Hubungan Dismenore dengan Kualitas Hidup Mahasiswi Stambuk 2008 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(1)

HUBUNGAN DISMENORE DENGAN KUALITAS HIDUP MAHASISWI STAMBUK 2008

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2011

Oleh : LEE WEI LUN

080100419

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

HUBUNGAN DISMENORE DENGAN KUALITAS HIDUP MAHASISWI STAMBUK 2008 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA TAHUN 2011

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh : LEE WEI LUN

080100419

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Dismenore dengan Kualitas Hidup Mahasiswi Stambuk 2008 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Nama : Lee Wei Lun NIM : 080100419

Pembimbing Penguji I

(dr. Mega Sari Sirotus, MKes) (dr. Cut Aria Arina, SpS)

NIP: 197701262001122002 NIP: 197710202002122001

Penguji II

(dr. Juliandi Harahap, MA) NIP: 197007021998021001 Medan, 10 Desember 2011

Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara

(Prof. Dr. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH) NIP. 195402201980111001


(4)

ABSTRAK

Dismenore yaitu nyeri saat menstruasi dilaporkan sebagai kelainan ginekologi yang paling sering ditemukan pada wanita usia reproduksi terutama pada remaja. Penelitian dari berbagai populasi di dunia menunjukkan prevalensi dismenore yang cukup bervariasi, yaitu di antara 28% dan 71.7%. Kelainan ini berpotensi menganggu keselesaan penderita sehingga menyebabkan penurunan kualitas hidup penderita. Kualitas hidup seseorang dapat dinilai dari berbagai aspek termasuk kesehatan fisik, kesehatan psikologis, kesehatan sosial dan kesehatan lingkungan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Dismenore dengan Kualitas Hidup Mahasiswi Stambuk 2008 pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

.

Penelitian ini merupakan survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Metode yang dipakai untuk analisa data adalah independent t-test.

Dengan jumlah responden sebanyak 84 orang, hasil penelitian yang diperolehi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dismenore dengan kualitas hidup pada tiga aspek yaitu kesehatan fisik, kesehatan psikologis dan kesehatan lingkungan.


(5)

ABSTRACT

Dysmenorrhea is a painful menstruation. It was reported as the most common gynecological disorder found in women of reproductive age, especially in adolescents. Research from various populations in the world shows that the prevalence of dysmenorrhea is between 28% and 71.7%. These abnormalities could potentially disrupt a patient’s comfort and cause a decrease in quality of life of patients. Quality of life can be assessed from various aspects including physical health, psychological health, social health and environmental health.

This study aims to determine the Relationship between Dysmenorrhea and the Quality of Life of Students Year 2008 of Faculty of Medicine, University of North Sumatra.

This study is an analytic survey with a Cross Sectional approach. The methods used for data analysis is independent t-test.

With the number of respondents as many as 84 people, results that were

obtained through the research show that there is a

relationship between dysmenorrhea and the quality of life in three aspects: physical health, psychological health and environmental health.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sebagai sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul Hubungan Dismenore dengan Kualitas Hidup Mahasiswi Stambuk 2008 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar,Sp.PD-KGEH, selaku dekan FK USU.

2. dr. Mega Sari Sitorus, MKes selaku dosen pembimbing, yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti selama masa pendidikan. 4. Kedua orang tua penulis, yang tiada bosan-bosannya mendoakan serta

memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan.

5. Teman sejawat Andi Susilo atas masukan dan bantuannya dalam pengambilan data untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

6. Teman sejawat Nata Kharimantara N atas masukan dan bantuannya dalam pengambilan data untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

7. Teman sejawat Dhinessvaran Vasu atas masukan dan bantuannya dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

8. Serta semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.


(7)

Kepada semua pihak tersebut, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membalas semua kebaikan yang selama ini diberikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 6 Desember 2011

Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN .………...

i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI………...vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 2

1.3.Tujuan Penelitian ... 2

1.4.Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 5

2.1. Pengetahuan ... 5

2.1.1. Tingkat Pengetahuan ... 6

2.2. Prebiotik ... 7

2.2.1. Mengenai Prebiotik ... 7

2.2.2. Perbedaan antara Prebiotik dan Probiotik ... 8

2.2.3. Sumber Prebiotik ... 8

2.2.4. Manfaat yang diperoleh dari prebiotik... 10

2.2.5. Suplemen Prebiotik... 11

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL………... 12


(9)

3.2. Variabel dan Defenisi Operasional... 12

BAB 4 METODE PENELITIAN... 14

4.1. Jenis Penelitian ... 14

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 14

4.4. Teknik Pengumpulan Data... 15

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 16

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 17

5.1. Hasil Penelitian ... 17

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 17

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 17

5.1.3. Deskripsi Tingkat Pengetahuan ... 19

5.2. Pembahasan ... 22

5.2.1. Karakteristik Responden ... 22

5.2.2. Pengetahuan ... 26

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

6.1. Kesimpulan ... 29

6.2. Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 31


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1. Tingkat Keparahan Dismenore 14

Tabel 3.1. Tabel Rumus Pengiraan Skor Pertanyaan WHOQOL-BREF

16

Tabel 3.2. Tabel Konversi Skor WHOQOL-BREF 17

Tabel 5.1. Frekuensi Umur Responden 21

Tabel 5.2. Frekuensi Responden yang Menderita Dismenore 21 Tabel 5.3. Frekuensi Responden tentang Kepuasan Terhadap

Kesehatan Diri

22

Tabel 5.4. Skor Domain Kesehatan Fisik pada Mahasiswi 23 Tabel 5.5. Skor Domain Kesehatan Psikologis pada Mahasiswi 23 Tabel 5.6. Skor Domain Kesehatan Sosial pada Mahasiswi 23 Tabel 5.7. Skor Domain Kesehatan Lingkungan pada

Mahasiswi

24

Tabel 5.8. Skor Total Kualitas Hidup pada Mahasiswi 24 Tabel 5.9. Hubungan Perbedaan Domain WHOQOL-BREF

pada Mahasiswi Berdasarkan Ada Tidaknya Dismenore

25

Tabel 5.10. Hubungan Perbedaan Kualitas Hidup pada

Mahasiswi Berdasarkan Ada Tidaknya Dismenore

25

Tabel 5.11. Hubungan Perbedaan Kepuasan Mahasiswi terhadap Kesehatan Diri Berdasarkan Ada Tidaknya

Dismenore


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1. Skema Pengukuran Kualitas Hidup 6

Gambar 2.2. Skema Siklus Menstruasi 11


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat Hidup Peneliti Lampiran 2 Lembar Penjelasan Penelitian Lampiran 3 Informed Consent

Lampiran 4 Kuesioner

Lampiran 5 Ethical Clearence Lampiran 6 Master Data


(13)

ABSTRAK

Dismenore yaitu nyeri saat menstruasi dilaporkan sebagai kelainan ginekologi yang paling sering ditemukan pada wanita usia reproduksi terutama pada remaja. Penelitian dari berbagai populasi di dunia menunjukkan prevalensi dismenore yang cukup bervariasi, yaitu di antara 28% dan 71.7%. Kelainan ini berpotensi menganggu keselesaan penderita sehingga menyebabkan penurunan kualitas hidup penderita. Kualitas hidup seseorang dapat dinilai dari berbagai aspek termasuk kesehatan fisik, kesehatan psikologis, kesehatan sosial dan kesehatan lingkungan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Dismenore dengan Kualitas Hidup Mahasiswi Stambuk 2008 pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

.

Penelitian ini merupakan survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Metode yang dipakai untuk analisa data adalah independent t-test.

Dengan jumlah responden sebanyak 84 orang, hasil penelitian yang diperolehi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dismenore dengan kualitas hidup pada tiga aspek yaitu kesehatan fisik, kesehatan psikologis dan kesehatan lingkungan.


(14)

ABSTRACT

Dysmenorrhea is a painful menstruation. It was reported as the most common gynecological disorder found in women of reproductive age, especially in adolescents. Research from various populations in the world shows that the prevalence of dysmenorrhea is between 28% and 71.7%. These abnormalities could potentially disrupt a patient’s comfort and cause a decrease in quality of life of patients. Quality of life can be assessed from various aspects including physical health, psychological health, social health and environmental health.

This study aims to determine the Relationship between Dysmenorrhea and the Quality of Life of Students Year 2008 of Faculty of Medicine, University of North Sumatra.

This study is an analytic survey with a Cross Sectional approach. The methods used for data analysis is independent t-test.

With the number of respondents as many as 84 people, results that were

obtained through the research show that there is a

relationship between dysmenorrhea and the quality of life in three aspects: physical health, psychological health and environmental health.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Penelitian pada berbagai populasi di seluruh dunia menunjukkan prevalensi dismenore yang cukup bervariasi, yaitu di antara 28% dan 71.7%. Pada suatu penelitian lain, prevalensi dismenore primer yang terjadi tanpa kelainan atau lesi organik pada pelvis dilaporkan sekitar 43% hingga 90% dalam populasi yang bervariasi. Di antara berikut, 10 - 15% daripada wanita ini menderita dismenore berat sehingga aktivitas seharian terganggu dan terjadinya penurunan kualitas hidup atau health-related quality of life (HRQoL) (L Wang et al, 2004).

Dismenore yaitu nyeri saat menstruasi dilaporkan sebagai kelainan ginekologi yang paling sering ditemukan pada wanita usia reproduksi terutama pada remaja. Secara umum, dismenore dapat dibedakan kepada dua katagori, yaitu primer dan sekunder. Dismenore primer didefinisikan sebagai nyeri menstruasi dimana tiada kelainan organik pelvis dan biasanya bermula pada masa remaja. Dismenore sekunder merupakan dismenore yang berkaitan dengan proses patologik dan onsetnya boleh bertahun-tahun setelah menarche (Alaettin Unsal et al, 2010).

Dismenore merupakan suatu simptom yang digambarkan sebagai nyeri pelvis seperti kram atau kejang yang mengikuti onset menstruasi atau pada saat onset menstruasi dan biasanya berlangsung selama 1 – 3 hari (Alaettin Unsal et al, 2010). Dismenore juga boleh disertai dengan keluhan seperti nyeri kepala, kejang otot, nausea, muntah ataupun peningkatan frekuensi defekasi (Jerry R. Klein dan Iris, 1981). Secara fisiologi, menstruasi terjadi akibat dari aktivitas prostaglandin di daerah uterus dimana ia bekerja menstimulasi kontraksi otot polos dinding uterus untuk mengeluarkan dinding endometrium yang diluluhkan (Ganong, William F., 2007). Kejadian dismenore terjadi sekiranya keseimbangan konsentrasi prostaglandin di uterus terganggu.

Penelitian-penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa banyak faktor yang terkait dengan dismenore. Faktor ini termasuk menarche pada usia yang


(16)

muda, merokok, index massa tubuh (BMI) yang rendah, kelainan psikologis, genetik, riwayat infeksi pelvis serta riwayat percabulan seksual. Selain itu, emosi dan perilaku seseorang dapat memperburuk keadaan dismenore yang sudah dideritanya. Dismenore telah diidentifikasi sebagai sebab tersering pelajar dan pekerja perempuan mengambil libur sakit. (Alaettin Unsal et al, 2010)

1.2.Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara dismenore dengan kualitas hidup?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan dismenore dengan kualitas hidup mahasiswi-mahasiswi stambuk 2008 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

a) Mengetahui kualitas kesehatan fisik pada mahasiswi yang menderita dismenore.

b) Mengetahui kualitas kesehatan psikologis pada mahasiswi yang menderita dismenore.

c) Mengetahui kesehatan sosial pada mahasiswi yang menderita dismenore.

d) Mengetahui kesehatan lingkungan mahasiswi yang menderita dismenore.


(17)

1.4.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat untuk:

a) Masyarakat terutama kalangan remaja, dewasa muda, dan pekerja pelayanan kesehatan untuk mendapat informasi mengenai dismenore dan hubungannya terhadap kualitas hidup.

b) Dapat meningkatkan wawasan kalangan medis untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan dismenore.

c) Mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta mengasah kemampuan analisis bagi peneliti.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas Hidup

2.1.1 Definisi Kualitas Hidup

Tidak mudah untuk mendefinisikan kualitas hidup secara tepat. Pengertian mengenai kualitas hidup telah banyak dikemukakan oleh para ahli, namun semua pengertian tersebut tergantung dari siapa yang membuatnya. Seperti halnya definisi sehat, yaitu tidak hanya berarti tidak ada kelemahan atau penyakit, demikian juga mengenai kualitas hidup, kualitas hidup bukan berarti hanya tidak ada keluhan saja, akan tetapi masih ada hal-hal lain yang dirasakan oleh penderita, bagaimana perasaan penderita sebenarnya dan apa yang sebenarnya menjadi keinginannya (Cramer JA, 1993).

Definisi kualitas hidup masih belum berlaku secara umum. Selain itu terdapat istilah lain, seperti kesejahteraan sosial dan pembangunan manusia sering digunakan sebagai istilah yang setara atau analog dengan quality of life. Misalnya, Indeks Pembangunan Manusia PBB sering digambarkan sebagai pengukuran salah satu pengukuran kualitas hidup. Secara umum, kualitas hidup merupakan suatu produk yang dihasilkan dari interaksi sejumlah faktor-faktor yang berbeda, seperti sosial, fisik, kesehatan, ekonomi, dan kondisi lingkungan, yang secara kumulatif, juga dengan cara-cara yang belum diketahui, berinteraksi untuk mempengaruhi pembangunan manusia dan sosial di tingkat individu dan masyarakat. Ini merupakan “gagasan tentang kesejahteraan manusia yang diukur dengan indicator sosial bukan secara pengukuran “kuantitatif” terhadap pendapatan dan produksi.” (United Nations Glossary 2009).

Definisi kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan atau health-related quality of life (HRQoL) dapat diartikan sebagai respon emosi dari penderita terhadap aktivitas sosial, emosional, pekerjaan dan hubungan antar keluarga, rasa senang atau bahagia, adanya kesesuaian antara harapan dan kenyataan yang ada, adanya kepuasan dalam melakukan fungsi fisik, sosial dan


(19)

emosional serta kemampuan mengadakan sosialisasi dengan orang lain (Hermann BP, 1993).

2.1.2. Ruang Lingkup Kualitas Hidup

Secara umum terdapat 6 domain yang dipakai untuk mengukur kualitas hidup berdasarkan kuesioner yang dikembangkan oleh WHO (World Health Organization), bidang tersebut adalah kesehatan fisik, kesehatan psikologik, keleluasaan aktivitas, hubungan sosial dan lingkungan, sedangkan secara rinci domain-domian yang termasuk kualitas hidup adalah sbb :

1. Kesehatan fisik (physical health): Kesehatan umum, nyeri, energi dan vitalitas, aktivitas seksual, tidur dan istirahat.

2. Kesehatan psikologis (psychological health): Cara berpikir, belajar, memori dan konsentrasi.

3. Tingkat aktivitas (level of independence): mobilitas, aktivitas seharihari, komunikasi, kemampuan kerja.

4. Hubungan sosial฀ (social relationship): hubungan sosial, dukungan sosial.

5. Lingkungan (environment), keamanan, lingkungan rumah, kepuasan kerja.

6. Kepercayaan rohani atau religius (spirituality/religion beliefs)

2.1.3. Pengukuran Kualitas Hidup

Kualitas hidup dapat diukur dengan menggunakan instrumen pengukuran kualitas hidup yang telah diuji dengan baik. Dalam mengukur kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan semua domain akan diukur dalam dua dimensi yaitu penilaian obyektif dari fungsional atau status kesehatan (aksis X) dan persepsi sehat yang lebih subyektif (aksis Y). Suatu instrumen pengukuran kualitas hidup yang baik perlu memiliki konsep, cakupan, reliabilitas, validitas dan sensitivitas yang baik pula (Testa MA, 1996).


(20)

Gambar 2.1.: Skema pengukuran kualitas hidup

Secara garis besar instrumen untuk mengukur kualitas hidup dapat dibahagi menjadi dua jenis, yaitu instrumen umum (generic scale) dan instrumen khusus (specific scale). Instrumen umum ialah kuesioner yang dipakai untuk mengukur kualitas hidup secara umum pada penderita dengan penyakit kronik. Instrumen ini digunakan untuk menilai secara umum mengenai kemampuan fungsional, ketidakmampuan dan kekuatiran yang timbul akibat penyakit yang diderita. Contoh instrumen umum adalah seperti Sickness Impact Profile (SIP), 36-item Short-Form Health Survey (SF-36), 12-item Short-Form Health Survey (SF-12), Nottingham Health Profile (NHP), World Health Organization Quality of Life assessment instrument (WHOQOL-BREF) dan lain-lain. Sedangkan instrument khusus adalah instrumen yang dipakai untuk mengukur sesuatu yang khusus dari penyakit, populasi tertentu atau fungsi yang khusus, contohnya adalah The Washington Psychosocial Seizure Inventory (WPSI) dan The Epilepsy Surgery Inventory (ESI-55).

World Health Organization Quality of Life assessment instrument (WHOQOL-BREF) merupakan kuesioner yang diringkaskan berdasarkan 6 domain yang diusulkan oleh World Health Organization (WHO). Dalam kuesioner ini, domain 1 dan 3 serta 2 dan 6 digabungkan menjadi satu menjadi hanya 4 domain yang dinilai yaitu:

1. Kesehatan fisik (physical health)


(21)

3. Hubungan Sosial (Social Relationships) 4. Lingkungan (Environmental)

2.2. Menstruasi

2.2.1. Definisi menstruasi

Menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklus menstruasi yang klasik adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas. Panjang siklus menstruasi dipengaruhi oleh usia seseorang. Rata-rata panjang siklus menstruasi pada gadis usia 12 tahun adalah 25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun adalah 27,1 hari dan pada wanita usia 55 tahun adalah 51,9 hari. Panjang siklus yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari. Menurut WHO (1986) dalam American Academy of Pediatrics, Committee on Adolescence, American College of Obstetricians and Gynecologists and Committee on Adolescence Health Care (2006), median panjang siklus menstruasi setelah menarke adalah 34 hari, dengan 38% melebihi 40 hari. Hasil yang didapatkan bervariasi yaitu 10% wanita mempunyai siklus menstruasi melebihi 60 hari antara menstruasi yang pertama dengan yang berikutnya, dan 7% mempunyai panjang siklus 20 hari. Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur, biasanya siklus tersebut tidak berovulasi (anovulatoar) (Wiknjosastro, 2005).

Lamanya menstruasi biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah yang sedikit-sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama menstruasi itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc. Sedangkan menurut American Academy of Pediatrics, Committee on Adolescence, American College of Obstetricians and Gynecologists and Committee on Adolescence Health Care (2006), rata-rata kehilangan darah setiap periode menstruasi adalah lebih kurang 30 ml dan kehilangan darah lebih dari 80 ml yang kronik berkaitan dengan anemia. Pada wanita dengan anemia defisiensi


(22)

besi jumlah darah mesntruasinya lebih banyak. Jumlah darah menstruasi lebih dari 80 cc dianggap patologik (Wiknjosastro, 2005).

2.2.2. Siklus menstruasi

Terdapat 3 struktur yang terlibat dalam pengaturan ovulasi dan menstruasi diantaranya yaitu kelenjar pituitary anterior, ovarium, dan uterus (Hamilton-Fairley, Diana, 2004).

2.2.2.1. Perubahan histologik pada endometrium dalam siklus menstruasi

(Wiknjosastro, 2005)

Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput lendir uterus mengalami perubahan-perubahan siklik yang berkaitan erat dengan aktivitas ovarium. Dapat dibedakan 4 fase endometrium dalam siklus menstruasi, yaitu:

a) Fase menstruasi atau deskuamasi

Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan. Hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah menstruasi mengandung darah vena dan arteri dengan sel-sel darah merah yang hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan stroma yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, serviks, dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3-4 hari.

b) Fase pascahaid atau fase regenerasi

Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel-sel epitel endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium ± 0,5 mm. Fase ini telah dimulai sejak fase menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.

c) Fase intermenstruum atau fase proliferasi

Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 siklus menstruasi. Fase proliferasi dapat dibagi atas 3 subfase, yaitu:


(23)

1. Fase proliferasi dini (early proliferation phase)

Fase proliferasi dini berlangsung hanya antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar-kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase proliferasi, sel-sel kelenjar mengalami mitosis. Sebagian sediaan masih menunjukkan suasana fase menstruasi dimana terlihat perubahan-perubahan involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk kuboid. Stroma padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel-selnya berbentuk bintang dan dengan tonjolan-tonjolan anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar sebab sitoplasma relatif sedikit. 2. Fase proliferasi madya (midproliferation phase)

Fase ini berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk toraks dan tinggi. Kelenjar berlekuk-lekuk dan bervariasi. Sejumlah stroma mengalami edema. Tampaknya bentuk mitosis dengan inti berbentuk telanjang (naked nucleus).

3. Fase proliferasi akhir (late proliferation phase)

Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stroma berbentuk aktif dan padat.

d) Fase prahaid atau fase sekresi

Fase ini sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai hari ke-28. Pada fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk-keluk dan mengeluarkan getah, yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak


(24)

diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi atas:

1. Fase sekresi dini

Dalam fase ini endometrium lebih tipis daripada fase sebelumnya karena kehilangan cairan. Pada saat ini dapat dibedakan beberapa lapisan, yakni:

a) Stratum basale, yaitu lapisan endometrium bagian dalam yang berbatasan dengan lapisan miometrium. Lapisan ini tidak aktif, kecuali mitosis pada kelenjar.

b) Stratum spongiosum, yaitu lapisan tengah berbentuk anyaman seperti spons. Ini disebabkan oleh banyaknya kelenjar yang melebar dan berkeluk-keluk dan hanya sedikit stroma diantaranya.

c) Stratum kompaktum, yaitu lapisan atas yang padat Saluran-saluran kelenjar sempit, lumennya berisi sekret, dan stromanya edema.

2. Fase sekresi lanjut

Endometrium dalam fase ini tebalnya 5-6 mm. Dalam fase ini terdapat peningkatan dari fase sekresi dini, dengan endometrium sangat banyak mengandung pembuluh darah yang berkeluk-keluk dan kaya dengan glikogen. Fase ini sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum. Sitoplasma sel-sel stroma bertambah. Sel stroma menjadi sel desidua bila terjadi kehamilan.


(25)

Gambar 2.2.: Skema Siklus Mentruasi

2.2.3 Gangguan menstruasi (Wiknjosastro, 2005)

Gangguan menstruasi dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam:

1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid: a. Hipermenorrhea atau menoragia

b. Hipomenorhea 2. Kelainan siklus:

a. Polimenorrhea b. Oligomenorrhea c. Amenorrhea 3. Perdarahan di luar haid:

a. Metroragia

4. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid: a. Premenstrual tension (ketegangan prahaid)


(26)

b. Mastodinia

c. Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) d. Dismenore

2.3. Dismenore

2.3.1. Definisi dismenore

Menurut Merck Manual for Healthcare Professionals, dismenore didefinisikan oleh sebagai sensasi nyeri sekitar masa menstruasi. Onset nyeri boleh terjadi semasa menstruasi atau 1 hingga 3 hari sebelum menstruasi. Nyeri biasanya mencapai puncak dalam masa 24 jam selepas onset dan hilang dalam masa 2 hingga 3 hari. Rasa nyeri biasanya bersifat kram pada abdomen bawah sering bersamaan dengan gejala lain seperti keringat, takikardia, sakit kepala, mual, muntah, diare dan tremor.

2.3.2. Epidemiologi

Prevalensi dismenore paling tinggi terdapat pada remaja wanita, dengan perkiraan antara 20-90%, tergantung pada metode pengukuran yang digunakan. Sekitar 15% remaja wanita dilaporkan menderita dismenore berat. Dismenore merupakan penyebab tersering ketidakhadiran jangka pendek yang berulang pada remaja wanita di Amerika Serikat. Sebuah studi longitudinal secara kohort pada wanita Swedia ditemukan prevalensi dismenore adalah 90% pada wanita usia 19 tahun dan 67% pada wanita usia 24 tahun. Sepuluh persen dari wanita usia 24 tahun yang dilaporkan tersebut mengalami nyeri yang sampai mengganggu kegiatan sehari-hari, dan 75-85% wanita yang mengalami dismenore ringan. Pada suatu penelitian ditemukan bahwa 51% wanita tidak hadir di sekolah ataupun pekerjaan paling tidak sekali dan 8% wanita tidak hadir di sekolah atau kerja setiap kali mengalami menstruasi. Lebih lanjut, wanita dengan dismenore mendapatkan nilai lebih rendah di sekolah dan lebih susah beradaptasi dengan lingkungan sekolah daripada wanita tanpa dismenore (Abbaspour et al, 2006).


(27)

2.3.3. Klasifikasi dismenore

Dismenore terbagi atas:

1. Dismenore primer (esensial, intrinsik, idiopatik), tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologik. Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus-siklus menstruasi pada bulan-bulan pertama setelah menarche umumnya bersifat anovulatoar yang tidak disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam sehari, walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari.

2. Dismenore sekunder (ekstrinsik, yang diperoleh, acquired), disebabkan oleh kelainan ginekologik seperti salpingitis kronika, endometriosis, stenosis servisis uteri dan lain-lain. (Wiknjosastro, 2005)

2.3.4. Patofisiologi Dismenorrhea

Banyak teori yang telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab dismenore primer, tetapi patofisiologinya belum jelas dimengerti. Beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab dismenore, antara lain:

1. Faktor kejiwaan: Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil 2. Faktor konstitusi: Faktor ini, yang erat hubungannya dengan faktor

kejiwaan, dapat juga menurunkan ketahanan terhadap nyeri. Faktor-faktor seperti anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenore.

3. Faktor obstruksi kanalis servikalis: Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenore primer ialah stenosis kanalis servikalis. Pada wanita dengan uterus dalam hiperantefleksi mungkindapat terjadi stenosis kanalis servikalis, akan tetapi hal ini sekarang tidak dianggap sebagai faktor yang penting sebagai penyebab dismenore. Banyak wanita menderita dismenore tanpa stenosis kanalis servikalis dan tanpa uterus dalam posisi hiperantefleksi. Sebaliknya, terdapat banyak wanita tanpa keluhan dismenore, walaupun ada stenosis servikalis dan uterus terletak


(28)

dalam hiperantefleksi. Mioma submukosum bertangkai atau polip endometium dapat menyebabkan dismenore karena otot-otot uterus berkontraksi keras dalam usaha untuk mengeluarkan kelainan tersebut. 4. Faktor endokrin: Kejang yang terjadi pada dismenore primer terjadi

disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Novak dan Reynolds yang melakukan penelitian pada uterus kelinci berkesimpulan bahwa hormon estrogen merangsang kontraktilitas uterus, sedangkan hormon progesteron menghambat atau mencegahnya. Penjelasan oleh Clitheroe dan Pickles menyatakan bahwa karena endometrium dalam fasa sekresi memproduksi prostaglandin F2 yang menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika jumlah prostaglandin yang berlebihan dilepaskan ke peredaran darah, maka selain dismenore, dijumpai efek umum seperti diare, nause, muntah, flushing.

5. Faktor alergi; Teori ini dikemukankan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migraine atau asma bronkhiale. Smith menduga bahwa sebab alergi adalah toksin menstruasi.

Penyelidikan dalam tahun-tahun terakhir menunjukkan bahwa peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan penting dalam etiologi dismenore primer. (Wiknjosastro, 2005)

2.3.5. Tingkat Keparahan Dismenore (Kamonsak, 2004)

Tingkat

Keparahan Deskripsi

Kemampuan Kerja

Gejala

sistemik Analgesik

Ringan Jarang menganggu

aktivitas sehari-hari.

Jarang

terganggu Tidak ada

Jarang diperlukan

Sedang Aktivitas sehari-hari

terganggu. Terganggu

Terdapat beberapa Sangat membantu Berat Aktivitas sehari-hari sangat terganggu sehingga memerlukan istirahat. Sangat

terganggu Sangat jelas

Tidak membantu


(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Pada penelitian ini akan diteliti hubungan antara dismenore dengan kualitas hidup pada mahasiswi stambuk 2008 di Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara(USU), Medan. Variabel independen pada penelitian ini adalah dismenore sedangkan variable dependennya adalah kualitas hidup.

Gambar 3.1: Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Variabel Independen: Dismenore

Dismenore adalah sensasi nyeri pada saat menstruasi yang dirasakan di daerah abdomen bawah.

- Cara ukur: Kuesioner

Mahasiswi stambuk 2008 Fakultas Kedokteran USU

Dismenore (+)

Kesehatan Fisik

Kesehatan Sosial Kesehatan Psikologis

Kesehatan Lingkungan Kualitas Hidup


(30)

- Kategori:

Kuesioner dilakukan untuk menentukan adakah mahasiswi menderita dismenore atau tidak.

- Skala pengukuran: Nominal

3.2.2. Variabel Dependen: Kualitas hidup

Kualitas hidup adalah gabungan berbagai aspek kehidupan yang terdiri dari kesehatan fisik, kesehatan psikologis, serta kemampuan dalam berperan aktif dan menikmati aktivitas sosial sehari-hari yang berhubungan dengan pekerjaan, kehidupan rumah tangga, kehidupan sosial, dan lingkungan.

- Cara ukur: Pengisian kuesioner

- Alat ukur: WHOQOL-BREF yang disesuaikan dengan dismenore - Kategori:

Kuesioner berisi 26 pertanyaan dibahagi kepada 4 domain iaitu kesehatan fisik, kesehatan psikologis, kesehatan sosial dan kesehatan lingkungan. Kuesnioner diberi kepada semua mahasiswi yang menyertai penelitian. Konversi skor mengikuti aturan pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2:

Tabel 3.1.: Tabel Rumus Pengiraan Skor Pertanyaan WHOQOL-BREF

Domain Rumus Raw Score

Transformed Score 0-100 Kesehatan

Fisik Q3 + Q4 + Q10 + Q15 + Q16 + Q17 + Q18 Kesehatan

Psikologis Q5 + Q6 + Q7 + Q11 + Q19 + Q26

Kesehatan

Sosial Q20 + Q21 + Q22

Kesehatan


(31)

Tabel 3.2.: Tabel Konversi Skor WHOQOL-BREF

- Skala pengukuran: Numerik

3.3. Hipotesa

Ada hubungan antara dismenore dan kualitas hidup penderita dismenore. Kesehatan Sosial Raw Score Transformed Score 0-100

3 0

4 6

5 19

6 25

7 31

8 44

9 50

10 56

11 69

12 75

13 81

14 94

15 100

Kesehatan Lingkungan Raw Score Transformed Score 0-100

8 0

9 6

10 6

11 13

12 13

13 19

14 19

15 25

16 25

17 31

18 31

19 38

20 38

21 44

22 44

23 50

24 50

25 56

26 56

27 63

28 63

29 69

30 69

31 75

32 75

33 81

34 81

35 88

36 88

37 94

38 94

39 100

40 100

Kesehatan Fisik Raw Score Transformed Score 0-100

7 0

8 6

9 6

10 13

11 13

12 19

13 19

14 25

15 31

16 31

17 38

18 38

19 44

20 44

21 50

22 56

23 56

24 63

25 63

26 69

27 69

28 75

29 81

30 81

31 88

32 88

33 94

34 94

35 100

Kesehatan Psikologis Raw Score Transformed Score 0-100

6 0

7 6

8 6

9 13

10 19

11 19

12 25

13 31

14 31

15 38

16 44

17 44

18 50

19 56

20 56

21 63

22 69

23 69

24 75

25 81

26 81

27 88

28 94

29 94


(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat survei analitik. Pada penelitian ini akan dicari kualitas hidup mahasiswi stambuk 2008 Fakultas Kedokteraan USU. Kemudian hubungan antara dismenore dan kualitas hidup akan dianalisa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara cross-sectional study dimana peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Kedokteraan Universitas Sumatera Utara. Pemilihan tempat ini didukung oleh kemudahan untuk mendapatkan sampel populasi wanita usia menstruasi yang rentan terhadap serangan dismenore. Selain itu, mahasiswi-mahasiswi ini merupakan calon dokter dan juga lebih mengenai pengertian dismenore dan cara mengenalinya. Waktu pengumpulan data dilaksanakan mulai bulan Juni hingga September 2011 yaitu selama empat bulan.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi yang digunakan merupakan mahasiswi stambuk 2008 di Fakultas Kedokteraan Universitas Sumatera Utara, Medan.

4.3.2. Kriteria Inklusi

1. Mahasiswi fakultas kedokteran USU stambuk 2008.

4.3.3. Kriteria Eksklusi

1. Tidak mengisi kuesioner secara lengkap.


(33)

4.3.4. Sampel Penelitian

Perhitungan sampel menggunakan rumus dengan jumlah populasi lebih kecil dari 10.000 sebagai berikut (Notoatmojo, 2005):

Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat ketepatan relatif sebesar 10%.

Maka berdasarkan rumus diatas, jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini:

Jumlah sampel didistribusikan secara merata dan pemilihan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) pada siswi difakultas tersebut.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Pada mahasiswi yang memenuhi kriteria inklusi akan dibagikan kuesioner WHOQOL-BREF dan dinilai kualitas hidupnya (data dependen).

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang terkumpul dari setiap responden penelitian akan dianalisis dengan menggunakan program Statistic Package for Social Science (SPSS) dengan menggunakan teknik uji beda mean, t test.

n = N . 1 + N(d2)

n = 256 = 72orang 1 + 256(0.1)2


(34)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan dismenore dengan kualitas hidup mahasiswi stambuk 2008 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dimana penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan September hingga Oktober 2011. Penelitian ini diikuti 84 mahasiswi yang telah bersedia mengikuti penelitian dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang dibagikan.

Selain menjawab pertanyaan penelitian mengenai dismenore dan kualitas hidup, dalam bab ini juga dijabarkan deskripsi lokasi penelitian dan deskripsi karakteristik responden yang berada di fakultas kdokteran, Universitas Sumatera Utara.

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang bertempat di Jalan dr. T. Mansur No.5 Kampus USU Medan 20155 Indonesia. Fakultas ini memiliki infrastruktur seperti laboratorium, ruangan kuliah, gedung aula, perpustakaan, kantin, ruang seminar dan bahagian administrasi fakultas. Jumlah mahasiswi yang menyertai penelitian ini terdiri daripada mahasiswi kedokteran dari 4 kelas stambuk 2008 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, responden yang diteliti sebanyak 84 mahasiswi stambuk 2008 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berstatus aktif dan masih berkuliah. Gambaran karakteristik responden yang diamati meliputi umur, dismenore dan kepuasan responden terhadap kesehatan mereka sendiri. Data lengkap mengenai karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel yang ada di bawah ini.


(35)

Tabel 5.1. Frekuensi Umur Responden

Umur Frekuensi (n) Persen (%)

20 12 14.3

21 39 46.4

22 18 21.4

23 11 13.1

24 3 3.6

25 1 1.2

Total 84 100

Berdasarkan Tabel 5.1. di atas, didapati rata-rata usia responden mahasiswi stambuk 2008 yang menyertai penelitian adalah 21.49 (SD 1.08) dengan rentang usia 20 – 25 tahun. Kebanyakan mahasiswi yang menyertai penelitian ini berusia 21 tahun yaitu sebanyak 39 orang (46.4%).

Tabel 5.2. Frekuensi Responden Yang Menderita Dismenore

Dismenore Frekuensi (n) Persen (%)

Ya 47 56.0

Tidak 37 44.0

Total 84 100

Berdasarkan Tabel 5.2. di atas, diketahui bahwa dari 84 jumlah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang menyertai penelitian sebanyak 47 mahasiswi (56.0%) menderita dismenore dan yang tidak menderita dismenore sebanyak 37 mahasiswi (44.0%).


(36)

Tabel 5.3. Frekuensi Responden Tentang Kepuasan Terhadap Kesehatan Diri Kepuasan Terhadap

Kesehatan Diri Frekuensi (n) Persen (%)

Sangat Baik 6 7.1

Baik 46 54.8

Biasa 30 35.7

Buruk 2 2.4

Sangat Buruk 0 0

Total 84 100

Berdasarkan Tabel 5.3., diketahui bahawa kebanyakan mahasiswi, yaitu sebanyak 46 orang (54.8%) secara umumnya mempunyai tanggap yang baik terhadap kesehatan mereka. 30 mahasiswi (35.7%) mempunyai merasakan kesehatan mereka baik-baik aja dan 6 mahasiswi (7.1%) merasa sangat puas terhadap kesehatan mereka. Antara 84 mahasiswi yang menyertai penelitian 2 mahasiswi (2.4%) merasakan bahwa kesehatan mereka buruk.

5.1.3. Deskripsi Kualitas Hidup

Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner penelitian terdapat 24 pertanyaan mengenai kualitas hidup mahasiswi. Pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tersebut merupakan penyesuaian daripada kuesioner WHOQOL-BREF yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Terdapat empat domain yaitu kesehatan fisik, kesehatan psikologis, kesehatan sosial dan kesehatan lingkungan; masing-masing akan diteliti di bawah dengan sistem skoring di mana skor maksimal untuk setiap domain adalah 100. Semakin tinggi skor untuk suatu domain, semakin baik kualitas hidup berdasarkan domain tersebut.


(37)

Tabel 5.4. Skor Domain Kesehatan Fisik pada Mahasiswi

Mahasiswi Jumlah (N) Mean Standar Deviasi

Dismenore Ya 47 60.66 10.115

Tidak 37 79.97 9.014

Berdasarkan Tabel 5.4. di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata skor kesehatan fisik pada 47 mahasiswi yang menderita dismenore adalah sebanyak 60.66 per 100. Pada 37 mahasiswi yang tidak menderita dismenore didapati rata-rata skornya lebih tinggi yaitu sebanyak 79.97 per 100.

Tabel 5.5. Skor Domain Kesehatan Psikologis pada Mahasiswi

Mahasiswi Jumlah (N) Mean Standar Deviasi

Dismenore Ya 47 59.26 10.840

Tidak 37 70.57 8.946

Dari Tabel 5.5. dapat dilihat bahwa rata-rata skor kesehatan psikologis pada 47 mahasiswi yang menderita dismenore adalah sebanyak 59.26 per 100. Pada 37 mahasiswi yang tidak menderita dismenore didapati rata-rata skornya lebih tinggi yaitu sebanyak 70.57 per 100.

Tabel 5.6. Skor Domain Kesehatan Sosial pada Mahasiswi

Mahasiswi Jumlah (N) Mean Standar Deviasi

Dismenore Ya 47 66.98 15.579

Tidak 37 74.00 14.596

Tabel 5.6. di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor kesehatan sosial pada 47 mahasiswi yang menderita dismenore adalah sebanyak 66.98 per 100. Pada 37 mahasiswi yang tidak menderita dismenore didapati rata-rata skornya lebih tinggi yaitu sebanyak 74.00 per 100.


(38)

Tabel 5.7. Skor Domain Kesehatan Lingkungan pada Mahasiswi

Mahasiswi Jumlah (N) Mean Standar Deviasi

Dismenore Ya 47 66.89 12.812

Tidak 37 70.70 10.014

Berdasarkan Tabel 5.7. di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata skor kesehatan lingkungan pada 47 mahasiswi yang menderita dismenore adalah sebanyak 66.89 per 100. Pada 37 mahasiswi yang tidak menderita dismenore didapati rata-rata skornya lebih tinggi yaitu sebanyak 70.70 per 100.

Tabel 5.8. Skor Total Kualitas Hidup pada Mahasiswi

Mahasiswi Jumlah (N) Mean Standar Deviasi

Dismenore Ya 47 63.44 9.03

Tidak 37 73.81 8.20

Tabel 5.8. menunjukkan skor total kualitas hidup yang meliputi keempat-empat domain kesehatan di atas. Rata-rata skor untuk mahasiswi yang menderita dismenore adalah sebanyak 63.44 per 100 manakala skor rata-rata untuk mahasisiwi yang tidak menderita dismenore adalah 73.81 per 100.

5.1.4. Perbedaan Kualitas Hidup Mahasiswi Berdasarkan Ada Tidaknya Dismenore

Hasil analisa data dengan menggunakan independent t-test menunjukkan bahwa kualitas hidup mahasiswi stambuk 2008 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang menderita dismenore berbeda dengan yang tidak menderita dismenore pada tiga domain secara signifikan


(39)

Tabel 5.9. Hubungan Perbedaan Domain WHOQOL-BREF pada Mahasiswi Berdasarkan Ada Tidaknya Dismenore

Kualitas Hidup dismenore dan tidak Mean Difference dismenore

t P (2-tailed)

Kesehatan Fisik 19.313 9.109 0.001

Kesehatan Psikologis 11.312 5.120 0.001

Kesehatan Sosial 7.021 2.108 0.038

Kesehatan Lingkungan 3.809 1.486 0.141

Berdasarkan Tabel 5.8., didapati nilai P (2-tailed) untuk domain kesehatan fisik dan kesehatan psikologis adalah 0.001; dan untuk kesehatan sosial adalah 0.038. Untuk domain kesehatan lingkungan, nilai P (2-tailed) adalah 0.141.

Tabel 5.10. Hubungan Perbedaan Kualitas Hidup pada Mahasiswi Berdasarkan Ada Tidaknya Dismenore

Mean Difference dismenore dan tidak

dismenore

t P (2-tailed)

Kualitas Hidup 10.364 5.435 0.001

Berdasarkan Tabel 5.10., didapati perbedaan skor rata-rata antara kelompok dismenore dengan tidak dismenore adalah 10.364 dan nilai P (2-tailed) untuk kualitas hidup adalah adalah 0.001.


(40)

Tabel 5.11. Hubungan Perbedaan Kepuasan Mahasiswi terhadap Kesehatan Diri Berdasarkan Ada Tidaknya Dismenore

Mean Difference dismenore dan tidak

dismenore

t P (2-tailed)

Kepuasan Mahasiswi

terhadap Kesehatan Diri 0.64 -0.451 0.653

Berdasarkan Tabel 5.9. di atas, didapati nilai P (2-tailed) untuk kepuasan mahasiswi terhadap kesehatan diri adalah 0.653, lebih besar dari 0.05.

5.2. Pembahasan

Pada penelitian ini dijumpai prevalensi dismenore pada mahasiswi lebih tinggi (56.0%); angka ini konsisten dengan angka prevalensi pada penelitian Alaettin Unsal et al. di satu universitas di Turki dimana prevalensi dismenore sebanyak 72.7% dan dalam jurnalnya diungkapkan bahwa prevalensi dismenore telah dilaporkan antara 28% hingga 89.5%. Sebab terjadinya variasi seperti di atas kemungkinan adalah karena populasi responden itu sendiri, yaitu suatu penelitian tertumpu pada wanita dalam satu kelompok umur tertentu sahaja. Selain itu, tidak ada satu panduan spesifik yang diterima secara universal yang menunjukkan metode untuk menentukan definisi dismenore.

Dalam penelitian ini, skor kuesioner WHOQOL-BREF untuk mahasiswi yang menderita dismenore secara umumnya lebih rendah pada keempat-empat domain yang diteliti (kesehatan fisik, kesehatan psikologis, kesehatan sosial dan kesehatan lingkungan). Ini dapat dilihat pada Tabel 5.4., Tabel 5.5., Tabel 5.6. dan Tabel 5.7.; menunjukkan mahasiswi yang dismenore mempunyai kualitas hidup yang lebih rendah. Pada Tabel 5.8. menunjukkan hasil uji statistik dengan menggunakan independent t-test yang dilakukan terhadap hasil penelitian, didapati bahwa tiga domain yaitu kesehatan fisik, kesehatan psikologis dan kesehatan sosial terdapat suatu perubahan yang signifikan pada mahasiswi yang


(41)

menderita dismenore. Ini dapat disimpulkan bahwa hipotesa penelitian gagal ditolak, artinnya ada hubungan antara dismenore dan kualitas hidup penderita dismenore. Pada domain kesehatan lingkungan, walaupun skornya lebih rendah, tidak terjadinya suatu perbedaan yang bermakna. Satu penjelasan tentang kenapa tidak semua domain terpengaruh oleh dismenore adalah karena dismenore umumnya merupakan suatu penyakit yang menyebabkan kesakitan fisik. Oleh karena itu, kesehatan fisik penderita terganggu dan menyebabkan ketidak-nyamanan sehingga emosional dan kepuasan dalam bersosialisasi turut terpengaruh. Kesehatan lingkungan yang tidak dipengaruhi oleh kesakitan fisik terbukti tidak dipengaruhi secara signifikan oleh dismenore. Pada penelitian Alaettin Unsal et al. yang menggunakan kuesioner penilaian kualitas hidup SF-36, didapati hanya kesehatan fisik yang berbeda secara signifikan dan dismenore tidak berpengaruh kepada kesehatan mental dan sosial secara bermakna.

Dianalisa secara lebih teliti setiap pertanyaan dalam domain kesehatan fisik, didapati bahwa mahasiswi yang dismenore mempunyai vitalitas, kepuasan tidur dan kepuasan terhadap kemampuan bekerja yang berkurang secara bermakna dibandingkan dengan mahasiswi yang tidak dismenore. Penurunan skor dalam ketiga-tiga aspek ini menunjukkan bahwa kesakitan yang diakibatkan oleh dismenore menurunkan vitalitas mahasiswi, menyebabkan rasa lelah dan kurang bertenaga sehingga menyebabkan penurunan kemampuan bekerja pada mahasiswi. Selain itu, rasa nyeri yang dialami oleh mahasiswi juga menyebabkan tidur mahasiswi kurang menyenangkan. Perbedaan ini konsisten dengan penelitian Alaettin Unsal et al. dimana analisa kuesioner SF-36 menunjukkan penurunan pada physical functioning, role-physical, bodily pain dan vitality. Pada domain kesehatan psikologis, didapati keupayaan mahasiswi untuk berkonsentrasi menjadi lebih sukar pada mahasiswi yang menderita dismenore.

Menurut penelitian pada mahasiswi Turkish oleh Alaettin Unsal et al., terdapat perbedaan yang bermakna pada general health perception pada hasil penelitian kuesioner SF-36 dimana mahasiswi yang dismenore merasa bahwa kesehatan diri mereka lebih buruk. Pada penelitian ini, tidak dijumpai perbedaan kepuasan mahasiswi terhadap kesehatan diri mereka antara golongan yang


(42)

menderita dismenore dan tidak menderita dismenore. Hasil analisa ditunjukkan pada Tabel 5.9.. Kemungkinan terjadinya perbedaan pada hasil ini adalah karena perbedaan sosio-ekonomi pada populasi yang diteliti dan kemungkinan perbedaan kuesioner kualitas hidup yang digunakan.

Sebenarnya penelitian ini ada keterbatasan yang tertentu. Pertama, penelitian ini dilakukan pada hanya satu stambuk saja dalam satu fakultas di satu universitas. Karena itu, penelitian ini tidak dapat merepresentasikan seluruh populasi mahasiswi di Medan ataupun Indonesia. Dalam arti kata lain, penelitian ini agak lemah sekiranya dibandingkan dengan community-based studies yang berfokus pada populasi masyarakat secara umum. Selain itu, prevalensi dismenore dikatakan semakin berkurang mengikut peningkatan usia. Pada penelitian ini, responden merupakan mahasisiwi dari suatu kelompok usia tertentu sehingga penerapan ilmu dari penelitian ini tidak dapat mewakili populasi wanita secara umum. Kedua, penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional study di mana variable kualitas hidup mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor semasa lain yang berlaku. Terakhirnya, keterbatasan yang disebabkan oleh mahasiswi sendiri dimana terjadinya suatu kejadian under-reporting oleh mahasiswi.


(43)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Terdapat perbedaan kualitas hidup pada mahasiswi yang menderita dismenore di mana kesehatan fisik, kesehatan psikologis dan kesehatan sosial dipengaruhi secara signifikan (p<0.05).

2. Kesehatan fisik pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2008 yang menderita dismenore lebih buruk daripada yang tidak menderita dismenore dengan perbedaan mean sebanyak 19.31. Perbedaan signifikan dengan p=0.001 (p<0.05).

3. Kesehatan psikologis pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2008 yang menderita dismenore lebih buruk daripada yang tidak menderita dismenore dengan perbedaan mean sebanyak 11.31. Perbedaan signifikan dengan p=0.001 (p<0.05).

4. Kesehatan sosial pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2008 yang menderita dismenore lebih buruk daripada yang tidak menderita dismenore dengan perbedaan mean sebanyak 7.021. Perbedaan signifikan dengan p=0.038 (p<0.05).

5. Kesehatan lingkungan pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2008 yang menderita dismenore lebih buruk daripada yang tidak menderita dismenore dengan perbedaan mean sebanyak 3.809. Perbedaan tidak signifikan dengan p=0.141 (p>0.05).

6.2. Saran

1. Bagi Masyarakat

Masyarakat harus peka terhadap masalah yang dibawa oleh dismenore yaitu penurunan kualitas hidup supaya dapat lebih prihatin dan melakukan upaya pencegahan yang sewajarnya.


(44)

2. Bagi Kalangan Medis

Kalangan medis harus mengetahui dampak dismenore terhadap kesehatan pasien dan melakukan langkah penatalaksanaan dan bimbingan yang sewajarnya.

3. Bagi Peneliti

Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna dalam menunjukkan pengaruh dismenore terhadap kualitas hidup. Penelitian selanjutnya direkomendasikan supaya memperluaskan populasi supaya jangan hanya memfokuskan pada satu fakultas di satu universitas sahaja. Selain itu, peneliti selanjutnya boleh melakukan analisa dengan mengikut kelompok umur dan juga menambahkan kebiasaan responden ke dalam karakteristik responden untuk mengkaji faktor-faktor penyebab dismenore. Terakhir, peneliti selanjutnya juga boleh coba menggunakan kuesioner lain seperti SF-36, SF-12 dan McGill-QOL untuk menilai kualitas hidup responden.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Abbaspour, Z, Rostami, M and Najjar, Sh, 2006. The Effect of Exercise on Primary Dysmenorrhea. J Res Health Scin 6(1):26-31.

Alaettin Unsal, Unal Ayranci, Mustafa Tozun, Gul Arslan & Elif Calik, 2010. Prevalence of dysmenorrhea and its effect on quality of life among a group of female university students. Upsala Journal of Medical Sciences. 2010; 115: 138–145

Cramer JA. Clinimetri approach to assesing quality of life in epilepsy. Epilepsia: 34 (suppl 4) 1993: 8-13

Ganong, William F., 2007. Physiology of Reproduction in Women. In: DeCherney, Alan H, ed, Nathan, Lauren ed, Goodwin, T Murphy, ed and Laufer, Neri ed. Current Diagnosis & Treatment Obstetrics & Gynecology 10th edition. United States of America: McGrawHill, 126-128.

Hacker et al: Essentials of Obstetrics and Gynaecology 4E, Elsevier Ltd.

Available from:

Hamilton-Fairley, Diana, 2004. The Young Woman: Puberty and Menstrual Problems of Young Women. In: Hamilton-Fairley, Diana. Obstetrics and Gynecology 2nd edition. India: Replika Press, 29-31.

Hermann BP. Developing a model of quality of life in epilepsy: the contribution of neuropsychology. Epilepsia. 34 (suppl), 1993: 14-21

Jerry R. Klein and Iris F. Litt. Epidemiology of Adolescent Dysmenorrhea. American Academy of Pediatrics. Pediatrics 1981;68;661-664


(46)

Kamonsak Tangchai, Vitaya Titapant, Dittakarn Boriboonhirunsarn: 2004: Dysmenorrhea in Thai Adolescents: Prevalence, Impact and Knowledge of Treatment: J Med Assoc Thai Vol. 87 Suppl. 3: The Royal Thai College of Obstericians and Gynaecologists: S70

L Wang, X Wang, W Wang, C Chen, A G Ronnennberg, W Guang, A Huang, Z Fang, T Zang, L Wang, X Xu, 2004. Stress and Dysmenorrhoea: A Population Based Prospective Study. Occup Environ Med 2004;61:1021-1026

Notoatmojo, Soekidjo, 2005. Teknik Pengambilan Sampel. Dalam: Notoatmojo, Soekidjo, ed. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta 92.

Sule, Sadaatu Talatu, dan Ukwenya, Josephine Egbunu, 2007. Menstrual Experiences of Adolescents in a Secondary School. J Turkish-German Gynecol Assoc 8(1): 7-14

Testa, Simonson DC. Assesment of Quality of Life outcomes. The New England Journal of Medicine.1996; 334: 835-39.

The Menstrual Cycle and Disturbances. Available

from

Tran, Mai, 2001. Dysmenorrhea. Gale Encyclopedia of Alternative Medicine. Available

from


(47)

WHOQOL Measuring Quality of Life, Division of Mental Health and prevention of Substance Abuse, World Health Organization, WHO/MSA/MNH/PSF/97.4

Wiknjosastro, 2005, Haid dan Siklusnya. Ilmu Kandungan edisi ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 103-114.


(48)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lee Wei Lun

Tempat / Tanggal Lahir : Malaysia / 31 Disember 1988

Agama : Buddha

Alamat : TASBI, Blok VV 123, Medan

Telepon : 087768185959

Orang Tua : Ayah : Lee Chee Seng Ibu : Khaw Phaik Hoon

Riwayat Pendidikan : 1. SRJK(C) Confucius, Kuala Lumpur 2 SMK Victoria, Kuala Lumpur Riwayat Pelatihan : -

Riwayat Organisasi : PEMA FKUSU 2010/2011

Pas Photo

3x4 cm


(49)

Lembar Penjelasan Penelitian

Salam Sejahtera bagi kita semua

Kepada saudari, sebelumnya saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kesediaannya meluangkan waktu untuk mengisi surat persetujuan dan kuesioner ini.

Pertama-tama, izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Lee Wei Lun. Saya adalah salah seorang mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK-USU), stambuk tahun 2008. Saat ini saya sedang mengerjakan penelitian Karya Tulis Ilmiah yang menjadi kewajiban saya untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran. Judul penelitian saya adalah

Hubungan Dismenore dengan Kualitas Hidup Mahasiswi Stambuk 2008 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

.

Dismenore merupakan suatu simptom yang digambarkan sebagai nyeri pelvis seperti kram atau kejang yang mengikuti onset menstruasi atau pada saat onset menstruasi dan biasanya berlangsung selama 1 – 3 hari dan boleh disertai simptom-simptom lain. Dismenore yaitu nyeri saat menstruasi dilaporkan sebagai kelainan ginekologi yang paling sering ditemukan pada wanita usia reproduksi terutama pada remaja.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui hubungan dismenore dengan kualitas hidup mahasiswi-mahasiswi stambuk 2008 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), Medan.

Untuk itu saya mohon kesediaan saudari untuk ikut serta dalam penelitian ini, yaitu sebagai responden. Saya akan menanyakan beberapa hal mengenai dismenore dan kehidupan sehari-harian saudari.


(50)

Partisipasi saudari bersifat sukarela tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian in saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila saudari membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya:

Nama : Lee Wei Lun

Alamat : TASBI. Blok VV 123, Medan. No. HP : 087768185959

Demikian saya beritahukan. Atas kesediaan saudari saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga partisipasi saudari dalam penelitian ini membawa manfaat besar bagi kita semua.

Medan, 2011

Peneliti


(51)

LEMBAR PERNYATAAN

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat : No. Telp :

Setelah mendapat penjelasan oleh peneliti tentang penelitian Hubungan

Dismenore dengan Kualitas Hidup Mahasiswi Stambuk 2008 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, maka dengan ini menyatakan

bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya akan menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan jujur dan apa adanya.

Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat untuk dapat digunakan sebaik-baiknya.

Medan, 2011

( )


(1)

Kamonsak Tangchai, Vitaya Titapant, Dittakarn Boriboonhirunsarn: 2004: Dysmenorrhea in Thai Adolescents: Prevalence, Impact and Knowledge of Treatment: J Med Assoc Thai Vol. 87 Suppl. 3: The Royal Thai College of Obstericians and Gynaecologists: S70

L Wang, X Wang, W Wang, C Chen, A G Ronnennberg, W Guang, A Huang, Z Fang, T Zang, L Wang, X Xu, 2004. Stress and Dysmenorrhoea: A Population Based Prospective Study. Occup Environ Med 2004;61:1021-1026

Notoatmojo, Soekidjo, 2005. Teknik Pengambilan Sampel. Dalam: Notoatmojo, Soekidjo, ed. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta 92.

Sule, Sadaatu Talatu, dan Ukwenya, Josephine Egbunu, 2007. Menstrual Experiences of Adolescents in a Secondary School. J Turkish-German Gynecol Assoc 8(1): 7-14

Testa, Simonson DC. Assesment of Quality of Life outcomes. The New England Journal of Medicine.1996; 334: 835-39.

The Menstrual Cycle and Disturbances. Available

from

Tran, Mai, 2001. Dysmenorrhea. Gale Encyclopedia of Alternative Medicine. Available

from


(2)

WHOQOL Measuring Quality of Life, Division of Mental Health and prevention of Substance Abuse, World Health Organization, WHO/MSA/MNH/PSF/97.4

Wiknjosastro, 2005, Haid dan Siklusnya. Ilmu Kandungan edisi ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 103-114.


(3)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lee Wei Lun

Tempat / Tanggal Lahir : Malaysia / 31 Disember 1988

Agama : Buddha

Alamat : TASBI, Blok VV 123, Medan

Telepon : 087768185959

Orang Tua : Ayah : Lee Chee Seng Ibu : Khaw Phaik Hoon

Riwayat Pendidikan : 1. SRJK(C) Confucius, Kuala Lumpur 2 SMK Victoria, Kuala Lumpur Riwayat Pelatihan : -

Riwayat Organisasi : PEMA FKUSU 2010/2011

Pas Photo

3x4 cm


(4)

Lembar Penjelasan Penelitian

Salam Sejahtera bagi kita semua

Kepada saudari, sebelumnya saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kesediaannya meluangkan waktu untuk mengisi surat persetujuan dan kuesioner ini.

Pertama-tama, izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Lee Wei Lun. Saya adalah salah seorang mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK-USU), stambuk tahun 2008. Saat ini saya sedang mengerjakan penelitian Karya Tulis Ilmiah yang menjadi kewajiban saya untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran. Judul penelitian saya adalah Hubungan Dismenore dengan Kualitas Hidup Mahasiswi Stambuk 2008 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

.

Dismenore merupakan suatu simptom yang digambarkan sebagai nyeri pelvis seperti kram atau kejang yang mengikuti onset menstruasi atau pada saat onset menstruasi dan biasanya berlangsung selama 1 – 3 hari dan boleh disertai simptom-simptom lain. Dismenore yaitu nyeri saat menstruasi dilaporkan sebagai kelainan ginekologi yang paling sering ditemukan pada wanita usia reproduksi terutama pada remaja.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui hubungan dismenore dengan kualitas hidup mahasiswi-mahasiswi stambuk 2008 di Fakultas


(5)

Partisipasi saudari bersifat sukarela tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian in saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila saudari membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya:

Nama : Lee Wei Lun

Alamat : TASBI. Blok VV 123, Medan. No. HP : 087768185959

Demikian saya beritahukan. Atas kesediaan saudari saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga partisipasi saudari dalam penelitian ini membawa manfaat besar bagi kita semua.

Medan, 2011

Peneliti


(6)

LEMBAR PERNYATAAN

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat : No. Telp :

Setelah mendapat penjelasan oleh peneliti tentang penelitian Hubungan Dismenore dengan Kualitas Hidup Mahasiswi Stambuk 2008 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, maka dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya akan menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan jujur dan apa adanya.

Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat untuk dapat digunakan sebaik-baiknya.

Medan, 2011

( )