Peralatan dan Fungsi Alat-alat Pada Sterilizer Metode Perebusan

ada yang berapintu satu dan ada yang berpintu dua. Sterilizer ini diisi ddengan tandan buah yang di masukan ke dalam lori. Lori ada Yng mempunyai kapasitas 1.5-2.5 ton TBS. sterilzer horizontal dapat dimuati 7 – 10 lori untuk satu kali peebusan degan muatan perlori 2.5 ton TBS. Gambar 2.3. Sterilizer Horizontal Perbedaan antara kedua sterilizer tersebut adalah :  Sterilizer vertical lebih sederhana dalam bentuk serta lebih rendah biaya investasinya di bandingkan dengan sterilizer horizontal.  Kapasitas olah sterilizer vertical lebih kecil di bandingkan dengan sterilizer horizontal karena sterilizer vertical hanya dapat di pergunakan di pabrik yang berkapasitas terbatas.  Pada sterilizer horizontal kerugian minyak didalam janjangan kosong dan di dalam air embun perebusan lebih tinggi dari pada sterilizer vertical, hal itu di sebabkan buah mengalami kerusakan sewaktu pengisian karena berbenturan dengan pintu isian dan bantingan yang dialami sewaktu di masukan.  Diperlukannya waktu yang lama untuk membongkar isi sterilizer vertical karena di lakukan dengan tangan manusia jika di bandingkan dengan sterilizer horizontal yang di lakukan dengan mekanik.

2.1.3 Peralatan dan Fungsi Alat-alat Pada Sterilizer

23 Adapun peralatan-perlatan beserta fungsinya yang ada pada rebusan Sterilizer yaitu:  Unit sterilizer vessel : yang dilengkapi 2 dua unit pintu berfungsi sebagai tempat merebus tandan buah segar TBS.  Pipa dan valve inlet : berfungsi untuk memasukkan steam uap ke sterilizer.  Pipa dan valve condensate : berfungsi sebagai pembuangan steam hasil kondensasi yang selanjutnya ditampung pada blowdown chamber dan condensate pit.  Pipa dan exhaust valve : berfungsi sebagai pembuangan steam eks perebusan.  Programable Logic Controller PLC berfungsi mengatur dan mengontrol sistem perebusan yang dapat diatur secara manual maupun full otomatis. Biasanya dilengkapi steam recorder chart.  Safety valve : berfungsi sebagai katup pengaman saat tekanan dalam sterilizer berlebih diatas tekanan kerja.  Cantilever rail bridge : berfungsi sebagai jembatan untuk masuk dan keluarnya lori buah  Air compressor : berfungsi untuk mensuplai udara yang dipakai untuk mengaktifkan pneumatic valv  Alat-alat ukur gauge : berfungsi untuk memonitor pengoperasian alat seperti pressure gauge.  Capstan, bollard : yang berfungsi untuk menarik lori buah masuk dan keluar sterilizer.

2.1.4 Metode Perebusan

Sebenarnya metode macam-macam perebusan di tentukan mengikuti dengan jenis perebusan yang diterapkan. Untuk jenis strilizier horizontal dengan menggunakan lori akan menggunakan tekanan sampai tripple peak. Mengapa di perlukan hingga tripple peak, karena buah akan benar matang sampai ke lapisan bawah apabila tekanan mencapai 3 bar. 24 Sebagai penjelasan saat single peak tekanan steam akan ditahan sampai 1,5 bar biasa nya selama 15-20 menit. Hal ini bertujuan untuk mendorong udara yang masih terdapat didalam tabung perebusan.Keberadaan udara pada ruang sterilizier dapat mengakibatkan terjadinya perubahan fase dari uap menjadi cair karena perbedaan suhu dari udara dengan steam tersebut. Perubahan fase ini akan menimbulkan genangan air kondensat. Pada saat double peak, di tahan 2,5 bar selama 15-20 menit. Bertujuan untuk mendorong air kondesat k yang mengenang di bawah lantai sterilizier keluar melalui kondensat valve. Penumpukan air kondensat hingga menggenangi TBS dapat meningkatkan oil losses yang terbawa pada kondensat. Untuk triple peak, pada saat ini lah proses perebusan buah dilakukan. Biasa nya dilakukan penahan steam apabila sudah mencapi 3 bar selama 40-45menit. Pada tekanan ini diharapakan buah sudah dalam kondisi masak dan nanti nya dapat di proses pada stasiun selanjutnya.

2.2. Jenis-jenis Manajemen Pemeliharaan Pabrik

2.2.1. Pemeliharaan Pencegahan Preventive Maintenance

Sistem pemeliharaan ini adalah melakukan pemeliharaan pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap kriteria lain yang diuraikan dan dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi yang bisa diterima Corder A.S, 1992, hlm 4. Seperti dalam industri motor masih dikenal istilah ‘servis’. Istilah ini meliputi semua pemeriksaan dan penyetelan yang tercakup dalam buku petunjuk pemeliharaan, terutama pelumasan, pengisian kembali, pemeriksaan minor dan sebagainya. Dalam setiap kejadian, pemeliharaan korektif biasanya memerlukan keadaan berhenti, sedangkan pemeliharaan pencegahan preventive maintenance dapat dilakukan pada waktu berhenti maupun waktu berjalan.

2.2.2. Pemeliharaan Setelah Rusak Breakdown Maintenance

25