecenderungan dalam diri kita. Karena harus
memilih inilah kita menyusun sikap positif terhadap satu hal dalam membentuk sikap negatif terhadap hal lainnya. Kedua adalah faktor ekstern yang merupakan
faktor diluar manusia, yaitu : a.
Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
b. Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
c. Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
d. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
e. Situasi pada saat sikap dibentuk
Tentunya tidak semua faktor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap, kadang-kadang satu atau dua faktor saja sudah cukup. Tetapi makin banyak faktor
yang ikut mempengaruhi, semakin cepat terbentuk sikap.purwanto,1998
3. Berbagai kategori sikap