Prinsip-Prinsip Dasar Seni dan Desain
J. Prinsip-Prinsip Dasar Seni dan Desain
1. Irama
Irama/ritme adalah gerak perulangan atau gerak mengalir/aliran yang “ajek”, runtut, teratur, teratur, terus-menerus. Pengertian “ajek” dalam irama artinya bisa “keajekan” pengulangan dan kesamaan-kesamaan, bisa “keajekan” pengulangan dengan perubahan-perubahan (dekat), atau bisa “keajekan” pengulangan dengan kekontrasan-kekontrasan/pertentangan-pertentangan, yang kesemuanya dilakuukan secara runtut, teratur, terus-menerus seperti sebuah aliran
commit to user
yang tanpa henti. Ajek sesungguhnya istilah bahasa Jawa yang artinya terus- menerus dengan jarak, waktu, gerak, yang sama.
Dari pengertian irama tersebut terdapat dua hal penting yang perlu diperhatikan berkaitan dengan proses penciptaan karya seni dan desain. Kedua hal itu sebagai berikut.
a. Gerak pengulangan; jika objek yang kita susun merupakan objek yang sama atau mirip, objek tersebut dapat kita susun berulang sehingga menimbulkan gerak karena pengulangan objek yang satu ke objek yang lain, dan gerak pengulangan tersebut melahirkan garis semu atau garis imajinasi tertentu.
b. Gerak mengalir/aliran; jika kita menyusun suatu objek yang bermacam- macam rautnya, maka rangkaian dari objek satu dengan objek yang lain harus membentuk aliran yang melahirkan garis semu atau garis imajinasi tertentu (Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009:182-183).
2. Kesatuan/Unity
Kesatuan/unity merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa. Unity bisa disebut juga keutuhan. Prinsip kesatuan sesungguhnya ialah “adanya saling
hubungan” antar unsur yang disusun. Karya seni/desain harus menyatu, utuh, tampak menjadi satu, unsur-unsur yang disusun satu sama lain tidak dapat dipisah-pisah, sema menjadi satu unit (unity) atau utuh. Tanpa adanya kesatuan , suatu karya seni/desain akan terlihat cerai-berai, kacau-balau, buyar seperti sapu tanpa ikatan. Akibatnya karya tersebut tidak enak dilihat.
commit to user
Dengan demikian pendekatan untuk mencapai kesatuan dapat meliputi :
a. Pendekatan kesamaan-kesamaan unsur seni/rupa.
b. Pendekatan kemiripan-kemiripan unsur seni/rupa.
c. Pendekatan keselarasan-keselarasan unsur seni/rupa.
d. Pendekatan keterikatan-keterikatan unsur seni/rupa.
e. Pendekatan keterkaitan-keterkaitan unsur seni/rupa.
f. Pendekatan kerapatan-kerapatan unsur seni/rupa (Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009:233).
3. Dominasi/Penekanan
Dominasi bisa disebut keunggulan, keistimewaan, keunikan, keganjilan, kelainan/penyimpangan. Setiap karya seni harus memiliki dominasi agar menarik, artistik/memiliki nilai seni. Dominasi digunakan sebagai daya tarik dan pusat perhatian. Dominasi bisa juga disebut center of interest (pusat perhatian/fokus perhatian) (Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009:243).
4. Keseimbangan/Balance
Keseimbangan menurut ilmu pesawat (matematis) adalah keadaan yang dialami oleh sesuatu (benda) jika semua daya yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni/desain siatnya perasaan, tetapi pengertiannya hampir sama, yaitu suatu keadaan ketika di semua bagian karya tidak ada yang lebih terbebani. Jadi sebuah karya dikatakan seimbang manakala di semua bagian pada karya bebannya sama, sehingga pada gilirannya akan membawa rasa tenang dan enak dilihat.
commit to user
Ada beberapa jenis keseimbangan, antara lain adalah sebagai berikut.
a. Keseimbangan simetris (symmetrical balance)
b. Keseimbangan memancar (radial balance)
c. Keseimbangan sederajat (obvious balance)
d. Keseimbangan tersembunyi (axial balance) (Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009:259).
5. Proporsi
Proporsi atau prbandingan merupakan salah satu prinsip dasar seni rupa untuk memperoleh keserasian. Proporsi bisa juga disebut kesepadanan. Karya seni/desain harus serasi agar enak dinikmati. Tujuan pokok mempelajari proporsi adalah untuk melatih ketajaman rasa/feeling, agar selanjutnya feeling seseorang secara cepat dapat mengatakan apakah objek/benda yang dihadapi tersebut serasi atau tidak (Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009:273).