3.4.3 Prosedur pembuatan lipstik
Cara pembuatannya adalah sebagai berikut: Ekstrak angkak dilarutkan dalam propilen glikol, setelah larut, butil
hidroksitoluen dilarutkan dalam oleum ricini, kemudian ditambahkan ke dalam campuran pewarna dan propilen glikol, lalu ditambahkan titanium dioksida dan
diaduk hingga homogen campuran A. Ditimbang cera alba, carnauba wax, setil alkohol, lanolin dan vaselin alba, dimasukkan ke dalam cawan penguap,
kemudian dilebur di atas penangas air campuran B. Campuran A dan campuran B dicampurkan perlahan-lahan di dalam cawan, kemudian ditambahkan nipagin,
tween 80 dan parfum, aduk hingga homogen. Selagi cair, masukkan ke dalam cetakan dan dibiarkan sampai membeku. Setelah membeku massa dikeluarkan
dari cetakan dan dimasukkan dalam wadah roll up lipstick.
3.5 Pemeriksaan Mutu Fisik Lipstik
Pemeriksaan mutu fisik dilakukan terhadap masing-masing sediaan lipstik. Pemeriksaan mutu fisik sediaan meliputi: pemeriksaan homogenitas, titik lebur,
kekuatan lipstik dan stabilitas sediaan yang mencakup pengamatan terhadap perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan, uji oles, dan pemeriksaan pH.
3.5.1 Pemeriksaan homogenitas lipstik
Masing-masing sediaan lipstik yang dibuat dari ekstrak angkak diperiksa homogenitasnya dengan cara mengoleskan sejumlah tertentu sediaan pada kaca
transparan. Sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butir-butir kasar Ditjen POM, 1979.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.5.2 Pemeriksaan titik lebur lipstik
Suhu lebur lipstik yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-38˚C. Tetapi karena harus
memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca sekelilingnya, terutama suhu daerah tropis, suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi, yaitu berkisar antara 55-
75˚C Ditjen POM, 1985. Metode pengamatan titik lebur lipstik yang digunakan dalam penelitian
adalah dengan cara memasukkan lipstik dalam oven dengan suhu awal 50˚C selama 15 menit, diamati apakah melebur atau tidak, setelah itu suhu dinaikkan
1˚C setiap 15 menit dan diamati pada suhu berapa lipstik mulai melebur.
3.5.3 Pemeriksaan kekuatan lipstik
Pengamatan dilakukan terhadap kekuatan lipstik dengan cara lipstik diletakkan horizontal. Pada jarak kira-kira ½ inci dari tepi, digantungkan beban
yang berfungsi sebagai pemberat. Berat beban ditambah secara berangsur-angsur dengan nilai 10 gram pada interval waktu 30 detik, dan berat dimana lipstik patah
merupakan nilai breaking point Vishwakarma, et al., 2011.
3.5.4 Pemeriksaan stabilitas lipstik
Pengamatan terhadap adanya perubahan bentuk, warna, dan bau dari sediaan lipstik dilakukan terhadap masing-masing sediaan selama penyimpanan
pada suhu kamar pada hari ke 1, 5, 10 dan selanjutnya setiap 5 hari hingga hari ke-30.
3.5.5 Uji oles
Uji oles dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan lipstik pada kulit punggung tangan kemudian mengamati banyaknya warna yang menempel
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dengan perlakuan 5 kali pengolesan pada tekanan tertentu seperti biasanya kita menggunakan lipstik. Sediaan lipstik dikatakan mempunyai daya oles yang baik
jika warna yang menempel pada kulit punggung tangan banyak dan merata dengan beberapa kali pengolesan pada tekanan tertentu. Sedangkan sediaan
dikatakan mempunyai daya oles yang tidak baik jika warna yang menempel sedikit dan tidak merata. Pemeriksaan dilakukan terhadap masing-masing sediaan
yang dibuat dan dioleskan pada kulit punggung tangan dengan 5 kali pengolesan Keithler, 1956.
3.5.6 Penentuan pH lipstik
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Cara:
Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar netral pH 7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat
menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan akuades, lalu dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu ditimbang
1 g sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml akuades, lalu dipanaskan. Setelah suhu larutan normal, elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat
menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan Rawlins, 2003.
3.6 Uji Iritasi dan Uji Kesukaan Hedonic Test