yang kedudukannya lebih tinggi di banding pihak lainnya.Kedua belah pihak harus mendapatkan hak-haknya;
2. Asas Keadilan
Penerapan asas ini dapat dilihat di Pasal 4-7 Undang- undang Perlindungan Konsumen yang mengatur mengenai
hak kewajiban konsumen serta pelaku usaha. Diharapkan melalui asas ini konsumen dan pelaku usaha dapat
memperoleh haknya dan menunaikan kewajibannya secara seimbang;
3. Asas Keseimbangan
Diharapkan kepentingan konsumen, pelaku usaha serta pemerintah dapat terwujud secara seimbang, tidak ada
pihak yang lebih dilindungi;
4. Asas Keamanan dan keselamatan Konsumen
Diharapkan penerapan
Undang-undang Perlindungan
Konsumenakan memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan konsumen dalam penggunaaan, pemakaian,
dan pemanfaatan barang danatau jasa yang dikonsumsi atau digunakan;
5. Asas Kepastian Hukum
Maksudnya agar konsumen dan pelaku usaha menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan
perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum.
2.3.3 Tujuan Perlindungan Konsumen
Sebelumnya telah disebutkan bahwa tujuan dari Undang-undang Perlindungan Konsumen adalah melindungi kepentingan
konsumen, dan di satu sisi menjadi dorongan bagi pelaku usaha untuk meningkatkan kualitasnya.
Achmad Ali mengatakan bahwa “ masing-masing undang-undang memiliki tujuan khusus”.
30
Hal itu tampak dalam pengaturan pasal 3 Undang-undang Perlindungan Konsumen yang juga mengatur tujuan khusus perlindungan konsumen sekaligus
membedakan tujuan umum. Lebih lengkapnya Pasal 3 Undang-undang Perlindungan Konsumen
menyebutkan bahwa tujuan perlindungan konsumen adalah: 1.
Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri
2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara
menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang danatau jasa
30
Achmad Ali, 2002, Menguak Takbir Hukum Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis, Cetakan Kedua, PT. Toko Gunung Agung Tbk, selanjutnya disebut Achmad Ali I, Jakarta, hlm. 25.
3. Meningkatkan
pemberdayaan konsumen
dalam memilih,
menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen 4.
Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses
untuk mendapatkan informasi 5.
Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan
bertanggung jawab dalam berusaha meningkatkan kualitas barang danatau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang
danatau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.
2.3.4 Perlindungan Konsumen Penerbangan
Perlindungan konsumen adalah upaya yang terorganisir yang didalamnya terdapat unsur pemerintah, konsumen, dan pelaku usaha yang jujur dan
bertanggung jawab untuk meningkatkan hak-hak konsumen. Kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen berupa perlindungan terhadap
hak-hak konsumen yang diperkuat melalui Undang-undang khusus, memberi harapan agar pelaku usaha tidak bertindak sewenang-wenang.
Istilah perlindungan konsumen berkaitan dengan perlindungan hukum. Oleh karena itu, perlindungan konsumen mengandung aspek hukum. Dengan kata
lain, perlindungan konsumen sesungguhnya identik dengan perlindungan yang diberikan hukum tentang hak-hak konsumen
.
Belum lama ini sering terjadi masalah antara konsumen dan perusahaan penerbangan
atau maskapai
penerbangan, yaitu
kasus keterlambatan
keberangkatan, pembatalan jadwal keberangkatan,dan pailitnya sebuah maskapai penerbangan. Dengan banyaknya masalah yang ada, Otoritas Penerbangan
Nasional memberikan satu tahapan upaya perbaikan keamanan terbang sebagai respon dari begitu banyaknya kasus ,yaitu dengan diterbitkannya Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan Selanjutnya dalam skripsi ini disebut Undang-undang Penerbangan
31
.
31
http:bisniskeuangan.kompas.comread2011100504215891Penerbangan.dan.Perlindungan.K onsumen