Sikap dan Tindakan Ibu Hamil dalam Mengatasi Keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009.

(1)

SIKAP DAN TINDAKAN IBU HAMIL DALAM MENGATASI

KEPUTIHAN DI PASAR IX TEMBUNG KECAMATAN PERCUT SEI

TUAN TAHUN 2009

 

   

 

   

HOIRINA RITONGA

085102024

   

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN, 2009


(2)

Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Bidan Praktek Swasta Terhadap Pencegahan Infeksi Nosokomial di Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2009

Nama : Yennita Sugianto

Nim : 085102065

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik

Pembimbing Penguji

... ... Penguji I

(dr. Sarma N Lumbanraja, SPOG (K)) (dr. Isti Ilmiahti Pujiati, PKK, Msc, CM-FM)

... penguji II

(Dina Indarsita, M. Kes)

... Penguji III


(3)

Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sain Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik.

... ...

(Nur Asnah S, S.Kep, Ns, M.Kep) (dr. Murniati Manik, MSc, SpKK)

NIP. 132 299 794 NIP. 130 810 201

Koordinator Ketua Pelaksana

Karya Tulis Ilmiah Program D-IV Bidan Pendidik FK USU

     

 

   


(4)

SIKAP DAN TINDAKAN IBU HAMIL DALAM MENGATASI

KEPUTIHAN DI PASAR IX TEMBUNG KECAMATAN PERCUT SEI

TUAN TAHUN 2009

 

KARYA TULIS ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat Karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain.

Medan, Juni 2009 Yang membuat pernyataan

HOIRINA RITONGA Nim. 085102024


(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK

Karya Tulis Ilmiah Hoirina Ritonga

Sikap dan Tindakan Ibu Hamil dalam Mengatasi Keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009.

i + hal 43 + 5 tabel + 10 Lampiran

Abstrak

Keputihan yang dalam istilah medis disebut flour albus atau leucorrhoea merupakan cairan yang keluar dari vagina. Keputihan dapat terjadi pada setiap wanita, tanpa memandang usia. Tiga per empat wanita di dunia diperkirakan mengalami keputihan setidaknya sekali seumur hidapnya. Wanita hamil pun kerap mengalami keputihan pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satu dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan keasaman vagian serta terjadi pula perubahan pada kondisi pencernaan. Semua ini berpengaruh terhadap peningkatan risiko terjadinya keputihan, khususnya yang disebabkan oleh infeksi jamur. Penelitian ini bersifat deskriptif, yang menjelaskan gambaran Sikap dan Tindakan Ibu Hamil dalam Mengatasi Keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009.

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 38 orang dan seluruhnya dijadikan sebagai objek penelitian. Analisa data yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas instrument. berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa dari segi umur, rata-rata umur ibu hamil berada pada kisaran 25-30 tahun, sedangkan untuk memperoleh informasi responden memperolehnya melalui elektronik, dan mayoritas pendidikan responden adalah SMP sebanyak 20 orang. Hasil kap ibu hamil terhadap keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan bila dilihat secara keseluruhan maka didapatkan hasil bahwa ibu hamil memiliki sikap baik (60,5%), begitu juga dengan tindakan ibu hamil. Ibu hamil memiliki tindakan yang baik sebanyak 36 orang (94,7%), dan ada 2 orang yang melakukan tindakan yang salah. Dari penelitian ini diharapkan ibu hamil harus mengetahui factor-faktor penyebab terjadinya keputihan sehingga dapat menjadi model peran bagi ibu hamil di daerah lainnya dalam mengatasi keputihan.

Kata Kunci : Sikap, Tindakan, Ibu Hamil, Mengatasi Keputihan Daftar Puataka : 25 Buku (1998-2008)


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Sikap Dan Tindaka Ibu Hamil Dalam Mengatasi Keputihan Di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009”.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada : 1. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan FK USU.

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK. Selaku ketua Program studi D-IV Bidan Pendidik FK USU.

3. dr. Sarma Lumban Raja SPOG (K) selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan petunjuk dan saran-saran dalam penelitian

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik FK USU.

5. Ibu-ibu hamil di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

6. Kedua orang tua tersayang dan tercinta H. Jolamin Ritonga dan Hj Zuraini yang telah memberikan kasih sayang, doa dan moril maupun material kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu dan mendukung menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(7)

8. Semua pihak yang mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam menghadapi setiap rintangan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga segala yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT Amin.

Medan, Juni 2009


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

 

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sikap ... 6

B. Tindakan ... 10

C. Ibu Hamil ... 11

D. Keputihan ... 12

E. Etiologi ... 14

F. Faktor Predisposisi ... 17

G. Patofisiologi ... 18

H. Gejala Klinis ... 23

I. Diagnosis ... 24

J. Penatalaksanaan ... 25

K. Pencegahan ... 25

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ... 26

B. Defenisi Operasional ... 27

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 29

B. Populasi Dan Sampel ... 29

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 29

D. Pertimbangan Etik ... 30

E. Instrumen Penelitian ... 30

F. Prosedur Pengumpulan Data ... 32

G. Uji Validitas Instrumen ... 33

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35


(9)

1. Sikap responden ... 39 2. Tindakan ... 40 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 42 B. Saran ... 43 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Umur Responden di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009 ... 29

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Menurut Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009 ... 30

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Sumber Informasi Responden di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009..30

Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Penelitian Sikap Ibu Hamil Dalam Mengatasi Keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei

Tuan Tahun 2009 ... 31

Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Penelitian Tindakan Ibu Hamil Dalam Mengatasi Keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009 ... 32


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Persetujuan Menjasi Responden Lampiran 2. Kuesioner

Lampiran 3. Surat Content Validitas Lampiran 4. Hasil Validitas

Lampiran 5. Master Tabel Lampiran 6. Rekap Data SPSS Lampiran 7. Output SPSS

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian Dari Program Studi D-IV Bidan Pendidik FK USU Lampiran 9. Surat Selesai Melakukan Penelitian


(12)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK

Karya Tulis Ilmiah Hoirina Ritonga

Sikap dan Tindakan Ibu Hamil dalam Mengatasi Keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009.

i + hal 43 + 5 tabel + 10 Lampiran

Abstrak

Keputihan yang dalam istilah medis disebut flour albus atau leucorrhoea merupakan cairan yang keluar dari vagina. Keputihan dapat terjadi pada setiap wanita, tanpa memandang usia. Tiga per empat wanita di dunia diperkirakan mengalami keputihan setidaknya sekali seumur hidapnya. Wanita hamil pun kerap mengalami keputihan pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satu dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan keasaman vagian serta terjadi pula perubahan pada kondisi pencernaan. Semua ini berpengaruh terhadap peningkatan risiko terjadinya keputihan, khususnya yang disebabkan oleh infeksi jamur. Penelitian ini bersifat deskriptif, yang menjelaskan gambaran Sikap dan Tindakan Ibu Hamil dalam Mengatasi Keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009.

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 38 orang dan seluruhnya dijadikan sebagai objek penelitian. Analisa data yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas instrument. berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa dari segi umur, rata-rata umur ibu hamil berada pada kisaran 25-30 tahun, sedangkan untuk memperoleh informasi responden memperolehnya melalui elektronik, dan mayoritas pendidikan responden adalah SMP sebanyak 20 orang. Hasil kap ibu hamil terhadap keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan bila dilihat secara keseluruhan maka didapatkan hasil bahwa ibu hamil memiliki sikap baik (60,5%), begitu juga dengan tindakan ibu hamil. Ibu hamil memiliki tindakan yang baik sebanyak 36 orang (94,7%), dan ada 2 orang yang melakukan tindakan yang salah. Dari penelitian ini diharapkan ibu hamil harus mengetahui factor-faktor penyebab terjadinya keputihan sehingga dapat menjadi model peran bagi ibu hamil di daerah lainnya dalam mengatasi keputihan.

Kata Kunci : Sikap, Tindakan, Ibu Hamil, Mengatasi Keputihan Daftar Puataka : 25 Buku (1998-2008)


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Diperkirakan 75% wanita di Indonesia pernah mengalami keputihan sekali dalam hidupnya. Pada vagina terdapat mekanisme pertahanan terhadap benda asing. Kelenjar pada vagina dan serviks / leher rahim menghasilkan sekret yang berfungsi sebagai pelindung yang alami untuk mengalami gesekan pada dinding vagina saat berjalan dan pada saat berhubungan seksual. 95% kasus kanker leher rahim pada wanita indonesia ditandai dengan keputihan (yeni,2008)

Keputihan yang dalam ilmu kedokteran disebut flour albus, leukorea, atau white discharge merupakan gejala umum hampir semua penyakit kandungan, sehingga keputihan bukanlah penyakit tersendiri, tetapi manifestasi klinis dari berbagai penyakit. Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan darah. Keputihan fisiologis dijumpai pada keadaan menjelang menstruasi, pada saat keinginan seks meningkat, pada waktu hamil, sesudah haid, emosi dan kegemukan (Manuaba,1999).

Keputihan merupakan suatu kenyataan dari kemelut yang dihadapi seorang wanita karena keputihan merupakan suatu gejala saja dari penyakit asalnya yang dilatar belakangi oleh banyak sebab mulai dari jasad renik, kelainan bawaan atau didapat, baki atau menopause, kanker. Keputihan dapat juga berhubungan dengan keadaan lain seperti penyakit kencing manis, kehamilan, penggunaan obat keluarga berencana, penggunaan obat steroid dalam jangka panjang (Sianturi,2004)


(14)

Penyebab keputihan bermacam-macam, dapat disebabkan oleh adanya infeksi (oleh kuman, jamur, parasit, virus), adanya benda asing dalam liang senggama, gangguan hormonal akibat mati haid, kelainan didapat atau bawaan dari alat kelamin wanita, adanya kanker atau keganasan pada alat kelamin, terutama dileher rahim. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan yang optimal (Undang-undang kesehatan,1992)

Qomariah (2002) memaparkan bahwa Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) merupakan masalah kesehatan dunia yang dampaknya bersifat kemandulan, kehamilan ektopik, abortus, ketuban pecah dini, peningkatan resiko tertular HIV bahkan kematian. Hal ini ditunjukkan bahwa vaginitis merupakan masalah ginekologis yang paling sering terjadi dipelayanan primer dan 90% disebabkan oleh vaginosis bakterial, kandidiasis dan trikomoniasis. Angka prevalensi dari keputihan secara keseluruhan tidak diketahui secara pasti, sebagian besar dikarenakan kondisi ini sering didiagnosa dan diobati sendiri oleh penderita.

Salah satu keluhan yang dijumpai pada ibu hamil adalah keputihan sebanyak 16%, yang tergolong Candida 53%, Trichomonas 3,1% dan yang tergolong oleh Bakteri 40,1%. Candida merupakan kelompok yang paling umum ditemukan pada penderita keputihan. Di RSCM, dari 71 kasus flour albus, dengan keluhan rasa gatal sebesar 86.1%, dengan keluhan terbakar 87,5%, dan keputihan 81,1%.

Wanita hamil rentan terkena infeksi, sebab daya tahan wanita hamil biasanya akan menurun dan meningkatkan kebutuhan metabolisme. Keputihan pada ibu hamil


(15)

dapat mengakibatkan resiko tinggi pada ketuban pecah dini, sehingga bayi lahir prematur atau bayi lahir dengan berat lahir rendah. Penyebab yang paling sering dari keputihan tidak normal adalah infeksi. Dimana cairan mengandung banyak sel darah putih dan warnanya sampai kekuning-kuningan sampai hijau. Bahkan sering kali kental mengeluarkan aroma tak sedap. Biasanya yang terkena infeksi adalah vulva, vagina, leher rahim dan rongga rahim. Penyebabnya bisa disebabkan oleh kuman, jamur, parasit, dan virus. Wanita hamil berisiko atau mudah terkena infeksi. Tiga faktor yang mempengaruhi yaitu tubuhnya sendiri, lingkungan dan virus atau kuman yang ada (hakim,2008)

Kemelut ini akan lenyap jika wanita tersebut melakukan konsultasi yang tepat dengan seorang dokter yang berusaha secara sistematis mencari penyebab keputihan tersebut dan mengupayakan pengobatan yang tepat dan rasional. Memang dalam kenyataannya tidak semua dokter bersikap demikian, akan tetapi masih banyak dokter yang melakukan fungsinya dengan baik dan ini yang dibutuhkan wanita yang menderita keputihan apalagi penderitaan ini telah dialaminya dalam jangka waktu yang cukup lama dan telah bergonta ganti dokter maupun cara pengobatan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya menjaga kebersihan alat kelamin wanita bagian luar atau vagina. Apalagi pada saat hamil yang dapat berpengaruh terhadap bayi yang dikandungnya.


(16)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan permasalahannya yaitu bagaimana sikap dan tindakan ibu hamil dalam mengatasi keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui sikap dan tindakan ibu hamil dalam mengatasi keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil yang meliputi umut, pendidikan dan sumber informasi.

b) Untuk mengetahui sikap ibu hamil dalam mengatasi keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009.

c) Untuk mengetahui tindakan ibu hamil dalam mengatasi keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Sebagai referensi masukan bagi peneliti dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa kebidanan dalam mengatasi keputihan pada ibu hamil, dan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari kepada mahasiswa kebidanan.


(17)

2. Bagi Ibu Hamil

Sebagai bahan tambahan wawasan ilmu pengetahuan ibu hamil tentang keputihan sehingga penanganannya tidak terlambat.

3. Bagi Institusi

Sebagai bahan masukan dan perbandingan serta evaluasi bagi peneliti yang akan datang yang mungkin dapat dikembangkan lagi.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Sikap

Sikap diartikan sebagai respon evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual. Respon evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk dalam nilai baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar, 2005)

Menurut notoadmojo (2003) sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus dalam kehidupan sehari-hari.

1. Ciri-Ciri Sikap

Sikap bukan dibawa lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sikap ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istrahat. Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat dipelajari dan oleh karena itu sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang lain. Objek sikap dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi juga merupakan


(19)

kumpulan dari hal-hal tersebut. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat inilah yang membedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengatahuan yang dimiliki orang (Purwanto, 2002)

2. Tingkatan Sikap

Tingkatan sikap dapat dikelompokkan sebagai berikut adalah menerima dapat diartikan bahwa orang atau objek yang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek tersebut, dan respon adalah memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, dan menghargai adalah memberikan kepada orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah atau suatu indikasi sikap tingkat tiga, dan bertanggung jawab adalah segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko yang merupakan sikap yang paling tinggi (Notoadmojo,2003) Sikap ini dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif

kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu sedangkan dalam sifat negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu, dalam kehidupan bermasyarakat sikap ini penting sekali.

Pembentukan sikap ini tidak terjadi demikian saja melainkan melalui proses tertentu, melalui kontak sosial terus menerus antara individu dengan individu lain disekitarnya. Dalam hubungan ini, faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah : pertama adalah faktor intern yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang bersangkutan sendiri, seperti selektiviyas. Kita tidak dapat menangkap seluruh rangsang dari luar melalui persepsi, oleh karena itu kita


(20)

harus memilih rangsangan mana yang harus dijauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif dan kecenderungan-kecenderungan dalam diri kita. Karena harus memilih inilah kita menyusun sikap positif terhadap satu hal dalam membentuk sikap negatif terhadap hal lainnya. Kedua adalah faktor ekstern yang merupakan faktor diluar manusia, yaitu :

a. Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap

b. Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap

c. Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut d. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap e. Situasi pada saat sikap dibentuk

Tentunya tidak semua faktor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap, kadang-kadang satu atau dua faktor saja sudah cukup. Tetapi makin banyak faktor yang ikut mempengaruhi, semakin cepat terbentuk sikap.(purwanto,1998)

3. Berbagai kategori sikap

Menurut Heri Purwanto, sikap terdiri dari :

a. Sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, menghadapkan objek tertentu.

b. Sikap negatif, terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu. (Zuriah, 2003)

4. Pengukuran sikap model likert

Dalam skala likert, item ada yang bersifat favorable (positif) terhadap masalah yang diteliti, sebaliknya ada pula yang bersifat unfavorable (negatif) terhadap


(21)

masalah yang diteliti. Jumlah item positif maupun negatif yang sebaiknya harus seimbang atau sama (Machfoedz, 2007).

Beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau pernyataan yang masuk dalam kategori skala likert adalah sebagai berikut :

Alternatif penilaian terhadap item yang positif terhadap masalah penelitian : Sangat setuju : 4

Setuju : 3 Tidak setuju : 2 Sangat tidak setuju : 1

Alternatif penilaian terhadap item yang negatif terhadap masalah peneliti : Sangat setuju : 1

Setuju : 2 Tidak setuju : 3 Sangat tidak setuju : 4 (Hidayat, 2007).

Corak khas dari skala Likert adalah bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh oleh oleh seseorang, merupakan indikasi bahwa orang tersebut sikapnya makin positif terhadap objek sikap, demikian sebaliknya (Zuriah, 2003)

5. Cara ukur

Cara ukur dengan menghitung jawaban responden dalam 10 pertanyaan. Skala hasil adalah dengan menggunakan rumus rentang yaitu :

Rumus P = rentang Banyak kelas


(22)

b. Baik atau sikap positif, bila skor 25-40

B. Tindakan

1. Pengertian Tindakan

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek. Kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui. Proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (Notoatmojo, 2003). Tindakan merupakan respon atau reaksi konkrit seseorang terhadap stimulus atau objek. Seseorang telah mempraktekkan apa yang diketahui dan disikapi (Muller, 1986). Tindakan wanita yang mengalami keputihan hal terpenting dilakukan adalah membersihkan organ intim secara benar dan teratur.

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan untuk terjadinya tindakan antara lain fasilitas, support dan lain-lain. Tindakan ini memiliki beberapa tingkatan.

2. Persepsi

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. Misalnya seorang ibu memilih makanan yang bergizi untuk anaknya.

a. Respon terpimpin

Dapat melakukan sesuatu sesuia dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh. Misalnya seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar sesuai dengan cara yang sehat.


(23)

b. Mekanisme

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sudah jadi kebiasaan misalnya ibu yang mengimunisasi anaknya pada umur tertentu.

3. Adaptasi

Adaptasi adalah suatu praktek yang sudah berkembang dengan baik. Misalnya ibu dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana (Purwanto,1998)

C. Ibu Hamil

Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan

( Sarwono 2001 )

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial didalam keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan


(24)

mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia meresa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal (Sarwono 2001 )

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari :

 Ovulasi pelepasan ovum.

 Terjadi konsepsi + pertumbuhan zigot.

 Terjadi implantasi hasil konsepsi pada endometrium.

 Pembentukan plasenta.

 Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. ( Manuaba 1998 )

D. Keputihan 1. Defenisi

Keputihan adalah keluarnya lendir yang berlebih dari dalam vagina atau dari liang senggama. Dalam keadaan normal, lendir ini berfungsi terutama pada saat melakukan aktivitas seksual agar vagina tidak terluka akibat gesekan-gesekan

( Ronosulistyo 2007 ).

Keputihan adalah keluarnya cairan dari vagina selain darah haid. Banyak wanita yang mengalaminya, tetapi sering terabaikan karena kurangnya informasi tentang keputihan (Kasdu 2005).


(25)

Keputihan adalah keluarnya cairan yang berlebihan dari vagina yang menyebabkan seorang wanita seringkali mengganti pakaian dalam atau menggunakan pembalut (Sianturi 2001).

Keputihan adalah cairan yang keluar dari alat genital wanita yang tidak berupa darah. Hal ini terjadi karena pengaruh hormonal dalam tubuh. Keluarnya cairan dapat bersifat normal ataupun tidak normal (http:///www.blogdoktor.net/2007).

Keputihan yang keluar dari mulut rahim dikenal dengan serviks-sensitis atau radang mulut rahim. Hal ini sering menyerang wanita usia reproduksi dan biasanya akibat jamur (kandidosis), bakteri (vaginosis) parasit (trikomoniasis), atau bakteri lain berbagai kokus (Coccen) dan yang agak jarang terjadi akibat serangan virus. Bakterial vaginosis merupakan infeksi vaginal yang sering disebabkan oleh bakteri seperti Garndnerella vaginalis. Disebabkan oleh banyaknya kontak bakterial dengan vagina, melalui hubungan seksual, ataupun karena kebersihan yang kurang. Bekteril vaginosis sering disebabkan oleh teknik cebok yang salah. Kontaminasi vagina oleh bakteri tinja dapat dicegah dengan cebok dengan menyapukan tangan dari arah depan kebelakang, atau dari uretra ke anus (Indriyani 2008).

Gejala bakterial vaginosis dicirikan dengan adanya noda putih (keputihan) hingga kekuningan dengan bau kurang sedap. Sementara itu keputihan karena parasit seperti Trichomonas vaginalis bisa menyerang wanita maupun pria. Trichomonas biasanya berpindah melalui hubungan seksual. Keputihan akibat Trichomonas terlihat seperti busa dan memiliki bau tak sedap. Terasa gatal dan


(26)

kemerahan disekitar vagina. Jika keputihan akibat jamur kandida, biasanya bukan karena ditularkan oleh hubungan seksual tetapi disebabkan karena ketidakseimbangan flora di vagina. Normal vagina terdiri atas sedikit jamur dan bakteri perusak (Indriyani 2008)

Sekret vagina sering tampak sebagai suatu gejala genital. Proporsi perempuan yang mengalami keputihan bervariasi antara 1-5% dan hampir seluruhnya memiliki aktifitas seksual yang aktif. tetapi jika merupakan suatu gejala penyakit dapat terjadi pada semua umur. Seringkali keputihan merupakan indikasi suatu vaginitis. Infeksi yang sering menyebabkan vaginitis adalah Trikomoniasis, Vaginosis bacterial dan Kandidiasis. Sering penyebab non infeksi dari vaginitis meliputi atrofi vagina, alergi atau iritasi bahan kimia (Aesculapius 2001).

E. Etiologi

Keputihan fisiologi pada perempuan normalnya hanya ditemukan pada daerah porsio vagina seperti :

1. Keputihan fisiologi ditemukan penyebabnya pada :

a) Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari disebabkan oleh pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.

b) Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen. Keputihan disini hilang dengan sendirinya.

c) Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum, dan pada waktu koitus, disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina.


(27)

d) Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer.

e) Keluarnya lendir dari vagina adalah akibat hormon yang diproduksi selama kehamilan, yaitu estrogen.

2. Keputihan patologi disebabkan oleh : a) Infeksi yaitu :

1) Bakteri : Gardanerella vaginalis, Chlamidia trachomatis, Neisseria gonorhoe,dan Gonococcus

2) Jamur : Candida albicans 3) Protozoa : Trichomonas vaginalis

4) Virus : Virus herpes dan Human Papilloma Virus b) Iritasi yang disebabkan oleh :

1) Sperma, pelicin, kondom.

2) Sabun cuci dan pembalut pakaian dalam. 3) Cairan antiseptic untuk mandi.

4) Pembersih vagina.

5) Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat. 6) Kertas tisu toilet yang berwarna.

(http://www.medikaholistik.com) c) Keganasan atau unsur-unsur

1) Keganasan serviks uteri

2) Keganasan endometrial-korpus uteri 3) Keganasan tuba fallopi


(28)

(Manuaba 2002) 3. Pembentukan Lendir yaitu :

Lendir dibentuk oleh kelenjar-kelenjar seks, yaitu sepasang kelenjar skene yang ada di kiri kanan sekitar lubang kencing wanita dan kelenjar bartolin yang ada di dinding vagina luar kiri dan kanan. Bagian yang paling banyak mengandung lendir ini adalah mulut rahim, karena sel-sel didalam saluran mulut rahim terdiri atas sel-sel kelenjar yang menghasilkan lendir. Lendir ini menutupi mulut rahim agar kotoran dari vagina tidak masuk kedalam rahim atau kadalam tubuh perempuan. Pada masa subur, lendir ini akan menjadi sangat encer sehingga banyak sekali keluar. Keputihan ini bisa terjadi akibat kelelahan tubuh yang diakibatkan oleh stres berat, kelelahan, atau baru sembuh dari sakit. Karena lendir-lendir ini adalah protein, tentunya akan banyak jasad kecil yang akan tumbuh dan senang memakannya.

(Ronosulistyo 2007) 4. Cairan vagina

Vagina selalu bersih dan dibasahi oleh sekresi ( cairan ) yang berasal dari lapisannya dan pada wanita yang sedang menstruasi, sekresi tersebut berubah-ubah sifatnya pada setiap siklus bulanan yang disebabkan oleh pengaruh naik turunnya hormon. Pada pertengahan tahap pertama siklus, dibawah pengaruh estrogen, cairan vagina terlihat jernih, encer dan lengket. Setelah terjadinya ovulasi, kotoran tersebut berubah menjadi kental, keruh dan elastis. Perubahan-perubahan ini menandai terjadinya ovulasi. Perubahan-Perubahan-perubahan hormonal yang


(29)

terjadi pada saat hamil juga mempengaruhi cairan vagina sehingga ia menjadi kental dan berwarna putih (Elizabeth,2005)

Cairan vagina yang tidak normal memiliki warna yang berbeda, keteraturan dan baunya yang berbeda dengan cairan yang normal dan mungkin juga akan menyebabkan munculnya simptom-simptom yang lain, seperti rasa nyeri dan gatal pada vagina. Pada umumnya, simptom-simptom yang menyertai cairan vagina yang tidak normal, seperti panas, ruam dan pendarahan, harus segera diperiksa secepat mungkin (Elizabeth,2005)

5. Sifat-sifat cairan :

Ada beberapa sifat-sifat cairan keputihan antara lain : a) Peningkatan pada sekresi normal.

b) Warna cairan kehijau-hijauan atau kekuning-kuningan. c) Bau yang tidak sedap.

d) Pasangan seks akan merasakan nyeri pada alat vitalnya.

e) Kotoran vagina berwarna coklat, seperti darah setelah berhubungan seks. f) Cairan vagina disertai dengan noda-noda darah setelah berhubungan seks. (Elizabeth 2005)

F. Faktor Predisposisi

Faktor-faktor predisposisi keputihan pada vagina adalah: 1. Terapi antibiotik berspektrum luas

2. Diabetes 3. Kehamilan


(30)

4. Menstruasi

5. Obat-obat imunosupresif 6. Pakaian dalam ketat

7. Pemakaian kontrasepsi oral

8. Sering mencuci vagina atau lesi servikal

Berhubungan dengan bertambahnya organisme Candida pada vagina, tetapi tidak dengan infeksi candida yang simtomatik (Anderson 1998)

G. Patofisiologi

Infeksi keputihan pada ibu hamil bisa mengakibatkan resiko ketuban pecah dini, sehingga bayi harus lahir prematur atau bayi lahir dengan berat lahir rendah. Tak hanya itu, infeksi pada ibu dan bayi yang dilahirkan juga tinggi. Lemas, gangguan nafas yang berat bisa menyebabkan gagal bernafas. Menurut dr. Surahman, SpOG penyebab paling sering dari keputihan tidak normal adalah infeksi. Dimana cairan mengandung banyak sel darah putih dan warnanya kekuning-kuningan sampai hijau. Bahkan sering kali kental dan mengeluarkan aroma tak sedap. Biasanya yang terkena infeksi adalah vulva, vagina, leher rahim dan rongga rahim. Penyebabnya yaitu kuman, jamur, parasit dan virus. Tak hanya wanita hamil yang bisa terkena infeksi akan tetapi wanita hamil cukup berisiko atau mudah terkana infeksi. Ada tiga faktor yang mampengaruhi yaitu tubuhnya sendiri, lingkungan dan virus atau kuman yang ada (http://www.Sehatbugar.Multiplay.com)

Penyebab terjadinya keputihan bermacam-macam, dapat disebabkan oleh adanya infeksi (oleh kuman, jamur, parasit, virus), adanya benda asing pada liang


(31)

senggama, gangguan hormonal akibat mati haid, kelainan didapat atau bawaan dari alat kelamin wanita, adanya kanker atau keganasan pada alat kelamin terutama di leher rahim.

Adanya jasad renik berupa kuman, jamur, parasit, dan virus dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam kehidupan sel-sel alat kelamin normal dan juga jasad renik ini menghasilkan zat kimia tertentu yang acap kali bersifat asam dan dapat menyuguhkan bau yang tidak sedap. Adapun jasad renik penyebab infeksi adalah sebagai berikut :

1. Kuman (bakteri) a. Gonococcus

Cairan yang keluar dari liang senggama pada infeksi yang lebih dikenal dengan nama GO (suatu penyakit kelamin) berwarna kekuningan yang sebetulnya berwarna nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung kuman Neisseria gonorrhoea berbentuk pasangan dua-dua pada sitoplasma sel. Gambaran ini kadang-kadang dapat terlihat juga pada pemeriksaan pap smear, tetapi biasanya penyakit ini diketahui pada pemeriksaan sediaan apus dengan penggeseran bahan pemeriksaan pada kaca objek dan diwarnai dengan pewarnaan Gram dilaboratorium. Kuman ini mudah mati setelah terkena sabun, alkohol, deterjen dan sinar matahari. Cara penilaran penyakit kelamin ini melalui senggama. Sedangkan keputihan terbanyak juga disebabkan oleh adanya gambaran kuman kokus yang masih sekeluarga dengan gonococcus


(32)

pemeriksaan Pap smear yang berupa gambaran kuman seperti pasir diantara sel-sel epitel liang senggama normal dan tidak terdapat dalam sel tersebut. b. Chlamydia trachomatis

Kuman ini sering menyebabkan penyakit pada mata yang lebih dikenal dengan penyakit trakoma. Kuman ini dapat juga ditemukan pada cairan liang senggama dan dapat terlihat melalui mikroskopsetelah dawarnai dengan pewarnaan Giemsa dilaboratorium. Kuman ini membentuk suatu bentukan badan inklusi yang berada dalam sitoplasma sel-sel liang senggama. Pada pemeriksaan Pap smear sukar ditemukan adanya perubahan sel akibat infeksi

chlamidia ini karena siklus hidupnya yang tak mudah dilacak. c. Gardenerella

Gardenerella menyebabkan peradangan liang senggama yang tidak spesifik dan kadang-kadang dianggap sebagai bagian dari jasad renik normal dalam liang senggama akibat kerapnya ditemukan. Kuman ini biasanya mengisi penuh sel-sel epitel liang senggama dengan membentuk bentukan khas dan disebut sebagai clue sel. Gardenerella menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi senyawa amin yang menimbulkan bau amis yang tidak sedap seperti ikan. Cairan liang senggama tampak berwarna keabu-abuan.

d. Treponema pallidum

Kuman ini menyebabkan penyakit kelamin yang terkenal dengan nama sifilis. Pada perkembangannya penyakit ini dapat terlihat sebagai kutil-kutil kecil diliang senggama dan bibir kemaluan dan disebut sebagai kandiloma lata. Kuman ini berbentuk spiral dan tampak bergerak aktif.


(33)

2. Jamur

Jamur yang menyebabkan keputihan adalah dari spesies candida. bayi dapat pula menderita keputihan karena candida akibat sibayi tanpa sengaja menelan jamur tersebut pada saat kelahirannya melalui liang senggama ibunya yang menderita penyakit dan kemudian masuk keusus bayi dan menyebar ke organ lain. Cairan yang keluar dari liang senggama biasanya kental, berwarna putih susu dan acap kali berbentuk kepala susu dengan disertai oleh rasa gatal. Liang senggama akan tampak kemerahan akibat proses peradangan. Beberapa keadaan yang dapat merupakan tempat yang subur bagi pertumbuhan jamur ini adalah pada kehamilan, penyakit kencing manis (gula), pemakai pil KB. Suami atau pasangan penderita biasanya juga akan menderita penyakit jamur ini. keadaan yang saling tular menular antara pasangan suami istri ini disebut sebagai fenomena pingpong.

3. Parasit

Penyabab keputihan terbanyak karena parasit biasanya disebabkan oleh adanya

Trichomonas vaginalis. Parasit ini berbentuk lonjong dan mempunyai bulu getar dan dapat bergerak berputar-putar dengan cepat. Gerakan ini dapat dipantau dibawah mikroskop. Cara penularan adalah melalui senggama. Walaupun jarang dapat juga ditularkan melalui peralatan mandi, seperti handuk atau bibir kloset. Cairan yang keluar dari liang senggama biasanya banyak, berbuih menyerupai air sabun dan bau. Keputihan oleh parasit ini tidak terlalu gatal, akan tetapi liang senggama tampak kemerahan dan timbul rasa nyeri bila ditekan atau perih bila berkemih.


(34)

Keputihan oleh parasit pada anak-anak dapat juga disebabkan oleh adanya parasit lain yaitu cacing kremi, terutama pada anak-anak wanita yang sering bermain-main ditanah. Cacing ini biasanya menjalar dari lubang anus sampai keliang senggama dan menyebabkan keputihan yang disertai oleh rasa gatal sehingga sering digaruk sampai menimbulkan luka.

4. Virus

Keputihan akibat infeksi virus sering disebabkan oleh adanya condyloma acuminata dan herpes. Condyloma ditandai dengan tumbuhnya kutil-kutil yang kadang-kadang sangat banyak dan dapat bersatu membentuk jengger ayam yang bisa berukuran besar apalagi pada wanita hamil. Penyebabnya adalah virus caplak pada manusia (Human papillomavirus). Cairan dari liang senggama sering berbau, tanpa rasa gatal. Keputihan acap kali tidak sembuh dengan pengobatan biasa dan dokter baru menyadari setelah dilakukan pemeriksaan ulang dengan teliti atau didapatkan hasil pemeriksaan Pap smear yang menunjukkan perubahan akibat infeksi virus ini. penyakit ini ditularkan melalui senggama dengan gambaran secara klinik menjadi lebih buruk apabila disertai dengan gangguan sistem kekebalan tubuh seperti pada kehamilan, pemakaian obat steroid dalam jangka lama dan dosis besar seperti pada pasien dengan gagal ginjal atau setelah transplantasi ginjal, serta penderita AIDS.

H. Gejala Klinis

Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah dari sekret vagina merupakan suatu tanda infeksi vagina. Infeksi vagina adalah sesuatu yang sering


(35)

kali muncul dan sebagian besar perempuan pernah mengalaminya dan akan memberikan beberapa gejala keputihan:

1. Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri.

2. Sekret vagina yang bertambah banyak.

3. Rasa nyeri saat kencing .

4. Sekret vagina berwarna putih dan menggupal.

5. Berwarna kuning kehijau – hijauan dengan bau tidak sedap (Santoso,2007) a. Disamping itu ada beberapa gejala klinis yang disebabkan oleh :

1) Bakterial vaginosis

Terasa perih, panas, lendirnya berbau amis, gatalnya tidak terlalu berat. 2) Trikomonas vaginalis

Sangat gatal, lendirnya encer, berbuih, dapat menimbulkan iritasi sekitarnya.

3) Kandidiasis vaginalis

Sangat gatal, lendirnya bergumpal kadang warnanya hijau berbau dan dapat menimbulkan iritasi sekitarnya (Manuaba,2002).

b. Pemeriksaan penunjuang, Pemeriksaan penunjang yang dilakukan : 1) Memeriksa cairan vagina dibawah mikroskop

2) Mengambil cairan vagina pada sekitar 32 minggu kehamilan dan diperiksa di laboratorium.


(36)

I. Diagnosis

Diagnosis flour albus ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang.

1. Anamnesis yaitu :

Ditanyakan mengenai usia, metode kontrasepsi yang dipakai oleh akseptor KB kontak seksual, prilaku, jumlah, bau dan warna leukorea, masa inkubasi, penyakit yang diderita, penggunaan obat antibiotik atau kortikosteroid dan keluhan-keluhan lain.

2. Laboratorium yaitu :

Hasil pengukuran pH cairan vagina dapat ditentukan dengan kertas pengukur pH dan pH diatas 4,5 sering disebabkan oleh trichomoniasis tetapi tidak cukup spesifik. Cairan juga dapat diperiksa dengan melarutkan sampel dengan 2 tetes larutan normal saline 0,9% diatas objek glass dan sampel kedua dilarutkan dalam KOH 10%. Penutup objek glass ditutup dan diperiksa dibawah mikroskop. Trichoma vaginalis atau clue cells ( sel epitel dengan batas yang gelap oleh bakteri kecil ), biasanya mudah diidentifikasikan pada preparat saline yang mana merupakan karakteristik dari vaginosis bakteri. Sel darah putih yang meningkat tanpa trikomonas atau ragi biasanya mengarahkan terjadinya cervisitis. Sel ragi dari candida lebih mudah didapatkan pada preparat KOH. Namun kultur Trichoma vaginalis lebih sensitive dibanding pemeriksaan mikroskopik.


(37)

J. Penatalaksanaan

Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan, sebaiknya penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab lain seperti kanker leher rahim yang juga memberikan gejala keputihan berupa sekret encer, berwarna merah muda, coklat mengandung darah atau hitam berbau busuk. Penatalaksanaan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri, atau parasit. Jenis obat yang sering digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan :

1. Flukonazol untuk mengatasi infeksi kandida.

2. Metronidazol untuk mengatasi bakteri dan parasit, sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet, kapsul), tropikal, seperti krem yang dioleskan.

3. Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi diberikan kapada pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual selama masa pengobatan.

4. Menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindakan pencegahan.

K. Pencegahan

a. Pencegahan keputihan pada ibu hamil

Adapun cara-cara pencegahan keputihan yaitu :

1) Hindari pakaian dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat. 2) Pilihlah pakaian dalam yang terbuat dari katun.

3) Perhatikan kebersihan daerah intim.

4) Jangan duduk pada toilet umum jika tidak sangat terpaksa. 5) Gantilah pakaian dalam setiap hari (Indriyani,2008)


(38)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka konsep

Kerangka konseptual dalam penelitian ini menggambarkan tentang sikap dan tindakan yang akan diamati melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema kerangka konseptual dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang mengalami keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan dimana peneliti akan mengidentifikasi sikap dan tindakan ibu hamil dalam mengatasi keputihan.

Sikap ibu hamil

Tindakan ibu hamil


(39)

B. DEFENISI OPERASIONAL

NO Variabel Definisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. 2. 3. 4. 5. Umur Pendidikan Sumber informasi Sikap ibu hamil Tindakan ibu hamil Lamanya masa hidup seseorang yang dihitung mulai dari tahun sejak dilahirkan

sampai saat ini Suatu tahapan dalam mendapatkan ilmu pengertahuan yang dilihat dari pendidikan terakhir seseorang Semua sumber yang dapat digunakan

oleh ibu hamil sebagai sarana untuk memperoleh informasi mengenai sikap dan tindakan Sikap atau kecenderungan ibu hamil untuk mereaksi dan menanggapi tentang keputihan pada saat hamil. Yang Kuesioner kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner wawancara wawancara Wawancara wawancara Wawancara

1. 19-24 tahun 2. 25-30 tahun 3. 31-36 tahun 4. 37-42 tahun 1 = SD

2 = SMP 3 = SMA

1. Media cetak 2. Media

elektronik

Baik

1. Bila skor 25-40

2. Kurang baik Bila skor 10-24

1. baik Bila menjawab 6-10

1. Kurang baik Bila menjawab 0-5 Interval Ordinal Nominal Ordinal Ordinal


(40)

mana kategori sikap meliputi baik (sikap positif) dan kurang baik (sikap negatif). Prilaku ibu dalam mengatasi keputihan pada saat hamil


(41)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Sesuai tujuan penelitian maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran sikap dan tindakan ibu hamil dalam mengatasi keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2008.

B. Populasi Dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Medan yang berjumlah 46 orang.

Sesuai dengan Arikunto (2002) yang menjelaskan bahwa bila populasi kurang dari 100 orang maka sampel yang dipilih dengan menggunakan total sampling yaitu semua populasi yang ada dijadikan sampel penelitian.

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian

Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis melakukan penelitian pada ibu hamil di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan. Penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa alasan yaitu :

1. Belum ada diteliti oleh siapapun dengan judul yang sama di lokasi ini. 2. Jumlah ibu hamil di Desa Tembung yang sangat mencukupi untuk dijadikan


(42)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Desember2008 sampai bulan Februari 2009.

D. Pertimbangan Etik

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan kepada ketua program D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin kepada Camat Percut Sei Tuan dan kepada kepala lingkungan pasar IX Tembung. Pada calon responden, peneliti memperkenalkan diri kemudian menjelaskan manfaat dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selama dan sesudah pengambilan data. Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner. Data-data yang diperoleh semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan serta tidak akan dipublikasikan pada pihak lain. Setelah responden memahami serta menerima maksud dan tujuan peneliti, maka subjek secara sukarela menandatangani lembar persetujuan (informed consent) dan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner. Kuesioner terdiri dari 3 bagian yaitu pertama data demografi yang berisi identitas perawat, kedua kuesioner tentang sikap ibu hamil dalam mengatasi keputihan, ketiga kuesioner tentang tindakan ibu hamil dalam mengatsai keputihan.


(43)

1. Data Demografi Responden

Kuesioner data demografi responden meliputi umur, pendidikan, dan sumber informasi. Data demografi tidak akan dianalisis hanya untuk mengetahui karakteristik responden.

2. Sikap Ibu Hamil

Kuesioner sikap ibu hamil terdiri dari pertanyaan dengan pilihan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Kuesioner tentang sikap terdiri dari 10 pertanyaan. Bila pertanyaan bentuk positif dengan jawaban SS diberi nilai 4, S diberi nilai 3, TS diberi nilai 2 dan STS diberi nilai 1 sebaliknya untuk pertnyaan bentuk negatif dengan jawaban SS diberi nilai 1, S diberi nilai 2, TS diberi nilai 3, STS diberi nilai 4.

Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 40 dan terendah adalah 10. Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (1992) adalah sebagai berikut :

P = Rentang kelas / banyak kelas

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 30 atau selisih nilai tertinggi dan nilai terendah. Dan banyak kelas sebanyak 2 kelas (sikap baik atau positif dan sikap kurang baik atau negatif) maka didapatkan panjang kelas sebesar 15. Dengan menggunakan P = 15 dan 10 sebagai batas interval pertama, maka sikap ibu hamil yang mengatasi keputihan dikategorikan atas interval sebagai berikut :

Sikap baik (positif) : 25-40 Sikap kurang baik (negatif) : 10-24


(44)

3. Tindakan Ibu Hamil

Kuesioner tindakan ibu hamil terdiri dari 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban benar dan salah. Bila pertanyaan benar diberi nilai 1, jika tidak menjawab di beri nilai 0, dan jika salah diberi nilai 0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 10 dan terendah adalah 0. Berdasarkan rumus statistik menurut sudjana (1992) adalah sebagai berikut :

P = rentang/banyak kelas

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 10 (selisih nilai tertinggi dan terendah) dan banyak kelas sebanyak 2 kelas (tindakan baik dan kurang baik) maka didapatkan panjang kelas sebesar 2. Dengan menggunakan p = 2 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka tindakan ibu hamil dalam mengatasi keputihan dikategorikan atas interval sebagai berikut :

6 – 10 = baik

0 – 5 = kurang baik

F. Prosedur Pengumpulan Data

Menggunakan data primer yaitu yang diperoleh dari menggunakan kuesioner yang dibuat sendiri oleh penulis berdasarkan dalam pertanyaan tertutup. Dimana sebelumnya telah memberikan penjelasan pada responden tentang tujuan penelitian. Pengisian kuesioner dilakukan oleh responden dengan mengisi kuesioner yang telah tersedia.


(45)

G. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas telah dilakukan dengan menggunakan content validity (validitas isi). Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi yang harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Misalnya hendak mengukur sikap dan tindakan ibu hamil dalam mengatasi keputihan. Maka pertanyaan itu benar-benar menanyakan mengenai sikap dan tindakan ibu hamil dalam mengatasi keputihan. Jika telah sesuai antara teori dengan pertanyaan yang ada pada kuesioner maka dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan mempunyai validitas isi yang tinggi. Dan dalam validitas isi ini, dilakukan konsultasi kepada yang lebih ahli, dalam hal ini dilakukan konsultasi dengan dokter Spesialis Obstetri Ginekologi.

H. Rencana Analisa Data 1. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Proses editing

Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang telah dikumpulkan. Bila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam pengumpulan data akan diperbaiki dan dilakukan pendataan ulang.

b. Proses Coding

Data yang diperoleh dari setiap pertanyaan diberi kode sesuai dengan petunjuk.


(46)

c. Proses Tabulating

Dilakukan dengan memasukkan data kedalam tabel berdasarkan variabel yang ada sehingga mempermudah dalam menganalisa data.

d. Entry data

Memasukkan data kedalam komputer sehingga memudahkan dalam menganalisa data.

2. Analisa Data

Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk statistik univariat. Statistik univariat adalah suatu prosedur untuk menganalisa data dari satu variabel yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hasil penelitian.

Untuk data Demografi disajikan dalam bentuk distribusi frekwensi. Begitu juga dengan kedua data tentang sikap dan tindakan, karena skala pengukurannya dalam bentuk ordinal sehingga tampilan datanya dalam bentuk Distribus Frekwensi.


(47)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini data diperoleh melalui kuesioner yang terdiri dari data demografi dan pertanyaan mengenai sikap dan tindakan ibu hamil dalam mengatasi keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2009. Dengan jumlah responden sebanyak 38 orang ibu hamil. Kemudian disajikan dalam tabel persentase berikut ini :

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Yaitu Umur Responden Di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009

NO Umur Frekwensi Persentase %

1 19-24 tahun 10 26,3

2 25-30 tahun 20 52,6

3 31-36 tahun 7 18,4

4 37-42 tahun 1 2,6

Jumlah 38 100

Dari tabel diatas, berdasarkan umur responden menunjukkan bahwa dari 38 responden sebagian besar responden berumur antara 25-30 tahun sebanyak 20 orang (52,6%), dan antara umur 19-24 sebanyak 10 orang (26,3%), antara umur 31-36 sebanyak 7 orang (18,4%) dan umur 37-42 tahun sebanyak 1 orang (2,6%).


(48)

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Yaitu Tingkat Pendidikan Responden Di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009

NO Tingkat Pendidikan Frekwensi Persentase %

1 SD 4 10,5

2 SMP 20 52,6

3 SMU 14 36,8

Jumlah 38 100

Dari tabel diatas berdasarkan pendidikan responden dapat dilihat bahwa dari 38 responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan SMP sebanyak 20 orang (52,8%), yang mempunyai tingkat pendidikan SMU sebanyak 14 orang (36,8%), dan yang paling sedikit adalah tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 4 orang (10,5%).

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Yaitu Sumber Informasi Responden Di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009

No Sumber informasi Frekuensi Persentase%

1. Media cetak 6 15,8

2. Media elektronik 32 84,2

Jumlah 38 100

Dari tabel diatas berdasarkan sumber informasi responden menunjukkan bahwa dari 38 responden sebagian besar responden mendapatkan informasi dari media elektronik sebanyak 32 orang responden (84,2%), dan yang paling sedikit sumber informasi dari media cetak sebanyak 6 orang responden (15,8%).


(49)

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Dan Persentase Responden Terkait Dengan Sikap Ibu Hamil Dalam Mengatasi Keputihan Di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009

Sikap Frekuensi Persentase %

Baik 23 60,5

Kurang baik 15 39,5

Jumlah 38 100

Dari tabel di atas berdasarkan sikap ibu hamil dalam mengatasi keputihan menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap baik (positif) sebanyak 23 orang (60,5%), sedangkan yang bersikap kurang baik (negatif) sebanyak 15 orang (39,5%).

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Dan Persentase Responden Terkait Dengan Tindakan Ibu Hamil Dalam Mengatasi KeputihanDi Pasar IX Tembung

Kecamatan Percut Sei TuanTahun 2009

Tindakan Frekuensi Persentase %

Baik 36 94,7

Kurang baik 2 5,3

Jumlah 38 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar tindakan ibu hamil dalam mengatasi keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2009 adalah baik sebanyak 36 orang (94,7%), dan yang kurang baik sebanyak 2 orang (5,3%).


(50)

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Desain deskriptif digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengidentifikasi gambaran tentang sikap dan tindakan ibu hamil dalam mengatasi keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan.

a. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa dari segi umur, sebagian besar ibu hamil berumur antara 25-30 tahun sebanyak 20 orang (52,5%), Artinya responden di daerah penelitian masih berada pada usia yang produktif dan belum terjadi penurunan daya ingat (Hurlock, 1999). Hal ini sangat berpengaruh pada sikap dan tindakan ibu hamil, karena semakin bertambah usia seseorang, maka akan terjadi penambahan pengetahuan dan cara berfikir seseorang sehingga kemungkinan sikap dan tindakan ibu hamil berada pada kategori baik. Sikap yang baik bisa terwujudnya tindakan yang baik juga,hal ini sejalan dengan (purwanto, 1998) suatu sikap otomatis terwujud dalam suatu tindakan yang juga diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan untuk terjadinya tindakan antara lain umur, fasilitas, support dan lain-lain.

b. Mayoritas pendidikan responden adalah SMP sebanyak 20 orang (52,8%), hal ini sesuai dengan pernyataan Ocviyant (2008), semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuan, sikap dan tindakan sehingga makin mudah seseorang tersebut menerima dan merespon informasi yang diperoleh. Tingkat pendidikan ibu hamil di pedesaan pada umumnya rendah sehingga keputihan seringkali dianggap sebagai hal yang umum dan sepele


(51)

bagi wanita. Padahal, keputihan tidak normal karena infeksi yang berlanjut dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Pada ibu hamil, selain dapat mengganggu kesehatan, juga dapat berpengaruh terhadap janin.

c. Mayoritas sumber informasi yang diperoleh responden adalah dari media elektronik yaitu sebanyak 32 orang (84,2%). Hal ini dikarenakan ibu hamil di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei tuan lebih banyak mendapatkan informasi tentang keputihan dari televisi dan radio. Slamet (1995) mengatakan bahwa sumber informasi sangat mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang. Sumber informasi dapat meningkatkan pengetahuan seseorang terhadap sesuatu, dan dengan pengetahuan yang diperoleh akan menimbulkan kesadaran seseorang yang menyebabkan orang tersebut berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliknya.

1. Sikap Responden

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa sikap ibu hamil terhadap keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan bila dilihat secara keseluruhan maka didapatkan hasil bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki sikap baik sebanyak 23 orang (60,5%). Sikap baik ini perlu dikembangkan oleh ibu hamil dalam mengatasi keputihan, karena sikap yang baik ini akan memberi pengaruh terhadap kehamilan. Dimana selama kehamilan, keputihan pada vagina meningkat dan jumlahnya bertambah disebabkan kelenjar leher rahim bertambah jumlahnya. Sekitar 30 % calon ibu yang menyadari keputihan yang meningkat ini.


(52)

Menurut Ocviyant (2008), setiap wanita yang mengalami keputihan normal hal yang terpenting adalah membersihkan organ intim secara benar dan teratur, menjaga agar pakaian dalam tetap kering dan bersih setiap hari.

Menurut asumsi penulis sebagian besar responden memiliki sikap dengan kategori baik, hal ini dikarenakan mayoritas responden berada pada usia yang produktif dan belum terjadi penurunan daya ingat dan ibu hamil banyak memperoleh informasi dari media elektronik, maka sudah sewajarnya sikap ibu hamil berada pada kategori baik

Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik pengetahuan maka semakin baik sikap seseorang dalam berfikir dan bertindak. Hal ini sesuai dengan pernyataaan bahwa pengetahuan memegang peranan penting dalam mempengaruhi sikap. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut (Notoadmodjo, 2003). Menurut Niven (2002) mengatakan sikap merupakan suatu pandangan tetapi masih berbeda dengan pengetahuan yang dimiliki orang, pengetahuan mengenai objek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek tersebut.

2. Tindakan Responden

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa tindakan ibu hamil dalam mengatasi keputihan bila dilihat secara keseluruhan maka didapatkan tindakan yang baik yaitu sebanyak 36 orang (94,7%). Bila dilihat dari karakteristik ibu hamil memiliki tindakan yang baik mungkin karena umur yang masih muda atau produktif dan didukung oleh kemudahan ibu hamil memperoleh informasi melalui media


(53)

elektronik sesuai dengan apa yang dijelaskan Notoadmojo (2003) bahwa faktor yang mempengaruhi tindakan adalah kemudahan memperoleh informasi, umur, pendidikan.

Menurut Notoadmodjo (2003), setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, kemudian akan mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau memperaktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik).


(54)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian tentang sikap dan tindakan ibu hamil dalam mengatasi keputihan di pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2009, maka didapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1.Dari hasil penelitian tentang sikap dan tindakan ibu dalam mengatasi keputihan berdasarkan umur, pendidikan, dan sumber informasi, yang mana jumlah ibu hamil banyak terdapat pada kelompok umur bahwa dari 38 responden sebagian besar responden berumur antara 25-30 tahun yaitu 20 orang (52,6%), Berdasarkan pendidikan responden menunjukkan bahwa dari 38 responden sebagian besar responden berpendidikan SMP yaitu 20 orang (52,6%), Berdasarkan sumber informasi menunjukkan bahwa dari 38 responden sebagian besar responden mendapatkan sumber informasi dari media elektronik sebanyak 32 orang (84,2%).

2.Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 38 responden di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2009, mayoritas sikap responden dalam mengatasi keputihan adalah baik sebanyak 23 orang (60,5%)

3.Tindakan responden dalam mengatasi keputihan di Pasar IX Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2009, mayoritas baik yaitu sebanyak 36 orang (94,7%).


(55)

B. Saran

1. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan bagi instansi pelayanan kesehatan untuk dapat meningkatkan upaya promotif berupa pemberian penyuluhan dan informasi-informasi tentang kehamilan kepada ibu hamil khususnya mengenai sikap dan tindakan ibu hamil dalam mengatasi keputihan.

2. Bagi ibu

a. Pentingnya menjaga kebersihan kemaluan atau daerah intim, khususnya kebersihan celana dalam kita, hindarilah pakaian dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat, dan pilihlah pakaian dalam yang terbuat dari katun.

b. Gantilah pakaian dalam setiap hari dan janganlah duduk pada toilet umum.

c. Gunakan antiseptik yang sesuai atau dengan petunjuk dokter untuk membersihkan vagina dari lendir keputihan yang berlebihan.

d. Pentingnya pemeriksaan kehamilan secara teratur bagi setiap ibu hamil karena pada saat hamil wanita lebih rentan mengalami keputihan dimana pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satu dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan keasaman vagina serta terjadi pula perubahan pada kondisi pencernaan, agar ibu hamil dapat mengetahui sikap dan tindakan yang tepat bagi ibu hamil.


(56)

KUESIONER PENELITIAN

SIKAP DAN TINDAKAN IBU HAMIL DALAM MENGATASI KEPUTIHAN DI DESA TEMBUNG TAHUN 2009

A. Tempat pengumpulan data : Desa Tembung B. Petunjuk pengisian :

1. Responden diharapkan untuk memberikan tanda chek √ pada kolom yang tersedia.

2. Setiap pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban yang sesuai menurut ibu. 3. Semua pertanyaan hendaklah dijawab dengan sebenarnya.

Contoh menjawab soal : Pekerjaan Responden ... √ Ibu rumah tangga

Wanita karier

C. Kuesioner Data Demografi

1. Umur Responden :...Tahun 2. Pendidikan Responden : SD SMP SMU KULIAH LAIN-LAIN 3. Sumber Informasi : Media Massa

Media Cetak


(57)

KUESIONER (PERTANYAAN)

A.Sikap Ibu Hamil dalam Mengatasi Keputihan

Pilihlah pernyataan dibawah ini dengan mencekles tanda yang saudara anggap benar pada pilihan :

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S TS STS

1 Keputihan salah satu penyakit yang memalukan di kalangan masyarakat.

2 Dengan keluarnya keputihan atau lendir yang berlebihan dari vagina, ada perasaan cemas atau takut akan terjadi sesuatu hal pada kehamilan.

3 Suami merasa tidak nyaman pada saat berhubungan seksual karena adanya keputihan.

4 Konsultasi kedokter merupakan salah satu penanggulangan atau pencegahan terjadinya keputihan pada saat hamil.

5 Menggunakan sabun pencuci vagina, merasa lebih bersih dan tidak lembab pada daerah vagina, vagina terasa kering.

6 Pentiliner / pembalut tipis dapat mengakibatkan rasa gatal atau iritasi vagina, sebaiknya jangan terlalu sering menggunakan pentiliner.

7 Keputihan yang disertai rasa gatal, panas, berwarna kuning kehijau-hijauan dan berbau tidak sedap dapat menimbulkan rasa cemas.


(58)

8 Membasuh vagina di WC umum dapat menimbulkan perasaan risih karena kurangnya kebersihan air di WC umum .

9. Pemakaian celana dalam yang terbuat dari bahan katun akan merasa lebih nyaman dari pada memakai celana yang terbuat dari bahan lain dan terasa sempit 10. Menjaga kebersihan vagina dapat mengatasi


(59)

A.Pertanyaan Tentang Tindakan Ibu Hamil Mengatasi Keputihan

1. Pada saat anda keputihan, apakah anda pernah mengkonsumsi obat - obatan sejenis antibiotik ?

Ya Tidak

2. Pada saat keputihan, anda mengganti celana dalam anda ? Ya

Tidak

3. Apakah anda mengganti celana dalam minimal 3x sehari ? Ya

Tidak

4. Untuk mengatasi rasa gatal pada vagina, apakah anda pernah mengoleskan krim vagina dari dokter ?

Ya Tidak

5. Cara membasuh vagina (cebok) yang benar adalah dengan menyapu dari depan ke belakang, apakah anda melakukan cara membasuh vagina tersebut ?

Ya Tidak

6. Setiap selesai buang air kecil atau buang air besar, apakah anda mengeringkan vagina anda ?

Ya Tidak


(60)

7. Apakah anda mengeringkan vagina anda menggunakan tissue yang berwarna, mengeringkan vagina anda dengan menekan sampai kedalam vagina ?

Ya Tidak

8. Pernahkah anda memakai sabun mandi atau sabun cuci untuk mencuci vagina anda ?

Ya Tidak

9. Pernahkah anda menaburkan talkum atau bedak pada vagina anda supaya vagina anda tidak lembab ?

Ya

Tidak

10. Apakah anda mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C ? Ya


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, P,S.,& McCarty,W,L. (1998). Potofisiologi. Jakarta: EGC. Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek (edisi 5)

Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bagus, I. (1999). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta:Arcan. ...(2003). Obstetri ginekologi sosial. Jakarta: EGC.

Hakim. (2008). Keputihan mengakibatkan ketuban pecah dini. Diakses 23 Januari 2008 dari http://www.sehatbugar.multiplay.com.

Iskandar. (2008). Keputihan yang menjengkelkan. Diakses 15 April 2008 dari http://www.humaskemayoran.id.com.

Kasdu, D. (2005).Solusi problem wanita dewasa. Jakarta: Puspa Swara Liewellyn, D & Jones. (2005). Setiap wanita. Jakarta: Delaprata Publishing. Notoadmojo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. ...(2002). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan metodologi penelitian. Jakarta: Salemba Medika.

Nur, I & Widian. (2008). Buku pintar kehamilam. Yogyakarta: Mutaz Press. Owen, E. (2005). Panduan kesehatan bagi wanita. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Prawirohardjo, S. (2005). Pelayanan maternal dan neonatal. Jakarta: JNPKKR-POGI ...(1999). Ilmu kandungan. Jakarta: Bina Pustaka.

Purwanto, H. (1999). Pengantar perilaku manusia. Jakarta: EGC.

Rayburn, F & Carey, C. (2003). Obstetri dan ginekologi. Jakarta: Widya Medika. Renny. (2002). Diakses 31 Desember 2002 Dari http://www.diglib.itb.ac.id.


(62)

Ronosulistyo, H & Amiruddin, A. (2007). Kehamilan yang didamba. Bandung: Khazanah Intelektual.

Santoso, B. (2007). Panduan kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: SKP Publishing. Sianturi. (2001). Diakses 17 September 2008 dari http://www.siaksoft/pdf.Artikel. Ocviyant, D. Diakses 11 September 2008 dari

http://penyakit.infogue.com/keputihan pada wanita hamil Yenni, Diakses 5 September 2008 dari


(63)

Frequencies

[DataSet0] hoirina ritonga

Statistics

38 38 38 38 38

0 0 0 0 0

Valid Missing N

umur ibu pedidikan ibu

sumber

informasi sikap ibu tindakan ibu

Frequency Table

umur ibu

10 26,3 26,3 26,3

20 52,6 52,6 78,9

7 18,4 18,4 97,4

1 2,6 2,6 100,0

38 100,0 100,0 19-24 25-30 31-36 37-42 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

pedidikan ibu

4 10,5 10,5 10,5

20 52,6 52,6 63,2

14 36,8 36,8 100,0

38 100,0 100,0 sd

smp smu Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sumber informasi

6 15,8 15,8 15,8

32 84,2 84,2 100,0

38 100,0 100,0 media cetak

media elektronik Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(64)

sikap ibu

23 60,5 60,5 60,5

15 39,5 39,5 100,0

38 100,0 100,0 baik

kurang baik Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tindakan ibu

36 94,7 94,7 94,7

2 5,3 5,3 100,0

38 100,0 100,0 ya

tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(1)

   

A.Pertanyaan Tentang Tindakan Ibu Hamil Mengatasi Keputihan

1. Pada saat anda keputihan, apakah anda pernah mengkonsumsi obat - obatan sejenis antibiotik ?

Ya Tidak

2. Pada saat keputihan, anda mengganti celana dalam anda ? Ya

Tidak

3. Apakah anda mengganti celana dalam minimal 3x sehari ? Ya

Tidak

4. Untuk mengatasi rasa gatal pada vagina, apakah anda pernah mengoleskan krim vagina dari dokter ?

Ya Tidak

5. Cara membasuh vagina (cebok) yang benar adalah dengan menyapu dari depan ke belakang, apakah anda melakukan cara membasuh vagina tersebut ?

Ya Tidak

6. Setiap selesai buang air kecil atau buang air besar, apakah anda mengeringkan vagina anda ?

Ya Tidak


(2)

7. Apakah anda mengeringkan vagina anda menggunakan tissue yang berwarna, mengeringkan vagina anda dengan menekan sampai kedalam vagina ?

Ya Tidak

8. Pernahkah anda memakai sabun mandi atau sabun cuci untuk mencuci vagina anda ?

Ya Tidak

9. Pernahkah anda menaburkan talkum atau bedak pada vagina anda supaya vagina anda tidak lembab ?

Ya

Tidak

10. Apakah anda mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C ? Ya


(3)

   

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, P,S.,& McCarty,W,L. (1998). Potofisiologi. Jakarta: EGC. Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek (edisi 5)

Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bagus, I. (1999). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta:Arcan. ...(2003). Obstetri ginekologi sosial. Jakarta: EGC.

Hakim. (2008). Keputihan mengakibatkan ketuban pecah dini. Diakses 23 Januari 2008 dari http://www.sehatbugar.multiplay.com.

Iskandar. (2008). Keputihan yang menjengkelkan. Diakses 15 April 2008 dari http://www.humaskemayoran.id.com.

Kasdu, D. (2005).Solusi problem wanita dewasa. Jakarta: Puspa Swara Liewellyn, D & Jones. (2005). Setiap wanita. Jakarta: Delaprata Publishing. Notoadmojo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. ...(2002). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan metodologi penelitian. Jakarta: Salemba Medika.

Nur, I & Widian. (2008). Buku pintar kehamilam. Yogyakarta: Mutaz Press. Owen, E. (2005). Panduan kesehatan bagi wanita. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Prawirohardjo, S. (2005). Pelayanan maternal dan neonatal. Jakarta: JNPKKR-POGI ...(1999). Ilmu kandungan. Jakarta: Bina Pustaka.

Purwanto, H. (1999). Pengantar perilaku manusia. Jakarta: EGC.

Rayburn, F & Carey, C. (2003). Obstetri dan ginekologi. Jakarta: Widya Medika. Renny. (2002). Diakses 31 Desember 2002 Dari http://www.diglib.itb.ac.id.


(4)

Ronosulistyo, H & Amiruddin, A. (2007). Kehamilan yang didamba. Bandung: Khazanah Intelektual.

Santoso, B. (2007). Panduan kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: SKP Publishing. Sianturi. (2001). Diakses 17 September 2008 dari http://www.siaksoft/pdf.Artikel. Ocviyant, D. Diakses 11 September 2008 dari

http://penyakit.infogue.com/keputihan pada wanita hamil Yenni, Diakses 5 September 2008 dari


(5)

    Frequencies

[DataSet0] hoirina ritonga

Statistics

38 38 38 38 38

0 0 0 0 0

Valid Missing N

umur ibu pedidikan ibu

sumber

informasi sikap ibu tindakan ibu

Frequency Table

umur ibu

10 26,3 26,3 26,3

20 52,6 52,6 78,9

7 18,4 18,4 97,4

1 2,6 2,6 100,0

38 100,0 100,0

19-24 25-30 31-36 37-42 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

pedidikan ibu

4 10,5 10,5 10,5

20 52,6 52,6 63,2

14 36,8 36,8 100,0

38 100,0 100,0

sd smp smu Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

sumber informasi

6 15,8 15,8 15,8

32 84,2 84,2 100,0

38 100,0 100,0

media cetak media elektronik Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(6)

sikap ibu

23 60,5 60,5 60,5

15 39,5 39,5 100,0

38 100,0 100,0

baik kurang baik Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tindakan ibu

36 94,7 94,7 94,7

2 5,3 5,3 100,0

38 100,0 100,0

ya tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent