Oleh Rina Komaria Santoso
Oleh Rina Komaria Santoso
(Kepala Seksi Pemajuan Hak-hak Ekonomi Sosial dan Budaya Kementerian Luar Negeri RI)
Convention on the Protection of the Rights of All Migrant T 2 (a) Konvensi yang berbunyi ”Terhadap tiap pekerja
anggal 12 April 2012 menjadi hari bersejarah negara penerima buruh migran untuk tetap memberikan bagi para pekerja migran Indonesia. Pada hari jaminan lapangan pekerjaan terhadap warganya, itu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui dengan memberikan keleluasaan pembatasan akses Sidang Paripurna mengesahkan International kategori pekerjaan. Hal ini tertuang dalam Pasal 52 ayat
Workers and Members of Their Families 1990 menjadi migran, negara tujuan kerja dapat membatasi akses UU Pengesahan Konvensi Internasional mengenai pada kategori pekerjaan, fungsi, pelayanan atau Perlindungan Hak-hak Seluruh Pekerja Migran dan kegiatan tertentu apabila diperlukan demi kepentingan Anggota Keluarganya (Konvensi Pekerja Migran).
Dok poto: Putra Bagus negara tersebut dan ditetapkan oleh ketentuan hukum Konvensi yang disahkan oleh Majelis Umum PBB nasional.”
pada 18 Desember 1990 melalui Resolusi No. 45/158 ini Perangkat hukum HAM di Indonesia mulai dari awalnya merupakan inisiatif negara-negara asal pekerja Konstitusi hingga peraturan hukum serta berbagai migran untuk membentuk suatu standar perlindungan Konvensi Internasional yang telah diratifikasi, telah dengan lebih spesifik. Konvensi merupakan hasil dari relatif sangat baik sebagai kerangka bagi kebijakan dan kajian, dialog dan perdebatan mendalam antara dua sisi program Pemerintah dalam upaya pemenuhan dan pemikiran, baik yang mewakili kepentingan negara asal perlindungan HAM. Berbagai nilai yang terkandung pekerja migran, maupun negara tujuan.
dalam Konvensi Pekerja Migran sedianya telah Diratifikasinya Konvensi Pekerja Migran terkandung dalam berbagai aturan hukum di Indonesia. merupakan puncak 13 tahun proses perjuangan Pemenuhan hak-hak pekerja migran yang bekerja di Pemerintah dan masyarakat sipil Indonesia dalam Indonesia perlu secara optimis disikapi sebagai upaya mencapai pemahaman yang sama. Selama itu, tantangan yang tidak asing lagi dihadapi oleh terdapat perdebatan yang cukup kental mengenai perlu pemerintah. tidaknya Indonesia meratifikasi. Konvensi ini telah
Lebih lanjut, Konvensi Pekerja Migran dapat mengatur sejumlah jaminan, baik bagi tenaga kerja menjadi modal dalam melengkapi dan sendiri, maupun negara untuk mengeluarkan guideline menyempurnakan berbagai perangkat hukum nasional perlindungan terhadap tenaga kerja lokalnya.
di bidang ketenagakerjaan, termasuk UU No. 13 tahun Pasal 44 ayat (2) Konvensi, misalnya. Pasal ini 2003 tentang Ketenagakerjaan dan UU No. 39 tahun menegaskan freedom of movement bagi para pekerja 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga migran, termasuk hak untuk berpindah, masuk maupun Kerja Indonesia di Luar Negeri. Kebijakan pra- meninggalkan negara apapun termasuk negara asal penempatan TKI yang saat ini dimiliki Indonesia masih mereka. Pekerja migran juga diberi keleluasaan untuk belum secara efektif melayani TKI dalam proses berkumpul dengan keluarganya, dan negara diwajibkan persiapannya. Meratifikasi Konvensi ini berarti untuk memfasilitasinya. Jaminan ini akan melahirkan memperbaiki prosedur standar dalam mempersiapkan kewajiban bagi negara untuk mengambil kebijakan yang TKI yang akan bekerja di Luar Negeri. sesuaidalam hal ini kebijakan bidang imigrasiuntuk
Ratifikasi Konvensi Pekerja Migran telah menjamin agar pekerja migran dapat menikmati hak mendemonstrasikan komitmen Pemerintah untuk ikut tersebut.
serta dalam upaya global meningkatkan perlindungan Konvensi juga memberikan peluang kepada terhadap pekerja migran di dunia. Indonesia sebagai Pemerintah guna mengontrol arus migran yang masuk salah satu negara pengirim pekerja migran terbesar di ke Indonesia. Ketentuan ini dapat dilihat dalam Pasal 79 dunia, telah menunjukkan martabat yang tinggi dengan yang menegaskan bahwa ”tidak satu pun ketentuan memberikan hak dan perlindungan terhadap pekerja dalam Konvensi ini boleh mempengaruhi hak setiap migran asing yang berada di Indonesia. Bukankah itu negara pihak untuk menetapkan kriteria yang mengatur sebuah kemajuan? penerimaan pekerja migran dan anggota keluarganya.”
Dengan kata lain, Konvensi sendiri telah memberikan Keterangan
jaminan hak bagi negara untuk menetapkan suatu kebijakan penerimaan pekerja migran dan anggota
keluarganya yang dipandang sesuai dan sejalan dengan 1 Tulisan merupakan opini pribadi penulis
hukum nasional. Terlepas dari hal tersebut, Konvensi tetap memberikan perlindungan terhadap kepentingan
ASASI EDISI MARET-APRIL 2012 ANALISIS DOKUMENTASI HAK ASASI MANUSIA