BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PT Serdang Jaya Perdana adalah salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang produksi palm kernel oil. Palm kernel oil merupakan
minyak yang diekstraksi dari inti buah kelapa sawit kernel dan merupakan produk yang masih berupa bahan mentah. Palm kernel oil akan diproses lebih
lanjut oleh pabrik yang menghasilkan produk makanan atau produk oleochemical. Produk oleochemical merupakan produk yang dihasilkan dari pemanfaatan lemak
nabati atau lemak hewani. Palm kernel oil merupakan salah satu minyak yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan lemak nabati.
PT Serdang Jaya Perdana beroperasi menurut sistem produksi make to stock sehingga produk yang telah selesai akan disimpan dalam tangki timbun
untuk dijadikan persediaan. Jumlah persediaan palm kernel oil yang ditimbun diharapkan mampu mengantisipasi fluktuasi permintaan pasar. Akan tetapi, pada
realitasnya perusahaan sering mengalami over production ketika permintaan pasar sedang rendah atau shortage ketika permintaan pasar sedang tinggi pada setiap
periodenya. Fenomena yang dialami oleh perusahaan dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Perbandingan Jumlah Produksi dan Permintaan Tahun 20142015
Bulan Jumlah
produksi ton
Permintaan Pasar ton
Surplus Defisit
Juni 468
483 Defisit
Juli 377
418 Defisit
Agustus 438
460 Defisit
September 593
557 Surplus
Oktober 483
513 Defisit
November 475
481 Defisit
Desember 358
438 Defisit
Januari 442
462 Defisit
Februari 347
440 Defisit
Maret 483
479 Surplus
April 478
454 Surplus
Mei 369
417 Defisit
Total 5.311
5.602
Sumber: Departemen Produksi PT Serdang Jaya Perdana
Pemenuhan permintaan pasar dan biaya yang digunakan untuk melakukan produksi tentu saja akan mempengaruhi daya saing perusahaan terhadap
perusahaan pesaing. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan daya saingnya terhadap perusahaan lain.
Peningkatan daya saing perusahaan salah satunya dapat dicapai dengan cara melakukan perencanaan produksi yang sesuai dengan kondisi pasar. Perencanaan
produksi dan persediaan merupakan hal yang sangat penting untuk memberikan keputusan berapa jumlah produksi optimal produk yang akan diproduksi
berdasarkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan berapa jumlah persediaan optimal yang dibutuhkan sehingga biaya penyimpanan dapat ditekan.
Perencanaan produksi yang diterapkan perusahaan sekarang yaitu jika jumlah produk tidak mampu memenuhi permintaan pasar pada suatu periode
maka diterapkan kebijakan peningkatan produksi sebesar 10 pada periode yang
sama untuk tahun berikutnya, jika jumlah produk dapat memenuhi permintaan pasar maka jumlah produksi tetap pada periode yang sama untuk tahun
berikutnya. Keputusan jumlah produk yang diproduksi dengan metode ini menyebabkan perusahaan tidak dapat memperkirakan jumlah produksi dan
persediaan yang tepat dalam memenuhi permintaan. Hal ini disebabkan oleh perusahaan hanya menambah jumlah produksi tanpa suatu perhitungan terperinci
dan ilmiah mengenai perkiraan permintaan pasar, berapa jumlah produk yang sebenarnya dapat dihasilkan dengan total kapasitas tersedia, dan perencanaan
produksi dan persediaan dengan metode khusus yang mempertimbangkan biaya produksi yang mendasarinya.
Ketidakmampuan perusahaan dalam memperkirakan jumlah produksi dan persediaan yang tepat dalam memenuhi permintaan disebabkan oleh mismatch
antara jumlah produksi dengan permintaan pasar dan tidak adanya perencanaan jumlah produksi dan persediaan secara terperinci dengan suatu metode ilmiah
yang kemudian mengakibatkan terjadinya overproduction dan shortage. Overproduction akan mengakibatkan persediaan yang berlebihan dan
shortage akan mengakibatkan perusahaan kehilangan kesempatan untuk menjual produk lost sales. Persediaan yang berlebihan dan lost sales yang dialami akan
berdampak pada perusahaan dari segi finansial. Dampak dari segi finansial berupa hilangnya nilai penjualan bagi perusahaan dan biaya penyimpanan akibat adanya
persediaan. Besarnya lost sales dan biaya penyimpanan akibat adanya persediaan dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Lost Sales dan Biaya Penyimpanan Tahun 20142015
Bulan Jumlah
produksi Ton
Permintaan Pasar ton
Selisih ton
Lost Sales Rp
Biaya Penyimpanan
Rp Kerugian Rp
Juni 468
483 -15
300.000.000 300.000.000
Juli 377
418 -41
820.000.000 820.000.000
Agustus 438
460 -22
440.000.000 440.000.000
September 593
557 36
122.400.000 122.400.000
Oktober 483
513 -30
600.000.000 600.000.000
November 475
481 -6
120.000.000 120.000.000
Desember 358
438 -80
1.600.000.000 1.600.000.000
Januari 442
462 -20
400.000.000 400.000.000
Februari 347
440 -93
1.860.000.000 1.860.000.000
Maret 483
479 4
13.600.000 13.600.000
April 478
454 24
81.600.000 81.600.000
Mei 369
417 -48
960.000.000 960.000.000
Total 5.311
5.602 -291
7.100.000.000 217.600.000
7.317.600.000
Sumber: Departemen Produksi PT Serdang Jaya Perdana
Metode yang digunakan oleh perusahaan berdampak pada pembuatan keputusan yang tidak tepat oleh pihak perusahaan, yaitu jumlah produksi yang
tidak tepat dalam memenuhi permintaan pasar. Masalah yang telah dipaparkan di atas dapat dipecahkan dengan
menggunakan banyak cara. Salah satu metode pemecahan masalah yang dapat digunakan adalah metode dynamic programming yang didasari oleh peramalan
perkiraan permintaan pasar. Metode ini sudah pernah dilakukan oleh
1
1
Anatoly,dkk. 2014. The Formation Of The Optimal Production Program As An Element Of Raising Competitiveness Of The Enterprise. Belgorod State Technological University,Russia.
Anatoly, dkk 2014 dan berhasil meningkatkan daya saing perusahaan. Model yang
dibangun menggunakan dynamic programming didasari oleh hasil peramalan perkiraan permintaan. Model yang didapatkan dapat digunakan untuk membuat
strategi dalam menentukan jumlah produksi dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan permintaan. Penelitian perencanaan jumlah produksi dan persediaan
dengan menggunakan metode dynamic programming untuk meminimisasi total biaya produksi dan inventory per tahun juga pernah dilakukan oleh
2
1.2. Rumusan Masalah