Kajian visual pada iklan televisi kartu AS Telkomsel versi aku gak punya pulsa

(1)

(2)

(3)

(4)

DATA RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Edwina Purnamasari

NIM : 51909250

Fakultas/Jurusan : Desain/Desain Komunikasi Visual Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 27 Desember 1991

Alamat Lengkap : Jl. Pak Gatot III No. 67 G KPAD Gegerkalong

E-mail : wins_candy@yahoo.com

Pendidikan Formal

1. 1997-2003 : SDN Kadumerak III, Pandeglang Banten 2. 2003-2006 : SMPN 1 KarangTanjung, Pandeglang Banten 3. 2006-2009 : SMAN 6 Pandeglang, Pandeglang Banten 4. 2009-2013 : Universitas Komputer Indonesia


(5)

KAJIAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI KARTU AS TELKOMSEL VERSI “AKU GAK PUNYA PULSA”

DK 38315/Skripsi Semester II 2012-2013

Oleh :

Edwina Purnamasari 51909250

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

vi KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Kajian Visual Pada Iklan Kartu As Telkomsel Versi Aku Gak Punya Pulsa”.

Skripsi ini dibuat guna untuk syarat kelulusan bagi mahasiswa/i yang telah menempuh pendidikan pada Fakultas Desain Komunikasi Visual, Universitas Komputer Indonesia.

Skripsi ini dapat disusun dan dapat diselesaikan dengan baik tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Gema Arifrahara, S. Sn,. M. Ds selaku dosen pembimbing. 2. Deni Albar, M. Ds selaku dosen koordinator TA dan Skripsi.

3. Ambarsih Ekawardhani, M. Sn dan Ivan Kurniawan, S. Sn selaku dosen penguji.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari skripsi ini, baik dari materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan.

Bandung, 22 Agustus 2013


(7)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...i

LEMBAR KHUSUS PENGESAHAN ...ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...iii

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT ...v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR TABEL ...xiii

KOSAKATA/GLOSARY ...xiv

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ...1

I.2 Identifikasi Masalah ...3

I.3 Rumusan Masalah ...3

I.4 Batasan Masalah ...4

I.5 Metode Penelitian ...5

I.6 Tujuan Penelitian ...5

I.7 Manfaat Penelitian ...5


(8)

viii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Semiotika ...8

II.1.1 Jenis-jenis semiotika ...8

II.1.2 Teori semiotika Charles Sanders Pierce ...9

II.1.3 Semiotika dalam iklan...11

II.2 Iklan (Advertisment) ...12

II.2.1 Iklan sebagai media komunikasi dan informasi ...15

II.2.2 Daya tarik pesan periklanan ...19

II.2.3 Iklan dengan pendekatan humor ...22

II.2.4 Jenis humor ...25

II.3 Media periklanan...26

II.4 Iklan televisi ...27

II.4.1 Pengambilan gambar iklan televisi ...30

BAB III KARTU AS TELKOMSEL DAN IKLAN IKLAN KARTU AS VERSI “AKU GAK PUNYA PULSA” III.1 Telkomsel ...32

III.2 Produk-produk telkomsel...35

III.3 Iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa” ...37

III.3.1 Strategi Komunikasi ...41


(9)

ix

BAB IV ANALISA VISUAL DAN HUMOR PADA IKLAN TELEVISI KARTU AS TELKOMSEL VERSI “AKU GAK PUNYA PULSA”

IV.1 Analisa visual dan humor iklan kartu as telkomsel versi “Aku gak punya pulsa” ...44 IV.2 Analisa Ikon, Indeks dan Simbol pada Iklan Kartu As Telkomsel versi “Aku Gak Punya Pulsa”...62

IV.2.1 Ikon Pada Iklan Kartu As Telkomsel versi ‘Aku Gak Punya Pulsa’ ...64 IV.2.2 Indeks pada Iklan Kartu As Telkomsel versi ‘Aku Gak Punya Pulsa’ ...67 IV.2.3 Simbol pada Iklan Kartu As Telkomsel versi ‘Aku Gak Punya Pulsa’ ...68 IV.3 Relasi antar tanda (ikon, indeks dan simbol)...69 IV.4 Analisa unsur humor iklan kartu as telkomsel versi ‘aku gak punya pulsa’...75 IV.5 Analisa pesan iklan kartu as telkomsel versi ‘aku gak punya pulsa’ 76

BAB V SIMPULAN

V.1 Simpulan ...78 V.2 Saran ...80

DAFTAR PUSTAKA DATA RIWAYAT HIDUP


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Dari Buku :

Darmansyah, S.T., M,Pd. (2010). Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor. Jakarta: Bumi Aksara

Jefkins, Frank. (1997). PERIKLANAN : Edisi tiga. Jakarta: Erlangga

Liliweri, Prof.Dr.Alo, M.S. (2011). Komunikasi; Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Ramadhan, Syahrul. (2001). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Ikhtiar Sobur, Alex (2006). Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosda

Sobur, Alex (2002). Analisis Teks Media. Bandung: Rosda

Suhandang, Kustadi. (2010). PERIKLANAN : Manajemen, kiat dan strategi. Bandung: Nuansa

Sarwono, Jonathan., & Lubis, Hary. (2007). Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset

Tinarbuko, Sumbo. (2008). Semiotika Komunikasi Visual : edisi revisi. Yogyakarta: Jalan Sutra

Dari Jurnal :

Rachmanadji, Didiek (2006). Sejarah, Teori, Jenis dan Fungsi Humor. Malang: Universitas Negeri Malang


(11)

Haerudin, Didin (2010). Kajian Visual dan Pesan Iklan Susu Bubuk Milo Pada Media Cetak. Bandung: Skripsi Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas, Universitas Komputer Indonesia

Pratami, Cici (2010). Tinjauan Unsur-Unsur Visual Pada Iklan Televisi Rechesse Nabati Versi “Rechesse Land Factory”. Bandung: Skripsi Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain, Universitas Komputer Indonesia

Dari Website:

http://farindra.wordpress.com/2008/11/03/kontroversi-iklan-xl-versi-orang-utan/ (05-01-2013)


(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Iklan merupakan suatu hal yang tidak asing lagi bagi khalayak, iklan sudah menjadi konsumsi sehari-hari bagi para pemirsa televisi, pendengar radio, pembaca setia koran, majalah ataupun tabloid dan juga para pejalan kaki ataupun pengendara motor dan mobil. Karena setiap harinya secara sengaja ataupun tidak, iklan akan selalu ada dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya saja pada saat pagi hari para ibu-ibu sudah disuguhkan dengan acara infotaiment di televisi yang tentunya terdapat jeda iklan pada tayangan tersebut, bapak-bapak yang pagi hari sudah siap ke kantor yang menyempatkan waktunya untuk membaca berita di koran juga disuguhkan dengan iklan cetak didalamnya, anak-anak sekolahan yang siap pergi ke sekolah pada pagi haripun juga melihat pemandangan iklan berupa billboard, spanduk, baliho dan lain-lainnya.

Tidak dapat dibayangkan berapa banyak iklan yang dilihat setiap harinya dan berapa banyak pula iklan yang dapat diingat dari banyaknya iklan-iklan yang ada. Dari pernyataan tersebut dapat dilihat begitu hebatnya iklan sehingga otakpun tidak mampu untuk menyaring semua informasi dan pesan yang ingin disampaikan iklan-iklan tersebut. Maka diperlukan suatu inovasi dan kreatifitas dari para bidang kreatif iklan (adman) untuk menciptakan iklan yang mampu diterima, diingat, dipahami dan disukai oleh khalayak. Sehingga apabila khalayak sudah tertarik dengan satu iklan tertentu, maka akan terjadi suatu tindakan yaitu pembelian produk dan apabila itu terjadi maka iklan itu dapat dikatakan berhasil karena dapat mempersuasi khalayak untuk membeli. Banyak cara yang dilakukan para pengiklan agar produk yang diiklankan mampu menembus pasar dengan pesat yaitu dengan membuat iklan melalui beberapa pendekatan (appeal) iklan seperti pendekan rasional, pendekatan emosional dan pendekatan kombinasi(Lee & Johnson, 2007, h.179 dalam Pratami 2012, h.14-15).


(13)

2 Dari berbagai macam pendekatan iklan, pendekatan emosional melalui pendekatan humor merupakan pendekatan yang paling menarik untuk dilihat dari sisi hiburan karena sifatnya yang menghibur dan juga berbaur dengan kehidupan sehari-hari. Humor mampu menciptakan suasana yang ceria dan juga tidak membosankan untuk dilihat pada iklan dan juga humor lebih mudah diingat. Dengan adanya unsur humor pada iklan, suatu iklan tidak dipandang lagi sebagai alat pemasaran saja tetapi juga bisa dinikmati sebagai hiburan yang berisikan produk didalamnya.

Dari sekian banyaknya produsen yang mengiklankan produknya dengan gaya humor, iklan provider kartu As versi “aku gak punya pulsa” pada media televisi merupakan salah satu contoh iklan humor yang mampu menghibur maupun mengkomunikasikan pesan iklannya dengan baik. Iklan televisi kartu as telkomsel versi “aku gak punya pulsa” ditayangkan pada Desember 2011 yang disiarkan di beberapa stasiun televisi swasta seperti RCTI, SCTV, TRANS7 dan sebagainya. Iklan kartu As versi “aku gak punya pulsa” ini mampu untuk menggabungkan antara drama dengan sentuhan humor yang menjadikan iklan ini seperti halnya sebuah iklan dengan cerita yang menarik dan menghibur didalamnya, ditambah lagi dengan adanya Sule sebagai public figure yang sedang naik daun yang menambah nilai komersil iklan ini. Media televisi dipilih karena televisi mampu menyampaikan pesan secara visual (gambar) dan juga audio (suara) sehingga pesan yang disampaikan dari sebuah iklan mampu diterima dengan baik dan cepat oleh konsumen. Visualisasi pada iklan ini juga menjadi salah satu hal yang menarik dari iklan televisi, seperti halnya kandungan seen word, picture dan movement pada tiap scene nya yang membuat iklan televisi berbeda dan lebih menarik untuk dilihat. Visualisasi dapat memberikan gambaran yang lebih nyata kepada khalayak yang melihatnya, sehingga lebih mudah diingat dan tidak membosankan.

Berdasarkan latar belakang di atas yaitu tentang bagaimana suatu iklan dapat terlihat menarik dengan adanya unsur humor yang dapat dilihat dari sisi visualisasi iklan, pesan iklan yang mengkomunikasikan pesan yang disampaikan produsen kepada konsumen dan juga tanda-tanda visual iklan seperti ikon, indeks


(14)

3 dan simbol (semiotika) yang ada pada iklan ini yang membuat iklan ini menjadi menarik. Maka dari itu dipilihlah judul “Kajian visual pada iklan televisi kartu as telkomsel versi aku gak punya pulsa” karena banyak sekali informasi menarik yang dapat ditelaah dari iklan kartu As ini, baik dari visualisasi iklan maupun penyampaian pesan yang ada pada iklan tersebut.

I.2 Identifikasi Masalah

Iklan dengan pendekatan humor membuat sebuah iklan menjadi lebih menarik dengan memasukkan hiburan berupa drama sehari-hari yang dikemas dengan sentuhan humor, yang dapat dilihat pada iklan kartu As versi “aku gak punya pulsa”. Selain pendekatan iklan, iklan juga mempunyai komponen visualisasi, pesan iklan dan juga tanda iklan yang mungkin tidak terlihat (semiotika) berupa ikon, indeks dan simbol. Maka dari itu iklan ini dapat diidentifikasikan sebagai suatu iklan dengan pendekatan humor yang berisi pesan periklanan (copy) yang menarik yang digabungkan dengan visualisasi dan alur cerita yang menarik.

I.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan yaitu:

1. Bagaimana unsur visual dan tanda semiotika pada iklan kartu as versi aku gak punya pulsa?

2. Bagaimana cara penyampaian pesan humor pada iklan kartu as versi aku gak punya pulsa?


(15)

4 I.4 Batasan Masalah

Agar permasalahan yang ada tetap berada pada jalur pembahasan, maka dari itu masalah dibatasi pada hal :

• Iklan yang diteliti adalah iklan kartu as telkomsel versi “aku gak punya pulsa” dengan televisi sebagai medianya.

• Visualisasi pada iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa” yang dapat dilihat dari unsur seen word, picture dan movement. Dan juga unsur heard words sebagai bagian dari audio, unsur heard words dimasukkan karena iklan televisi selain visual juga terdiri dari audio. Dalam iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa” movement yang dimaksud yaitu cara pengambilan gambar atau sorot kamera yang digunakan sehingga dapat mempengaruhi emosi pemirsa atau target pasar.

• Tanda yang ada pada iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa”, semiotika yang digunakan adalah teori semiotika Charles Sanders Peirce yang mengkaji sistem tanda ikon, indeks dan simbol. Semiotika Charles Sanders Pierce digunakan untuk membedah objek menjadi tiga bagian yaitu ikon, indeks dan simbol sehingga dapat terlihat relasi antar tanda ikon, indeks dan simbol pada iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa” dan juga pesan yang terkandung dan ingin disampaikan oleh iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa”.

• Unsur humor pada iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa” yang dilihat dari komunikasi (kata-kata) dan juga ekspresi dari model iklan itu sendiri. Kata-kata yang dimaksud merupakan dialog araupun percakapan yang terdapat dalam iklan dan ekspresi yang dimaksud adalah mimik muka ataupun gestur dari para model iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa”.


(16)

5 I.5 Metode Penelitian

Adapun metode yang dilakukan dalam penulisan makalah ini yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan teori semiotika sebagai teori pembedah iklannya dari unsur tanda ikon, indeks dan simbol yang dilihat dari objeknya. Metode deskriptif kualitatif yaitu metode atau cara menguraikan pemecahan masalah berdasarkan fakta-fakta yang terjadi pada waktu sekarang. Masalah tersebut dianalisis berdasarkan data yang dikumpulkan tanpa menggunakan angka atau dangan kata lain data atau informasi bukan dalam bentuk angka. Data ini dapat berupa gejala, peristiwa, pendapat, karya, artefak, dan lain sebagainya (Sarwono & Lubis, 2007, h.139).

Teori semiotika pembedah dalam penelitian ini yaitu menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce karena berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas ikon (icon), indeks (index), symbol (symbol). Teori semiotika ini dipakai karena untuk membedah elemen-elemen visual yang ada pada iklan ini secara lebih detail.

I.6 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana visualisasi pada iklan kartu as telkomsel versi “aku gak punya pulsa” dan untuk mengetahui bagaimana tanda visual juga pesan yang ingin disampaikan iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa”.

I.7 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


(17)

6 • Dapat mengetahui bagaimana visualisasi pada iklan kartu as versi

“aku gak punya pulsa”.

• Dapat mengetahui bagaimana relasi tanda antara ikon, indeks dan simbol pada iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa”.

• Dapat menambah pengetahuan tentang objek yang diteliti. b. Manfaat bagi khalayak umum

• Sebagai bahan referensi dan informasi bagi khalayak umum maupun bagi peneliti lainnya untuk meneliti.

I.8 Sistematika Penelitian

Dalam penulisan makalah ini, dan penyajian hasil dari penelitian disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, menjelaskan latar belakang masalah tentang perkembangan iklan dan juga fungsinya yang mampu berperan penting bagi produsen maupun konsumen. Dengan banyaknya iklan maka diperlukan USP (Unit Selling Point) yaitu dengan pendekatan emosional melalui pendekatan humor yang dapat menarik perhatian. Dari latar belakang tersebut maka masalah dapat diidentifikasikan, dirumuskan, dibataskan dengan menggunakan metode penelititan deskriptif kualitatif dengan teori semiotika Charles Sanders Peirce, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana visualisasi dan tanda pada iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa” dan agar mendapatkan manfaat dari penelitian tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, menjelaskan teori-teori yang terkait dengan objek kajian yang diperoleh dari buku, jurnal dan sebagainya. Objek tersebut yaitu diantaranya teori semiotika, iklan, pendekatan iklan dengan humor, media periklanan dan iklan televisi.


(18)

7 BAB III OBJEK PENELITIAN, menjelaskan penjelasan umum mengenai objek kajian yaitu telkomsel, Sule dan juga iklan kartu as telkomsel versi “aku gak punya pulsa”. Seperti profil, sejarah dan juga data-data yang terkait pada perusahaan Telkomsel kartu As. Menjelaskan profil dan latar belakang Sule sebagai seorang komedian yang sedang laris di pasaran dan tabel scene-scene iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa”.

BAB IV ANALISA VISUAL DAN HUMOR PADA IKLAN TELEVISI KARTU AS TELKOMSEL VERSI “AKU GAK PUNYA PULSA”

Berisi pembahasan permasalahan dari objek penelitian yaitu pada iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa”. Dengan menggunakan landasan teori yang ada pada Bab II berdasarkan penelitian deskriptif kualitatif dengan teori semiotika Charles Sanders Peirce sebagai pembedah untuk mengetahui tanda iklan.

BAB V SIMPULAN, Iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa” merupakan iklan dengan pendekatan emosional melalui pendekatan humor didalamnya dan juga merupakan iklan yang menggabungkan suatu cerita drama yang dikemas dengan unsur komedi (humor dramedi).


(19)

8 BAB II

KAJIAN SEMIOTIKA DAN IKLAN TELEVISI

II.1 Pengertian Semiotika

Semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain (Eco, 1979, h.16, dalam Sobur, 2002, h.95).

Sedangkan semiotik menurut Preminger (2001, h.89, dalam Sobur, 2002, h.96) dikatakan “Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda.ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti”.

Dengan menggunakan teori semiotika dalam membedah iklan, unsur iklan yang tidak terlihat dengan jelas dapat diteliti dan dibedah dari masing-masing unsur yang berbeda seperti warna, visual, ataupun tanda-tanda lainnya. Dengan semiotika, gerakan tangan atau matapun bisa mempunyai suatu arti dan makna yang tidak terlihat secara langsung tadinya.

II.1.1 Jenis-jenis Semiotika

Kajian semiotika sampai sekarang telah membedakan dua jenis semiotika, (Eco, 1979, Hoed, 2001. h.140, dalam Sobur, 2006, h.15) : 1. Semiotika komunikasi

Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu diantara nya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi yaitu pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran komunikasi, dan acuan (hal yang dibicarakan), (Jakobson, 1963, dalam Hoed 2001, h.140, dalam Sobur, 2006, h.15).


(20)

9 2. Semiotika signifikasi

Semiotika signifikasi menekankan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. Pada jenis yang kedua ini tidak dipersoalkan adanya tujuan berkomunikasi sebaliknya yang di utamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisinya pada penerima tanda lebih di perhatikan daripada proses komunikasinya.

Dari kedua semiotika yang ada, yaitu semiotika komunikasi ataupun signifikasi, dalam penelitian ini lebih merujuk pada kajian semiotika komunikasi Charles Sanders Peirce, karena dapat membantu pemahaman mengenai makna pesan yang terkandung dalam iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa” yang dapat dikaji dengan penggunaan tanda seperti ikon, indeks, dan simbol.

II.1.2 Teori Semiotika Charles Sanders Peirce

Peirce (Berger, 2000, h.14, dalam Sobur, 2006, h.34-35) menandaskan bahwa tanda-tanda berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya, keberadaannya memiliki hubungan sebab akibat dengan tanda-tanda atau karena ikatan konvensional dengan tanda-tanda tersebut. Ia menggunakan istilah ikon untuk kesamaannya, indeks untuk hubungan sebab akibat, dan simbol untuk asosiasi konvensional.

Tabel II.1 Teikotomi Ikon/Indeks/Simbol Peirce

Tanda Ikon Indeks Simbol

Ditandai dengan:

Persamaan (kesamaan) Hubungan sebab-akibat Konvensi

Contoh: Gambar-gambar,

patung-patung, tokoh besar, foto reagan

Asap/api,

gejala/penyakit, bercak merah/campak

Kata-kata, isyarat

Proses Dapat dilihat Dapat diperkirakan Harus dipelajari

Sumber: Arthur Asa Berger, 2000b. Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta: PT Tiara Wacana, hlm.15 dalam Sobur (2006, h.34-35)


(21)

10 Menurut Peirce, sebuah analisis tentang esensi tanda mengarah pada pembuktian bahwa setiap tanda ditentukan oleh objeknya:

1. Dengan mengikuti sifat objeknya, ketika menyebut tanda sebuah ikon.

2. Menjadi kenyataan dan keberadaannya berkaitan dengan objek individual, ketika menyebut tanda sebuah indeks.

3. Kurang lebih, perkiraan yang pasti bahwa hal itu diintrepretasikan sebagai objek denotatif sebagai akibat dari suatu kebiasaan ketika menyebut tanda sebuah simbol.

Peirce (Pateda, 2001, h.44, dalam Sobur, 2006, h.41) mengadakan klasifikasi tanda-tanda yang dikaitkan dengan ground (sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi) diklasifikasikan menjadi:

1. Qualisign

Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, merdu.

2. Sinsign

Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda, misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. 3. Legisign

Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia.


(22)

11 Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas:

1. Ikon

Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan, misalnya, potret dan peta.

2. Indeks

Indeks adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya api.

3. Simbol

Simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya, hubungan diantaranya bersifat arbiter, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.

Dengan melihat bagaimana fungsi semiotika dari Charles Sanders Peirce diatas yaitu teori tanda yang lebih mengartikan makna yang terkandung pada sifat objeknya yang dapat dilihat dari elemen-elemen tanda berupa ikon, indeks dan simbol, maka iklan kartu as versi “aku gak punya pulsa” dapat dibedah secara detail dan maknanyapun akan terlihat baik dari pesan ataupun visualisasinya. Dan membantu untuk melihat relasi tanda antara iklan itu sendiri dengan humor yang terdapat pada iklan itu sendiri.

II.1.3 Semiotika dalam Iklan

Dalam menganalisa iklan, hal-hal berikut perlu dipertimbangkan, (Berger, 2000, h.199, dalam Sobur, 2006, h.117):

1. Penanda dan petanda


(23)

12 3. Fenomena sosiologi: demografi orang di dalam iklan dan orang-orang yang menjadi sasaran iklan, rekfleksikan kelas-kelas sosial ekonomi, gaya hidup, dan sebagainya.

4. Sifat daya tarik yang dibuat untuk menjual produk, melalui naskah dan orang-orang yang dilibatkan di dalam iklan.

5. Desain dari iklan, termasuk tipe perwajahan yang digunakan, warna, dan unsur estetik yang lain.

6. Publikasi yang ditemukan dalam iklan, dan khayalan yang diharapkan oleh publikasi tersebut.

Dari uraian tentang semiotika pada iklan dapat dilihat bahwa dalam meneliti iklan televisi, tidak hanya bicara tentang visual dari iklan itu saja tetapi juga bicara tentang warna, perpindahan kamera, alur cerita, mimik wajah dan sebagainya. Dengan semiotika, makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh suatu iklan akan terlihat.

II.2 Iklan (Advertisment)

Iklan merupakan suatu media promosi dan komunikasi yang setiap harinya bermunculan, baik itu di televisi, radio, majalah, spanduk, billboard dan sebagainya. Suatu iklan berisi tentang suatu pesan dan promosi produk yang diiklankan, tentu saja pesan yang disampaikan harus tersampaikan secara tepat kepada konsumen, agar produk yang diiklankan dapat disukai dan terjual. Karena pada dasarnya iklan bersifat persuasive (membujuk) kepada konsumen agar konsumen yang melihat iklan tersebut dapat mengambil suatu tindakan berupa pembelian produk. Persuasi adalah kegiatan psikologis dalam usaha mempengaruhi sikap, sifat, pendapat, dan perilaku seseorang atau banyak orang (Suhandang, 2010, h.108).

Pengertian periklanan menurut Kustadi Suhandang (2005, h.13) “periklanan (advertising) adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan


(24)

13 sponsor tertentu pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah media massa atas penyiaran iklannya, misalnya melalui program televisi”.

Iklan menurut Alo Liliweri, M.S. (2011, h.495) “Iklan adalah aktivitas untuk memberitahu atau memperkenalkan produk barang atau jasa kepada sejumlah orang yang mempunyai perhatian terhadap produk barang atau jasa ini”.

Sedangkan periklanan menurut Frank Jefkins (1997, h.5) “periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling potesial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.”

Menurut Frank Jefkins (1997, h.39) dalam bukunya “Periklanan” secara garis besar iklan dapat digolongkan menjadi tujuh kategori pokok, yaitu sebagai berikut:

1. Iklan Konsumen (Consumer Advertising)

Iklan konsumen mencakup tentang beberapa macam barang yang dikonsumsi atau digunakan oleh para masyarakat seperti:

 Barang Konsumen seperti bahan makanan, shampoo, sabun

dan sebagainya.

 Barang tahan lama, seperti bangunan tempat tinggal, mobil, perhiasan dan sebagainya.

 Jasa Konsumen, seperti pelayanan untuk keamanan dan

kesejahteraan seperti bank, asuransi, investasi dan sebagainya. 2. Iklan Antar Bisnis (Business to Business Advertising)

Kegunaan iklan antar bisnis adalah mempromosikan barang-barang dan jasa non-konsumen, artinya baik pemasang maupun sasaran iklan sama-sama perusahaan. Produk yang diiklankan adalah barang antara yang harus diolah atau menjadi unsur-unsur produksi. Termasuk disini adalah pengiklanan bahan-bahan mentah, komponen, suku cadang dan aksesoris, fasilitas pabrik dan mesin serta jasa-jasa seperti asuransi, pasokan alat tulis kantor dan lain-lain.


(25)

14 3. Iklan Perdagangan (Trade Advertising)

Kegunaan iklan perdagangan adalah memberikan informasi kepada para pedaganang atau saudagar tentang barang-barang yang tersedia untuk dijual kembali, apakah dengan mengigatkan mereka pada merek-merek yang terkenal, memperkenalkan barang-barang baru atau tak jarang mengumumkan hal-hal khusus untuk membantu para pengecer menjajakan barang-barang tersebut, misalkan potongan harga baru, rencana-rencana kampanye iklan konsumen atau promosi penjualan.

4. Iklan Eceran (Retail Advertising)

Kegunaan iklan eceran adalah sebagai berikut:

 Mempopulerkan perusahaan, memikat para konsumen dengan

janji-janji tertentu dan berkenaan dengan toko atau para pengecer.

 Menjual barang-barang yang eksklusif bagi toko tertentu.

 Untuk menjual stok toko.

5. Iklan Bersama (Cooperative Advertising)

Sebuah dukungan iklan yang diberikan oleh pihak perusahaan atau pebrik kepada para pengecer produk-produknya juga lazim disebut dengan istilah “kerja sama iklan secara vertical”. Kerja sama iklan merupakan sisi penting dari iklan eceran dan bentuknya sendiri

macam-macam, mislanya pemakaian logo, pembiyaan bersama, pemasokan art

work, semua biaya ditanggung pemasok dari daftar distribusi. 6. Iklan Keuangan (Financial Advertising)

Tujuan iklan keuangan biasanya adalah untuk menghimpun dana pinjaman atau menawarkan modal, baik dalam bentuk asuransi, penjualan saham, surat obligasi, surat hutang atau dana pensiun. Namun bisa juga iklan tersebut hanya berupa penggumuman atau laporan keuangan dari suatu perusahaan kepada publik yang salah satunya, tentu saja untuk menunjukkan betapa solidnya keuangan yang bersangkutan.


(26)

15 7. Iklan Rekruitment (Recruitment Advertising)

Iklan jenis ini bertujuan merekrut pegawai (seperti anggota polisi, perusahaan swasta dan lain-lain). Dan bentuknya antara lain iklan kolom yang menjanjikan kerahasiaan pelamar atau iklan selebaran biasa.

II.2.1 Iklan sebagai Media Komunikasi dan Informasi

Iklan selain media promosi juga merupakan media komunikasi dan informasi, karena iklan berisikan tentang informasi suatu produk yang diiklankan yang kemudian dikomunikasikan secara menarik dan persuasi guna mendapatkan perhatian dari konsumen terhadap produk yang

diiklankan. Komunikasi periklanan adalah penyampaian pesan penawaran

mengenai suatu produk, jasa atau ide kepada khayalak (konsumen) melalui media massa dan media lainnya yang dibayar untuk mempengaruhi khayalak sehingga menggunakan produk, jasa atau ide yang ditawarkan. Proses komunikasi periklanan adalah urut-urutan peristiwa yang terjadi dalam komunikasi periklanan.

Menurut Liliweri (2011, h.551-553) dalam proses komunikasi tersebut terdapat unsur-unsur komunikasi sebagai berikut:

Tabel II.2 Tabel unsur-unsur komunikasi


(27)

16

1. Source (Produk)

Sumber komunikasi adalah produsen yang menjadi pemilik produk/jasa/ide yang akan ditawarkan. Produsen bermaksud supaya produk/jasa/ide digunakan oleh konsumen. Produk/jasa/ide merupakan sesuatu yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan konsumen.

a) Produkadalah barang yang bernilai ekonomis yang diperlukan oleh konsumen.

 Produk tahan lama : yang tidak habis dipakai misalnya perabotan, mobil, elektronik, dan sebagainya.

 Produk tidak tahan lama :habis dipakai misalnya, sabun, makanan, minuman, dan sebagainya.

 Produk berwujud (tangible) : adalah produk yang ada bentuk fisiknya.

b) Jasa adalah layanan yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Misalnya jasa angkutan transportasi, jasa pendidikan, jasa perbankan, dan sebagainya. Jasa sering disebut sebagai produk tidak berwujud (intangible).

c) Ide adalah hasil pemikiran yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen.

2. Message (Iklan)

Iklan adalah pesan-pesan penawaran yang dibuat untuk membantu menjual produk/jasa/ide yang dimaksud. Proses perumusan pesan yang dapat membantu penjualan meliputi isi, struktur dan format yang paling baik untuk kondisi produk /jasa/ide yang ditawarkan.


(28)

17

3. Channel (Saluran)

a) Media adalah alat perantara yang digunakan dalam menyalurkan pesan penawaran kepada konsumen. Misalnya surat kabar, majalah, radio, televisi, internet, billboard, bioskop, VCD/DVD, mobile, dan sebagainya.

b) Disini terjadi proses pemilihan media yang paling kuat pengaruhnya untuk membantu menyalurkan pesan-pesan iklan.

4. Receiver (Audiens)

a) Audiens orang yang menjadi sasaran penyampaian iklan.

b) Komunikasi dalam komunikasi periklanan sering disebut khayalak konsumen atau calon konsumen yang menjadi pengguna produk/jasa/ide yang ditawarkan.

c) Komunikasi menerima iklan dan mengolahnya sehingga menghasilkan efek.

5. Effect (Efek)

Efek adalah tujuan yang diharapkan oleh komunikasi periklanan dapat berupa:

a) Kognitif: Pengetahuan terhadap produk b) Afektif: Menyukai

c) Konatif: Tindakan pembelian.

Adapun tahap untuk mencapai efek pembelian menurut Liliweri (2011, h552-553) ada tiga yaitu:

1. Exposure

Proses pertama yang dialami konsumen yaitu diterpa (terdedah) atau tersentuh oleh pesan iklan.


(29)

18

2. Processing

Iklan yang disampai kepada konsumen akan diolah atau diproses dalam memori konsumen. Konsumen coba memahami isi iklan dan membandingkan dengan nilai-nilai yang ada dalam memori.

3. Communication effect

Informasi yang diolah dalam memori mengakibatkan terjadinya pengaruh dalam diri konsumen berupa:

a. Kesadaran terhadap produk b. Pengetahuan terhadap produk c. Menyukai produk

d. Mengutamakan merek e. Yakin akan produk

4. Target audience action

Konsumen membeli produk yang ditawarkan.

Strategi pemasaran banyak berkaitan dengan komunikasi. Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Untuk menjalankan fungsi pemasaran tersebut maka yang harus dilakukan harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khalayak. Periklanan harus mampu untuk mempengaruhi konsumen untuk memilih dan mengambil keputusan untuk membeli. Dengan adanya komunikasi yang baik maka sebuah iklan dapat mengirimkan pesan dan informasi yang tepat kepada konsumen.

Pada dasarnya periklanan hanya berperan untuk memberitahu para pembeli, yaitu menjelaskan tentang produk dan cara-cara penjualannya. Dalam hal ini, sebuah informasi jelas penting adanya, sebab memberitahu orang bukan manipulasi. Namun apabila produsen iklan memberitahu para konsumen secara berlebihan, maka dapat dianggap telah melakukan manipulasi, atau paling tidak mempengaruhi, membujuk atau meyakinkan mereka untuk berbuat sesuatu. Padahal, apabila dipahami dari arti informasi, akan memperoleh gambaran tentang peran sebuah informasi.


(30)

19 Meskipun periklanan memiliki banyak pengertian tetapi periklanan lebih banyak digunakan dalam sistem informasi massa di kalangan masyarakat untuk tujuan ekonomi. Baik perorangan atau kelompok, masyrakat ingin menggunakan sistem informasi massa di dalam masyarakat agar bisa memberikan atau memperoleh informasi dan akhirnya membeli atau menjual berbagai macam barang atau jasa.

II.2.2 Daya Tarik Pesan Periklanan

Suatu iklan tentunya memiliki konsep yang berbeda-beda, yang mencerminkan dan mewakili produk itu sendiri. Produsen iklan tentunya mempunyai strategi khusus untuk dapat menciptakan suatu iklan yang menarik dan bisa menarik perhatian konsumen. Salah satu strategi untuk menarik perhatian dari konsumen yaitu dengan adanya beberapa pendekatan periklanan yang dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan produk dan juga mengikuti selera pasar.

Daya tarik iklan dapat dibagi menjadi dua kategori (Lee & Johnson, 2007, h.179 dalam Pratami 2012, h.14-15) yaitu :

 Daya tarik informasional/rasional (penjualan agresif). Daya tarik ini menekankan kepada ciri-ciri, manfaat, atau alasan menggunakan produk tertentu.

 Daya tarik emosional (penjualan persuasif). Daya tarik ini meggunakan pesan emosional yang diharapkan dapat menyentuh hati dan menciptakan tanggapan berdasarkan perasaan dan sikap.daya tarik emosional terdiri dari daya tarik humor, daya tarik seks, dan daya tarik rasa takut.

 Daya tarik kombinasi. Daya tarik ini menggabungkan daya tarik informasional/rasional dan daya tarik emosional.

Menurut Suyanto (dalam Haerudin 2010, h.19-21), daya tarik pesan diciptakan menggunakan selebritis, humor, rasa takut, kesalahan, positif/ rasional, emosi, komparatif, dan kombinasi:


(31)

20 1. Daya tarik selebritis

Produk atau merek dapat menonjol dalam periklanan salah satunya karena selebritis bisa berupa bintang televisi, aktor, aktris, ilmuwan, dan sebagainya. Selebritis menjadi juru bicara produk bahkan menjadi ikon produk tersebut.

2. Daya tarik humor

Pengiklan juga menggunakan humor untuk mencapai sasaran komunikasi yang bervariasi survei yang dilakukan oleh eksekutif periklanan menunjukan hal-hal sebagai berikut:

a. Humor merupakan metode yang efektif untuk menarik perhatian terhadap iklan.

b. Humor menyempurnakan kesukaan baik terhadap iklan maupun terhadap produk yang diiklankan.

c. Humor tidak merugikan secara keseluruhan.

d. Humor memberikan keunggulan terhadap non humor untuk meningkatkan persuasi.

e. Sifat produk mempengaruhi kesesuaian penggunaan humor khususnya humor akan lebih berhasil digunakan mempertahankan produk daripada untuk memperkenalkan produk.

3. Daya tarik rasa takut

Daya tarik rasa takut lebih efektif digunakan untuk memperbaiki motivasi. Fakta yang tidak menguntungkan pada konsumen yang hidup pada akhir abad dua puluh adalah dunia yang penuh kriminal dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Pengiklan memotivasi konsumen untuk mengolah informasi dan mengambil tindakan. Pengiklan menggunakan daya tarik rasa takut


(32)

21 dengan mengidentifikasi dua hal pertama, konsekuensi negatif jika tidak menggunakan produk. Kedua, konsekuensi negatif terhadap perilaku yang tidak aman misalnya minuman keras dan merokok.

4. Daya tarik kesalahan

Seperti halnya rasa takut, kesalahan juga merupakan daya tarik negatif, orang merasa salah ketika melanggar peraturan, menyimpang dari nilai standar atau nilai kepercayaan dan tidak bertanggung jawab. Daya tarik kesalahan dapat berjalan baik karena memotivasi individu dewasa secara emosi mengambil alih tanggung jawab tindakan terdepan untuk mengurangi tingkat kesalahan dan berupaya membujuk calon konsumen dengan menerapkan perasaan bersalah yang dapet diganti dengan menggunakan produk yang diiklankan.

5. Daya tarik komparatif

Dalam periklanan ada praktik komparatif langsung atau tidak langsung suatu produk dengan produk pesaing, yang mempromosikan bahwa produk tersebut superior di banding produk pesaing. Penelitian tahun 1970 mempelajari iklan dan hasilnya sebagai berikut:

a) Iklan komparatif lebih baik dalam meningkatkan kesadaran akan merek dibandingkan iklan non komparatif.

b) Iklan komparatif lebih baik dalam mempromosikan recall titik pesan.

c) Iklan komparatif secara umum lebih sesuai dengan sikap, terhadap merek yang diiklankan.

d) Iklan komparatif secara umum mendorong lebih kuat intensitas konsumen untuk membeli produk.


(33)

22 e) Iklan komparatif mempercayai persepsi kurang dapat dipercaya dibandingkan iklan non komparatif.

6. Daya tarik positif/ rasional

Daya tarik rasional berfokus pada praktek, fungsi, atau kebutuhan konsumen secara optimal terhadap suatu produk, yang memberikan tekanan pada manfaat atau alasan untuk mempunyai atau menggunakan suatu merek. Isi pesan menekankan fakta, belajar dan persuasi logis. Nada positif/ rasional cenderung informatif dan pengiklan menggunakan nada ini umumnya mencoba meyakinkan konsumen bahwa produk mempunyai manfaat khusus yang memuaskan konsumen.

7. Daya tarik emosional

Daya tarik emosional berhubungan dengan kebutuhan psikologis konsumen untuk membeli suatu produk, karena emosional dan perasaan terhadap atribut dan pernak-pernik produk tersebut. Para pengiklan percaya bahwa daya tarik emosional lebih baik untuk menjual merek daripada daya tarik rasional.

8. Daya tarik kombinasi

Daya tarik kombinasi adalah daya tarik perpaduan anatara daya tarik yang telah di bahas.

II.2.3 Iklan dengan Pendekatan Humor

Pendekatan humor dalam suatu iklan dapat mempengaruhi khalayak dari segi emosionalnya, karena humor itu sendiri bersifat menghibur sehingga khalayak yang melihat iklan humor secara tidak sadar telah dipengaruhi (persuasi) oleh pesan iklan tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Humor adalah sesuatu yang lucu, keadaan yang menggelikan hati. Humor merupakan suatu karya yang lucu yang pada


(34)

23 umumnya bertujuan untuk menghibur, menimbulkan tawa, terutama di televisi, film dan lawakan. Humor dapat juga diartikan suatu kemampuan untuk menerima, menikmati dan menampilkan sesuatu yang lucu, ganjil/aneh yang bersifat menghibur (Darmansyah, 2010, h.66).

Menurut Suyanto (dalam Haerudin, 2010, h.19), daya tarik pesan dengan menggunakan humor berperan untuk:

a. Humor merupakan metode yang efektif untuk menarik perhatian terhadap iklan.

b. Humor menyempurnakan kesukaan baik terhadap iklan maupun terhadap produk yang diiklankan.

c. Humor tidak merugikan secara keseluruhan.

d.Humor memberikan keunggulan terhadap non humor untuk meningkatkan persuasi.

e. Sifat produk mempengaruhi kesesuaian penggunaan humor khususnya humor akan lebih berhasil digunakan mempertahankan produk daripada untuk memperkenalkan produk.

Beberapa studi dalam bidang iklan telah mencatat bahwa humor merupakan alat yang paling efektif untuk memperkuat kemampuan dalam mengingat kembali suatu pesan iklan (Darmansyah, 2010). Suatu studi yang dilakukan oleh ASI Corporation menemukan bahwa pesan komersial yang bersifat humoris dapat mengingat kembali 17 persen lebih tinggi daripada rata-rata pesan komersial lainnya. Penyimpanan informasi dengan sentuhan humor merupakan upaya melibatkan emosi secara mendalam yang dapat mempengaruhi (persuasi) sesorang (konsumen). Oleh karena itu, informasi yang masuk kedalam otak memori secara menyenangkan melalui sentuhan humor akan bertahan cukup lama dan tentu saja akan mudah untuk dipanggil kembali ketika diperlukan (Darmansyah, 2010).


(35)

24 Macam-macam Humor yang diterapkan pada iklan yaitu:

1. Komedi Slapstics yaitu Sebuah komedi di mana humor berasal dari interaksi fisik, seringkali melibatkan kekerasan berlebihan tapi akhirnya tidak berbahaya diarahkan terhadap individu. Contoh komedi slapstics dapat dilihat pada iklan televisi produksi Arab Saudi yaitu iklan panda cheese, iklan berisi adegan lucu si panda yang seketika berubah menjadi kasar pada siapapun yang tidak memakan produk panda cheese.

Gambar II.1 Iklan Panda Chesse

Sumber : http://www.seriouseats.com/2010/09/video-never-say-no-to-panda-cheese-commercials.html

2. Komedi Parody yaitu Komedi yang memparodikan suatu artis, film, video klip dll dengan menirukannya dengan lucu. Contoh komedi parody dapat dilihat pada iklan televisi sandal new era style versi gangnam style, dalam iklan ini model memparodikan gaya Psy.

Gambar II.2 Iklan New era versi gangnam style Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=gkiBLQ0yg_M


(36)

25 3. Komedi Dramedy yaitu Komedi yang berisi drama di dalamnya. Contoh komedi dramedy dapat dilihat pada iklan televisi XL versi Mawar Marwan, karena iklan ini berisikan drama tentang hubungan Mawar dan Marwan.

Gambar II.3 Iklan XL versi Mawar Marwan

Sumber : http://destipurnamasari.multiply.com/journal/item/223/Iklan-XL-Sejuta-Mawar-untuk-Marwan-apaan

II.2.4 Jenis Humor

Jenis humor menurut Arwah Setiawan dalam Rachmanadji (2006, h.217) dapat dibedakan menjadi tiga kategori menurut “bentuk ekspresi” yaitu :

1. Humor Personal yaitu kecenderungan tertawa pada diri kita, misalnya bila kita melihat sebatang pohon yang bentuknya mirip orang sedang buang air besar.

2. Humor dalam Pergaulan, misalnya senda gurau di antara teman, kelucuan yang diselipkan dalam pidato atau ceramah di muka umum.

3. Humor dalam Kesenian :


(37)

26 b. Humor grafis, misalnya : cerpen lucu, karikatur, foto jenaka,

patung lucu.

c. Humor literatur, misalnya : cerpen lucu, esai satiris, sajak jenaka dan semacamnya.

Menurut Manser dalam Rachmanadji (2006) Jika yang digunakan dalam kriteria komunikasi, maka ada tiga jenis dalam komunikasi yaitu:

a. Si penyampai memang bermaksud melucu, dan si penerima

menerima sebagai lelucon.

b. Si penyampai tidak bermaksud melucu, namun si penerima

menganggap lucu.

c. Si penyampai bermaksud melucu, namun si penerima tidak

menganggap lucu. II.3 Media Periklanan

Suatu iklan tentunya harus mempunyai suatu media pendukung untuk bisa mempromosikan produknya, dibawah ini terdapat beberapa media yang sangat digemari bagi para produsen iklan dalam mengenalkan produknya yaitu media pers, media radio dan media televisi :

1. Media Pers

Media Pers adalah media yang paling unggul di Negara-negara industri yang maju. Pengiklan di pers mencapai jutaan dan jumlah publikasi atau terbitan pers di Inggris saja lebih dari 12.000 itu semua karena media pers adalah sarana yang paling murah dalam mempromosikan produknya (Jefkins, 1997, h.87).

2. Media Radio

Media radio adalah suatu media yang sudah menjadi sarana komunikasi dan periklanan yang mapan karena radio dianggap bisa menggantikan televisi dan juga pemasangan iklan di radio lebih murah dibandingkan televisi, selain itu juga konsumen dapat berimajinasi sendiri dengan hanya mendengarkannya (Jefkins, 1997, h.99).


(38)

27 3. Media Televisi

Media Televisi merupakan barang umum yang mudah dijumpai di mana saja. Karena itu, potensinya sebagai wahana iklan sangat besar, karena ia mampu menjangkau begitu banyak masyarakat atau calon kunsumen. Karena televisi merupakan sarana hiburan utama bagi keluarga, maka produk-produk yang diiklankan di televisi pun kebanyakan adalah barang-barang konsumen, baik yang dikonsumsi setiap hari maupun tahan lama (durable goods) seperti alat rumah tangga. Namun, dalam beberapa tahun terakhir ini, produk-produk barang dan jasa yang bernilai tinggi semakin sering diiklankan di televisi (Jefkins, 1997, h.108).

II.4 IklanTelevisi

Televisi merupakan media promosi iklan lini atas (above the line), karena bayarannya yang mahal dan pengiklan harus membayar penayangan iklan berdasarkan hitungan per detik. Tetapi meski memasang iklan di televisi relatif mahal, tetapi televisi merupakan media yang paling efektif bagi produsen untuk memperkenalkan produk yang akan diiklankan. Karena televisi adalah media yang paling diminati untuk dilihat dan merupakan barang yang umum dimiliki.

Menurut Jefkins (1997, h.110-112) ada beberapa kelebihan iklan televisi yang berlaku secara umum yaitu:

1. Kesan Realistik. Karena sifatnya yang visual dan merupakan kombinasi warna-warna, suara dan gerakan, maka iklan-iklan televisi nampak begitu hidup dan nyata.

2. Masyarakat Lebih Tanggap. Karena iklan televisi disiarkan dirumah-rumah dalam suasana yang serba santai atau rekreatif, maka masyarakat lebih siap untuk memberikan perhatian (dibandingkan dengan iklan poster yang dipasang di tengah jalan; masyarakat yang sibuk memikirkan sesuatu, menuju suatu tempat atau tengah bergegas ke kantor tentunya tidak akan sempat memperhatikannya).


(39)

28 3. Repetisi/Penggulangan. Iklan Televisi bisa ditayangkan hingga beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya, dan dalam frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu bangkit.

4. Adanya pemilihan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat. Seorang pengiklan dapat mengguanakan satu atau kombinasi banyak stasiun televise sekaligus untuk memuat iklannya.

5. Ideal bagi para pedagang eceran. Iklan televisi dapat menjangkau kalangan pedagang eceran sebaik ia menjangkau konsumen.

6. Terkait erat dengan media lain. Tayangan iklan televisi mungkin saja terlupakan begitu cepat, tetapi kelemahan ini bisa diatasi dengan memadukannya pada wahana iklan lain.

Selain memiliki kelebihan, Televisi juga memiliki beberapa kelemahan. Menurut Jefkins (1997, h.113-114) ada beberapa kelemahan iklan televisi yaitu diantaranya adalah:

1. Televisi cenderung menjangkau pemirsa secara massal, sehingga

pemilahan (untuk kepentingan pembidikan pangsa pasar tertentu) sering sulit dilakukan.

2. Jika yang diperlukan calon pembeli adalah data-data yang lengkap mengenai suatu produk atau perusahaan pembuatnya, maka televise lagi-lagi tidak akan bisa menandingi media pers.

3. Hal-hal kecil lainnya bisa dan biasa dikerjakan banyak orang sambil nonton televisi, sama seperti ketika mereka mendengarkan siaran radio. Akibatnya, konsentrasi mereka akan terpecah.

4. Karena pemirsanya yang sulit dipilah—pilah itu, maka iklan televisi justru terbilang mahal. Apalagi terdapat ribuan pengiklan lainnya yang bersaing membujuk pasar sehingga pangsanya nampak lebih kecil.

5. Karena pembuatan iklan televisi butuh waktu yang cukup lama, maka ia tidak cocok untuk iklan-iklan khusus atau bahkan yang bersifat darurat yang harus sesegera mungkin disiarkan.


(40)

29 6. Di Negara-negara yang memiliki cukup banyak stasiun televisi, atau yang jumlah total pemirsanya relatif sedikit, biaya siaran mungkin cukup rendah sehingga memungkinkan ditayangkannya iklan yang panjang atau berulan-ulang. Iklan-iklan seperti ini justru mudah membosankan.

Dari segi komunikasi, dalam arti pengaruhnya, televisi memiliki keuntungan atas pesannya yang bisa dilihat serta didengar dalam waktu bersamaan (Suhandang, 2010, h.89). Selain dari itu televisi memiliki sifat-sifat :

1. Immediacy, di mana daya penyampiannya langsung tanpa mengenal batas jarak dan waktu.

2. Intimacy, di mana siaran-siarannya dapat diikuti dan dinikmati dalam lingkungan kekeluargaan di rumah-rumah sehingga menjadikan komunikasi berlangsung dalam suasana keakraban.

3. Pictorial, seperti halnya, televisi merupakan medium ynag menggunakan cara komunikasi dengan gambar-gambar bergerak disertai suara dan diproyeksikan pada layar (kaca) atau melakukan penerjemahan alam peikiran dan kata-kata ke dalam bahasa gambar sehingga memudahkan pemahaman orang-orang yang buta huruf.

Karena sifat-sifat tersebut, maka televisi menimbulkan keuntungan bagi pemakainya. Karena televisi mampu menampilkan dua elemen yaitu elemen visual (gambar) dan juga audio (suara) sehingga komunikasi yang disampaikan akan lebih mudah dimengerti oleh konsumen.

Selain itu televisi juga mempunyai unsur-unsur yang terdapat pada iklan televisi (Rossiter & Pecy dalam Limantaro, 2006, h.16 dalam Pratami, 2010, h.11) terdiri dari :

 Unsur heard words, yaitu kata-kata yang terdengar dalam iklan yang ditayangkan di televisi yang dapat membuat pemirsa semakin mengerti akan maksud pesan iklan yang ditayangkan.

 Unsur music, yatu musik yang terdapat dalam tayangan iklan, termasuk


(41)

30  Unsur seen word, yaitu kata-kata yang terlihat pada tayangan iklan yang

dapat mempengaruhi citra produk dalam benak pemirsa.

 Unsur picture, yaitu gambar atau tayangan iklan yang meliputi obyek yang digunakan, model yang digunakan, dan adegan yang ditampilkan.

 Unsur movement, yaitu gerakan yang ada atau terlihat pada tayangan iklan yang dapat mempengaruhi emosi sesorang untuk larut didalamnya.

Unsur-unsur visual dalam televisi tersebut dapat ditemui dalam iklan televisi, unsur seen word, picture dan movement mewakili tampilan visual dalam iklan televisi, sedangkan unsur heard words dan music mewakili suara audio dalam iklan televisi.

II.4.1 Pengambilan Gambar Kamera Iklan Televisi

Dalam iklan televisi, sudut pengambilan gambar sangatlah berperan penting untuk keindahan gambar dan berpengaruh dalam hal mempengaruhi konsumen. Sudut pengambilan gambar dalam iklan juga penting untuk menggambarkan emosi ataupun memberi informasi yang menarik dengan menggunakan berbagai macam sudut pengambilan gambar. Berikut adalah beberapa sorotan kamera dasar, yaitu (Lee & Johnson, 2007, h.203 dalam Pratami 2010, h.11):

a. Extreme close-up (ECU). Kamera diletakkan sedekat mungkin untuk menunjukkan bagian-bagian wajah, tubuh, maupun rincian produk. ECU digunakan untuk memberikan efek dramatis, seruan persuasif atau untuk tujuan demonstrasi.

b. Close-up (CU). Wajah atau produk mendominasi layar. Sorot kamera CU biasanya digunakan utnuk menarik perhatian pemirsa kepada produk makanan.

c. Medium shot (MS). Kamera memperlihatkan setengah badan seseorang. Dalam dua sorot, dua orang yang muncul. MS seringkali digunakan untuk menampilkan para pembicara sehingga ekspresi wajah mereka terlihat namun konsumen tetap dapat memahami peran masing-masing berdasarkan pakaian mereka.


(42)

31 d. Long shot (LS). Sorot ini digunakan untuk mengenalkan tempat atau menunjukkan kerumunan orang. LS memiliki kesan jarak fisik atau emosi yang bersifat tidak pribadi.

e. Pan. Kamera bergerak dari satu titik tetap untuk mengikuti objek bergerak.

f. Zoom, Zoom-in, kamera difokuskan sehingga citra menjadi lebih besar dan tampak lebih dekat, sedangkan zoom-out memberikan efek sebaliknya.

   


(43)

32

BAB III

KARTU AS TELKOMSEL DAN IKLAN KARTU AS VERSI “AKU GAK PUNYA PULSA”

III.1 Telkomsel

Telkomsel didirikan pada tahun 1995 sebagai wujud semangat inovasi untuk mengembangkan telekomunikasi Indonesia yang terdepan. Untuk mencapai visi tersebut, Telkomsel terus memacu pertumbuhan jaringan telekomunikasi di seluruh penjuru Indonesia secara pesat sekaligus memberdayakan masyarakat. Telkomsel menjadi pelopor untuk berbagai teknologi telekomunikasi selular di Indonesia, termasuk yang pertama meluncurkan layanan roaming internasional dan layanan 3G di Indonesia.Telkomsel merupakan operator yang pertama kali melakukan ujicoba teknologi jaringan pita lebar LTE. Di kawasan Asia, Telkomsel menjadi pelopor penggunaan energi terbarukan untuk menara-menara Base Transceiver Station

(BTS).Keunggulan produk dan layanannya menjadikan Telkomsel sebagai pilihan utama pelanggan di seluruh Indonesia.

Telkomsel terus mengembangkan layanan telekomunikasi selular untuk mengukuhkan posisi sebagai penyedia layanan gaya hidup selular, a truly mobile lifestyle. Telkomsel memiliki komitmen untuk menghadirkan layanan mobile lifestyle unggulan sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan pelanggan.Telkomsel menghadirkan teknologi agar bangsa Indonesia dapat menikmati kehidupan yang lebih baik di masa mendatang dengan tetap mendukung pelestarian negeri. Telkomsel siap melakukan lompatan besar dalam evolusi telekomunikasi selular yang sejalan dengan perubahan gaya hidup. Jaringan Telkomsel menghadirkan dunia dengan konektivitas tanpa batas, ragam aplikasi untuk memfasilitasi gaya hidup modern serta rangkaian produk untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.


(44)

33 Untuk itulah, Telkomsel secara aktif mendorong pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber energi untuk menara BTS serta menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi remaja dan masyarakat yang kurang mampu. Melalui peningkatan kualitas masyarakat dan pelestarian lingkungan, Telkomsel berpartisipasi aktif untuk masa depan bangsa yang lebih baik. "Telkomsel Paling Indonesia" (www.telkomsel.com).

Berikut dibawah ini merupakan perkembangan Telkomsel dalam kurun waktu 1995-2011:

Tabel III.1 Perkembangan Telkomsel

Tahun Keterangan

1995 PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) didirikan yang ditandai dengan peluncuran kartuHALO pascabayar.

1996 Telkomsel menyatukan negeri dengan menghadirkan layanan telekomunikasi selular ke seluruh propinsi di Indonesia.

1997 Pertama di Asia yang memperkenalkan layanan prabayar, simPATI. 1998 Menjadi pemimpin industri selular di Indonesia.

2000 Pertama di Indonesia meluncurkan layanan Mobile Banking.

2001 Pertama di Indonesia mengoperasikan GSM dualband pada frekuensi 900 dan 1.800 MHz.

2002 Meluncurkan layanan WAP, web dan data mobile berbasis SMS, dilanjutkan dengan GPRS.

2003 Pertama di Indonesia memperkenalkan layanan roaming internasional prabayar.

2004 Meluncurkan Kartu As prabayar.

Menerapkan teknologi EDGE, sebagai teknologi roadmap berikutnya setelah GPRS.

Bergabung dengan Bridge Alliance, aliansi regional telekomunikasi selular, untuk memberi manfaat lebih bagi pelanggan.

Meluncurkan layanan Nada Sambung Pribadi. 2005 Call Center meraih sertifikasi ISO 9001:2000.


(45)

34 2006 Pertama di Indonesia meluncurkan layanan 3G.

2007 Pertama di Indonesia meluncurkan layanan Telkomsel Flash HSDPA. Pertama di Indonesia meluncurkan Telkomsel cash layanan uang digital melalui telepon selular.

2008 Pertama di Asia menggunakan energi terbarukan untuk BTS.

Pertama di dunia menyediakan layanan suara dan data mobile di atas kapal PELNI yang memungkinkan pelanggan dapat berkomunikasi di tengah laut.

Meluncurkan program Telkomsel Merah Putih dalam rangka memberikan layanan telekomunikasi bagi pulau-pulau, desa-desa terpencil dan daerah perbatasan.

2009 Meningkatkan jaringan Telkomsel menjadi HSPA+, dengan kecepatan akses data mencapai 21 Mbps guna memberikan layanan

mobile broadband yang lebih baik.

2010 Telkomsel menjadi satu-satunya operator selular yang menyediakan akses telekomunikasi di lebih dari 25.000 desa melalui Program Desa Berdering.

Pertama di Indonesia meluncurkan Langit Musik layanan toko musik digital yang menyediakan fasilitas unduh lagu secara penuh.

Pertama di Indonesia meluncurkan aplikasi Mobile Newspaper yang memungkinkan pelanggan membaca berita melalui telepon selular. Pertama di Indonesia memperkenalkan layanan iklan mobile, yang terarah sehingga memungkinkan pengiklan mencapai para pengguna Telkomsel.

Pertama di Indonesia melakukan ujicoba teknologi jaringan pita lebar LTE.

2011 Pertama di Indonesia mencapai 100 juta pelanggan.


(46)

35

III.2 Produk – Produk Telkomsel

Seperti tagline dari Telkomsel yaitu “Telkomsel Paling Indonesia” , Telkomsel memberikan kenyamanan bagi pelanggan Telkomsel untuk memilih kartu provider sesuai dengan kebutuhan dari pelanggan setia Telkomsel. Karena Telkomsel memiliki produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan.

Berikut ini merupakan produk-produk dari Telkomsel (www.telkomsel.com) :

 kartuHalo

Nikmati nyamannya berkomunikasi dengan keluarga dan kerabat dengan layanan pasca-bayar (post-paid) kartuHalo dari Telkomsel. Dengan dukungan jaringan terluas dan kualitas terbaik, kartuHalo adalah pilihan yang tepat untuk seluruh solusi kebutuhan komunikasi mobile anda.

Gambar III.1 KartuHalo

Sumber :http://www.telkomsel.com/product (09-04-2013)

 SimPATI

simPATI adalah layanan pra bayar (pre-paid) dari Telkomsel untuk anda yang berjiwa modern dan dinamis. Nikmati mudahnya bicara, akses data, messaging, dan berbagai layanan terbaik lainnya hanya dari simPATI.

Gambar III.2 simPATI


(47)

36

 Kartu As

Nikmati layanan pra bayar (pre-paid) kartu As dari Telkomsel. Dengan tarif yang kompetitif didukung oleh jaringan terluas, dapatkan berbagai kemudahan berkomunikasi dengan teman dan keluarga.

Gambar III.3 Kartu As

Sumber :http://www.telkomsel.com/product (09-04-2013)

Kartu As 30 Jam

‘Gratisnya Lebih Lama 30 Jam Berkali-Kali’

Promo terbaru dari Kartu As, pelanggan dapat menikmati bonus dalam bentuk bonus bicara hingga 30 jam dan bonus ribuan SMS.Promo Kartu AS Gratisnya Lebih Lama 30 Jam Berkali-kali hanya berlaku bagi pelanggan yang aktif mulai 14 Desember 2011 dan melakukan registrasi promo Gratisnya Lebih Lama 30 Jam Berkali-kali via direct UMB *100# lalu pilih menu “Gratis Nelpon 30jam” Selain itu pelanggan juga bisa melakukan registrasi melalui direct code *100*30# , registrasi promo Gratis Nelpon 30 Jam GRATIS, dengan minimum pulsa tersedia sebelum registrasi Rp2,000 , cukup registrasi 1 kali saja maka promo akan berlaku selama periode promo, setelah sukses melakukan registrasi melalui *100# atau *100*30# pelanggan akan mendapatkan notifikasi SMS.

 Internet (Telkomsel Flash)

Telkomsel flash adalah layanan internet tanpa kabel (wireless) yang disediakan oleh telkomsel untuk seluruh pelangganya (kartuHALO, simPATI dan kartu As).


(48)

37

 Smartphone

Menikmati layanan produk dan fitur dari telkomsel pada smartphone yang anda miliki.

 Kartu Facebook

Kartu Facebook dari Telkomsel adalah satu-satunya kartu prepaid GSM di Indonesia yang bekerja sama resmi dengan Facebook. Selain bisa Facebook-an gratis, Kartu Facebook bisa juga dipakai untuk telepon, sms dan internetan murah.

Gambar III.4 Kartu Facebook

Sumber :http://www.telkomsel.com/product (09-04-2013)

 Bundling

Merupakan strategi marketing yang melibatkan beberapa produk yang kemudian dijual menjadi satu paket.

III.3Iklan kartu As versi “Aku gak punya pulsa”

Iklan kartu As Telkomsel versi “Aku gak punya pulsa” merupakan iklan provider yang bertemakan iklan humor.Iklan berdurasi 31 detik ini disajikan dengan gaya humor yang berisi adegan drama antara si cewek dan si cowok yang terlibat konflik dan kemudian Sule muncul sebagai penyelamat hubangan mereka berdua dan berakhir dengan happy ending(Slice of life).

Dalam iklan ini terdapat tiga pemain utama yang lebih ditonjolkan dalam iklan yaitu sang pria, sang wanita dan tentunya Sule, juga beberapa pemain pendukung lainnya seperti seorang nenek dan juga para pengunjung café. Iklan ini mengambil set di jalanan depan café. Iklan diawali dengan drama yang disajikan antara pasangan kekasih yaitu sang wanita&sang pria, seorang pria terlihat mengejar kekasihnya ditengah hujan yang bermaksud menahan kekasihnya untuk tidak pergi meninggalkanya, namun sang wanita merasa kecewa dengan apa yang


(49)

dilakukan kekasihnya yang tidak pern

ataupun telepon. Lalu sang pria menjelaskan

emosi, bahwa dirinya tidak mempunyai pulsa untuk menghubungi sang wanita, mendegar penjelasan kekasihnya itu sang wanita terlihat

dia pingsan. Sule, si nenek dan para pengunjung

antara pasangan kekasih itupun dibuat harunya. Lalu Sule sebagai penyelamat datang mendekati sang pria dan memberi solusi untuk menggunakan kartu As. Berbagai bonus yang tersediapun tertera di papan

disamping papan tersebut. Pemandangan berbedapun terlihat saat kedua pasangan tersebut yang terlihat berbaikan dan akrab dengan saling telepon melalui handphone mereka maasing

lainnyapun terlihat merayakannya dengan berjoged bersama muncul yaitu kartu As Telkomsel.

Berikut dibawah ini adalah tampilan audio dan visual per

Audio Pria : please.. jangan tinggalin akulah… Keterangan :

Diiringi alunan musik yang sendu dan juga suara gemercik hujan turun. Wanita : apa susahnya ngomong…

Keterangan :

Diiringi alunan musik yang sendu dan juga suara gemercik hujan turun.

dilakukan kekasihnya yang tidak pernah memberinya kabar dengan sekedar sms Lalu sang pria menjelaskan kepada sang wanita

bahwa dirinya tidak mempunyai pulsa untuk menghubungi sang wanita, mendegar penjelasan kekasihnya itu sang wanita terlihat kaget yang

dia pingsan. Sule, si nenek dan para pengunjung café yang menyaksikan drama antara pasangan kekasih itupun dibuat harunya. Lalu Sule sebagai penyelamat datang mendekati sang pria dan memberi solusi untuk menggunakan kartu As.

bonus yang tersediapun tertera di papan café dan Sule yang menari disamping papan tersebut. Pemandangan berbedapun terlihat saat kedua pasangan tersebut yang terlihat berbaikan dan akrab dengan saling telepon melalui handphone mereka maasing-masing, Sule, si nenek dan para pengunjung lainnyapun terlihat merayakannya dengan berjoged bersama-sama.Produk muncul yaitu kartu As Telkomsel.

Berikut dibawah ini adalah tampilan audio dan visual per scene:

Tabel 3.2 Scene Iklan Kartu as

Visual .. jangan

Diiringi alunan musik yang sendu dan juga suara gemercik hujan turun.

Diawali dengan drama pengejaran sang pria yang sedang berusaha menahan sang wanita agar tidak meninggalkannya.

apa susahnya

Diiringi alunan musik yang sendu dan juga suara gemercik hujan turun.

Terlihat sang wanita yang melepaskan genggaman tangan sang pria dari tubuhnya.

38 ah memberinya kabar dengan sekedar sms kepada sang wanita dengan penuh bahwa dirinya tidak mempunyai pulsa untuk menghubungi sang wanita, kaget yang menyebabkan yang menyaksikan drama antara pasangan kekasih itupun dibuat harunya. Lalu Sule sebagai penyelamat datang mendekati sang pria dan memberi solusi untuk menggunakan kartu As. dan Sule yang menari-nari disamping papan tersebut. Pemandangan berbedapun terlihat saat kedua pasangan tersebut yang terlihat berbaikan dan akrab dengan saling telepon melalui ule, si nenek dan para pengunjung café

sama.Produk shotpun


(50)

39 Wanita : sms gak pernah..

telfon gak pernah..

Keterangan :

Diiringi alunan musik yang sendu dan juga suara gemercik hujan turun.

Terlihat rasa kekecewaan sang wanita yang dengan sendu dan menangis ketika menjelaskan permasalahan mengapa ia kecewa.

Pria: aku gak punya pulsaa… Keterangan :

Diiringi alunan musik yang

-sendu dan juga suara gemercik hujan turun.

Dengan penuh emosi sang pria lalu memberi jawaban kepada sang wanita.

Pria : saaaaaa… Keterangan :

alunan music fade out dan juga suara gemercik hujan turun juga suara efek saat si cewek pingsan.

Terlihat sang wanita yang pingsan karena syok mendengar jawaban dari si cowok. Dan sekilas terlihat sekumpulan orang yang menyaksikan pertengkaran sang wanitasang pria. Sule : urusan pulsa kok

sampai lebat gini.. Keterangan :

suara gemercik hujan turun juga suara isak tangis dari para penonton.

Terlihat Sule dan juga beberapa penonton seperti seorang nenek dan wanita yang menangis tersedu-sedu.

Sule : Aissss… Keterangan :

Suara kicauan burung

terdengar karena hujan mulai

Sule yang kaget melihat tiba-tiba nenek yang berdiri disebelahnya menedahkan kepalanya dipundaknya karena


(51)

40 berhenti. saking harunya.

Sule : Makanya… Keterangan :

Suara kicauan burung

terdengar karena hujan mulai berhenti.

Hujanpun berhenti dan Sule lalu mendatangi sang pria.

Sule : Pake kartu As Keterangan :

Suara kicauan burung

terdengar karena hujan mulai berhenti.

Sule mengeluarkan kartu As dan memperlihatkan kartu As sebagai solusi kepada sang pria.

Musik : fade in

Keterangan :

Musik berirama cepat sebagai pengiring

Sule yang terlihat menari-nari disibelah papan yang didalamnya tertera bonus pada kartu As.

Teks: gratisnya lebih lama 24 jam berkali-kali

Keterangan :

Musik berirama cepat sebagai pengiring

Sule yang terlihat menari-nari disibelah papan yang didalamnya tertera bonus pada kartu As.

Teks: gratisnya lebih lama 30 jam berkali-kali

Keterangan :

Musik berirama cepat sebagai pengiring

Sule yang terlihat menari-nari disibelah papan yang didalamnya tertera bonus pada kartu As.


(52)

41 Teks: gratis nelpon, gratis

ribuan sms Keterangan :

Musik berirama cepat sebagai pengiring

Sule yang terlihat menari-nari disibelah papan yang didalamnya tertera bonus pada kartu As.

Teks: hubungi *100# Wanita : halooo..

Pria: haiii.. Keterangan :

Musik berirama cepat sebagai pengiring

Terlihat sang wanita dan sang pria yang baikan dan saling berkomunikasi menggunakan

handphonenya.

Keterangan :

Musik berirama cepat sebagai pengiring

Sule, nenek dan orang-orangpun ikut

merayakannya dengan berjoged bersama-sama. Musik : fade out Di scene terakhir terlihat

gambar produk yaitu kartu As Telkomsel.

III.3.1 Strategi Komunikasi

Iklan provider kartu as telkomsel versi “aku gak punya pulsa” merupakan iklan yang melakukan komunikasi iklan dengan menggunakan starategi komunikasi melalui pendekatan emosional yaitu humor untuk menarik perhatian khalayak dari sisi emosionalnya guna mempengaruhi konsumen.Iklan ini juga menampilkan suatu bagian drama dari kehidupan yang biasa dilihat dalam dunia nyata (slice of life) yaitu berupa drama kehidupan yang diawali dengan konflik diawal, pemecahan masalah dan


(53)

42 berakhir dengan bahagia. Iklan ini lebih menonjolkan kelbihan-kelebihan dari bonus-bonus produk kartu as telkomsel.

a. What to say

Iklan provider produk kartu as telkomsel versi “aku gak punya pulsa” ingin menyampaikan kepada konsumen bahwa kartu as merupakan produk kartu provider yang murah dengan berbagai macam bonus didalamnya, yang mampu menjadi solusi bagi pasangan muda yang ingin selalu berkomunikasi dengan biaya yang murah.Itu semua bisa terlihat dari tagline kartu as itu sendiri yaitu “kartu as paling murah”.

b. How to say

- Verbal

Strategi komunikasi verbal iklan kartu as telkomsel versi “aku gak punya pulsa” yaitu dengan penggunaan kata-kata yang non formal dengan penyampaian yang hiperbola dan lucu. Karena target audience dari iklan ini adalah anak muda dan remaja yang biasa melakukan komunikasi dengan kata-kata yang sudah terkontaminasi dengan bahasa luar, seperti penggabungan bahasaIndonesia dengan bahasa inggris ataupun bahasa yang lebay (berlebihan).

- Visual

Strategi komunikasi visual iklan kartu as telkomsel versi “aku gak punya pulsa” yaitu dengan menggunakan gaya visual iklan slice of life yaitu menggambarkan penggalan kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang dimulai dengan masalah, pemecahan masalah dan diakhiri dengan happy ending. Dengan cerita yang menggunakan pendekatan emosional yaitu humor dan pemilihan tempat yang mewakili anak muda yaitu café.


(54)

43

III.3.2 Positioning

Kartu as telkomsel memposisikan produknya sebagai kartu

provider yang paling murah seperti tagline dari kartu as itu sendiri yaitu “kartu as paling murah” dan juga cocok bagi anak muda, remaja dan yang berjiwa muda yang menyukai harga murah dan juga bonus-bonus dari produk kartu as telkomsel.


(55)

44 BAB IV

ANALISA VISUAL DAN HUMOR PADA IKLAN TELEVISI KARTU AS TELKOMSEL VERSI “AKU GAK PUNYA PULSA”

IV.1 Analisa Visual dan Humor Pada Iklan Kartu As Telkomsel versi “Aku gak punya pulsa”

Scene 1

Gambar IV.1 Scene 1 Iklan Kartu as versi “aku gak punya pulsa”

Sumber :

Pada scene pertama diawali dengan seorang pria yang terlihat mengejar kekasihnya ditengah hujan, agar tidak pergi meninggalkannya. Pada scene ini terdapat unsur visual sebagai berikut :

• Unsur gerakan/kamera (Movement) : Pada scene pertama ini menggunakan sorot kamera medium shot (MS) dan juga Pan. Medium shot digunakan memperlihatkan dua orang atau lebih dengan tetap memperlihatkan wajahnya. Pan digunakan dalam scene ini ketika sang pria mengejar kekasihnya, kamerapun bergerak di satu titik untuk mengikuti gerakan objek yaitu model iklan ini sendiri.

• Unsur gambar (picture) : Pada scene pertama ini menampilkan gambar dengan dua objek pria dan wanita (pasangan kekasih) yang berada


(56)

45 dijalanan, ditengah hujan yang deras dan gelap. Terlihat sang pria yang berusaha keras menahan kekasihnya untuk tidak pergi meninggalkannya, itu terlihat dari ekspresi wajah sang pria dan juga genggaman erat saat menahan/menarik tangan kekasihnya. Pada objek wanita terlihat ekspresi wajah yang sedih dan kecewa. Hujanpun menambah suasana menjadi lebih haru dan dramatis.

• Unsur kata-kata (heard words) : Pada scene pertama ini kata-kata yang terdengar adalah “please.. jangan tinggalin akulah..” ucap sang pria. Dengan tutur bahasa yang tidak formal dan logat yang berlebihan (hiperbola) diiringi dengan suara rintikan hujan dan alunan melodi yang sendu.

• Unsur humor : Pada scene ini terdapat unsur humor berupa kalimat (kata-kata) yang dilontarkan sang pria kepada sang wanita “please.. jangan tinggalin akulahhh..” yang diucapkan dengan aksen gaya bahasa hiperbola (berlebihan).

Scene 2

Gambar IV.2Scene 2 Iklan Kartu as versi “aku gak punya pulsa”

Sumber :

Pada scene kedua ini terlihat sang wanita yang berusaha keras untuk melepaskan genggaman tangan kekasihnya dari tubuhnya dengan membalikan badannya dan mendorong kekasihnya untuk menjauh dari dirinya. Pada scene ini terdapat unsur visual sebagai berikut :


(57)

46 • Unsur gerakan/kamera (Movement) : Pada scene kedua ini terlihat

pengambilan kamera menggunakan close-up. Penggunaan kamera close-up dipakai untuk memberikan fokus pada ekspresi wajah model wanita yang memperlihatkan dan memperjelas ekspresi dari wajah wanita tersebut.

• Unsur gambar (picture) : Pada scene kedua ini masih memperlihatkan dua tokoh utama dalam iklan ini yaitu pasangan kekasih yang sedang terlibat konflik. Terlihat sang wanita yang berusaha untuk melepaskan genggaman tangan sang pria dari tubuhnya. Ekspresi sedih dari wajah wanita tersebut memperlihatkan rasa kekecewaan yang mendalam.

• Unsur kata-kata (heard words) : Pada scene kedua ini kata-kata yang terdengar adalah balasan dari sang wanita terhadap sang pria “apa susahnya ngomong..” ucap sang wanita yang diiringi dengan isakan tangisnya dan suara rintikan hujan juga alunan melodi yang sendu..

Scene 3

Gambar IV.3 Scene 3 Iklan Kartu as versi “aku gak punya pulsa”

Sumber :

Pada scene ketiga ini memperlihatkan sang wanita yang sedang menjelaskan mengapa ia meraasa kecewa kepada kekasihnya. Wanita tersebut menjelaskan dengan penuh rasa sedih dan kekecewaanya terhadap sang pria yang tidak pernah menghubunginya. Pada scene ini terdapat unsur visual sebagai berikut:


(58)

47 • Unsur gerakan/kamera (Movement) : Pada scene ketiga ini pengambilan

kamera menggunakan close-up. Pada scene ini close-up digunakan lebih dekat lagi dari scene sebelumnya untuk lebih memfokuskan dan memberi kesan dramatis yang lebih lagi.

• Unsur gambar (picture) : Pada scene ketiga ini terlihat objek gambar wajah dari wanita yang sangat jelas dan juga objek pria dari tampak belakang dan tidak fokus. Pada scene ini ingin memperlihatkan secara detail dari mimik muka dan ekspresi dari model wanita.

• Unsur kata-kata (heard words) : Pada scene ketiga ini suara yang terdengar ucapan dari sang wanita yang diiringi dengan tangisan “sms gak pernah, telfon gak pernah..” diiringi dengan suara rintikan hujan dan alunan melodi yang sendu..

• Unsur humor : Masih sama seperti scene sebelumnya, dalam scene ini unsur humor terdapat pada kalimat yang dilontarkan sang wanita saat menanggapi ucapan sang pria “apa susahnya ngomong, sms gak pernah, nelpon gak pernah” aksen bahasa yang dilebih-lebihkan (hiperbola) membuat kalimat menjadi berbeda (aneh).

Scene 4

Gambar IV.4 Scene 4 Iklan Kartu as versi “aku gak punya pulsa”

Sumber :

Pada scene keempat ini terlihat sang pria yang menjelaskan kepada sang wanita dengan sungguh-sungguh, mengapa ia tidak bisa selalu menghubungi


(59)

48 kekasihnya. Karena selama ini ia tidak mempunyai pulsa untuk menghubungi sang wanita. Pada scene ini terdapat unsur visual sebagai berikut :

• Unsur gerakan/kamera (Movement) : Pada scene keempat ini, menggunakan pengambilan kamera close-up. Kamera close-up pada scene ini difokuskan kepada sang pria guna memperlihatkan mimic wajah sang pria yang sedang menjelaskan permasalahannya kepada kekasihnya.

• Unsur gambar (picture) : Objek yang terlihat pada scene ini, masih kedua tokoh utama yaitu sepasang kekasih. Pada gambar ini terlihat jelas bahwa sang pria yang sedang menjelaskan sesuatu hal kepada kekasihnya. Itu terlihat dari gerakan mulut yang terbuka lebar dan tubuh yang menghadap kearah sang wanita. Kesan humor mulai terlihat pada saat sang pria memberikan jawaban yang sangat jujur dan terkesan lucu yaitu “aku gak punya pulsa”.

• Unsur kata-kata (heard words) : Pada scene ini kata-kata yang terdengar adalah jawaban dari sang pria atas pertanyaan yang diajukan sang wanita mengapa ia selama ini tidak pernah menghubunginya “aku gak punya pulsa..” ucap sang pria dengan nada yang sedikit meninggi.

• Unsur humor : Pada scene ini unsur humor terdapat pada kata-kata yang dilontarkan sang pria “aku gak punya pulsa..” tandasnya. Kalimat tersebut dapat menggelitik para pemirsa, karena selain aksen yang berlebihan (hiperbola) dan juga jawaban yang dilontarkan sang pria yang tidak mempunyai pulsa.


(1)

75 diselipkan bumbu humor didalamnya ini, membuat iklan ini menarik dan tidak membosankan. Drama yang ditampilakan pada awal scene ini mampu menarik perhatian pemirsa, dan juga humor didalam iklan ini menambah nilai komersil iklan karena pada dasarnya humor bersifat menghibur dan mudah untuk diterima dan dipahami. Sule juga mempunyai peran penting dalam penambah humor pada iklan ini, karena mindset khalayak yang melihat Sule pasti selalu mengarah kepada hal-hal berbau komedi.

IV.4 Analisa Unsur Humor Iklan Kartu As Telkomsel Versi ‘Aku Gak Punya Pulsa’

Iklan televisi kartu as versi “aku gak punya pulsa” merupakan salah satu dari banyaknya iklan provider yang menggunakan pendekatan iklan secara emosional melalui pendekatan humor. Humor pada iklan kartu as ini terdapat pada kata-kata atau dialog dari antar model juga dilihat dari ekspresi ataupun gestur dari para modelnya. Bila dilihat dari ‘humor komunikasi’, iklan ini bermaksud untuk melucu dan pemirsa televisi menanggapinya sebagai hal yang lucu pula, sehingga antara pengiklan dan juga pemirsa televisi melihat iklan ini sebagai iklan yang lucu (pendekatan iklan). Apabila dilihat dari ‘humor ekspresi’ iklan ini termasuk pada humor personal dan humor pergaulan. Humor personal merupakan kecenderungan seseorang apabila melihat sesuatu yang lucu maka timbul rasa menggelitik (tertawa), seperti halnya apabila melihat iklan ini tanpa sengaja pemirsa yang melihat mempunyai reflek untuk senyum ataupun tertawa. Sedangkan humor pergaulan yang dimaksud adalah iklan kartu as ini mengambil cerita yang berhubungan dengan relalita kebanyakan di masyarakat saat ini, dimana pulsa merupakan salah satu hal yang penting dalam menjaga komunikasi jarak jauh agar tetap saling berhubungan satu sama lain. Selain dari unsur humor komunikasi dan juga ekspresi, Sule juga sebagai salah satu model iklan ini membawa pengaruh yang besar dalam membuat sisi humor pada iklan ini, karena tidak dipungkiri dengan karirnya yang sedang diatas, Sule juga dikenal banyak orang sabagai seorang komedian yang berbakat. Unsur humor pada iklan mampu mempengaruhi sikap dari segi emosional konsumen dan juga dapat menghibur.


(2)

76 Sehingga pemirsa yang melihat iklan ini tidak merasa dipengaruhi secara langsung atas promosi produk yang diiklankan karena, humor pada iklan ini diawali dengan sebuah cerita atau drama yang kemudian humor muncul sebagai penyambung antara cerita dan juga produk.

IV.5 Analisa Pesan Iklan Kartu As Telkomsel Versi ‘Aku Gak Punya Pulsa’

Pesan iklan yang ingin disampaikan oleh iklan kartu as telkomsel versi ‘aku gak punya pulsa’ yaitu iklan kartu as versi ‘aku gak punya pulsa’ ingin menampilkan suatu realitas yang ada di kalangan masyarakat luas bahwa pulsa, pada zaman ini sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat sebagai amunisi untuk berkomunikasi melalui telefon genggam. Maka dari itu dalam iklan ini diceritakan sepasang kekasih yang bertengkar hanya karena pasangannya tidak mempunyai pulsa untuk menghubungi pacarnya itu, dalam iklan ini lebih ditekankan pada pasangan muda sebagai sasarannya yang dapat dilihat dari modelnya yang muda pula.

Konsep dalam iklan ini sendiri yaitu mengambil tema cerita drama antara pasangan kekasih yang terlibat konflik pada awalnya lalu penyelesaian masalah dan akhir yang bahagia (slice of life). Selain itu sentuhan humor pun hadir dalam iklan ini, sehingga dapat dikatakan iklan ini menggunakan pendekatan humor untuk menarik perhatian konsumen dari sisi emosionalnya. Humor dalam iklan ini selain untuk menarik perhatian konsumen juga diguanakan sebagai penghubung antara awal cerita yang bertema korea dengan adanya Sule sebagai endorsement dari kartu as. Karena semua orang tau bahwa Sule merupakan seorang komedian, walaupun banyak bakat lain yang dimilikinya namun mindset masyarakat lebih melihat Sule sebagai komedian.

Pada iklan ini Sule memerankan sebagai layaknya superhero atau penyelamat yang memakai jas berwarna merah (warna merah tersebut merupakan identitas dari kartu as) sebagai penghubung antara sang pria dan wanita, karena mampu memecahkan masalah yang sedang dialami pasangan kekasih tersebut yaitu dengan memberikan kartu as sebagai solusinya. Seperti halnya kartu as yang ingin menjadi suatu solusi bagi masyarakat yang mempunyai masalah dengan


(3)

77 komunikasi, dengan kartu as masalah komunikasi dapat teratasi dengan banyaknya bonus yang ada didalamnya, baik bonus sms ataupun telefon sesuai tagline kartu as itu sendiri ‘paling murah’.

Lalu adanya pemeran nenek dan pengunjung café itu sendiri mempunyai arti bahwa kartu as tidak menutup kemungkinan untuk menyaring seluruh konsumen tidak hanya anak muda saja, bahkan nenek-nenek pun juga bisa menjadi konsumen dari kartu as. Maka pesan yang ingin kartu as sampaikan dari iklan kartu as versi ‘aku gak punya pulsa’ kepada konsumen yaitu, kartu as adalah kartu provider yang mampu membaca keinginan khalayak dimana dalam iklan ini kartu as bisa beradaptasi dengan pasar yang sedang diminati oleh khalayak luas sehingga mampu untuk menjaring dan menarik perhatian lebih banyak lagi konsumen, kartu as juga ingin menjadi sebuah solusi bagi khalayak dalam hal komunikasi dengan selalu meningkatkan dan menambahkan fitur-fitur ataupun bonus-bonus didalamnya, dan solusi tersebut tidak hanya terbatas untuk kalangan muda saja tetapi ingin menjaring semua kalangan masyarakat bahkan hingga orang tua.


(4)

78 BAB 5

SIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa tentang iklan televisi kartu as versi ‘aku gak punya pulsa’, dari segi visualisasi iklan dengan mengguanakan metode penelitian deskritif kualitatif dan teori semiotika untuk mengetahui tanda ikon, indeks, dan simbol maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Iklan kartu as versi ‘aku gak punya pulsa’ pada media televisi menggunakan dua aspek penting yaitu audio dan visual, dalam hal ini visual menjadi daya tarik yang lebih karena lebih menarik dan lebih mudah dipahami, visual yang menjadi pembahasan itu sendiri terdiri dari

movement, seen word dan juga picture. Sedangkan heard words

merupakan unsur audio yang juga merupakan bagian penting dari iklan televise.

 Dalam hal visualisasi gerakan kamera (movement) banyak mengambil sudut pandang kamera close-up dan medium-shot. Sudut pandang close-up untuk memfokuskan pada objek iklan terutama dalam hal mimik wajah dari para model, juga produk dari kartu as dan sudut pandang medium-shot untuk memperlihatkan dua orang atau lebih dalam satu frame dengan tetap memperlihatkan ekspresi dari wajah para model.

 Selain unsur visualisasi, terdapat unsur humor pada iklan ini yaitu terletak pada humor ekspresi, humor komunikasi dan juga Sule sebagai

endorsement kartu as. Humor dalam iklan ini meruapakan sebuah

penghubung antara jalan cerita dan juga produk kartu as.

 Relasi antar tanda ikon, indeks dan simbol dalam iklan ini satu sama lain saling berhubungan dan dalam hal visual, ikon lebih banyak didapati pada iklan ini karena ikon berperan penting dalam hal membangun karakter yang masing-masing diperankan oleh para model. Karakter tersebut mewakili target audience dari kartu as yaitu anak muda, ikon dalam iklan


(5)

79 ini berperan dalam hal membangun cerita, indeks berperan dalam hal membangun suasana sedih maupun bahagia sedangkan simbol mempertegas bahwa iklan ini merupakan iklan kartu as telkomsel.

Pesan yang ingin disampaikan kartu as pada konsumen melalui iklan kartu as versi ‘aku gak punya pulsa’ dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Iklan kartu as versi ‘aku gak punya pulsa’ memakai pendekatan iklan secara emosional melalui pendekatan humor, humor dalam iklan ini dikemas dengan cara memadupadankan cerita drama, dimana diawali dengan konflik, penyelesaian dan juga akhir cerita yang bahagia (slice of

life). Kata-kata dengan pengucapan yang berlebihan (hiperbola) dan juga

ekspresi dari para model dan juga Sule menambah sisi humor pada iklan ini.

 Pesan yang ingin disampaikan iklan kartu as versi ‘aku gak punya pulsa’ itu sendiri adalah kartu as ingin menjadi sebuah solusi bagi khalayak yang ingin berkomunikasi dengan harga kartu provider yang murah dan memiliki bonus-bonus yang berlimpah, dalam versi ini khususnya para pasangan kekasih.

 Kartu as juga ingin selalu menjadi kartu provider yang mampu memenuhi dan membaca keinginan pasar dengan selalu berinovasi baik dari fitur maupun bonus-bonusnya yang selalu betambah, sesuai tagline kartu as itu sendiri yaitu ‘paling murah’.

 Kartu as juga ingin menjaring semua kalangan masyarakat agar dapat memakai kartu as, tidak terbatas pada anak muda saja. Dapat dilihat dengan adanya tokoh seorang nenek pada iklan.

Dari pemaparan diatas dapat diambil suatu kesimpulan yaitu kartu as merupakan kartu provider yang mengambil sebuah cerita dari gaya hidup

(lifestyle) yang sering didapati dalam kehidupan nyata khususnya anak muda,

yaitu terjadinya konflik antara pasangan kekasih dikarenakan komunikasi yang kurang dengan memadupadankan dengan cerita drama dengan sentuhan humor sebagai penghubung antara konsep cerita dengan Sule sebagai endorsment. Kartu as juga ingin menjaring seluruh lapisan masyarakat tidak hanya anak muda saja,


(6)

80 nenek pun juga bisa menjadi konsumen kartu as dan kartu as selalu hadir dengan bebrbagai bonus telefon dan sms sebagai solusi dalam menyelesaikan masalah komunikasi yang kurang tersebut karena kartu as paling murah.

5.2 Saran

Dalam penelitian maengenai iklan televisi kartu as versi ‘aku gak punya pulsa’ disini penulis lebih membahas visualisasi dari unsur movement, picture,

seen word dan hear words dari elemen audionya juga tanda berupa ikon, indeks

dan simbol yang ada pada visual iklan. Maka dari itu penulis menyarankan bagi peneliti lain yang ingin menganalisis iklan ini kembali, sebaiknya lebih membahas tentang komunikasi iklan ataupun citra dari iklan kartu as telkomsel versi ‘aku gak punya pulsa’ dalam media televisi. Dengan begitu akan lebih banyak lagi referensi mengenai kajian tentang iklan kartu as versi ‘aku gak punya pulsa’ ini.


Dokumen yang terkait

Gambaran Persaingan Dalam Iklan Televisi Kartu Seluler XL Dan AS (Studi Analisis Semiotika tentang Persaingan dalam Iklan Televisi Kartu Seluler XL versi “Sule – Baim” dan AS versi “Sule – Cek 123”)

1 35 132

Pengaruh Iklan Televisi Molto Ultra Sekali Bilas Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi USU

3 45 92

Iklan Kartu Xl Dan Tindakan Membeli (Buying Actions) Pengguna Telepon Selular (Studi Kasus Tentang Pengaruh Iklan Televisi Kartu Xl Versi “Kawin Sama Monyet” Terhadap Tindakan Membeli Kartu Xl Oleh Siswa-Siswi Smu Negeri 10 Medan)

1 32 128

Kajian semiotika visual iklan televisi gulaku versi lemon

6 14 80

Kajian Visual Tayangan Iklan Televisi Kondom Fiesta Versi Siap Malam Mingguan

5 57 76

Analisis Efektivitas Iklan Televisi Kartu As Versi Sule (Kasus Pada Mahasiswa Program Strata-1 Institut Pertanian Bogor)

12 51 109

Efektivitas Iklan Televisi Kartu Seluler(Studi Efektivitas Iklan Televisi Kartu As Versi Ganteng Level10, AXIS Versi Tali Persahabatan, XL Versi Noah Band Dengan Menggunakan Metode EPIC Model di Kalangan Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Angkatan 201

0 2 14

EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI KARTU SELULER EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI KARTU SELULER (Studi Efektifitas Iklan Televisi Kartu As Versi Ganteng Level 10, AXIS Versi Tali Persahabatan, XL Versi Noah Band Menggunakan Metode EPIC Model Di Kalangan Mahasiswa Faku

0 2 13

ANALISIS SEMIOTIK IKLAN KORPORAT TELKOMSEL VERSI "PALING INDONESIA" DI TELEVISI.

1 1 15

REPRESENTASI PERSAINGAN DALAM IKLAN KARTU AS (Studi Semiotik Iklan Kartu As Versi “Sule” di Televisi).

1 3 89