Kajian Visual Tayangan Iklan Televisi Kondom Fiesta Versi Siap Malam Mingguan

(1)

KAJIAN VISUAL TAYANGAN IKLAN TELEVISI

KONDOM FIESTA VERSI “SIAP MALAM MINGGUAN”

DK 38315/Skripsi Semester II 2010/2011

Oleh:

Dudi Subangkit NIM:

51906154

Program Studi

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Ilahi rabby yang telah menganugrahkan nikmatnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah akademik ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Sebagai seorang manusia tentu penulis sadar bahwa penulis hanyalah sebutir pasir di hamparan gurun dan bagaikan sebutir kerikil di hamparan bebatuan yang besar. Maka dari itu penulis senantiasa sadar akan segala keagungan yang dimiliki oleh Allah S.W.T, penulis hanyalah seorang hamba Tuhan yang diberikan sedikit pengetahuan dari yang Maha Kuasa, pengetahuan yang penulis miliki hanya sedikit dibandingkan dengan Sang pencipta yang memiliki pengetahuan yang tak terbatas. Manusia adalah mahluk yang memiliki kecerdasan dan kreatifitas yang tinggi, berbudi luhur serta memiliki etika dan estetika yang maha luas.

Menimba ilmu merupakan salah satu hal yang diperintahkan oleh Allah S.W.T, karena mencari ilmu merupakan ibadah. Penulis sadar bahwa penyusunan Skripsi adalah sebuah tahapan yang harus dilalui untuk mendapatkan kesetaraan keilmuan yang lebih baik. Skripsi merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode tertentu untuk menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah. Penulis sadar bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih memiliki banyak kesalahan, namun penulis berharap bahwa karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi peneliti lain. Penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan. Manusia adalah mahluk Allah S.W.T yang paling diberkahi diantara semua mahluk Allah lainnya. Manusia memiliki akal dan budi yang tidak dimiliki oleh mahluk lain. Maka dari itu semoga kita semua dapat senantiasa ingat kepada Allah yang maha kuasa dan selalu rendah hati dalam kehidupan, karena semua yang kita miliki selama ini adalah milik-Nya.


(3)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dunia periklanan di Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan ini tentu saja tidak terlepas dari peranan stasiun televisi swasta yang sangat gencar dalam beriklan. Munculnya beberapa stasiun televisi swasta dengan materi iklannya masing-masing, telah berhasil menggeser posisi iklan di media cetak dan radio. Setiap tayangan hiburan, informasi, film, kuis dan lain-lain tidak bisa dipisahkan dari jeda iklan. Melalui iklan di stasiun televisi, para produsen iklan berharap hasil karyanya dapat diterima konsumen.

Iklan merupakan salah satu cara untuk menyampaikan suatu pesan kepada khalayak yang dianggap sebagai sasaran. Maka dari itu iklan dapat digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi antara produsen dan konsumen. Sebagai alat berkomunikasi, iklan dapat memaparkan uraian tentang suatu produk dengan tujuan dan sasaran masing-masing.


(4)

2

Jika ditinjau dari gaya komunikasinya, iklan dapat dibagi kedalam beberapa kategori, diantaranya iklan yang dikomunikasikan secara manifes dan iklan yang dikomunikasikan secara laten. Komunikasi manifes adalah komunikasi yang disampaikan secara vulgar atau eksplisit, dalam hal ini produk yang diiklankan disampaikan secara gamblang dan blak-blakan tanpa menyembunyikan makna yang terkandung dalam iklan tersebut. Sedangkan komunikasi laten adalah komunikasi yang disampaikan secara implisit, dalam hal ini produk yang diiklankan disampaikan secara tidak terbuka atau tersembunyi dengan maksud untuk menyembunyikan makna yang terkandung dalam iklan tersebut namun pesan implisit dapat dilihat dari segi perilaku dan ekspresi.

Salah satu iklan yang menggunakan gaya komunikasi yang bersifat implisit atau tersembunyi adalah iklan rokok dan iklan kondom, karena kedua iklan tersebut tidak dapat disampaikan secara eksplisit atau vulgar dikarenakan adanya batasan regulasi penyampaian iklan yang diatur oleh peratuan komisi penyiaran Indonesia mengenai batasan adegan seksual atau hal-hal yang cenderung bersifat rangsangan seksual pada suatu tayangan televisi (bab VII pasal 18 dan 19 pasal 1 mengenai pelarangan dan pembatasan program siaran seks).


(5)

3

Dalam sebuah situs berita Antaranews.com, Selasa, 1 Desember 2009 19:24 WIB. Editor Ujang Zaelani mencantumkan sebuah berita di situs tersebut bahwa ratusan pelajar Kota Tangerang Selatan-Banten turun ke jalan menggelar aksi menolak iklan pengunaan kondom karena dinilai menjadi pemicu perilaku seks bebas penyebab HIV-AIDS. Aksi yang berlangsung di bundaran Pamulang, Tanggerang Selatan ini diikuti 400 pelajar beserta pendidik dari SMK Sasmita Jaya I Pamulang, dan aksi itu dilakukan untuk memperingati hari AIDS se-Dunia.

Ditinjau dari sudut pandang etimologis, iklan merupakan bagian dari saluran komunikasi visual, komunikas visual sendiri terdiri dari 2 kata, yakni komunikasi dan visual, komunikasi berasal dari bahasa Inggris yakni “communication” yang berarti “membuat sama”, maksudnya adalah suatu cara untuk menyamakan sesuatu hal. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Badudu, 1994), komunikasi berarti sebuah hubungan. Jadi, komunikasi adalah suatu cara untuk menghubungkan sesuatu hal agar memiliki pengertian yang sama. Sedangkan visual menurut Kamus Bahasa Indonesia (Badudu, 1994) adalah segala sesuatu yang dapat dilihat oleh mata atau segala sesuatu yang berhubungan dengan mata. Maka definisi komunikasi visual adalah suatu cara menyampaikan sesuatu hal dengan menggunakan bahasa rupa yang dapat ditangkap oleh mata agar memiliki penangkapan ide yang sama.


(6)

4

Oleh sebab itu, peneliti mencoba untuk mengkaji salah satu iklan kondom yang sering dijumpai di televisi Indonesia. Iklan kondom yang disampaikan dengan gaya komunikasi implisit salah satunya adalah iklan kondom fiesta “versi siap malam mingguan”, yang notabene adalah salah satu iklan yang cukup sulit untuk di interpretasikan oleh kebanyakan responden. Dan mengacu kepada kaitannya dengan desain komunikasi visual, maka analisis yang akan dilakukan pada iklan tersebut meliputi unsur-unsur iklan yang memiliki makna konotasi atau denotasi tertentu, dan untuk mengetahui makna-makna tersebut dibutuhkan sebuah kajian visual.

1.2 Identifikasi masalah

Dalam kaitannya dengan keilmuan desain komunikasi visual, peneliti mencoba untuk mengkaji secara empiris mengenai makna konotasi atau denotasi yang lahir dari iklan kondom tersebut. Ada beberapa hal penting yang dapat diungkap dari penelitian ini, dengan maksud agar penelitian dapat bersifat lebih terarah sehingga iklan yang dianalisis tidak keluar dari apa yang sebelumnya telah menjadi acuan dalam melakukan penelitian ini, diantaranya:

a. Pada Iklan kondom fiesta terdapat beberapa versi tayangan iklan, salah satunya adalah versi “siap malam mingguan”

b. Pada iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan”, iklan lebih ditekankan kepada penyampaian secara visual.


(7)

5

c. Iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” melibatkan interpretasi perseptual karena disampaikan melalui konsep iklan gaya hidup.

d. Iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” disampaikan dengan durasi yang singkat, yakni hanya sekitar 30 detik dengan maksud agar lebih mudah diingat.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah dari penelitian ini antara lain:

a. Bagaimana mendeskripsikan iklan televisi kondom fiesta versi “siap malam mingguan” berdasarkan unsur-unsur iklannya?

b. Unsur-unsur iklan mana saja yang menyebabkan lahirnya konotasi atau denotasi tertentu dari iklan tersebut?

c. Pesan apa yang terkandung di dalam iklan televisi kondom fiesta versi “siap malam mingguan?”

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dibutuhkan untuk menyederhanakan permasalahan, agar permasalahan mengarah pada fokus sasaran yang dituju. Maka, digunakan pembatasan masalah sebagai berikut:

a. Dari beberapa iklan kondom fiesta yang ada, Iklan yang dianalisis adalah iklan televisi kondom fiesta versi “siap malam mingguan”. b. Permasalahan difokuskan pada pendeskripsian dan


(8)

6

tersebut dan menganalisis unsur-unsur iklan yang dapat menyebabkan lahirnya konotasi atau denotasi tertentu.

c. Mengungkap pesan yang terdapat di dalam iklan tersebut dengan menganalisis makna konotasi dan denotasi pada setiap unsur-unsur iklan tersebut.

1.5 Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mempunyai beberapa tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui unsur-unsur iklan yang terdapat didalam iklan televisi kondom fiesta versi “siap malam mingguan”

b. Untuk mengetahui unsur-unsur iklan yang menyebabkan lahirnya konotasi atau denotasi tertentu atas iklan tersebut.

c. Untuk mengetahui pesan yang terkandung dibalik unsur-unsur visual iklan yang terdapat pada iklan tersebut.

d. Peneliti ingin mendeskripsikan secara komprehensif hasil penelitian ini, agar kelak dapat menjadi bahan pijakan dan pengetahuan dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah mengetahui unsur-unsur iklan yang terdapat pada iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” dan mengetahui unsur-unsur iklan mana


(9)

7

saja yang menjadi penyebab lahirnya konotasi atau denotasi tertentu atas iklan tersebut. Terlebih peneliti berharap bahwa hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pijakan dan pengetahuan dasar bagi peneliti untuk melanjutkan penelitian ke tingkat selanjutnya.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini meneliti mengenai kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi, maka metode yang sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan maksud agar peneliti dapat mendeskripsikan visualisasi dari iklan tersebut dan mengenali unsur-unsur visual yang terdapat didalam iklan tersebut, yang kemudian menganalisanya untuk mengetahui unsur-unsur visual mana saja yang menyebabkan lahirnya konotasi atau denotasi tertentu atas iklan tersebut.

Winarno Surakhmad (1998) menjelaskan deskriptif adalah “Menuturkan dan menafsirkan data yang ada dan metode deskriptif merupakan metode yang ditujukan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada masa sekarang” (h.139). Berkenaan mengenai metode deskriptif, Sarwono dan Lubis (2007) menjelaskan “Masalah tersebut dianalisis berdasarkan data yang dikumpulkan tanpa menggunakan angka atau dengan kata lain data atau informasi bukan dalam bentuk angka. Data ini dapat berupa gejala, peristiwa, pendapat, karya, artefak, dan lain sebagainya” (h.139).


(10)

8 1.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, studi pustaka, dan analisa sampel penelitian.

a. Observasi

Pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada objek penelitiannya dengan melakukan observasi mekanis, yaitu pengumpulan data dengan mengamati dan melakukan pencatatan secara sistematis tentang objek yang diteliti dengan bantuan alat, seperti alat perekam berupa handphone dan kamera video.

b. Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah iklan televisi kondom fiesta versi “siap malam mingguan” yang diluncurkan berkala, yang diawali pada tanggal 2 Juli 2003.

c. Studi Pustaka

Penulisan dan pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pedoman dari buku, artikel, makalah, jurnal, dan berbagai tulisan yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti, baik dari media cetak maupun media elektronik.

1.9 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi penjelasan secara umum mengenai latar belakang masalah yang ada, yakni penelitian akan diarahkan pada kajian makna konotatif dan denotatif yang terdapat pada unsur-unsur iklan


(11)

9

kondom fiesta versi “siap malam mingguan”, namun terlebih dahulu membahas mengenai pengertian komunikasi visual secara luas yang kemudian dipersempit kedalam bentuk penyampaian komunikasi visual yang berbentuk iklan, dan selanjutnya membahas mengenai identifikasi masalah yang ditemukan dari iklan tersebut, perumusan masalah, metode penelitian yang akan digunakan, batasan masalah, dan keseluruhan pola pembahasan iklan yang menunjukan manfaat dan tujuan dari penelitian ini.

BAB II TINJAUAN LITERATUR MENGENAI IKLAN TELEVISI

Bab ini berisi penjelasan mengenai pemaparan dasar teoritis tentang pengertian umum seputar komunikasi periklanan, fungsi iklan, jenis-jenis iklan, unsur-unsur iklan, pengertian iklan alat kontrasepsi kondom, hingga unsur-unsur iklan yang terdapat pada iklan televisi dan aspek-aspek lain yang terkait. Kemudian menjelaskan secara umum mengenai profil produk alat kontrasepsi kondom. Selain itu terdapat pemaparan mengenai iklan kondom fiesta, yang terdiri dari strategi komunikasi, positioning, target pasar, strategi kreatif, dan deskripsi tayangan iklan televisi kondom fiesta versi “siap malam mingguan”.


(12)

10

BAB III KAJIAN VISUAL TAYANGAN IKLAN TELEVISI KONDOM FIESTA VERSI “SIAP MALAM MINGGUAN”

Bab ini berisi tentang analisa unsur-unsur iklan yang terdapat pada iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” menggunakan pendekatan analisis kualitatif yang kemudian dianalisa dengan menggunakan teori unsur-unsur iklan yang kemudian akan mengungkap mengenai makna konotasi atau denotasi dari unsur-unsur visual iklan tersebut, setelah itulah dapat diketahui pesan yang terkandung didalam iklan tersebut secara jelas agar tidak menyebabkan penafsiran berbeda atas visualisasi iklan tersebut.

BAB IV KESIMPULAN

Bab ini merupakan bab akhir dan sekaligus bab penutup skripsi ini. Bab ini berisi tentang pengambilan kesimpulan yang merupakan hasil akhir dari penelitian yang dilakukan dan kemudian mengemukakan sebuah saran.


(13)

11 BAB II

TINJAUAN UMUM IKLAN TELEVISI

2.1 Pengertian Iklan

Periklanan atau advertising dapat diidefinisikan sebagai bentuk presentasi non-personal serta promosi ide-ide, barang-barang serta jasa-jasa yang dilakukan oleh seorang sponsor yang dapat diidentifikasi dan yang memberikan imbalan untuk tujuan tersebut. Berkenaan mengenai pengertian iklan.

Klepper (seperti dikutip Liliweri, 1997) “iklan atau advertising berasal dari bahasa latin “avere” yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain” (h.17). Wright (seperti dikutip Liliweri, 1997) “iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif” (h.20).

Dengan adanya televisi swasta masyarakat bisa menikmati berbagai tayangan, baik yang mengandung hiburan maupun pendidikan. Hampir semua acara televisi swasta padat dengan iklan.


(14)

12

Sekali “break” bisa diselingi beberapa iklan. Pemahaman responden terhadap pesan iklan tergantung atas persepsi masing-masing penikmat iklan tersebut. “Ada sekitar 1,4 juta remaja yang menonton televisi setiap hari dengan durasi 3-4 jam perhari. Jumlah ini lebih tinggi 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu”. (Komisi Penyiaran Indonesia, 2010).

2.2 Fungsi Iklan

Ada beberapa fungsi periklanan (seperti dikutip Liliweri, 1997, h.47) yang diperluas namun bersumber pada beberapa buku periklanan, Wright (1978), Dunn (1978), Busch (1980) dan Bovee (1976) sebagai berikut:

a. Fungsi Pemasaran

Iklan sebagai fungsi pemasaran adalah fungsi untuk memenuhi permintaan para pemakai ataupun pembeli terhadap barang-barang ataupun jasa serta gagasan yang diperlukannya. Jadi singkatnya iklan sebagai fungsi pemasaran merupakan alat bantu dari pemasaran.

b. Fungsi Komunikasi

Iklan sebagai fungsi komunikasi berfungsi untuk memberikan penerangan dan informasi tentang suatu barang, jasa, gagasan yang lebih diketahui oleh satu pihak dan dijual kepada pihak yang lain agar mengetahuinya.


(15)

13 c. Fungsi Pendidikan

Iklan sebagai fungsi pendidikan berperan dalam pembentukan sikap setiap orang yang dapat meningkatkan aspek-aspek kognisinya, kemudian aspek afeksinya, dan aspek psikomotor dan memberikan pilihan yang bebas dari khalayak untuk mengambil keputusan.

d. Fungsi Ekonomi

Iklan sebagai fungsi ekonomi merupakan suatu hal yang dapat mengakibatkan seseorang semakin tahu tentang suatu produk tertentu, bentuk pelayanan jasa maupun kebutuhan serta memperluas ide-ide yang mendatangkan keuntungan finansial. e. Fungsi Sosial

Iklan sebagai fungsi sosial maksudnya iklan juga dapat membantu menggerakan suatu perubahan standar hidup serta menggugah pandangan orang tentang suatu peristiwa, kemudian meningkatkan sikap, afeksi yang positif dan diikuti pelaksanaan tindakan sosial.

2.3 Jenis-Jenis Iklan

Secara teoritik (seperti dikutip Bittner, 1986) umumnya iklan terdiri dari dua jenis, yaitu iklan standar dan iklan layanan masyarakat. Jika ada jenis-jenis iklan yang lain, maka itu merupakan hasil perluasan dari kehadiran kedua jenis iklan ini.


(16)

14 a. Iklan Standar

Iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa, pelayanan untuk konsumen melalui sebuah media. Tujuan iklan standar adalah merangsang motif dan minat pembeli atau para pemakai. Karena akibat iklan telah merangsang pembeli melalui daya tarik yang besar maka iklan menggugah minat dan perasaan konsumen dalam mengambil sikap terhadap barang dan jasa yang ditawarkan tersebut.

Kebanyakan iklan standar ditata secara profesional oleh lembaga periklanan. Pesan-pesan iklan yang terdapat pada iklan standar disusun secara mantap, baik dalam kata-kata, kalimat, pemilihan gambar dan warna, pemilihan media yang cocok guna menjangkau jenis khalayak saran tertentu, menyebarkannya pada waktu yang pas yang seluruhnya berada dalam penanganan para profesional. Oleh karena itu, iklan standar sangat terikat pada metode dan etik tertentu.

b. Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat adalah jenis iklan yang bersifat nonprofit, iklan ini tidak mencari keuntungan akibat pemasangannya kepada khlayak. Hal ini berbeda dengan iklan standar yang mengharapkan sesuatu dari pemasangan iklannya


(17)

15

menggaet keuntungan atas penjualan barang produksinya. Umumnya iklan layanan masyarakat bertujuan untuk memberikan informasi dan penerangan serta pendidikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi, bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan. Iklan layanan masyarakat tidak terlalu terikat pada penataan yang ketat, perancangan pesan yang rumit, pemilihan media yang sesuai, sampai pada penentuan target audiens maupun pemilihan tempat dan waktu yang tepat.

2.4 Unsur-Unsur Iklan

Rossiter dan Pecy (seperti dikutip Limantoro, 2006 dalam Pratami, 2010) dalam sebuah konsep kreatif iklan terdapat unsur-unsur yang saling mendukung (h.11). Unsur-unsur yang terdapat pada iklan televisi tersebut terdiri dari:

a. Unsur heard words, yaitu kata-kata yang terdengar dalam iklan yang ditayangkan yang membuat pemirsa semakin mengerti tentang maksud pesan iklan yang ditayangkan.

b. Unsur color, yaitu komposisi atau keserasian warna gambar serta pengaturan cahaya yang terdapat dalam tampilan tayangan iklan. c. Unsur music, yaitu musik atau audio yang terdapat dalam

tayangan iklan, termasuk iringan lagu yang ditayangkan.

d. Unsur picture, yaitu gambar atau tayangan iklan yang meliputi obyek yang digunakan, model yang digunakan, dan adegan yang ditampilkan.


(18)

16

e. Unsur seen words, yaitu kata-kata yang terlihat pada tayangan iklan yang dapat mempengaruhi citra produk dalam benak pemirsa.

f. Unsur movement, yaitu gerakan yang ada atau terlihat pada tayangan iklan yang dapat mempengaruhi emosi seseorang untuk larut didalamnya.

Dalam penelitian ini konsep kreatif yang digunakan adalah unsur seen words, unsur picture, unsur color, dan unsur movement, karena unsur-unsur tersebut merupakan unsur visual sedangkan unsur lainnya merupakan unsur music atau audio tidak menjadi bagian dari penelitian.

2.5 Deskripsi Visualisasi Iklan Televisi

Harold D. Laswell (seperti dikutip Nina Mustika, 2006) cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan who says what, in which channel to whom, with what effect, and in which channel. Dalam penjelasan ini Laswell menunjukkan sebuah kegiatan komunikasi yang menggunakan saluran-saluran komunikasi. Saluran-saluran ini yang kemudian diwujudkan melalui penggunaan sebuah media, yang salah satunya adalah media televisi. Disain komunikasi persuasif dari iklan harus dirancang dengan sangat matang. Kematangan merancang disain konsep persuasi produk pada iklan di televisi akan mengkonfrontasikan ide-ide dalam proses pra-produksinya.


(19)

17

Proses riset dalam masyarakat diperlukan untuk menghitung kompetitor produk yang sama, serta mencari tahu idiom-idiom bahasa dalam masyarakat yang dijadikan target konsumennya. Durasi iklan televisi tidak boleh terlalu lama karena iklan televisi adalah bahasa visual, setiap gambar dan suara biasanya berisikan ajakan dan persuasi. Kompilasi gambar-gambar iklan begitu cepat bergerak, berganti terus menerus dalam komposisi, frame yang indah.

Resepnya, memang terletak pada tingkat kontinuitas dan intensitas iklan televisi ditayangkan. Sebuah iklan akan mampu menciptakan satu trend bahasa, perilaku konsumtif yang setara, akibat ditayangkan berulang-ulang. Arus besar iklan televisi begitu menjejali pemirsanya dalam satu batas besar perilaku konsumtif yang sama, tak lain dikarenakan pesan yang disampaikan tersebut memang telah mengendap dalam alam bawah sadar. Setelah mengalami proses refleksi, maka akan menjadi satu patron, pedoman pola tindak dalam menyeleksi dan memilih produk. Iklan televisi mampu mendorong satu trend berbahasa. Pesannya menjadi mudah diingat, karena bentuk pesan yang disampaikan memang pendek. Slogan iklan jarang yang membentuk kalimat. Kata-kata iklan yang paling mengena tak bisa menjadi sebuah kalimat. Namun lebih banyak didasarkan pada pengemasan bahasa yang enak didengar, atau mengikuti trend berbahasa yang tengah muncul (Nina Mustika, 2006).


(20)

18 a. Kelebihan Iklan Televisi

Televisi mempunyai beberapa kelebihan (Jefkins, 1997) yaitu: a. Terkait Erat Dengan Media Lain

Memadukan iklan dengan media iklan yang lain, dimaksudkan apabila konsumen membutuhkan informasi lain, maka iklan televisi dapat dipadukan dengan iklan dimajalah mingguan, atau bisa juga iklan yang dimuat di surat kabar.

b. Kesan Realistik

Sifatnya yang visual, serta kombinasi warna, suara dan gerakan menyebabkan iklan televisi tampak lebih hidup dan nyata, serta pengiklan dapat menunjukkan keunggulan dari produk yang ditawarkan secara detail.

c. Konsumen Lebih Tanggap

Masyarakat lebih siap untuk memberikan perhatian karena kemampuan iklan televisi yang disiarkan di rumah-rumah dalam suasana yang santai (bandingkan dengan iklan reklame yang dipasang di jalanan).

d. Adanya Pengulangan

Kemampuan untuk ditayangkan berkali-kali dalam satu hari sangat bermanfaat untuk disaksikan sejumlah audiens. Untuk menghindari kebosanan dalam melihat iklan, iklan dibuat sesingkat dan semenarik mungkin sehingga menimbulkan rasa penasaran.


(21)

19

e. Adanya Pemilahan Area Siaran dan Jaringan.

Keunggulan lain dari iklan televisi adalah kemampuan untuk menggunakan satu atau kombinasi banyak stasiun sekaligus, sehingga iklannya akan ditayangkan secara serentak oleh semua stasiun televisi.

f. Ideal bagi Para Penjual

Kemampuan untuk menjangkau konsumen secara luas ternyata membantu usaha penjual. Dengan adanya iklan, penjual tahu tentang permintaan terhadap barang yang diiklankan, sehingga persediaan barang mereka akan jauh lebih mudah terjual.

2.6 Deskripsi Iklan Produk Kondom

Iklan merupakan salah satu program pemasaran yang dijalankan suatu produsen untuk memasarkan produknya agar dapat diterima dan dikonsumsi masyarakat banyak. Dengan iklanlah produsen berusaha berkomunikasi dengan masyarakat. Dengan iklan pula, perilaku dan opini dapat dibuat. Intinya adalah produsen berusaha dengan segala daya upaya agar produknya dapat diterima dan dikonsumsi secara terus menerus oleh masyarakat sehingga keuntungan pun akan dapat diperoleh secara maksimal dan berkesinambungan.


(22)

20

Mengenai kondom yang multi fungsi. Ibarat dua sisi mata uang, kondom ternyata tidak hanya berguna sebagai alat kontrasepsi, tapi juga bisa mencegah penularan penyakit seksual, termasuk Human Immudeficiency Virus (HIV) penyebab AIDS. Produsen produk kondom berupaya untuk melakukan hal yang sama terhadap fungsi dari iklan. Berbagai macam iklan pun dibuat oleh produsen. Kondom memang menjadi alternatif dalam pencegahan penularan virus HIV, akan tetapi dampak yang ditimbulkan dari iklan-iklan ini sangatlah merisaukan masyarakat bangsa ini dikarenakan bangsa ini mayoritas memeluk agama Islam dan masih memegang teguh nilai dan norma ketimuran.

Perkembangan iklan kondom pun lama-kelamaan seakan telah berubah fungsi, dari yang sebelumnya dikampanyekan untuk memerangi HIV dan telah mendapatkan legitimasi dari pemerintah menjadi sebuah arena “dagang” yang dilakukan oleh pabrikan kondom dengan menampilkan warna, bentuk dan rasa yang disesuaikan dengan selera anak muda. Dari pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa generasi muda bangsa ini telah menjadi sasaran target penjualan dari kondom tersebut. Ini berarti mereka dengan daya upaya berusaha agar anak muda memakai produk mereka. Tentulah pemakaian kondom diartikan dengan aktivitas seksual, dan untuk aktivitas seksual dibutuhkan “partner” dalam melakukannya.


(23)

21

Untuk generasi muda yang mayoritas belum menikah, maka hal tersebut berarti bahwa produsen kondom berupaya untuk menggiring generasi muda untuk melakukan kegiatan di luar nikah dan lama kelamaan akan menjurus pada gaya hidup seks bebas. Sungguh ironis dan memperihatinkan mengingat hal ini mendapat dukungan dari pemerintah dengan dalih mengkampanyekan untuk melawan penyebaran virus HIV. Kenyataannya, iklan tersebut mendapat reaksi keras di masyarakat. Sebagian besar pada dasarnya tidak menyalahkan karena mengijinan iklan tersebut yang intinya adalah mencegah penyebaran penyakit AIDS.

Namun kegelisahan di balik sisi lain dari iklan tersebut, seperti kebiasaan perilaku seks di luar nikah bagi kaum generasi muda, dianggap terlalu menyimpang dari sisi ketimuran bangsa ini. (Dikutip dari forum internet dengan topik iklan kondom, diposting oleh Dr. Hj. Aliyah Hamka, MM. Senin, 16-02-2009, pukul: 09:22:19 WIB).

2.7 Srategi Kreatif Iklan

Sebagai kalangan praktisi perikalanan menilai bahwa kreativitas bukanlah sesuatu yang muncul secara tiba-tiba, tetapi merupakan sebuah proses dalam melakukan sejumlah langkah atau pendekatan yang terorganisasi dengan baik (Morissan, MA, 2010, h.339). Langkah-langkah yang dimaksud adalah:


(24)

22 a. Ketelibatan Diri (Immersion)

Yaitu upaya melibatkan dri kedalam masalah dengan cara mengumpulkan bahan mentah dan segala informasi yang diperlukan melalui riset latar belakang masalah agar dapat memahami masalah.

b. Proses Inkubasi (Incubation)

Menurut James Webb (seperti dikutip Morissan, 2010) proses inkubasi sebagai peletakkan masalah diluar pikiran sadar anda dan mengubah informasi kedalam pikiran bawah sadar untuk melakukan pekerjaan.

c. Verifikasi (Verification)

Yaitu kegiatan mempelajari idea atau gagasan untuk menentukan apakah idea atau gagasan itu sudah bagus atau masih bermasalah.

d. Iluminasi (Illumination)

Yaitu upaya untuk memunculkan gagasan atau ide.

2.8 Elemen Visual

Sebuah gambar terbangun dari berbagai elemen (seperti dikutip oleh Adi Kusrianto, 2007 dalam Yohanes, 2010). Salah satunya adalah elemen warna, berikut uraian mengenai elemen tersebut:

2.8.1 Warna

Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Warna yang bisa dilihat oleh


(25)

23

mata manusia adalah warna dalam rentang 400 nm hingga 700 nm. Sedangkan di atas 700 nm adalah sinar infra merah. Sedangkan di bawah 400 nm adalah sinar ultra violet, sinarX dan sinar Gamma. (Vinsensius Sitepu). Warna merupakan unsur visual yang sangat penting dalam sebuah iklan.

Warna dapat mewakili emosi sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima oleh target pasarnya. Pemakaian warna dalam iklan memiliki potensi untuk mempengaruhi perasaan atau emosi konsumen. Molly E. Holzschlag (seperti dikutip oleh Adi Kusrianto, 2007 dalam Andreas Yohanes, 2010) warna memiliki kekuatan yang mampu memberikan respon psikologis.

Berikut adalah uraian mengenai warna serta respon psikologisnya:

Warna Respon Psikologis

Merah

Kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta, agresif, bahaya.

Biru

Kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, perintah

Hijau

Alami, kesehatan, pandangan yang enak, kecemburuan


(26)

24 Ungu

Spritual, misteri, keagungan, perubahan bentuk Energi, keseimbangan

Coklat Intelek, futuristic, modis, kesenduan, merusak Abu-abu Intelek, futuristic, modis, kesenduan, merusak Putih Kemurnian/ suci, bersih, kecermatan

Hitam Kekuatan, seksualitias, kemewahan, kematian

Tabel 1. Tabel Respon Psikologi Warna

Berikut adalah potensi warna yang dapat memberikan kesan kepada seseorang (Wijanarko, 2010), yaitu:

a. Putih

Sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian.

b. Hitam

Sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan

(juga dalam hal emosi).

c. Kuning

Dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu, cerah, intelektual.


(27)

25 d. Hijau

Mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, untuk membangkitkan ketenangan dan tempat untuk mengumpulkan daya-daya baru.

e. Biru

Sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu, sifat yang tak terhingga, di samping itu memiliki sifat tantangan.

f. Coklat

Warna ini merupakan wakil dari tanah atau bumi, kepercayaan, kenyamanan, daya tahan, stabilitas, bobot, dan keanggunan.

g. Abu-abu

Merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik.

h. Merah

Bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup).

i. Merah Keunguan

Mempunyai arti mulia, agung, kaya, bangga (sombong), mengesankan.


(28)

26 j. Merah jambu

Mengartikan kasih sayang dan kasih yang romantik, belas kasihan, persahabatan, kepahaman, diplomasi, kesucian, kelembutan dan kewanitaan.

k. Jingga

Bersifat kehangatan, energi, dan keseimbangan.

l. Ungu

Memiliki sifat spiritual, kebangsawanan, transformasi, keangkuhan, ramah, romantik, dan mandiri.

2.9 Unsur Sinematografis

Dalam iklan televisi terdapat unsur sinematografis, atau sering kebih dikenal dengan sudut pengambilan gambar dan ukuran pandangan atau sorot kamera yang dapat memberikan kesan tertentu. Berikut adalah beberapa sorotan kamera dasar (Lee & Johnson, 2007, h.203), yaitu:

a. Zoom Shot

Zoom Shot ada 2, yaitu Zoom-in, kamera difokuskan sehingga citra menjadi lebih besar dan tampak lebih dekat, sedangkan zoom out memberikan efek sebaliknya.


(29)

27 b. Close-Up

Kamera diletakkan di bagian dada sampai wajah sehingga produk mendominasi layar. Sorot kamera close-up biasanya digunakan untuk menarik perhatian pemirsa kepada produk.

c. High Angel Shot

Kamera berada diatas perspektif objek dalam suatu titik fokus yang datar untuk menampilkan kesedihan atau emosi negatif dari objek.

d. Big Close-Up

Kamera diletakkan sedekat mungkin untuk menunjukkan bagian-bagian wajah, tubuh, maupun rincian produk. Big close-up digunakan untuk memberikan efek dramatis, seruan persuasif, atau untuk tujuan demonstrasi.

e. Medium Close-Up

Kamera memperlihatkan setengah badan seseorang. Dalam dua sorot, dua orang yang muncul. Medium shot seringkali digunakan untuk menampilkan para pembicara sehingga ekspresi wajah dapat memahami peran berdasarkan pakaian mereka.

f. Medium Long Shot

Sorot ini digunakan untuk mengenalkan tempat atau menunjukkan kerumunan orang yang diambil bersama keseluruhan tubuh objek. Medium long shot memiliki kesan jarak fisik atau emosi yang bersifat tidak pribadi.


(30)

28 g. Low Angel Shot

Kamera berada dibawah perspektif objek dalam suatu titik fokus yang datar untuk menunjukan kegagahan atau emosi positif dari objek.

h. Normal Angel Shot

Kamera berada didepan perspektif objek dalam suatu titik fokus yang datar untuk menampilkan lingkungan yang berada disekitar objek.

i. Medium Shot

Sorot ini digunakan untuk menunjukan adanya kerumunan orang atau menunjukan lingkungan disekitar objek. Medium shot memiliki kesan jarak fisik dan memiliki perspektif emosi dari objek tersebut.

2.10 Pengetian Konotasi dan Denotasi

Salah satu cara yang digunakan para ahli untuk membahas lingkup pemaknaan seperti ini adalah dengan membedakan antara makna denotatif dengan makna konotatif. Makna denotatif pada dasarnya meliputi hal-hal yang ditunjukan oleh kata-kata (yang disebut sebagai makna referensial). Makna denotatif suatu kata ialah makna yang biasa kita temukan di kamus. Lyons (seperti dikutip pateda, 2000, h.98 dalam Sobur, 2006, h.263) denotasi adalah hubungan yang digunakan dalam tingkat pertama dalam sebuah kata yang secara bebas memegang peranan penting di dalam ujaran. Makna denotasi bersifat


(31)

29

langsung, yaitu makna khusus yang terdapat dalam sebuah tanda, dan pada intinya dapat juga disebut sebagai petanda. Selanjutnya makna konotasi juga dijelaskan oleh Keraf (seperti dikutip Sobur, 2006, h.266) konotasi atau makna konotatif dapat disebut juga makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif.

Sumardjo dan Saini (1994) menjelaskan “makna konotatif sebuah kata dipengaruhi dan ditentukan oleh dua lingkungan, yaitu lingkungan tekstual dan lingkungan budaya. Dan yang dimaksud lingkungan tekstual ialah semua kata didalam paragrap dan karangan yang menentukan makna konotatif itu. Pada dasarnya, konotasi timbul disebabkan masalah hubungan sosial atau hubungan interpersonal yang mempertalikan kita dengan orang lain. Karena itu, bahasa manusia tidak sekedar menyangkut masalah makna denotatif, konotatif atau ideasional dan sebagainya” (h.126).

2.11 Varian Kondom Fiesta

Kondom fiesta memiliki beberapa varian produk yang memiliki bentuk dan sensasi yang beraneka ragam, diantaranya:

a. Fiesta versi “mint sensation” adalah kondom fiesta yang dikhususkan dengan memiliki aroma dan rasa khusus, yakni aroma dan rasa mint.


(32)

30 b. Fiesta Versi “Banana Sensation”

Fiesta versi “banana sensation” adalah kondom fiesta yang dikhususkan dengan memiliki aroma dan rasa khusus, yakni aroma dan rasa pisang.

Gambar 1 (diunduh dari: kondom4u.com. 3 Meret 2011)

Gambar 2 (diunduh dari: kondom4u.com. 3 Meret 2011)

c. Fiesta Versi “Durian Sensation”

Fiesta versi “durian sensation” adalah kondom fiesta yang dikhususkan dengan memiliki aroma dan rasa khusus, yakni aroma dan rasa durian.

d. Fiesta Versi “Game-zone Sensation”

Fiesta versi “game-zone sensation” adalah kondom fiesta yang dikhususkan dengan memiliki pilihan yang menarik, yakni memiliki Fiesta versi “colors sensation”


(33)

31 e. Fiesta versi “colors sensation”

Fiesta versi “colors sensation” adalah kondom fiesta yang dikhususkan dengan memiliki warna yang bercampur, yakni memiliki warna yang beraneka ragam dalam satu produk.

bentuk dan sensasi yang beraneka ragam.

f. Fiesta Versi “Earthquake Sensation”

Fiesta versi “earthquake sensation” adalah kondom fiesta yang dikhususkan dengan memiliki keunggulan berbeda, yakni memiliki vibrator yang mampu bergetar saat berhubungan intim.

g. Fiesta Versi “Strawberry Sensation”

Fiesta versi “strawberry sensation” adalah kondom fiesta yang dikhususkan dengan memiliki aroma dan rasa khusus, yakni aroma dan rasa strawberi.

Gambar 3 (diunduh dari: kondom4u.com. 3 Maret 2011)

Gambar 4 (diunduh dari: kondom4u.com. 3 Maret 2011)


(34)

32 Gambar 5 (diunduh dari: kondom4u.com. 3 Maret 2011)

Gambar 6 (diunduh dari: kondom4u.com. 3 Maret 2011)

Gambar 7 (diunduh dari: kondom4u.com. 3 Maret 2011)

Gambar 8 (diunduh dari: kondom4u.com. 3 Maret 2011)

Gambar 9 (diunduh dari: kondom4u.com. 3 Maret 2011)

Gambar 10 (diunduh dari: kondom4u.com. 3 Maret 2011)


(35)

33 2.12 Pemaparan Iklan Kondom Fiesta

Pemaparan iklan berguna untuk merumuskan deskripsi sederhana dari sebuah alur cerita yang terdapat pada iklan. Selain untuk mengetahui deskripsi iklan, pemaparan iklan juga berguna untuk mengetahui teknik-teknik perencanaan yang tepat untuk iklan tersebut. Ada sebuah paradigma yang berbunyi “kondom tidak sekadar alat kontrasepsi”, karena memang sejak awal penemuannya kondom telah terbukti dapat mencegah penularan penyakit kelamin dan kehamilan. paradigma di atas bukanlah sekadar slogan iklan produk karet pelindung, namun merujuk pada penggunaan kondom yang dikenal salah satunya sebagai alat untuk mencegah kehamilan. (seperti dikutip Tabloid Racikan Khusus - edisi juni 2010, vol.9 no.11. Dalam sebuah seminar mengenai masalah kependudukan di FKUI Jakarta oleh Wijayanti Subronto).

Kondom pada awalnya lebih dikenal sebagai alat kontrasepsi untuk mengendalikan kelahiran. Dibandingkan metode kontrasepsi lain, kondom yang sebagian besar terbuat dari bahan latex, barangkali merupakan alat kontrasepsi yang murah, mudah digunakan, dan tidak memerlukan tindakan invasif. Seperti yang telah dipaparkan diatas, bahwa untuk mengetahui deskripsi sederhana dari sebuah alur cerita yang terdapat pada iklan, maka diperlukan sebuah tehnik-tehnik perencanaan.


(36)

34

Lee dan Johnson (2007) menjelaskan “untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan dari iklan, maka produsen dibantu biro iklan merencanakan strategi kreatif, menentukan daya tarik yang tepat, dan memilih gaya eksekusi” (h.189).

a. Positioning Iklan

Positioning atau penempatan merupakan suatu usaha untuk menempatkan produk dalam benak konsumen. Produk kondom fiesta versi “siap malam mingguan” merupakan sebuah iklan yang diposisikan sebagai sebuah alat kontrasepsi yang diperuntukan untuk para generasi muda yang rawan terjangkit penyakit HIV/AIDS sebagai hasil dari gaya hidup bebas yang tidak sehat.

b. Strategi Komunikasi Iklan

Iklan fiesta versi “siap malam mingguan” merupakan pemaparan mengenai bagaimana gaya hidup bebas yang saat ini sedang menjadi trend dikalangan remaja ibu kota. Maka dari itu kondom fiesta menawarkan sebuah alat pengamanan keselamatan diri yang berguna sebagai pencegah penularan penyakit kelamin, namun tetap tidak menganggu gaya hidup bebas yang mereka lakukan. Sehingga mereka tetap bias melakukan apapun yang mereka suka namun tetap terhindar dari bahaya penularan penyakit kelamin HIV/AIDS.


(37)

35 c. Segmentasi Pasar

1) Geografis

Gambar 11 DKT Mapping Promotion (diunduh dari www.dktindonesia.org. 4 Maret 2011)

Penduduk yang tinggal di area-area yang terlihat ditandai di atas, dikarenakan masih terbatasnya cakupan pemasaran dan promosi tentang bahaya penularan penyakit kelamin HIV/AIDS dan program keluarga berencana, maka tindakan profokatif akan difokuskan kepada daerah-daerah yang telah menjadi target audiens.

2) Demografis

Kisaran Usia : 17 – 30 tahun/ disesuaikan dengan Kebutuhan konsumen akan produk. Pekerjaan : Mahasiswa, Eksekutif Muda, dan


(38)

36 3) Psikografis

Generasi muda yang bergaya hidup modern dan bebas yang selalu mengikuti trend, meski kadang trend tersebut adalah trend yang menyimpang, orang-orang suka akan humor dalam pergaulan, dan menggunakan sebagian besar waktunya bersama dengan teman-teman kelompoknya di suatu tempat hang-out yang berkelas, seperti bar, tempat hiburan malam, tempat karokean, dan tempat dugem.

2.13 Deskripsi Mengenai Bentuk

Plato membedakan antara bentuk yang relatif dan yang absolut. Bentuk relatif yang dimaksud adalah perwujudan yang perbandingan maupun keindahannya terkait atau dikaitkan pada hakikat bentuk-bentuk alam dan merupakan tiruannya. Sedangkan bentuk-bentuk absolut adalah suatu abstrasi yang terdiri dari garis lurus, lengkung yang dihasilkan lewat perantara atau tidak, serta bentuk-bentuk di alam, tiga dimensional. Dan sesuai dengan pengertian dan sifat yang dimilikinya, maka bentuk ada dua macam yaitu yang arsitektural dan bentuk simbolik “abstrak dan absolut” (seperti dikutip Read dalam Suparta, 2000, h.27).


(39)

37

2.14 Deskripsi Iklan Kondom Fiesta Versi ”Siap Malam Mingguan” Iklan televisi kondom fiesta versi “siap malam mingguan” adalah sebuah iklan yang mendeskripsikan tentang gaya hidup modern kaum barat yang saat ini tengah melanda para generasi muda Indonesia. Kebanyakan generasi muda Indonesia terancam penularan penyakit kelamin yang banyak terjadi akibat gaya hidup bebas yang cenderung melegalkan hubungan seks bebas diantara lawan jenis sebagai bagian dari suatu gaya hidup modern.

Maka dari itu iklan tersebut dikemas sesuai dengan fenomena yang tengah terjadi di masyarakat saat ini, dengan memahami fenomena yang terjadi, pembuat iklan dapat menyisipkan maksud dan pesan yang ingin disampaikan kepad konsumen melalui sebuah visualisasi iklan yang menarik sesuai dengan kalangan segmentasi pasar yang dituju. Iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” merupakan sebuah iklan yang tidak hanya mempromosikan produk iklan, namun terlebih daripada itu adalah produsen berusaha untuk menjaga para generasi muda agar tidak tertular penyakit HIV/AIDS yang cenderung banyak tertular akibat gaya hidup bebas tadi.

Pengemasan visualiasi iklan kondom versi “siap malam mingguan” divisualisasikan dengan menggunakan model seorang pemuda sebagai tokoh utama yang notabene mewakili generasi muda yang saat ini kebanyakan memiliki gaya hidup yang sama.


(40)

38

Disamping itu, dalam iklan tersebut terdapat tokoh pendukung lainnya seperti para gadis yang berada didalam sebuah tempat hiburan malam. Alur cerita yang terdapat dalam iklan tersebut berkisah tentang sebuah pria yang hendak pergi untuk berkencan pada malam minggu, kemudian pria tersebut berdandan dan memakai berbagai aksesoris pendukung lainnya seperti kaca mata dan jaket, namun yang menarik disini adalah ketika sang pria memakai helm yang merepresentasikan sebuah alat keselamatan ganda yang diperlukan ketika akan pergi berkencan, karena pada hakikatnya remaja memiliki tingkat emosional yang masih labil, sehingga rasa penasaran akan sesuatu yang baru begitu tinggi. Rasa penasaran akan sesuatu yang baru tersebut dapat berarti rasa penasaran terhadap seks, karena kebanyakan generasi muda belum pernah mencoba melakukan seks.

Maka tingkat keamanan dalam melakukan seks tersebut dipahami oleh pembuat iklan, sehingga iklan disajikan dengan sebuah visualisasi yang dapat dipahami oleh kalangan generasi muda, dengan asumsi bahwa ketika ingin berkencan atau akan bepergian ke sebuah tempat yang terdapat lawan jenis, para generasi muda harus memiliki alat keselamatan ganda berupa kondom yang mungkin saja akan sangat berguna ketika situasi yang terjadi disana berubah menjadi lebih intim.


(41)

39

Dari iklan tersebut dapat dipahami bahwa tokoh utama yang diperankan oleh seorang pria tersebut beranjak menuju tempat hiburan malam yang banyak sekali terdapat lawan jenis, dan dari iklan tersebut kita dapat memahami bahwa sang pria yang memakai helm yang merepresentasikan kondom sebagai keselamatan ganda, lebih disukai oleh para wanita yang berada di tempat hiburan malam tersebut.

Hal ini dikarenakan para wanita pun memahami bahwa situasi kadang dapat berubah dengan begitu cepat sesuai dengan mood yang mereka alami. Kadang ketika mood begitu intens, mereka akan sangat rentan untuk melakukan hubungan yang sangat intim dengan lawan jenis. Dan dari hal tersebut mereka beresiko untuk terkena penyakit kelamin HIV/AIDS. Maka dari itu para wanita dalam iklan tersebut sadar bahwa dengan mengencani pria yang memiliki pengamanan ganda (maksudnya yang pakai kondom) akan sangat bermanfaat bagi mereka apabila mereka terlibat hubungan yang sangat intim denan lawan jenis mereka, namun mereka tidak perlu hawati untuk terkena penyakit kelamin. Jadi intinya, mereka tetap dapat menikmati saat-saat menyenangkan bersama lawan jenis tanpa harus hawatir mengenai tertular penyakit kelamin, karena dengan adanya kondom yang digunakan oleh lawan jenis mereka tadi.


(42)

40

Pesan yang coba disampaikan oleh iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” adalah bahwa para generasi muda harus sadar akan bahaya penyakit kelamin HIV/AIDS dan harus memiliki pencegahan untuk mengatasinya.

Salah satu alat pencegahan yang ditawarkan oleh iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” adalah bahwa para generasi muda harus memiliki kesadaran akan bahaya penularan penyakit kelamin HIV/AIDS yang dpat tertular oleh gaya hidup bebas yang tidak sehat. Maka iklan alat kontrasepsi kondom fiesta versi “siap malam mingguan“ mencoba menawarkan sebuah konsep gaya hidup baru yang dapat menjadi pelengkap gaya hidup para generasi muda saat ini, yakni dengan menawarkan sebuah pemahaman bahwa kondom adalah sahabat terbaik yang harus mereka bawa ketika mereka akan berhadapan dengan lawan jenis, terlepas digunakan atau tidaknya kondom tersebut.

Intinya konsumen sudah memiliki ancang-ancang atau pencegahan apabila keadaan berubah menjadi lebih intens. Maka dari pemaparan deskripsi iklan diatas, dapat diketahui bahwa iklan bukan hanya sebuah alat untuk mempromosikan sebuah produk yang bersifat komersil, namun juga dapat menjadi sebuah pemprovokasian gagasan atas konsep hidup yang dapat menjadikan komunikan (penonton televisi) memiliki standar hidup yang lebih baik.


(43)

41

Berikut adalah pemaparan visualisasi dari alur cerita iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” beserta keterangan tentang unsur-unsur iklan yang terdapat pada iklan tersebut, yakni unsur-unsur picture (gambar-gambar) dalam potongan tayangan iklan tersebut.

Gambar Keterangan

Gambar sang tokoh utama yang sedang mengenakan sebuah sarung berwarna hijau dan ditangan kirinya terdapat sebuah jam tangan

Gambar sabuk berlogo kunci gembok yang digunakan oleh sang pemeran utama

Gambar sang tokoh utama sedang berias, dan dikaca tersebut terdapat pantulan sebuah poster sesosok tubuh wanita tanpa busana

Gambar sang tokoh utama yang sedang mengenakan blazer berwarna abu-abu


(44)

42

Gambar dari tangan sang tokoh utama yang hendak mengambil kaca mata yang berada disamping helm berwarna pink

Gambar sang tokoh utama yang sedang mengenakan kaca mata berwarna gelap

Gambar dari tangan sang tokoh utama yang hendak mengambil helm berwarna pink diatas sebuah wastafel

Gambar sang tokoh utama yang sedang mengenakan helm berwarna pink

Gambar dari sang pemeran utama yang sedang tersenyum setelah mengenakan semua asesoris yang ia bawa

Gambar sang tokoh utama yang sedang berdiri didepan sebuah etalase kaca yang berisikan bir kaleng yang tertata rapih


(45)

43

Gambar dari kaki dan sepatu sang tokoh utama yang berwarna pink, dan sang tokoh utama yang sedang berjalan

Gambar sang tokoh utama yang berteriak seraya mengangkat kedua tangannya keatas

Gambar sang tokoh utama yang sedang berjoged sendiri di tengah kerumunan pengunjung yang lain

Gambar seorang wanita yang terperangah melihat sang tokoh utama

Gambar wanita kedua yang sedang melihat sang tokoh utama

Gambar sang tokoh utama yang sedang di dekati oleh para wanita pengunjung bar tersebut


(46)

44

Gambar sang tokoh utama yang sedang berjoged bersama dengan para wanita pengunjung bar tersebut

Gambar sang tokoh utama yang sedang dipeluk oleh salah satu wanita yang berada di depannya

Gambar sang tokoh utama yang sedang mencoba membuka blazer yang ia kenakan sambil tersenyum kearah wanita yang berada didepannya

Gambar sang tokoh utama yang sedang dirangkul oleh salah satu wanita lain yang berada didepannya

Gambar yang berisikan informasi dan pesan mengenai pihak-pihak dan sponsor yang terkait dalam terciptanya iklan ini


(47)

45 BAB III

KAJIAN VISUAL TAYANGAN IKLAN TELEVISI KONDOM FIESTA VERSI “SIAP MALAM MINGGUAN”

Iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” merupakan iklan yang disajikan dengan visualisasi yang menghibur. Daya tarik dari iklan ini diharapkan dapat mensugesti konsumen agar secara tidak langsung dapat “membaca” pesan yang ingin disampaikan pembuat iklan tersebut. Visualisasi iklan disampaikan kepada konsumen dengan durasi yang singkat yakni 30 detik.

Berdasarkan pendekatan deskriptif yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kajian mengenai pengidentifikasian unsur-unsur audio dan visual yang digunakan dalam penelitian ini diteliti dengan menggunakan teori makna konotasi dan denotasi yang dianalisis melalui unsur-unsur iklan yang terdiri dari unsur seen words (kata/ huruf yang terlihat), unsur picture (gambar-gambar yang digunakan), unsur color (warna-warna yang digunakan), dan unsur movement (gerakan-gerakan yang terlihat). Berikut adalah pembahasan mengenai konsep dari iklan tersebut, berupa gagasan visual atas kajian visual yang ada pada iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” yang dianalisa pada setiap potongan tayangan yang ada pada iklan tersebut.


(48)

46

Dari penyampaian iklan yang berdurasi 30 detik tersebut, kemudian akan dianalisis apakah unsur-unsur visual iklan yang terdapat pada iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” tersebut melahirkan makna konotasi tertentu sebagai acuan atas lahirnya konotasi negatif dari iklan tersebut.

Untuk dapat mendukung perspektif interpretasi subjektif agar menjadi sebuah interpretasi objektif, maka diperlukan beberapa teori pendukung mengenai kajian makna atas unsur-unsur iklan yang terdapat pada iklan televisi kondom fiesta versi “siap malam mingguan” dengan mengacu kepada pengertian asosiasi bentuk, karakter, psikologi warna, dan kesan yang timbul dari unsur-unsur iklan yang terdapat pada iklan tersebut.

Secara umum orang tidak akan tertarik untuk membahas tentang unsur, karena unsur adalah bagian terkecil dari sesuatu yang membentuk kesatuan sistem. Berbeda dengan orang/ kelompok pragmatis, formal, dan struktural, berasumsi suatu karya dapat dilihat dari adanya unsur-unsur yang membentuknya. Unsur adalah hal yang sangat diperlukan untuk memberi dan mendukung suatu objek. Dalam penbentukan suatu karakter pada karya, unsur terkecil yang dapat dijadikan identitas suatu bentuk atau motif. Berikut adalah beberapa pengertian mengenai beberapa teori yang akan digunakan dalam kajian unsur-unsur visual pada tayangan iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan”.


(49)

47

Dalam iklan televisi kondom fiesta versi “siap malam mingguan” terdapat sebuah properti pendukung yang digunakan oleh sang tokoh utama dalam iklan tersebut, diantaranya sarung. Sarung merupakan sepotong kain lebar yang dijahit pada kedua ujungnya sehingga berbentuk seperti pipa/tabung. Ini adalah arti dasar dari sarung yang berlaku di Indonesia atau tempat-tempat sekawasan. Dalam pengertian busana internasional, sarung berarti sepotong kain lebar yang pemakaiannya dibebatkan pada pinggang untuk menutup bagian bawah tubuh (pinggang ke bawah). Penggunaan kain sarung sangat luas, untuk santai di rumah hingga pada penggunaan resmi seperti ibadah atau upacara perkawinan. Pada umumnya penggunaan kain sarung pada acara resmi terkait sebagai pelengkap baju daerah tertentu.

Motif kain sarung yang umum adalah garis-garis yang saling melintang. Ada juga sarung batik. Namun demikian, sarung untuk pakaian daerah dapat pula dibuat dari bahan tenun ikat, songket, serta tapis. (dikutip dari: www.bisnis-indonesia.biz/kain-sarung-tradisional/makna-dasar-sarung, pada Kamis, 30 april 2009, pukul 20.30 WIB).


(50)

48 Asosiasi Bentuk

Tabel 3. Tabel Asosiasi Bentuk I

Kain sarung dalam iklan ini dapat memiliki makna konotasi dan denotasi tertentu, karena kain sarung dalam iklan ini sebuah pengasosiasian atas bentuk sarung kondom yang sebenarnya. sarung tersebut memiliki secara bentuk dan fungsi memiliki kesamaan makna dengan apa yang ingin disampaikan oleh produsen iklan kepada responden mengenai bagaimana kegunaan dan fungsi dari sarung yang ada pada iklan tersebut, namun memiliki makna yang implisit, karena iklan kondom tidak dapat secara ekspliksit menyampaikan produk kondomnya sehingga diasosiasikan dengan menggunakan


(51)

49

sarung, yang secara kegunaan fungsi dan bentuk menyerupai sarung kondom.

Didalam iklan televisi kondom fiesta versi “siap malam mingguan” juga terdapat elemen visual, diantaranya adalah garis. Garis adalah hubungan dua titik/ jejak yang bersambungan atau berderet yang dapat menghasilkan irama. Dalam gambar, garis adalah aktual/ nyata. Garis bersifat maya atau berupa kesan, karakter garis tergantung pada alat dan bahan yang digunakan. Kesan garis terjadi karena adanya pertemuan dua permukaan atau sisi dalam bentuk. Arah jejak dan jarak garis dapat berupa garis lurus, lengkung, zig-zag, vertikal, horizontal, ikal, dan vertikal. garis yang menari, berirama atau yang lainnya dapat memberi kesadaran ritmik yang lebih gampang dirasakan daripada diungkapkan, hal ini dapat dinikmati dengan jalan analogi fisis. Namun untuk menceritakan ini secara visual memerlukan pendekatan empati yaitu beberapa hal harus diproyeksikan kedalam garis (dikutip dari: www.blogster.com/unsur-unsur-seni-rupa, pada Sabtu, 8 september 2007, pukul 13.12 WIB).

Properti kedua yang terdapat pada iklan televisi kondom fiesta versi “siap malam mingguan” adalah helm. Selain untuk menahan terpaan angin, helm juga memiliki fungsi yang mulia, yaitu menyelamatkan jiwa pemakainya jika terjadi kecelakaan.


(52)

50

Sebuah penelitian menunjukan bahwa helm tidak saja berfungsi untuk menyelamatkan jiwa sang pengendara motor, tetapi juga mampu mengurangi cedera yang dialamainya (dikutip dari: www.blogdetik.com/jenis-jenis-motor, jum’at 28-april-11). bentuk dan warna helm yang terdapat pada iklan ini juga dapat melahirkan konotasi atau denotasi tertentu dikarenakan adanya persamaan asosiasi bentuk dari bentuk atas pada kondom tersebut. Menurut Wijanarko (2010), penggunaan warna merah muda juga dapat memberikan respon psikologis yang memberikan kesan kasih sayang dan kelembutan.

Asosiasi bentuk


(53)

51

3.1 Analisis unsur-unsur iklan pada iklan televisi kondom fiesta versi “siap malam mingguan” yang dapat melahirkan konotasi atau denotasi tertentu atas iklan tersebut.

Kajian dan analisis Tentang:

Makna denotatif

(Makna yg bersifat referensial)

Makna konotatif

(makna yang bersifat konotasional) Unsur-unsur Iklan pada beberapa

potongan tayangan iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan”

Unsur picture

Pada potongan tayangan ketiga pada iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” terdapat unsur seen word

yang bertuliskan “siap-siap malam

mingguan” dan terdapat juga Unsur

picture yang terdapat didalam potongan

tayangan ketiga pada iklan kondom fiesta

Pada potongan tayangan ini terdapat unsur

picture yang menampilkan sebuah bagian

tubuh belakang wanita yang tak berbusana, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan lahirnya konotasi tidak baik dari iklan ini. Hal

tersebut dikarenakan Indonesia masih


(54)

52

versi “siap malam mingguan” ini

menampilkan sebuah potongan gambar tubuh bagian belakang seorang wanita yang tidak berpakaian yang terpantulkan dari sebuah kaca yang dgunakan oleh sang tokoh utama pada iklan tersebut yang tengah bersolek di depan kaca tersebut sambil mengenakan pakaian berwarna jingga, hal tersebut dapat melahirkan sebuah denotasi tertentu atas iklan ini, karena seperti dijelaskan diatas, makna denotatif adalah makna yang memegang peranan penting dan bersifat langsung.

masih memegang nilai-nilai kesusilaan dan kesopanan. Makna yang tersirat dari seen word yang bertuliskan “siap-siap malam mingguan” tersebut mempertegas makna bahwa sang tokoh utama dalam iklan ini

tengah bersiap-siap untuk bermalam

mingguan, kaos jingga yang dikenakan oleh sang tokoh utama pada iklan tersebut

memiliki respon psikologis, yakni

menginterpretasikan sebuah kehangatan dan kenyamanan.

Unsur Sinematografi


(55)

53

kamera menggunakan teknik kamera

normal angel shot (pengambilan sorot

kamera dari jarak yang normal) dengan maksud menunjukan kesan jarak fisik dan lingkungan yang ada disekitar objek utama iklan.

Unsurpicture

Pada potongan tayangan kesembilan pada iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” terdapat unsur seen word yang bertuliskan “pakai pengaman ekstra” dan terdapat juga Unsur picture

yang menampilkan gambar dari sang tokoh utama yang sedang mengenakan sebuah helm berwarna merah muda dan

Pada potongan tayangan ini terdapat unsur

picture yang menampilkan gambar sang

tokoh utama yang mengenakan sebuah

helm berwarna merah muda, respon

pesikologis yang tersirat dari warna tersebut

adalah sebuah kasih sayang dan

kelembutan, kaca mata yang berwarna cokelat memiliki respon psikologis tentang


(56)

54

sebuah kaca mata berwarna cokelat serta sebuah kaos berwarna kuning yang dibalut blazer berwarna abu-abu.

sebuah kestabilan (emosi). Kemudian,

makna yang tersirat dari seen word yang

bertuliskan “pakai pengaman ekstra”

tersebut mempertegas makna bahwa sang tokoh utama dalam iklan ini mempersiapkan diri untuk melakukan sesuatu yang mungkin akan “berbahaya” untuk dirinya. Helm yang terdapat pada potongan tayangan tersebut memiliki makna sebuah alat pengaman yang dalam hal ini menginterpretasikan alat “pengaman” kontrasepsi kondom. Kaos jingga yang dikenakan oleh sang tokoh utama pada iklan tersebut memiliki respon

psikologis, yakni menginterpretasikan


(57)

55 Unsur Sinematografi

Tidak ada Pada iklan ini terdapat pergerakan kamera

yang menggunakan teknik kamera medium

close-up (pengambilan sorot kamera dari

jarak yang cukup dekat) dengan maksud untuk menunjukan ekspresi yang dimiliki objek serta untuk memberikan kesan dramatis objek.

Unsurpicture

Pada potongan tayangan pertama pada iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” ini terdapat unsur seen word

yang bertuliskan “siap-siap malam

mingguan” dan terdapat juga Unsur

picture yang terdapat didalam potongan

Pada potongan tayangan ini terdapat unsur

picture yang menampilkan sebuah potongan

tubuh bagian bawah sang tokoh utama yang

sedang menganakan sebuah sarung

berwarna hijau yang secara tersirat memiliki respon psikologis sebuah kesehatan dan


(58)

56

tayangan ketiga pada iklan kondom fiesta ini yang menampilkan sebuah potongan gambar bagian bawah tubuh sang tokoh utama iklan ini yang tengah mengenakan sebuah sarung berwarna hijau dan terdapat juga sebuah jam tangan di tangan kiri serta sebuah kaos berwarna jingga yang dikenakan oleh sang tokoh utama pada iklan tersebut.

ketenangan, kaos jingga yang dikenakan oleh sang tokoh utama tersebut memiliki respon psikologis sebuah kehangatan dan

kenyamanan. Kemudian, Makna yang

tersirat dari seen word yang bertuliskan

“siap-siap malam mingguan” tersebut

mempertegas makna bahwa sang tokoh utama dalam iklan ini tengah bersiap-siap untuk bermalam mingguan.

Unsur Sinematografi

Pada potongan tayangan ini terdapat

pada pergerakan kamera yang

menggunakan teknik kamera low angel shot (pengambilan sorot kamera dari posisi bawah objek) dengan maksud untuk menunjukan ekspresi kegagahan


(59)

57 yang dimiliki objek tersebut

Unsur picture

Pada potongan tayangan kesepuluh pada iklan kondom fiesta versi “siap malam

mingguan” ini menampilkan sebuah

potongan gambar sang tokoh utama yang sedang berjalan di sebuah ruangan berisikan minuman yang tertempel di

dinding ruangan tersebut sambil

mengenakan sebuah kaos berwarna

jingga yang dibalut sebuah blazer

berwarna abu-abu dan sang tokoh utama

juga mengenakan sebuah sarung

berwarna hijau yang diikat oleh gesper berwarna hitam sambil mengenakan kaca

Pada potongan tayangan ini terdapat unsur

picture yang menampilkan gambar sang

tokoh utama yang mengenakan sebuah

helm berwarna merah muda, respon

pesikologis yang tersirat dari warna tersebut

adalah sebuah kasih sayang dan

kelembutan, kaca mata yang berwarna cokelat memiliki respon psikologis tentang sebuah kestabilan (emosi). Sarung hijau yang digunakan oleh sang tokoh utama tersebut memiliki sebuah respon psikologis yang menginterpretasikan sebuah kesehatan


(60)

58

mata berwarna cokelat serta helm berwarna merah muda.

dikenakan oleh sang tokoh utama tersebut

memiliki respon psikologis sebuah

kehangatan dan kenyamanan. Kemudian, Makna yang tersirat dari blazer berwarna abu-abu yang dikenakan oleh sang tokoh utama tersebut menginterpretasikan respon psikologis akan sebuah intelektualitas, serta gesper hitam yang digunakan tersebut nginterpretasikan sebuah seksualitas dan kekuatan.

Unsur Sinematografi

Tidak ada Pada potongan tayangan ini terdapat pada

pergerakan kamera yang menggunakan teknik kamera medium shot (pengambilan sorot kamera dari jarak yang cukup jauh) dengan maksud menunjukan kesan jarak


(61)

59

fisik dan perspektif emosi dari objek tersebut yang dalam hal ini objek iklan.

Unsur picture

Pada potongan tayangan kedelapan pada iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” ini terdapat unsur seen word

yang bertuliskan “cewek-cewek suka yang aman” dan terdapat juga Unsur picture

yang menampilkan gambar sang tokoh utama pada iklan tersebut yang tengah berpelukan dengan salah satu gadis yang ada di bar tersebut. Sang tokoh utama menganakan sebuah kaos berwarna jingga yang dibalut oleh blazer berwarna abu-abu sambil mengenakan kaca mata berwarna cokelat dan helm berrwana

Pada potongan tayangan ini terdapat unsur

picture yang menampilkan gambar sang

tokoh utama yang mengenakan sebuah

helm berwarna merah muda, respon

pesikologis yang tersirat dari warna tersebut

adalah sebuah kasih sayang dan

kelembutan, kaca mata yang berwarna cokelat memiliki respon psikologis tentang

sebuah kestabilan (emosi). Kemudian,

makna yang tersirat dari seen word yang bertuliskan “cewek-cewek suka yang aman” tersebut mempertegas makna bahwa sang gadis yang berada di bar tersebut lebih


(62)

60

merah muda. “menyukai” sang tokoh utama dibandingkan

dengan pria-pria lain yang ada di bar tersebut dikarenakan sang tokoh utama mengenakan alat “keamanan” yang dalam hal ini menginterpretasikan alat pengaman kontrasepsi kondom sehingga gadis tersebut

lebih mempercayai keamanan dalam

“berhubungan” dengan sang tokoh utama dalam menghabiskan malam mingguan ini bersama sang tokoh utama. Kaos jingga yang dikenakan oleh sang tokoh utama pada iklan tersebut memiliki respon psikologis sebuah kehangatan dan kenyamanan. Unsur Sinematografi

Pada potongan tayangan ini terdapat

pada pergerakan kamera yang


(63)

61

menggunakan teknik kamera normal

angel shot (pengambilan sorot kamera

dari jarak yang normal) dengan maksud

menunjukan kesan jarak fisik dan

lingkungan yang ada disekitar objek tersebut

Unsur picture

Pada potongan tayangan kedelapan belas pada iklan kondom fiesta versi “siap

malam mingguan” ini menampilkan

sebuah potongan gambar sang tokoh utama yang sedang berdansa bersama beberapa gadis yang ada di bar tersebut. Sang tokoh utama mengenakan sebuah kaos berwarna jingga yang dibalut sebuah blazer berwarna abu-abu dan sang tokoh

Pada potongan tayangan ini terdapat unsur

picture yang menampilkan gambar sang

tokoh utama yang sedang berdansa

bersama beberapa gadis yang ada di bar tersebut dikarenakan sang tokoh utama mengenakan sebuah helm berwarna merah muda, respon pesikologis yang tersirat dari warna tersebut adalah sebuah kasih sayang dan kelembutan, kaca mata yang berwarna


(64)

62

utama juga mengenakan sebuah sarung berwarna hijau yang diikat oleh gesper berwarna hitam sambil mengenakan kaca mata berwarna cokelat serta helm berwarna merah muda.

cokelat memiliki respon psikologis tentang

sebuah kestabilan (emosi). Secara

keseluruhan potongan tayangan ini

menginterpretasikan sebuah makna bahwa gadis-gadis yang berada di bar tersebut lebih “menyukai” sang tokoh utama dibandingkan dengan pria-pria lain yang ada di bar tersebut dikarenakan sang tokoh utama mengenakan alat “keamanan” yang dalam hal ini menginterpretasikan alat pengaman kontrasepsi kondom sehingga gadis tersebut

lebih mempercayai keamanan dalam

“berhubungan” dengan sang tokoh utama dalam menghabiskan malam mingguan ini bersama sang tokoh utama. Kaos jingga yang dikenakan oleh sang tokoh utama pada


(65)

63

iklan tersebut memiliki respon psikologis sebuah kehangatan dan kenyamanan

Unsur Sinematografi

Pada iklan ini terdapat pada pergerakan

kamera yang menggunakan teknik

kamera medium shot (pengambilan sorot kamera dari jarak yang cukup jauh) dengan maksud menunjukan kesan jarak fisik dan perspektif emosi dari objek serta lingkungan yang ada disekitar objek

Tidak ada


(66)

64

Unsur picture yang terdapat didalam potongan tayangan kedua puluh pada iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” menampilkan gambar yang memuat informasi mengenai pihak-pihak yang terlibat dalam produksi iklan tersebut. Kemudian, Pada potongan tayangan ini terdapat beberapa unsur

seen word yang bertuliskan “komisi

penanggulangan aids”, “fiesta”, “UNDP”, “MTV”.

Pada potongan tayangan ini, terdapat unsur

seen word yang secara tidak langsung

mempertegas makna bahwa tayangan iklan tersebut diproduksi oleh salah satu produsen

alat kontrasepsi di Indonesia dan

penayangan iklan tersebut adalah hasil kerjasama dengan salah satu media televisi Indonesia serta penayangan iklan tersebut didukung oleh komisi penanggulangan aids dan UNDP dikarenakan iklan tersebut

diharapkan dapat menyadarkan para

responden untuk dapat menjaga dan melindungi diri dari bahaya penyakit HIV-Aids yang merupakan salah satu hal yang menjadi kepedulian salah satu departemen


(67)

65

penaggulangan aids di PBB yaitu UNDP Unsur Sinematografi

Tidak ada Pengambilan gambar secara penuh

dimaksudkan untuk menarik perhatian

responden akan informasi yang hendak disampaikan pada produk tersebut.

Tabel 5. Analisis Unsur-unsur iklan pada iklan televisi kondom fiesta versi “siap malam mingguan” yang dapat menimbulkan konotasi atau denotasi tertentu atas iklan tersebut.


(68)

66 BAB IV KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kajian Visual Tayangan Iklan Televisi Kondom Fiesta Versi “Siap Malam Mingguan”, dapat diambil kesimpulan bahwa peranan unsur-unsur iklan dalam sebuah iklan televisi merupakan hal yang sangat penting. Pendeskripsian sebuah iklan kepada responden akan sangat berpengaruh terhadap persepsi yang akan diterima oleh responden tersebut. Maka peneliti berusaha mendeskripsikan secara komprehensif alur cerita dan pokok pesan yang akan disampaikan kepada responden melalui pemaparan-pemaparan dari alur cerita iklan tersebut yang diungkap melalui kajian unsur-unsur iklan yang didalamnya terdapat unsur visual sebagai bahan acuan pendeskripsian dari visualisasi tayangan iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan”. Pesan yang akan disampaikan produsen kepada konsumen tidak akan mudah dipahami apabila tidak disertai objek visual. Iklan televisi kondom fiesta versi “siap malam mingguan” merupakan iklan yang menyampaikan pesannya secara visual yang dikemas menggunakan unsur-unsur visual iklan yang disesuaikan dengan target pasarnya.


(69)

67

Unsur-unsur visual iklan yang terdapat pada iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” telah dapat menyampaikan pesan komunikasi visualnya dengan melibatkan interpretasi perseptual melalui daya tarik emosional. Dalam iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” terdapat unsur-unsur visual iklan yang menyebabkan lahirnya konotasi dan denotasi negatif atas iklan tersebut, dikarenakan adanya beberapa visualisasi iklan yang menstimulasi rangsangan seksual yang disampaikan melalui unsur-unsur picture, seen-words, dan unsur-unsur sinematografis yang mendukung terbentuknya penafsiran tidak baik atas iklan tersebut. Maka lahirnya konotasi atau denotasi negatif atas iklan kondom fiesta versi “siap malam mingguan” tidak terlepas dari bagaimana iklan itu disampaikan melalui penyampaian gagasan visualnya (cara penyampaian ide-ide pesan melalui unsur visual).

Pesan positif yang terkandung didalam iklan tersebut adalah bahwa generasi muda harus memikirkan bahya yang mungkin terjadi akibat gaya hidup bebas dan modern yang saat ini tengah menjadi trend dikalangan remaja Indonesia. Maka iklan ini menganjurkan kepada para generasi muda agar sebisa mungkin menjaga keselamatan diri dari bahaya penyakit kelamin yang dapat ditularkan melalui hubungan seks bebas.


(70)

68

Maka peran kondom sangatlah penting dalam menjaga penularan penyakit kelamin ini, karena pada hakikatnya produsen iklan hanya berusaha untuk memasarkan produknya dengan tujuan komersial, namun disisi lain produsen DKT Indonesia juga ingin produknya dapat menjadi salah satu faktor pendukung berkurangnya pengidap HIV-Aids di Indonesia dan terlebih lagi dapat menjaga para generasi muda Indonesia yang ada agar tidak terjangkit penyakit kelamin HIV-Aids tersebut dengan mempromosikan produk kondom.

4.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai makna denotatif dan konotatif yang terkandung didalam unsur-unsur iklan yang terdapat pada iklan televisi kondom fiesta versi “siap malam mingguan”, diantaranya mengenai teknik pengambilan sorot kamera (unsur sinematografi), unsur picture (unsur gambar), unsur color (unsur warna), dan unsur seen-words (unsur kalimat yang ada), serta keseluruhan tampilan visual dari iklan televisi kondom fiesta versi “siap malam mingguan”. Apabila ada peneliti lain yang akan mengangkat penelitian yang sama atau sejenis, diharapkan agar dapat lebih mendalami objek penelitian dengan memperbanyak sumber-sumber yang menjadi acuan, atau dapat melakukan perbandingan iklan dengan cara memperbandingkan iklan kondom


(71)

69

yang satu dengan kompetirornya, sehingga dapat didapatkan sebuah kesimpulan yang lebih baik dan bermanfaat. Selanjutnya akan lebih baik apabila peneliti selanjutnya melakukan sebuah penelitian mengenai perspektif konsumen atas produk tersebut, guna mendapatkan sebuah ide atau gagasan visual yang lebih baik saat melakukan penelitian tersebut. Dan diharapkan para produsen iklan dapat menggunakan teknik penyampaian pesan yang lebih baik dan mudah untuk dimengerti dan diingat tanpa menyisipkan stimuli rangsangan seksual, sehingga penafsiran atas iklan yang mereka sampaikan tidak menjadi salah satu iklan yang mendapatkan reaksi negatif, baik secara ide maupun gagasan namun menjadi sebuah iklan yang baik secara pemasaran dan penilaian.


(72)

70

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Harapan.

Jefkins, Frank. (1997). Periklanan Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

John, Bittner. (1986). Mass Communication, an Introduction. New Jersey: Prentice Hall.

Lee, Monle & Johnson, Carla. (2007). Prinsip-prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global. Jakarta: Kencana Prenada.

Liliweri, Alo. (1992). Dasar-dasar Komunikasi Periklanan. Bandung: Citra Aditya.

Limantoro, Wiranto. (2006). Perbandingan Pengaruh Bintang Iklan dan Panduan Animasi Kartun pada Iklan Televisi Untuk Produk Makanan Ringan Terhadap Minat Membeli Konsumen Mahasiswa. Jurnal Ilmiah. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

M.A, Morissan. (2010). Komunikasi Periklanan Terpadu. Jakara: Kencana.

Mustika, Nina. (2006). FEATURE NEWS DALAM SUPLEMEN “KAMPUS” HARIAN UMUM PIKIRAN RAKYAT (Suatu studi Deskriptif dengan Teknik Analisis Isi tentang Feature News dalam Suplemen “Kampus” Harian Umum Pikiran Rakyat Ditinjau Dari Nilai Berita). Jurnal Ilmiah. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.


(73)

71

Pratamai, Cici. (2010). Tinjauan Unsur-unsur Visual Pada Iklan Televisi Richeese Nabati Versi “Richeese Land Factory”. Jurnal Ilmiah. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

Sarwono, J & Lubis, H. (2007). Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.

Sobur, Alex. (2006). Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya.

Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Yohanes, Andreas. (2010). Tinjauan Unsur Visual Kartun Pemilihan Kepala Daerah Pada Kolom Fokus Harian Kompas. Jurnal Ilmiah. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

Admin. 2011. Daftar Semua Produk Kondom. Tersedia di: http://www.kondom4u.com/web/kategori/index/all.html

[3 Maret 2011]

Hamka, Aliyah. 2009. Iklan Kondom Antara Moral dan Kesehatan. Tersedia di:

http://www.wikimu.com/news/displaynews.aspx?id=13088 [16 Februari 2009]

Subronto, Wijayanti. 2010. Stereotype Alat Kontrasepsi Kondom. Vol. 9. No. 11. Tersedia di:

http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.aspx?idcategory=1695 [9 Juni 2010]


(74)

72

Wijanarko, Lizard. 2010. Dasar-dasar Warna Dalam Tata Ungkap Ruang dan Desain. Tersedia di: http://www.ahlidesain.com/dasar-dasar-warna-dalam-tata-ungkap-ruang-dan-desain.html

[26 April 2010]

Zaelani, U. 2009. Pelajar Tanggerang Tolak Iklan Kondom. Tersedia di: http://www.antaranews.com/peristiwa.html


(75)

i

DATA RIWAYAT HIDUP

NAMA : DUDI SUBANGKIT

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : BANDUNG, 21 MEI 1988

ALAMAT : Jl. Lemah Sari. Ds. Situjaya.

Kec. Karangpawitan. Kab. Garut TELEPON & E-MAIL : 083821345392 / die_kit@yahoo.co.id

STATUS : BELUM MENIKAH

PENDIDIKAN:

2006 – 2011 S-1 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA – BANDUNG 2002 – 2005 SMA NEGERI 1 SUKAWENING GARUT

1999 – 2002 SMP NEGERI 1 SUKAWENING GARUT 1993 – 1999 SD NEGERI 1 SUKARAJA GARUT

PENGALAMAN KERJA: FRESH GRADUATE

PENGALAMAN MAGANG:

PT. BENZOIN SUMATRA – Jl. Pasar Rebo. Jakarta Timur PT. ABEL INTI PERKASA – Jl. Cibubur. Jakarta Timur


(1)

yang satu dengan kompetirornya, sehingga dapat didapatkan

sebuah kesimpulan yang lebih baik dan bermanfaat. Selanjutnya

akan lebih baik apabila peneliti selanjutnya melakukan sebuah

penelitian mengenai perspektif konsumen atas produk tersebut,

guna mendapatkan sebuah ide atau gagasan visual yang lebih baik

saat melakukan penelitian tersebut. Dan diharapkan para produsen

iklan dapat menggunakan teknik penyampaian pesan yang lebih

baik dan mudah untuk dimengerti dan diingat tanpa menyisipkan

stimuli rangsangan seksual, sehingga penafsiran atas iklan yang

mereka sampaikan tidak menjadi salah satu iklan yang

mendapatkan reaksi negatif, baik secara ide maupun gagasan

namun menjadi sebuah iklan yang baik secara pemasaran dan


(2)

70

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Harapan.

Jefkins, Frank. (1997). Periklanan Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

John, Bittner. (1986). Mass Communication, an Introduction. New Jersey: Prentice Hall.

Lee, Monle & Johnson, Carla. (2007). Prinsip-prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global. Jakarta: Kencana Prenada.

Liliweri, Alo. (1992). Dasar-dasar Komunikasi Periklanan. Bandung: Citra Aditya.

Limantoro, Wiranto. (2006). Perbandingan Pengaruh Bintang Iklan dan Panduan Animasi Kartun pada Iklan Televisi Untuk Produk Makanan Ringan Terhadap Minat Membeli Konsumen Mahasiswa. Jurnal Ilmiah. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

M.A, Morissan. (2010). Komunikasi Periklanan Terpadu. Jakara: Kencana.

Mustika, Nina. (2006). FEATURE NEWS DALAM SUPLEMEN “KAMPUS” HARIAN UMUM PIKIRAN RAKYAT (Suatu studi Deskriptif dengan Teknik Analisis Isi tentang Feature News dalam Suplemen “Kampus” Harian Umum Pikiran Rakyat Ditinjau Dari Nilai Berita). Jurnal Ilmiah. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.


(3)

Pratamai, Cici. (2010). Tinjauan Unsur-unsur Visual Pada Iklan Televisi Richeese Nabati Versi “Richeese Land Factory”. Jurnal Ilmiah. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

Sarwono, J & Lubis, H. (2007). Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.

Sobur, Alex. (2006). Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya.

Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Yohanes, Andreas. (2010). Tinjauan Unsur Visual Kartun Pemilihan Kepala Daerah Pada Kolom Fokus Harian Kompas. Jurnal Ilmiah. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

Admin. 2011. Daftar Semua Produk Kondom. Tersedia di: http://www.kondom4u.com/web/kategori/index/all.html

[3 Maret 2011]

Hamka, Aliyah. 2009. Iklan Kondom Antara Moral dan Kesehatan. Tersedia di:

http://www.wikimu.com/news/displaynews.aspx?id=13088 [16 Februari 2009]

Subronto, Wijayanti. 2010. Stereotype Alat Kontrasepsi Kondom. Vol. 9. No. 11. Tersedia di:

http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.aspx?idcategory=1695 [9 Juni 2010]


(4)

72

Wijanarko, Lizard. 2010. Dasar-dasar Warna Dalam Tata Ungkap Ruang dan Desain. Tersedia di: http://www.ahlidesain.com/dasar-dasar-warna-dalam-tata-ungkap-ruang-dan-desain.html

[26 April 2010]

Zaelani, U. 2009. Pelajar Tanggerang Tolak Iklan Kondom. Tersedia di: http://www.antaranews.com/peristiwa.html


(5)

DATA RIWAYAT HIDUP

NAMA : DUDI SUBANGKIT

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : BANDUNG, 21 MEI 1988

ALAMAT : Jl. Lemah Sari. Ds. Situjaya.

Kec. Karangpawitan. Kab. Garut

TELEPON & E-MAIL : 083821345392 / die_kit@yahoo.co.id

STATUS : BELUM MENIKAH

PENDIDIKAN:

2006 – 2011 S-1 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA – BANDUNG

2002 – 2005 SMA NEGERI 1 SUKAWENING GARUT

1999 – 2002 SMP NEGERI 1 SUKAWENING GARUT

1993 – 1999 SD NEGERI 1 SUKARAJA GARUT

PENGALAMAN KERJA: FRESH GRADUATE

PENGALAMAN MAGANG:

PT. BENZOIN SUMATRA – Jl. Pasar Rebo. Jakarta Timur


(6)

ii KEMAMPUAN SPESIFIK

SKRIPSI (S-1) KAJIAN VISUAL TAYANGAN IKLAN TELEVISI

KONDOM FIESTA VERSI “SIAP MALAM

MINGGUAN”

KEAHLIAN:

ENGLISH SKILL SPEAKING, READING, LISTENING, WRITING

KOMPUTER Ms. Office (Ms. Word, Ms. Powerpoint, Ms. Excel)

Adobe Photoshop, Adobe InDesign, Adobe Flash

Adobe Dreamweaver, CorelDraw, Hardware.

PELATIHAN DAN SEMINAR YANG PERNAH DIIKUTI:

2006 Orientasi Lingkungan Mahasiswa Kampus (OLIMPUS)

UNIKOM – BANDUNG

2006 Pendekatan Ala Desain (PADI) Fakultas Desain

UNIKOM – BANDUNG

2007 Seminar “1001 Inspiration Design Festival” Creative Seminar

& Demo Workshop at UNIKOM – BANDUNG

2010 Copywriting Seminar “Copywriting and Consumer Behavior”

UNIKOM – BANDUNG

Hormar Saya


Dokumen yang terkait

Gambaran Tayangan Iklan Fast Food (Makanan Siap Saji) Di Televisi Dan Kebiasaan Makan Fast Food (Makanan Siap Saji) Dan Kejadian Obesitas Pada Pelajar Di Sma Swasta Cahaya Medan Tahun 2013

6 75 135

Tayangan Iklan Di Televisi Dan Persepsi Mahasiswa (Studi Deskriptif Mengenai Tayangan Iklan Sampoerna A Mild Versi go ahead di Televisi dan Persepsi Mahasiswa USU)

1 56 163

Pengaruh Tayangan Iklan Televisi Terhadap Brand Equity Kartu Prabayar Simpati Pada Mahasiswa Fisip USU

4 29 126

Persepsi visual masyarakat terhadap kemasan kondom Fiesta dan Durex

2 16 99

Kajian semiotika visual iklan televisi gulaku versi lemon

6 14 80

Kajian visual pada iklan televisi kartu AS Telkomsel versi aku gak punya pulsa

6 57 91

REPRESENTASI FEMINISME DALAM IKLAN "FIESTA ULTRASAFE KONDOM VERSI YESMAN" (Studi Analisis Semiotika Representasi Feminisme dalam iklan” fiesta ultrasafe kondom versi yesman” di televisi).

4 5 92

REPRESENTASI STRATEGI PELAYANAN DALAM IKLAN MCDONALD’S VERSI “KELAPARAN TENGAH MALAM” DI TELEVISI. (Studi Semiotika Representasi Strategi Pelayanan dalam Iklan McDonald’s versi “Kelaparan Tengah Malam” di Televisi).

2 9 101

REPRESENTASI FEMINISME DALAM IKLAN "FIESTA ULTRASAFE KONDOM VERSI YESMAN" (Studi Analisis Semiotika Representasi Feminisme dalam iklan” fiesta ultrasafe kondom versi yesman” di televisi)

0 0 15

REPRESENTASI STRATEGI PELAYANAN DALAM IKLAN MCDONALD’S VERSI ”KELAPARAN TENGAH MALAM” DI TELEVISI (Studi Semiotika Respresentasi Strategi Pelayanan dalam Iklan McDonald versi ”Kelaparan Tengah Malam” di Televisi) Skripsi

0 0 21