Pemberdayaan Masyarakat

2.2.5. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat pedesaan masih belum optimal. Hal ini terlihat dari tinggi angka kemiskinan dan pengangguran di pedesaan, rendahnya kualitas sumberdaya manusia, lemahnya lembaga ekonomi masyarakat, terbatasnya sarana dan prasarana dasar pedesaan, terbatasnya lapangan kerja, lemahnya organisasi masyarakat desa dan lemahnya struktur pemerintahan desa.

Upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat pedesaan sudah dilakukan pemerintah melalui antara lain: 1) pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Desa;

2) peningkatan Inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG); 3) pemberian makanan tambahan untuk anak sekolah (PMT-AS); 4) Pendistribusian Sarana Kerja Kantor Keuchik Untuk Gampong; 5) Bantuan Bagi Petani Garam dan Pengrajin Aren; 6) Bantuan Keuangan

83 BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Peumakmeu Gampong (BKPG) , Usaha Ekonomi Produktif Gampong ( UEPG), Usaha Ekonomi Gampong-Simpan Pinjam (UEG-SP), Badan Usaha Milik Gampong (BUMG), Pemberdayaan Ekonomi Pemuda Gampong (PEPG).

Pada Tahun 2012, pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Desa telah dilakukan melalui: 1) pelatihan perencanaan pembangunan masyarakat gampong (KPMG) yang diikuti oleh kader posyandu (200 peserta yang mewakili 200 gampong), kader KPMG (100 orang yang mewakili 100 gampong), kader P3MG (80 orang yang mewakili 40 desa); 2) pelatihan manajemen pemerintah desa yang diikuti 250 orang mewakili 250 gampong. Selanjutnya, pendistribusian sarana kerja kantor keuchik untuk gampong telah dilakukan untuk meningkatkan fungsi dan kinerja aparat desa. Sarana kerja tersebut antara lain: komputer PC Lengkap, meja dan kursi.

Untuk meningkatkan motivasi masyarakat dalam mengembangkan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang dapat memberikan nilai tambah kepada masyarakat dan sebagai sarana penyebarluasan informasi TTG telah dilakukan lomba inovasi TTG setiap tahunnya. Di sisi lain, pemberdayaan masyarakat juga terkait dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang difokuskan untuk anak sekolah. Dalam hal ini Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) untuk TK/SD/MI Se-Aceh telah dilakukan.

Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) sampai tahun 2012 telah melakukan pemberdayaan aparatur dan organisasi gampong melalui program dan kegiatan: BKPG, UEPG, PEPG, UEG-SP. Tujuan dari BKPG adalah untuk : 1) Penyertaan modal bagi Badan usaha Milik Gampong (BUMG); 2) Peningkatan infrastruktur ekonomi gampong dalam skala kecil; 3) peningkatan kualitas kesehatan yaitu untuk mendukung kegiatan posyandu; dan 4) peningkatan kualitas pendidikan yaitu untuk mendukung kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta mendukung pusat kegiatan belajar masyarakat. Selanjutnya kegiatan UEPG ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat dalam aspek ekonomi dan upaya pengembangan pada penciptaan akses bagi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya, pengembangan keterampilan berusaha, kemandirian masyarakat dalam aspek kehidupan dan peningkatan taraf hidup untuk lebih sejahtera. Demikian juga, Lembaga Usaha Ekonomi Gampong Simpan Pinjam (UEG-SP) yang telah dibentuk di semua gampong/kelurahan di Aceh untuk membantu masyarakat Gampong dalam memperoleh pinjaman modal usaha yang mudah didapat, karena lembaga tersebut berada dimasing-masing Gampong yang pengelolaannya oleh masyarakat itu sendiri.

Pemerintah Aceh sudah menyalurkan dana untuk mendukung kegiatan BKPG sebesar Rp.299.300.000.000 (2011) untuk 5,986 Gampong dan Rp.445.119.000.000 (2012) untuk 6,451 Gampong. Selanjutnya, dana yang sudah disalurkan untuk mendukung keigatan UEPG

BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Kesejahteraan Masyarakat BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Uraian sebelumnya memberikan informasi bahwa dari sisi program dan kegiatan yang telah dilaksanakan memiliki tujuan yang baik untuk memberdayaan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan. Namun program dan kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut masih belum optimal. Hal ini tergambar dari belum terbentuknya kemandirian ekonomi masyarakat, kinerja aparatur gampong masih rendah, infrastruktur gampong belum tuntas, lapangan kerja masih terbatas, tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di perdesaan.

Permasalahan utama belum berhasilnya program dan kegiatan tersebut disebabkan oleh antara lain: 1) sasaran kegiatan BKPG (infratruktur dan simpan pinjam perempuan), UEPG, PEPG dan UEG-SP belum tepat; 2) rendahnya kapasitas pengelola BKPG, UEPG, PEPG dan UEG-SP; 3) adanya kegiatan yang tidak berkesinambungan. Oleh karena itu, beberapa solusi untuk meningkatkan keberhasilan program dan kegiatan tersebut antara lain adalah:

1) Evaluasi tentang manfaat dan keberlanjutan program dan kegiatan BKPG, UEPG, PEPG dan UEG-SP; dan 2) peningkatan kapasitas aparatur desa dan lembaga oraganisasi desa.