Pengaruh Karakteristik Keluarga, Karakteristik Individu, Kecerdasan Kognitif, dan Self Regulated Learning terhadap Prestasi Akademik Remaja

PENGARUH KARAKTERISTIK KELUARGA,
KARAKTERISTIK INDIVIDU, KECERDASAN KOGNITIF,
DAN SELF REGULATED LEARNING TERHADAP PRESTASI
AKADEMIK REMAJA

RIZKY AMELIA

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Karakteristik
Keluarga, Karakteristik Individu, Kecerdasan Kognitif, dan Self Regulated
Learning terhadap Prestasi Akademik Remaja adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Rizky Amelia
NIM I24090068

ABSTRAK
RIZKY AMELIA. Pengaruh Karakteristik Keluarga, Karakteristik Individu,
Kecerdasan Kognitif, dan Self Regulated Learning terhadap Prestasi Akademik
Remaja. Dibimbing oleh MELLY LATIFAH.
Prestasi akademik dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Penelitian
ini secara umum bertujuan untuk melihat pengaruh karakteristik keluarga
(pendapatan dan pendidikan orangtua), karakteristik individu (usia dan jenis
kelamin), kecerdasan kognitif, dan self regulated learning terhadap prestasi
akademik remaja. Sebanyak 91 contoh berusia rata-rata 13.9 tahun dengan
persentase terbesar berjenis kelamin perempuan diambil dari dua SMPN yang
berbeda. Kecerdasan kognitif, self regulated learning, dan prestasi akademik
diukur menggunakan RIBLS, MSLQ, dan nilai rapor. Hasil analisis parsial
menunjukkan lama pendidikan ibu berpengaruh negatif terhadap self regulated

learning. Jenis kelamin berpengaruh positif terhadap kecerdasan kognitif. Hasil
analisis regresi menunjukkan pendidikan orangtua dan kecerdasan kognitif remaja
berpengaruh positif terhadap prestasi akademik. Sementara itu, pendapatan
perkapita, jenis kelamin, dan self regulated learning tidak berpengaruh signifikan
terhadap prestasi akademik.
Kata kunci: kecerdasan kognitif, self regulated learning, prestasi akademik

ABSTRACT
RIZKY AMELIA. The Influence of Family and Individual Characteristics,
Cognitive Intelligence, and Self-Regulated Learning toward Academic
Achievement in Adolescents. Supervised by MELLY LATIFAH.
Academic achievement affected by external and internal factors. This study
generally aims to see the influence of family characteristics (income and parental
education), individual characteristics (age and gender), cognitive intelligence, and
self-regulated learning toward academic achievement in adolescents. A total of 91
samples had a mean age of 13.9 years with the largest percentage of the
respondents were women that drawn from two differents junior high schools.
Cognitive intelligence, self regulated learning, and academic achievement were
measured by using RIBLS, MSLQ, and values from school record. The partial
analysis showed there is negative influence of mother’s education to self regulated

learning. Moreover positive influence of gender showed to cognitive intelligence.
The regression analysis showed parental education and cognitive intelligence of
adolescents have a positive influence to academic achievement. Meanwhile,
income families, gender, and self regulated learning no significant influence to
academic achievement.
Keywords: academic achievement, cognitive ability, self regulated learning

PENGARUH KARAKTERISTIK KELUARGA,
KARAKTERISTIK INDIVIDU, KECERDASAN KOGNITIF,
DAN SELF REGULATED LEARNING TERHADAP PRESTASI
AKADEMIK REMAJA

RIZKY AMELIA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen


DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Pengaruh Karakteristik Keluarga, Karakteristik Individu,
Kecerdasan Kognitif, dan Self Regulated Learning terhadap Prestasi
Akademik Remaja
Nama
: Rizky Amelia
NIM
: I24090068

Disetujui oleh

Ir. Mely Latifah, M.Si.
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc.
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh
Karakteristik Keluarga, Karakteristik Individu, Kecerdasan Kognitif, dan Self
Regulated Learning terhadap Prestasi Akademik Remaja yang merupakan
penelitian payung dengan topik “Self Regulated Learning”. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Melly Latifah, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
bersedia mebimbing, membantu memberikan saran, dan kritik kepada
penulis dalam pembuatan skripsi ini.
2. Neti Hernawati, S.P., M.Si. dan Irni Rahmayani Johan, S.P., M.M. selaku
dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan
skripsi ini.
3. Dr. Ir. Istiqlaliyah M, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis

selama penulisan skripsi ini.
4. Pihak sekolah menengah pertama negeri yang telah menjadi narasumber
dari penelitian ini.
5. Dinni Jufita Putri dan Julia Theresya selaku rekan sepayung dalam
penelitian ini.
6. Ir. H. Muh. Nitsar S. dan Hj. Srihusnawati selaku orang tua penulis yang
telah memberikan dukungan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
7. Seluruh mahasiswa Ilmu Keluarga dan Konsumen angkatan 46 yang telah
memberikan masukan dan dukungan selama penulisan skripsi ini.
8. Seluruh pihak yang terkait yang belum disebutkan namanya yang telah
memberikan kontribusinya dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
beberapa kekurangan dan keterbatasan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua.

Bogor, September 2013
Rizky Amelia

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN

viii
viii
viii
1

Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

1
3
4
5


KERANGKA BERPIKIR
METODE

5
6

Desain, Waktu, dan Tempat
Teknik Penarikan Contoh
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN

6
7
7
8
9
10


Hasil
10
Kecerdasan Kognitif
11
Self Regulated Learning
12
Prestasi Akademik
12
Pengaruh Karakteristik Keluarga dan Karakteristik Individu terhadap
Kecerdasan Kognitif dan Self Regulated Learning
13
Pengaruh Karakteristik Keluarga, Karakteristik Individu, Kecerdasan Kognitif,
dan Self Regulated Learning terhadap Prestasi Akademik
14
Pembahasan
14
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

18
18
18
19
22
25

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga dan individu
(n=91)
Tabel 2 Sebaran contoh berdasarkan kecerdasan kognitif (n=91)
Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan capaian self regulated learning (n=91)
Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan prestasi akademik contoh kelas VII
semester 2 (n=91)
Tabel 5 Pengaruh karakteristik keluarga terhadap kecerdasan kognitif dan
self regulated learning
Tabel 6 Pengaruh karakteristik individu terhadap kecerdasan kognitif dan

self regulated learning
Tabel 7 Pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik individu, kecerdasan
kognitif, dan self regulated learning terhadap prestasi akademik

11
11
12
12
13
13
14

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik individu,
kecerdasan kognitif, dan self regulated learning terhadap prestasi
akademik remaja

6

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Teknik dan cara pengumpulan data
Lampiran 2 Dimensi dan subdimensi self regulated learning berdasarkan
kuesioner Measuring Self Regulated Learning Questionare
(MSLQ)
Lampiran 3 Variabel dan pengategoriannya
Lampiran 4 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga
Lampiran 5 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik individu

22

22
23
23
24

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pencapaian prestasi akademik menjadi hal yang sangat penting bagi remaja
(Henderson & Dweck 1990 dalam Santrock 2003). Lebih lanjut Santrock (2003)
menjelaskan pada masa ini, remaja mulai menyadari bahwa kegagalan atau
keberhasilannya akan meramalkan kegagalan atau keberhasilannya di masa akan
datang. Tekanan sosial dan akademis yang mereka dapatkan mendorong remaja
untuk mampu mengemban tugas dan peran yang memiliki tanggung jawab yang
besar. Peningkatan tekanan tersebut menjadikan masa remaja memiliki konflik
antara beberapa area kehidupan mereka, seperti minat sosial mereka yang lebih
menyita waktu atau ambisi pada kegiatan tertentu sehingga seringkali kegiatan
lain tersebut menimbulkan penolakan sosial terhadap prestasi akademik (Ishiyama
& Chasbassol 1985; Sue & Ozaki 1990).
Prestasi akademik merupakan sebuah hasil dari proses pembelajaran.
Psikolog Bandura (Santrock 2003) menjelaskan lewat Teori Belajar Sosial
Kognitif bahwa individu belajar dengan mengamati apa yang dilakukan orang lain
lewat observasi. Lebih lanjut, Bandura (Santrock 2003) menjelaskan bahwa
tingkah laku, manusia dan kognisi, dan lingkungan berpengaruh satu sama lain
secara interaktif dalam proses pembelajaran. Teori ini menjelaskan bahwa tingkah
laku dapat mempengaruhi kognisi dan sebaliknya aktivitas kognitif individu dapat
mempengaruhi lingkungan, kemudian pengaruh lingkungan juga dapat mengubah
proses pikiran individu. Pendekatan belajar sosial menekankan pada proses-proses
perkembangan sosial dan kognitif yang mempengaruhi kepribadian seseorang
(Santrock 2003). Dengan kata lain, proses pembelajaran yang akan menghasilkan
prestasi akademik individu melibatkan banyak faktor yang tidak hanya berasal
dari internal individu itu sendiri.
Prestasi akademik dipengaruhi faktor internal yang berasal dari diri individu
dan faktor eksternal yang berasal dari luar individu, seperti lingkungan (Chung
2000). Bronfenbrenner (1979) dalam Hastuti (2010) menjelaskan bahwa individu
merupakan sebuah unsur dalam lingkungan yang di dalamnya terdapat pola
interaksi antarlingkungan yang mampu memengaruhi pembentukan karakter
individu. Clemons (2008) menjabarkan bahwa kemampuan individu, persepsi diri,
penilaian terhadap tugas, harapan dan kesuksesan, strategi kognitif dan pengaturan
diri, gender, gaya pengasuhan, status sosioekonomi, kinerja, dan sikap individu
terhadap sekolah memainkan peranan penting terhadap pancapaian prestasi
akademik seseorang. Selain itu, Santrock (2003) juga mengungkapkan peran lain
yang berpengaruh terhadap prestasi akademik remaja adalah motivasi, baik
motivasi intrinsik dan ekstrinsik, etnis, dan adanya pengaruh lintas budaya.
Penelitian tentang kualitas dan kuantitas penggunaan self regulated learning
(SRL) terbukti memiliki korelasi tinggi dengan prestasi akademik (Zimmerman &
Martinez-Pons 1986). SRL secara positif berhubungan dengan prestasi akademik
(Sui-Chu Ho E 2005). Selain itu, SRL menjadi salah satu aspek penting dari
prestasi akademik seseorang (Pintrich & De Groot 1990). Dalam bidang
pendidikan, SRL telah memberikan pengaruh yang sangat signifikan khususnya
untuk siswa SMP dan SMU (Frederick, Blumenfeld, & Paris 2004). Pekrun,

2
Goetz, Titz, dan Perry (2002) telah mengkaji bagaimana pengaruh SRL terhadap
emosi-emosi akademik yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap meningkatnya
prestasi akademik. Demikian juga SRL telah dikaji berdasarkan keterlibatan orang
tua terhadap prestasi akademik. Hasilnya menunjukkan bahwa keterlibatan orang
tua dapat meningkatkan SRL anaknya sehingga prestasi akademiknya meningkat
(Martinez-Pons 2009).
SRL merupakan konsep mengenai bagaimana seseorang menjadi pengatur
belajarnya sendiri (Zimmerman & Martinez-Pons 1990) dengan melibatkan tiga
faktor yang beroperasi interaktif, yaitu metakognitif, motivasional, dan behavioral
(Zimmerman 1989). Proses tersebut melibatkan tingkah laku, manusia dan kognisi,
dan lingkungan yang merupakan bagian dari pengembangan Teori Belajar Sosial
Bandura (Santrock 2003). Proses SRL juga melibatkan kepribadian yang
pembentukannya menurut Santrock (2003) dimulai dengan munculnya keterikatan,
perkembangan suatu pemikiran mengenai diri, dan munculnya kemandirian pada
masa anak-anak, dan mencapai fase terakhir dengan pemikiran kembali mengenai
hidup dan pengintegrasian di masa tua. Pada masa remaja, kepribadian ini menjadi
hal yang penting dimana remaja sedang mengalami tahap identitas versus
kekacauan identitas (berdasarkan Teori Psikososial Erik Erickson) yaitu tahap
kelima dimana individu dihadapkan pada pertanyaan siapa mereka, mereka itu
sebenarnya seperti apa, dan ke mana mereka menuju dalam hidupnya (Santrock
2003).
Faktor kognitif juga menjadi salah satu faktor penting yang perlu
diperhatikan dalam pencapaian prestasi akademik. Perkembangan kognitif remaja
menurut Piaget (dalam Santrock 2003) berada pada tahap operasional formal yaitu
tahap keempat dimana individu bergerak melebihi dunia pengalaman yang aktual
dan konkrit, dan berpikir lebih abstrak serta logis. Remaja terdorong untuk
memahami dunianya, membangun dunia kognitifnya sendiri, mengorganisasikan
pengalaman mereka, menambahkan gagasan yang penting dari yang kurang
penting, mengaitkan satu gagasan dengan gagasan yang lainnya, menyesuaikan
cara berpikir mereka untuk menyerahkan gagasan baru karena informasi tambahan
membuat pemahaman lebih dalam (Santrock 2003). Piaget (1954) dalam Santrock
(2003) percaya bahwa remaja meyesuaikan diri pada kognitifnya dengan dua cara,
yakni asimiliasi dan akomodasi
Diniz et al (2011) menemukan bahwa kecerdasan kognitif dan latar
belakang budaya remaja menjadi faktor pada capaian prestasi akademik. Prestasi
akademik sangat terkait dengan kemampuan kognitif (Bangirana et al 2013).
Colom dan Flores-Mendoza (2007) menyebutkan skor tes kecerdasan anak
memrediksi perbedaan akademis mereka. Selanjutnya, penemuan tersebut
menggarisbawahi bahwa kecerdasan sebagai prediktor asli perbedaan individu
dalam pencapaian prestasi. Namun, pengaruh kognitif tidak menjadi faktor utama
dan satu-satunya terhadap capaian prestasi akademik (Santrock 2003). Lebih
lanjut, Santrock (2003) menerangkan siswa yang tidak lebih cerdas seringkali
memperlihatkan kecenderungan motivasi yang lebih adaptif misalnya lebih tekun
dalam membuat tugas dan lebih yakin dengan kemampuan mereka untuk
memecahkan masalah dapat menjadi siswa berprestasi. Sebaliknya, beberapa
siswa yang cerdas memperlihatkan kecenderungan berprestasi yang kurang
misalnya lebih mudah putus asa dan tidak yakin dengan kemampuan akademisnya
sendiri sehingga menjadi siswa yang berprestasi rendah (Santrock 2003).

3
Selain kecerdasan kognitif, jenis kelamin juga memiliki hubungan dengan
capaian akademik (Furnham et al 2003). Beberapa penelitian sebelumnya
menguraikan pengaruh jenis kelamin tersebut dapat secara langsung dan tidak
langsung berpengaruh terhadap prestasi akademik. Pengaruh secara langsung
tersebut ditunjukkan dengan adanya perbedaan pencapaian prestasi akademik
antara perempuan dan laki-laki sebagai akibat anak perempuan lebih banyak
menghabiskan waktu untuk belajar sementara anak laki-laki cenderung malas
untuk belajar (Kumar & Lal 2006). Sementara itu, pengaruh tidak langsung
diberikan lewat kecerdasan kognitif. Nyborg (2005) menemukan bahwa jenis
kelamin berbeda akan memberikan dampak berbeda pada capaian kognitif karena
adanya perbedaan volume otak. Sementara itu, ditemukan bahwa perempuan lebih
baik dalam hal verbal fluency, menulis, perhitungan aritmatika sedangkan lakilaki lebih baik dalam bidang analogi verbal dan pemecahan masalah matematika
(Spelke 2005 dalam Woolfolk & Perry 2012).
Faktor berikutnya yang juga menjadi faktor pencapaian prestasi akakdemik
adalah lingkungan keluarga. Beberapa penelitian menunjukkan terdapat hubungan
antara keterlibatan keluarga dengan capaian perkembangan kognitif anak (Bianchi
2000) dimana faktor kognitif diketahui menjadi salah satu faktor pencapaian
prestasi akakdemik. Lingkungan tempat tinggal menurut Ghazi et al (2012) juga
dapat berpengaruh terhadap kognitif, terutama lingkungan yang sering mengalami
permasalahan seperti peperangan dan kekerasan. Selain itu, latar belakang budaya
keluarga juga turut memengaruhi prestasi akademik remaja (Diniz et al 2011).
Grolnick dan Ryan (1989) menemukan adanya hubungan antara pengasuhan
orangtua dengan kemampuan self regulated learning yang erat kaitannya dengan
prestasi akademik. Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti merasa perlu
dilakukannya penelitian guna melihat pengaruh karakteristik keluarga,
karakteristik individu, kecerdasan kognitif, dan self regulated learning terhadap
prestasi akademik remaja.

Perumusan Masalah
Pencapaian prestasi akademik melibatkan peran serta individu dan juga
keluarga sebagai salah satu lingkungan yang memberikan dampak secara langsung
dan tidak langsung. Remaja dengan jenis kelamin tertentu dipercaya akan
memiliki kecerdasan kognitif yang berbeda (Nyborg 2005). Browning (2007)
menemukan bahwa pria lebih unggul dibanding wanita dalam pemaham logika
Matematika dan anak laki-laki mendapat nilai lebih baik daripada anak
perempuan dalam tes Matematika. Hal tersebut dapat disebabkan perbedaan
pemanfaatan waktu untuk belajar meskipun hal ini tidak dapat membuktikan
bahwa jenis kelamin tertentu lebih cerdas dibandingkan yang lain (Kumar & Lal
2006).
Keluarga juga memiliki peran dalam menentukan pencapaian prestasi
akademik remaja, meskipun peran tersebut seringkali menjadi peran secara tidak
langsung. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif antara
pendidikan dan pekerjaan orangtua dengan kemampuan kognitif remaja (Castillo
et al 2011) dan orangtua dengan perhatian yang lebih baik cenderung akan
memiliki anak dengan kemampuan kognitif yang tinggi (Chang et al 2009).

4
Namun hal ini tidak lantas menjadi fakta umum yang dapat terjadi pada setiap
remaja. Banyak remaja dengan ketersediaan fasilitas dan dukungan yang memadai
dalam proses pembelajaran dari keluarga justru memiliki prestasi akademik yang
buruk di sekolah. Di sisi lain keluarga yang cenderung memiliki keterbatasan
dalam dukungan dan fasilitas untuk pendidikan justru mendapatkan remaja
dengan prestasi akademik yang baik di sekolah.
Megawangi et al (2008) mengungkapkan bahwa lingkungan belajar sering
mengarahkan kecerdasan kognitif sebagai tujuan utama dalam pendidikan. Hal ini
tercermin dari penilaian akan tercapainya proses pembelajaran yang cenderung
menilai hasil kognitif saja. Penilaian rapor cenderung mengutamakan pada hafalan
yang erat kaitannya dengan kemampuan kognitif. Permasalahan yang sering
muncul justru banyak remaja yang tidak mampu mencapai prestasi akademik yang
baik di sekolah meskipun memiliki kecerdasan kognitif di atas rata-rata. Di sisi
lain remaja dengan kecerdasan kognitif yang berada pada garis rata-rata justru
mampu meraih prestasi akademik yang membanggakan di sekolah.
Beberapa pemaparan tersebut dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain
dalam diri remaja yang memengaruhi prestasi akademik, salah satunya seperti self
regulated learning. Beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan
yang erat antara self regulated learning dengan pencapaian prestasi akademik
remaja. Namun, kemampuan self regulated learning pada setiap remaja berbedabeda. Bahkan, penelitian Kurman (2004) menunjukkan bahwa remaja laki-laki
memiliki kecenderungan yang berbeda dengan remaja perempuan dalam hal
belajar. Kecenderungan dalam belajar tersebut menunjukkan adanya kemampuan
regulasi diri yang berbeda pada remaja dalam belajar yang mampu memberikan
hasil berbeda dalam pencapaian prestasi akademik.
Berdasarkan beberapa pemaparan tersebut berikut adalah beberapa
perumusan masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Adakah pengaruh karakteristik keluarga dan karakteristik remaja terhadap
kecerdasan kognitif dan self regulated learning?
2. Adakah pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik remaja, self
regulated learning, dan kecerdasan kognitif terhadap prestasi akademik?

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
karakteristik keluarga, karakteristik individu, kecerdasan kognitif dan self
regulated learning terhadap prestasi akademik remaja.
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik keluarga, karakteristik individu, kecerdasan
kognitif, self regulated learning, dan prestasi akademik remaja.
2. Menganalisis pengaruh karakteristik keluarga dan karakteristik remaja
terhadap kecerdasan kognitif dan self regulated learning.
3. Menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik remaja, self
regulated learning, dan kecerdasan kognitif terhadap prestasi akademik
remaja.

5
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan gambaran kepada orang
tua tentang pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik individu, kecerdasan
kognitif, dan self regulated learning terhadap prestasi akademik remaja sehingga
mampu memberikan kualitas pendidikan yang baik bagi remaja. Penelitian ini
juga diharapkan mampu memberikan pandangan kepada pihak sekolah dalam
memilih dan menentukan proses pembelajaran yang tepat dan baik bagi remaja.
Bagi pemerintah penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebuah gambaran yang
membantu dalam menentukan kebijakan terkait pendidikan, khususnya bagi
remaja. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan
keilmuan tentang peran kecerdasan kognitif dan self regulated learning terhadap
prestasi akademik remaja.

KERANGKA BERPIKIR
Pencapaian remaja dalam prestasi akademik dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik internal ataupun eksternal. Prestasi akademik secara tidak langsung
dihubungkan dengan sosial ekonomi keluarga (Davis-Kean 2005). Hal senada
juga diungkapkan oleh Clemons (2008) bahwa prestasi akademik adalah hasil dari
suatu hubungan yang kompleks antara individu, persepsi diri, penilaian terhadap
tugas, harapan dan kesuksesan, strategi kognitif dan regulasi diri, gender, gaya
pengasuhan, status sosioekonomi, kinerja, dan sikap individu terhadap sekolah.
Selain itu kepribadian (Hakimi et al 2011), kecerdasan kognitif, jenis kelamin,
dan pemikiran positif (Leeson et al 2008) berperan dalam pencapaian prestasi
akademik.
Lingkungan keluarga secara tidak langsung memiliki hubungan dan
pengaruh terhadap prestasi akademik. Suksmadi et al (2009) mengungkapkan
bahwa semakin lama pendidikan ibu secara tidak langsung akan memberikan
pengaruh terhadap prestasi akademik remaja menjadi lebih baik. Tingginya
tingkat pendidikan orangtua akan menghasilkan harapan yang lebih besar dengan
kehadiran dan bantuannya terhadap pekerjaan sekolah anak (Davis-Kean 2005).
Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa situasi negatif pada lingkungan
tinggal dan status ekonomi akan memberikan pengaruh terhadap kemampuan
kognitif yang berakibat pada performa mereka di sekolah (Ghazi et al 2012).
Keluarga juga memberikan dampak terhadap kemampuan self regulated
learning remaja yang mengantarkannya pada pencapaian prestasi akademik.
Grolnick dan Ryan (1989) juga menemukan hubungan yang positif antara dimensi
orang tua (autonomy support dan maternal involved) dengan self regulation dan
prestasi objektif. Orang tua yang memiliki status ekonomi dan pendidikan yang
baik akan mampu memberikan stimulus yang baik sehingga mampu membentuk
kemampuan self regulated learning yang memberikan pengaruh positif terhadap
hasil pencapaian prestasi akademik anak (Grolnick & Ryan1989).
Faktor internal yang tak kalah penting yang berpengaruh terhadap prestasi
akademik remaja adalah karakteristik remaja itu sendiri. Karakteristik remaja
berupa jenis kelamin membawa dampak yang berbeda pada prestasi akademik.

6
Jenis kelamin yang berbeda akan memberikan dampak terhadap kemampuan
mereka dalam self regulated learning sehingga pencapaian prestasi akademik
mereka pun akan berbeda pula (Kurman 2004). Pemaparan tersebut menunjukkan
bahwa karakteristik remaja mampu memberikan pengaruh pada prestasi akademik
secara tidak langsung. Karakteristik remaja memberikan pengaruh terhadap
prestasi akademik melalui kecerdasan kognitif dan juga self regulated learning
yang berbeda-beda sesuai karakteristik remaja.
Kecerdasan kognitif dan self regulated learning yang dimiliki memiliki
hubungan langsung dan nyata dengan prestasi akademik remaja. Penelitian
menunjukkan bahwa kecerdasan kognitif remaja sangat berpengaruh signifikan
terhadap prestasi akademik (Diniz et al 2011). Selain itu, remaja yang memiliki
kemampuan self regulated learning yang baik cenderung akan memiliki catatan
prestasi akademik yang baik (Sui-Chu Ho 2005; Zimmerman & Martinez Pons
1986). Beberapa hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan
langsung antara kekecerdasan kognitif dan self regulated learning dengan prestasi
akademik remaja. Kerangka berpikir yang menggambarkan pengaruh karakteristik
keluarga, karakteristik remaja, kecerdasan kognitif, dan self regulated learning
terhadap prestasi akademik remaja disajikan pada Gambar 1.
Karakteristik Keluarga

Karakteristik Individu

Pendapatan
Pendidikan Orangtua

Jenis Kelamin

Self Regulated
Learning

Kecerdasan
Kognitif

Prestasi
Akademik
Gambar 1 Pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik individu, kecerdasan
kognitif, dan self regulated learning terhadap prestasi akademik remaja

METODE
Desain, Waktu, dan Tempat
Penelitian ini merupakan penelitian payung dengan topik penelitian Self
Regulated Learning yang menggunakan desain cross sectional study. Lokasi

7
penelitian ini adalah dua Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) yang berada
di Kota dan Kabupaten Bogor. SMPN yang berada di kota ditandai dengan SMP
X sedangkan SMPN yang berada di kabupaten ditandai dengan SMP Y. Pemilihan
lokasi tersebut dilakukan secara purposive berdasarkan pertimbangan kedua
sekolah tersebut memiliki keberagaman dalam kemampuan akademik siswa
dengan memiliki kelas VIII yang seluruhnya merupakan kelas reguler. Penelitian
ini dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2013.

Teknik Penarikan Contoh
Populasi penelitian ini adalah siswa dan siswi SMP X dan Y. Contoh dari
penelitian ini adalah siswa kelas VIII reguler dari masing-masing sekolah.
Pengambilan contoh kelas VIII didasarkan atas pertimbangan kelas VIII tidak
disibukkan dengan persiapan Ujian Akhir Nasional seperti kelas IX dan telah
memiliki pengalaman belajar di SMP lebih lama dibandingkan kelas VII. Contoh
dari SMP X dan SMP Y masing-masing diambil 54 remaja dengan teknik simple
random sampling dimana jumlah ini diambil berdasarkan pertimbangan jumlah
minimum untuk melakukan uji statistik. Namun, setelah melaukan cleaning data
hanya 91 remaja yang menjadi contoh pada penelitian ini. Pengurangan kuota
contoh tersebut dikarenakan beberapa contoh tidak dapat dan bersedia melengkapi
data yang dibutuhkan.

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data
primer meliputi karakteristik keluarga (pendapatan perkapita dan pendidikan
orang tua), karakteristik individu (usia dan jenis kelamin), kecerdasan kognitif,
dan self regulated learning. Data sekunder meliputi jumlah dan prestasi akademik
remaja yang dilihat dengan rapor. Data primer dikumpulkan melalui teknik
pengukuran self report dengan alat bantu kuesioner yang diisi oleh contoh setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti. Data sekunder yang ada diperoleh dari
pihak sekolah. Jenis dan teknik pengumpulan data disajikan dalam Lampiran 1.
Kecerdasan kognitif diukur dengan menggunakan instrumen baku RIBLS
(Riley Inventory Basic of Learning Skills) yang disusun oleh Riley (1992) dan
dikembangkan oleh Latifah dan Dina (2002). Instrumen ini mengukur tujuh
dimensi pada kecerdasan kognitif, antara lain visual memory, auditory sequencing,
auditory memory, vocabulary, integration, kinesthetic learning, dan concetration.
Self regulated learning diukur menggunakan instrumen Motivated
Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) yang dikembangkan oleh Pintrich
et al (1991) dalam Taylor (2012) yang terdiri dari dua dimensi, yakni motivasi
dan strategi belajar siswa. Variabel self regulated learning terdiri atas 81
pertanyaan yang dijawab dengan menggunakan skala Likert 1-7, meliputi
SSTS=sangat-sangat tidak setuju; STS=sangat tidak setuju; TS=tidak setuju;
N=netral; S=setuju; SS=sangat setuju; dan SSS=sangat-sangat setuju. Reliabilitas
dari kuesioner self regulated learning adalah 0,878. Berikut ini adalah

8
pengukuran, dimensi, dan jumlah item pertanyaan pada MSLQ yang disajikan
dalam Lampiran 2.

Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh diolah melalui proses editing, coding, skoring, entry
data, cleaning data, dan analisis data. Pengolahan dan analisis data dilakukan
dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS for Windows. Data
dianalisis dengan menggunakan uji statistik deskriptif dan inferensia.
Data karakteristik keluarga terdiri atas data pendidikan dan pendapatan yang
diisi langsung oleh contoh. Data pendidikan orangtua dikelompokkan sesuai
dengan tingkatan sekolah. Data pendapatan yang diperoleh diubah menjadi
pendapatan perkapita dan dikelompokkan sesuai dengan kelipatan garis
kemiskinan Bogor 2012, yakni Rp214 338.00.
Data karakteristik individu terdiri atas data usia dan jenis kelamin contoh.
Usia contoh secara keseluruhan tergolong dalam kategori remaja awal (11 - 15
tahun) (Santrock 2003). Data jenis kelamin contoh dibedakan menjadi laki-laki
dan perempuan.
Data kecerdasan kognitif mengacu pada standar baku yang telah ditetapkan
pada instrumen RIBLS. Hasil jawaban dari pengukuran pada contoh diperiksa dan
diberikan nilai 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Nilai
tersebut merupakan skor kasar yang kemudian akan dikonversikan ke dalam skor
skala (sebenarnya). Pengategorian dari kecerdasan kognitif terdiri atas 5 kategori.
Data SRL menggunakan sistem skoring baku di mana semakin tinggi skor
maka semakin positif nilai variabel. Hasil jawaban dari pengukuran pada contoh
diperiksa dan diberikan nilai sesuai jawaban dengan ketentuan, antara lain:
1=SSTS; 2=STS; 3=TS; 4=N; 5=S; 6=SS; dan 7=SSS. Nilai tersebut
dikompositkan sesuai dimensi dan ditotal untuk menentukan skor SRL yang
kemudian dikategorikan menjadi tiga kategori.
Data prestasi akademik dilihat dengan menggunakan rapor siswa yang
didapatkan dari pihak sekolah. Prestasi akademik dilihat dari rata-rata nilai rapor
contoh pada kelas tujuh semester dua yang disajikan dalam dua kategori. Berikut
disajikan variabel dan pengategorian data dalam Lampiran 3.
Analisis deskriptif yang digunakan adalah mean, frekuensi, standar deviasi,
minimal, dan maksimal. Analisis statistik inferensia yang digunakan adalah uji
regresi linear sederhana dan berganda yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh beberapa variabel. Berikut adalah model dari uji regresi linier berganda
yang akan dilakukan:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6
dengan keterangan sebagai berikut:
Y
: Prestasi akademik
a
: konstanta
b1
: koefisien regresi variabel X1
X1
: lama pendidikan ayah
b2
: koefisien regresi variabel X2
X2
: lama pendidikan ibu

9
b3
X3
b4
X4
b5
X5
b6
X6

: koefisien regresi variabel X3
: pendapatan perkapita
: koefisien regresi variabel X4
: jenis kelamin contoh
: koefisien regresi variabel X5
: kecerdasan kognitif
: koefisien regresi variabel X6
: self regulated learning

Definisi Operasional
Contoh adalah 91 siswa kelas VIII yang berada di dua SMPN Kota dan
Kabupaten Bogor yang diteliti dalam penelitian ini.
Karakteristik individu adalah ciri khas contoh yang terdiri atas usia dan jenis
kelamin contoh.
Usia adalah usia contoh pada penelitian yang berkisar antara 11 sampai dengan 15
tahun yang terkateogri dalam usia remaja awal (Santrock 2003).
Jenis kelamin adalah jenis kelamin contoh yang dibedakan atas laki-laki dan
perempuan.
Karakteristik keluarga adalah ciri khas keluarga contoh yang terdiri atas
pendapatan dan pendidikan orangtua.
Pendapatan per kapita adalah penghasilan keluarga contoh yang diperoleh oleh
ayah dan ibu serta anggota keluaga lain yang dihitung dengan nilai rupiah
yang dibagi dengan besar keluarga dan dikelompokkan ke dalam tujuh kelas
sesuai angka garis kemiskinan Bogor 2012.
Pendidikan orang tua adalah lama pendidikan formal yang telah ditempuh oleh
ayah dan ibu contoh yang dihitung dengan satuan tahun yang
dikelompokkan ke dalam enam kelas.
Kecerdasan kognitif adalah kemampuan belajar yang dilihat dari kemampuan
dasar contoh dalam belajar yang diukur menggunakan RIBLS yang terdiri
dari 7 dimensi dan 5 kategori.
Visual memory adalah salah satu dimensi yang diukur dari kecerdasan kognitif
yang melihat kemampuan seseorang untuk mengingat kembali pola-pola
visual.
Auditory Sequencing adalah salah satu dimensi yang diukur dari kecerdasan
kognitif yang melihat kemampuan seseorang untuk mengingat kembali
urutan informasi yang telah didengarnya.
Auditory Memory adalah salah satu dimensi yang diukur dari kecerdasan kognitif
yang melihat kemampuan seseorang untuk menyebutkan kembali informasiinformasi yang telah didengarnya.
Vocabulary adalah salah satu dimensi yang diukur dari kecerdasan kognitif yang
melihat kemampuan seseorang yang berkaitan dengan seberapa besar
pengetahuan orang tersebut tentang kata-kata yang dikenalnya.
Kinesthetic Learning adalah salah satu dimensi yang diukur dari kecerdasan
kognitif yang melihat kemampuan seseorang untuk mempelajari bentukbentuk perubahan.

10
Integration adalah salah satu dimensi yang diukur dari kecerdasan kognitif yang
melihat kemampuan seseorang untuk mengombinasikan beberapa proses.
Concentration adalah salah satu dimensi yang diukur dari kecerdasan kognitif
yang melihat kemampuan seseorang untuk memperhatikan stimulasi atau
rangsangan tertentu.
Self regulated learning (SRL) adalah tindakan dan proses yang meliputi
penggunaan keterampilan, respon, dan strategi diri dalam pembelajaran dan
respon diri terhadap umpan balik dari efektivitas pembelajaran serta proses
pengembangan motivasi yang satu sama lain saling bergantung yang diukur
dengan menggunakan MSLQ yang terdiri dari 2 dimensi dan 3 kategori.
Motivation adalah salah satu dimensi yang diukur dari SRL yang melihat segala
sesuatu yang dikaitkan dengan pengarahan internal dari individu untuk
berhasil dalam tugas akademis. Dimensi motivasi terdiri dari beberapa
subdimensi yang antara lain adalah orientasi tujuan intrinsik, orientasi
tujuan ekstrinsik, nilai tugas, kontrol atas kepercayaan dalam pembelajaran,
kepercayaan akan pembelajaran dan prestasi,dan kecemasan akan ujian.
Learning Strategies adalah salah satu dimensi yang diukur dari SRL yang melihat
segala sesuatu yang dikaitkan dengan penggunaan strategi belajar proaktif
dan spesifik individu untuk mencapai tujuan belajar. Dimensi strategi
belajar ini terdiri dari beberapa subdimensi, antara lain latihan, elaborasi,
pengorganisasian, berpikir kritis, metakoginisi dalam pengaturan diri,
manajemen waktu/lingkungan belajar, pengaturan dalam berusaha,
pembelajaran dari lingkungan teman sebaya, dan upaya pencarian bantuan.
Prestasi akademik (PA) adalah hasil pencapaian akademik contoh kelas tujuh
semester dua yang dilihat berdasarkan nilai rapor sepuluh mata pelajaran,
yakni Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Matematkia,
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Kewarganegaraan,
Pendidikan Agama, Kesenian, Pendidikan Jasmani, dan Teknologi,
Informasi, dan Komputer

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Karakteristik Keluarga
Pendapatan perkapita dan pendidikan orangtua dalam penelitian ini berbedabeda. Hasil penelitian menemukan bahwa contoh memiliki rata-rata pendapatan
perkapita keluarga Rp1 158 081.7. Rata-rata lama pendidikan ayah contoh adalah
12.1 tahun. Sementara itu, rata-rata lama pendidikan ibu adalah 11.6 tahun.
Berikut sebaran karakteristik keluarga dijelaskan dalam Tabel 1 (lebih jelas pada
Lampiran 4).

11

Tabel 1 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik keluarga dan individu (n=91)
Variabel
Pendapatan perkapita (Rp)
Lama pendidikan orangtua
Lama pendidikan ayah (tahun)
Lama pendidikan ibu (tahun)
Usia (tahun)

Rata-rata±std
1 158 081.7±1 151 862.9

Min-max
120 000-7 200 000

12.1 ± 4.2
11.6 ± 3.5
13.9 ± 0.5

0 – 20
2 – 18
13.0 – 15.4

Karakteristik Remaja
Penelitian ini mengambil contoh dengan jenis kelamin dan usia yang
berbeda. Rata-rata usia contoh adalah 13.9 tahun dan semua contoh adalah remaja
awal (Santrock 2003). Sementara itu, 53.8 persen contoh berjenis kelamin
perempuan. Berikut sebaran karakteristik individu dijelaskan dalam Tabel 1 (lebih
jelas pada Lampiran 5).
Kecerdasan Kognitif
Tabel 2 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini pencapaian contoh
beragam pada setiap dimensi. Secara keseluruhan separuh contoh (50.5%)
memiliki kecerdasan kognitif dengan kategori rata-rata. Sebanyak 27.5 persen dan
34.1 persen contoh memiliki kemampuan kinesthetic learning dan concentration
yaitu kemampuan mempelajari bentuk perubahan dan memperhatikan rangsangan
tertentu dengan kategori jauh diatas rata-rata. Kemampuan contoh lainnya dalam
dimensi visual memory (100%) dan integration (51.6%) yaitu kemampuan
mengingat kembali pola-pola visual dan mengombinasikan beberapa proses
dengan kategori jauh dibawah rata-rata. Kemampuan contoh lainnya dalam
dimensi auditory sequencing (56.0%) yaitu kemampuan contoh dalam mengingat
kembali urutan informasi yang telah didengarnya adalah rata-rata. Sementara itu,
kemampuan auditory memory (46.2%) yaitu kemampuan menyebutkan kembali
informasi-informasi yang telah didengarnya adalah diatas rata-rata dan
kemampuan vocabulary (94.5%) yaitu kemampuan yang berkaitan dengan
seberapa besar pengetahuan orang tersebut tentang kata-kata yang dikenalnya
adalah dibawah rata-rata.
Tabel 2 Sebaran contoh berdasarkan kecerdasan kognitif (n=91)
Frekuensi kategori (%)
Dimensi
Visual memory
Auditory sequencing
Auditory memory
Vocabulary
Kinesthetic learning
Integration
Concentration
Total

Jauh
dibawah
rata-rata
100.0
14.3
4.4
5.5
15.4
51.6
0.0
6.6

Dibawah
rata-rata
0.0
22.0
6.6
94.5
17.6
18.7
17.6
36.3

Rata-rata

Diatas
rata-rata

0.0
56.0
18.7
0.0
20.9
17.6
29.7
50.5

0.0
1.1
46.2
0.0
18.7
12.1
18.7
6.6

Jauh
diatas
rata-rata
0.0
6.6
24.2
0.0
27.5
0.0
34.1
0.0

12
Self Regulated Learning
Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata capaian self regulated learning
contoh berada pada kategori sedang. Hal ini dijelaskan dengan capaian masingmasing dimensi yang rata-rata pencapaiannya adalah sedang (motivasi 70.2 dan
strategi belajar 65.0). Jika dilihat berdasarkan subdimensi dari dimensi motivasi,
capaian tertinggi yaitu subdimensi orientasi tujuan ekstrinsik dan capaian terendah
yaitu subdimensi kecemasan akan ujian. Jika dilihat berdasarkan subdimensi dari
dimensi strategi belajar, capaian tertinggi yaitu subdimensi pencarian bantuan dan
capaian terendah yaitu subdimensi manajemen waktu/lingkungan belajar.
Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan capaian self regulated learning (n=91)
Dimensi
Motivasi
Orientasi tujuan intrinsik
Orientasi tujuan ekstrinsik
Nilai tugas
Kontrol atas kepercayaan dalam pembelajaran
Kepercayaan akan pembelajaran dan prestasi
Kecemasan akan ujian
Strategi Belajar
Latihan
Elaborasi
Pengorganisasian
Berpikir kritis
Metakoginisi dalam pengaturan diri
Manajemen waktu/lingkungan belajar
Pengaturan dalam berusaha
Pembelajaran dari lingkungan teman sebaya
Pencarian bantuan
Total

Rata-rata*
70.2
70.2
82.9
68.6
78.7
67.9
58.8
65.0
67.3
67.4
67.5
66.5
63.3
61.4
66.3
62.8
67.8
67.0

Min-Max
56.5-88.2
45.8-100.0
50.0-100.0
47.2-86.1
54.2-100.0
39.6-93.8
16.7-93.3
43.7-83.3
37.5-100.0
44.4-94.4
33.3-95.8
50.0-96.7
41.7-83.3
35.4-100.0
33.3-100.0
22.2-94.4
45.8-100.0
51.2-80.9

*Cut off: 80=tinggi

Prestasi Akademik
Prestasi akademik (PA) seringkali ditunjukkan dengan pencapain nilai
remaja di sekolah yang digambarkan dalam nilai rapor. Tabel 4 menunjukkan
lebih dari separuh contoh (51.6%) memiliki PA pada kategori di atas rata-rata.
Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan prestasi akademik contoh kelas VII semester
2 (n=91)
Kategori
Di bawah rata-rata
Di atas rata-rata
Rata-rata ±std
Min-max

Frekuensi
n
44
47

%
48.4
51.6
78.5±3.9
72.1-87.5

13
Pengaruh Karakteristik Keluarga dan Karakteristik Individu terhadap
Kecerdasan Kognitif dan Self Regulated Learning
Untuk menguji pengaruh karakteristik keluarga terhadap kecerdasan
kognitif dan SRL digunakan uji regresi linier berganda. Karakteristik keluarga
yang diuji adalah pendidikan ayah dan ibu serta pendapatan perkapita.
Tabel 5 Pengaruh karakteristik keluarga terhadap kecerdasan kognitif dan self
regulated learning
Variabel
Konstanta
Lama pendidikan ayah
Lama pendidikan ibu
Pendapatan perkapita
R2
Adj R2
F
Sig.

Kecerdasan kognitif
β
Sig.
8.303
0.000
0.033
0.410
0.044
0.379
3.635E-8
0.794
0.040
0.007
1.205
0.313

Self regulated learning
Β
Sig.
422.477
0.000
0.156
0.379
-0.433
0.048*
-1.033E-7
0.865
0.050
0.017
1.525
0.214

Keterangan: *nyata pada sig.