BAB III PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI OBJEK
PORNOGRAFI DALAM UU NO 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI
A. DAMPAK PORNOGRAFI
Di Indonesia, perkembangan zaman yang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan menimbulkan berbagai masalah dan ancaman baru bagi anak
baik secara fisik maupun psikis. Media internet yang dapat dengan mudah diakses oleh siapapun, tidak jarang menyajikan hal-hal yang tidak sepatutnya diketahui
oleh seorang anak, seperti situs porno. Bahkan, tontonan sehari-hari dan film-film kartun yang seharusnya khas dunia anak mulai dibumbui dengan ucapan-ucapan
yang tidak patut. Tragisnya, di zaman sekarang ini, anak tidak lagi bertindak sebagai penonton saja, namun juga turut menjadi pelaku. Kemudahan mengakses
materi pornografi menyebabkan anak dapat mencontoh aktivitas seksual sesuai dengan adegan yang ditontonnya.
Tidak hanya itu saja, bahkan ada gambar atau film serta video yang menjadikan anak sebagai model aktivitas seksual. Anak yang dijadikan model
pornografi mengalami kerusakan perkembangan fisik dan psikis yang dapat mengahancurkan masa depannya. Mereka seringkali menjadi rendah diri bahkan
mendapat masalah kesehatan mental yang parah. Terlebih lagi, mereka umumnya dikucilkan oleh masyarakat lingkungannya, dan diberi label sebagai anak yang
tidak bermoral bahkan kehilangan haknya untuk memeproleh pendidikan. Pornografi anak yang menyebar luas akan meningkatkan berbagai kekerasan
seksual terhadap anak yang dilakukan oleh orang dewasa atau oleh sesama anak.
Universitas Sumatera Utara
Secara umum, ada beberapa dampak buruk yang timbul sebagai akibat kebiasaan mengonsumsi produk-produk pornografi, yaitu sebagai berikut :
45
1. Pornografi itu cenderung menyiksa diri
Jika suguhan seperti itu tetap setia ditonton, sedang kecil kemungkinan bisa menikmati benda aslinya, sudah tentau akan merasa tersiksa.
2. Pornografi itu pendakian tanpa ujung
Pornografi akan terus mengajak kita mendaki, tanpa bisa berharap kelak akan sampai ke puncak. Jangan pernah berfikir bahwa produk-produk itu akan
habis. Jika satu seri produk habis, akan segera muncul seri-seri bnerikutnya. Jika satu bentuk sudah membosankan, akan segera muncul bentuk-bentuk lain.
3. Media pornografi akan menguras uang Anda
Seandainya Anda telah membelanjakan seluruh uang yang anda miliki untuk membeli produk-produk pornografi, tidak berarti petualangan untuk memburu
nikmat seks sesaat akan berakhir. Para pedagang pornografi punya 1001 macam cara untuk menguras uang kita.
4. Pornografi akan menjatuhkan harga diri
Sebagian besar produk pornografi dinikmati secar sembunyi-sembunyi. Sekali Anda ketahuan sedang asyik bergumul dengan benda-benda pornografi, harga
diri Anda akan jatuh. 5.
Pornografi bisa menuntun seseorang menrjuni praktek seks bebas atau pelacuran.
45
Abu Abdurrahman Nusantri, op.cit, hal. 65
Universitas Sumatera Utara
Kemudian ada pendapat lain mengatakan bahwa dampak pornografi lainnya adalah :
46
1. Pornografi memberi makan pada “keinginan mata” dan “keinginan daging”
yang tidak akan pernah terpuaskan. Pornografi hanya akan membuat ‘penontonnya’ minta tambah, tambah, dan tambah lagi. Dengan mudah,
pornografi memperbudak orang akan nafsunya dan membuka pintu terhadap segala jenis kejahatan seperti kemarahan, penyiksaaan, kekerasan, kepahitan,
kebohongan, iri hati, pemaksaan, dan keegoisan. Kekuatan tersembunyi dibalik pornografi akan menunjukkan dirinya pada saat orang yang sudah
terlibat berusaha menghentikan kebiasaannya. Tanpa bantuan, biasanya orang itu tidak berdaya untuk lepas.
2. Pornografi membuat cara berpikir seseorang menjadi penuh dengan seks
semata. Pikiran seks akan menguasai alam bawah sadar mereka. Gambar berbau seks akan melekat pada otak mereka, sehingga pada saat seseorang
memutuskan untuk berhenti melihat pornografi-pun, gambar-gambar yang pernah ia lihat dimasa lalu akan bertahan sampai beberapa tahun bahkan
selama-lamanya. 3.
Pornografi menjadi ajang promosi terhadap praktik seksual yang menyimpang. Contohnya, situs porno internet biasanya terhubung dengan
situs porno yang lebih progresif seperti homoseks, pornografi anak, seks dengan hewan, perkosaan, seks dengan kekerasan dan lainnya. Ini akan
membuat orang-orang tertentu terganggu secara mental dan tertantang untuk
46
http:ww.google.com200810dampak-pornografi, diakses tanggal 14 April 2009
Universitas Sumatera Utara
mencoba. Dengan demikian, makin banyaklah perilaku seks menyimpang di masyarakat.
4. Pornografi membuat seseorang terpicu untuk lebih suka melayani diri sendiri
dibanding orang lain. Masturbasionani adalah contohnya. Ini adalah tindakan pemenuhan nafsu pribadi yang bisa membuat seseorang sulit menerima dan
memberi cinta yang sebenarnya pada orang lain. Pornografi biasanya membuat orang kecanduan masturbasionani.
5. Pornografi akan membawa seseorang terhadap penggunaan waktu dan uang
dengan sangat buruk. Sedikit ada waktu luang atau uang lebih, akan dihabiskan untuk memuaskan hawa nafsunya.
6. Dengan sering melihat situs porno atau membeli filmmajalah porno, orang-
orang tersebut mendukung perkembangan industri pornografi yang biasanya dikelola oleh “kejahatan terorganisir” yang mencari dana dengan cara haram.
7. Terbiasa melihat pornografi akan merusak hubungan orang tersebut dengan
lingkungannya, dalam hal ini keluarga atau orang-orang terdekatnya. Pada hubungan pacaran, hubungan yang berkembang menjadi tidak sehat. Orang
yang terlibat pornografi akan menyalahkan kekasihnya pada tindakan-tindakan seksual yang mereka lakukan. Padahal masalah itu terdapat pada pribadinya
sendiri, dan pasangannya adalah si ‘korban’. Pada pasangan yang telah menikah, ini akan memicu ketidakpuasan seksual dan praktik seksual yang
menyimpang sehingga mengarah ke arah ketidakharmonisan keluarga, bahkan perceraian.
Universitas Sumatera Utara
8. Dalam banyak kasus, pornografi membuat seseorang kehilangan daya
kerjanya. Yang tadinya aktif dan kreatif bisa menjadi tidak fokus dalam pekerjaan.
9. Pornografi dapat merusak hubungan seksual dengan pasangan karena terbiasa
membayangkan orang lain dalam hubungan seksual. Imajinasi adalah salah satu efek pornografi yang sangat kuat. Nilai dan kemurnian seksual
sesungguhnya menjadi rusak. 10.
Melihat pornografi akan membuat seseorang menjadi sering berbohong. Orang yang terikat pornografi akan menyimpan kebiasaannya ini sebagai rahasia,
sehingga dengan berbohong ia dapat menyembunyikan rasa malunya dan menghindari kritik dari lingkungannya. Kemanapun ia pergi, ia akan
cenderung memakai ‘topeng’. 11.
Pornografi akan membawa seseorang pada konsekuensi spiritual yang serius. Tekanan dan kebingungan akan memenuhi hidupnya. Pornografi membawa
kekuatan jahat yang akan mengontrol dan mendominasi pemirsanya. Sekali saja seseorang melihat pornografi, itu akan membawanya semakin dalam.
Nilai moral yang benar makin lama makn pudar, sehingga timbul standar ganda yang membingungkan.
Secara khusus, pornografi bukan hanya berdampak pada orang dewasa, pornografi juga memberikan beberapa dampak negatif terhadap anak yaitu :
47
47
http:chepi.blog.friendster.com200810dampak-pornografo-bagi-perkembangan-anak. diakses tanggal 14 April 2009
Universitas Sumatera Utara
1. Pelecehan seksual
Setelah melihat tayangan pornografi, biasanya orang yang bersangkutan lalu mencari cara untuk melampiaskan dorongan seksnya. Nah anak usia dini
adalah individu yang sangat rentan terhadap pelecehan seksual, apalagi di Indonesia sendiri pendidikan seks untuk anak bagi sebagian besar orangtua masih
tabu dan belum waktunya diberikan. Hasilnya anak sering menjadi korban pelampiasan seks oleh orang disekitarnya terutama yang dekat dengan anak,
seperti kasus diatas ternyata pelecehan dilakukan sendiri oleh paman korban. Selain karena mudah dimanfaatkan, anak juga tidak tahu bahwa organ vital
seharusnya tidak boleh ditunjukkan pada orang lain.
2. Penyimpangan seksual
Anak balita atau anak usia dini yang belum waktunya sudah melihat adegan atau tayangan hubungan intim suami istri atau tayangan –tanyangan porno
lainnya, dan tidak ketahuan orangtua sehingga tidak langsung diberi pemahaman dengan bahasa yang mudah dipahami anak tentu saja ketika dewasa kelak bisa
mengalami penyimpangan seksual, karena yang ada dalam benak anak adegan itu jorok, sakit, seram dan lain-lain.
3. Sulit konsentrasi
Bagaimana bisa konsentrasi kalau yang ada dalam pikiran anak adalah pikiran-pikiran kotor. Belum lagi kalau anak belum paham sehingga yang ada
dalam otak anak adalah berbagai pertanyaan seputar adegan atau tayangan porno yang baru dia lihat. Ingat, konteksnya anak usia dini. Mana ada sih anak balita
yang paham dengan adegan porno?Yang bahaya lagi, kalau sudah tertanam dalam
Universitas Sumatera Utara
otak maka untuk menghapus akan sangat sulit. Kenapa ? Karena seks merupakan kebutuhan dasar manusia. Anak yang sudah menemukan kenikmatan seks
sebelum waktunya dan tertanam secara mendalam dalam pikirannya akan sulit untuk dihilangkan. Kasihan kan padahal masa depannya masih panjang, masih
banyak dibutuhkan konsentrasi dalam hidupnya.
4. Tidak percaya diri
Anak bisa saja jadi tidak percaya diri, kenapa? Karena frame yang dia lihat dari maraknya tayangan TV atau bahkan lingkungan disekitarnya, ” kalau mau
cantik dan punya banyak teman ya harus berpakaian terbuka ”, ” kalau berpakaian tertutup kuper gak gaul, ndeso ”. Besok-besok anak akan muncul PD-nya ketika
berpakaian minim dan terbuka.
5. Menarik Diri
Anak yang mengalami pelecehan seksual atau kekerasan seksual biasanya cenderung menarik diri, tertutup dan minder. Apalagi kalau orangtua tidak segera
mencari bantuan psikolog dan cenderung menyalahkan anak, memarahi atau menggunakan kekerasan. Dimasa depan bisa saja kemudian anak akan sangat
membenci orang dengan jenis kelamin tertentu karena mengingatkan pada kejadian seram masa kecilnya.
6. Meniru
Anak usia dini adalah peniru ulung, apa yang dia lihat dan apa yang dia dengar dari orang dewasa dan lingkungannya akan ditiru. Anak kan belum tahu
mana yang benar atau mana yang salah, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, yang mereka tahu orang dewasa adalah model atau sumber yang paling
Universitas Sumatera Utara
baik untuk ditiru. Bisa dibayangkan kan kalau isi tayangan TV, adegan porno di internet, HP, kelakuan orang-orang ditempat umum yang tidak bermoral ditiru
mentah-mentah oleh anak? Beberapa dampak yang telah diuraikan tersebut, sudah semestinya menjadi
ancaman besar bagi perkembangan norma agama dan norma kesusilaan di negara kita. Dalam hal ini, pornografi merupakan sarana yang paling besar pengaruhnya
bagi kehancuran akhlak generasi muda. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh pornografi terhadap orang-orang yang
mengonsumsinya bertingkat, dipengaruhi oleh berbagai situasi dan kondisi. Paling tidak ada lima tingkat pengaruhh, yaitu sebagai berikut :
48
a. Pengaruh paling kecil, pornografi akan mendorong seseorang berfantasi
tentang hubungan seks dengan wanita. Karena tingkat birahi lebih tinggi, seseorang ingin memuaskan hal itu, namun ketika sarana-sarana
ke arah kepuasan itu tidak ada, dia hanya mampu berfantasi berkhayal.
b. Pornografi mendorong praktek seks bebas. Laki-laki dan perempuan
yang terikat hubungan pacaran atau hal-hal serupa itu, kemudian mereka gemar mengonsumsi media-media pornografi, besar
kemungkinan mereka akan melakukan hubungan seks bebas, sekali atau lebih. Dalam banyak kasus, produk-produk pornografi kerp menjadi
sumber ide-ide mesum sebelum pasangn muda-mudi melakukan hubungan seks liar.
48
Abu Abdurrahman Nusantri, op.cit, hal. 101
Universitas Sumatera Utara
c. Pornografi mendorong seseorang mencari pemuasan dengan wanita-
wanita pelacur. Jika pada kasus seperti poin “b” perbuatan seks liar dilakukan dengan pacar, maka dalam kasus ini seks bebas dilakukan
dengan “mitra komersial”, yaitu wanita pelacur. Ketika birahi sudah tinggi, lalu kesempatan melakukan seks bebas dengan pacar tertutup, hal
itu bisa mendorong seseorang berfikir mencari wanita sewaan untuk diajak berbuat mesum. Tindakan seperti itu terutama ditempuh oleh
laki-laki yang mempunyai uang. d.
Pornografi akan memicu kekrasan seksual. Dalam kondisi tertentu, pornografi memicu tindakan kekerasan seksual pemerkosaan terhadap
wanita. Dari media-media, kekrasan seperti itu dilakukan oleh laki-laki, sejak usia anak-anak sampai kakek-kakek. Menurut banyak laporan,
pelaku tindakan-tindakan kekerasan ini rata-rata orang yang dekat dengan korban.
e. Pornorafi mendorong penyimpangan orientasi seksual. Selain
keburukan-keburukan seperti di atas, pornografi juga bisa mendorong penyimpangan orientasi kekerasan seksual. Melalui mediapornografi
bisa muncul pedofilia hubungan seks dengan anak-anak, sodomi hubungan seks melalui anus, homoseksual, lesbian, bahkan hubungan
seks dengan binatang. Ide-ide penyimpangan itu sepenuhnya diilhami dari media-media anti moral itu.
Universitas Sumatera Utara
B. BENTUK-BENTUK TINDAKAN PENCEGAHAN PORNOGRAFI ANAK
Pornografi anak di Indonesia saat ini semakin marak dan semakin mengkhawatirkan. Kekhawatiran ancaman pornografi terhadap anak yang
demikian besar tersebut bila tidak dicermati akan dapat merusak moral anak Indonesia. Akibatnya, akan banyak anak Indonesia yang terbius oleh pesona
pornografi sehingga perkembangan mental dan moralnya akan mengganggu kualitas hidup dan prestesinya. Pornografi anak termasuk tindakan eksploitasi
seksual komersial anak yaitu penggunaan seorang anak untuk tujuan-tujuan seksual guna menapatkan uang, barang atau jasa kebaikan bagi pelaku eksploitasi,
perantara atau agen dan orang-orang lain yang mendapatkan keuntungan dari eksploitasi seksual terhadap anak. Dalam eksploitasi seksual komersial anak,
seorang anak tidak hanya menjadi sebuah objek seks tetapi juga sebuah komoditas yang membuatnya berbeda dalam hal intervensi.
49
Eksploitasi seksual komersial anak dalam bentuk apapun termasuk pornografi anak sangat membahayakan hak-hak seorang anak untuk menikmati
masa remaja mereka dan kemampuan mereka untuk hidup produktif, berharga dan bermartabat. Tindakan tersebut dapat mengakibatkan dampak-dampak yang
serius, seumur hidup, bahkan mengancam nyawa dan jiwa anak sehubungan dengan perkembangan-perkembangan fisik, psikologis, spiritual, emosional dan
sosial serta kesejahteraannya. Walaupun dampaknya bervariasi berdasarkan pada
49
Tanya Jawab Tentang Eksploitasi Seksual Komersial Anak Sebuah Buku Saku Informasi oleh ECPAT Internasional, RESTU Printing, Indonesia, 2006, hal. 18.
Universitas Sumatera Utara
situasi-situasi yang dihadapi anak-anak dan tergantung pada berbagai faktor seperti tahap perkembangan dan sifat lamanya serta bentuk kekerasan, tetapi
semua anak yang mengalami eksploitasi seksual dan komersial akan menderita berbagai dampak negatif.
50
50
Ibid, hal. 23
Perlu diingat, gambaran moral anak Indonesia saat ini sangat menentukan kualitas hidup bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Oleh sebab itu
diperlukan tindakan pencegahan untuk membatasi penyebaran pornografi di Indonesia. Dalam Pasal 15 Bab III tentang Perlindungan Anak UU No. 44 Tahun
2008 tentang Pornografi dikatakan bahwa : “Setiap orang berkewajiban melindungi anak dari pengruh pornografi dan mencegah akses anak terhadap
informasi pornografi”.
Lebih lanjut lagi, Bab IV UU No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi mengatur secara khusus tentang pencegahan pornografi termasuk pornografi anak
yang dibagi atas peran pemerintah dan masyarakat. Peran pemerintah tersebut
diatur dalam Pasal 17 sampai Pasal 19.
Pasal 17
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melakukan pencegahan pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi.
Pasal 18
Untuk melakukan pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Pemerintah berwenang :
Universitas Sumatera Utara
a. melakukan pemutusan jaringan pembuatan dan penyebarluasan produk
pornografi atau jasa pornografi, termasuk pemblokiran pornografi melalui internet;
b. melakukan pengawasan terhadap pembuatan, penyebarluasan, dan
penggunaan pornografi; dan c.
melakukan kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak, baik dari dalam maupun dari luar negeri, dalam pencegahan pembuatan, penyebarluasan, dan
penggunaan pornografi.
Pasal 19
Untuk melakukan upaya pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Pemerintah Daerah berwenang :
a. melakukan pemutusan jaringan pembuatan dan penyebarluasan produk
pornografi atau jasa pornografi, termasuk pemblokiran pornografi melalui internet di wilayahnya;
b. melakukan pengawasan terhadap pembuatan, penyebarluasan, dan
penggunaan pornografi di wilayahnya; c.
melakukan kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak dalam pencegahan pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi di
wilayahnya; dan d.
mengembangkan system komunikasi, informasi, dan edukasi dalam rangka pencegahan pornografi di wilayahnya.
Kemudian mengenai peran serta masyarakat diatur dalam Pasal 20 sampai dengan Pasal 22 UUU No. 44 Tahun 2008 tersebut.
Pasal 20
Masyarakat dapat berperan serta dalam melakukan pencegahan terhadap pembuatan, penyebarluasan, da penggunaan pornografi.
Pasal 21
1 Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dapat
dilakukan dengan cara : a.
melaporkan pelanggar Undang-Undang ini; b.
melakukan gugatan perwakilan ke pengadilan; c.
melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan yang mengatur pornografi;
d. melakukan pembinaan kepada masyarakat terhadap bahaya dan dampak
pornografi.
Universitas Sumatera Utara
2 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a dan huruf b
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 22
Masyarakat yang melaporkan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat 1 huruf a berhak mendapat perlindungan berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
Berdasarkan ketentuan pasal-pasal tersebut, dapat dilihat bahwa UU No 44 Tahun 2008 tentang Pornografi tidak hanya memuat pasal-pasal larangan tetapi
memuat pula peran serta masyarakat dan pemerintah untuk mencegah penyebarluasan pornografi. Pasal 15 dikatakan “Setiap orang berkewajiban
melindungi anak dari pengaruh pornografi dan mencegah akses anak terhadap pornografi”. Selanjutnya, dalam ketentuan umum pada Pasal 1 yang dimaksud
dengan Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun. Untuk usia di bawah 18 tahun, akses pornografi oleh anak-anak kemungkinan
dilakukan lewat Internet, dan tempat yang mudah dijangkau adalah Warnet. Bagi pemilik dan pengelola warnet berkewajiban mengawasi dan mencegah akses
pornografi lewat internet, misalnya mengatur posisi komputer agar menyulitkan pengunjung warnet untuk mengakses situs porno, menggunakan software
antipornografi, dan upaya lainnya. Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melakukan pencegahan
pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi dengan cara melakukan pemutusan jaringan pembuatan dan penyebarluasan produk pornografi atau jasa
pornografi, termasuk pemblokiran melalui internet. Pemerintah daerah berwenang mengembangkan edukasi misalnya penyuluhan ke sekolah-sekolah tentang bahaya
dan dampak pornografi. Masyarakat diharapkan dapat ikut berperan serta untuk
Universitas Sumatera Utara
mencegah penyebarluasan pornografi dengan melaporkan pelanggaran, melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pornografi dan upaya
pencegahannya. Peran serta masyarakat harus sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku, maksudnya masyarakat tidak boleh melakukan tindakan
main hakim sendiri, tindakan kekerasan, razia sweeping, atau tindakan melawan hukum lainnya, hal ini ditegaskan dalam Bagian Penjelasan UU Pornografi.
Selain pemerintah daerah dan pusan serta masyarakat, untuk melaksanakan UU No 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, Aparat Penegak Hukum memiliki
kewenangan untuk mencegah dan memberantas penyebaran produk pornografi. Berbagai upaya dapat dilakukan diantaranya melakukan razia sweeping di
berbagai tempat termasuk pengguna komputer untuk memeriksa keberadaan produk pornografi, menindak para pembuat website pornografi, melakukan
penyuluhan tentang bahaya pornografi dan sanksi pidana. Kewenangan Aparat tersebut dipertegas dalam Pasal 25 UU Pornografi tentang penyidikan bahwa
penyidik berwenang membuka akses, memeriksa file komputer, jaringan internet, media optik, serta bentuk penyimpanan data elektronik lainnya. Pemilik data atau
penyimpan data atau penyedia jasa layanan elektronik wajib menyerahkan atau membuka data elektornik yang diminta oleh Penyidik.
51
51
http:ronny-hukum.blogspot.com200904tinjauan-aturan-tindak-pidana-dalam uu_01.html diakses tanggal 21 Mei 2009
Universitas Sumatera Utara
C. PENEGAKAN DAN PERLINDUNGAN HAK ANAK YANG MENJADI OBJEK PORNOGRAFI MENURUT UU NO. 44 TAHUN 2008
TENTANG PORNOGRAFI
Undang-Undang No 44 Tahun 2008 tentang Pornografi adalah suatu produk hukum berbentuk Undang-Undang yang mengatur mengenai pornografi.
Undang-Undang ini disahkan menjadi Undang-Undang dalam Sidang Paripurna DPR RI pada tanggal 30 Oktober 2008. Namun, aturan hukum ini sejak awal
sudah memancing kontroversi yang demikian besar di berbagai lapisan masyarakat baik sebelum maupun sesudah disahkan. Beberapa di antaranya
adalah : 1.
Ketua Umum Pucuk Pimpinan PP Muslimat Nahdlatul Ulama NU Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Undang-Undang Pornografi
diperlukan untuk menyelamatkan anak-anak dari bahaya pornografi. Menurut Khofifah, pornografi sangat mudah diakses anak-anak baik di tayangan
televisi maupun diinternet. Karena itu dia mengusulkan agar Departemen Pendidikan Nasional Depdiknas dan Departemen Komunikasi dan
Informatika Depkominfo diberi kewenangan khusus dalam RancanganUndang-Undang Pornografi. “Untuk mengawasi dan mengontrol
situs-situs porno yang sering muncul di berbagai sarana multi media SD hingga SMA” ujarnya. Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini juga
mengatakan, RUU Pornografi harus disesuaikan dengan berbagai peraturan perundang-undangan lain yang sudah ada. Seperti dengan UUD 1945 agar
tidak terjadi perdebatan, pro dan kontra.
52
52
http:www.nu online.com diakses tanggal 14 April 2009
Universitas Sumatera Utara
2. Sejumlah seniman, agamawan, dan aktivis yang tergabung dalam Komponen
Rakyat Bali KRB menolak rencana pengesahan Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi sebagai pengganti RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi.
Menurut I Gusti Ngurah Harta, koordinator Komponen Rakyat Bali KBR, RUU Pornografi akan menggoyahkan keberadaan Indonesia sebagai bangsa
yang plural, serta memiliki aneka kebudayaan dan standar yang berbeda dalam penilaian pornografi. “Sejumlah symbol suci dalam agama Hindu bahkan
menampilkan ketelanjangan sebagai hal yang wajar dan alamiah dalam kehidupan manusia” tegas tokoh spiritual Bali itu. RUU tersebut juga dinilai
berpotensi mengekang kreativitas seniman yang menganggap ketelanjangan sebagai inspirasi karya seni. RUU ini juga dinilai telah mendiskriminasikan
kaum perempuan, karena perempuan jadi pihak yang paling bisa disalahkan.
53
3. Majelis Ulama Indonesia MUI mendesak DPR segera mensahkan
Rancangan Undang-Undang Pornografi. Ketua MUI Amidhan Shaberah mengatakan, pihak-pihak yang menentang pengesahannya berarti menentang
penyelamatan bangsa dari pengikisan moral. Pengesahan tersebut sesuai dengan tujuan moral dan dasar Negara Pancasila. Berbagai kejahatan
pornografi sudah memprihatinkan dan merusak budaya serta moral bangsa. Dengan adanya undang-undang yang mengatur, maka ada komponen yang
menyelamatkan bangsa dari keterpurukan dan kehancuran. Forum meghargai
53
http:www.okezone.com diakses tanggal 14 April 2009
Universitas Sumatera Utara
Bhineka Tunggal Ika yang mengandung muatan-muatan positif demi terbangunnya nilai-nilai etika.
54
4. Rancangan Undang-Undang RUU Pornografi bisa mengganggu etika dan
estetika seni termasuk kesenian daerah di Indonesia yang beragam. “Karena itu rencana Pemerintah untuk mengesahkan RUU Pornografi harus benar-
benar jelas mengenai batas-batasnya. Sehinga setelah disahkan jangan sampai UU tersebut mengekang kesenian masyarakat negeri ini” kata Widodo, M.Sn.,
dosen Jurusan Seni Drama, Tari dan Musik Universitas Negeri Semarang Unnes. Menurut Widodo, RUU Pornografi secara umum memang sangat
bagus, yaitu usaha Pemerintah guna membina moral bangsa Indonesia menuju kepada moral yang baik. Namun, pada dasarnya masalah moral itu bukan
diatur oleh negara, tetapi moral itu kesadaran dari pribadi masing-masing, selain itu RUU ini bisa memecah kesatuan Bangsa Indonesia. “Bangsa kita ini
bangsa yang majemuk, bukan terdiri dari satu golongan saja. Jika dalam RUU tersebut terdapat butir-butir yang mengancam kesatuan bangsa ini, maka
hendaknya perlu dikaji ulang.
55
5. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan Komnas Perempuan
kembali menyuarakan penolakan terhadap RUU Pornografi yang telah diubah tiga kali draftnya. Menurut Ketua Subkomisi Pengembangan Sistem
Pemulihan Komnas Perempuan, Azriana, draft terakhir RUU Pornografi memang telah diubah redaksionalnya, tetapi yang menjadi sorotan bukan pasal
per pasal, karena RUU ini secara fundamental bermasalah karena
54
http:www.tempointeraktif.com diakses tanggal 14 April 2009
55
http:antaranews.com diakses tanggal 14 April 2009
Universitas Sumatera Utara
pembentukannya berdasar paradigma yang keliru. Paradigma yang keliru tersebut, karena pornografi yang menjadi titik utama RUU ini diletakkan
dalam kerangka moralitas, bukan dalam bingkai melindungi perempuan dan anak terhadap kekerasan dan eksploitasi seksual.
56
6. Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin mengatakan,
Muhammadiyah menyambut baik disahkannya Rancangan Undang-Undang RUU Pornografi menjadi Undang-Undang. UU Pornografi diperlukan untuk
menghentikan maraknya aksi pornografi dan pornoaksi baik yang dilakukan langsung oleh masyarakat maupun melalui media massa yang mengarah
kepada liberalisme. “Kita sepakat pornografi adalah perusak moral bangsa ini dan masyarakat kita, maka harus ada langka-langkah yang dilakukan untuk
menghentikan semua itu yakni melalui UU tersebut,” katanya.
57
7. Menteri Agama Maftuh Basyuni mengatakan setuju atas pengesahan RUU
Pornografi. Menurutnya, RUU ini nondiskriminasi tanpa menimbulkan perbedaan ras, suku, dan agama. Substansi RUU juga dirasa tepat dan defenisi
dirasa sangat jelas. RUU ini untuk melindungi masyarakat dan sebagai tindak lanjut UU perlindungan anak dan penyiaran.
58
8. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Meutia Hatta mengatakan, tidak
ada alasan untuk menolak UU Pornografi yang baru saja disahkan oleh DPR, karena sudah banyak korban terutama dari kalangan perempuan dan anak-anak
akibat pornografi tersebut. “Undang-Undang ini untuk melindungi bangsa dari dampak pornografi, jadi tidak ada alas an untuk menolak. Saya tidak tahu apa
56
http:www.kompas.comedisi-17-oktober-2008, diakses tanggal 14 April 2009
57
http:www.antaranews.comedisi-30-0ktober-2008 diakses tanggal 14 April 2009
58
http:www.kompas.comedisi-30-oktober-2008 diakses tanggal 14 April 2009
Universitas Sumatera Utara
alasan mereka menolak karena seharusnya dengan fakta kasus yang ada, sudah cukup menggugah untuk membuat undang-undang ini.”
59
9. Kekhawatiran banyak pihak soal munculnya dampak negatif hingga
disintegrasi bangsa terkait disahkannya UU Pornografi, dinilai terlalu berlebihan karena UU ini tidak membatasi atau menghilangkan keragaman
budaya yang ada di Indonesia . Penegasan ini disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika Menkominfo, Muhammad Nuh, terkait
munculnya Pro Kontra di masyarakat soal keberadaan UU Pornografi tersebut. “Masyarakat tidak usah terlalu khawatir tentang kabar adanya penyatuan
budaya atau hilangnya ragam budaya daerah karena munculnya UU Pornografi. Kabar seperti itu tidak betul,” katanya. “Bahkan, UU ini justru
melindungi keberagaman adapt istiadat, ritual agama dan seni budaya yang ada di masyrakat,” tambah Nuh. “UU Pornografi dibuat dengan tujuan untuk
menyelamatkan moral masyarakat, bangsa dan negara,” tegasnya.
60
10. Pengesahan RUU Pornografi oleh DPR Kamis minggu lalu, masih
menyisakan pro-kontra. Kali ini kelompok yang kontra datangnya dari Persekutuan Gereja-Gereja Kristen Provinsi Papua Barat dan Ketua DPRD
Provinsi Papua. Mereka menolak pengesahan undang-undang tersebut. Dalam pertemuan ini, Koordinator Persekutuan Gereja-Gereja Papua Barat Andrikus
Mofu mengancam akan keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI jika tuntutan mereka terhadap UU Pornografi tidak segera dipenuhi.
Menurutnya, apabila undang-undang ini dilaksanakan di tanah Papua, akan
59
Ibid
60
http:www.republikaonline.comedisi-2-november-2008 diakses tanggal 14 April 2009
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan gejolak sosial dan konflik yang mengarah kepada pelanggaran hak asasi manusia. Selain itu, undang-undang ini bisa mematikan seni,
budaya, suku dan bangsa Papua. Menurut Andrikus, rumusan Pasal 1 angka 1 dan 2 UU No. 44 Tahun 2008 tentang POrnografi sangat identik dengan
masyarakat adat Papua. Berdasarkan catatannya, ada 265 dua ratus enam puluh lima suku masyarakat adat Papua yang memiliki tradisi, adat istiadat,
seni dan budaya yang melekat dalam tatanan nilai-nilai kehidupan.
61
11. Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid Gus Dur kembali menegaskan
sikapnya bahwa dirinya sangat setuju dan mendukung sikap penolakan terhadap pornografi, namun tidak harus dibarengi dengan melahirkan sebuah
UU. Meskipun, membuat UU merupakan hak negara, namun pada prinsipnya bagaimana menyikapi pornografi merupakan hak dasar setiap anggota
masyarakat. Menurut Gus Dur, saat ini memang ada pihak-pihak yang tak setuju dengan kebhinekaan dengan cara menganjurkan Rancangan Undang-
Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi RUU APP. Menurut mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU tersebut, siapa pun yang
menginginkan RUU ini berarti dia menentang UUD 1945 karena UUD 1945 menyerahkan sepenuhnya urusan pornografi kepada ahlak, kepada
masyarakat, kepada agama, dan bukan kepada negara.
62
Dari berbagai pendapat tersebut, dapat dilihat bahwa berbagai pihak mendukung RUU ini karena ancaman tergerusnya moral bangsa ini oleh paparan
61
http:hukumonline.comedisi-4-november-2008 diakses tanggal 14 April 2009
62
http:www.indonesiamedia.com, diakses tanggal 14 April 2009
Universitas Sumatera Utara
pornografi dan pornoaksi semakin mengkhawatirkan. Sebaliknya, berbagai pihak merasa khawatir kalau kemunculan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008
tentang Pornografi ini akan mengusik kepentingan profesionalitas, budaya, sosial dan ekonomi. Bila disimak lebih cermat dengan segala kelebihan dan
kekurangannya, mungkin UU No 44 Tahun 2008 tentang Pornografi ini berkontribusi dalam melindungi kepentingan hak anak yang terabaikan.
Kontroversi tersebut seharusnya dapat lebih diminimalkan bila harus melihat kepentingan yang lebih besar yaitu untuk melindungi moral bangsa dari ancaman
pornografi terutama usia anak. Pengaturan pertama tentang Pornografi Anak dalam UU No. 44 Tahun
2008 tentang Pornografi terdapat dalam Pasal 4 ayat 1 huruf f yang dalam penjelasannya mengatakan bahwa Pornografi Anak adalah segala bentuk
pornografi yang melibatkan anak atau yang melibatkan orang dewasa yang berperan atau bersikap seperti anak.
Bukan hanya mengatur mengenai pengertian Pornografi Anak, namun dalam UU No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dalam Bab III diatur secara
khusus tentang Perlindungan Anak yang terdiri dari Pasal 15 dan 16.
Pasal 15 Setiap orang berkewajiban melindungi anak dari pengaruh pornografi dan
mencegah akses anak terhadap informasi pornografi.
Ketentuan ini dimaksudkan untuk mencegah sedini mungkin pengaruh pornografi terhadap anak dan ketentuan ini menegaskan kembali terkait dengan
perlindungan terhadap anak yang ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 16
1 Pemerintah, lembaga sosial, lembaga pendidikan, lembaga keagamaan,
keluarga, danatau masyarakat berkewajiban memberikan pembinaan, pendampingan , serta pemulihan sosial, kesehatan fisik dan mental bagi
setiap anak yang menjadi korban atau pelaku pornografi.
2 Ketentuan mengenai pembinaan, pendampingan, serta pemulihan sosial,
kesehatan fisik dan mental sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Ketentuan ini sangat bermanfaat bagi perlindungan anak yang menjadi korban pornografi anak mengingat anak-anak yang telah dijadikan model
pornografi akan mengalami gangguan dan kerusakan perkembangan fisik dan psikis yang dapat menghancurkan masa depan anak. Sebab, mereka seringkali
menjadi rendah diri bahkan mendapat masalah kesehatan mental yang parah. Terlebih lagi, mereka umumnya dikucilkan oleh masyarakat di lingkungannya
bahkan kehilangan hak untuk memperoleh pendidikan. Lebih lanjut, dalam Bab II mengenai Larangan dan Pembatasan UU
Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dinyatakan secara tegas untuk tidak melibatkan anak dalam setiap aspek pornografi terlebih sebagai objek. Misalnya:
a. Pasal 4 ayat1 huruf f yang isinya memuat larangan memproduksi, membuat,
memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau
menyediakn pornografi yang secara eksplisit memuat pornografi anak; b.
Pasal 11 yang isinya melarang melibatkan anak dalam kegiatan danatau sebagai objek;
Universitas Sumatera Utara
c. Pasal 12 yang isinya melarang mengajak, membujuk, memanfatkan,
membiarkan, menyalahgunakan kekuasaan atau memaksa anak dalam menggunakan produk pornografi.
Jika ketentuan tersebut dilanggar, Undang-Undang No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi ini menetapkan secara tegas tentang bentuk hukuman dari
pelanggaran pembuatan, penyebarluasan, dan pengunaan pornografi yang disesuaikan dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan yakni berat, sedang dan
ringan, serta memberikan pemberatan tehadap perbuatan pidana yang melibatkan anak. Contohnya : Pasal 37dan Pasal 38 UU No. 44 Tahun 2008.
Gambaran moral anak Indonesia saat ini sangat menentukan kualitas hidup masa depan bangsa ini. Harus dimaklumi, penerapan UU No 44 Tahun 2008
tentang Pornografi ini pasti disertai kekhawatiran terhadap kelangsungan budaya, sosial, adat istiadat dan ekonomi yang terkorbankan. Tetapi, seharusnya
kekhawatiran tersebut pasti dapat dipecahkan melalui jalan keluar yang lebih bijaksana. Kekhawatiran yang berlebihan tersebut mungkin dapat disikapi dengan
bijak bila melihat dampak buruk pornografi yang mengancam generasi muda bangsa Indonesia. Kalaupun akhirnya, kekhawatiran tersebut tidak bisa
dikesampingkan, mungkin dibutuhkn pengorbanan dari beberapa pihak yang merasa dirugikan untuk dilakukan evaluasi dalam satu kurun waktu tertentu. Bila
memang kekhawatiran itu benar-benar terjadi, maka Pemerintah harus mengeluarkan Peraturan Pemerintah untuk mengatasinya. Kalau perlu dilakukan
Universitas Sumatera Utara
Judicial Review dan amandemen Undang-Undang bila terjadi masalah yang lebih berat.
Tetapi semua pihak harus dapat berfikir positif dan lebih bijak dalam menyikapinya. Tampaknya sejauh ini mungkin tidak ada aturan positif yang
malah merugikan. Kalaupun itu terjadi mungkin harus dikaji lebih arif bahwa benturan itu terjadi karena perilaku tersebut tidak sesuai dengan harkat dan
martabat manusia yang beragama. Jangan sampai kontroversi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat membuat kita tidak menyadari bahwa harapan anak
Indonesia terhadap UU No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi untuk melindungi mereka sangat besar.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN