ACARA CERITA MENYAMPAIKAN FIRMAN TUHAN

Kantong persembahan bisa juga diedarkan sebelum Acara Cerita Firman Tuhan atau sesudahnya. Tapi agar tidak menganggu acara penyampaian Firman Tuhan, mengedarkan kantong persembahan ditengah-tengah acara pujian lebih dianjurkan.

D. ACARA CERITA MENYAMPAIKAN FIRMAN TUHAN

Banyak guru terutama guru baru takut untuk bercerita di depan kelas, karena selain harus bisa membawakan cerita dengan menarik, ia pun harus bisa mempesona anak sehingga anak mendengarkan cerita dengan perhatian hingga selesai. Bercerita sebenarnya adalah suatu ketrampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh semua guru. Kalau guru SM mengerti dan menguasai prinsip-prinsip bercerita yang efektif, maka bercerita di depan kelas tidak akan lagi menjadi hal yang menakutkan. Mempersiapkan Cerita Tidak ada guru yang cukup bodoh untuk mau bercerita di depan kelas tanpa terlebih dahulu melakukan persiapan. Sepandai- pandainya guru bercerita, ia tetap harus melakukan persiapan. Persiapan apa yang perlu dilakukan guru? Membangun keyakinan bahwa Firman Tuhancerita yang akan dibagikan memiliki nilai pengajaran yang kekal. Untuk itu pastikan guru mengetahui intigaris besar cerita dengan baik dan mengetahui pesan Firman Tuhan yang ingin disampaikan kepada anak. Tunjukkan bagian-bagian penting dalam seluruh cerita yang harus ditekankan agar pesannya ditangkap oleh anak. . Berlatih bercerita hingga sungguh-sungguh menguasainya. Empat langkah yang harus dilakukan: - Mengidentifikasi cerita dengan baik. - Membuat garis besar cerita. - Review fakta-fakta dalam cerita sampai betul-betul hafal. - Berlatihlah bercerita imajinasikan cerita tersebut dengan mata tertutup dan melihat diri Anda bercerita. b. Mencari dan mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan Untuk mendukung cerita dan menarik perhatian anak, cari dan siapkan alat peraga yang akan menolong anak menangkap intipesan Firman Tuhan dengan lebih baik. c. 1. Waktu Bercerita Waktu bercerita adalah waktu yang paling berharga karena saat inilah guru SM menaburkan benih kebenaran Firman Tuhan dalam hati anak-anak, karena itu gunakan waktu ini sebaik-baiknya. Untuk mencapai hasil yang maksimal berikut beberapa hal penting yang harus diingat guru ketika menyampaikan cerita: Tangkaplah perhatian anak-anak dari sejak dari awal. Permulaan yang bagus sangat penting sebab lebih mudah menangkap perhatian para pendengar pada awal cerita daripada menarik perhatiannya setelah perhatian mereka mengembara ke mana-mana. Untuk anak-anak, ada beberapa cara untuk membuka cerita, misalnya menanyakan pengalaman menarik yang pernah dialami, memperlihatkan gambar yang menarik dan meminta anak menyebutkan apa yang dilihat, memperdengarkan suara dan meminta anak menebak suara apa itu, dll. . Untuk bercerita dengan baik, maka beberapa hal ini harus jelas ditangkap oleh anak: - Setting Lokasi kejadian cerita. - Karakter Tokoh utama dalam cerita. - Problem Peristiwa yang dialami tokoh utama. - Aksi Respon dari tokoh utama. - Akhir cerita Bagaimana tokoh utama menghadapi probemnya b. Cara terbaik untuk menarik perhatian anak adalah dengan berinteraksi dengan anak-anak selama bercerita, misalnya: Meminta anak mencari alamat ayat dari cerita tersebut. 1. Meminta anak membaca apa yang dikatakan Alkitab. 2. Menceritakan kembali cerita itu. 3. Menjawab pertanyaan tentang cerita yang sudah didengar. 4. c. 2. Memahami Tahapan Usia Anak Sesuai dengan perkembangan usia anak-anak, maka ada kareakteristik unik yang bisa dikenali guru dan menggunakannya untuk mendapatkan hasil yang maksimal: 3. http:kom2kursusgsmindex.php?modul=pelajaran05 3 of 5 [28072006 8:45:51] Harus berbicara dengan suara keras dan bervariasi misalnya memakai jenis suara yang berbeda untuk masing-masing tokoh yang berbicara ■ Hindari cerita yang memerlukan lebih dari satu pokok pikiran, karena itu cerita harus pendek dan sederhana. Harus menggunakan banyak ekspresi wajahmimik muka, khususnya mata. ■ Banyak melakukan interaksi supaya mereka terlibat, misalnya bertanya atau minta mereka menirukan. ■ Karena anak usia ini sulit duduk diam, maka guru harus sering mengajaknya bergerak, mis. berdiri, berputar dll.. Pakailah alat peraga untuk menarik perhatian mereka. ■ Bercerita dalam Kelas Pratama 7-9 tahun Konsentrasi anak usia ini sudah lebih panjang 10-15 menit, tapi daya imaginasi mereka sangat tinggi dan keinginan tahu mereka sangat besar sehingga mereka sering hidup dalam dunianya sendiri, kecuali bila guru bisa menarik perhatiannya dengan tepat. Berikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan cerita, misalnya memberikan pertanyaan sesudah usai cerita. ■ Hubungkan cerita dengan hal-hal yang menarik perhatian mereka atau pengalaman-pengalaman mereka. ■ Jangan mudah terganggu dengan pertanyaan yang muncul tiba- tiba di tengah-tengah guru bercerita. Layanilah pada batas- batas tertentu untuk memuaskan keinginan tahu mereka. ■ Selipkan humor atau teka-teki dalam cerita Anda agar suasana tidak membosankan mereka. ■ Lakukan interaksi sesudah selesai bercerita misalnya dengan menunjukkan gambar-gambar, buku dll.. ■ B. Bercerita dalam Kelas Madya 10-12 tahun Jiwa petualangan bertumbuh pesar pada usia ini. Memberikan tantangan-tantangan kecil selalu akan disambut dengan baik. Rangsang pikiran mereka dengan pokok-pokok diskusi dari cerita yang disampaikan. ■ Bercerita sambil melakukan penyelidikan Alkitab akan sangat menarik bagi kelas Madya. ■ Memberi pertanyaan lebih banyak dan tunjukkan semangat. Beri perhatian ekstra kepada mereka yang bandel dan suka mengganggu pada saat Anda bercerita. ■ Anak kelas Madya sangat suka dianggap dewasa. Terbukalah dengan mereka dan ceritakan sedikit kehidupan pribadi yang patut diteladani mereka. ■ Berceritalah sebagaimana layaknya seorang detektif, karena mereka suka menebak-nebak. ■ Anak Madya biasanya menjadi pemuja pahlawan. Mereka pasti tertarik dengan cerita kepahlawanan dalam Alkitab, seperti Daud, Ester, Debora, Daniel, dsb.. ■ C.

E. ACARA DOA