TANTANGAN 1. Sosial Budaya Ranc-RPJP 2005-2025_3

- 7 -  Pelabuhan Utama, terdiri dari Pelabuhan Tanjung Perak dan Tanjung Wangi  Pelabuhan Regional terdiri dari Pelabuhan Gresik, Pasuruan, Probolinggo, Panarukan dan Kalianget  Pelabuhan Lokal 4. Kebutuhan tenaga listrik daerah Jawa Timur dilayani dari energi transfer dari sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali JAMALI, dan PLTD yang dimiliki oleh PLN Distribusi Jawa Timur dengan kapasitas terpasang total 5.740 kW, yang digunakan pada isolated area tersebar pulau-pulau: Giligenting, Kangean, Mandangin, Sapeken, Sapudi, Talango, Perikanan, Tambak. Kapasitas ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan potensi kebutuhan listrik yang ada. Desa berlistrik sampai dengan tahun 2004 berjumlah 8.334 desa dari jumlah total desa sebanyak 8.443 desa. Berarti sudah 98,71 desa di Jawa Timur yang terjangkau pasokan listrik, namun tingkat elektrifikasi atau rumah yang sudah terjangkau pasokan listrik baru 63. 5. Pembangunan prasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan air limbah, persampahan dan drainase yang telah dilakukan telah mengalami banyak kemajuan, namun demikian cakupan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan masih jauh dari memadai. Pada akhir tahun 2004 tingkat pelayanan air bersih perpipaan Jawa Timur di kawasan perkotaan baru mencapai 38, sedangkan di kawasan perdesaan hanya mencapai 5,5. Untuk prasarana dan sarana pengolahan air limbah dasar cakupan pelayanannya telah mencapai 85,7 untuk perkotaan dan 47,4 untuk perdesaan. Sedangkan tingkat pengelolaan persampahan mencapai 74. B. TANTANGAN B.1. Sosial Budaya 1. Tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat adalah kesenjangan status kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan antar wilayah, gender dan kelompok pendapatan masih terjadi. Ketersediaan, keterjangkauan dan keamanan obat belum terjamin, sementara jumlah, penyebaran dan mutu tenaga kesehatan masih belum memadai. Dalam hal pembiayaan, sumber pembiayaan kesehatan masih sangat terbatas dan alokasi pembiayaan kesehatan belum optimal. 2. Kondisi tingkat pendidikan di Jawa Timur belum memadai untuk menghadapi persaingan global. Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi pembangunan pendidikan adalah meningkatkan proporsi penduduk yang menyelesaikan pendidikan dasar ke jenjang-jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan menurunkan penduduk buta aksara. Kesenjangan tingkat pendidikan yang cukup tinggi antar kelompok masyarakat termasuk antara penduduk kaya dan penduduk miskin, antara penduduk perkotaan dan perdesaan, antara penduduk maju dan - 8 - maju dan tertinggal, dan antar jenis kelamin yang harus dapat diturunkan secara signifikan. 3. Derasnya arus globalisasi membawa efek positif sekaligus negatif. Globalisasi membawa perubahan paradigma yang mendasar pada sistem dan mekanisme pemerintahan. Dalam kaitan dengan globalisasi telah terjadi revolusi teknologi dan informasi yang akan mempengaruhi terjadinya perubahan dalam bidang aparatur pemerintah. Pemanfaatan teknologi informasi dalam bentuk e- government, e-procurement, e-business dan cyber law untuk menghasilkan pelayanan publik yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih murah, perlu untuk segera dibangun dan dilaksanakan. 4. Tantangan terberat dalam proses demokratisasi adalah masih adanya sebagian sikap, kebiasaan dan akar kultural tradisional yang sangat dipengaruhi kolonialisme di mana ditandai dengan pemujaan terhadap pemimpin yang berlebihan dan sikap asal bapak senang yang menyebabkan otonomi individu yang menjadi prasyarat demokratisasi sulit terbentuk. Oleh karena itu tantangan dalam pembangunan demokrasi adalah perubahan kultural yang terwujud dalam otonomi berpikir serta pengembangan tanggung jawab atas jabatan yang diemban. 5. Pemerintah daerah dituntut mampu menjawab tiga tantangan berat dalam era reformasi dan globalisasi dewasa ini berkaitan dengan penyediaan pelayanan publik. Pertama, Pemda harus mampu mengedepankan nilai-nilai demokrasi yang bercirikan partisipasi, transparansi dan akauntabilitas. Kedua, Pemda harus mampu mengedepankan keunggulan kompetitif dalam menghadapi globalisasi. Terakhir Pemda harus mampu menciptakan ketentraman dan ketertiban melalui pengedepanan Rule of Law sebagai koridor demokrasi agar terhindar dari anarkhi. 6. Sejalan dengan proses demokratisasi yang semakin berkembang, tuntutan desentralisasi juga semakin besar. Pelbagai dinamika dan perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut perlunya reformasi dalam konsepsi dan operasionalisasi pembangunan daerah yang kemudian harus diformulasian ke dalam bentuk strategi dan kebijaksanaan yang memuat keseimbangan antara kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa unity, dan kepentingan keanekaragaman diversity. Untuk itu, pendekatan kewilayahan yang memperhatikan hubungan harmonis antara unsur-unsur pembentuk ruang sumber daya alam, sumber daya buatan, dan sumber daya manusia perlu diperhatikan dalam pelbagai aspek pembangunan. 7. Pada akhirnya, keberhasilan pengembangan suatu wilayah bergantung pula pada kemampuan berkoordinasi, mengakomodasikan dan memfasilitasi semua kepentingan, serta kreativitas yang inovatif untuk terlaksananya pembangunan yang aspiratif dan berkelanjutan. B.2. Ekonomi - 9 - B.2. Ekonomi 1. Semakin berkurangnya lahan pertanian yang kemudian beralih guna untuk pembangunan perumahan, pusat perdagangan, perkantoran dan industri, sehingga sektor pertanian yang semula sangat diandalkan dalam hal penyerapan tenaga kerja akan berubah menjadi penciptaan pengangguran baru, posisi tawar tenaga kerja cenderung menurun, perlindungan buruh belum berkembang optimal. Di samping tu perkembangan teknologi industri dan informasi akan dapat mengubah pola kerja dari yang bersifat tradisional menjadi modern dan individualistis. Keadaan ini mengakibatkan sulitnya untuk mendapatkan lapangan kerja bagi mereka yang tidak memiliki keahlian, sehingga akan berdampak pada terjadinya pengangguran. 2. Persaingan global dan terbentuknya blok-blok perdagangan dunia mengharuskan Jawa Timur untuk meningkatkan daya saing melalui penguatan keterkaitan antara industri hulu dan industri hilir, mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakubahan penolong impor saat ini 70 serta meningkatkan kerja sama kemitraan antara industri kecil, menengah dan industri besar. 3. Menurunnya Investasi di Jawa Timur selain akibat kondisi makro ekonomi Indonesia yang belum kondusif, tetapi secara spesifik juga disebabkan oleh belum efisiennya pelayanan perijinan investasi, tingginya biaya perijinan, rendahnya kepastian hukum, belum adanya insentif investasi serta terbatasnya infrastruktur pendukung. B.3. Sarana Prasarana Wilayah 1. Dalam hal prasarana dan sarana perdesaan, yang menjadi tantangan tidak hanya meningkatkan kuantitas dan kualitas ketersediaannya, tetapi juga tingkat persebarannya kemerataannya antar daerah. Tantangan lainnya adalah meningkatkan koordinasi dan keterpaduan kegiatan antar pelaku pembangunan pemerintah, masyarakat, dan swasta dan antar sektor dalam rangka mendorong diversifikasi kegiatan ekonomi perdesaan yang memperkuat keterkaitan sektoral antara pertanian, industri dan jasa penunjangnya serta keterkaitan spasial antara kawasan perdesaan dan perkotaan. 2. Dalam 20 tahun mendatang diperkirakan Jawa Timur akan mengalami krisis air, krisis pangan, dan krisis energi. Ketiga ancaman krisis ini menjadi tantangan Jawa Timur jangka panjang yang harus diantisipasi secara dini agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat. 3. Dalam pengelolaan sumber daya alam. Menjadi tantangan ke depan adalah berkaitan dengan pengembangan nilai tambah sumber daya alam dan penggalian sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru agar memiliki daya saing global dalam jangka panjang. 4. Dalam pemenuhan - 10 - 4. Dalam pemenuhan energi, tantangan ke depan adalah mengembangkan sumber energi terbarukan mikro hidro, biomassa, biogas, energi matahari, panas bumi, gelombang laut, dan tenaga angin sehingga di masa mendatang Jawa Timur tidak akan mengalami kekurangan pasokan energi.

C. MODAL DASAR DAN POTENSI