Implementasi Visual
B. Implementasi Visual
1. Proses Perwujudan Dalam pembuatan karya seni lukis ini penulis menghadirkan bentuk lukisan yang menggunakan cara melukisnya menggunakan teknik cetak stensil yang berjumlah lima buah dengan papan kayu triplek sebagai bidang lukisnya. Dari konsep “Ekspresi Protes Terhadap Ketidak Adilan Sosial” maka ide-ide yang
dituangkan adalah tentang ekspresi protes dari diri penulis yang akan divisualisasikan dalam karya seni lukis I sampai dengan V. Pada karya, penulis sebagai perupa membuang sejauh mungkin pembatasan seni rupa murni hanya di sekitar wilayah seni lukis, seni patung, maupun seni grafis. Keseluruhannya berada dalam satu kategori, dan semuanya didasari dengan estetika yang berbeda. Oleh karena itu pemilihan media, bahan dan teknik yang bermacam-macam dirasakan paling tepat untuk menampung gagasan tersebut. Karya yang diciptakan menggunakan visualisasi yang metaforik dengan muatan misi kemanusiaan sebagai bahasa estetik.
Dari berbagai kasus yang telah terjadi dan menimbulkan ketidak adilan sosial maka penulis akan melukiskan hasil olahan imajinasi dengan teknik yang dikehendaki. Di sini penulis lebih mengarah pada kecenderungan dan kepercayaan terhadap masalah-masalah sosial yang aktual sebagai masalah yang lebih penting untuk dikemukakan, di mana dalam hal ini kekayaan ide atau gagasan lebih didahulukan daripada keterampilan dalam menggarap elemen-elemen bentuk.
Sebuah penciptaan karya membutuhkan sebuah media/medium untuk megimplementasiakan ide dan gagasanya, apakah itu dengan menggunakan kanvas, kertas, papan dan sebagainya agar karya tersebut dapat dinikmati dan
commit to user
diamati. Sehigga tidak hanya sekedar pemikiran dan angan-angan yang ada tetapi ada bentuk kongkritnya yaitu sebuah karya seni. Pemilihan medium yang tepat sangat mempengaruhi hasil akhir sebuah karya seni, pesan yang disampaikan seorang seniman juga dapat diwakilkan dengan menggunakan medium yang ready made , medium yang salah akan mempengaruhi komunikasi antara seniman dengan penikmat seni. Pemilihan papan triplek dengan memberikan pewarnaan menggunakan cat tembok dan ditambah dengan teknik stensil dipilih karena dianggap sangat bisa mewakili gagasannya dan menampung ekpresi penulis sebagai seorang perupa.
2. Teknik Penggarapan Dalam pengerjaan karya, penulis menggunakan bahan papan kayu triplek dengan tebal tiga millimeter sebanyak lima buah, dengan ukuran panjangnya 244 cm dan lebar 122 cm, lalu kayu reng dengan tebal 3x4 cm dan panjang empat meter sebanyak dua belas buah yang digunakan sebagai span ram, dan plastik mika film setebal 0,12 milimeter dengan lebar 144 cm dan panjang delapan meter yang digunakan sebagai negatif cetak sablon/stensil. Untuk bahan pewarna menggunakan cat aerosol semprot kalengan (Pilox) warna hitam dof, cat tembok Decolith warna putih lima kilogram, binder dua kilogram, dan pigmen dengan warna primer yaitu merah, kuning, biru, dan warna hitam masing-masing dua ons. Untuk alat yang digunakan dalam proses pengerjaan karya penulis menggunakan kuas Eterna dengan berbagai macam ukuran, dan juga peralatan seperti paku, martil, amplas. Namun dalam prosesnya, perangkat komputer dan kamera juga menjadi alat dalam pengerjaan karya penulis.
commit to user
Untuk proses pengerjaannya ada beberapa langkah sebagai berikut;
a. Langkah pertama dalam pembuatan karya lukis adalah dengan membuat sketsa dari ide dan gagasan penulis, kemudian membuat foto yang akan menjadi bagian dari objek dalam lukisan dengan menggunakan kamera.
b. Langkah ke dua, triplek sebagai bidang yang akan dilukis dipasangi kerangka di bagian belakangnya dengan menggunakan kayu reng dan diamplas permukaanya. Kemudian di dasari warna putih, dengan menggunakan cat akrilik yang dicampur dengan binder.
c. Langkah ke tiga, blok dengan warna yang telah ditentukan sebagai background, dengan menggunakan cat akrilik yang dicampur dengan pigmen.
d. Langkah ke empat, edit gambar yang akan menjadi objek lukisan dengan menggunakan software photoshop Cs5, kemudian diprint dan digambar sekala besar diatas mika, kemudian di lubangi dengan menggunakan cutter ataupun solder, atau cara seperti ini biasa disebut teknik stencil.
e. Langkah ke lima, setelah mika sudah dilubangi dan menjadi master dari stensil, kemudian mika dibentangkan diatas bidang yang akan dilukis lalu disemprot dengan cat kaleng aerosol (pilox). Disini penyemprotan tipis karena hanya sebagai sketsa objek yang akan di lukis.
f. Langkah ke enam yaitu, mengecat background dengan cat akrilik sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
g. Langkah ke tujuh membuat sket objek yang merupakan bagian dari lukisan dengan cat akrilik.
h. Langkah ke delapan, blok warna objek dengan menggunakan cat akrilik dan digoreskan dengan kuas. Kemudian mika yang merupakan master dari stensil,
commit to user
sekali lagi dibentangkan di atas objek dan disemprot dengan pilox warna hitam dof.
i. Pemasangan list pada tepi karya untuk penyajian akhir.
3. Proses Visualisasi Karya
1. Sketsa gambar Setelah mendapatkan ide dan gagasan bentuk dari konsep penciptaan karya
lukis, lalu mulai membuat sketsa rancangan gambar yang akan dilukis. Ada banyak alternatif sketsa yang berikutnya dipilih yang paling sesuai dengan gagasan bentuk yang dikehendaki. Dalam proses pembuatan karya ini sketsa hanya sebagai rancangan bentuk yang akan divisualisasikan, karena objek yang akan dimunculkan adalah figur-figur manusia dan benda-benda nyata yang diambil dari foto, baik dari internet maupun hasil memotret model yang telah disesuaikan dengan sketsanya. Walaupun semua figurnya realis akan tetapi setelah diolah dan digabung-gabungkan dengan objek yang lain dan disusun dengan olahan imajinasi maka bentuk yang muncul dalam karya ini adalah metaforik/kiasan.
2. Pembuatan background Dalam pembuatan background kelima karya akan disesuaikan dengan
gagasan bentuk yang akan divisualisasikan. Untuk tekhniknya menggunakan teknik melukis dengan menggunakan kuas seperti pada umumnya, tetapi juga digunakan berbagai macam alat guna memunculkan berbagai efek yang dikehendaki dan sesuai dengan objeknya. Alat yang digunakan adalah sapu
commit to user
lidi, amplas, dan kertas. kemudian untuk pewarnaannya menggunakan cat akrilik.
3. Pewarnaan dan pembentukan objek Dalam proses pewarnaan karya yang akan dilukis yaitu menggunakan cat
akrilik dan cat aerosol kalengan. Setelah pewarnaan pada background maka berikutnya menggambar objeknya. Objek yang akan divisualisasikan yang berupa foto sebelumnya diedit di photoshop untuk membuat negatif cetak sablon/stensil. Kemudian diprint lalu dicutting atau dilubangi untuk kemudian disemprot dengan cat aerosol. Pertama-tama disemprot tipis karena stensil hanya untuk penekanan warna yang paling gelap/outline saja, dan bagian dalam objek diwarnai dengan cat akrilik sesuai dengan warna yang dikehendaki. Baru setelah itu negatif cetak sablon/stencil di semprot kembali dengan cat aerosol warna hitam dof.
Dalam proses pembuatan karya I sampai dengan V semuanya menggunakan teknik yang sama hanya visualisasinya saja yang berbeda. Dan warna-warna yang digunakan juga berbeda karena disesuaikan dengan gagasan visual pada tiap karya.
4. Penerapan prinsip seni/desain pada karya
Irama, dalam proses penciptaan karya ini menggunakan pengulangan bentuk bidang sebagai ruang yang berbentuk persegi panjang. Lalu penggunaan teknik stencil pada kelima karya juga merupakan salah satu cara untuk memunculkan irama pada karya.
commit to user
Kesatuan/unity, merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam karya ini. Maka penggunaan jenis warna dan teknik yang sama pada kelima karya menjadi dasar dalam proses penciptaan karya untuk mendapatkan kesatuan atau unity. Selain itu juga dengan penyajian kelima karya dengan arah yang sama yaitu horizontal.
Dominasi/penekanan, pada karya ini dominasi/penekanan lebih kepada objek yang merupakan simbolisasi metaforik sebagai center of interest.
Keseimbangan/balance, pada kelima karya menggunakan keseimbangan tersembunyi/axial balance atau sering juga disebut keseimbangan asimetris (asymmetrical balance).
Proporsi, sangat diperhatikan dalam proses penciptaan karya ini karena objek-objek yang ditampilkan merupakan objek yang biasa dilihat oleh mata sehari-harinya, walaupun objeknya diolah sesuai dengan imajinasi.
5. Tahapan dalam proses penciptaan karya Kelima karya menggunakan tahapan yang sama dalam proses
pengerjaannya, walaupun objek yang ditampilkan dalam karya I-V berbeda. dan pada halaman berikutnya akan dicontohkan dengan gambar tahapan proses pembuatan karya.
commit to user