Proses Pengambilan Keputusan Ibu Bekerja Dalam Membeli Susu Formula Bayi Di Perumahan Bintaro Jaya Jakarta Selatan

A-! 「mMセ@

)-col
O>1ll
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN IBU BEKERJA DALAM
MEMBELI SUSU FORMULA BAYI DI PERUMAHAN BINTARO JAYA
JAKARTA SELATAN

OIeh:
AGUNG NAN TUNGGA
AOS4970S1

JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTASPERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001

RINGKASAN

AGUNG NAN TUNGGA. Proses Pengambilan Keputusan Ibu Bekelja Dalam
Membeli Susu Formula Bayi di Perumahan Bintaro Jaya Jakarta Selatan. (Dibimbing

OlehRETNANINGSIH dan YAYATHERYATNO).

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses pengambilan keputusan ibu
bekerja dalam membeli susu formula serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Pemilihan tempat dilakukan secara purposif dengan pertimbangan sebagian besar
ibu yang tinggal di Perumahan Bintaro Jaya bekerja diluar rumah. Pengambilan data
dilakukan Bulan Mei sampai Juni 2001. Kriteria pemilihan contoh adalah ibu
bekelja yang memiliki anak balita yang diberi susu formula pada usia kurang dari
satu tahun. Contoh dipilih secara purposif sebanyak 60 orang.
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan berpedoman pada
kuesioner meliputi karakteristik demografi (usia, tingkat pendidikan, status
pekeljaan, tingkat pendapatan), pengetahuan tentang AS! dan susu formula, motivasi
selia proses pengambilan keputusan dalam membeli susu formula. Data sekunder
diperoleh dari kantor Perumahan Bintaro Jaya dan Kantor Kelurahan.
Karateristik demografi (usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan tingkat
pendapatan), pengetahuan tentang ASI dan susu formula, motivasi serta proses
pengambilan keputuasan dianalisis secara deskriptif. Untuk melihat hubungan
karakteristik demografi dan pengetahuan tentang ASI dan susu formula dengan
proses pengambilan keputusan dalam membeli susu formula dilakukan uji Chisquare.
Sebagian besar responden yang mengunakan susu formula untuk bayinya

berusia antara 20 - 39 tahun (65,0%), tingkat pendidikan perguruan tinggi (81,7%),
status pekerjaan karyawan swasta (83,3%). Sebagian besar responden (50,0%)
memiliki pendapatan antara satu juta rupiah per bulan sampai dengan dua juta rupiah
per bulan, sedangkan pengetahuan responden tentang ASI dan susu formula sebagian
besar (68,3%) tergolong baik.
Motivasi responden dalam membeli susu formula banyak dipengaruhi oleh
faktor internal (66,7%) yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri. Dalam proses
pembelian dan pemakaian produk, responden lebih menekankan pada motivasi
utilitarian (89,9%) yaitu manfaat susu formula sebagai pengganti ASI
Secara umum respond en membeli susu formula, setelah melalui tahap -tahap
penganlbilan keputusan yang meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, pembelian dan hasiI pembelian. Pada tahap pengenalan
kebutuhan, alasan utama responden dalam membutuhkan susu formula adalah ASI
tidak produksi (53,3%), bekerja (20,0%) dan praktis (15,0%). Informasi yang paling
banyak dicari responden adalah komposisi zat gizi (50%), dan dokter merupakan
sumber informasi yang paling diminati (61,7%) dan dipercaya (55,0%). Pada tahap

evaluasi alternatif, sebagian besar responden membandingkan merek susu formula
antm'a dua sampai empat merek. Aspek yang paling dipertimbangkan sebelum
membeli susu formula adalah komposisi zat gizi (65%). Pada tahap pembelian,

sebagian besar responden (61,7%) membeli susu formula di swalayan, sedangkan
merek susu formula yang paling banyak dibeli adalah Promil, SGM, Envapro,
Bebelae, Pediasure, Laktona dan Nutrilon. Pad a tahap akhir responden (100%)
merasa puas setelah menggunakan susu formula yang dibelinya, sebagian besar
responden (61,7%) menceritakan kepuasannya kepada orang lain.
Secara umum, usia tidak berhubungan dengan proses pengambilan keputusan
keeuali pada tahap pencarian informasi (sumber informasi yang paling dipereaya)
dan hasil pembelian. Demikian pula status pekerjaan dan tingkat pendapatan yang
tidak berhubungml dengan proses pengambiIan keputusan, sedangkan tingkat
pendidikan berhubungan dengan semua tahap proses pengambilan keputusan keeuali
pada tahap pembelian. Sementara itu pengetahuan responden tentang ASI dan susn
formula tidak berhubungan dengan proses pengambilan keputusan kecuali pada tahap
penearian informasi (informasi yang dicari dan segi menarik dari informasi).

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN lEU BEKERJA DALAM
MEMBELI SUSU FORMULA BAYI DI PERUMAHAN BlNTARO JAYA
JAKARTA SELATAN

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Olch:

AGUNG NAN TUNGGA
A05497051

JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTASPERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001

JUDUL

: PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN IBU BEKERJA
MEMBELI SUSU FORMULA BAYI DI
DALAM
PERUMAHAN BINTARO JAYA JAKARTA SELATAN


Nama Mahasis,va : AGUNG NAN TUNGGA
NomorInduk

: A05497051

Menyetujui:

Dosen Pembimbing I,

Dosen Peml!liF'ョVセ@

セMB

jセ@

tHe atno

Ir. Retnaningsih, M.Si
Nip. 131861467
nゥセTVRSY@


セゥjGBiᄋN。ョ@

GMSK,

131861464

Tanggallulus:

---:-:>

RIWAYATHIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang, Banten pada tanggal 25 lanuari 1978.
Penu1is adalah anak kelima dari enam bersaudara keluarga Bapak Azwar Zein dan
Ibu Darnisa.
Pendidikan SD ditempuh dari tahun 1985 sampai 1991 di SDN 02 Situ
Gintung, Tangerang. Tahun 1991 penulis melanjutkan sekolah di SMPN 178
Bintaro, Jakarta dan lulus tahun 1994, kemudian melanjutkan sekolah di SMUN
29 Kebayoran lama, Jakarta dan lulus tahun 1997.


Pada tahun 1997 penulis

diterima di Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber daya Keluarga, Fakultas
Pertanian, Institur Pertanian Bogor melalui jalur USMl.