Kuersetin Tanaman Jambu Biji

Gambar 2.1 Tanaman Jambu Biji Arya, et al.,2012.

2.1.2 Kandungan Kimia

Kandungan kimia pada daun jambu biji Psidium guajava L. menurut Taiz dan Zeiger 2002 yaitu terpen, fenolik, dan senyawa mengandung nitrogen terutama alkaloid. Kandungan kimia tersebut merupakan bagian dari sistem pertahanan diri yang berperan sebagai pelindung dari serangan infeksi mikroba patogen dan mencegah pemakanan oleh herbivora. Hasil fitokimia dalam ekstrak daun jambu biji putih adalah senyawa flavonoid, tanin, triterpenoid, saponin, steroid, dan alkaloid Arya, et al.,2012. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Allo 2013 ekstrak etanol daun jambu biji kuersetin dapat menurunkan kadar kolesterol yang diujikan pada tikus wistar Allo, 2013.

2.1.3 Ekstraksi dengan Metode Maserasi

Maserasi merupakan suatu proses ektraksi cair padat menggunakan suatu pelarut selama waktu tertentu dengan sesekali diaduk dan dikocok pada suhu kamar Kusmardiyani dan Nawawi, 1992. Proses ekstraksi dengan cara maserasi sangat sederhana namun membutuhkan waktu yang sangat lama dan hasilnya kurang sempurna. Cara ini dapat dipercepat dengan cara bantuan pengadukan. Dengan bantuan pengadukan, proses maserasi dapat disingkat 6 jam sampai 24 jam Afifah dan Tim Lentera, 2003. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak ke luar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dan di dalam sel Depkes RI, 1986. Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Kerugian cara maserasi adalah pengerjaannya lama dan penyariannya kurang sempurna Kusmardiyani dan Nawawi, 1992.

2.1.3 Kuersetin

Kuersetin 3,4-dihidroksiflavonol merupakan salah satu senyawa yanterdapat dalam daun jambu biji. Senyawa ini memiliki rumus molekul C 15 H 10 O 7 , berat molekul 302,236 gmol, titik didih 316 o C, dan memiliki sifat antioksidan yang sangat potensial. Kuersetin tergolong dalam senyawa flavonoid. Senyawa flavonoid merupakan salah satu senyawa polifenol yang mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya, yang tersusun dalam konfigurasi C6 – C3 – C6, yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan 3 karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga. Markham, 1988 . Kuersetin menunjukkan aktivitasnya dalam menghambat reaksi oksidasi low-density lipoprotein LDL secara in vitro, mencegah kerusakan oksidatif dan kematian sel dengan mekanisme menangkap radikal oksigen. Ketika flavonol kuersetin bereaksi dengan radikal bebas, kuersetin mendonorkan protonnya dan menjadi senyawa radikal, tapi electron tidak berpasangan yang dihasilkan didelokalisasi oleh resonasi. Hal ini membuat senyawa kursetin radikal memiliki energi yang sangat rendah untuk menjadi radikal yang reaktif Kosasih, 2004. Struktur kimia kuersetin: Gambar X. Struktur Kuersetin Herowati, 2008. Simplisia daun jambu biji berupa lembaran daun, warna hijau; bau khas aromatik; rasa kelat. Daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai daun 0,5-1 em; helai daun berbentuk bundar menjorong, panjang 5-13 em, lebar 3-6 em; pinggir daun rata agak menggulung ke atas; permukaan atas agak licin, warna hijau keeokelatan; ibu tulang daun dan tulang eabang menonjol pada permukaan bawah, bertulang menyirip. Mikroskopik fragmen pengenal adalah epidermis bawah dengan kristal kalsium oksalat, rambut penlltllp, stomata tipe anomositis, berkas pengangkllt dan mesofil dengan kelenjar minyak. Standarisasi simplisia dilakukan dengan pengujian KLT dengan Rf 0,70. Susut pengeringan tidak lebih dari 10, abu total tidak lebih dari 9, abu tidak larut asam tidak lebih dari 0,8, dan sari larut air tidak kurang dari 18,2 Depkes RI, 2008. Ekstrak kental jambu biji adalah ekstrak yang dibuat dari daun tumbuhan Psidium guava yang mengandung flavonoid total tidak kurang dari 1,40 dihitung sebagai kuersetin.  Pemerian : Ekstrak kental berwarna coklat tua, bau khas, rasa kelat  Rendemen : Tidak kurang dari 12,3  Pelarut : Etanol  Kadar air : Tidak lebih dari 10  Abu total : Tidak lebih dari 0,8  Abu tidak larut asam : Tidak lebih dari 0,2 Depkes RI, 2008. Menurut hasil penelitian Hidayanti 2015, pelarut etanol 70 memperoleh rendemen ekstrak paling banyak sebesar 18,25 jika dibandingkan dengan menggunakan pelarut metanol dan etil asetat diperoleh rendemen 13,2 dan 6,69 dengan menggunakan metode yang sama Hidayanti, 2015.

2.2 Antikolesterol