Pengujian Penggunaan Sensor Secara Dinamis

5.6 Pengujian Penggunaan Sensor Secara Dinamis

Setelah seluruh fungsi telah diuji dan telah berjalan dengan baik, hal berikutnya yang dilakukan yaitu pengujian penggunaan sensor secara dinamis pada sistem yang telah dibangun. Sistem yang telah dibangun terdiri dari sebuah aplikasi berbasis web dan sebuah sistem tertanam yang menggunakan mikrokontroller Arduino Uno dan Ethernet Shield yang telah dipaketkan. Bentuk Aplikasi berbasis web dan prototipe paket sistem tertanam yang telah dibangun dapat dilihat pada Gambar 27 dan Gambar 28 berikut.

Gambar 27 Aplikasi Berbasis Web

Gambar 28 Prototipe Paket Sistem Tertanam

Pada pengujian penggunaan sensor secara dinamis, akan dilakukan beberapa skenario yang akan menggunakan 2 jenis sensor yaitu sensor DHT11 dan sensor Soil Moisture dan sebuah aktuator Buzzer. Pada skenerio pengujian pertama, sensor yang akan digunakan hanyalah sensor DHT11. Pada skenario pengujian kedua, sensor Soil Moisture akan digunakan pada sistem bersamaan dengan DHT11. Pada Skenario pengujian ketiga, pin yang digunakan oleh sensor DHT11 dan sensor Soil Moisture akan diganti sesuai dengan kebutuhan skenario yang dilakukan.

5.6.1 Skenario Pengujian Pertama dengan Sensor DHT11

Pada pengujian ini, sensor yang digunakan adalah sensor DHT11 dengan pin OUT pada sensor dihubungkan pada pin digital 5 dari sistem. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menjalankan skenario pengujian ini adalah sebagai berikut.

1. Sistem dinyalakan dengan menancapkan Adaptor AC-DC 12v ke port power dari mikrokontroller dalam paket.

2. Server dan mikrokontroller dihubungkan pada router dengan menggunakan kabel UTP.

3. Pin pin pada sensor DHT11 dihubungkan pada pin mikrokontroller dengan ketentuan sebagai berikut.

Tabel 8 Hubungan Pin Sensor dengan Mikrokontroller Pin Sensor DHT11

Pin Mikrokontroller

VCC GND

out

4. Setelah dihubungkan, akses aplikasi berbasis web yang telah disediakan. Akses menu Manajemen Sensor -> Gunakan Sensor

5. Isikan identifier dari sistem serta Generate Token sensor yang akan digunakan, lalu tekan Create

6. Halaman Konfigurasi sensor dan aktuator akan terbuka. Contoh Halaman Web konfigurasi sensor dan aktuator dapat dilihat pada Gambar 29 berikut.

Gambar 29 Contoh Halaman Konfigurasi Sensor dan Aktuator

7. Pada halaman tersebut, konfigurasi sensor yang digunakan dengan menambahkan identifier dari sensor DHT11 yang digunakan, memilih jenis sensor DHT11 pada kolom Jenis Sensor dan menuliskan nomor pin mikrokontroller yang dihubungkan dengan pin out sensor DHT11. Kemudian tekan button Tambah Sensor.

Gambar 30 Konfigurasi Sensor DHT11

8. Setelah dikonfigurasi, generate kode program yang akan digunakan dengan menekan button Generate pada halaman konfigurasi.

9. Setalah digenerate, upload kode program dengan menekan button upload.

10. Setelah berhasil di-upload, mikrokontroller akan mengirimkan hasil observasi lingkungan ke server dan secara langsung Aplikasi berbasis web akan menyimpan hasil observasi tersebut secara teratur dalam rentang waktu 1 menit dan menampilkan data hasil observasi dalam bentuk grafik. Data hasil observasi dan grafik dalam 10 menit terakhir dapat dilihat pada Tabel 9,

12. Gambar 31 dan Gambar 32 berikut.

Tabel 9 Hasil Observasi Sensor

Data Hasil Observasi

Waktu

{"location":"192.168.88.88","Token":"800b905117379eee3b88","Room Humidity":"37.00","Room Temperature DHT11":"23.00"}

2014-04-25 16:07:01

Data Hasil Observasi

Waktu

{"location":"192.168.88.88","Token":"800b905117379eee3b88","Room 2014-04-25 16:06:02 Humidity":"37.00","Room Temperature DHT11":"23.00"}

{"location":"192.168.88.88","Token":"800b905117379eee3b88","Room Humidity":"34.00","Room Temperature DHT11":"23.00"}

2014-04-25 16:05:01 {"location":"192.168.88.88","Token":"800b905117379eee3b88","Room

2014-04-25 16:04:01 Humidity":"34.00","Room Temperature DHT11":"23.00"}

{"location":"192.168.88.88","Token":"800b905117379eee3b88","Room Humidity":"37.00","Room Temperature DHT11":"23.00"}

2014-04-25 16:03:01 {"location":"192.168.88.88","Token":"800b905117379eee3b88","Room

2014-04-25 16:02:01 Humidity":"34.00","Room Temperature DHT11":"23.00"}

{"location":"192.168.88.88","Token":"800b905117379eee3b88","Room 2014-04-25 16:01:01 Humidity":"37.00","Room Temperature DHT11":"23.00"}

{"location":"192.168.88.88","Token":"800b905117379eee3b88","Room Humidity":"38.00","Room Temperature DHT11":"23.00"}

2014-04-25 16:00:01 {"location":"192.168.88.88","Token":"800b905117379eee3b88","Room

2014-04-25 15:59:01 Humidity":"40.00","Room Temperature DHT11":"23.00"}

{"location":"192.168.88.88","Token":"800b905117379eee3b88","Room 2014-04-25 15:58:01 Humidity":"39.00","Room Temperature DHT11":"23.00"}

Gambar 31 Grafik Hasil Observasi Keadaan Kelembaban Lingkungan

Gambar 32 Grafik Hasil Observasi Keadaan Suhu Lingkungan

5.6.2 Skenario Pengujian Kedua dengan Penambahan Sensor Soil Moisture

Pengujian Kedua ini adalah lanjutan dari pengujian pertama. Pada pengujian ini, pada sistem yang telah menggunakan sensor DHT11 ditambahkan penggunaan sensor Soil Moisture. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menjalankan skenario pengujian kedua adalah sebagai berikut.

1. Pin sensor Soil Moisture dihubungkan pada pin mikrokontroller dengan ketentuan sebagai berikut.

Tabel 10 Hubungan Pin Sensor dengan Mikrokontroller Pin Sensor DHT11

Pin Mikrokontroller

2. Setelah dihubungkan, konfigurasi sensor pada halaman konfigurasi sensor dengan menambahkan identifier sensor, memilih jenis sensor dan pin yang digunakan. Konfigurasi sensor dapat dilihat pada Gambar 33 berikut.

Gambar 33 Konfigurasi Sensor Soil Moisture

3. Setelah dikonfigurasi, tekan button generate lalu upload kode program dengan menekan button upload. Grafik data hasil observasi setelah menggunakan sensor DHT11 dan sensor Soil Moisture dapat dilihat pada Gambar 34 berikut.

Gambar 34 Grafik hasil observasi kelembaban tanah menggunakan sensor Soil Moisture

Gambar 35 Grafik hasil observasi kelembaban udara menggunakan sensor DHT11

Gambar 36 Grafik hasil observasi suhu lingkungan menggunakan sensor DHT11

Dari hasil skenario pengujian kedua, dapat dilihat bahwa sistem dapat secara langsung berfungsi secara optimal walaupun terjadi penambahan jenis sensor baru pada sistem.

5.6.3 Skenario Pengujian Ketiga dengan Penukaran Pin Sensor

Setelah melakukan penambahan jenis sensor baru pada sistem dalam skenario pengujian kedua, pada skenario pengujian ketiga ini akan dilakukan perubahan pin yang digunakan oleh sensor DHT11 dan sensor Soil Moisture dari pin 5 dan pin A3 menjadi pin 8 dan pin A1. Perubahan pin sensor dilakukan pada halaman konfigurasi sensor. Hasil Konfigurasi sensor dengan perubahan pin yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 37 berikut.

Gambar 37 Update pin sensor

Setelah di-generate dan di-upload, sensor akan mengirimkan hasil observasi berupa data json yang akan disimpan ke dalam database dan ditampilkan dalam bentuk grafik. Grafik hasil observasi sensor dapat dilihat pada Gambar 38 berikut.

Gambar 38 Grafik hasil observasi suhu lingkungan setelah perubahan pin

Gambar 39 Grafik hasil observasi kelembaban tanah setelah perubahan pin

Gambar 40 Grafik hasil observasi kelembaban udara setelah perubahan pin

Dari hasil skenario pengujian ketiga dapat dilihat bahwa sistem dapat langsung berfungsi secara normal setelah dilakukan perubahan pin pada sensor yang digunakan oleh sistem tersebut.

5.6.4 Skenario Pengujian Keempat dengan Penggunaan Aktuator dan Kombinasi Sensor yang berbeda

Skenario pengujian ini akan menggunakan sebuah aktuator Selenoid valve, dua buah sensor yaitu sensor suhu LM35 dan sensor kelembaban ruang DHT11 dan sebuah prototype tangki air. Selenoid Valve yang digunakan sebagai aktuator akan menyala jika batasan kondisi yang diberikan oleh pengguna terpenuhi. Saat batasan kondisi terpenuhi, Selenoid valve akan ON dan melewatkan air dari tangki air. Pada saat yang bersamaan mikrokontroller akan mengirimkan nilai 1 sebagai status aktuator menyala pada server. Sebaliknya jika batasan kondisi belum terpenuhi maka mikrokontroller akan mengirimkan nilai 0 pada server.

Gambar 41 Prototype Tangki Air dengan Selenoid Valve

Langkah-langkah yang dilakukan dalam skenario pengujian keempat adalah sebagai berikut.

1. Hubungkan sensor DHT11 dan LM35 yang digunakan ke sistem dengan ketentuan pada Tabel 11 dan Tabel 12 di bawah ini.

Tabel 11 Hubungan Pin Sensor DHT11 dengan Mikrokontroller

Pin Sensor DHT11

Pin Mikrokontroller

VCC GND

out

Tabel 12 Hubungan Pin Sensor LM35 dengan Mikrokontroller

Pin Sensor LM35

Pin Mikrokontroller

2. Konfigurasi sensor yang digunakan pada halaman Konfigurasi Sensor seperti pada Gambar 42 di bawah ini.

Gambar 42 Konfigurasi Sensor DHT11 dan LM35

3. Akses halaman Tambah Aktuator dengan menekan button Tambah Aktuator pada halaman konfigurasi sensor

4. Pada halaman Tambah Aktuator, tambahkan konfigurasi aktuator dengan memilih jenis aktuator yang akan digunakan, pin yang digunakan, identifier sensor yang akan dijadikan tolok ukur dan batasan kondisi yang diinginkan. Pada skenario ini, digunakan aktuator Selenoid Valve dengan constraint Selenoid Valve akan ON jika hasil pengukuran sensor dengan identifier Sensor_Suhu bernilai lebih besar atau sama dengan 30 ○

C. Konfigurasi aktuator dapat dilihat pada Gambar 43 berikut.

Gambar 43 Konfigurasi Aktuator

5. Setelah konfigurasi aktuator dibuat dan kode program telah di-generate dan di- upload , mikrokontroller akan mengirimkan data hasil observasi ke server. Data hasil observasi dari mikrokontroller dapat dilihat pada Tabel 13, Gambar 44, Gambar 45, Gambar 46 berikut.

Tabel 13 Hasil Observasi Sensor

No.

Data Hasil Observasi

Waktu

{"location":"192.168.88.88","Token":"96f2f3c2b2c0222b0a5b","Status 1 Aktuator":"1","Sensor_Suhu":"33.20","Sensor_Kelembaban_DHT11

2016-05-24 Humidity":"52"}

05:40:01 {"location":"192.168.88.88","Token":"96f2f3c2b2c0222b0a5b","Status

2016-05-24 2 Aktuator":"1","Sensor_Suhu":"33.20","Sensor_Kelembaban_DHT11 05:39:01 Humidity":"53"}

{"location":"192.168.88.88","Token":"96f2f3c2b2c0222b0a5b","Status 2016-05-24 3 Aktuator":"1","Sensor_Suhu":"33.20","Sensor_Kelembaban_DHT11

Humidity":"49"} 05:38:01 {"location":"192.168.88.88","Token":"96f2f3c2b2c0222b0a5b","Status

4 Aktuator":"1","Sensor_Suhu":"33.69","Sensor_Kelembaban_DHT11 2016-05-24 05:37:01

Humidity":"52"} 5 {"location":"192.168.88.88","Token":"96f2f3c2b2c0222b0a5b","Status

2016-05-24 Aktuator":"1","Sensor_Suhu":"33.20","Sensor_Kelembaban_DHT11 05:36:01 Humidity":"48"}

{"location":"192.168.88.88","Token":"96f2f3c2b2c0222b0a5b","Status 2016-05-24 6 Aktuator":"1","Sensor_Suhu":"33.20","Sensor_Kelembaban_DHT11

Humidity":"42"} 05:35:01 {"location":"192.168.88.88","Token":"96f2f3c2b2c0222b0a5b","Status

2016-05-24 7 Aktuator":"1","Sensor_Suhu":"30.76","Sensor_Kelembaban_DHT11 05:34:01 Humidity":"51"}

{"location":"192.168.88.88","Token":"96f2f3c2b2c0222b0a5b","Status 8 Aktuator":"1","Sensor_Suhu":"30.76","Sensor_Kelembaban_DHT11

2016-05-24 05:33:01

Humidity":"47"} {"location":"192.168.88.88","Token":"96f2f3c2b2c0222b0a5b","Status

2016-05-24 9 Aktuator":"1","Sensor_Suhu":"33.20","Sensor_Kelembaban_DHT11

Humidity":"52"} 05:32:01

No.

Data Hasil Observasi

Waktu

{"location":"192.168.88.88","Token":"96f2f3c2b2c0222b0a5b","Status 2016-05-24 10 Aktuator":"1","Sensor_Suhu":"33.20","Sensor_Kelembaban_DHT11 05:31:01 Humidity":"48"}

Gambar 44 Data Hasil Obervasi Status Aktuator

Gambar 45 Data Hasil Obervasi Status Sensor_Suhu

Gambar 46 Data Hasil Obervasi Status Sensor_Kelembaban_DHT11

Dari Tabel 13 di atas dapat dilihat bahwa ketika hasil observasi dari sensor suhu LM35 dengan identifier Sensor_suhu bernilai lebih besar atau sama dengan 30 ○

C maka status aktuator akan bernilai 1 dan Selenoid Valve akan ON.

5.6.5 Skenario Pengujian Kelima dengan Penggunaan Aktuator dan Kombinasi Sensor yang sama

Skenario pengujian ini akan menggunakan Selenoid Valve sebagai aktuator, sama seperti skenario pengujian sebelumnya dengan perbedaan kombinasi sensor yang menggunakan dua buah sensor sama jenis. Kombinasi sensor yang digunakan untuk skenario pengujian kelima menggunakan 2 buah sensor suhu LM35, dimana setiap sensor diinteraksikan dengan kondisi lingkungan yang berbeda. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menjalankan skenario pengujian kelima adalah sebagai berikut.

1. Hubungkaan sensor LM35 yang digunakan pada sistem dengan ketentuan seperti pada Tabel 14 dan

2. Tabel 15 , Tabel 11 dan Tabel 12 di bawah ini

Tabel 14 Hubungan Pin Sensor LM35 pertama dengan Mikrokontroller

Pin Sensor DHT11

Pin Mikrokontroller

Tabel 15 Hubungan Pin Sensor LM35 kedua dengan Mikrokontroller

Pin Sensor DHT11

Pin Mikrokontroller