HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Organizational Citizenship Behavior ( OCB ) Pada Karyawan RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

( OCB ) PADA

KARYAWAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

ARWIN ANALLA URBACH F 100 130 059

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017


(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

( OCB ) PADA

KARYAWAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

ARWIN ANALLA URBACH F 100 130 059

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Achmad Dwityanto, S.Psi., M.Si. NIP/NIDN. 805/0609106802


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

( OCB ) PADA

KARYAWAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

OLEH

ARWIN ANALLA URBACH F 100 130 059

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Sabtu, 27 Maret 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Achmad Dwityanto O, S.Psi., M.Si. (……..……..………) (Ketua Dewan Penguji)

2. Setiyo Purwanto, S.Psi.,M.Si, Psi (………) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Dra. Zahrotul Uyun, M.Si, Psi (………) (Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Taufik, M.Si., Ph.D. NIK/NIDN. 799/0629037401


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 21 Maret 2017

Penulis

ARWIN ANALLA URBACH F 100 130 059


(5)

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR ( OCB ) PADA

KARYAWAN RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan

kerja dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada

Karyawan RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan positif antara kepuasan kerja dengan

Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Karyawan RS PKU Muhammadiyah Surakarta .Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik

proportional random sampling, dengan subjek sebanyak 100 orang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan

alat ukur skala kepuasan kerja dan skala Organizational Citizenship

Behavior (OCB). Analisis data pada penelitian ini menggunakan SPSS

19.0 dengan teknik korelasi product-moment, diperoleh nilai koefisien

korelasi sebesar 0,769 dengan signifikansi (p) = 0,000; (p≤0,01) yang

artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kepuasan

kerja dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB). Sumbangan

efektif dari kedua variabel ditunjukkan oleh nilai R² = 0,591 yang berarti bahwa variabel kepuasan kerja mempengaruhi variabel OCB sebesar 59,1 % dan 40,9 % sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain variabel kepuasan kerja. Kategori kepuasan kerja tergolong tinggi dengan rerata empirik (RE) sebesar 141,71 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 115. Sedangkan kategori OCB tergolong tinggi dengan rerata empirik (RE) sebesar 141,57 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 115.

Kata Kunci: kepuasan kerja, organizational citizenship behavior (ocb)

Abstract

The aim of this research is to know is there a relationship between work satisfaction and organizational citizenship behavior on RS PKU Muhammadiyah Surakarta employees. The hypothesis proposed that there are positive relathionship between work satisfication and organizational citizenship behavior on RS PKU Muhammadiyah Surakarta employees. Researcher used proportional random sampling to determine the subjects of research, there are 100 respondents. This research used quantitative methods with work satisfication scale and organizational citizenship behavior scale as a measurement. Data


(6)

analysis on this research using SPSS 19.0 with product-moment correlation method, obtained 0,769 of coreelation coeffisien and 0,000

(p≤0,01) of significant (p) which showed that there is a positive

relationship between work satisfaction and organizational citizenship behavior. Effective donation from two variable showed by R2 = 0,591 it means work satisfaction affects by 59,1 % to organizational citizenship behavior and there is 40,9% affected by other. Work Satisfaction on RS PKU Muhammadiyah Surakarta employees relatively high with empirical average (EA) = 141,71 and hipotetical average (HA) = 115. Organizational Citizenship Behavior on RS PKU Muhammadiyah Surakarta employees relatively high with empirical average (EA)= 141,57 and hipotetical average (HA) = 115.

Keywords: work satisfication, organizational citizenship behavior

1.PENDAHULUAN

Di era globalisasi yang seperti ini ditandai adanya perubahan pesat pada kondisi ekonomi, yang menyebabkan terjadinya berbagai tuntutan sehingga tidak dapat ditawar lagi bagi para pelaku ekonomi atau industri. Persaingan bisa terjadi di berbagai macam organisasi yang berasal dari organisasi atau instansi yang bersifat swasta, maupun organisasi atau instansi bersifat pemerintahan. Dengan kondisi yang seperti ini, maka suatu organisasi atau instansi harus mempunyai langkah strategis untuk bisa menghadapi agar mampu meningkatkan dan mengembangkan daya saing. Salah satu tuntutannya adalah bagaimana caranya agar organisasi dapat responsif menanggapi perubahan yang terjadi. Perubahan eksternal seharusnya diikuti oleh perubahan internal organisasi, agar bisa beradaptasi terhadap lingkungan. SDM yaitu salah satu faktor usaha pencapaian

keberhasilan. Sumber daya manusia biasa disebut dengan istilah “Human

Resources” atau biasa disingkat menjadi SDM.

Garay ( dalam Yuniar,2011 ) Organisasi menginginkan perilaku karyawan yang siap mengerahkan kinerja yang optimal. Kinerja optimal disini tidak hanya yang diinginkan organisasi saja tetapi lebih dari apa yang

diinginkan. di era sekarang ini pekerjaan semakin sering dikerjakan oleh tim dan

untuk karyawan organisasi membutuhkan karyawan yang siap berkerja extra-role


(7)

Organ ( dalam jurnal Soegandhi ,2013 ) Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu yang bebas, yang tidak secara langsung

diakui oleh sistem pemberian penghargaan organisasi, atau sistem reward formal.

OCB m erupakan perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi secara efektif. Bentuk OCB adalah extra-peran dalam arti bahwa hal ini melibatkan individu dalam berperilaku terkait tugas umumnya dibutuhkan pada rasa sukarela. Perilaku tersebut meliputi tindakan sukarela dari kreativitas dan inovasi yang dirancang untuk meningkatkan tugas seseorang atau kinerja organisasi, bertahan dengan antusiasme ekstra dan upaya untuk menyelesaikan pekerjaan seseorang, relawan untuk mengambil tanggung jawab ekstra, dan mendorong orang lain dalam organisasi untuk melakukan hal yang sama ( dalam Podsakoff,2000 )

Organizational citizenship behavior dapat timbul dari berbagai faktor dalam organisasi, di antaranya yaitu karena adanya kepuasan kerja dari karyawan dan komitmen organisasi maupun kepemimpinan. Karyawan yang memiliki rasa puas tinggi apabila kinerjanya optimal dan kehadiran nya baik daripada karyawan yang kepuasannya rendah Luthans ( dalam Sumiyarsih 2012).

Mengetahui pentingnya OCB pada karyawan untuk kemajuan perusahaan, maka OCB perlu dimunculkan dan ditingkatkan. Pemimpin organisasi harus memberikan contoh dan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi OCB. Faktor-faktor OCB secara garis besar ada dua faktor untuk memunculkan tinggi rendahnya karyawan yaitu faktor dari dalam diri dan dari luar individu. Beberapa studi mengidentifikasi bahwa faktor yang muncul dari luar adalah salah satunya kepuasan kerja, komitmen organisasi maupun kepemimpinan. Karyawan yang merasakan puas akan memiliki kinerja yang baik daripada karyawan yang memiliki kepuasan kerja rendah menurut Luthans ( dalam Sumiyarsih, 2012 )

Kepuasan kerja ( Rini dkk, 2013 ) adalah suatu perasaan menyenangkan merupakan hasil dari persepsi individu dalam rangka menyelesaikan tugas atau memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh nilai-nilai kerja yang penting bagi dirinya. Handoko (dalam Rini dkk, 2013), mendefinisikan juga bahwa kepuasan


(8)

kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka.Kepuasan kerja merupakan cermin perasaan seseorang terhadap pekerjaanya.

Dari uraian di atas penulis ingin membuktikan hipotesis yaitu: ada

hubungan positif antara kepuasan kerja dengan organizational citizenship

behavior ( OCB ) pada karyawan. Semakin tinggi karyawan memiliki tingkat

kepuasan kerja dalam bekerja maka semakin tinggi pula tingkat Organizational

citizenship behavior ( OCB ) yang dirasakan karyawan. Namun sebaliknya, semakin rendah tingkat kepuasan kerja yang dimiliki karyawan dalam bekerja

maka semakin rendah pula tingkat Organizational citizenship behavior ( OCB )

yang dirasakan karyawan.

2.METODE

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan subjek yakni karyawan (non-medis) RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Dengan jumlah subjek sebanyak 100 orang karyawan. Teknik pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan

teknik proportional random sampling, yaitu metode dimana populasi

dikelompokan menjadi beberapa sub-populasi atau unit. Setiap sub unit diambil anggota samplenya secara acak. Menurut umar (2004) untuk menentukan jumlah sampel dari setiap sub unit, diperlukan pembanding dari setiap unit yang disebut

sample fraction (f) dengan cara membandungkan jumlah seluruh anggota sub unit dengan jumlah seluruh populasi yang ada . Metode pengumpulan data

menggunakan skala kepuasan kerja dan skala organizational citizenship behavior (

ocb ). Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi

product moment.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan skala. Skala yang digunakan untuk memperoleh data adalah

skala kepuasan kerja dan skala organizational citizenship behavior ( ocb ). Skala

kepuasan kerja disusun berdasarkan aspek-aspek kepuasan kerja yang dikemukakan oleh Schemerhorn (dalam Prakoso, 2016) yang meliputi: pekerjaan


(9)

itu sendiri (work it self), penyelia (supervision), teman sekerja (workers), promosi (promotion), dan gaji atau upah (pay). Skala tersebut berjumlah 46 aitem yang

terdiri dari 24 aitem favorable dan 22 aitem unfavorable. Kemudian skala yang

kedua adalah skala organizational citizenship behavior ( ocb ). Skala ini

menggunakan skala dengan aspek-aspek organizational citizenship behavior ( ocb

) yang dikemukakan oleh Organ dan Konovsky ( dalam Rahmi, 2013 ) yang

meliputi: : Altruism, Conscientiousness, Courtesy, Sportmanship dan Civic virtue .

Skala tersebut berjumlah 46 aitem yang terdiri dari 22 aitem favorable dan 24

aitem unfavorable.

Dari hasil penilaian professional judgement dan perhitungan formula

Aiken’s V ( 2008 ), skala organizational citizenship behavior dan skala kepuasan

kerja menggunakan batas nilai valid sebesar 0,667. Untuk aitem dengan hasil validitas dibawah 0,667 (<0,667) tidak layak dimasukkan sebagai alat ukur penelitian. Sedangkan aitem dengan hasil validitas sama atau lebih besar dari 0,667

(≥0,667) layak dimasukkan dalam skala penelitian

Aitem OCB mempunyai koefisien item-total correlation sebesar 0,258

sampai dengan 0,657 dan koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,914. Sedangkan aitem Kepuasan Kerja mempunyai koefisien item-total correlation sebesar 0,264 sampai dengan 0,621 dan koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,894.

Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yang

diajukan yaitu menggunakan teknik Analisis Product Moment dari Carl Pearson

dengan bantuan SPSS (Statistical Program for Social Science) 19.0 For Windows

Program.

3.HASILDANPEMBAHASAN

Dari data analisis diketahui ada hubungan positif yang sangat signifikan

antara kepuasan kerja dengan OCB (Organizational Citizenship Behavior) dengan

koefisien korelasi ( r ) sebesar 0,769 ; p = 0,000 ( p < 0,01) , yang berarti menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan ( p < 0,01 ) antara

kepuasan kerja dengan OCB ( Organizational Citizenship Behavior ). Hasil ini


(10)

kepuasan kerja yang dimiliki karyawan maka akan semakin tinggi tingkat OCB karyawan, begitupun sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja karyawan maka akan semakin rendah pula tingkat OCB pada karyawan.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Organ dan Ryan ( dalam Soegandhi,2013 ) bahwa kepuasan kerja secara jelas berhubungan dengan OCB. Maksudnya adalah kepuasan kerja harus menjadi faktor penentu utama karyawan untuk lebih cenderung berbicara positif tentang organisasi, membantu orang lain, dan melampaui harapan normal dalam pekerjaan mereka. Di lain itu apabila karyawan bersikap positif pada pekerjaan yang dikerjakannya, maka akan merasakan puas pada pekerjaan yang dikerjakannya, sebaliknya apabila karyawan bersikap negatif maka karyawanpun akan merasakan ketidakpuasan pada pekerjaan yang dikerjakannya.

Robbins (dalam Yuniar , 2011) mendefinisikan OCB sebagai perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal seorang karyawan namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif. OCB merupakan bentuk perilaku pilihan dan inisiatif seseorang yang mengedepankan kepentingan perusahaan, dimana segala sesuatu yang dikerjakan oleh individu tersebut tidak berdasarkan perintah dari siapapun melainkan wujud dari kerelaan

individu tersebut untuk melakukan tindakan extra-role didalam pekerjaannya, dan

tidak berkaitan secara langsung dengan sistem pemberian reward yang formal dalam bentuk individual yang jika tidak ditampilkan pun tidak diberikan hukuman. Locke (dalam Mehboob ,2012) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai "keadaan emosional yang menyenangkan atau positif yang dihasilkan dari penilaian dari seseorang pekerjaan atau job pengalaman". Menurutnya Kepuasan kerja adalah keadaan internal dengan beberapa derajat mendukung atau tidak disukai berdasarkan pada penilaian kerja dan pengalaman yang berhubungan dengan pekerjaan. Sehingga tinggi rendahnya OCB akan mengalami perubahan seiring seorang karyawan meenimbulkan perasaan senang atau tidak dalam bekerja. Dengan adanya kepuasan kerja karyawan yang baik, maka gairah kerja karyawan akan meningkat dan hasil kerja akan optimal sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan atau bahkan standar yang diharapkan organisasi. Gairah


(11)

kerja adalah salah satu bentuk OCB dapat dilihat antara lain dari tanggung jawab terhadap waktu kerja yang telah ditetapkan, adanya rasa inisiatif untuk menolong rekan kerja satu dengan yang lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi OCB menurut Andriani , (2012) cukup kompleks dan saling terkait satu sama lain. Diantara faktor-faktor tersebut antara

lain adalah budaya dan iklim organisasi, kepribadian dan suasana hati (mood),

persepsi terhadap dukungan organisasional, persepsi terhadap kualitas interaksi atasan-bawahan, masa kerja dan jenis kelamin (gender).

Variabel Kepuasan Kerja memiliki rerata empirik ( RE ) = 141,71 dan rerata hipotetik ( RH ) = 115 ( RE > RH ) yang menunjukan bahwa kepuasan kerja pada subjek tergolong tinggi. Kondisi tinggi ini terlihat pada perilaku karyawan yang memiliki hubungan baik dengan rekan kerjanya, masuk bekerja tepat waktu dan menghabiskan waktu di kantor untuk menyelesaikan pekerjannya

Dengan tingginya perilaku kepuasan kerja yang tinggi tersebut nantinya akan dapat merasakan hasil dari usahanya yang dapat menyebabkan karyawan

merasakan OCB ( Organization Citizenship Behavior ). Hal ini dijelaskan oleh

Hasibuan ( 2003) Seseorang cenderung bekerja dengan penuh semangat apabila kepuasan dapat diperolehnya dari pekerjaannya dan kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan, dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.

Tingginya OCB pada karyawan non medis tergambar nilai rerata empirik ( RE ) variabel OCB sebesar 141,57 dan rerata Hipotetik ( RH ) sebesar 115 ( RE > RH ) yang menunjukan bahwa OCB pada karyawan non medis tergolong tinggi. Kondisi tinggi seperti ini terliat pada perilaku karyawan yang berupa menolong rekan kerja pada saat kerepotan dalam pekerjaannya, kemauan untuk bertoleransi

tanpa mengeluh,mengikuti kepentingan-kepentingan organisasi untuk

mengedepankan organisasi.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat diketahui bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap OCB pada karyawan non-medis RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Dari hasil analisis data diketahui bahwa sumbangan efektif kepuasan kerja terhadap terhadap OCB sebesar 59,1 % yang ditunjukan oleh koefisien


(12)

determinan ( r2 ) sebesar 0,591 . Hal ini berarti bahwa terdapat 40,9 % variabel lain yang mempengaruhi OCB diluar variabel kepuasan kerja yakni komitmen organisasi,dukungan organisasi,iklim organisasi, kualitas interaksi atasan-bawahan, kepribadian dan suasana hati.

Hasil penelitian menunjukan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kepuasan kerja dengan OCB karyawan non-medis RS PKU Surakarta. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan penulis dapat terbukti. Yaitu ada hubungan positif antara kepuasan kerja dengan OCB.

4.PENUTUP

Berdasarkan hasil anasis data penelitian yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan jika terdapat hubungan yang positif yang sangat signifikan

antara kepuasan kerja dengan organizational citizenship behavior ( OCB ). Hal ini

dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan maka semakin tinggi pula tingkat OCB, begitu sebaliknya semakin rendah tingkat kepuasan kerja karyawan maka semakin rendah pula tingkat OCBnya. Selain itu dari hasil analisis data penelitian, diketahui juga bahwa tingkat kepuasan kerja

dengan organizational citizenship behavior ( OCB ) pada karyawan RS PKU

Muhammadiyah Surakarta tergolong tinggi. Berdasarkan hasil analisis sumbangan efektif variabel kepuasan kerja terhadap OCB sebesar 59,1 %. Berarti masih

terdapat 40,9 % variabel lain yang mempengaruhi OCB ( Organizational

Citizenship Behavior ) yakni komitmen organisasi,dukungan organisasi,iklim organisasi, kualitas interaksi atasan-bawahan, kepribadian dan suasana hati.

Dari hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh penulis selama pelaksanaan penelitian, maka penulis memberikan sumbangan saran yang diharapkan dapat bermanfaat, yaitu: 1) Bagi pihak RS PKU Muhammadiyah Surakarta agar dapat menanamkan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaan kepada karyawan, sehingga dalam menyelesaikan tugas karyawan mampu mengerjakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya; Memberikan pemahaman mengenai nilai-nilai yang ingin dicapai oleh perusahaan kepada para karyawan; Memberikan reward kepada para karyawan khususnya untuk karyawan yang


(13)

mempunyai kualitas kerja yang baik sesuai harapan organisasi; menerapkan lingkungan situasi kerja yang kondusif dan kerjasama antara pimpinan dengan semua karyawan.. 2) Bagi karyawan RS PKU Muhammadiyah Surakarta diharapkan menyelesaikan tugas kantor sebaik mungkin dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang telah diberikan oleh pihak instansi ; gigih dan giat mencari cara yang kreatif untuk menyelesaikan tugas pekerjaan ; memiliki inisiatif untuk saling membantu antara karyawan satu dengan yang lain untuk tujuan mengedepankan organisasi ; menjalin kerja sama dan hubungan baik antar sesama karyawan dalam instansi. 3) Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan penelitian yang lebih komprehensif khususnya yang berhubungan dengan hubungan antara kepuasan kerja dengan OCB (

organizational citizenship behavior )sehingga memberi kontribusi yang lebih luas kepada kemajuan dunia pendidikan. Peneliti lain diharapkan memperhatikan 40,9

% variabel lain yang mempengaruhi organizational citizenship behavior ( OCB ).

PERSANTUNAN

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Ibunda dan Ayahanda yang telah senantiasa mendoakan tanpa lelah dan memberikan dukungan untuk penulis. Kakak- kakak yang selalu mendukung penulis. Serta Bapak Drs. Achmad Dwityanto, S.Psi., M.Si yang telah memberikan semangat dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Aiken’s, L. (2008). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi. Boston : PT Macanan Jaya Cemerlang

Andriani, G., Djalali, M. A., & Sofiah, D. (2012). Organizational Citizenship

Behavior dan Kepuasan Kerja pada Karyawan. Jurnal Penelitian

Psikologi, Vol. 03, No. 01.

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hasibuan, M. S. (2003). Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan

Produktifitas. Jakarta: Bina Aksara.

Mehboob, F., & Niaz, A. B. (January 2012). Job Satisfaction as a Predictor of Organizational Citizenship Behavior A Study of Faculty Members at

Business Institutes. Interdiciplinary Journal of Contemparary Research in

Business. Vol 3, No 9 .

Podsakoff. (2000). Organizational Citizenship Behaviors: A Critical Review of the Theoretical and Empirical Literature and Suggestions for Future

Research. Journal Of Management.

Prakoso, A ( 2016 ). Hubungan antara motivasi berprestasi dengan kepuasan

kerja karyawan RS Sayidiman Magetan. Surakarta : Universitas

Muhammadiyah Surakarta : Skripsi

Rahmi, M. (2013). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap

Organizational Citizenship Behavior dan Komitmen Organisasional Dengan Mediasi Kepuasan Kerja. Denpasar : Program Pascasarjana Universitas Udayana: Tesis

Rini, D. P., Rusdarti, & Suparjo. (2013). Pengaruh Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja, Dan Budaya Organisasi Terhadap Organization Citizenship Behavior (Ocb) (Studi Pada PT.Plasa Simpanglima

Semarang). Jurnal Ilmiah Dinamika Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1, No. 1.

Schermerhom, J. (2011). Organizational Behaviour. Hoboken: John Wiley

and Sons, Inc.

Soegandhi, V. M., Sutanto, D. M., & S.Kom.,MM.,MSM, R. S. (2013). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Loyalitas Kerja Terhadap Organizational Citizenship

Behavior Pada Karyawan Pt.Surya Timur Sakti Jatim. Agora. Vol. 1, No.

1.

Sumiyarsih, W., Mujiasih, E., & Ariati, J. (April 2012). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Organization Citizenship Behavior (Ocb)

Pada Karyawan Cv. Aneka Ilmu Semarang. Jurnal Psikologi Undip vol.


(15)

Yuniar Y, I. A., Nurtjahjanti, H., & Rusmawati, D. (April 2011). Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dan Resiliensi Dengan Organizational Citizenship Behavior ( Ocb ) Pada Karyawan Kantor Pusat Pt.Bpd Bali.


(1)

kepuasan kerja yang dimiliki karyawan maka akan semakin tinggi tingkat OCB karyawan, begitupun sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja karyawan maka akan semakin rendah pula tingkat OCB pada karyawan.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Organ dan Ryan ( dalam Soegandhi,2013 ) bahwa kepuasan kerja secara jelas berhubungan dengan OCB. Maksudnya adalah kepuasan kerja harus menjadi faktor penentu utama karyawan untuk lebih cenderung berbicara positif tentang organisasi, membantu orang lain, dan melampaui harapan normal dalam pekerjaan mereka. Di lain itu apabila karyawan bersikap positif pada pekerjaan yang dikerjakannya, maka akan merasakan puas pada pekerjaan yang dikerjakannya, sebaliknya apabila karyawan bersikap negatif maka karyawanpun akan merasakan ketidakpuasan pada pekerjaan yang dikerjakannya.

Robbins (dalam Yuniar , 2011) mendefinisikan OCB sebagai perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal seorang karyawan namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif. OCB merupakan bentuk perilaku pilihan dan inisiatif seseorang yang mengedepankan kepentingan perusahaan, dimana segala sesuatu yang dikerjakan oleh individu tersebut tidak berdasarkan perintah dari siapapun melainkan wujud dari kerelaan individu tersebut untuk melakukan tindakan extra-role didalam pekerjaannya, dan tidak berkaitan secara langsung dengan sistem pemberian reward yang formal dalam bentuk individual yang jika tidak ditampilkan pun tidak diberikan hukuman. Locke (dalam Mehboob ,2012) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai "keadaan emosional yang menyenangkan atau positif yang dihasilkan dari penilaian dari seseorang pekerjaan atau job pengalaman". Menurutnya Kepuasan kerja adalah keadaan internal dengan beberapa derajat mendukung atau tidak disukai berdasarkan pada penilaian kerja dan pengalaman yang berhubungan dengan pekerjaan. Sehingga tinggi rendahnya OCB akan mengalami perubahan seiring seorang karyawan meenimbulkan perasaan senang atau tidak dalam bekerja. Dengan adanya kepuasan kerja karyawan yang baik, maka gairah kerja karyawan akan meningkat dan hasil kerja akan optimal sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan atau bahkan standar yang diharapkan organisasi. Gairah


(2)

kerja adalah salah satu bentuk OCB dapat dilihat antara lain dari tanggung jawab terhadap waktu kerja yang telah ditetapkan, adanya rasa inisiatif untuk menolong rekan kerja satu dengan yang lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi OCB menurut Andriani , (2012) cukup kompleks dan saling terkait satu sama lain. Diantara faktor-faktor tersebut antara lain adalah budaya dan iklim organisasi, kepribadian dan suasana hati (mood), persepsi terhadap dukungan organisasional, persepsi terhadap kualitas interaksi atasan-bawahan, masa kerja dan jenis kelamin (gender).

Variabel Kepuasan Kerja memiliki rerata empirik ( RE ) = 141,71 dan rerata hipotetik ( RH ) = 115 ( RE > RH ) yang menunjukan bahwa kepuasan kerja pada subjek tergolong tinggi. Kondisi tinggi ini terlihat pada perilaku karyawan yang memiliki hubungan baik dengan rekan kerjanya, masuk bekerja tepat waktu dan menghabiskan waktu di kantor untuk menyelesaikan pekerjannya

Dengan tingginya perilaku kepuasan kerja yang tinggi tersebut nantinya akan dapat merasakan hasil dari usahanya yang dapat menyebabkan karyawan merasakan OCB ( Organization Citizenship Behavior ). Hal ini dijelaskan oleh Hasibuan ( 2003) Seseorang cenderung bekerja dengan penuh semangat apabila kepuasan dapat diperolehnya dari pekerjaannya dan kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan, dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.

Tingginya OCB pada karyawan non medis tergambar nilai rerata empirik ( RE ) variabel OCB sebesar 141,57 dan rerata Hipotetik ( RH ) sebesar 115 ( RE > RH ) yang menunjukan bahwa OCB pada karyawan non medis tergolong tinggi. Kondisi tinggi seperti ini terliat pada perilaku karyawan yang berupa menolong rekan kerja pada saat kerepotan dalam pekerjaannya, kemauan untuk bertoleransi tanpa mengeluh,mengikuti kepentingan-kepentingan organisasi untuk mengedepankan organisasi.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat diketahui bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap OCB pada karyawan non-medis RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Dari hasil analisis data diketahui bahwa sumbangan efektif kepuasan kerja terhadap terhadap OCB sebesar 59,1 % yang ditunjukan oleh koefisien


(3)

determinan ( r2 ) sebesar 0,591 . Hal ini berarti bahwa terdapat 40,9 % variabel lain yang mempengaruhi OCB diluar variabel kepuasan kerja yakni komitmen organisasi,dukungan organisasi,iklim organisasi, kualitas interaksi atasan-bawahan, kepribadian dan suasana hati.

Hasil penelitian menunjukan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kepuasan kerja dengan OCB karyawan non-medis RS PKU Surakarta. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan penulis dapat terbukti. Yaitu ada hubungan positif antara kepuasan kerja dengan OCB.

4.PENUTUP

Berdasarkan hasil anasis data penelitian yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan jika terdapat hubungan yang positif yang sangat signifikan antara kepuasan kerja dengan organizational citizenship behavior ( OCB ). Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan maka semakin tinggi pula tingkat OCB, begitu sebaliknya semakin rendah tingkat kepuasan kerja karyawan maka semakin rendah pula tingkat OCBnya. Selain itu dari hasil analisis data penelitian, diketahui juga bahwa tingkat kepuasan kerja dengan organizational citizenship behavior ( OCB ) pada karyawan RS PKU Muhammadiyah Surakarta tergolong tinggi. Berdasarkan hasil analisis sumbangan efektif variabel kepuasan kerja terhadap OCB sebesar 59,1 %. Berarti masih terdapat 40,9 % variabel lain yang mempengaruhi OCB ( Organizational Citizenship Behavior ) yakni komitmen organisasi,dukungan organisasi,iklim organisasi, kualitas interaksi atasan-bawahan, kepribadian dan suasana hati.

Dari hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh penulis selama pelaksanaan penelitian, maka penulis memberikan sumbangan saran yang diharapkan dapat bermanfaat, yaitu: 1) Bagi pihak RS PKU Muhammadiyah Surakarta agar dapat menanamkan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaan kepada karyawan, sehingga dalam menyelesaikan tugas karyawan mampu mengerjakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya; Memberikan pemahaman mengenai nilai-nilai yang ingin dicapai oleh perusahaan kepada para karyawan; Memberikan reward kepada para karyawan khususnya untuk karyawan yang


(4)

mempunyai kualitas kerja yang baik sesuai harapan organisasi; menerapkan lingkungan situasi kerja yang kondusif dan kerjasama antara pimpinan dengan semua karyawan.. 2) Bagi karyawan RS PKU Muhammadiyah Surakarta diharapkan menyelesaikan tugas kantor sebaik mungkin dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang telah diberikan oleh pihak instansi ; gigih dan giat mencari cara yang kreatif untuk menyelesaikan tugas pekerjaan ; memiliki inisiatif untuk saling membantu antara karyawan satu dengan yang lain untuk tujuan mengedepankan organisasi ; menjalin kerja sama dan hubungan baik antar sesama karyawan dalam instansi. 3) Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan penelitian yang lebih komprehensif khususnya yang berhubungan dengan hubungan antara kepuasan kerja dengan OCB ( organizational citizenship behavior )sehingga memberi kontribusi yang lebih luas kepada kemajuan dunia pendidikan. Peneliti lain diharapkan memperhatikan 40,9 % variabel lain yang mempengaruhi organizational citizenship behavior ( OCB ).

PERSANTUNAN

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Ibunda dan Ayahanda yang telah senantiasa mendoakan tanpa lelah dan memberikan dukungan untuk penulis. Kakak- kakak yang selalu mendukung penulis. Serta Bapak Drs. Achmad Dwityanto, S.Psi., M.Si yang telah memberikan semangat dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aiken’s, L. (2008). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi. Boston : PT

Macanan Jaya Cemerlang

Andriani, G., Djalali, M. A., & Sofiah, D. (2012). Organizational Citizenship Behavior dan Kepuasan Kerja pada Karyawan. Jurnal Penelitian Psikologi, Vol. 03, No. 01.

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hasibuan, M. S. (2003). Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan Produktifitas. Jakarta: Bina Aksara.

Mehboob, F., & Niaz, A. B. (January 2012). Job Satisfaction as a Predictor of Organizational Citizenship Behavior A Study of Faculty Members at Business Institutes. Interdiciplinary Journal of Contemparary Research in Business. Vol 3, No 9 .

Podsakoff. (2000). Organizational Citizenship Behaviors: A Critical Review of the Theoretical and Empirical Literature and Suggestions for Future Research. Journal Of Management.

Prakoso, A ( 2016 ). Hubungan antara motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja karyawan RS Sayidiman Magetan. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta : Skripsi

Rahmi, M. (2013). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Organizational Citizenship Behavior dan Komitmen Organisasional Dengan Mediasi Kepuasan Kerja. Denpasar : Program Pascasarjana Universitas Udayana: Tesis

Rini, D. P., Rusdarti, & Suparjo. (2013). Pengaruh Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja, Dan Budaya Organisasi Terhadap Organization Citizenship Behavior (Ocb) (Studi Pada PT.Plasa Simpanglima Semarang). Jurnal Ilmiah Dinamika Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1, No. 1.

Schermerhom, J. (2011). Organizational Behaviour. Hoboken: John Wiley and Sons, Inc.

Soegandhi, V. M., Sutanto, D. M., & S.Kom.,MM.,MSM, R. S. (2013). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Loyalitas Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pada Karyawan Pt.Surya Timur Sakti Jatim. Agora. Vol. 1, No. 1.

Sumiyarsih, W., Mujiasih, E., & Ariati, J. (April 2012). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Organization Citizenship Behavior (Ocb) Pada Karyawan Cv. Aneka Ilmu Semarang. Jurnal Psikologi Undip vol. 11, No. 1.


(6)

Yuniar Y, I. A., Nurtjahjanti, H., & Rusmawati, D. (April 2011). Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dan Resiliensi Dengan Organizational Citizenship Behavior ( Ocb ) Pada Karyawan Kantor Pusat Pt.Bpd Bali. Jurnal Psikologi Undip Vol. 9, No. 1.