Hubungan Konsumsi Pangan Sumber Protein dan Iodium dengan Status Iodium Siswa SD di Daerah Pantai Kabupaten Karawang
HUBUNGAN KONSUMSI PANGAN SUMBER PROTEIN DAN
IODIUM DENGAN STATUS IODIUM SISWA SD DI DAERAH
PANTAI KABUPATEN KARAWANG
RAMMONA JAYANA
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Konsumsi
Pangan Sumber Protein dan Iodium dengan Status Iodium Siswa SD di Daerah
Pantai Kabupaten Karawang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Rammona Jayana
NIM I14090016
ii
iii
ABSTRAK
RAMMONA JAYANA. Hubungan Konsumsi Pangan Sumber Protein dan
Iodium dengan Status Iodium Siswa SD di Daerah Pantai Kabupaten Karawang.
Dibimbing oleh LEILY AMALIA.
Gangguan akibat kurang iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah
gizi utama di Indonesia yang perlu mendapat perhatian mendalam karena
berkaitan erat dengan perkembangan mental dan kecerdasan yang dapat
berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan antara konsumsi pangan sumber protein dan iodium
dengan status iodium siswa SD di daerah pantai, Kabupaten Karawang. Desain
penelitian ini adalah cross sectional dengan subyek penelitian sebanyak 142
siswa SD. Data primer terdiri dari konsumsi makanan, antropometri, dan iodium
urin. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata status iodium siswa dikategorikan
kelebihan. Berdasarkan indeks IMT/U dan TB/U status gizi contoh sebagian besar
normal. Rata-rata asupan iodium total dan tingkat kecukupan iodium contoh
sebagian besar dikategorikan cukup. Terdapat hubungan negatif signifikan
(p0.05).
Kata kunci: iodium, konsumsi pangan, protein, siswa SD, status iodium, status
gizi
ABSTRACT
RAMMONA JAYANA. The Association between Consumption of Protein and
Iodine Food Sources with Iodine Status of Elementary School Students in the
Coastal Area of Karawang District. Supervised by LEILY AMALIA.
Iodine Deficiency Disorders (IDD) is one of the nutritional problems in
Indonesia that needs to get deep attention because it is closely related to mental
development and intelligence that can affect the quality of human resources. The
study aimed to analyze the association between consumption of protein and iodine
food sources with iodine status of elementary school students in the coastal area of
Karawang District. The design of study was a cross sectional with 142 elementary
school students as the subjects. Primary data consists of food consumption,
anthropometry, and iodine urine. The results showed that the mean of iodine
status of students was categorized as excess iodine status. Based on BMI/A and
H/A index, most of the subjects had normal nutritional status. The average amount
of iodine intake and iodine adequacy levels of the subjects were mostly
categorized as adequate. There was a significant negative correlation (P 0.05).
Keywords: elementary students, food consumption, iodine status, iodine,
nutritional status, protein
HUBUNGAN KONSUMSI PANGAN SUMBER PROTEIN DAN
IODIUM DENGAN STATUS IODIUM SISWA SD DI DAERAH
PANTAI KABUPATEN KARAWANG
RAMMONA JAYANA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
iii
Judul
Nama
NRP
: Hubungan Konsumsi Pangan Sumber Protein dan Iodium dengan Status
Iodium Siswa SD di Daerah Pantai Kabupaten Karawang
: Rammona Jayana
: I14090016
Disetujui oleh:
Leily Amalia, STP, M.Si
Pembimbing I
Diketahui oleh:
Dr. Ir. Budi Setiawan, MS
Ketua Departemen
Tanggal lulus
iv
v
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Hubungan konsumsi pangan sumber protein dan iodium dengan status iodium
anak SD di daerah pantai Kabupaten Karawang. Banyak pihak yang telah
membantu dalam proses penelitian sampai penulisan skripsi ini. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Leily Amalia, STP, M.Si selaku pembimbing skripsi penulis yang
selalu memberikan motivasi dan semangat serta dengan penuh kesabaran
meluangkan waktu dan pikirannya memberikan arahan, saran dan kritikan
yang membangun kepada penulis hingga penyelesaian skripsi.
2. Ibu dr. Yekti Hartati Effendi selaku dosen pembimbing akademik selama
empat tahun masa perkuliahan.
3. Bapak Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS selaku dosen pemandu dan penguji skripsi
yang telah memberikan saran bagi perbaikan skripsi ini.
4. Bapak Taufik (ayah), Ibu Nurmala Dewi (mama) dan adik-adik tercinta
Nurman Ibrahim dan Zulfiqri Ramadhan serta keluarga besar akas
Djamaludin yang telah banyak memberikan cinta, kasih sayang, dorongan
semangat, dan kebahagian yang tiada henti kepada penulis.
5. Neys-van Hoogstraten Foundation yang telah memberikan bantuan biaya
penelitian kepada tim peneliti.
6. Bapak/Ibu guru dan anak-anak sekolah dasar di SDN Jaya Mulya 1, SDN
Cemarajaya 2, SDN Sungai Buntu 1, SDN Dongkal 1, SDN Tempuran 1
dan SDN Ciparagejaya yang telah bersedia berpartisipasi.
7. Keluargaku dan sahabat-sahabat teristimewa “Coconuts” Gizi Masyarakat
angkatan 46. Terima kasih atas kebersamaan kita selama ini.
8. Para sahabat Penulis: Ajan, Vita, Liza, Wulan, Ratu, Meilisa, Galang,
Fadli, Adini, Trina, Grace dan Asin. Terimakasih atas dorongan
semangat, kebersamaan dan keceriaan selama ini.
9. Teman-teman seperjuangan : Nurayu, Milda dan Sarah yang telah
bersama-sama melewati suka dan duka dalam turun lapang penelitian
hingga menyelesaikan skripsi.
10. Seluruh dosen, staff Gizi Masyarakat, sahabat GM angkatan 44, 45, 47,
48 dan seluruh teman-teman di IPB serta semua pihak yang telah
membantu yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga Allah membalas segala kebaikan dengan pahala dan kebaikan yang
lebih besar dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk kita semua.
Bogor, September 2013
Rammona Jayana
vi
DAFTAR ISI
PRAKATA
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Rumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
3
Kerangka Pemikiran
3
METODE PENELITIAN
5
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
5
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
5
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
6
Pengolahan dan Analisis Data
6
Definisi Operasional
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
Karakteristik wilayah
8
Karakteristik Contoh
10
Karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga
11
Status Gizi
13
Status Iodium
14
Asupan Zat Gizi dan Tingkat Kecukupan Zat Gizi
15
Tingkat Kecukupan Energi
17
Tingkat Kecukupan Protein
17
Konsumsi Pangan Sumber Protein
18
Konsumsi Pangan Sumber Iodium
19
Frekuensi Konsumsi Pangan Sumber Iodium
19
Konsumsi Garam
20
Asupan Iodium
22
vii
Tingkat Kecukupan Iodium
Hubungan Antar Variabel
23
23
Tingkat kecukupan protein dengan kadar iodium urin
23
Konsumsi pangan sumber protein dengan kadar iodium urin
24
Asupan iodium total dengan kadar iodium urin
24
Status gizi dengan kadar iodium urin
25
SIMPULAN DAN SARAN
25
Simpulan
25
Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
28
RIWAYAT HIDUP
30
DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Variabel , jenis dan cara pengumpulan data
Kategori status gizi menurut IMT/U
Kategori status gizi menurut TB/U
Kriteria kadar iodium urin pada anak SD
Sebaran contoh berdasarkan umur, kelas dan jenis kelamin
Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga
Sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan orang tua
Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orang tua
Sebaran contoh berdasarkan pendapatan keluarga
Sebaran contoh berdasarkan status gizi
Sebaran status iodium contoh
Rata-rata asupan zat gizi (TKG) contoh berdasarkan status
Rata-rata tingkat kecukupan zat gizi (TKG) contoh berdasarkan
status iodium
Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan energi
Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan protein
Rata-rata konsumsipangan sumber protein berdasarkan status
iodium
Konsumsi bahan pangan sumber iodium berdasarkan status
iodium
Sebaran contoh berdasarkan frekuensi konsumsi pangan sumber
iodium
Sebaran contoh berdasarkan jenis garam dan kadar iodium garam
yang dikonsumsi
Sebaran contoh berdasarkan kadar iodium garam yang
dikonsumsi
6
7
7
8
11
11
12
12
13
14
15
16
16
17
18
18
19
20
21
22
viii
21.
22.
23.
Rata-rata asupan iodium contoh berdasarkan status iodium
Sebaran contoh berdasarkan Tingkat Kecukupan Iodium (TKY)
Hasil uji korelasi pangan sumber protein dengan kadar iodium
urin
23
23
24
DAFTAR GAMBAR
1
Bagan kerangka pemikiran penelitian
4
DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
Uji Normalitas Variabel
Uji Korelasi Pearson Hubungan Tingkat Kecukupan Protein
dengan Kadar Iodium Urin Contoh
Uji Korelasi Pearson Hubungan Asupan Iodium Total dengan
Kadar Iodium Urin Contoh
Uji Korelasi Pearson Hubungan Asupan Iodium Total dengan
Kadar Iodium Urin Contoh
28
28
29
29
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah
gizi utama di Indonesia disamping tiga masalah gizi lainnya yaitu Kekurangan
Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), dan Anemia Gizi Besi (AGB).
Masalah GAKI masih menjadi persoalan kesehatan masyarakat Indonesia dan
perlu mendapatkan perhatian besar dari pemerintah mengingat dampaknya sangat
besar terhadap kelangsungan hidup dan secara tidak langsung mempengaruhi
strategi pembangunan yaitu kualitas sumber daya manusia. Kelompok masyarakat
yang sangat rawan terhadap masalah dampak defisiensi iodium adalah wanita usia
subur (WUS), wanita hamil, anak balita dan anak usia sekolah.
Berdasarkan data WHO (2005), tercatat ada 130 negara di dunia mengalami
masalah GAKI, termasuk Indonesia. Sementara di Indonesia, Survei Nasional
pemetaan GAKI pada tahun 2004 menunjukkan bahwa sekitar 8.2% daerah di
Indonesia masuk kategori endemik berat, 13.1% endemik sedang dan 35.8%
endemik ringan. Hasil pemetaan GAKI secara nasional menunjukan adanya
penurunan prevalensi GAKI pada anak SD yaitu dari 27.7% pada tahun 1990
menjadi 9.3% pada tahun 1998. Namun demikian pada tahun 2003 kembali
meningkat menjadi 11.1%. Secara umum GAKI masih dianggap sebagai masalah
karena prevalensi kejadiannya masih di atas 5% yang merupakan ambang batas
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia (Depkes RI 2005).
Defisiensi iodium tidak hanya mengakibatkan gondok dan kretinisme saja,
namun juga berpengaruh terhadap penurunan daya tahan terhadap penyakit,
perkembangan otak (intelektual) yang terhambat dan berpotensi menurunkan
tingkat kecerdasan atau Intelligence Quotient (IQ), produktivitas rendah bahkan
terlahir cacat baik fisik maupun mental. Besarnya masalah GAKI pada masyarakat
salah satunya dapat diketahui dengan dilakukan pemeriksaan Ekskresi Iodium
Urin (EIU). EIU merupakan metode yang direkomendasikan oleh WHO, UNICEF
dan ICIID karena reliabel untuk mengukur status iodium. Kadar iodium dalam
urin merupakan petunjuk yang baik untuk mengetahui konsumsi iodium terkini.
Lebih dari 90% sisa metabolisme iodium dalam tubuh akan dieksresikan lewat
urin, sehingga EIU sesaat akan menggambarkan asupan iodium populasi
(Riskesdas 2007).
Kabupaten Karawang merupakan kabupaten yang sebagian besar
wilayahnya terletak di pinggir pantai. Berdasarkan Riskesdas (2007) diketahui
penggunaan garam beriodium di Kabupaten Karawang termasuk rendah yaitu
33.9%, lebih rendah dibandingkan penggunaan garam beriodium nasional yaitu
62.3%. Berdasarkan hasil pemantauan status gizi Dinas Kesehatan karawang
selama tahun 2010, ditemukan masalah gizi seperti gangguan akibat kekurangan
iodium, termasuk endemik GAKI yang tersebar dibeberapa desa di kabupaten
karawang.
Penderita GAKI biasanya ditemukan di pegunungan karena kandungan
iodium dalam air dan tanah yang rendah ataupun tidak mengandung iodium sama
sekali (Rusnelly 2006). Meskipun demikian, hasil survei GAKI menunjukkan
bahwa di beberapa daerah pantai terdapat prevalensi gondok yang tinggi seperti di
2
Halmahera Utara, Kepulauan Banggai, Gunung Kidul dan Karawang. Faktorfaktor yang diduga berpengaruh terhadap timbulnya GAKI di daerah pantai adalah
rendahnya kandungan iodium pada air minum (0.89–1.47 ppm), cara pengolahan
pangan hasil laut yang dapat menurunkan kadar iodium serta penggunaan garam
yang tidak beriodium atau dengan jumlah yang kurang memenuhi syarat .
Selain faktor-faktor di atas, faktor lain yang kemungkinan besar dapat
mengakibatkan timbulnya GAKI yaitu pola konsumsi rendah protein, status gizi
dan adanya zat goitrogenik dalam makanan. Hal-hal tersebut secara tidak
langsung dapat mengakibatkan terhambatnya metabolisme iodium di dalam tubuh,
yaitu terjadinya gangguan pengambilan iodium oleh kelenjar tiroid (Rusnelly
2006). Secara teoritis, rendahnya unsur protein dalam serum akan menghambat
transportasi hormon dari kelenjar tiroid yang dibutuhkan (Bitjoli 2010).
Penelitian mengenai GAKI sering dilakukan pada anak usia sekolah dasar
yaitu pada usia 6-12 tahun karena pertimbangan kerentanan mereka terhadap
defisiensi iodium. Anak pada usia ini sedang dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan sehingga perhatian terhadap gizi anak sekolah merupakan langkah
strategis karena dampaknya secara langsung berkaitan dengan pencapaian SDM
yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Hubungan Konsumsi Pangan Sumber Protein dan Iodium
dengan Status Iodium Siswa SD di daerah Pantai Kabupaten Karawang”.
Perumusan Masalah
Beberapa masalah yang akan dikaji dan dibahas lebih lanjut antara lain:
a. Apakah terdapat hubungan antara konsumsi pangan sumber protein
dengan kadar iodium urin pada siswa SD didaerah pantai Kabupaten
Karawang?
b. Apakah terdapat hubungan antara asupan iodium dengan kadar iodium
urin pada siswa SD didaerah pantai Kabupaten Karawang?
c. Apakah terdapat hubungan antara status gizi dengan status iodium urin
siswa SD didaerah pantai Kabupaten Karawang?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum :
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
konsumsi pangan sumber protein dan asupan iodium dengan status iodium siswa
SD di daerah pantai Kabupaten Karawang.
Tujuan khusus :
1.
2.
3.
4.
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :
Mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh
Menganalisis status gizi antropometri contoh
Menganalisis pola konsumsi pangan sumber protein dan iodium contoh
Menganalisis asupan dan tingkat kecukupan gizi contoh.
3
5.
6.
7.
8.
Menganalisis status iodium contoh
Menganalisis hubungan konsumsi pangan sumber protein dengan kadar
iodium urin contoh
Menganalisis hubungan asupan protein dan iodium dengan kadar iodium
urin contoh
Menganalisis hubungan status gizi dengan kadar iodium urin contoh
Manfaat Penelitian
Data hasil penelitian ini secara khusus diharapkan dapat memberikan
gambaran dan informasi bagi warga setempat yang diteliti dan pemerintah
setempat mengenai pentingnya konsumsi pangan sumber protein dan iodium
dengan memperhatikan asupan pangan goitrogenik dan pengaruhnya terhadap
status iodium yang nantinya akan berpengaruh pula kepada status gizi dan status
GAKI siswa. Secara umum diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
referensi untuk keperluan penelitian yang lebih mendalam dan bermanfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan dalam program perbaikan gizi. Bagi perguruan
tinggi diharapkan juga sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang
meliputi pendidikan, pengembangan penelitian, dan pengabdian masyarakat.
KERANGKA PEMIKIRAN
Karakteristik keluarga yang meliputi tingkat pendidikan orangtua, tingkat
pendapatan rumah tangga, pekerjaan dan jumlah anggota rumah tangga dapat
berpengaruh terhadap konsumsi pangan keluarga. Tingkat pendidikan orangtua
akan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan gizinya, hal ini dikarenakan jika
seorang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi maka akan cenderung memilih
makanan yang bergizi tinggi dengan harga yang murah. Tingkat pendapatan
rumah tangga dapat berpengaruh terhadap pola konsumsi suatu keluarga, dengan
semakin besarnya pendapatan suatu keluarga maka pola konsumsi keluarga
tersebut akan semakin baik dengan pola konsumsi yang baik maka status gizi
keluargapun akan baik. Jumlah anggota keluarga juga berpengaruh terhadap pola
konsumsi keluarga karena dengan semakin besarnya jumlah anggota keluarga
maka setiap anggota keluarga akan mendapatkan bagian makanan yang lebih
sedikit dibandingkan dengan keluarga yang memiliki jumlah anggota keluarga
yang lebih sedikit.
Karakteristik keluarga tersebut selanjutnya akan mempengaruhi konsumsi
pangan sehari, termasuk konsumsi bahan pangan sumber protein dan iodium.
Konsumsi pangan sumber protein dan iodium dapat dikatakan baik jika konsumsi
protein dan iodiumnya telah mencapai angka kecukupan gizi. Konsumsi bahan
pangan tersebut yang nantinya akan mempengaruhi asupan dan tingkat zat gizi
seseorang yaitu asupan dan tingkat kecukupan protein dan iodium serta zat gizi
lainnya. Asupan dan tingkat kecukupan protein akan mempengaruhi status gizi
dan status iodium. Asupan dan tingkat kecukupan iodium akan berpengaruh
langsung terhadap status iodium. Status iodium memiliki keterkaitan dengan
status gizi yang diukur menggunakan antropometri. Status gizi yang didasarkan
indeks massa tubuh menurut umur menggolongkan individu menjadi kurus,
normal, lebih, dan obese pada masa kini, sedangkan status gizi berdasarkan tinggi
4
badan menurut umur memberikan gambaran pemenuhan gizi di masa lampau.
Secara keseluruhan kerangka pemikiran konsumsi pangan sumber protein dan
iodium dengan status iodium pada anak sekolah dasar dapat dilihat pada Gambar
1 berikut.
Ketersediaan Makanan
Tanaman
Hewan darat
Ikan
Daerah Pantai
Karakteristik
keluarga
Pendidikan
Pekerjaan
Besar Keluarga
Pendapatan
Karakteristik contoh
Jenis kelamin
Umur
Berat Badan dan
Tinggi Badan
Konsumsi pangan:
Konsumsi pangan sehari
Konsumsi pangan sumber protein
Konsumsi pangan sumber iodium
Asupan dan tingkat
kecukupan protein
Asupan dan tingkat
kecukupan gizi lain
Status Gizi
Antropometri
Asupan dan tingkat
kecukupan iodium
Status Iodium
Keterangan :
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
= Hubungan yang diteliti
= Hubungan yang tidak diteliti
Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran penelitian
5
METODE PENELITIAN
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian besar dengan judul
“Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) pada Anak Sekolah Dasar : Studi
tentang Konsumsi Pangan, Aspek Sosio-Budaya dan Prestasi Belajar diWilayah
dengan Agroekologi yang Berbeda”. Desain yang digunakan adalah cross
sectional study dimana peneliti mengumpulkan berbagai informasi pada suatu
waktu dan peneliti tidak melakukan atau memberikan intervensi apapun kepada
contoh. Penelitian dilakukan di tiga kecamatan di wilayah pantai Kabupaten
Karawang pada bulan September 2012.
Kabupaten Karawang dipilih secara purposif berdasarkan agroekologi
wilayah pantai di Jawa Barat. Tiga kecamatan lokasi penelitian dipilih
berdasarkan prevalensi GAKI terbesar di Kabupaten Karawang (Dinas Kesehatan
setempat tahun 2008), yaitu Kecamatan Cibuaya 10%, Kecamatan Tempuran
11.5% dan Kecamatan Pedes 12.5%. Pemilihan sekolah tempat penelitian dibantu
oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kabupaten Karawang. Keenam
sekolah terpilih adalah SDN Jaya Mulya 1 dan SDN Cemarajaya 2 (Kecamatan
Cibuaya), SDN Tempuran 1 dan SDN Ciparagejaya (Kecamatan Tempuran), serta
SDN Sungai Buntu 1 dan SDN Dongkal 1 (Kecamatan Pedes).
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
Populasi dan contoh dalam penelitian ini adalah anak Sekolah Dasar (SD)
kelas 5 dan 6 beserta ibu/pengasuhnya. Jumlah contoh dalam penelitian ini adalah
142 siswa yang berasal dari enam SD di tiga kecamatan di Kabupaten Karawang.
Contoh diseleksi berdasarkan prevalensi terkena GAKI menurut rumus Lameshow
et al. (1997).
� 2 (1−α/2) P(1−P)
n=
�2
Dimana:
n
= Besar sampel
Z(1-α/2) = Tingkat signifikansi pada 95% (α = 0.05) = 1.96
P
= Prevalensi konsumsi garam beriodium daerah Karawang 33,9%
(Riskesdas 2007)
d
= presisi/ tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0.08)
Dengan signifikansi 95% (α = 0.05), prevalensi konsumsi garam beriodium
di Karawang 33.9% dan presisi 0.08 berdasarkan perhitungan di atas maka contoh
minimum yang dibutuhkan adalah 135 contoh dari tiga kecamatan. Agar lebih
mudah dalam pemilihan contoh sehingga jumlah contoh dibulatkan menjadi 150
contoh dimana masing-masing SD dibutuhkan 25 siswa dari kelas 5 dan kelas 6
yang akan dipilih secara acak (random) namun terdapat delapan contoh yang tidak
termasuk dalam kriteria.
6
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data sekunder dan data
primer. Data sekunder terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian yang
didapatkan dari data Pemerintah Kabupaten Karawang 2012. Data primer meliputi
karakteristik contoh (identitas siswa, umur, jenis kelamin); karakteristik keluarga
(pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan keluarga serta besar
keluarga); konsumsi protein (jenis dan jumlah); asupan iodium (frekuensi, jenis
dan jumlah konsumsi pangan sumber iodium); status gizi (BB, TB dan usia);
status iodium (Ekskresi Iodium Urin). Variabel data dan cara pengumpulan data
primer disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Variabel , jenis dan cara pengumpulan data
Responden
& Contoh
Ibu/pengasuh
Variabel
Karakteristik sosial ekonomi
keluarga
Pekerjaan
Pendidikan
Besar keluarga
Pendapatan keluarga
Cara Pengumpulan Data
- Wawancara menggunakan
kuesioner
- Wawancara menggunakan
Jenis dan jumlah konsumsi
pangan sumber protein
Jenis, jumlah dan frekuensi
konsumsi pangan sumber
iodium
Karakteristik contoh
Identitas siswa
Umur
Jenis Kelamin
kuesioner metode Food
Recall 1x24 jam selama 2
kali
- Wawancara menggunakan
kuesioner metode Food
Frequency (FFQ)
- Wawancara
Anak SD
Antropometri
Berat Badan (BB)
Tinggi Badan (TB)
Kadar Iodium Urin contoh
- Pengukuran langsung
menggunakan timbangan
injak, microtoise
- Pengumpulan Urin Contoh
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pengeditan
(editing), pengkodean (coding), pemasukan data (entry), pengecekan ulang
(cleaning), dan analisis data. Tahapan pengeditan dilakukan dengan cara
pengecekan kelengkapan data, tahapan pengkodean (coding) dilakukan dengan
cara menyusun code-book sebagai panduan entri dan pengolahan data. Data
kemudian dimasukan (entry) ke dalam tabel yang sudah ada. Setelah itu dilakukan
7
pengecekan ulang (cleaning) untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam
memasukan data. Tahapan terakhir adalah analisis data yang diolah dengan
menggunakan program komputer Microsoft Excel 2007 dan Statitical Program for
social Sciences (SPSS) versi 16.0.
Analisis data dilakukan secara deskriptif dan inferensia setelah data
dikategorikan. Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi,
rata-rata dan standard deviasi. Analisis inferensia dilakukan untuk melihat
hubungan antar variabel. Data yang dianalisis secara deskriptif adalah data
karakteristik contoh (jenis kelamin, kelas dan usia), karakteristik sosial ekonomi
keluarga contoh, status gizi, status iodium, asupan gizi dan tingkat kecukupan gizi,
frekuensi konsumsi pangan sumber iodium, konsumsi garam, asupan iodium, dan
tingkat kecukupan iodium. Analisis secara statistik yang dilakukan menggunakan
uji korelasi Pearson dan uji beda one-way ANOVA. Uji analisis tersebut
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecukupan protein,
konsumsi pangan sumber protein, asupan iodium total dan status gizi dengan
kadar iodium urin contoh.
Data besar keluarga dikelompokkan menjadi keluarga kecil (≤4 orang),
keluarga sedang (5-7 orang), dan keluarga besar (≥8 orang) (Hurlock 1998). Data
pendapatan per kapita merupakan penjumlahan dari pendapatan yang diperoleh
oleh semua anggota keluarga yang bekerja kemudian dibagi dengan jumlah
anggota keluarga dan digolongkan menjadi tiga tingkatan yaitu: miskin jika
pendapatan perkapita 2GK
(Puspitawati 2010). Garis kemiskinan yang digunakan adalah GK Jawa Barat
2012 yaitu Rp. 242.000/kap/bulan (Badan Pusat Statistik Jawa Barat 2013).
Data pendidikan orang tua dibagi menjadi enam kelompok, yaitu tidak
sekolah, tidak tamat SD, SD, SLTP, SLTA, dan D3/PT. Usia contoh dibagi
menjadi usia anak-anak (9-12 tahun) dan remaja awal (13-14 tahun). Status gizi
contoh dihitung berdasarkan data umur, berat badan, dan tinggi badan contoh
dengan parameter Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) dan parameter
tinggi badan menurut umur (TB/U) menggunakan software WHO anthroplus 2007.
Kategori IMT/U dan TB/U masing-masing disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2 Kategori status gizi menurut IMT/U
Nilai z-score
Z < -3
-3 ≤ z < -2
-2 ≤ z ≤ +1
+1 < z ≤ +2
Z > +2
Sumber : WHO (2007)
Kategori
Sangat kurus
Kurus
Normal
Lebih
Obesitas
Tabel 3 Kategori status gizi menurut TB/U
Nilai z-score
IODIUM DENGAN STATUS IODIUM SISWA SD DI DAERAH
PANTAI KABUPATEN KARAWANG
RAMMONA JAYANA
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Konsumsi
Pangan Sumber Protein dan Iodium dengan Status Iodium Siswa SD di Daerah
Pantai Kabupaten Karawang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Rammona Jayana
NIM I14090016
ii
iii
ABSTRAK
RAMMONA JAYANA. Hubungan Konsumsi Pangan Sumber Protein dan
Iodium dengan Status Iodium Siswa SD di Daerah Pantai Kabupaten Karawang.
Dibimbing oleh LEILY AMALIA.
Gangguan akibat kurang iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah
gizi utama di Indonesia yang perlu mendapat perhatian mendalam karena
berkaitan erat dengan perkembangan mental dan kecerdasan yang dapat
berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan antara konsumsi pangan sumber protein dan iodium
dengan status iodium siswa SD di daerah pantai, Kabupaten Karawang. Desain
penelitian ini adalah cross sectional dengan subyek penelitian sebanyak 142
siswa SD. Data primer terdiri dari konsumsi makanan, antropometri, dan iodium
urin. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata status iodium siswa dikategorikan
kelebihan. Berdasarkan indeks IMT/U dan TB/U status gizi contoh sebagian besar
normal. Rata-rata asupan iodium total dan tingkat kecukupan iodium contoh
sebagian besar dikategorikan cukup. Terdapat hubungan negatif signifikan
(p0.05).
Kata kunci: iodium, konsumsi pangan, protein, siswa SD, status iodium, status
gizi
ABSTRACT
RAMMONA JAYANA. The Association between Consumption of Protein and
Iodine Food Sources with Iodine Status of Elementary School Students in the
Coastal Area of Karawang District. Supervised by LEILY AMALIA.
Iodine Deficiency Disorders (IDD) is one of the nutritional problems in
Indonesia that needs to get deep attention because it is closely related to mental
development and intelligence that can affect the quality of human resources. The
study aimed to analyze the association between consumption of protein and iodine
food sources with iodine status of elementary school students in the coastal area of
Karawang District. The design of study was a cross sectional with 142 elementary
school students as the subjects. Primary data consists of food consumption,
anthropometry, and iodine urine. The results showed that the mean of iodine
status of students was categorized as excess iodine status. Based on BMI/A and
H/A index, most of the subjects had normal nutritional status. The average amount
of iodine intake and iodine adequacy levels of the subjects were mostly
categorized as adequate. There was a significant negative correlation (P 0.05).
Keywords: elementary students, food consumption, iodine status, iodine,
nutritional status, protein
HUBUNGAN KONSUMSI PANGAN SUMBER PROTEIN DAN
IODIUM DENGAN STATUS IODIUM SISWA SD DI DAERAH
PANTAI KABUPATEN KARAWANG
RAMMONA JAYANA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
iii
Judul
Nama
NRP
: Hubungan Konsumsi Pangan Sumber Protein dan Iodium dengan Status
Iodium Siswa SD di Daerah Pantai Kabupaten Karawang
: Rammona Jayana
: I14090016
Disetujui oleh:
Leily Amalia, STP, M.Si
Pembimbing I
Diketahui oleh:
Dr. Ir. Budi Setiawan, MS
Ketua Departemen
Tanggal lulus
iv
v
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Hubungan konsumsi pangan sumber protein dan iodium dengan status iodium
anak SD di daerah pantai Kabupaten Karawang. Banyak pihak yang telah
membantu dalam proses penelitian sampai penulisan skripsi ini. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Leily Amalia, STP, M.Si selaku pembimbing skripsi penulis yang
selalu memberikan motivasi dan semangat serta dengan penuh kesabaran
meluangkan waktu dan pikirannya memberikan arahan, saran dan kritikan
yang membangun kepada penulis hingga penyelesaian skripsi.
2. Ibu dr. Yekti Hartati Effendi selaku dosen pembimbing akademik selama
empat tahun masa perkuliahan.
3. Bapak Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS selaku dosen pemandu dan penguji skripsi
yang telah memberikan saran bagi perbaikan skripsi ini.
4. Bapak Taufik (ayah), Ibu Nurmala Dewi (mama) dan adik-adik tercinta
Nurman Ibrahim dan Zulfiqri Ramadhan serta keluarga besar akas
Djamaludin yang telah banyak memberikan cinta, kasih sayang, dorongan
semangat, dan kebahagian yang tiada henti kepada penulis.
5. Neys-van Hoogstraten Foundation yang telah memberikan bantuan biaya
penelitian kepada tim peneliti.
6. Bapak/Ibu guru dan anak-anak sekolah dasar di SDN Jaya Mulya 1, SDN
Cemarajaya 2, SDN Sungai Buntu 1, SDN Dongkal 1, SDN Tempuran 1
dan SDN Ciparagejaya yang telah bersedia berpartisipasi.
7. Keluargaku dan sahabat-sahabat teristimewa “Coconuts” Gizi Masyarakat
angkatan 46. Terima kasih atas kebersamaan kita selama ini.
8. Para sahabat Penulis: Ajan, Vita, Liza, Wulan, Ratu, Meilisa, Galang,
Fadli, Adini, Trina, Grace dan Asin. Terimakasih atas dorongan
semangat, kebersamaan dan keceriaan selama ini.
9. Teman-teman seperjuangan : Nurayu, Milda dan Sarah yang telah
bersama-sama melewati suka dan duka dalam turun lapang penelitian
hingga menyelesaikan skripsi.
10. Seluruh dosen, staff Gizi Masyarakat, sahabat GM angkatan 44, 45, 47,
48 dan seluruh teman-teman di IPB serta semua pihak yang telah
membantu yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga Allah membalas segala kebaikan dengan pahala dan kebaikan yang
lebih besar dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk kita semua.
Bogor, September 2013
Rammona Jayana
vi
DAFTAR ISI
PRAKATA
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Rumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
3
Kerangka Pemikiran
3
METODE PENELITIAN
5
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
5
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
5
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
6
Pengolahan dan Analisis Data
6
Definisi Operasional
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
Karakteristik wilayah
8
Karakteristik Contoh
10
Karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga
11
Status Gizi
13
Status Iodium
14
Asupan Zat Gizi dan Tingkat Kecukupan Zat Gizi
15
Tingkat Kecukupan Energi
17
Tingkat Kecukupan Protein
17
Konsumsi Pangan Sumber Protein
18
Konsumsi Pangan Sumber Iodium
19
Frekuensi Konsumsi Pangan Sumber Iodium
19
Konsumsi Garam
20
Asupan Iodium
22
vii
Tingkat Kecukupan Iodium
Hubungan Antar Variabel
23
23
Tingkat kecukupan protein dengan kadar iodium urin
23
Konsumsi pangan sumber protein dengan kadar iodium urin
24
Asupan iodium total dengan kadar iodium urin
24
Status gizi dengan kadar iodium urin
25
SIMPULAN DAN SARAN
25
Simpulan
25
Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
28
RIWAYAT HIDUP
30
DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Variabel , jenis dan cara pengumpulan data
Kategori status gizi menurut IMT/U
Kategori status gizi menurut TB/U
Kriteria kadar iodium urin pada anak SD
Sebaran contoh berdasarkan umur, kelas dan jenis kelamin
Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga
Sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan orang tua
Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orang tua
Sebaran contoh berdasarkan pendapatan keluarga
Sebaran contoh berdasarkan status gizi
Sebaran status iodium contoh
Rata-rata asupan zat gizi (TKG) contoh berdasarkan status
Rata-rata tingkat kecukupan zat gizi (TKG) contoh berdasarkan
status iodium
Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan energi
Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan protein
Rata-rata konsumsipangan sumber protein berdasarkan status
iodium
Konsumsi bahan pangan sumber iodium berdasarkan status
iodium
Sebaran contoh berdasarkan frekuensi konsumsi pangan sumber
iodium
Sebaran contoh berdasarkan jenis garam dan kadar iodium garam
yang dikonsumsi
Sebaran contoh berdasarkan kadar iodium garam yang
dikonsumsi
6
7
7
8
11
11
12
12
13
14
15
16
16
17
18
18
19
20
21
22
viii
21.
22.
23.
Rata-rata asupan iodium contoh berdasarkan status iodium
Sebaran contoh berdasarkan Tingkat Kecukupan Iodium (TKY)
Hasil uji korelasi pangan sumber protein dengan kadar iodium
urin
23
23
24
DAFTAR GAMBAR
1
Bagan kerangka pemikiran penelitian
4
DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
Uji Normalitas Variabel
Uji Korelasi Pearson Hubungan Tingkat Kecukupan Protein
dengan Kadar Iodium Urin Contoh
Uji Korelasi Pearson Hubungan Asupan Iodium Total dengan
Kadar Iodium Urin Contoh
Uji Korelasi Pearson Hubungan Asupan Iodium Total dengan
Kadar Iodium Urin Contoh
28
28
29
29
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah
gizi utama di Indonesia disamping tiga masalah gizi lainnya yaitu Kekurangan
Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), dan Anemia Gizi Besi (AGB).
Masalah GAKI masih menjadi persoalan kesehatan masyarakat Indonesia dan
perlu mendapatkan perhatian besar dari pemerintah mengingat dampaknya sangat
besar terhadap kelangsungan hidup dan secara tidak langsung mempengaruhi
strategi pembangunan yaitu kualitas sumber daya manusia. Kelompok masyarakat
yang sangat rawan terhadap masalah dampak defisiensi iodium adalah wanita usia
subur (WUS), wanita hamil, anak balita dan anak usia sekolah.
Berdasarkan data WHO (2005), tercatat ada 130 negara di dunia mengalami
masalah GAKI, termasuk Indonesia. Sementara di Indonesia, Survei Nasional
pemetaan GAKI pada tahun 2004 menunjukkan bahwa sekitar 8.2% daerah di
Indonesia masuk kategori endemik berat, 13.1% endemik sedang dan 35.8%
endemik ringan. Hasil pemetaan GAKI secara nasional menunjukan adanya
penurunan prevalensi GAKI pada anak SD yaitu dari 27.7% pada tahun 1990
menjadi 9.3% pada tahun 1998. Namun demikian pada tahun 2003 kembali
meningkat menjadi 11.1%. Secara umum GAKI masih dianggap sebagai masalah
karena prevalensi kejadiannya masih di atas 5% yang merupakan ambang batas
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia (Depkes RI 2005).
Defisiensi iodium tidak hanya mengakibatkan gondok dan kretinisme saja,
namun juga berpengaruh terhadap penurunan daya tahan terhadap penyakit,
perkembangan otak (intelektual) yang terhambat dan berpotensi menurunkan
tingkat kecerdasan atau Intelligence Quotient (IQ), produktivitas rendah bahkan
terlahir cacat baik fisik maupun mental. Besarnya masalah GAKI pada masyarakat
salah satunya dapat diketahui dengan dilakukan pemeriksaan Ekskresi Iodium
Urin (EIU). EIU merupakan metode yang direkomendasikan oleh WHO, UNICEF
dan ICIID karena reliabel untuk mengukur status iodium. Kadar iodium dalam
urin merupakan petunjuk yang baik untuk mengetahui konsumsi iodium terkini.
Lebih dari 90% sisa metabolisme iodium dalam tubuh akan dieksresikan lewat
urin, sehingga EIU sesaat akan menggambarkan asupan iodium populasi
(Riskesdas 2007).
Kabupaten Karawang merupakan kabupaten yang sebagian besar
wilayahnya terletak di pinggir pantai. Berdasarkan Riskesdas (2007) diketahui
penggunaan garam beriodium di Kabupaten Karawang termasuk rendah yaitu
33.9%, lebih rendah dibandingkan penggunaan garam beriodium nasional yaitu
62.3%. Berdasarkan hasil pemantauan status gizi Dinas Kesehatan karawang
selama tahun 2010, ditemukan masalah gizi seperti gangguan akibat kekurangan
iodium, termasuk endemik GAKI yang tersebar dibeberapa desa di kabupaten
karawang.
Penderita GAKI biasanya ditemukan di pegunungan karena kandungan
iodium dalam air dan tanah yang rendah ataupun tidak mengandung iodium sama
sekali (Rusnelly 2006). Meskipun demikian, hasil survei GAKI menunjukkan
bahwa di beberapa daerah pantai terdapat prevalensi gondok yang tinggi seperti di
2
Halmahera Utara, Kepulauan Banggai, Gunung Kidul dan Karawang. Faktorfaktor yang diduga berpengaruh terhadap timbulnya GAKI di daerah pantai adalah
rendahnya kandungan iodium pada air minum (0.89–1.47 ppm), cara pengolahan
pangan hasil laut yang dapat menurunkan kadar iodium serta penggunaan garam
yang tidak beriodium atau dengan jumlah yang kurang memenuhi syarat .
Selain faktor-faktor di atas, faktor lain yang kemungkinan besar dapat
mengakibatkan timbulnya GAKI yaitu pola konsumsi rendah protein, status gizi
dan adanya zat goitrogenik dalam makanan. Hal-hal tersebut secara tidak
langsung dapat mengakibatkan terhambatnya metabolisme iodium di dalam tubuh,
yaitu terjadinya gangguan pengambilan iodium oleh kelenjar tiroid (Rusnelly
2006). Secara teoritis, rendahnya unsur protein dalam serum akan menghambat
transportasi hormon dari kelenjar tiroid yang dibutuhkan (Bitjoli 2010).
Penelitian mengenai GAKI sering dilakukan pada anak usia sekolah dasar
yaitu pada usia 6-12 tahun karena pertimbangan kerentanan mereka terhadap
defisiensi iodium. Anak pada usia ini sedang dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan sehingga perhatian terhadap gizi anak sekolah merupakan langkah
strategis karena dampaknya secara langsung berkaitan dengan pencapaian SDM
yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Hubungan Konsumsi Pangan Sumber Protein dan Iodium
dengan Status Iodium Siswa SD di daerah Pantai Kabupaten Karawang”.
Perumusan Masalah
Beberapa masalah yang akan dikaji dan dibahas lebih lanjut antara lain:
a. Apakah terdapat hubungan antara konsumsi pangan sumber protein
dengan kadar iodium urin pada siswa SD didaerah pantai Kabupaten
Karawang?
b. Apakah terdapat hubungan antara asupan iodium dengan kadar iodium
urin pada siswa SD didaerah pantai Kabupaten Karawang?
c. Apakah terdapat hubungan antara status gizi dengan status iodium urin
siswa SD didaerah pantai Kabupaten Karawang?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum :
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
konsumsi pangan sumber protein dan asupan iodium dengan status iodium siswa
SD di daerah pantai Kabupaten Karawang.
Tujuan khusus :
1.
2.
3.
4.
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :
Mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh
Menganalisis status gizi antropometri contoh
Menganalisis pola konsumsi pangan sumber protein dan iodium contoh
Menganalisis asupan dan tingkat kecukupan gizi contoh.
3
5.
6.
7.
8.
Menganalisis status iodium contoh
Menganalisis hubungan konsumsi pangan sumber protein dengan kadar
iodium urin contoh
Menganalisis hubungan asupan protein dan iodium dengan kadar iodium
urin contoh
Menganalisis hubungan status gizi dengan kadar iodium urin contoh
Manfaat Penelitian
Data hasil penelitian ini secara khusus diharapkan dapat memberikan
gambaran dan informasi bagi warga setempat yang diteliti dan pemerintah
setempat mengenai pentingnya konsumsi pangan sumber protein dan iodium
dengan memperhatikan asupan pangan goitrogenik dan pengaruhnya terhadap
status iodium yang nantinya akan berpengaruh pula kepada status gizi dan status
GAKI siswa. Secara umum diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
referensi untuk keperluan penelitian yang lebih mendalam dan bermanfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan dalam program perbaikan gizi. Bagi perguruan
tinggi diharapkan juga sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang
meliputi pendidikan, pengembangan penelitian, dan pengabdian masyarakat.
KERANGKA PEMIKIRAN
Karakteristik keluarga yang meliputi tingkat pendidikan orangtua, tingkat
pendapatan rumah tangga, pekerjaan dan jumlah anggota rumah tangga dapat
berpengaruh terhadap konsumsi pangan keluarga. Tingkat pendidikan orangtua
akan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan gizinya, hal ini dikarenakan jika
seorang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi maka akan cenderung memilih
makanan yang bergizi tinggi dengan harga yang murah. Tingkat pendapatan
rumah tangga dapat berpengaruh terhadap pola konsumsi suatu keluarga, dengan
semakin besarnya pendapatan suatu keluarga maka pola konsumsi keluarga
tersebut akan semakin baik dengan pola konsumsi yang baik maka status gizi
keluargapun akan baik. Jumlah anggota keluarga juga berpengaruh terhadap pola
konsumsi keluarga karena dengan semakin besarnya jumlah anggota keluarga
maka setiap anggota keluarga akan mendapatkan bagian makanan yang lebih
sedikit dibandingkan dengan keluarga yang memiliki jumlah anggota keluarga
yang lebih sedikit.
Karakteristik keluarga tersebut selanjutnya akan mempengaruhi konsumsi
pangan sehari, termasuk konsumsi bahan pangan sumber protein dan iodium.
Konsumsi pangan sumber protein dan iodium dapat dikatakan baik jika konsumsi
protein dan iodiumnya telah mencapai angka kecukupan gizi. Konsumsi bahan
pangan tersebut yang nantinya akan mempengaruhi asupan dan tingkat zat gizi
seseorang yaitu asupan dan tingkat kecukupan protein dan iodium serta zat gizi
lainnya. Asupan dan tingkat kecukupan protein akan mempengaruhi status gizi
dan status iodium. Asupan dan tingkat kecukupan iodium akan berpengaruh
langsung terhadap status iodium. Status iodium memiliki keterkaitan dengan
status gizi yang diukur menggunakan antropometri. Status gizi yang didasarkan
indeks massa tubuh menurut umur menggolongkan individu menjadi kurus,
normal, lebih, dan obese pada masa kini, sedangkan status gizi berdasarkan tinggi
4
badan menurut umur memberikan gambaran pemenuhan gizi di masa lampau.
Secara keseluruhan kerangka pemikiran konsumsi pangan sumber protein dan
iodium dengan status iodium pada anak sekolah dasar dapat dilihat pada Gambar
1 berikut.
Ketersediaan Makanan
Tanaman
Hewan darat
Ikan
Daerah Pantai
Karakteristik
keluarga
Pendidikan
Pekerjaan
Besar Keluarga
Pendapatan
Karakteristik contoh
Jenis kelamin
Umur
Berat Badan dan
Tinggi Badan
Konsumsi pangan:
Konsumsi pangan sehari
Konsumsi pangan sumber protein
Konsumsi pangan sumber iodium
Asupan dan tingkat
kecukupan protein
Asupan dan tingkat
kecukupan gizi lain
Status Gizi
Antropometri
Asupan dan tingkat
kecukupan iodium
Status Iodium
Keterangan :
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
= Hubungan yang diteliti
= Hubungan yang tidak diteliti
Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran penelitian
5
METODE PENELITIAN
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian besar dengan judul
“Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) pada Anak Sekolah Dasar : Studi
tentang Konsumsi Pangan, Aspek Sosio-Budaya dan Prestasi Belajar diWilayah
dengan Agroekologi yang Berbeda”. Desain yang digunakan adalah cross
sectional study dimana peneliti mengumpulkan berbagai informasi pada suatu
waktu dan peneliti tidak melakukan atau memberikan intervensi apapun kepada
contoh. Penelitian dilakukan di tiga kecamatan di wilayah pantai Kabupaten
Karawang pada bulan September 2012.
Kabupaten Karawang dipilih secara purposif berdasarkan agroekologi
wilayah pantai di Jawa Barat. Tiga kecamatan lokasi penelitian dipilih
berdasarkan prevalensi GAKI terbesar di Kabupaten Karawang (Dinas Kesehatan
setempat tahun 2008), yaitu Kecamatan Cibuaya 10%, Kecamatan Tempuran
11.5% dan Kecamatan Pedes 12.5%. Pemilihan sekolah tempat penelitian dibantu
oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kabupaten Karawang. Keenam
sekolah terpilih adalah SDN Jaya Mulya 1 dan SDN Cemarajaya 2 (Kecamatan
Cibuaya), SDN Tempuran 1 dan SDN Ciparagejaya (Kecamatan Tempuran), serta
SDN Sungai Buntu 1 dan SDN Dongkal 1 (Kecamatan Pedes).
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
Populasi dan contoh dalam penelitian ini adalah anak Sekolah Dasar (SD)
kelas 5 dan 6 beserta ibu/pengasuhnya. Jumlah contoh dalam penelitian ini adalah
142 siswa yang berasal dari enam SD di tiga kecamatan di Kabupaten Karawang.
Contoh diseleksi berdasarkan prevalensi terkena GAKI menurut rumus Lameshow
et al. (1997).
� 2 (1−α/2) P(1−P)
n=
�2
Dimana:
n
= Besar sampel
Z(1-α/2) = Tingkat signifikansi pada 95% (α = 0.05) = 1.96
P
= Prevalensi konsumsi garam beriodium daerah Karawang 33,9%
(Riskesdas 2007)
d
= presisi/ tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0.08)
Dengan signifikansi 95% (α = 0.05), prevalensi konsumsi garam beriodium
di Karawang 33.9% dan presisi 0.08 berdasarkan perhitungan di atas maka contoh
minimum yang dibutuhkan adalah 135 contoh dari tiga kecamatan. Agar lebih
mudah dalam pemilihan contoh sehingga jumlah contoh dibulatkan menjadi 150
contoh dimana masing-masing SD dibutuhkan 25 siswa dari kelas 5 dan kelas 6
yang akan dipilih secara acak (random) namun terdapat delapan contoh yang tidak
termasuk dalam kriteria.
6
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data sekunder dan data
primer. Data sekunder terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian yang
didapatkan dari data Pemerintah Kabupaten Karawang 2012. Data primer meliputi
karakteristik contoh (identitas siswa, umur, jenis kelamin); karakteristik keluarga
(pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan keluarga serta besar
keluarga); konsumsi protein (jenis dan jumlah); asupan iodium (frekuensi, jenis
dan jumlah konsumsi pangan sumber iodium); status gizi (BB, TB dan usia);
status iodium (Ekskresi Iodium Urin). Variabel data dan cara pengumpulan data
primer disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Variabel , jenis dan cara pengumpulan data
Responden
& Contoh
Ibu/pengasuh
Variabel
Karakteristik sosial ekonomi
keluarga
Pekerjaan
Pendidikan
Besar keluarga
Pendapatan keluarga
Cara Pengumpulan Data
- Wawancara menggunakan
kuesioner
- Wawancara menggunakan
Jenis dan jumlah konsumsi
pangan sumber protein
Jenis, jumlah dan frekuensi
konsumsi pangan sumber
iodium
Karakteristik contoh
Identitas siswa
Umur
Jenis Kelamin
kuesioner metode Food
Recall 1x24 jam selama 2
kali
- Wawancara menggunakan
kuesioner metode Food
Frequency (FFQ)
- Wawancara
Anak SD
Antropometri
Berat Badan (BB)
Tinggi Badan (TB)
Kadar Iodium Urin contoh
- Pengukuran langsung
menggunakan timbangan
injak, microtoise
- Pengumpulan Urin Contoh
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pengeditan
(editing), pengkodean (coding), pemasukan data (entry), pengecekan ulang
(cleaning), dan analisis data. Tahapan pengeditan dilakukan dengan cara
pengecekan kelengkapan data, tahapan pengkodean (coding) dilakukan dengan
cara menyusun code-book sebagai panduan entri dan pengolahan data. Data
kemudian dimasukan (entry) ke dalam tabel yang sudah ada. Setelah itu dilakukan
7
pengecekan ulang (cleaning) untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam
memasukan data. Tahapan terakhir adalah analisis data yang diolah dengan
menggunakan program komputer Microsoft Excel 2007 dan Statitical Program for
social Sciences (SPSS) versi 16.0.
Analisis data dilakukan secara deskriptif dan inferensia setelah data
dikategorikan. Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi,
rata-rata dan standard deviasi. Analisis inferensia dilakukan untuk melihat
hubungan antar variabel. Data yang dianalisis secara deskriptif adalah data
karakteristik contoh (jenis kelamin, kelas dan usia), karakteristik sosial ekonomi
keluarga contoh, status gizi, status iodium, asupan gizi dan tingkat kecukupan gizi,
frekuensi konsumsi pangan sumber iodium, konsumsi garam, asupan iodium, dan
tingkat kecukupan iodium. Analisis secara statistik yang dilakukan menggunakan
uji korelasi Pearson dan uji beda one-way ANOVA. Uji analisis tersebut
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecukupan protein,
konsumsi pangan sumber protein, asupan iodium total dan status gizi dengan
kadar iodium urin contoh.
Data besar keluarga dikelompokkan menjadi keluarga kecil (≤4 orang),
keluarga sedang (5-7 orang), dan keluarga besar (≥8 orang) (Hurlock 1998). Data
pendapatan per kapita merupakan penjumlahan dari pendapatan yang diperoleh
oleh semua anggota keluarga yang bekerja kemudian dibagi dengan jumlah
anggota keluarga dan digolongkan menjadi tiga tingkatan yaitu: miskin jika
pendapatan perkapita 2GK
(Puspitawati 2010). Garis kemiskinan yang digunakan adalah GK Jawa Barat
2012 yaitu Rp. 242.000/kap/bulan (Badan Pusat Statistik Jawa Barat 2013).
Data pendidikan orang tua dibagi menjadi enam kelompok, yaitu tidak
sekolah, tidak tamat SD, SD, SLTP, SLTA, dan D3/PT. Usia contoh dibagi
menjadi usia anak-anak (9-12 tahun) dan remaja awal (13-14 tahun). Status gizi
contoh dihitung berdasarkan data umur, berat badan, dan tinggi badan contoh
dengan parameter Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) dan parameter
tinggi badan menurut umur (TB/U) menggunakan software WHO anthroplus 2007.
Kategori IMT/U dan TB/U masing-masing disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2 Kategori status gizi menurut IMT/U
Nilai z-score
Z < -3
-3 ≤ z < -2
-2 ≤ z ≤ +1
+1 < z ≤ +2
Z > +2
Sumber : WHO (2007)
Kategori
Sangat kurus
Kurus
Normal
Lebih
Obesitas
Tabel 3 Kategori status gizi menurut TB/U
Nilai z-score