b. Deutranopia adalah gangguan penglihatan terhadap warna yang
disebabkan tidak adanya photoreceptor retina hijau. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam membedakan hue pada warna merah
dan hijau red-green hue discrimination. c.
Tritanopia adalah keadaan dimana seseorang tidak memiliki short- wavelength cone. Seseorang yang menderita tritanopia akan
kesulitan dalam membedakan warna biru dan kuning dari spektrum cahaya tanpak. Tritanopia disebut juga buta warna biru-kuning dan
merupakan tipe dichromacy yang sangat jarang dijumpai. 3.
Monochromacy Monochromacy atau akromatopsia adalah keadaan dimana
seseorang hanya memiliki sebuah pigmen cones atau tidak berfungsinya semua sel cones. Pasien hanya mempunyai satu pigmen kerucut
monokromat rod atau batang. Pada monokromat kerucut hanya dapat membedakan warna dalam arti intensitasnya saja dan biasanya 630. Pada
orang dengan buta warna total atau akromatopsia akan terdapat keluhan silau dan nistagmus dan bersifat autosomal resesif Kurnia, 2009.
Bentuk buta warna dikenal juga :
a. Monokromatisme rod batang atau disebut juga suatu
akromatopsia di mana terdapat kelainan pada kedua mata bersama dengan keadaan lain seperti tajam penglihatan kurang dari 660,
nistagmus, fotofobia, skotoma sentral, dan mungkin terjadi akibat kelainan sentral hingga terdapat gangguan penglihatan warna total,
hemeralopia buta silang tidak terdapat buta senja, dengan kelainan refraksi tinggi. Pada pemeriksaan dapat dilihat adanya makula dengan
pigmen abnormal.
b. Monokromatisme cone kerucut, di mana terdapat hanya sedikit
cacat, hal yang jarang, tajam penglihatan normal, tidak nistagmus Ilyas, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.6. PEMERIKSAAN Uji Ishihara
Merupakan uji untuk mengetahui adanya defek penglihatan warna, didasarkan pada menentukan angka atau pola yang ada pada kartu dengan
berbagai ragam warna Ilyas, 2008. Menurut Guyton 1997 Metode Ishihara yaitu metode yang dapat
dipakai untuk menentukan dengan cepat suatu kelainan buta warna didasarkan pada pengunaan kartu bertitik-titik. Kartu ini disusun dengan
menyatukan titik-titik yang mempunyai bermacam-macam warna. Merupakan pemeriksaan untuk penglihatan warna dengan memakai
satu seri gambar titik bola kecil dengan warna dan besar berbeda gambar pseudokromatik, sehingga dalam keseluruhan terlihat warna pucat dan
menyukarkan pasien dengan kelainan penglihatan warna melihatnya. Penderita buta warna atau dengan kelainan penglihatan warna dapat
melihat sebagian ataupun sama sekali tidak dapat melihat gambaran yang diperlihatkan. Pada pemeriksaan pasien diminta melihat dan mengenali
tanda gambar yang diperlihatkan dalam waktu 10 detik Ilyas, 2008. Penyakit tertentu dapat terjadi ganguan penglihatan warna seperti
buta warna merah dan hijau pada atrofi saraf optik, optik neuropati toksi dengan pengecualian neuropati iskemik, glaukoma dengan atrofi optik
yang memberikan ganguan penglihatan biru kuning Ilyas, 2008.
2.7. Defenisi Pengetahuan