Faktor Predisposisi Patofisiologi TINJAUAN PUSTAKA

28 terjadi pada saat hamil juga mempengaruhi cairan vagina sehingga ia menjadi kental dan berwarna putih Elizabeth,2005 Cairan vagina yang tidak normal memiliki warna yang berbeda, keteraturan dan baunya yang berbeda dengan cairan yang normal dan mungkin juga akan menyebabkan munculnya simptom-simptom yang lain, seperti rasa nyeri dan gatal pada vagina. Pada umumnya, simptom-simptom yang menyertai cairan vagina yang tidak normal, seperti panas, ruam dan pendarahan, harus segera diperiksa secepat mungkin Elizabeth,2005 5. Sifat-sifat cairan : Ada beberapa sifat-sifat cairan keputihan antara lain : a Peningkatan pada sekresi normal. b Warna cairan kehijau-hijauan atau kekuning-kuningan. c Bau yang tidak sedap. d Pasangan seks akan merasakan nyeri pada alat vitalnya. e Kotoran vagina berwarna coklat, seperti darah setelah berhubungan seks. f Cairan vagina disertai dengan noda-noda darah setelah berhubungan seks. Elizabeth 2005

F. Faktor Predisposisi

Faktor-faktor predisposisi keputihan pada vagina adalah: 1. Terapi antibiotik berspektrum luas 2. Diabetes 3. Kehamilan Universitas Sumatera Utara 29 4. Menstruasi 5. Obat-obat imunosupresif 6. Pakaian dalam ketat 7. Pemakaian kontrasepsi oral 8. Sering mencuci vagina atau lesi servikal Berhubungan dengan bertambahnya organisme Candida pada vagina, tetapi tidak dengan infeksi candida yang simtomatik Anderson 1998

G. Patofisiologi

Infeksi keputihan pada ibu hamil bisa mengakibatkan resiko ketuban pecah dini, sehingga bayi harus lahir prematur atau bayi lahir dengan berat lahir rendah. Tak hanya itu, infeksi pada ibu dan bayi yang dilahirkan juga tinggi. Lemas, gangguan nafas yang berat bisa menyebabkan gagal bernafas. Menurut dr. Surahman, SpOG penyebab paling sering dari keputihan tidak normal adalah infeksi. Dimana cairan mengandung banyak sel darah putih dan warnanya kekuning-kuningan sampai hijau. Bahkan sering kali kental dan mengeluarkan aroma tak sedap. Biasanya yang terkena infeksi adalah vulva, vagina, leher rahim dan rongga rahim. Penyebabnya yaitu kuman, jamur, parasit dan virus. Tak hanya wanita hamil yang bisa terkena infeksi akan tetapi wanita hamil cukup berisiko atau mudah terkana infeksi. Ada tiga faktor yang mampengaruhi yaitu tubuhnya sendiri, lingkungan dan virus atau kuman yang ada http:www.Sehatbugar.Multiplay.com Penyebab terjadinya keputihan bermacam-macam, dapat disebabkan oleh adanya infeksi oleh kuman, jamur, parasit, virus, adanya benda asing pada liang Universitas Sumatera Utara 30 senggama, gangguan hormonal akibat mati haid, kelainan didapat atau bawaan dari alat kelamin wanita, adanya kanker atau keganasan pada alat kelamin terutama di leher rahim. Adanya jasad renik berupa kuman, jamur, parasit, dan virus dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam kehidupan sel-sel alat kelamin normal dan juga jasad renik ini menghasilkan zat kimia tertentu yang acap kali bersifat asam dan dapat menyuguhkan bau yang tidak sedap. Adapun jasad renik penyebab infeksi adalah sebagai berikut : 1. Kuman bakteri a. Gonococcus Cairan yang keluar dari liang senggama pada infeksi yang lebih dikenal dengan nama GO suatu penyakit kelamin berwarna kekuningan yang sebetulnya berwarna nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung kuman Neisseria gonorrhoea berbentuk pasangan dua-dua pada sitoplasma sel. Gambaran ini kadang-kadang dapat terlihat juga pada pemeriksaan pap smear, tetapi biasanya penyakit ini diketahui pada pemeriksaan sediaan apus dengan penggeseran bahan pemeriksaan pada kaca objek dan diwarnai dengan pewarnaan Gram dilaboratorium. Kuman ini mudah mati setelah terkena sabun, alkohol, deterjen dan sinar matahari. Cara penilaran penyakit kelamin ini melalui senggama. Sedangkan keputihan terbanyak juga disebabkan oleh adanya gambaran kuman kokus yang masih sekeluarga dengan gonococcus tapi tidak merupakan penyakit kelamin dan tampak pada gambaran Universitas Sumatera Utara 31 pemeriksaan Pap smear yang berupa gambaran kuman seperti pasir diantara sel-sel epitel liang senggama normal dan tidak terdapat dalam sel tersebut. b. Chlamydia trachomatis Kuman ini sering menyebabkan penyakit pada mata yang lebih dikenal dengan penyakit trakoma. Kuman ini dapat juga ditemukan pada cairan liang senggama dan dapat terlihat melalui mikroskopsetelah dawarnai dengan pewarnaan Giemsa dilaboratorium. Kuman ini membentuk suatu bentukan badan inklusi yang berada dalam sitoplasma sel-sel liang senggama. Pada pemeriksaan Pap smear sukar ditemukan adanya perubahan sel akibat infeksi chlamidia ini karena siklus hidupnya yang tak mudah dilacak. c. Gardenerella Gardenerella menyebabkan peradangan liang senggama yang tidak spesifik dan kadang-kadang dianggap sebagai bagian dari jasad renik normal dalam liang senggama akibat kerapnya ditemukan. Kuman ini biasanya mengisi penuh sel-sel epitel liang senggama dengan membentuk bentukan khas dan disebut sebagai clue sel. Gardenerella menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi senyawa amin yang menimbulkan bau amis yang tidak sedap seperti ikan. Cairan liang senggama tampak berwarna keabu-abuan. d. Treponema pallidum Kuman ini menyebabkan penyakit kelamin yang terkenal dengan nama sifilis. Pada perkembangannya penyakit ini dapat terlihat sebagai kutil-kutil kecil diliang senggama dan bibir kemaluan dan disebut sebagai kandiloma lata. Kuman ini berbentuk spiral dan tampak bergerak aktif. Universitas Sumatera Utara 32 2. Jamur Jamur yang menyebabkan keputihan adalah dari spesies candida. bayi dapat pula menderita keputihan karena candida akibat sibayi tanpa sengaja menelan jamur tersebut pada saat kelahirannya melalui liang senggama ibunya yang menderita penyakit dan kemudian masuk keusus bayi dan menyebar ke organ lain. Cairan yang keluar dari liang senggama biasanya kental, berwarna putih susu dan acap kali berbentuk kepala susu dengan disertai oleh rasa gatal. Liang senggama akan tampak kemerahan akibat proses peradangan. Beberapa keadaan yang dapat merupakan tempat yang subur bagi pertumbuhan jamur ini adalah pada kehamilan, penyakit kencing manis gula, pemakai pil KB. Suami atau pasangan penderita biasanya juga akan menderita penyakit jamur ini. keadaan yang saling tular menular antara pasangan suami istri ini disebut sebagai fenomena pingpong. 3. Parasit Penyabab keputihan terbanyak karena parasit biasanya disebabkan oleh adanya Trichomonas vaginalis. Parasit ini berbentuk lonjong dan mempunyai bulu getar dan dapat bergerak berputar-putar dengan cepat. Gerakan ini dapat dipantau dibawah mikroskop. Cara penularan adalah melalui senggama. Walaupun jarang dapat juga ditularkan melalui peralatan mandi, seperti handuk atau bibir kloset. Cairan yang keluar dari liang senggama biasanya banyak, berbuih menyerupai air sabun dan bau. Keputihan oleh parasit ini tidak terlalu gatal, akan tetapi liang senggama tampak kemerahan dan timbul rasa nyeri bila ditekan atau perih bila berkemih. Universitas Sumatera Utara 33 Keputihan oleh parasit pada anak-anak dapat juga disebabkan oleh adanya parasit lain yaitu cacing kremi, terutama pada anak-anak wanita yang sering bermain-main ditanah. Cacing ini biasanya menjalar dari lubang anus sampai keliang senggama dan menyebabkan keputihan yang disertai oleh rasa gatal sehingga sering digaruk sampai menimbulkan luka. 4. Virus Keputihan akibat infeksi virus sering disebabkan oleh adanya condyloma acuminata dan herpes. Condyloma ditandai dengan tumbuhnya kutil-kutil yang kadang-kadang sangat banyak dan dapat bersatu membentuk jengger ayam yang bisa berukuran besar apalagi pada wanita hamil. Penyebabnya adalah virus caplak pada manusia Human papillomavirus. Cairan dari liang senggama sering berbau, tanpa rasa gatal. Keputihan acap kali tidak sembuh dengan pengobatan biasa dan dokter baru menyadari setelah dilakukan pemeriksaan ulang dengan teliti atau didapatkan hasil pemeriksaan Pap smear yang menunjukkan perubahan akibat infeksi virus ini. penyakit ini ditularkan melalui senggama dengan gambaran secara klinik menjadi lebih buruk apabila disertai dengan gangguan sistem kekebalan tubuh seperti pada kehamilan, pemakaian obat steroid dalam jangka lama dan dosis besar seperti pada pasien dengan gagal ginjal atau setelah transplantasi ginjal, serta penderita AIDS.

H. Gejala Klinis