Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Bila kita berbicara mengenai pajak, maka terdapat dua pihak yang selalu bersinggungan yaitu pemerintah di satu pihak dan masyarakat dipihak lain, dalam rangka mendukung perkembangan otonomi daerah yang nyata dan dinamis serasi dan bertanggung jawab. Pembiayaan pemerintah dan pembangunan daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah PAD yang khususnya dari pajak daerah. Sebagaimana telah kita ketahu bahwa pajak merupakan sumber pendapatan yang paling besar bagi Negara. Hal ini berhubungan dengan ketentuan kewajiban perpajakan dimana wajib pajak harus melakukan kewajiban perpajakannya dengan melapor, membayar dan mempertanggung jawabkan perhitungan pajaknya. Sejak berlakunya ketentuan perundang-undangan perpajakan yang baru “Tax Reform” tahun 1983 yaitu berlakunya system pemungutan pajak “Self Asessment System” dimana wajib pajak diberikan kewenangan untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang . Oleh sebab itu didalam hal ini wajib pajak harus melakukan sendiri pengambilan formulir SPT Pajak Restoran dan mengisi SPT tersebut. Pada peraturan pemerintah daerah yaitu Nomor 65 Tahun 2001 dijelaskan bahwa Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang- Universitas Sumatera Utara undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah. Salah satu dari jenis pajak daerah yang dimaksud adalah pajak restoran yang dipungut oleh Pemerintah Daerah ditingkat KabupatenKota. Restoran adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga atau catering. Sedangkan Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan restoran. Pemungutan pajak yang adil itu ukurannya adalah meliputi seluruh wajib pajak, besarnya beban pajak sesuai dengan objek yang sesuai dengan objek yang semestinya dan pemungutannya tepat pada waktunya. Untuk mencapai sasaran pemungutan pajak tersebut diperlukan data baik yang diterima dari wajib pajak maupun dari pihak lain dan dari pihak pemungut pajak. Salah satu sarana yang digunakan antara wajib pajak kepada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan DISPENDA adalah SPT Pajak Restoran yang merupakan pendapatan daerah dan digunakan untuk pembanguna daerah. Masalah yang dihadapi dalam tata cara pengisian SPTPD Pajak Restoran adalah kurangnya sosialisasi antara pihak fiskus dengan wajib pajak sehingga terjadi kesalahpahaman, dan ada juga Wajib Pajak merasa tidak adil atas pengenaan tarif Pajak Restoran sehingga mereka merasa menganggap pajak itu sebagai beban bukan sebagai kewajiban. Dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak khususnya pajak daerah maka wajib pajak terhadap Dispenda Kota Medan melakukan kegiatan perpajakannya Universitas Sumatera Utara dengan menyampaikan SPT Pajak Restoran yang terlebih dahulu Wajib Pajak melakukan pengisian formulir SPT Pajak Restoran tersebut. Salah satu usaha untuk menyelenggarakan pemerintahannya sendiri daerah memerlukan sumbeer penerimaan dana yang berasal dari daerah itu sendiri untuk membiayai pelaksanaan sistem pemerintahan. Dalam hal pengisisan SPT Pajak Restoran maka daerah telah mendapatkan dana yang diperoleh atas pembayaran pajak daaerah, karena apabila SPT Pajak Restoran tersebut diisi maka otomatis wajib pajak akan membayar pajaknya. Oleh sebab itu dalam pengisian SPT Pajak Restoran tersebut masih dapat ditemukan kendala-kendala dalam pengisian SPT tersebut. Dari Uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul “TATA CARA PENGISIAN SPT PAJAK RESTORAN DI DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN”.

B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tujuan PKLM