Aksesibilitas Daerah

2.4.2.1. Aksesibilitas Daerah

Aksesibilitas daerah juga dapat ditinjau dari ketersediaan fasilitas perhubungan yang meliputi darat, laut dan udara. Perhubungan darat di Provinsi Aceh dibagi atas beberapa bagian jaringan transportasi seperti jaringan angkutan jalan raya, jaringan jalur kereta api, jaringan angkutan sungai dan danau, dan jaringan angkutan penyeberangan.

Faktor aksesibiltas daerah menjadi salah satu tolak ukur dalam menilai keberhasilan pelayanan transportasi. Indeks pelayanan transportasi jalan pada tahun 2006 menunjukkan lintas Timur mempunyai tingkat pelayanan lebih baik (43,43%) diikuti lintas Barat (35,49%) dan lintas Tengah 30,92 persen (Buku Rencana Induk Otsus Migas, 2010). Hal ini juga berpengaruh langsung terhadap mobilisasi barang dan logistik secara keseluruhan di Aceh.

Keberhasilan meningkatkan aksesibilitas antar wilayah akan lebih meningkatkan jumlah arus penumpang dan barang. Berdasarkan data yang bersumber dari Dishubkomintel, telah terjadi peningkatan jumlah arus penumpang dan antara tahun 2007 - 2010. Kenaikan ini terjadi pada moda angkutan darat, laut dan udara. Berdasarkan data bandara internasional

BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah

Transportasi yang melayani jasa angkutan barang pada ketiga moda angkutan masih didominasi melalui moda angkutan darat. Secara rinci, grafik perkembangan arus angkutan tertera pada Gambar 2.27, 2.28 dan 2.28.

* dilengkapi dengan grafik angkutan barang Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika, Tahun 2011

Gambar 2.27 Grafik Perkembangan Arus Angkutan Jalan Tahun 2007 – 2010

* dilengkapi dengan grafik angkutan penumpang Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika, Tahun 2011

Gambar 2.28 Grafik Perkembangan Arus Angkutan Laut Tahun 2007 – 2010

BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah

* dilengkapi dengan grafik angkutan barang Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika, Tahun 2011

Gambar 2.29 Grafik Perkembangan Arus Angkutan Udara Tahun 2007 – 2010

Berdasarkan Indeks Pelayanan Logistik (Logistic Performance Index/LPI) menunjukkan bahwa mobilisasi barang dan logistik di wilayah Timur masih lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah Barat dan Tengah. Tinjauan terhadap LPI Aceh terhadap subdimensi khusus berkaitan dengan beberapa faktor berikut : kualitas layanan dokumen pengiriman barang dan kualitas infrastruktur, efisiensi proses retribusi/kepabeanan, kualitas perdagangan, kondisi infrastruktur transportasi, biaya pengiriman, ketepatan waktu dan keterjaminan kiriman barang. Berdasarkan tinjauan tersebut diperoleh hasil Index Performance Logistic seperti Tabel 2.95.

Tabel 2.95 Index Performance Logistic/IPL

Total Kota/ Kabupaten

Dimensi Indikator Kinerja Logistik

2,80 19,20 2,74 Idi Rayeuk

3,60 22,73 3,25 Blang Keujeren

3,42 21,19 3,03 Blang Pidie

3,86 20,43 2,92 Labuhan Haji + Tapaktuan

3,67 17,24 2,46 Banda Aceh

BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah

Total Kota/ Kabupaten

Dimensi Indikator Kinerja Logistik

3,00 16,17 2,31 Provinsi Aceh

I = Kualitas layanan dokumen pengiriman barang dan kualitas infrastruktur; II = Efisiensi proses retribusi / kepabeanan;

III = Kualitas perdagangan; IV = Kondisi infrastruktur transportasi; V = Biaya pengiriman; VI = Ketepatan waktu; dan

VII = Keterjaminan kiriman barang. Sumber: Hasil Penelitian WFPLSU-Bappeda Aceh-Unsyiah Tahun 2012

IPL di atas menunjukan kemampuan layanan terhadap distribusi dan mobilisasi logistik antar simpul pergerakan logistik di Aceh dan terhadap Kota Medan. Performa ini dapat menggambarkan kemampuan dan daya dukung beberapa variabel utama terhadap layanan pergerakan logistik yang tersedia di simpul – simpul transportasi yang telah tersedia. Dalam hal ketersediaan prasarana Aceh memiliki 19 pelabuhan laut dan penyeberangan, 12 unit bandara dan 31 unit terminal bis yang tersebar di kabupaten/kota. Pelabuhan laut yang terbesar adalah Malahayati, Krueng Geukueh, Meulaboh dan Ulee Lheu sebagai pelabuhan penyebarangan dan angkutan. Bandara Sultan Iskandar Muda adalah bandara internasional yang berlokasi di Kabupaten Aceh Besar. Sedangkan terminal bis berlokasi di seluruh kabupaten/kota. Selanjutnya jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bis secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.96.

Tabel 2.96 Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Tahun 2009

Transportasi Laut

Terminal Bis

Kabupaten/Kota

Tipe A

Tipe B

rm

Laut/Peyebe

Tipe C Ba e T Ba

rangan

1 Sabang

- - 2 Banda Aceh

- 1 3 Aceh Besar

1 1 4 Pidie

1 1 5 Pidie Jaya

- 1 6 Bireun

1 2 1 7 Aceh Utara

2 1 - 8 Lhoksuemawe

- 1 9 Aceh Timur

1 - 10 Langsa

- - 11 Aceh Tamiang

1 - - 12 Aceh Tengah

1 3 1 13 Bener Meriah

1 1 14 Gayo Lues

1 1 15 Aceh Tenggara

1 1 1 16 Aceh Jaya

- - 17 Aceh Barat

- 1 18 Aceh Barat Daya

1 19 Nagan Raya

1 - - 20 Aceh Selatan

2 - 21 Subulussalam

1 - - 22 Aceh Singkil

1 - 23 Simeulue

Jumlah 19 12 12 5 9 17 11

Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika, Tahun 2010

BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah

Kondisi pelabuhan laut dan udara ditinjau dari kelengkapan prasarana fasilitas pokok, fasilitas keselamatan dan fasilitas penunjang memiliki persentase yang bervariasi. Pelabuhan laut Malahayati dan Lhokseumawe memiliki persentase perlengkapan sarana dan prasarana yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelabuhan laut lainnya. Sementara itu Bandar udara internasional Sultan Iskandar Muda merupakan bandara bertaraf internasional dan memiliki persentase kelengkapan sarana dan prasarana yang terlengkap dibandingkan seluruh bandara lain di kabupaten/kota. Untuk lebih jelasnya kondisi masing-masing pelabuhan laut dan bandara yang terdapat di Aceh dapat dilihat pada Tabel 2.97.

Tabel 2.97 Kondisi Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Tahun 2009

Kondisi Sarana No

Kondisi Sarana

Jenis Pelabuhan / Bandaran

dan Prasarana

No

Jenis Pelabuhan / Bandaran

dan Prasarana

(%) I. Pelabuhan Angkutan Laut

II. Bandar Udara

1 Pelabuhan Malahayati

87,07 2 Pelabuhan Krueng Geukuh Lhokseumawe

1 Bandara Sultan Iskandar Muda

30,73 3 Pelabuhan Kuala Langsa

2 Bandara Point A Lhoksukon

28,90 4 Pelabuhan Meulaboh

3 Bandara Mailikulsaleh Lhokseumawe

26,46 5 Pelabuhan Sabang

4 Bandara Lasikin Sinabang

5 Bandara Teuku Cut Ali Tapak Tuan 28,90 6 Pelabuhan Calang

25,00 7 Pelabuhan Susoh

6 Bandara Kuala Batee Blang Pidie

24,02 8 Pelabuhan Tapak Tuan

7 Bandara Rambele Takengon

26,46 9 Pelabuhan Singkil

8 Bandara Alas Lauser Kuta Cane

9 Bandara Cut Nyak Dhien Nagan Raya 35,61 10 Pelabuhan Sinabang

49,27 11 Pelabuhan Idi

10 Bandara Maimun Saleh Sabang

11 Bandara Hamzah Fansuri Singkil

26,83 12 Bandara Blang Keujeuren Gayo Lues

III. Pelabuhan Penyeberangan

43,75 2 Pelabuhan Balohan Sabang

1 Pelabuhan Ulee Lheue

5 Pelabuhan Singkil

48,96 3 Pelabuhan Lamteng Pulo Aceh

6 Pelabuhan Pulau Banyak

55,21 4 Pelabuhan Sinabang

7 Pelabuhan Labuhan Haji

0,00 Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika, Tahun 2010

8 Pelabuhan Meulaboh

Terdapat 5 (lima) unit terminal tipe A yang terletak di Kota Banda Aceh, Lhokseumawe, Sigli (Kabupaten Pidie), dan Meulaboh (Kabupaten Aceh barat) yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan. Sementara itu terminal tipe B berjumlah 9 (sembilan) unit yang terletak di Bireuen, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh jaya, Nagan Raya dan Subulussalam. Sedangkan terminal tipe C cukup banyak tersebar baik di Aceh Wilayah Timur, Tengah, Barat dan Selatan. Selanjutnya guna kelancaran distribusi angkutan barang, pada saat ini terdapat 11 buah terminal angkutan barang di Aceh yaitu di Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, dan Aceh Barat.

BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah

Permasalahan di beberapa terminal adalah belum optimalnya pelayanan akibat kurangnya fasilitas - fasilitas pelengkap dan kurang disiplinnya para stakeholder pengguna terminal. Sebagai pendukung perekonomian maka perlu dilakukan pembangunan beberapa terminal baik tipe A dan tipe B. Pembangunan terminal tipe A dilakukan di Lhokseumawe (Cunda), Pidie Jaya, Langsa, Sigli, dan Banda Aceh. Untuk pembangunan gedung terminal tipe B dilakukan di Calang, Meulaboh, Subulussalam, Takengon, Lhoksukon, Peurelak dan Saree. Diperlukan juga rehabilitasi talud penahan tebing dan fasilitas jembatan timbang Jontor dan Seumadam.

Jaringan jalan kereta api Aceh merupakan bagian dari rencana pembangunan kereta api Sumatera lintas Timur (Sumatera Railways) yang juga telah dituangkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh (RTRWA), dengan menghubungkan Banda Aceh sampai dengan Lampung. Untuk Provinsi Aceh jaringan kereta api menghubungkan Banda Aceh sampai batas Sumatera Utara yang direncanakan sepanjang 486 km. Sampai dengan tahun 2011 pembangunan jaringan kereta api Aceh baru mencapai 14,7 km atau tiga persen dari total yang direncanakan yaitu jalur Krueng Mane – Bungkah - Krueng Geukuh. Dari tahun 2009 hingga 2011 pembangunan difokuskan kepada prasarana dan fasilitas - fasilitas pendukung lainnya seperti stasiun, kantor administrasi, gudang serta jalan akses agar operasional kereta api dapat berjalan lancar.

Permasalahan utama pada pembangunan perkeretaapian Aceh adalah masalah desain trase antara Banda Aceh sampai dengan batas Sumatera Utara dan masalah pembebasan lahan. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, selain pembebasan tanah masih diperlukan penyelesaian Masterplan Perkeretaapian Aceh agar perencanaan trase dari Banda Aceh hingga batas Sumatera Utara terselesaikan, serta didukung dengan pembangunan sarana prasarana perkeretaapian di Bireuen dan Aceh Utara.

Jaringan angkutan penyeberangan yang saat ini beroperasi di Provinsi Aceh terdiri dari 4 rute lintas penyeberangan, yaitu: Lintasan Balohan (Kota Sabang) – Ulee Lheue (Kota Banda Aceh), Lintasan Lamteng (Aceh Besar) – Ulee Lheue (Kota Banda Aceh), Lintasan Labuhan Haji (Aceh Selatan) – Sinabang (Simeulue), Lintasan Singkil (Kabupaten Aceh Singkil) – Pulo Banyak (Kabupaten Aceh Singkil) – Sinabang (Kabupaten Simeulue), Lintasan Singkil (Kabupaten Aceh Singkil) – Gunung Sitoli (Kabupaten Nias – Sumatera Utara).

Permasalahan utama angkutan penyeberangan yaitu : masih diperlukan peningkatan pelayanan terhadap sarana dan prasarana angkutan penyeberangan di wilayah Aceh Besar, Aceh Barat, Aceh Singkil dan Simeulue. Kendala operasional juga dialami dalam hal pengaturan penjadwalan rute pelayanan kapal, keterbatasan jumlah kapal dan bervariasinya jumlah penumpang.

BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah

Permasalahan lainnya pada pelayanan angkutan perairan darat adalah ketersediaan prasarana dan sarana. Pelayanan fungsi angkutan sungai telah digunakan oleh masyarakat pada aliran sungai Tamiang, sungai Simpang Kiri dan Simpang Kanan di Singkil, Krueng Meureubo dan Suak Seumaseh di Aceh Barat. Aliran sungai-sungai tersebut telah dimanfaatkan sebagai bagian jaringan transportasi namun belum masih belum optimal terlayani. Saat ini hanya ditangani oleh fasilitas yang dibangun masyarakat dengan alat angkut yang tidak memadai. Demikian juga dengan angkutan danau di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.

Solusi yang diharapkan didalam penyelesaian permasalahan adalah peningkatan pembangunan dermaga dan peningkatan sarana pada lintasan yang belum terlayani seperti peningkatan pengelolaan pelabuhan penyeberangan Singkil, Sinabang dan Labuhan Haji, serta pelabuhan Lamteng, Pulau Banyak, Ulee Lheue dan Balohan. Selain itu diperlukan pembangunan prasarana pelabuhan rakyat Kuala Raja (Bireuen), Meulingge (Aceh Besar), dan Kuala Idi (Aceh Timur), rehabilitasi dermaga danau Laut Tawar Tetunyu.

Hal ini dapat diwujudkan dengan menciptakan suatu otoritas yang hanya mengelola pelabuhan penyeberangan di Aceh. Selanjutnya untuk mengatasi kendala operasional dan keterbatasan jumlah kapal diperlukan suatu sistem pengelolaan yang berada dalam suatu pengelolaan. Pengusahaan pengembangan jaringan transportasi laut Aceh, terdiri dari pelabuhan yang diusahakan dan dikelola oleh PT Pelindo (BUMN) dan pelabuhan yang tidak diusahakan dan dikelola oleh Kantor Pelabuhan (Kanpel) UPT Kementerian Perhubungan. Pelabuhan yang dikelola PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) di Provinsi Aceh antara lain : pelabuhan laut Malahayati di Krueng Raya Kabupaten Aceh Besar, pelabuhan Meulaboh di Kabupaten Aceh Barat; pelabuhan Kuala Langsa di Kota Langsa, pelabuhan Sabang dan pelabuhan Balohan di Kota Sabang dan pelabuhan Krueng Geukeuh di Kota Lhokseumawe.

Pelabuhan yang dikelola oleh kantor pelabuhan (Kanpel) adalah pelabuhan Singkil di Pulo Sarok, Kabupaten Aceh Singkil, pelabuhan Susoh di Kabupaten Aceh Barat Daya, pelabuhan Sinabang di Kabupaten Simeulue, pelabuhan Singkil di Kabupaten Aceh Singkil, pelabuhan Calang di Kabupaten Aceh Jaya, pelabuhan Idi di Kabupaten Aceh Timur, pelabuhan Tapak Tuan di Kabupaten Aceh Selatan.

Permasalahan transportasi laut Aceh, hampir seluruh pelabuhan laut tersebut belum berfungsi secara optimal, terkait kelengkapan sarana dan prasarana kepelabuhanan. Beberapa pelabuhan telah memiliki fasilitas crain seperti pelabuhan Malahayati, pelabuhan Krueng Geukuh dan pelabuhan Sabang untuk mendukung kegiatan ekspor-impor. Namun

BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah

Kinerja pelabuhan yang ada juga dirasakan belum berfungsi optimal diakibatkan tidak seimbangnya beban pekerjaan antara satu pelabuhan dengan pelabuhan lainnya. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut diperlukan penanganan terhadap pelabuhan Sabang, Malahayati, Krueng Geukuh, dan Kuala Langsa berupa pengerukan sedimentasi, perpanjangan dermaga, pembangunan dolphin dan breasting dolphin untuk kebutuhan tangker, peralatan keselamatan, dan peralatan navigasi. Sementara itu untuk fasilitas sisi darat diperlukan penanganan terhadap lapangan penumpukan, tangki penyimpanan, gudang, dan perkantoran. Sedangkan untuk pelabuhan Ulee lheue, Pulau Banyak, Meulaboh, Susoh, dan Tapak tuan diperlukan rehabilitasi dan pemeliharaan. Untuk pembangunan sarana perhubungan laut diperlukan general overhaul terhadap KM. Pulo Rondo + spv, operasional komprador perkapalan, dan subsidi angkutan laut perintis antar pulau.

Di sisi jaringan transportasi udara, berdasarkan kebutuhan pelayanan, jumlah Bandar udara sampai dengan sekarang telah mencukupi. Terdapat 10 bandar udara yang telah beroperasi dan 3 buah Bandar udara yang masih dalam tahap pembangunan yaitu Bandar udara di Kabupaten Gayo Lues, di Pulo Banyak-Kabupaten Singkil dan di Batee Gelungkue (Kabupaten Bireuen).

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 11 Tahun 2010 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional, Bandar udara Sultan Iskandar Muda dan Bandar udara Maimun Saleh, secara penggunaannya sudah berstatus sebagai Bandar Udara Internasional, sedangkan Bandar udara lainnya berstatus Bandar udara domestik. Bandar udara Sultan Iskandar Muda memiliki panjang landasan 3.000 x 45 m sudah dapat melayani pesawat berbadan lebar jenis 747-400 dan telah dapat melayani penerbangan jemaah haji embarkasi Aceh dan sebagai bandara transit untuk penerbangan jemaah haji wilayah timur Indonesia serta penerbangan ke luar negeri lainnya. Sementara itu, bandara lain pada umumnya hanya mampu melayani pesawat udara jenis Cassa-212.

Permasalahan dalam transportasi udara adalah masih terbatasnya sarana dan prasarana pendukung operasional dan keselamatan penerbangan. Hal ini ditunjukkan selain dari bandara Sultan Iskandar Muda bandara lainnya belum memiliki Sertifikat Bandar Udara, masih memiliki keterbatasan fasilitas navigasi, masih menggunakan teknologi telekomunikasi sederhana dalam mengatur arus lalu lintas udara yang berdampak kepada tingkat pelayanan serta keselamatan penerbangan. Permasalahan lainnya adalah persoalan manajemen rute untuk menjawab arah pengembangan wilayah di masa mendatang, dimana menempatkan Bandar Udara Sultan Iskandar Muda sebagai Bandar Udara Internasional Regional dengan

BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah

Gambar 2.30 Rute Penerbangan Wilayah Aceh

Masih terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki sertifikasi dan kelayakan yang dipersyaratkan dalam perundang-undangan untuk memenuhi kebutuhan personil baik di Bandar udara maupun di perusahaan penerbangan. Sesuai dengan UU Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh bahwa pelabuhan dan bandara yang dikelola oleh BUMD harus dikerjasamakan dengan Pemerintah Aceh. Selanjutnya didalam UU Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran dan UU no. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan diamanatkan Pelabuhan dan Bandar Udara dapat dikelola oleh Badan Usaha Pelabuhan/Bandara.

Maka, upaya peningkatan yang perlu dilakukan terhadap pelayanan transportasi udara adalah pembangunan prasarana bandara Gayo Lues, Cut Nyak Dhien, Lasikin, Hamzah Fansuri, Rembele, Malikussaleh, dan pembangunan gedung VIP bandar SIM; Pembentukan suatu lembaga yang dapat mendidik sumber daya manusia Aceh di bidang kedirgantaraan; Badan Usaha yang mengelola pelabuhan dan Bandar udara harus dikerjasamakan dengan Pemerintah Aceh untuk menghilangkan dikotomi peraturan-peraturan tersebut sebelumnya di masa yang akan datang.

BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah

2.4.2.2. Penataan Wilayah

Penataan wilayah di Provinsi Aceh difokuskan pada penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya. Berdasarkan jenis dan fungsinya kawasan lindung yang memiliki nilai strategis di Aceh diperuntukkan sebagai Hutan Suaka Alam (HSA), Hutan Pelestarian Alam (HPA), Taman Buru (TB), Hutan Lindung (HL) dan Kawasan Lindung di Luar Kawasan Hutan (KLDK).

Kawasan lindung yang memiliki nilai strategis di Provinsi Aceh antara lain adalah Taman Nasional Gunung Leuser (623.987 ha) yang secara administratif wilayahnya termasuk di dalam Kabupaten Gayo Lues, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya dan Aceh Tenggara; Taman Lingge Isak (80.000 ha) di Kabupaten Aceh Tengah; Cagar Alam Jantho (16.640 ha) di Kabupaten Aceh Besar dan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan (6.220 ha) di Kabupaten Aceh Besar dan Pidie; Suaka Marga Satwa Rawa Singkil (102.500 ha) di Kabupaten Aceh Selatan dan Aceh Singkil; Taman Laut Pulau Weh Sabang (2.600 ha) di Kota Sabang (BPS, 2009).

Sedangkan penggunaan lahan untuk budidaya dan penggunaan lainnya adalah terdiri dari perkampungan (117.582 ha), industri (3.928 ha), pertambangan (115.049 ha), persawahan (311.849 ha), pertanian lahan kering semusim (137.665 ha), kebun (305.591 ha), perkebunan besar (691.050 ha), perkebunan kecil (51.461 ha), padang (padang rumput, alang-alang, semak) seluas 229.726 ha, hutan (lebat, belukar, sejenis) seluas 3.523.925 ha, perairan darat (kolam air tawar, tambak, penggaraman, waduk, danau, rawa) seluas 204.292 ha dan tanah terbuka (tandus, rusak, land clearing) seluas 44.439 ha. Data ini menunjukkan bahwa penggunaan lahan hutan masih mendominasi yaitu 61,43 persen dibandingkan dengan jenis penggunaan lahan lainnya (BPS, 2009).

Sementara itu, rencana tata ruang Provinsi Aceh 2010-2030 (tahap finalisasi) menunjukkan bahwa luas kawasan lindung 3.690.244,13 ha ditambah dengan kawasan hutan produksi 173.376,89 ha, maka luas total hutan di Aceh adalah 3.688.872,73 ha, atau sebesar 68,62 persen dari luas wilayah Aceh. Selanjutnya kawasan budidaya strategis Provinsi Aceh seluas 353.946,81 ha yang terdiri dari hutan produksi (173.378,81 ha) dan pertanian pangan lahan basah (180.568,00 ha).

2.4.2.3. Ketersediaan Air Bersih

Sumber air rumah tangga terdiri dari dua kelompok yaitu sumber air terlindung (air kemasan, ledeng, pompa dan sumur terlindung) dan sumber air tidak terlindung (sumur tidak terlindung, mata air tak terlindung, air sungai). Rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber air terlindung sebesar 66,6 persen dari total rumah tangga. Penggunaan

BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah

Data pembangunan prasarana air bersih telah ada di 23 kabupaten/kota dengan kapasitas terpasang saat ini 4.451,5 lt/dt yang terdiri dari sarana dan prasarana air bersih perkotaan dengan kapasitas 2.582 lt/dt, ibu kota kecamatan 93 IKK dengan kapasitas 849 lt/dt dan pedesaan 310 unit dengan kapasitas 1020,5 lt/dt. Sedangkan prasarana dan sarana air bersih yang beroperasi 2.553,3 lt/dt, terdiri dari air bersih perkotaan 1.947 lt/dt, air bersih ibukota kecamatan (IKK) 478 lt/dt dan air bersih perdesaan 128,3 lt/dt. Selanjutnya, instalasi yang tidak beroperasi berkapasitas 676 l/dtk, terdiri dari 476 l/dtk rusak, 170 l/dtk dalam tahap pembangunan terdiri dari air bersih perkotaan 120 lt/dt dan air bersih ibukota kecamatan (IKK)

50 lt/dt dan 1.000,2 l/dtk tidak diketahui operasionalnya terdiri dari air bersih perkotaan 10 lt/dt, air bersih ibukota kecamatan (IKK) 165 lt/dt dan pedesaan 852 lt/dt. Saat ini tingkat pelayanan air bersih perkotaan baru mencapai 27,4 persen sehingga masih diperlukan berbagai upaya agar target MDG’s di akhir tahun 2015 dapat tercapai dimana 80% penduduk diperkotaan dan 60 persen penduduk perdesaan diharapkan telah mendapatkan kemudahan pelayanan air bersih/air minum dengan faktor kehilangan air fisik dan non fisik rata-rata 20 persen.

Permasalahan dalam penyediaan air minum adalah belum optimalnya pengelolaan sistem penyediaan air minum sehingga memenuhi standar, belum meratanya jaringan air minum pada masyarakat berpenghasilan rendah, kawasan kumuh dan kawasan khusus. Permasalahan lainnya yaitu tingginya tingkat kebocoran/kehilangan air fisik yang mencapai lebih dari 60 % dari jumlah produksi dan rendahnya sumber daya manusia.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan beberapa upaya berupa fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air minum kepada PDAM, pembangunan sarana prasarana air minum pada masyarakat berpenghasilan rendah seperti pada kawasan rumah sehat sederhana/rusunawa, dan kawasan kumuh/nelayan serta pengembangan sistem distribusi air minum pada 5 kawasan, 50 ibu kota kecamatan (IKK), 135 pedesaan, serta kawasan khusus seperti: kabupaten/kota pemekaran, kawasan perbatasan, kawasan Kapet, ataupun kawasan pelabuhan perikanan.

BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah

160

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN ACEH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Pengelolaan keuangan Aceh diselenggarakan dengan berpedoman pada Undang- undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Qanun Aceh yang mengatur tentang Pengelolaan Keuangan Aceh. Berdasarkan perturan perudang- undangan tersebut maka ruang lingkup pengelolaan keuangan Aceh adalah meliputi:

1. Hak untuk memungut pajak dan retribusi serta melakukan pinjaman;

2. Kewajiban untuk menyelenggarakan urusan Pemerintah, melaksanakan pembangunan dan membayar tagihan pihak ketiga;

3. Pengelolaan pendapatan;

4. Pengelolaan belanja;

5. Pengelolaan pembiayaan yang meliputi aspek kekayaan yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah, kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum.

Keuangan daerah merupakan faktor strategis yang turut menentukan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, mengingat kemampuannya akan mencerminkan daya dukung manajemen pemerintahan daerah terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi tanggungjawabnya. Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat diukur dari kapasitas pendapatan asli daerah, rasio pendapatan asli daerah terhadap jumlah penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Untuk memahami tingkat kemampuan keuangan daerah, maka perlu dicermati kondisi kinerja keuangan daerah, baik kinerja keuangan masa lalu maupun kebijakan yang melandasi pengelolaannya.

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu

Kinerja keuangan masa lalu yang mencerminkan kualitas pengololaan keuangan Aceh dapat dilihat melalui kinerja pelaksanaan APBA dan neraca Aceh selama empat tahun terakhir (2008-2011).

BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kinerja Keuangan Masa Lalu

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBA

Kinerja pelaksanaan APBA meliputi kinerja pengelolaan pendapatan dan belanja Aceh. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sumber penerimaan daerah provinsi terdiri atas: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; (2) Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak yang terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pajak Penghasilan (PPh) Perorangan, Sumber Daya Alam (SDA); Dana Alokasi Umum; dan Dana Alokasi Khusus; dan (3) Kelompok-lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi Pendapatan Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Pemerintah Kab/Kota, Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus, dan Dana Bantuan Keuangan. Sedangkan peneriman pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya (SiLPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, Dana Cadangan Daerah (DCD), dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan.

Secara umum pendapatan Aceh masih sangat bergantung pada pendapatan dari dana transfer pemerintah pusat sebagaimana tercermin pada struktur pendapatan Aceh. Dana transfer dari pemerintah pusat dalam bentuk dana perimbangan mendominasi pendapatan Aceh sampai rata-rata 87,77 persen dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Sebaliknya kontribusi Penadapatan Asli Aceh (PAA) dalam kurun waktu yang sama terhadap pendapatan Aceh masih tergolong sangat kecil hanya mencapai 11,87 persen. Ini sebuah kondisi yang tidak menggemberikan terhadap kemandirian fiskal Aceh.

Secara detil realisasi Pendapatan Aceh selama empat tahun terakhir (2008-2011) disajikan dalam Tabel 3.1. Dari tabel tersebut terlihat bahwa realisasi pendapatan rata-rata tumbuh sampai 5,96 %. Pertumbuhan tersebut terutama bersumber dari jenis pendapatan yang tidak terjamin kesinambungan yaitu pendapatan dari dana otonomi khusus. Sedangkan pendapatan dari Penadapatan Asli Aceh (PAA) rata-rata pertumbuhannya sangat kecil yaitu hanya 2.72 persen. Walau pun demikian hal positif yang telah dicapai adalah realisasai pendapatan aceh terus mengalami peningkatan dan dapat melebihi target yang ditetapkan sejak tahun 2010. Kecilnya kontribusi PAA terhadap total pendapatan sejak tahun 2008 juga dipengaruhi oleh adanya penerimaan dana otsus yang sangat singnifikan terhadap total pendapatan.

BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kinerja Keuangan Masa Lalu

Masih rendahnya kontribusi PAA jika dibandingkan dengan pendapatan yang bersumber dari dana tranfer Pemerintah Pusat (dana perimbangan dan otonomi khusus) mencerminkan bahwa belum optimalnya upaya perolehan pendapatan terhadap potensi sumber-sumber pendapatan yang ada. Selama ini sumber PAA masih didominasi oleh pajak daerah terutama pajak kendaraan bermotor, padahal sumber pendapatan tersebut bersifat closed list dan pertumbuhannya memiliki keterbatasan dan rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi. Oleh karena itu, ke depan perlu segera dicari terobosan untuk mendapatkan sumber pendapatan lain yang prospektif.

Selama kurun waktu 2008-2009, capaian realisasi pendapatan terhadap target belum mengembirakan, tahun 2008 rasio efektivitasnya hanya -10,25 dan tahun 2009 hanya -7,09. Namun demikian tahun 2010 rasio efektifitas jauh lebih baik yaitu 0,17 sebagaimana disajikan pada Tabel Tabel 3.2 dan Gambar 3.1.

Sementara itu pendapatan dari dana perimbangan tumbuh rata-rata 4,74 persen. Hal ini disebabkan meningkatnya pendapatan dari dana dan dana alokasi umum dan dana otonomi khusus yang secara berturut-turut tumbuh rata-rata 13.07 persen dan 11.13 persen. Pertumbuhan kedua sumber pendapatan tersebut dapat mengimbangi turunnya pendapatan dari dana bagi hasil sampai -16,02 persen. Pendapatan dari dana otonomi khusus tersebut yang meningkat setiap tahun seiring dengan tumbuhnya ekonomi nasional akan diperoleh sampai tahun 2027. Hal ini akan memberikan prospek yang baik terhadap kondisi fiskal Aceh di masa yang akan datang. Sedangkan penurunan dana bagi hasil yang drastis diakibatkan oleh menurunya penerimaan bagi hasil minyak dan gas bumi yang dipekirakan akan terus menurun pada tahun-tahun mendatang dengan belum adanya sumber-sumber dari ladang minyak dan gas yang baru.

BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kinerja Keuangan Masa Lalu

Tabel 3.1 Pertumbuhan Rata-Rata Realisasi Pendapatan Tahun 2008-2012

Target 2012* Rata-rata No

8.714.166.146.982 5,96 Pendapatan Asli

1.1.1. Pajak daerah

1.1.2. Retribusi daerah

21.095.694.260 14,67 Hasil pengelolaan

102.000.000.000 11,16 yang dipisahkan

1.1.3. keuangan daerah

8.961.710.458 -11,05 1.1.5. Lain-lain PAD yang sah

1.2. Dana Perimbangan

7.448.527.155.377 4,74 Dana bagi hasil pajak

1.010.743.974.377 -16,02 pajak

1.2.1. /bagi hasil bukan

1.2.2. Dana alokasi umum

50.413.710.000 47,60 1.2.4. Dana Otonomi

1.2.3. Dana alokasi khusus

BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kinerja Keuangan Masa Lalu

Target 2012* Rata-rata No

1.3. Lain-lain Pendapatan 461.996.170.000,00 yang Sah

1.3.2 Dana darurat

Dana bagi hasil pajak 1.3.3 dari provinsi dan Pemerintah Daerah

lainnya **) Dana penyesuaian 1.3.4 dan otonomi

khusus***) Bantuan keuangan 1.3.5 dari provinsi atau Pemerintah Daerah

lainnya

1.3.6 Lain-lain Pemerimaan *)

Sesuaikan atau diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota; **)

Diisi sesuai dengan ketersediaan data. ***)

Berlaku untuk kabupaten/kota;

BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kinerja Keuangan Masa Lalu

Tabel 3.2 Realisasi dan Target Pendapatan Asli Aceh (PAA) Tahun 2008 –2012

Tahun Rasio PAD

Pertumbuhan Efektivitas

Rata-rata Per Tahun

*Target dan realisasi proyeksi Sumber : Diolah dari Buku Ringkasan APBA dan LKPJ 2008-2010.

Gambar 3.1 Realisasi dan Target Pendapatan Asli Aceh (PAA) Pada APBA Tahun 2008 –2010

Setelah melihat kinerja pengelolaan pendapatan, aspek berikutnya untuk melihat kinerja pelaksanaan APBA masa lalu adalah pengelolaan belanja aceh. Pengelolaan belanja aceh dalam periode tahun 2008-2011 tercermin pada realisasi belanja Aceh yang menunjukkan kenaikan setiap tahun. Tahun 2008 dan tahun 2009 realisasi belanja relatif rendah yaitu di bawah 80 persen. Hal ini disebabkan karena belum tersosialisasinya petunjuk pengelolaannya dengan baik pada tahun-tahun awal pelaksanaan program yang didanai oleh dana otonomi khusus (OTSUS) dan tambahan dana bagi hasil minyak dan gas bumi (TDBH Migas). Akan tetapi sejak tahun 2010 realisasi belanja mencapai menunjukkan tingkat realisasi belanja yang signifikan mencapai 91 persen, tahun 2011 mencapai 93 persen.

BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kinerja Keuangan Masa Lalu

3.1.2. Neraca Aceh

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2001, Neraca Daerah adalah neraca yang disusun berdasarkan standar akuntansi pemerintah secara bertahap sesuai dengan kondisi masing-masing pemerintah. Neraca Daerah memberikan informasi mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban (utang), dan ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Aset, kewajiban, dan ekuitas dana merupakan rekening utama yang masih dapat dirinci lagi menjadi sub rekening sampai level rincian obyek.

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntasi Pemerintah, Neraca Daerah merupakan salah satu laporan keuangan yang harus dibuat oleh Pemerintah Daerah. Laporan ini sangat penting bagi manajemen pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban peraturan perundang- undangan yang berlaku saja, tetapi juga sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah dalam rangka pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah secara efisien dan efektif. Kinerja Neraca Daerah Pemerintah Aceh selama kurun waktu 2008-2010 seperti terlihat pada Tabel 3.3 dan dapat dijelaskan secara rinci, sebagai berikut:

Aset daerah merupakan aset yang memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi yang dimiliki dan dikuasai pemerintah daerah, memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi pemerintah daerah maupun masyarakat di masa mendatang sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam uang. Selama kurun waktu 2008-2010, pertumbuhan rata-rata jumlah aset daerah Pemerintah Provinsi Aceh mencapai 23,07 persen yang berarti bahwa jumlah aset Pemerintah Aceh meningkat sebesar 23,07 pesen setiap tahun. Aset tersebut berupa tanah, gedung dan bangunan serta sarana mobilitas dan peralatan kantor yang semuanya dipergunakan untuk kesejahteraan masyarakat Aceh dan juga menunjang kelancaran tugas pemerintahan.

Pertumbuhan rata-rata aset lancar -17,98 persen, meskipun piutang dan persediaan meningkat masing-masing sebesar 10,79% dan 20,05 persen. Hal ini disebabkan karena komponen aset lancar, yaitu kas mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar - 18,46%. Pertumbuhan asset lancer yang negatif menunjukan bahwa kondisi aset Pemerintah Aceh berada pada kondisi yang belum memuaskan.

Kewajiban, baik Jangka Pendek maupun Jangka Panjang, memberikan informasi tentang utang pemerintah daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan datang. Dalam kurun BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kinerja Keuangan Masa Lalu

Tabel 3.3 Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Pemerintah Provinsi Tahun 2008-2010

Rata-rata No.

Pertumbuhan (%) 1. ASET

Uraian

1.1. ASET LANCAR

1.1.1. Kas (18,46) 1.1.2. Piutang

10,79 1.1.3. Persediaan

1.2 INVESTASI 1.3. ASET TETAP

1.3.1. Tanah 25,22 132.2.

Peralatan dan mesin 19,25 1.3.3. Gedung dan bangunan

66,95 1.3.4. Jalan, irigasi, dan jaringan

36,34 1.3.5. Aset tetap lainnya

24,33 1.3.6. Konstruksi dalam pengerjaan

1.4. ASET LAINNYA

1.4.1. Tagihan penjualan angsuran - 1.4.2. Tagihan tuntutan ganti kerugian daerah

- 1.4.3. Kemitraan dengan pihak kedua

- 1.4.4. Aset tak berwujud

- 1.4.5. Aset Lain-Lain

JUMLAH ASET DAERAH 23,07 2. KEWAJIBAN 2.1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

2.1.1. Utang perhitungan pihak ketiga - 2.1.2. Uang muka dari kas daerah

- 2.1.3. Pendapatan diterima dimuka

- 2.1.4. Bagian Lancar Utang Jangka Pendek Pokok Pinjaman

- 2.1.5 Bagian Lancar Utang Jangka Pendek Bunga Pinjaman

- 2.1.6 Utang Bagi Hasil Pajak-Retribusi kepada PEMKAB/PEMKOT

3. EKUITAS DANA 3.1. EKUITAS DANA LANCAR

3.1.1. SILPA (18,46) 3.1.2. Cadangan piutang

13,10 3.1.3. Cadangan persediaan

20,05 3.1.4. Pendapatan yang Ditangguhkan

- 3.1.5 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka

- Pendek

3.2. EKUITAS DANA INVESTASI

3.2.1. Diinvestasikan dalam aset tetap 34,41 3.2.2. Diinvestasikan dalam aset lainnya

16,32 3.2.3. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 22,94

Sumber : Diolah dari Buku Ringkasan APBA dan LKPJ 2008-2010.

BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kinerja Keuangan Masa Lalu

Ekuitas Dana yang meliputi Dana Lancar, Dana Investasi, dan Dana Cadangan, merupakan selisih antara aset dengan kewajiban Pemerintah Aceh. Ekuitas Dana Pemerintah Aceh selama kurun waktu 3 tahun mengalami pertumbuhan sebesar 22,94 persen yang berarti bahwa ekuitas dananya cukup memadai.

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

Kebijakan pengelolaan keuangan Aceh, secara garis besar akan tercermin pada kebijakan pendapatan, pembelanjaan serta pembiayaan APBA. Pengelolaan keuangan daerah yang baik menghasilkan keseimbangan antara optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan efektivitas belanja daerah serta ketepatan dalam memanfaatkan potensi pembiayaan daerah.

Pendapatan daerah diarahkan pada peningkatan penerimaan daerah melalui optimalisasi pendapatan daerah sesuai dengan aspek legalitas dan karakteristik daerah, peningkatan keterampilan Aparat Pengelola Pendapatan daerah agar mendukung tingkat produktifitas yang tinggi, meningkatkan intensitas hubungan perimbangan keuangan pusat dan daerah secara adil dan proporsional berdasarkan potensi, otonomi khusus dan pemerataan serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya kepada daerah dengan berbagai kebijakan yang terkait dengan pengelolaan pendapatan daerah.

Arah dan Strategi terhadap upaya peningkatan Pendapatan Asli Aceh selama tiga tahun terakhir didasarkan pada beberapa faktor yaitu:

a. Peningkatan pendataan objek dan subjek pajak yang lebih intensif dan akurat.

b. Peningkatan pelayanan kepada wajib pajak, melalui peningkatan prasarana dan sarana kerja dan pembentukan Kantor SAMSAT baru secara bertahap di setiap ibukota Kabupaten/Kota.

c. Peningkatan kerjasama dengan instansi terkait (Kepolisian/Ditlantas, Jasa Raharja, DLLAJ, Pertamina serta Dinas Pertambangan dan Energi).

d. Peningkatan ketrampilan petugas pemungut pajak.

e. Sosialisasi dan peningkatan operasional pemeriksaan lapangan terhadap wajib pajak.

f. Menggali sumber-sumber pendapatan baru, sesuai dengan peluang dalam Undang- Undang Pemerintahan Aceh.

Disamping itu beberapa kebijakan umum dan strategi untuk meningkatkan penerimaan Migas 2008 sebagai berikut:

a. Optimalisasi pelaksanaan tugas-tugas Tim advokasi Migas yang harus bertindak proaktif terhadap perhitungan bagi hasil pajak dan bukan pajak termasuk ketepatan dalam

BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

b. Mempercepat proses pencairan dari Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota, dengan membentuk sistem pencaiaran keuangan yang lebih efisien dan efektif melalui kesepakatan dan rencana aksi bersama antara pemerintah dan pemerintah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

c. Mengatur prosedur dan mekanisme yang adil dan merata terhadap penerimaan dana otonomi khusus antara antara pemerintah Provinsi dengan Kabupaten/Kota. Hal ini dapat ditempuh berpedoman pada Qanun Aceh tentang Tata Cara Pengalokasian Dana Tambahan Migas dan Penggunaan Dana Otsus yang rancangannya sedang dibahas bersama dengan DPR Aceh.

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh juga mengamanatkan pengelolaan dana pendidikan secara khusus dan ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan TDBH Migas dan Dana Otsus bidang pendidikan dan peningkatan mutu layanan pendidikan kepada masyarakat Aceh.

Paling sedikit 30% dari pendapatan Aceh yang berasal dari TDBH Migas dialokasikan untuk dana pendidikan Aceh dan paling sedikit 20 persen dari pendapatan pemerintah Aceh yang berasal dari Dana Otsus dialokasikan untuk dana pendidikan. Pengalokasian dana pendidikan tersebut dilakukan sebagai berikut: paling banyak 40 persen dialokasikan untuk program dan kegiatan pembangunan pendidikan Pemerintah Aceh dan paling sedikit 60 persen dialokasikan untuk program dan kegiatan pembangunan pendidikan kabupaten/kota. Pengalokasian dana tersebut dilakukan berdasarkan alokasi dasar dan alokasi formula yang ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 9 Tahun 2012.

3.2.1. Proporsi Pengunaan Anggaran

Tabel 3.4 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Pemerintah Provinsi Tahun 2008-2012

Total belanja untuk

Total pengeluaran

No. Uraian

pemenuhan kebutuhan

(Belanja + Pembiayaan Persentase

aparatur (Rp)

Pengeluaran) (Rp)

1 Tahun Anggaran 2008

4.653.577.293.417,87 29,75 2 Tahun Anggaran 2009

5.968.184.532.281,00 37,64 3 Tahun Anggaran 2010

BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

Total belanja untuk

Total pengeluaran

No. Uraian

pemenuhan kebutuhan

(Belanja + Pembiayaan Persentase

aparatur (Rp)

Pengeluaran) (Rp)

4 Tahun Anggaran 2011

6.153.774.145.977,54 44,52 5 Tahun Anggaran 2012*

37,66 Sumber : Diolah dari Buku Ringkasan APBA dan LKPJ 2008-2010.

Selama periode tahun 2008-2012, rata-rata belanja untuk memenuhi kebutuhan aparatur adalah 37,66 persen. Hal ini menunjukkan bahwa alokasi belanja untuk memenuhi kebutuhan aparatur relative masih lebih kecil persentasenya apabila dibandingkan dengan belanja untuk masyarakat (belanja langsung). Kebijakan pengelolaan keuangan daerah difokuskan untuk pembiayaan pembangunan yang berorientasi kepada masyarakat, sedangkan pembiayaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan aparatur lebih pada fungsi- fungsi pemerintah yaitu sebagai fasilitator pembangunan.

3.2.2. Analisis Pembiayaan

Kondisi pembiayaan daerah dalam kurun tahun 2008-2010 dapat digambarkan seperti terlihat pada Tabel 3.5 di bawah ini. Dari Tabel tersebut, terlihat bahwa defisit riil anggaran Pemerintah Aceh meningkat dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Hal ini disebabkan meningkatnya belanja dan pengeluaran daerah secara signifikan yang tidak diimbangi oleh meningkatnya pendapatan daerah yang sebanding. Untuk menutup defisit riil anggaran pada kurun tahun yang sama, hanya mengandalkan penerimaan dari SiLPA tahun sebelumnya. Apabila belanja dan pengeluaran daerah terus meningkat disertai dengan tingginya serapan anggaran sementara sumber pendapatan daerah tidak mengalami peningkatan yang signifikan maka tahun-tahun kedepan dikawatirkan keuangan daerah akan mengalami defisit. Keadaan ini mencerminkan pengolaan keuangan daerah yang belum memuaskan.

Tabel 3.5 Defisit Riil Anggaran Pemerintah Provinsi Tahun 2008-2013

No Uraian

Realisasi 1. Pendapatan

7.607.653.826.184,20 Daerah Dikurangi realisasi:

Pengeluaran 3. Pembiayaan

(233.021.275.928,70) Daerah Defisit riil

Sumber : Diolah dari Buku Ringkasan APBA dan LKPJ

BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

3.3. Kerangka Pendanaan

Pada bagian ini akan dijelaskan berkaitan dengan pengeluaran keuangan yang harus dilakukan pemerintah daerah, baik terkait dengan pembelanjaan pada katagori kewajiban maupun pengeluaraan pembiayaan. Pengeluaran keuangan pemerintah daerah sepenuhnya mengacu pada pedoman pengelolaan keuangan daerah, sebagaimana ketentuan normatifnya telah disampaikan dalam uraian sebelumnya.

3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

Pengeluaran periodik pemerintah daerah yang dibebankan pada keuangan daerah saat RPJMA tahun 2012-2017 dibuat, memperlihatkan kondisi seperti berikut :

Tabel 3.6 Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Pemerintah Provinsi Tahun 2009 -2011

2011 Laju No

Uraian Pertumbuhan

1.252.275.027.517,00 5,06 1 Belanja Gaji dan Tunjangan

A Belanja Tidak Langsung

811.505.285.361,00 6,11 2 Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/kota dan

236.584.907.172,00 (13,18) Pemerintah Desa

3 Belanja Bantuan Keuangan kepada

204.184.834.984,00 42,89 Pemerintah Desa

Provinsi/Kabupaten/kota dan

B Belanja Langsung

3.373.160.716.521 40,80 1 Belanja Pegawai

252.925.171.167,00 2,40 2 Belanja Barang dan Jasa

3.120.235.545.353,50 46,17 C Pembiayaan Pengeluaran

1 Pembentukan Dana Cadangan

2 Pembayaran Pokok Utang

4.625.435.744.038,00 27,70 Sumber: Diolah dari Buku Ringkasan APBA dan LKPJ 2008-2010

TOTAL (A+B+C)

3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan

Setelah mengetahui kondisi pengelolaan keuangan daerah masa lalu hingga tahun 2010, sebagai kerangka keuangan yang telah dimasukan dalam laporan keuangan daerah, selanjutnya akan digambarkan kapasitas riil keuangan daerah untuk mendanai kebutuhan pembangunan daerah hingga tahun 2017 mendatang (Tabel 3.7).

BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kerangka Pendanaan

Tabel 3.7 Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Aceh Untuk Pendanaan Pembangunan Pada Tahun 2013-2017

Proyeksi (Rupiah)

No. Uraian

Tahun 2016 Tahun 2017

11.001.433.986.177 11.661.520.025.347 2. Pencairan dana cadangan

- - (sesuai Perda)

- - 3. Sisa Lebih Riil Perhitungan

Total penerimaan

Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan 4. Mengikat serta Prioritas

363.260.667.134 390.868.477.836 Utama (belanja bagi hasil kepada pemerintah kab/kot)

Kapasitas riil kemampuan 5. keuangan

Sumber : Diolah dari Buku Ringkasan APBA dan LKPJ 2008-2010

Dari tabel di atas dapat diproyeksikan bahwa kapasitas riil kemampuan keuangan Aceh untuk 5 (lima) Tahun ke depan hingga berakhirnya masa berlaku RPJMA pada tahun 2017, yaitu :

1. Proyeksi Tahun 2013 sebesar Rp. 9.722.375.208.105 atau sebesar 97,09 persen dari total penerimaan.

2. Proyeksi Tahun 2014 sebesar Rp. 9.978.178.347.154,23 atau sebesar 96,95 persen dari total penerimaan.

3. Proyeksi Tahun 2015 sebesar Rp. 10.555.705.239.375,6 atau sebesar 96,90 persen dari total penerimaan.

4. Proyeksi Tahun 2016 sebesar Rp. 11.182.838.723.536,6 atau sebesar 96,85 persen dari total penerimaan.

5. Proyeksi Tahun 2017 sebesar Rp. 11.847.956.517.045 atau sebesar 96,81 persen dari total penerimaan.

Jika dibandingkan kapasitas riil tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 2,63 persen terhadap tahun 2013, kapasitas riil tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 5,79 persen terhadap tahun 2014, demikian juga tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 5,94 persen terhadap tahun 2015, kapasitas riil tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 5,95 persen terhadap tahun 2016. Hal ini disebabkan total pendapatan yang diterima setiap tahun mengalami kenaikan terutama proyeksi pendapatan dana Otsus/TDBH Migas sesuai dengan DAU Nasional.

BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kerangka Pendanaan

Tabel 3.8 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Aceh

Proyeksi (Rupiah)

I Kapasitas riil kemampuan keuangan

11.847.956.517.045 Rencana alokasi pengeluaran prioritas I

II.a Belanja Langsung

7.453.644.557.292 II.b

Pembentukan dana cadangan

- Dikurangi:

II.c Belanja Langsung yang wajib dan mengikat

370.114.797.074 serta prioritas utama

Pengeluaran pembiayaan yang wajib II.d

- mengikat serta prioritas utama

7.083.529.760.218 (II.a+II.b-II.c-II.d)

II Total Rencana Pengeluaran Prioritas I

Sisa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah setelah menghitung alokasi

4.764.426.756.827 pengeluaran prioritas I (I-II)

Rencana alokasi pengeluaran prioritas II III.a

Belanja Langsung 2.681.903.586.784 2.825.575.704.580 2.977.101.813.958 3.136.921.541.496 3.305.499.779.989 Dikurangi:

III.b Belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama (SKPA)

III Total rencana pengeluaran prioritas II

2.677.829.144.098 (III.a-III.b)

Total Rencana Pengeluaran Periotas III IV (Belanja Tidak Langsung)

Sumber: Data diolah, 2012

BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kerangka Pendanaan

Tabel 3.9 Alokasi Pendanaan Kapasitas Riil Keuangan Aceh Tahun 2012-2017

Proyeksi

No Jenis Dana 2013

1 Prioritas I 5.824.277.566.869 59,91 5.698.721.316.352 57,11 6.121.262.783.044 57,99 6.586.841.318.919 58,90 7.083.529.760.218 59,79

2 Prioritas II

3 Prioritas III 1.695.040.977.316 17,43 1.966.247.533.687 19,71 2.005.572.484.360 19,00 2.045.683.934.048 18,29 2.086.597.612.728 17,61

Sumber: data diolah, 2012

Jumlah kapasitas riil kemampuan keuangan yang ada tersebut merupakan modal pemerintah derah dalam membiayai:

a. Rencana alokasi pengeluaran prioritas I, yakni berkaitan dengan tema atau program pembangunan daerah yang menjadi unggulan (dedicated) Kepala daerah sebagaimana diamanatkan dalam RPJMA dan amanat/kebijakan nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana, termasuk untuk prioritas bidang pendidikan 20% (duapuluh persen) dan kesehatan sebesar 10% (sepuluh persen). Selain itu program prioritas I berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Selain itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Rencana alokasi pengeluaran prioritas II, yakni berkaitan dengan program prioritas di tingkat SKPA yang merupakan penjabaran dari analisis per urusan serta paling berdampak luas pada masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPA termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan itu.

c. Rencana alokasi peneluaran prioritas III, yakni berkaitan dengan alokasi belanja-belanja tidak langsung seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa serta belanja tidak terduga. Pengalokasian dana pada prioritas

III baru akan dipenuhi setelah pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu.

BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kerangka Pendanaan

Dalam rangka mengimplementasikan program priortas I, II dan III agar tepat sasaran maka Pemerintah Aceh perlu melakukan upaya sebagai berikut:

1. Komitmen bersama dalam melaksanakan program dan kegiatan sesuai urutan prioritasnya;

2. Melakukan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan;

3. Melakukan restrukturisasi organisasi pemerintah daerah yang sesuai dengan kebutuhan.

Dalam rangka meningkatkan pendapatan Pemerintah Aceh agar melakukan upaya sebagai berikut:

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak;

2. Mengembangkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai sumber pendapatan potensial;

3. Memberikan insentif dan disinsentif kepada investor.

4. Memanfaatkan zakat/infaq/sedakah sebagai Pendapatan Asli (PAD).

BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kerangka Pendanaan

BAB IV ANALISIS ISU-ISU SRATEGIS

Provinsi Aceh untuk waktu 5 (lima) tahun mendatang menghadapi permasalahan dan tantangan baik yang bersifat lokal (daerah) maupun yang bersifat global. Berdasarkan permasalahan dan tantangan ini maka selanjutnya dituangkan ke dalam isu-isu strategis untuk memberi arahan dalam perumusan visi dan misi serta arah kebijakan pembangunan Aceh tahun 2012-2017.

4.1. Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh

4.1.1. Belum Optimalnya pelaksanaan Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) sebagai wujud MoU Helsinki

UUPA ini merupakan produk perundang-undangan yang menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pemerintahan di Aceh pasca penandatanganan MoU Helsinki. Namun masih banyak peraturan pelaksanaan yang merupakan turunan dari UUPA yang belum dituntaskan sehingga menghambat pembangunan Aceh. Oleh karena itu, penyelesaian peraturan pelaksanaan yang merupakan turunan dari UUPA baik berupa peraturan pemerintah, peraturan presiden dan peraturan daerah serta peraturan lainnya menjadi program prioritas.

Penyelesaian peraturan pemerintah dan peraturan presiden merupakan kewenangan dari pemerintah pusat. Pemerintah Aceh hanya memiliki kewajiban dalam penyiapan draf PP dan Perpres. Oleh karena itu, draft PP dan Perpres yang belum ada harus disiapkan segera oleh Pemerintah Aceh melalui pembentukan Tim Percepatan Penyelesaian PP dan Perpres. Demikian juga terhadap qanun-qanun yang belum selesai, perlu segera dituntaskan agar implementasi reformasi birokrasi segera dapat terwujud.

4.1.2. Masih tingginya praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)

Praktek KKN mengakibatkan tidak efisien dan tidak efektifnya pemanfaatan anggaran pembangunan dan telah memicu biaya ekonomi tinggi. Pratik KKN menimbulkan persaingan tidak sehat sekaligus mematikan kreatifitas dan produktifitas masyarakat. Selain itu, proses pembangunan juga akan berpihak pada kepentingan kelompok tertentu dari pada kepentingan masyarakat umum. Hal ini mengakibatkan sasaran dan kualitas pembangunan tidak terealisasi secara maksimal. Oleh karena itu, dimasa yang akan datang penetapan standar operasional prosedur (SOP) dalam penyelenggaraan pemerintahanan yang clean dan clear government serta komitmen yang tinggi dari penyelenggara pemerintahan daerah dan masyarakat luas untuk pemberantasan KKN sangat diperlukan.

BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh

4.1.3. Masih Lemahnya Organisasi, Tata Laksana, dan SDM Aparatur

Efektivitas, efisiensi, dan profesionalisme pelaksanaan roda pemerintahan sangat tergantung dari struktur organisasi, tatalaksana, dan juga dukungan sumber daya manusia. Oleh karena itu perlu dilakukannya kajian yang mendalam mengenai kebutuhan struktur organisasi pemerintahan yang akan dituangkan dalam ukuran yang tepat ( right sizing). Struktur organisasi yang ideal juga perlu didukung oleh penempatan sumber daya aparatur yang tepat, memiliki kompetensi dan profesionalisme yang tinggi sesuai dengan tugas dan fungsinya. Hal ini perlu dijaga mulai dari perekrutan, penempatan, sampai dengan pengaturan reward dan punishment. Dalam rangka mendorong terwujudnya reformasi birokrasi maka diperlukan pengembangan dan penyempurnaan fungsi perencanaan dan penganggaran pembangunan yang terintegrasi dengan sistem pengawasan dan evaluasi pengeluaran anggaran secara berkala. Oleh karena itu maka diperlukan mekanisme pemantauan kinerja setiap lembaga pemerintahan daerah.

4.1.4. Pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam di Aceh yang belum maksimal

Pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam di Aceh belum maksimal, terutama disebabkan oleh masih kurangnya pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai-nilai dinul Islam di kalangan masyarakat Aceh. Berbagai perilaku masyarakat masih banyak yang bertentangan dengan moralitas dan etika agama. Pemahaman dan pengamalan agama di kalangan peserta didik (sekolah umum dan agama) juga belum memuaskan disebabkan antara lain: masih kurangnya materi dan jam pelajaran agama dibandingkan dengan pelajaran umum, kuatnya pengaruh negatif globalisasi yang umumnya tidak sejalan dan bertentangan dengan tuntunan Dinul Islam. Hal tersebut telah mempengaruhi dan mendorong perilaku masyarakat ke arah yang negatif. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai dinul Islam perlu dilaksanakan sejak usia dini baik di lingkungan formal dan informal. Disamping itu, perbaikan kurikulum dan peningkatan kualitas pendidik perlu ditingkatkan.

4.1.5. Masih tingginya tingkat kemiskinan di Aceh

Penduduk miskin di Aceh pada tahun 2011 tercatat sebesar 19,38 persen, masih lebih besar dari penduduk miskin tingkat nasional yang hanya sebesar 12,49 persen. Disamping itu, Indeks Kedalaman Kemiskinan sebesar 3,48 dan Indeks Keparahan Kemiskinan sebesar 0,94 (BPS, 2011). Di sisi lain, sebaran penduduk miskin Aceh lebih dominan berada di pedesaan (80,14%), sedangkan diperkotaan hanya 19,86 persen. Hal ini mencerminkan bahwa dampak dari pembangunan belum memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum, terutama masyarakat yang tinggal di pedesaan. Oleh karena itu, program pengentasan kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja,

BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh

4.1.6. Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka (TPT)

Tingkat pengangguran terbuka di Aceh pada tahun 2011 mengalami penurunan, namun kondisi tersebut tergolong masih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata nasional. Tingkat pengangguran terbuka di Aceh pada tahun 2011 tercatat sebesar 7,43 persen, sementara angka pengangguran terbuka nasional hanya sebesar 6,80 persen. Jika dilihat dari sisi gender, keberadaan pengangguran terbuka perempuan tahun 2011 mencapai 8,50 persen lebih tinggi 1,70 persen dibandingkan pengangguran terbuka laki-laki sebesar 6,80 persen. Oleh karena itu, peningkatan keterampilan masyarakat sesuai dengan minat dan kebutuhan pasar ketenagakerjaan dan penciptaan lapangan kerja perlu mendapat perhatian secara serius. Untuk meningkatkan keterampilan masyarakat, peningkatan kapasitas dan manajemen BLK sangat diperlukan. Demikian juga dengan lulusan sekolah menengah kejuruan perlu difasilitasi untuk menciptakan lapangan kerja baru.

4.1.7. Keterlibatan peran swasta dalam pembangunan Aceh masih rendah

Struktur perekonomian Aceh masih didominasi oleh belanja pemerintah. Partisipasi pihak swasta belum menunjukkan pengaruh yang besar terhadap pembangunan Aceh. Pihak swasta masih sangat tergantung pada anggaran belanja pemerintah (APBN, APBA dan APBK). Dalam hal ini, pemerintah daerah sangat mengharapkan investasi swasta, baik yang bersumber dari pengusaha lokal, nasional maupun asing untuk berinvestasi di Aceh. Oleh karena itu, sinkronisasi investasi pembangunan menjadi penting untuk tercapainya sinergi yang optimal antara berbagai pelaku ekonomi melalui pembentukan kemitraan pemerintah- swasta-masyarakat. Kemitraan tersebut ditujukan untuk mensinergikan aktivitas yang dilakukan oleh dunia usaha dengan program pembangunan daerah. Implementasi dari hubungan kemitraan dilaksanakan melalui pola-pola kemitraan yang sesuai dengan sifat, kondisi budaya dan keunikan lokal.

4.1.8. Sektor Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) belum berkembang dengan baik

Sektor Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang sangat strategis dalam menunjang perekonomian daerah sekaligus mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Namun demikian, sektor ini belum berkembang secara optimal. Misalnya pada tahun 2010, data Kementerian Koordinator Perekonomian

BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh

4.1.9. Rendahnya pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang berdaya guna, berhasil guna dan berkelanjutan

Pemanfaatan sumber daya alam masih belum optimal dalam rangka membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam pemanfaatan sumber daya alam di sektor pertanian masih sangat rendah jika dilihat dari produksi dan produktivitas. Hal ini disebabkan antara lain karena rendahnya kepemilikan lahan per kepala keluarga. Rata-rata kepemilikan lahan perkepala keluarga hanya sekitar 0,25 – 0,6 ha/kk dengan Indeks Penanaman (IP) sekitar 1,28 pertahun, sedangkan rata-rata produktivitas padi baru mencapai 4,6 ton/ha. Disamping sektor pertanian, sektor-sektor lain yang bergerak dalam pemanfaatan potensi sumberdaya alam juga mengalami persoalan yang sama, seperti: pemanfaatan energi baru terbarukan, sumber daya kelautan dan kehutanan sehingga belum mampu memperkuat nilai tambah masyarakat terhadap produk yang dihasilkannya.

Di sisi lain, pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terkendali dan penggunaan teknologi yang tidak tepat dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap keberlanjutan sumber daya alam. Hal ini dapat dilihat dari sistem pengelolaan hutan, pemanfaatan sumber daya air, usaha pertambangan, usaha perkebunan, dan kelautan serta pengelolaan kawasan pesisir yang belum tepat sehingga berdampak pada kerusakan ekosistem, yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya bencana alam.

4.1.10. Pertumbuhan ekonomi Aceh masih rendah

Pertumbuhan ekonomi Aceh masih rendah hanya sebesar 5,02 persen pada tahun 2011, lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi Nasional yang tercatat sebesar 6,5 persen (Bank Indonesia, 2011). Disamping itu, perkembangan pertumbuhan ekonomi Aceh pada

BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh

Rendahnya pertumbuhan ekonomi Aceh disebabkan oleh belum optimalnya pengelolaan sumber daya alam, lemahnya sistem pengelolaan keuangan daerah, rendahnya minat investasi swasta pada sektor produktif dan rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Hal ini terlihat dari masih rendahnya produksi dan nilai tambah dari produk unggulan daerah yang belum secara nyata meningkatkan struktur ekonomi Aceh. Berdasakan kondisi tersebut di atas, peningkatan produk dan nilai tambah komoditi unggulan daerah menjadi prioritas pembangunan dengan tetap menjaga kelestarian dan daya dukung lingkungan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi Aceh ke arah yang lebih baik.

Untuk mendukung prioritas pembangunan sebagaimana yang diuraikan di atas salah satu konsep yang dapat digunakan adalah kerangka kerja sistem inovasi. Pengembangan teoretik dari sistem inovasi didasarkan pada hipotesis bahwa proses inovasi tidak terjadi dalam suatu area yang terisolasi dari lingkungannya, tetapi merupakan hasil dari interaksi- interaksi yang bersifat sistemik. Sebuah sistem inovasi mencakup sistem riset iptek, berbagai unsur dari lingkungan ekonomik, sistem perbankan, sistem pendidikan dan pelatihan, sektor- sektor publik, serta kondisi sosio-kultural masyarakat. Ukuran bagi kinerja dari sebuah sistem inovasi ditentukan dengan berfokus pada nilai-nilai tambah ekonomik atau sosial (sebagai outcome) dari inovasi.

4.1.11. Kualitas Sumberdaya Manusia Masih Rendah

Kualitas sumberdaya manusia (SDM) Aceh masih rendah jika dibandingkan dengan pencapaian rata-rata nasional yang direpresentasikan dengan indeks pembangunan manusia (IPM). Demikian juga dengan daya saing SDM Aceh masih tergolong rendah, yang dicirikan dengan masih terbatasnya jumlah lulusan SDM kejuruan yang memiliki keterampilan ( skill), rendahnya daya saing lulusan SMA/sederajat untuk memasuki Perguruan Tinggi jumlah tenaga kerja yang berpendidikan tinggi masih sedikit dan rasio ketergantungan penduduk usia produktif dengan jumlah penduduk masih tinggi. Hal ini tergambar dari angka rasio ketergantungan hidup mencapai 54,89 persen pada tahun 2008 dan meningkat menjadi 55,59 persen pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung 56 penduduk usia tidak produktif.

Masih rendahnya kualitas kesehatan masyarakat Aceh yang dapat dilihat dari masih tingginya proporsi masyarakat Aceh yang mengalami keluhan kesehatan yaitu 30% dari jumlah penduduk Aceh. Penyakit-penyakit menular seperti tuberkulosis, malaria, deman berdarah dan HIV-AIDS belum tuntas tertangani, sementara penyakit tidak menular seperti

BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh

4.1.12. Kualitas Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Masih Rendah

Kualitas lingkungan sangat dipengaruhi oleh tata guna lahan yang penggunaannya diatur sesuai dengan pola ruang. Pola ruang wilayah Aceh terdiri dari kawasan lindung seluas 2.708.550 Ha (47,7%) dan Kawasan Budidaya seluas 2.934.602 Ha (52,3%). Hutan Aceh pada tahun 2008 seluas 3.523.925 Ha (60,37%) dan pada tahun 2010 seluas 2.291.080 ha (40,36%). Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi pengurangan luas kawasan hutan ( deforestasi) sebesar 20,01%. Terjadinya deforestasi akibat adanya kebijakan yang lebih mementingkan aspek ekonomi dari pada aspek lingkungan untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi. Selain itu, faktor perilaku manusia juga menjadi permasalahan utama dalam kerusakan lingkungan, dimana sering sekali menganggap sungai dan sepadan sungai sebagai tempat pembuangan sampah dan kegiatan usaha pertnian yang dapat mengakibatkan penyempitan, sedimentasi dan penurunan kualitas air.

Pembangunan yang tidak terpadu ( fragmented) selama ini telah berakibat perubahan drastis negatif terhadap kondisi lingkungan sumber daya alam. Eksploitasi sumber daya alam tidak terbarukan (pertambangan mineral, batubara, migas, dan galian C) telah mengubah bentang alam tanpa terkendali. Terlebih lagi sumber daya alam terbarukan oleh deforestasi intensif ( legal and illegal logging) untuk pembangunan fisik infrastruktur, transportasi, industri, perkebunan, pertanian, telah mengakibatkan penyusutan drastis tutupan vegetasi hutan terutama di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan punahnya keanekaragaman hayati.

Aceh merupakan wilayah dengan kondisi alam yang kompleks sehingga menjadikannya sebagai salah satu daerah berpotensi tinggi terhadap bencana, khususnya bencana alam. Tingkat resiko bencana alam yang terjadi setiap tahunnya sangat tinggi, terutama bencana banjir dan kekeringan. Sangat terbatasnya investasi infrastruktur tampungan penyimpanan air, telah berdampak pada keseimbangan hidrologi DAS, fluktuasi debit air di sungai menjadi sangat besar terutama pada musim hujan terjadi bencana banjir dan tanah longsor, sedangkan pada musim kemarau terjadi kekeringan dan kebakaran hutan. Sedangkan dalam hal penanggulangan bencana juga masih sangat lemah, terutama belum sistematis penaganannya, masih lemahnya kapasitas kelembagaan dan partisipasi

BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh

4.1.13. Penanganan pasca konflik yang terisolasi dari pembangunan reguler

Berbagai dukungan pasca konflik yang berlangsung sejak 2005 sampai dengan saat ini telah menimbulkan ekslusifitas tersendiri. Banyak mantan kombatan dan korban konflik mengklaim bahwa mereka belum menerima bantuan. Namun disisi lain, sebagai kelompok, mantan kombatan dan warga sipil korban konflik tersebut sesungguhnya telah menerima bantuan reintegrasi yang lebih besar dibandingkan dengan warga sipil bukan korban. Bantuan yang bersifat tunai yang lebih mudah diakses bagi mantan kombatan dan warga sipil korban konflik dibandingkan dengan warga sipil bukan korban telah mengakibatkan perbedaan mencolok dalam upaya pembangunan kesejahteraan yang lebih luas.

Di satu sisi proses perdamaian di Aceh dimotori oleh Pemerintah (pusat dan daerah). Kondisi ini menyediakan banyak peluang unik namun juga terbatas berbagai keterbatasan dalam efektifitas program dan strategi pemerintah. Pemerintah tidak memiliki mata anggaran dan kelembagaan khusus untuk penangganan pasca konflik sehingga mendorong kelembagaan yang bersifat sementara (adhoc) untuk mengambil peran yang lebih dominan dengan menggunakan infrastruktur dan suprastruktur instansi yang lebih permanen. Namun disisi lain, perencanaan, pengelolaan dan pengawasan program-program pasca konfik menjadi sesuatu yang terpisahkan dari perencanaan tahunan pemerintah bahkan hingga saat ini pemerintah tidak memiliki rancang bangun terpadu komprehensif yang diimplementasikan untuk memperkokoh proses perdamaian Aceh.

Pengalaman yang terbatas dikalangan birokrasi pemerintahan dalam penanganan pasca konflik telah mengakibatkan kepemilikan yang terbatas akan isu penguatan perdamaian itu sendiri. Upaya-upaya konsolidasi dan promosi perdamaian yang seharusnya menjadi keseharian birokrasi pemerintahan tidak sepenuhnya mampu diimplementasi dalam berbagai instasi dan organisasi, hal ini bahkan berdampak kepada minimnya ketersediaan system dan mekanisme bantuan reintegrasi yang dikembangkan.

4.1.14. Pemenuhan Hak dan Perlindungan Perempuan dan Anak Masih Rendah

Berdasarkan data pada tahun 2011 yang bersumber dari BPP dan PA, terdapat 466 anak korban kekerasan yang ditangani oleh Pusat Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan dan Badan PP PA Kabupaten /Kota. Dari unit PPA Polda, tahun 2010 terdapat 123 kasus anak berhadapan dengan hukum. Penanganan korban kekerasan yang dilakukan ditingkat masyarakat dan di pelayanan lainnya tidak terekam dengan baik, sehingga diyakini masih lebih banyak lagi anak dan perempuan korban kekerasan yang tidak terdeteksi. Sedangkan untuk kasus kekerasan terhadap perempuan terdapat 1.956 kasus.

BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh

Menurut data dari Dinas Sosial Aceh terdapat 13.000 anak terlantar. Makin meningkatnya kasus pencabulan dan perkosaan serta traficking anak dan perempuan yang ditemukan menunjukkan masih lebih besar jumlah kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan yang tidak tertangani dan direkam dengan baik.

4.1.15. Perencanaan dan Penganggaran belum Responsif Gender dan belum Berbasis Pada Pemenuhan Hak Anak

Perencanaan dan penganggaran di Aceh masih belum responsive gender dan belum berbasis pada pemenuhan hak anak. Hal ini terlihat dari minimnya keterlibatan perempuan dan anak dalam proses perencanaan pembangunan mulai dari tingkat gampong sampai dengan tingkat provinsi, sehingga kebutuhan-kebutuhan spesifik perempuan dan anak belum semuanya terakomodir dalam program-program pembangunan. Dana yang dialokasikan untuk pemberdayaan perempuan dan pemenuhan hak anak pada tahun 2010 hanya 0.15% dari total RAPBA, sementara permasalahan perempuan dan anak yang harus diselesaikan sangat besar. Sementara itu dana yang dialokasikan untuk program perbaikan gizi masyarakat dan peningkatan kesehatan ibu melahirkan dan anak pada tahun 2007 hanya 0,08% dari RAPBA 2007. Hal ini tidak signifikan dengan angka kematian ibu di Aceh yang masih relatif tinggi (238/100.000) kelahiran hidup melebihi rata-rata angka kematian ibu nasional (228/100.000) kelahiran hidup, dan target MDG’s 2015 sebesar 102/100.000 kelahiran hidup. Dalam bidang pendidikan sebagian besar dana dialokasikan untuk sekolah- sekolah formal, sedangkan perempuan dan anak masih banyak yang belum mempunyai akses pada pendidikan formal.

4.2. Isu Strategis

Penentuan isu strategis dilakukan dengan menggunakan metode analisis SWOT melalui pembahasan di dalam serangkaian forum FGD yang melibatkan seluruh stakeholders. Hasil dari FGD tersebut diperoleh kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang harus dipertimbangkan dalam membangun Aceh 5 (lima) tahun ke depan, yang secara rinci diuraikan sebagai berikut.

4.2.1. Analisis SWOT

4.2.1.1. Kekuatan ( Strong)

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh dan Nota kesepahaman Helsinki antara pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka;

2. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional;

BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis

3. Undang-undang nomor 37 Tahun 2000 Tentang Penetapan Sabang sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas;

4. Adanya Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2010 tentang Kerja Sama

Pemerintah Aceh dengan Lembaga atau Badan di Luar Negeri;

5. Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur negara dan reformasi Birokrasi Nomor 20 tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014;

6. Adanya komitmen pemerintah dalam menjaga keberlanjutan perdamaian dan penyelesaian proses reintegrasi;

7. Tingginya perhatian dari berbagai pihak dalam upaya penguatan perdamaian di Aceh;

8. Dinamika kehidupan, sosial dan budaya masyarakat Aceh yang Islami dengan penerapan syariat islam;

9. Letak geografis yang berada di lintas perdagangan laut yang strategis;

10. Potensi sumber daya alam yang cukup tersedia dan memiliki keanekaragaman sumber daya hayati terutama pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan;

11. Tersedianya pusat studi bencana;

12. Adanya rencana aksi daerah tentang pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDGs);

13. Tersedianya lembaga pendidikan formal dan nonformal serta pendidikan tinggi;

14. Undang-undang RI no. 40 tahun 2006 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional;

15. Undang-undang RI no. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;

16. Adanya objek wisata yang potensial.

4.2.1.2. Kelemahan ( Weakness)

1. Belum terlaksananya regulasi peraturan dan perundang-undangan serta kebijakan lainnya;

2. Rendahnya produksi, produktifitas dan nilai tambah komoditas pertanian, perikanan dan kelautan;

3. Belum berkembangnya pusat pertumbuhan ekonomi;

4. Rendahnya pendapatan masyarakat di bidang pertanian;

5. Masih rendahnya kemandirian fiskal daerah;

6. Rendahnya profesionalisme pengelolaan Badan Usaha Milik Pemerintah Aceh (BUMA);

7. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia;

8. Masih kurangnya profesionalisme aparatur Pemerintahan Aceh;

9. Belum berkembangnya ekonomi lokal masyarakat yang didukung oleh akses pasar;

BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis

10. Belum optimalnya pengelolaan sumberdaya energi terbarukan dan tidak terbarukan;

11. Tingkat kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan distribusi pendapatan masih relatif tinggi dibandingkan rata-rata nasional;

12. Infrastruktur (jalan, irigasi, pelabuhan) belum memadai terutama di daerah tertinggal, daerah terdepan, daerah terluar dan pasca konflik;

13. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan;

14. Belum optimalnya penanganan penyakit menular dan tidak menular;

15. Penempatan pejabat belum sesuai dengan kopetensi dan profesionalisme;

16. Belum optimalnya pengembangan agroindustri dan kepariwisataan.

4.2.1.3. Peluang ( Opportunity)

1. Adanya peran ulama dalam pengambilan kebijakan pembangunan;

2. Masih tingginya dukungan lembaga di luar pemerintah untuk mendukung reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan;

3. Perdagangan dan investasi langsung dengan pihak luar negeri;

4. Tingginya permintaan terhadap komoditas unggulan;

5. Tingginya distribusi barang dan jasa strategis;

6. Kerjasama regional strategis (IMT-GT);

7. Perpres Nomor 32 Tahun 2011 tentang MP3EI;

8. Adanya dukungan pemerintah dan luar negeri untuk mengantisipasi bencana dan melestarikan lingkungan;

9. Adanya komitmen kuat dari pemerintah terhadap pencapaian target MDGs 2015 dan keberlanjutan kerjasama dengan masyarakat internasional;

10. Adanya beasiswa dan dana kesejahteraan guru dari Pemerintah Aceh;

11. Adanya sumber-sumber pembiayaan dan bantuan teknis pendidikan dari Hibah Internasiaonal, Nasional dan dana bersumber dari APBA mencapai 20 persen;

12. Adanya jaminan kesehatan yang menjamin seluruh masyarakat Aceh (universal coverage);

13. Adanya komitmen pemerintah untuk menerapkan jaminan kesehatan secara nasional yang bersifat universal coverage mulai tahun 2014;

14. Adanya tata ruang wilayah yang mengatur pengembangan kawasan strategis yang terintegrasi;

15. Adanya potensi lahan pertanian yang ditelantarkan;

16. Adanya potensi pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan;

17. Masih tingginya minat investor untuk berinvestasi di bidang agroindustri dan pariwisata;

18. Pengembangan ekonomi berbasis syariah;

BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis

19. Adanya dukungan pemerintah dalam meningkatkan profesionalisme Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMA);

20. Adanya dukungan pemerintah dalam penyediaan modal untuk usaha mikro dan menengah serta akses pasar;

21. Tersedianya sumberdaya energi yang terbarukan dan tidak terbarukan;

22. Adanya potensi komoditi unggulan dan objek wisata;

23. Adanya lembaga koordinasi pengelolaan sumberdaya air di Aceh (Dewan Sumber Daya Air Aceh).

24. Adanya komitmen pemerintah untuk membangun daerah tertingal secara terintegrasi.

4.2.1.4. Ancaman ( Treat)

1. Belum transparan dan akuntabelnya pelaksanaan peraturan dan Undang- undang;

2. Rendahnya kepercayaan berbagai stakeholder terhadap keberlanjutan perdamaian dan penyelesaian proses reintegrasi;

3. Meningkatnya degradasi sosial dan budaya dalam tatanan kehidupan ;

4. Meningkatnya degradasi moral yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dinul islam;

5. Infiltrasi budaya asing yang negatif;

6. Instabilitas perekonomian global;

7. Pelanggaran batas territorial;

8. Masih adanya Wilayah rawan bencana;

9. Sumber daya alam yang semakin terdegradasi;

10. Perubahan iklim global (climate change);

11. Beredarnya produk luar (impor) dan persaingan sumber daya manusia global;

12. Belum optimalnya penguatan keberlangsungan perdamaian;

13. Adanya persepsi masyarakat terhadap kinerja pemerintah yang rendah;

14. Meningkatnya kasus penyakit menular dan tidak menular yang menyebabkan kematian.

4.2.2. Isu Strategis Pembangunan Aceh 2012 – 2017

Berdasarkan analisis SWOT di atas maka yang menjadi isu strategis pembangunan Aceh 5 tahun ke depan (2012-2017) adalah sebagai berikut:

4.2.1.1. Reformasi Birokrasi dan Tatakelola Pemerintahan Belum Optimal;

Isu strategis pembangunan di bidang reformasi birokrasi dan tatakelola pemerintahan difokuskan kepada 4 (empat) hal yaitu: 1) Pelaksanaan UUPA sebagai wujud MoU Helsinki;

2) pengelolaan keuangan daerah; 3) organisasi, tata kelola dan sumber daya aparatur; dan

4) kualitas pelayanan publik.

BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis

Pelaksanaan UUPA sebagai wujud MoU Helsinki belum berjalan secara optimal, hal ini diindikasikan dengan belum selesainya beberapa peraturan perundang-undangan yang harus dibentuk agar UUPA dapat diimplementasikan, yaitu: 1) Peraturan Pemerintah (PP); 2) Peraturan presiden (Perpres); dan 3) Qanun. Peraturan Pemerintah yang harus diselesaikan sebanyak 9 (sembilan), yang sudah ditetapkan sebanyak 3 (tiga), 2 (dua) PP sedang dalam pembahasan dan penyelesaian, 4 (empat) belum ada draft, terhadap peraturan yang telah ditetapkan belum didukung dengan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaannya. Peraturan presiden yang harus ada sebanyak 3 (tiga), 2 (dua) sudah ditetapkan menjadi Perpres dan 1 (satu) belum ada draft. Qanun yang harus ada sebanyak 48 substansi judul qanun, yang sudah ditetapkan menjadi qanun sebanyak 27 (dua puluh tujuh) substansi judul qanun dan

21 (dua puluh satu) belum ditetapkan menjadi Qanun Aceh. Pengelolaan keuangan daerah di lingkup pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota di Aceh pada umumnya belum berjalan efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Hal ini tergambar dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tahun 2011 terhadap pengelolaan keuangan tahun 2010 di Aceh yang pada umumnya masih dalam kategori Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Dengan kata lain, hanya 4 (empat) Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota) yang memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan

1 (satu) Pemerintah Daerah (Kabupaten) yang memperoleh predikat Tidak Wajar (TW). Selanjutnya, pemerintah Aceh masih belum efisiensi dan efektif dalam penggunaan anggaran dan pelaksanaan kegiatan. Hal ini terlihat dari hasil rekapitulasi belanja langsung (65%) dan belanja tidak langsung (35%).

Organisasi dan tata kelola Pemerintah Aceh masih belum maksimal dalam menjalankan fungsinya. Hal ini terlihat dari adanya tumpang tindih tupoksi kelembagaan dan beban kerja instansi pemerintah yang belum seimbang. Tata kelola pemerintahan belum dilaksanakan secara baik yang tergambar dari belum efisien dan efektifnya penggunaan anggaran, distribusi aparatur yang tidak merata dan penempatan aparatur yang tidak sesuai dengan keahliannya, belum efisien dan efektifnya pelaksanaan tugas karena terbatasnya sarana dan prasarana pendukung. Selanjutnya, sumber daya aparatur yang masih lemah, hal ini tergambar dari belum optimalnya kinerja aparatur dalam memberikan layanan kepada masyarakat.

Kualitas pelayanan publik belum maksimal yang terlihat dari pelayanan yang diberikan dalam bidang pendidikan, kesehatan, pangan, perumahan, dan perlindungan belum memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM). SPM Pemerintah Provinsi mencakup 9 (sembilan) bidang urusan yaitu perumahan rakyat, perhubungan, lingkungan hidup, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, sosial, ketenagakerjaan, penanaman modal, kesenian dan ketahanan pangan (Permendagri Nomor 32 Tahun 2012). Sementara, pelaksanaan SPM kabupaten/kota mencakup 15 (lima belas) urusan pemerintahan: pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan, perhubungan,

BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis

4.2.1.2. Pelaksanaan Nilai-nilai Dinul Islam, Sosial, Adat dan Budaya Belum Optimal;

Pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai-nilai dinul Islam melalui penerapan syari’at Islam di kalangan masyarakat Aceh masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari sikap dan perilaku sehari-hari dalam kehidupan individu, keluarga, lingkungan dan masyarakat yang belum mencerminkan nilai-nilai keislaman. Dalam hal ini, implementasi Qanun Aceh yang berkaitan dengan pelaksanaan dinul islam belum maksimal. Demikian juga dengan kerukunan kehidupan beragama menjadi isu penting untuk meningkatkan toleransi antar ummat beragama yang didukung oleh peraturan yang sesuai dengan mempertimbangkan kearifan lokal.

4.2.1.3. Ketahanan Pangan Belum Mantap dan Nilai Tambah Produk Pertanian Masih Rendah;

Isu strategis ketahanan pangan terkait dengan kerawanan pangan. Tahun 2010 menunjukkan bahwa dari 251 kecamatan yang dianalisis, terdapat 133 kecamatan atau sekitar 52,99 persen rentan terhadap kerawanan pangan. Produksi dan produktivitas komoditi pangan padi dan jagung masih rendah. Hal ini tergambar dari produktivitas padi Aceh (4,66 Ton/Ha) dan jagung (4,03 Ton/Ha) masih dibawah rata-rata nasional untuk produktivitas padi (4,90 Ton/Ha) dan jagung (4,20 Ton/Ha), sedangkan produktivitas kedelai (1,41 Ton/Ha) sudah diatas rata-rata nasional (1,30 Ton/Ha). Demikian juga dengan nilai tambah produk pertanian masih rendah yang diindikasikan oleh belum berkembangnya agroindustri.

4.2.1.4. Tingkat Kemiskinan Tinggi;

Tingkat kemiskinan di Aceh masih tergolong tinggi pada tahun 2011 sebesar 19,57 diatas rata-rata nasional dan Sumatera Utara yang besarannya adalah sebesar 12,49 dan 11,33. Penduduk miskin di Aceh periode 2007-2011 masih sangat terkonsentrasi di wilayah pedesaan. Angka kemiskinan pada tahun 2011 untuk perkotaan 218.080 jiwa (13,69%) sedangkan di pedesaan sejumlah 864.900 jiwa (21,87%). Pemerintah Aceh mempunyai target menurunkan angka kemiskinan mencapai 9,50 persen pada tahun 2017.

4.2.1.5. Pembangunan Infrastruktur Antar Sektor dan Antar Wilayah Belum Terintegrasi;

Sistem jaringan jalan di Aceh belum mampu memberikan pelayanan bagi pergerakan arus barang dan orang yang memadai. Hal tersebut dikarenakan oleh masih terdapat jaringan jalan yang belum dapat menghubungkan antar kawasan dengan baik. Tahun 2011 kondisi jalan nasional di Aceh kondisi baik 1.120,42 km, sedang 592,81 km dan rusak 90,13 km, serta BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis

Efektifitas pengelolaan jaringan irigasi Aceh belum maksimal dengan angka Indeks Areal Terairi sebesar 56,07 persen, untuk mencapai efektifitas pengelolaan jaringan irigasi masih memerlukan penyediaan jaringan irigasi sebesar 43,93 persen lagi pada masa yang akan datang.

4.2.1.6. Mutu Pendidikan Masih Rendah;

Pemerintah Aceh yang telah berhasil meningkatkan AMH, APS, angka rata-rata lama sekolah, APK dan APM, namun belum dapat meningkatkan jumlah lulusan sekolah menengah yang diterima pada Perguruan Tinggi Negeri dalam dan luar Aceh. Hal ini berkaitan dengan rendahnya mutu pendidikan yang disebabkan oleh rendahnya kompetensi tenaga pendidik (guru), capaian peringkat Hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) Guru Provinsi Aceh tahun 2012 berada pada urutan ke-28 dari 33 provinsi di Indonesia. Selanjutnya capaian kompetensi lulusan Sekolah Menengah di Aceh masih rendah dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Nilai rataan yang dicapai lulusan Sekolah Menengah di Aceh untuk kelompok IPA hanya mencapai 44,86 (peringkat ke-31 dari 33 Provinsi), sedangkan kelompok IPS mencapai 43,19 (peringkat ke-25 dari 33 Provinsi).

Dari sisi kualifikasi, pada tingkat sekolah dasar tercatat 17 persen guru SD dan 30,18 persen guru MI yang berkualifikasi S1/D-IV. Sementara pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), persentase guru SMP berkualifikasi S1/D-IV sebesar 70,30 persen dan guru MTs sebesar 73,48 persen.

Demikian juga dengan Guru/Teungku yang mengajar di dayah, kualifikasi Guru/Teungku yang berpendidikan S1/D-IV di Aceh berjumlah 2.346 orang (13,43%) dan pendidikan S2 berjumlah 172 orang (1,00%) dari total Guru/Teungku. Dengan demikian, peningkatan mutu pendidikan Aceh difokuskan pada: 1) peningkatan kualitas guru dan guru/tengku dayah; 2) pendistribusian guru yang merata sesuai kebutuhan.

4.2.1.7. Derajat Kesehatan Masyarakat Masih Rendah;

Usia harapan hidup (UHH) Aceh sebesar 68.7 di tahun 2010 masih berada dibawah angka nasional (69,43). Rasio tenaga kesehatan per penduduk untuk semua jenis tenaga kesehatan masih rendah. Jumlah dokter umum di Aceh tahun 2011 sebanyak 1.433 orang dengan rasio 31 per 100.000 penduduk, masih rendah dibandingkan dengan standar nasional 40 per 100.000 penduduk. Namun demikian, distribusinya belum merata diseluruh

BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis

Puskesmas. Rasio dokter spesialis Aceh sebesar 8 per 100.000 penduduk pada tahun 2011 masih jauh dari standar nasional 20 per 100.000 penduduk. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih rendah yang tergambar dari 80,4 persen rumah tangga di Aceh belum menerapkan PHBS (kategori buruk), hanya 19,6 persen rumah tangga yang menerapkan PHBS (kategori baik).

Angka kematian bayi (AKB) 25 per 1.000 kelahiran hidup belum mencapai target MDGs (15 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015). Angka kematian balita (AKABA) di Aceh sebesar 45 per 1.000 kelahiran hidup masih lebih tinggi dari rata-rata nasional, yaitu; 44 per 1.000 kelahiran hidup dan belum mencapai target MDGs 32 per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) di Aceh masih sebesar 238 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan rata-rata AKI nasional sudah mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup, dan target MGDs 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Prevalensi Balita gizi buruk sebesar 23,7% pada tahun 2010 masih di atas angka rata-rata nasional yang telah mencapai 17,9%. Angka balita kurus juga terjadi penurunan di Aceh, pada tahun 2007 prevalensinya 18,3% turun menjadi 14,2% pada tahun 2010. Prevalensi KEK pada wanita usia 15-45 tahun di Aceh adalah 12,3% sedikit lebih rendah dibandingkan dengan angka KEK rata-rata Nasional (13,6%).

Seperempat (25%) wanita usia subur (WUS) di Aceh terlalu kurus atau dua kali lipat dari pada kondisi nasional (13.6%). Rata-rata kecukupan konsumsi energi penduduk umur 13-15 tahun (usia pra remaja) berkisar 67,9 persen- 84,7 persen. Kecukupan energi dan protein usia 13-15 tahun di Aceh adalah 22%. Angka ini adalah angka terendah di Indonesia. Prevalensi Pneumonia di Aceh sekitar 3,97 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya sekitar 2.85 persen. Prevalensi Diare di Aceh sekitar 17,3 persen, angka ini dua kali lebih tinggi dari angka nasional (9%). Malaria masih endemis hampir diseluruh Aceh, prevalensi malaria di Aceh 3,7 persen masih lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional yang hanya sebesar 2.85 persen.

Prevelensi Tuberkulosis (TBC) di Aceh diperkirkan sebesar 1.45 persen, lebih tinggi dari prevelensi nasional yang hanya 0.99 persen. Prevelensi DBD di Aceh 1.1 persen, lebih tinggi daripada angka nasional sebesar 0,11 persen. Angka kesakitan DBD di Aceh sebesar 57,2 per 100.000 penduduk, masih lebih tinggi dari target nasional yang ditetapkan dibawah atau sama dengan 50 per 100.000 penduduk.

Penyakit Kusta juga masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Aceh, dimana Aceh merupakan satu-tunya provinsi di Sumatera yang masih tergolong sebagai daerah endemis tinggi kusta (prevalensi di atas 1 per 10.000 penduduk. Sampai dengan akhir tahun 2011 jumlah penderita kusta terdaftar mencapai 594 atau prevalensi 1,2 per 10.000 penduduk. Proporsi anak diantara kasus baru kusta yang ditemukan masih tinggi, yaitu 8,7 persen, sedangkan target nasional kurang dari 5 persen.

BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis

Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I), seperti campak, pertusis dan tetanus neonatorum masih cukup tinggi kejadiannya di Aceh. Pada tahun 2011 dilaporkan terjadi sebanyak 708 kasus campak klinis, 93 kasus pertusis dan 3 kasus tetanus neonatorum. Jumlah kumulatif kasus HIV dan AIDS di Aceh sampai dengan 2011 sebanyak 112 kasus yang tercatat. Namun sekarang hampir semua (20 dari 23) kabupaten/kota di Aceh sudah menjadi daerah penyebaran HIV dan AIDS.

Penyakit Tidak Menular/PTM ( non-communicable disease) sudah menjadi ancaman baru bagi kesehatan masyarakat Aceh. Aceh berada diurutan teratas untuk beberapa jenis penyakit tidak menular, terutama penyakit Jantung, Stroke, Hipertensi dan Diabetes Mellitus. Prevalensi penyakit jantung dan Stroke di Aceh secara berturut-turut sebesar 12.6 persen dan 16.6 persen, dua kali lipat dari prevalensi nasional masing-masing sebesar 7.2 persen dan 8.3 persen. Gangguan Mental Emosional di Aceh sebesar 14,1 persen, lebih tinggi dibandingkan angka nasional yang hanya 12,36 persen. Di Kabupaten Aceh Selatan, gangguan mental emosional mencapai 32,1 persen, tertinggi dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Aceh.

Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, Pemerintah Aceh harus mengupayakan hal-hal sebagai berikut: 1) meningkatkan klasifikasi RSU daerah dari tipe C menjadi tipe B;

2) membangun RS umum regional (tipe A) sebagai RS rujukan dengan spesialis yang berbeda antar wilayah (spesialis jatung, saraf, bedah tulang, mata dan THT) dan RSJ regional; 3) peningkatan fasilitas puskesmas dan puskesmas pembantu; 4) menyediakan polindes/poskesdes sesuai kebutuhan; 5) penambahan dokter spesialis dan distribusi dokter umum, dokter spesialis, tenaga medis dan para medis secara merata; dan 6) menurunkan AKI, AKABA dan AKB, penyakit menular dan penyakit tidak menular.

4.2.1.8. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Belum Optimal;

Aceh memiliki sumberdaya alam yang melimpah, seperti sumberdaya energi dan mineral. Namun pemanfaatan sumberdaya alam tersebut belum optimal. Sejalan semakin menurunnya sumber energi fosil (minyak dan gas bumi), maka Pemerintah Aceh menfokuskan pengembangan energi terbaharukan untuk mengatasi krisis energi listrik. Pemerintah Aceh memiliki sumber energi skala besar seperti Power Plant Nagan Raya 2 x 100 MW, PLTA Peusangan 2 x 43 MW, PLTP Jaboi 1 x 50 MW, PLTP Seulawah Agam 1 x 180 MW dan PLTU Krueng Raya 1 x 100 MW. Selanjutnya, untuk meningkatkan pelayanan listrik pada daerah terpencil yang belum terjangkau oleh PT.PLN dilakukan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PLTMH yang telah dibangun di beberapa Kabupaten seperti Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Aceh Utara dan Aceh Timur.

Selain sumberdaya energi, Aceh juga memiliki sumberdaya mineral seperti bahan tambang golongan A dan B berupa migas, panas bumi, Batubara, Emas (Au), Tembaga (Cu),

BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis

Perak (Ag), Seng (Zn), Timah Hitam (Pb), Molibdenum (Mo), Besi/Pasir Besi (Fe), Kromium (Cr), Nikel (Ni), Timah Putih (Sn), Mangan (Mn), Platina (Pt), Belerang (S) dan Air Raksa (Hg) menyebar di 10 (sepuluh) Kabupaten. Namun, sumberdaya mineral ini belum menjadi fokus pengembangan Pemerintah Aceh karena Aceh belum memiliki kesiapan infrastruktur pendukung dan sumberdaya manusia yang handal.

4.2.1.9. Bina Keberlanjutan Perdamaian Belum Optimal;

Perdamaian merupakan kondisi yang silih berganti dengan konflik di Aceh selama hampir 5 (lima) dekade terakhir. Konflik yang berlangsung sejak 1976 hingga 2005 telah menyebabkan berbagai kehancuran baik moril maupun materil. Berbagai infrastruktur dan aset-aset produktif masyarakat lainnya tidak dapat berfungsi secara optimal. Kondisi ini menyebabkan Aceh menjadi provinsi yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah Aceh terus memelihara keberlanjutan perdamaian yang ditempuh melalui: 1) Pengarusutamaan Perdamaian dalam Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi pembangunan; 2) Peningkatan pemahaman tentang bina pembangunan perdamaian; 3) Pencegahan, Mitigasi, dan Resolusi Konflik; 4) Promosi, Konsolidasi, dan Transformasi Pembangunan Perdamaian; 5) Pendidikan Politik dan Kewarganegaraan; dan 6) Pemberdayaan dan pembinaan masyarakat korban konflik.

4.2.1.10. Kualitas Lingkungan dan Penanganan Resiko Bencana Masih Rendah;

Isu utama lingkungan hidup di Aceh dalam beberapa tahun terakhir adalah kerusakan hutan, akibat perambahan hutan ( illegal logging dan over cutting). Aktivitas pertambangan illegal, perladangan berpindah dan kebakaran hutan juga merupakan penyebab utama dari kerusakan hutan. Luas kerusakan hutan pada tahun 2009 telah mencapai 31.294 ha, sedangkan luas lahan kritis sebesar 391.484,6 Ha. Selanjutnya, berdasarkan catatan kebencanaan lima tahun terakhir, Aceh mangalami beberapa bencana alam seperti kekeringan, banjir bandang, abrasi pantai, angin puting beliung dan longsor. Banjir bandang melanda beberapa kabupaten seperti Kabupaten Aceh Tamiang (Krueng Tamiang), Kabupaten Pidie (Krueng Tangse), Kabupaten Pidie Jaya (Krueng Meureudu), Kabupaten Aceh Jaya (Krueng Teunom), Kabupaten Aceh Tenggara (Sungai Lawe Sigala-gala), Kabupaten Aceh Singkil (Kreung Singkil). Banjir bandang telah menimbulkan kerugian harta benda dan merenggut jiwa manusia akibat dari rusaknya lingkungan. Demikian juga tanah longsor terjadi pada beberapa kabupaten seperti Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Pidie dan Kabupaten Nagan Raya. Bencana longsor ini pada umumnya terjadi pada wilayah perbukitan dan pegunungan.

Permasalahan utama dalam penanggulangan bencana di Aceh antara lain: belum sistematis dalam penanganan penanggulangan bencana, sehingga seringkali terjadi tumpang tindih dalam penanganannya, masih lemahnya kapasitas kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam pengurangan resiko bencana, masih lemahnya koordinasi dalam

BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis

Selanjutnya guna menyelesaikan permasalahan penanggulangan bencana diperlukan beberapa penanganan prioritas yang dibagi berdasarkan 4 fase kejadian, kejadian pra bencana, bencana, pasca bencana (tanggap darurat), dan pasca bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi). Di sisi lain, Aceh yang rawan terhadap bencana alam juga memiliki dinamika sosial dan budaya unik yang rawan terhadap bencana sosial. Kompleksitas dari potensi bencana tersebut memerlukan suatu penataan dan perencanaan yang matang dalam penanggulangannya.

BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.1. Visi

Berdasarkan kondisi kekinian Aceh, permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam 5 (lima) tahun mendatang dengan memperhitungkan potensi daerah yang dimiliki oleh masyarakat Aceh, visi pembangunan Aceh tahun 2012-2017 adalah:

“ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD

MoU HELSIN KI”

Visi pembangunan Aceh tahun 2012-2017 adalah kondisi Aceh yang diharapkan menjadi

Aceh yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri Berlandaskan Undang-

Undang Pemerintahan Aceh sebagai Wujud MoU Helsinki yang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Aceh (RPJPA) 2005-2025.

Bermartabat kondisi masyarakat Aceh yang dicirikan dengan ketahanan dan daya juang yang tinggi, cerdas, taat aturan, kooperatif dan inovatif yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia berlandaskan penerapan syariat Islam yang kaffah Perwujudannya antara lain melalui penuntasan peraturan-peraturan hasil turunan UUPA dan peraturan perundangan lainnya, pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, bebas dari praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, serta penegakan supremasi hukum dan HAM, mengangkat kembali budaya Aceh yang islami dan pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.

Sejahtera adalah terwujudnya kesejahteraan masyarakat Aceh melalui pembangunan ekonomi

berdaya saing, pengoptimalisasi pemanfaatan sumber daya alam dan geopolitik Aceh, peningkatan indeks pembangunan manusia dan mengembangkan kemampuan menguasai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berkeadilan adalah terwujudnya pembangunan yang adil dan merata yang dilakukan secara partisipatif, proporsional dan berkelanjutan berdasarkan prinsip kebutuhan dan azas manfaat bagi masyarakat Aceh.

Mandiri adalah Aceh mampu memanfaatkan potensi sumber daya alam yang melimpah dan keunggulan geostrategis melalui penguatan kapasitas sumberdaya manusia, efesiensi dan

BAB V- RPJM Aceh 2012-2017 | Visi

Berlandaskan UUPA sebagai wujud MoU Helsinki adalah mewujudkan pelaksanaan Pemerintahan Aceh yang efektif dan efesien sebagaimana yang telah dituangkan dalam Undang-Undang tersebut guna tercapaianya masyarakat Aceh yang mandiri, makmur dan sejahtera dalam bingkai NKRI.

5.2. Misi

Dalam mewujudkan visi Aceh tersebut ditempuh melalui 5 (lima) misi pembangunan Aceh sebagai berikut:

a. Memperbaiki tata kelola Pemerintahan Aceh yang amanah melalui Implementasi dan penyelesaian peraturan pelaksana Undang-Undang Nomor

11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) untuk menjaga

perdamaian yang abadi. Ini bermaksud mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan amanah melalui implementasi peraturan-peraturan turunan UUPA. Selanjutnya, peningkatan profesionalisme dan pengelolaan sumber daya aparatur, penguatan sistem pendataan penyelenggaraan pemerintahan, peningkatan kualitas pelayanan publik melalui efesiensi struktur pemerintahan, membangun tranparansi dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah. Menjadikan UUPA dan turunan peraturannya sebagai acuan pelaksanaan dan percepatan pembangunan Aceh secara menyeluruh serta mewujudkan perdamaian abadi di Provinsi Aceh;

b. Menerapkan nilai-nilai budaya Aceh dan Nilai-Nilai Dinul Islam di semua sektor

kehidupan masyarakat adalah membangun masyarakat Aceh yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, beretika dan berkarakter, dengan mengangkat kembali budaya Aceh yang bernafaskan Islami dalam upaya pengembalian harkat dan martabat masyarakat Aceh. Mengimplementasikan budaya Aceh dan nilai-nilai Dinul Islam dalam tatanan pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat secara efektif dan tepat.

c. Memperkuat struktur ekonomi dan kualitas sumber daya manusia adalah mengembangkan kerangka ekonomi kerakyatan melalui peningkatan potensi sektor unggulan daerah dalam upaya membangun kualitas hidup masyarakat secara optimal; menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran dalam memenuhi capaian Millenium Development Goals (MDGs), memperluas kesempatan kerja melalui pembangunan infrastruktur ekonomi sektor riil dan pemihakan kepada UKM dan koperasi.

BAB V- RPJM Aceh 2012-2017 | Misi

Pembangunan ekonomi yang difokuskan kepada sektor pertanian yang berbasis potensi lokal masing-masing wilayah. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat Aceh adalah mewujudkan kualitas pelayanan pendidikan melalui peningkatan angka partisipasi sekolah, menurunkan angka buta aksara, meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) dalam berbagai tingkat pendidikan, menurunkan disparitas partisipasi antar wilayah, gender dan sosial ekonomi serta antar satuan pendidikan. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui meningkatnya umur harapan hidup, menurunya angka kematian bayi, menurunnya angka prevalensi gizi buruk serta efektifitas penanganan penyakit menular guna pencapaian MDGs dan pengendalian penyakit tidak menular ditengah-tengah masyarakat;

d. Melaksanakan pembangunan Aceh yang proporsional, terintegrasi dan

berkelanjutan adalah terwujudnya pembangunan daerah yang berbasis kebutuhan dan kemanfaatan melalui perencanaan yang tepat, fokus dan tuntas. Terwujudnya penanganan tata ruang terpadu dalam pelaksanaan pembangunan daerah melalui pembangunan berbasis lingkungan, pengelolaan dan pengendalian bencana, perbaikan sistem dan jaringan sarana dan prasarana transportasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang adil dan merata;

e. Mewujudkan peningkatan nilai tambah produksi masyarakat dan optimalisasi

pemanfaatan SDA adalah terwujudnya masyarakat Aceh yang mampu memanfaatkan potensi-potensi sumber daya alam yang berdaya guna dan berhasil guna secara optimal dengan mendorong masyarakat yang lebih produktif, kreatif, dan inovatif.

5.3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan pembangunan Aceh selama 2012-2017 ditetapkan berdasarkan 5 (lima) misi pembangunan yang telah diuraikan sebelumnya. Selanjutnya sasaran pembangunan Aceh ditetapkan sesuai dengan masing-masing tujuan pembangunan. Keterkaitan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan secara rinci diuraikan pada Tabel 5.1.

BAB V- RPJM Aceh 2012-2017 | Tujuan dan Sasaran

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Visi : Aceh Yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri Berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh Sebagai Wujud MoU Helsinki

Memperbaiki tata kelola Mewujudkan tata kelola Meningkatnya jumlah peraturan pelaksana UUPA yang harus diselesaikan 100 Pemerintahan Aceh yang Pemerintahan Aceh yang persen sampai tahun 2015 (6 PP, 1 Perpres dan 21 Qanun Aceh). amanah

melalui Meningkatnya implementasi UUPA dalam percepatan pembangunan dan menjaga Implementasi

melalui amanah

dan penyelesaian

peraturan keberlanjutan perdamaian.

penyelesaian peraturan pelaksana

dan

Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang good governance dan clean pelaksana Undang-Undang Implementasi UUPA untuk government (perolehan dari WDP menjadi WTP, akuntabilitas, LAKIP Pemerintah Nomor 11 Tahun 2006 menjaga perdamaian yang

Aceh dari C ++ menjadi B, indeks kepuasan masyarakat).

tentang Pemerintahan Aceh abadi (UUPA) untuk menjaga

Meningkatnya pelayanan publik yang transparan (lama waktu perizinan dari 7 hari perdamaian yang abadi

menjadi 3 hari dan tersedianya akses informasi dokumen publik (RPJPA, RTRWA, RPJMA, RKPA, Statistik Daerah, APBA, LKPJ, LPPD) pada website pemerintah).

Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan Aceh (meningkatnya persentase partisipasi masyarakat dalam penyusunan rencana pembangunan, pengawasan dan pelaksanaan) dan meningkatnya persentase usulan masyarakat yang diakomodir dalam dokumen anggaran).

Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang keberlanjutan perdamaian. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat untuk menjaga keberlanjutan

perdamaian. Meningkatnya pengarusutamaan perdamaian dalam perencanaan, monitoring dan

evaluasi pembangunan.

BAB V- RPJM Aceh 2012-2017 | Tujuan dan Sasaran

Visi : Aceh Yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri Berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh Sebagai Wujud MoU Helsinki

Menerapkan nilai-nilai Mewujudkan nilai-nilai Meningkatnya penyelenggaraan kehidupan masyarakat yang sesuai dengan nilai- budaya Aceh dan Nilai-Nilai budaya Aceh dan nilai-nilai nilai budaya Aceh yang sejalan dengan nilai-nilai Dinul Islam. Dinul Islam di semua sektor Dinul Islam di semua sektor Meningkatnya pemahaman, penghayatan, pengamalan dan ketaatan masyarakat

serta aparatur pemerintah terhadap pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam. kehidupan masyarakat

kehidupan

Meningkatnya peran ulama terhadap penetapan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan untuk pengefektifan penerapan nilai-nilai Dinul Islam dan mengangkat kembali budaya-budaya Aceh yang Islami.

Misi 3:

Memperkuat

struktur Menurunnya angka kemiskinan Aceh dari 19,57 persen menjadi 9,50 persen. ekonomi

struktur Mewujudkan

dan

kualitas ekonomi

dan

Kualitas Menurunnya angka pengangguran terbuka Aceh dari 7,43 persen menjadi 5

persen.

sumber daya manusia

Sumber Daya Manusia yang handal

Meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) dari 900 Miliyar menjadi 1,5 Triliyun. Meningkatnya struktur perekonomian yang mantap berlandaskan keunggulan

kompetitif wilayah pada sektor pertanian, industri, perdagangan dan pariwisata. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Aceh tanpa migas dari 5,89 persen menjadi

7,3-8 persen (ADHK). Meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat non migas (ADHK) dari 6,7 juta

menjadi 8,5 juta. Meningkatnya sentra-sentra agribisnis dalam penyediaan produk-produk pertanian

yang cukup, bermutu dan aman konsumsi. Meningkatnya profesionalisme Badan Usaha Milik Aceh (BUMA).

BAB V- RPJM Aceh 2012-2017 | Tujuan dan Sasaran

Visi : Aceh Yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri Berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh Sebagai Wujud MoU Helsinki

Meningkatnya investasi asing dari USD 2,3 M menjadi USD 10 M. Meningkatnya investasi dalam negeri dari Rp 6,3 T menjadi Rp 30 T.

Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat dengan penyediaan fasilitas usaha mikro dan kawasan pesisir. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah terpencil dan pesisir. Meningkatnya peran dan fungsi lembaga otoritas investasi dalam mengembangkan usaha penjamin hasil produksi pertanian dan perikanan. Meningkatnya pengembangan sektor pertanian berbasis komoditi unggulan sesuai dengan sumberdaya alam dan agro ekosistem wilayah. Tercapainya tujuan pembangunan millenium (MDGs) bidang pendidikan pada tahun 2015. Meningkatnya kualitas pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan dayah, pendidikan vokasional dan pendidikan tinggi dalam memenuhi kebutuhan ketenagakerjaan. Tercapainya tujuan pembangunan millenium (MDGs) bidang kesehatan pada tahun 2015. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan melalui pemenuhan kebutuhan sumberdaya kesehatan dengan menjaga keseimbangan antar wilayah. Meningkatnya penyediaan pelayanan medik spesialistik dan kesehatan jiwa serta tersedianya obat esensial di sarana pelayanan dasar dan rujukan. Terjaminnya pelayananan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin Aceh dengan jaminan kesehatan berbasis asuransi sosial atau Jaminan Kesehatan Masyarakat Aceh (JKMA). Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular.

BAB V- RPJM Aceh 2012-2017 | Tujuan dan Sasaran

Visi : Aceh Yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri Berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh Sebagai Wujud MoU Helsinki

Misi 4: Melaksanakan

Mewujudkan pembangunan Meningkatnya pembangunan yang terintegrasi dengan berbagai sektor pembangunan Aceh yang Aceh yang proporsional, pembangunan secara berkelanjutan. proporsional,

terintegrasi terintegrasi dan Meningkatnya keselarasan dan keserasian program pembangunan Aceh antara

RKPA, RPJMA, RPJPA, RTRWA dan dokumen lainnya.

dan berkelanjutan

berkelanjutan

Meningkatnya pembangunan infrastruktur antara wilayah dan daerah yang seimbang dan proporsional sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan potensi daerah.

Meningkatnya kondisi mantap jalan provinsi dari 80 persen menjadi 100 persen. Berkurangnya panjang jalan provinsi yang belum tembus dari 70 km menjadi 0

km. Meningkatnya indeks areal terairi dari 56,07 persen menjadi 75 persen.

Meningkatnya kapasitas adaptasi dan mitigasi masyarakat terhadap bencana dan pengelolaan lingkungan yang berkualitas.

Misi 5:

Mewujudkan peningkatan Mewujudkan

peningkatan Meningkatnya ketahanan dan kemandirian pangan Aceh.

nilai tambah

produksi Menurunnya jumlah daerah rawan pangan (kecamatan) dari 52,99 persen masyarakat

produksi nilai

tambah

dan masyarakat dan optimalisasi menjadi 20 persen.

optimalisasi pemanfaatan pemanfaatan SDA

Meningkatnya nilai tambah dan daya saing daerah.

SDA Meningkatnya pemanfaatan sumber daya alam terbarukan dan tidak terbarukan yang berkelanjutan.

Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan.

BAB V- RPJM Aceh 2012-2017 | Tujuan dan Sasaran

Visi : Aceh Yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri Berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh Sebagai Wujud MoU Helsinki

Meningkatnya luasan areal pertanian yang baru. Meningkatnya eksplorasi sumberdaya alam secara lestari dan berkelanjutan. Meningkatnya produktivitas dan nilai tambah pertanian, perkebunan, peternakan,

perikanan, dan kehutanan. Terciptanya pusat pertumbuhan ekonomi ( growth pole and growth center)

sebagai daya saing wilayah. Meningkatnya produk unggulan lokal yang kreatif, inovatif, serta memiliki nilai

kekhasan.

BAB V- RPJM Aceh 2012-2017 | Tujuan dan Sasaran

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Visi Pembangunan Jangka Menengah Aceh tahun 2012 – 2017 adalah mewujudkan Aceh yang Bermartabat Sejahtera Berkeadilan dan Mandiri Berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh sebagai Wujud MoU Helsinki. Untuk mencapai visi tersebut dirumuskan strategi dan arah kebijakan pembangunan.

6.1. Strategi Pembangunan Aceh

Strategi pembangunan ditetapkan dengan menggunakan analisis SWOT yang berkaitan dengan kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman yang dihadapi Aceh. Selanjutnya, berdasarkan analisis SWOT yang telah diuraikan pada BAB IV, maka strategi pembangunan Aceh untuk periode lima tahun yang memadukan antara kekuatan dan peluang (S-O), kekuatan dan ancaman (S-T), kelemahan dan peluang (W-O) dan kelemahan dan ancaman (W-T) diuraikan sebagai berikut.

6.1.1. Kekuatan-Peluang (S-O)

1. Pelaksanaan tatakelola birokrasi yang optimal dalam pelayanan publik melalui pelayanan terpadu yang didukung teknologi;

2. Peningkatan pertumbuhan investasi asing dan dalam negeri serta peran lembaga otoritas investasi;

3. Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap bencana dan kelestarian lingkungan;

4. Pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDGs) bidang pendidikan pada tahun 2015;

5. Pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDGs) bidang Kesehatan pada tahun 2015;

6. Peningkatan kualitas pendidikan berbasis keahlian dan kebutuhan pasar tenaga kerja;

7. Peningkatan pelayanan kesehatan yang profesional dan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin;

8. Peningkatan peran ulama dalam setiap pengambilan kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan.

6.1.2. Kekuatan-Ancaman (S-T)

1. Percepatan penyelesaian dan penerapan berbagai peraturan pelaksana UUPA secara transparan dan akuntabel;

2. Pembangunan kepercayaan (trust building) kepada berbagai stakeholder dalam rangka keberlanjutan perdamaian ( peace sustainability) yang sesuai dengan prinsip-prinsip pencegahan dan resolusi konflik serta penuntasan proses reintegrasi;

3. Peningkatan pemahaman dan penghayatan masyarakat terhadap sejarah Aceh sebagai nilai budaya dalam tatanan kehidupan;

BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Strategi Pembangunan Aceh

4. Peningkatan pemahaman, penghayatan, pengamalan dan ketaatan masyarakat serta aparatur pemerintah terhadap pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam;

5. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan.

6.1.3. Kelemahan-Peluang (W-O)

1. Peningkatan produksi, produktivitas dan kontinyuitas produk pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan unggulan untuk mendukung ketahanan pangan dan nilai tambah produk berbasis pangsa pasar;

2. Peningkatan produk unggulan lokal masyarakat yang dapat bersaing di pasar lokal dan internasional;

3. Pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi sebagai daya saing wilayah;

4. Peningkatan pendapatan masyarakat melalui intensifikasi dan ekstensifikasi areal pertanian;

6. Peningkatan pertumbuhan ekonomi Aceh, PAD dan pendapatan perkapita masyarakat;

7. Pemeliharaan dan peningkatan infrastruktur (jalan, irigasi, pelabuhan) terutama di daerah tertinggal, daerah terdepan, daerah terluar dan pasca konflik;

8. Pengembangan agroindustri dan kepariwisataan berdasarkan potensi wilayah;

9. Peningkatan kualitas sumberdaya aparatur pemerintah;

10. Peningkatan kualitas SDM yang mendukung profesionalisme peran Badan Usaha Milik Pemerintah Aceh (BUMA) untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Aceh;

11. Pemberdayaan ekonomi lokal masyarakat dengan penyediaan fasilitas usaha mikro dan menengah ;

12. Pemanfaatan sumberdaya energi terbarukan dan tidak terbarukan secara optimal dan berkelanjutan;

13. Peningkatan pembangunan yang terintegrasi dan berkelanjutan;

6.1.4. Kelemahan-Ancaman (W-T)

1. Pengembangan dan peningkatan keahlian tenaga kerja lokal yang kompetitif untuk menurunkan angka pengangguran terbuka dan kemiskinan;

2. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan;

3. Penempatan pejabat yang sesuai dengan kopetensi dan profesionalismenya;

4. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular.

6.2. Rumusan Strategi Pembangunan Aceh (2012-2017)

Rumusan strategi pembangunan Aceh diperoleh dari analisa SWOT yang diselaraskan dengan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih. Selanjutnya strategi pembangunan Aceh 2012-2017 adalah sebagai berikut (Tabel 6.1).

BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 Rumusan Strategi Pembangunan Aceh (2012-2017)

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan

Visi : Aceh Yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri Berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh Sebagai Wujud MoU

Helsinki

Misi 1 : Memperbaiki tata kelola Pemerintahan Aceh yang amanah melalui Implementasi dan penyelesaian peraturan pelaksana Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) untuk menjaga perdamaian yang abadi.

Arah Kebijakan

dan Pemerintahan Aceh

1. Mewujudkan tata kelola

1. Meningkatnya

jumlah

peraturan 1. Percepatan

penyelesaian

dan Menyelesaikan

seluruh yang amanah melalui

pelaksana UUPA yang harus diselesaikan

penerapan

berbagai

peraturan menerapkan

100 persen sampai tahun 2015 (6 PP, 1

pelaksana UUPA secara transparan dan peraturan pelaksana UUPA

penyelesaian peraturan

transparan dan pelaksana dan

Perpres dan 21 Qanun Aceh).

akuntabel .

secara

akuntabel. Implementasi UUPA

2. Meningkatnya implementasi UUPA dalam

percepatan pembangunan dan menjaga

untuk menjaga

keberlanjutan perdamaian

perdamaian yang abadi

3. Meningkatnya tata kelola pemerintahan 2. Pelaksanaan tatakelola birokrasi yang Melaksanakan

reformasi

yang

good governance dan clean

optimal dalam pelayanan publik melalui birokrasi

dan tatakelola

government (perolehan dari WDP menjadi

pelayanan terpadu yang didukung Pemerintahan yang Baik dan

WTP, akuntabilitas, LAKIP Pemerintah

teknologi .

Bersih

Aceh dari C++ menjadi B, indeks

3. Penempatan pejabat yang sesuai

kepuasan masyarakat). 4. Meningkatnya pelayanan publik yang

transparan (lama waktu perizinan dari 7

profesionalismenya. hari menjadi 3 hari dan tersedianya akses 4. Peningkatan

aparatur pemerintah.

RTRWA, RPJMA, RKPA, Statistik Daerah, APBA,

5. Meningkatnya peran serta masyarakat 5. Peningkatan partisipasi masyarakat Menyediakan ruang dialog

dalam proses pembangunan .

publik

yang bebas dan

demokratis. BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Rumusan Strategi Pembangunan Aceh (2012-2017)

(meningkatnya

persentase

partisipasi

Misi 1 : Memperbaiki tata kelola Pemerintahan Aceh yang amanah melalui Implementasi dan penyelesaian peraturan pelaksana Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) untuk menjaga perdamaian yang abadi.

Arah Kebijakan

masyarakat dalam penyusunan rencana pembangunan,

persentase usulan masyarakat yang diakomodir dalam dokumen anggaran).

6. Meningkatnya pemahaman masyarakat 6. Pembangunan

kepercayaan

( trust Melaksanakan

sosialisasi

tentang keberlanjutan perdamaian.

building) kepada berbagai stakeholder tentang

Keberlanjutan

7. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat

dalam

rangka

keberlanjutan Perdamaian

perdamaian ( peace sustainability) yang masyarakat serta mendorong

perdamaian.

sesuai kegiatan dengan prinsip-prinsip

penuntasan

reintegrasi

pencegahan dan resolusi konflik serta penuntasan proses reintegrasi .

Misi 2 : Menerapkan nilai-nilai budaya Aceh dan Nilai-Nilai Dinul Islam di semua sektor kehidupan masyarakat Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

1. Mewujudkan nilai-nilai

sosialisasi budaya Aceh dan nilai-

1. Meningkatnya

penyelenggaraan 1. Peningkatan

pemahaman

dan Melaksanakan

terhadap tentang pemahaman dan

nilai Dinul Islam di

dengan nilai-nilai budaya Aceh yang

sejarah Aceh sebagai nilai budaya penghayatan terhadap nilai

semua sektor

sejalan dengan nilai-nilai Dinul Islam.

dalam tatanan kehidupan. budaya dan sejarah Aceh.

kehidupan.

2. Meningkatnya pemahaman, penghayatan, 2. Peningkatan pemahaman, penghayatan, Memperbaiki kurikulum

pengamalan dan ketaatan masyarakat

pengamalan dan ketaatan masyarakat pendidikan, pelatihan dan

serta aparatur pemerintah terhadap

serta aparatur pemerintah terhadap sosialisasi kepada masyarakat

pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam.

pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam .

dan aparatur pemerintah tentang penerapan dinul Islam.

BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Rumusan Strategi Pembangunan Aceh (2012-2017)

Misi 2 : Menerapkan nilai-nilai budaya Aceh dan Nilai-Nilai Dinul Islam di semua sektor kehidupan masyarakat Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

3. Meningkatnya peran ulama terhadap 3. Peningkatan peran ulama dalam setiap

Melibatkan ulama dalam

penetapan kebijakan penyelenggaraan

pengambilan kebijakan dalam

setiap pengambilan kebijakan

penyelenggaraan pemerintahan .

dalam

penyelenggaraan

penerapan nilai-nilai Dinul Islam dan

Aceh yang Islami.

Misi 3 : Memperkuat struktur ekonomi dan kualitas sumber daya manusia Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

1. Mewujudkan struktur

Meningkatkan produksi dan ekonomi dan Kualitas

1. Meningkatnya struktur perekonomian yang 1. Pengembangan agroindustri dan

nilai tambah produk Sumber Daya Manusia

kepariwisataan berdasarkan potensi

pertanian, mengembangkan yang handal.

kompetitif wilayah pada sektor pertanian,

wilayah .

industri, perdagangan dan pariwisata.

agro industri, perdagangan

dan pariwisata.

pertanian yang cukup, bermutu dan aman konsumsi.

pertanian berbasis komoditi unggulan sesuai dengan sumberdaya alam dan agro ekosistem wilayah.

4. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Aceh

2. Peningkatan pertumbuhan ekonomi

Mendorong berkembangnya

tanpa migas dari 5,89 persen menjadi 7,3-

Aceh, PAD dan pendapatan perkapita

investasi swasta dan BUMA

8 persen (ADHK).

masyarakat .

serta menyelesaikan

5. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi

infrastruktur pendukung

daerah terpencil dan pesisir.

ekonomi untuk daerah

6. Meningkatnya pendapatan asli daerah

terpencil dan pesisir.

(PAD) dari 900 milyar menjadi 1,5 Triliun.

BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Rumusan Strategi Pembangunan Aceh (2012-2017)

Misi 3 : Memperkuat struktur ekonomi dan kualitas sumber daya manusia Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

7. Meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat non migas (ADHK) dari 6,7 juta menjadi 8,5 juta.

8. Menurunnya angka pengangguran terbuka

3. Pengembangan dan peningkatan

Menyediakan lapangan kerja

Aceh dari 7,43 persen menjadi 5 persen;

keahlian tenaga kerja lokal yang

dan kesempatan berusaha

9. Menurunnya angka kemiskinan Aceh dari

kompetitif untuk menurunkan angka

serta meningkatkan kualitas

19,57 persen menjadi 9,50 persen.`

pengangguran terbuka dan kemiskinan . tenaga kerja.

10. Meningkatnya profesionalisme Badan

4. Peningkatan kualitas SDM yang

Mendorong pengembangan

Usaha Milik Aceh (BUMA).

mendukung profesionalisme peran

sektor usaha produktif dan

Badan Usaha Milik Pemerintah Aceh

penyertaan modal serta

(BUMA) untuk mempercepat

meningkatkan

pertumbuhan ekonomi Aceh profesionalisme pengelolaan

. BUMA.

11. Meningkatnya investasi asing dari USD 2,3

5. Peningkatan pertumbuhan investasi

Meningkatkan promosi

M menjadi USD 10 M.

asing dan dalam negeri serta peran

investasi dan memberi

12. Meningkatnya investasi dalam negeri dari

lembaga otoritas investasi .

kemudahan investasi serta

Rp 6,3 T menjadi Rp 30 T.

meningkatkan peran lembaga

13. Meningkatnya peran dan fungsi lembaga

otoritas investasi.

otoritas investasi dalam mengembangkan usaha penjamin hasil produksi pertanian dan perikanan.

14. Meningkatnya keberdayaan dan

6. Pemberdayaan ekonomi lokal masyarakat

Menyediakan akses modal

kemandirian ekonomi masyarakat lokal.

dengan penyediaan fasilitas usaha mikro

dan pasar bagi usaha mikro

dan menengah.

dan menengah.

15. Tercapainya tujuan pembangunan

7. Pencapaian tujuan pembangunan

Meningkatkan kualitas dan

milenium (MDGs) bidang pendidikan pada

milenium (MDGs) bidang pendidikan

distribusi guru, penyediaan

tahun 2015.

pada tahun 2015 .

sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas secara proporsional serta menerapkan bebas biaya pendidikan wajib belajar 12 tahun

BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Rumusan Strategi Pembangunan Aceh (2012-2017)

Misi 3 : Memperkuat struktur ekonomi dan kualitas sumber daya manusia Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

16. Meningkatnya kualitas pendidikan dasar,

8. Peningkatan kualitas pendidikan

Menyediakan sarana dan

pendidikan menengah, pendidikan dayah,

berbasis keahlian dan kebutuhan pasar prasarana pendidikan yang

pendidikan vokasional dan pendidikan

tenaga kerja .

berkualitas.

tinggi dalam memenuhi kebutuhan ketenagakerjaan.

17. Tercapainya tujuan pembangunan

9. Pencapaian tujuan pembangunan

Meningkatkan kualitas dan

milenium (MDGs) bidang kesehatan pada

milenium (MDGs) bidang Kesehatan

kuantitas tenaga medis dan

tahun 2015.

pada tahun 2015 paramedis yang didukung

18. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan

10. Peningkatan pelayanan kesehatan yang sarana prasarana kesehatan

melalui pemenuhan kebutuhan

profesional dan pelayanan kesehatan

yang sesuai standar.

sumberdaya kesehatan dengan menjaga keseimbangan antar wilayah.

gratis bagi masyarakat miskin .

19. Meningkatnya penyediaan pelayanan medik spesialistik dan kesehatan jiwa serta tersedianya obat esensial di sarana pelayanan dasar dan rujukan.

20. Terjaminnya pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin Aceh dengan jaminan kesehatan berbasis asuransi sosial atau Jaminan Kesehatan Masyarakat Aceh (JKMA).

21. Menurunnya angka kesakitan dan

11. Penurunan angka kesakitan dan

Melakukan pencegahan

kematian akibat penyakit menular dan

kematian akibat penyakit menular dan

(preventif ) dan pengobatan

tidak menular.

tidak menular .

(kuratif) terhadap penyakit menular dan tidak menular serta sosialisasi PHBS yang didukung tenaga penyuluh kesehatan yang memadai dan berkualitas.

BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Rumusan Strategi Pembangunan Aceh (2012-2017)

Misi 4 : Melaksanakan pembangunan Aceh yang proporsional, terintegrasi dan berkelanjutan Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

1. Mewujudkan

Meningkatkan dan pembangunan

1. Meningkatnya pembangunan yang terintegrasi 1. Peningkatan pembangunan yang

mengoptimalkan yang

Aceh

dengan berbagai sektor pembangunan secara

terintegrasi dan berkelanjutan .

pembangunan infrastruktur terintegrasi

proporsional,

berkelanjutan.

yang terintegrasi dan berkelanjutan

dan

berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan daerah.

2. Meningkatnya keselarasan dan keserasian

2. Pemeliharaan dan peningkatan

Memelihara dan

program pembangunan Aceh antara RKPA,

infrastruktur (jalan, irigasi, pelabuhan) meningkatkan pembangunan

RPJMA, RPJPA, RTRWA dan dokumen

terutama di daerah tertinggal, daerah

infrastruktur jalan, irigasi

lainnya;

terdepan, daerah terluar dan pasca

untuk mendukung

3. Meningkatnya pembangunan infrastruktur

konflik pertumbuhan ekonomi antar

antara wilayah dan daerah yang seimbang

wilayah.

dan proporsional sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan potensi daerah;

4. Meningkatnya kondisi mantap jalan provinsi dari 80 persen menjadi 100 persen;

5. Berkurangnya panjang jalan provinsi yang belum tembus dari 70 km menjadi 0 km;

6. Meningkatnya indeks areal terairi dari 56,07 persen menjadi 75 persen.

7. Meningkatnya kapasitas adaptasi dan

3. Peningkatan kapasitas kelembagaan

Meningkatkan sosialisasi

mitigasi masyarakat terhadap bencana dan

dan kesadaran masyarakat dalam

tentang adaptasi dan mitigasi

pengelolaan lingkungan yang berkualitas.

pelestarian lingkungan .

bencana serta pengelolaan lingkungan.

BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Rumusan Strategi Pembangunan Aceh (2012-2017)

Misi 5 : Mewujudkan peningkatan nilai tambah produksi masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan SDA Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

1. Mewujudkan

1. Meningkatnya ketahanan dan kemandirian

1. Peningkatan produksi, produktivitas

peningkatan nilai

Meningkatkan produksi, tambah produksi

pangan Aceh.

dan kontinyuitas produk pertanian,

produktifitas, distribusi masyarakat dan

2. Menurunnya jumlah daerah rawan pangan

kehutanan, kelautan dan perikanan

(kecamatan) dari 52,99 persen menjadi 20

unggulan untuk mendukung ketahanan pangan serta pemanfaatan

teknologi untuk optimalisasi

persen.

pangan dan nilai tambah produk

meningkatkan nilai tambah pemanfaatan SDA

3. Meningkatnya produktivitas dan nilai

berbasis pangsa pasar .

tambah pertanian, perkebunan,

produk pertanian.

peternakan, perikanan, dan kehutanan 4. Meningkatnya luasan areal pertanian yang

2. Peningkatan pendapatan masyarakat

Mengidentifikasi dan

baru.

melalui intensifikasi dan ekstensifikasi

memanfaatkan lahan

areal pertanian .

terlantar untuk mengembangkan kawasan pertanian berbasis komoditi unggulan daerah.

5. Terciptanya pusat pertumbuhan ekonomi

3. Pembangunan pusat pertumbuhan

Menyediakan sarana dan

( growth pole and growth center ) sebagai

ekonomi sebagai daya saing wilayah .

prasarana pendukung dan

daya saing wilayah.

kelembagaan serta SDM profesional untuk pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi.

6. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan

4. Peningkatan pemahaman masyarakat

Melaksanakan pelatihan dan

kesadaran masyarakat dalam pelestarian

terhadap bencana dan kelestarian

sosialisasi tentang kelestarian

7. Meningkatnya produk unggulan lokal yang

5. Peningkatan produk unggulan lokal

Meningkatkan keterampilan

kreatif, inovatif, serta memiliki nilai

masyarakat yang dapat bersaing di

pelaku ekonomi masyarakat

kekhasan.

pasar lokal dan internasional .

dan dukungan terhadap permodalan serta akses pasar.

8. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya

6. Pemanfaatan sumberdaya energi

Mengidentifikasi dan

alam terbarukan dan tidak terbarukan yang

terbarukan dan tidak terbarukan secara memanfaatkan sumber

berkelanjutan;

optimal dan berkelanjutan .

energi terbarukan dan tidak

9. Meningkatnya eksplorasi sumberdaya alam

terbarukan secara lestari.

secara lestari dan berkelanjutan.

BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Rumusan Strategi Pembangunan Aceh (2012-2017)

6.3. Arah Kebijakan

Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Oleh karena itu, selama periode RPJM Aceh 2012-2017 arah kebijakan pembangunan Aceh untuk setiap tahunnya diuraikan sebagai berikut.

6.3.1. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun Pertama (2013)

Arah kebijakan pembangunan tahun pertama difokuskan pada upaya untuk mengatasi berbagai permasalahan pembangunan untuk segera ditangani, antara lain: kemiskinan, pengangguran, pangan, infrastruktur (jalan, irigasi, pelabuhan) dan perumahan layak huni untuk masyarakat miskin serta peningkatan produktivitas komoditi unggulan daerah. Upaya untuk menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran juga difokuskan melalui pengembangan ekonomi masyarakat lokal. Disamping itu, upaya pembenahan birokrasi pemerintahan yang lebih akuntabel dan transparan serta penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih baik menjadi fokus prioritas yang akan ditangani pada tahun pertama. Peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat juga didorong untuk lebih ditingkatkan melalui pelayanan kesehatan dan pendidikan yang terjangkau semua lapisan masyarakat. Demikian juga upaya pemerintah untuk menjaga keberlanjutan perdamaian, mengatasi permasalahan sosial dan budaya serta penerapan dinul islam menjadi fokus prioritas pada tahun pertama.

6.3.2. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun Kedua (2014)

Arah kebijakan pembangunan tahun kedua merupakan lanjutan dari tahun pertama pelaksanaan RPJM Aceh 2012-2017. Penanganan permasalahan pembangunan yang mendesak seperti kemiskinan, pengangguran, pangan, infrastruktur (jalan, irigasi, pelabuhan) dan perumahan layak huni untuk masyarakat miskin serta peningkatan produktivitas komoditi unggulan daerah terus dilaksanakan secara konsisten untuk memastikan adanya penyelesaian yang komprehensif terhadap permasalahan tersebut. Demikian juga pengembangan ekonomi masyarakat lokal terus dilanjutkan secara konsisten untuk menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan kepada masyarakat terus dilaksanakan dengan terus melakukan penyempurnaan dan perbaikan terhadap sistem dan mekanisme pelayanan yang diberikan. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan yang profesional dan kredibel serta

BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Arah Kebijakan BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Arah Kebijakan

Selain terus melakukan upaya penanganan diatas, pada tahun kedua pelaksanaan RPJM Aceh 2012-2017 diarahkan juga pada pengembangan budaya dalam pembangunan daerah melalui berbagai program dan kegiatan untuk mendorong pengembangan budaya dalam kehidupan sehari-hari. Upaya untuk mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah perlu terus ditingkatkan dengan pemberdayaan lembaga kemasyarakatan, pemberdayaan gender, peningkatan peran pemuda dan pembangunan keolahragaan yang melibatkan masyarakat. Reformasi birokrasi secara menyeluruh akan dilaksanakan dalam semua aspek pemerintahan daerah sehingga terjadi percepatan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik yang mendukung keberlanjutan perdamaian. Pada tahap ini, peletakan dasar untuk mendukung pengembangan agroindustri telah dilakukan dengan memfasilitasi berkembangnya investasi sesuai dengan komoditi unggulan daerah.

6.3.3. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun Ketiga (2015)

Arah kebijakan pembangunan tahun ketiga dilaksanakan untuk memastikan kesinambungan upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam periode pembangunan tahun pertama dan kedua dengan tetap menekankan pada perbaikan dan penyempurnaan pelayanan pemerintahan daerah. Kebijakan pembangunan daerah lebih menekankan pada orientasi hasil di lapangan berdasarkan upaya yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Penanganan permasalahan pembangunan yang mendesak seperti kemiskinan

dan pengangguran, permukiman layak huni, pangan, pengangguran, pangan, infrastruktur (jalan, irigasi, pelabuhan) dan perumahan layak huni untuk masyarakat miskin serta peningkatan produktivitas komoditi unggulan daerah harus menunjukan hasil nyata di lapangan yang dapat dirasakan masyarakat serta adanya perkembangan yang berarti dalam penyelesaian masalah tersebut. Agroindustri komoditas unggulan daerah sudah berkembang sehingga dapat diandalkan untuk meningkatkan pendapatan asli Aceh.

Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan sudah menjadi sistem pelayanan yang melembaga dan lebih profesional untuk pencapaian target pembangunan milenium pada tahun 2015. Peningkatan pelayanan publik dapat diukur secara langsung berdasarkan tingkat kepuasan masyarakat yang memanfaatkan pelayanan tersebut. Pelayanan kesehatan tidak lagi terpusat di ibukota provinsi melainkan dapat diakses di regional melalui pembangunan rumah sakit di 4 (empat) regional. Pengembangan budaya dalam pembangunan sudah diapresiasi oleh masyarakat yang terlihat dari

BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Arah Kebijakan

Peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah, pemberdayaan lembaga kemasyarakatan, pemberdayaan gender, peningkatan peran pemuda dan pembangunan keolahragaan yang melibatkan masyarakat juga menjadi fokus pembangunan. Pelaksanaan reformasi birokrasi terus dilaksanakan secara konsisten sehingga terjadi perubahan signifikan dalam wajah birokrasi pemerintahan Aceh.

Pada tahun ketiga ini investasi telah berkembang untuk meningkatkan pendapatan asli Aceh yang didukung oleh sumberdaya manusia yang handal dan Badan usaha milik Aceh yang dikelola secara profesional. Selanjutnya investasi diarahkan untuk mengembangkan sumber daya alam terbarukan sebagai potensi energi untuk mengatasi krisis energi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.

6.3.4. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun Keempat (2016)

Arah kebijakan pembangunan tahun keempat adalah untuk memantapkan capaian pembangunan yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya dengan terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada upaya-upaya yang dilakukan pemerintah daerah. Pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pada tahun keempat diarahkan pada upaya untuk mensinergikan capaian pembangunan di masing-masing bidang/sektor agar terwujud pembangunan Aceh yang terintegrasi.

Arah kebijakan pembangunan Aceh ditekankan pada pengembangan kawasan- kawasan strategis yang memiliki potensi ekonomi yang melibatkan para pemangku kepentingan termasuk dukungan terhadap kemudahan investasi yang terkait dengan pengembangan agroindustri. Pemerintah Aceh mendorong bagaimana penataan dan revitalisasi kawasan dapat meningkatkan daya saing ekonomi Aceh di tingkat global dan regional. Pada tahap ini, angka kemiskinan dan pengangguran Aceh diharapkan telah mengalami penurunan yang signifikan dan daerah-daerah yang mengalami rawan pangan sudah teratasi. Nilai tambah produk komoditas unggulan sudah menunjukkan hasil yang nyata. Akses jalan yang menjangkau wilayah terisolir sudah dapat diselesaikan secara baik. Selain itu, pencapaian target tujuan pembangunan milenium khususnya pelayanan kesehatan dan mutu pendidikan tidak hanya dijaga agar tetap konsisten, melainkan juga pelayanan kesehatan dan pendidikan menjadi daya tarik bagi masyarakat luar dan dalam Aceh sehingga dapat menambah pendapatan Asli Aceh.

BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Arah Kebijakan

6.3.5. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun Kelima (2017)

Pada tahun kelima pelaksanaan RPJM Aceh 2012-2017 merupakan tahap konsolidasi untuk memastikan terjadinya perubahan dan pencapaian sasaran pembangunan jangka menengah daerah sesuai dengan target yang ditetapkan. Arah kebijakan pembangunan tahun kelima difokuskan pada bidang/sektor yang masih perlu ditingkatkan pencapaian kinerjanya berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi terhadap capaian program prioritas yang telah dilaksanakan selama 4 tahun terakhir. Selain itu, capaian pembangunan daerah pada tahun kelima menjadi dasar untuk penyusunan rencana dan kebijakan pembangunan pada periode ketiga pelaksanaan RPJP Aceh 2005-2025. Pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pada tahun kelima tetap diarahkan pada upaya untuk mensinergikan capaian pembangunan di masing-masing bidang/sektor dengan memperhatikan program-program prioritas yang perlu dipercepat pencapaian targetnya. Pada tahun kelima ini, target pembangunan Aceh sudah dapat dicapai secara menyeluruh sesuai dengan yang telah ditetapkan.

BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Arah Kebijakan

215

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

Visi dan Misi pembangunan Pemerintah Aceh perlu dijabarkan kedalam kebijakan umum dan program prioritas disertai kebutuhan pendanaan yang merupakan program unggulan Pemerintah Aceh. Berdasarkan analisis strategi dan arah kebijakan pembangunan pada BAB VI maka pemerintah Aceh menyusun 10 (sepuluh) prioritas pembangunan sebagai berikut: 1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; 2) Keberlanjutan Perdamaian; 3) Dinul Islam, Adat dan Budaya; 4) Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah Produk; 5) Penanggulangan Kemiskinan; 6) Pendidikan; 7) Kesehatan; 8) Infrastruktur yang Terintegrasi; 9) Sumber Daya Alam Berkelanjutan; dan 10) Kualitas Lingkungan dan Kebencanaan. Selanjutnya kebijakan umum yang disusun berdasarkan 10 (sepuluh) prioritas pembangunan tersebut mengacu kepada arah kebijakan pembangunan setiap tahunnya yang telah diuraikan pada BAB VI.

Kebijakan umum pada hakekatnya merupakan acuan untuk menyusun program unggulan dengan target indikator kinerja menurut urusan. Dengan demikian, kebijakan umum dan program unggulan yang disampaikan dalam RPJM Aceh ini hanya yang bersifat prioritas yang menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) dan pedoman penyusunan RPJM Kabupaten/Kota. Selanjutnya operasional dan program prioritas pemerintah Aceh yang disertai dengan target capaian program dan pendanaannya untuk 5 (lima) tahun dituangkan dalam BAB VIII. Selanjutnya, penjelasan kebijakan umum dan program unggulan berdasarkan 10 (sepuluh) prioritas pembangunan Aceh dijelaskan secara rinci pada Tabel 7.1.

BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

Tabel 7.1 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Aceh

Prioritas Pembangunan/Kebijakan

Capaian Kinerja

No

Bidang SKPA Penanggung Umum

Program Pembangunan

Indikator Kinerja (Outcome)

Awal

Akhir

Urusan Jawab

I REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA

1 Penuntasan Penyelesaian peraturan- peraturan pelaksana UUPA

Wajib Biro Hukum Peningkatan transparansi dan

1 Program Penataan Peraturan Perundang-

Meningkatnya ketersediaan peraturan

undangan

perundang-undangan

Badan Kepegawaian, 2 akuntabilitas penyelenggaraan

Pendidikan, dan pemerintahan

Program Pembinaan dan Pengembangan

Aparatur;

Meningkatnya disiplin aparatur

Wajib Pelatihan Badan Kepegawaian,

3 Program Pendidikan Kedinasan;

Meningkatnya kapasitas aparatur

Wajib Pendidikan, dan Pelatihan

4 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan;

Meningkatnya kualitas perencanaan

Wajib Bappeda Dinas Pengelolaan

5 Program Peningkatan dan Pengembangan

Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi

Pengelolaan Keuangan Daerah;

pengelolaan keuangan Pemerintah Aceh

Wajib Keuangan dan Kekayaan Aceh

6 Program penguatan akuntabilitas kinerja

Meningkatnya kepatuhan hukum instansi

instansi pemerintah; *) Program Baru

pemerintah

Wajib Inspektorat

7 Program peningkatan pelayanan publik;

Meningkatnya pelayanan publik di bidang perizinan dan non perizinan

Wajib BP2T Badan Kepegawaian,

8 Program Pembinaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Aparatur;

Meningkatnya disiplin aparatur

Wajib Pendidikan, dan Pelatihan Badan Kepegawaian,

9 Program fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS.

Meningkatnya pemerataan aparatur berdasarkan kompetensi

Wajib Pendidikan, dan Pelatihan Satuan Polisi

10 Program koordinasi pelestarian dan kapasitas kegiatan PPNS;

Meningkatnya disiplin PNS

Wajib Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah

Wajib RSUZA Penguatan birokrasi pemerintahan

11 Program Peningkatan Akuntabilitas dan

Meningkatnya akuntabilitas dan administrasi

Administrasi Keuangan BLUD; *) Program Baru

keuangan

Badan Kepegawaian, 3 dan penegakan supremasi hukum

Program peningkatan kapasitas sumberdaya

1 aparatur;

Meningkatnya kapasitas aparatur

Wajib Pendidikan, dan Pelatihan Badan

2 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Gampong;

Meningkatnya Kapasitas Aparatur Gampong

Wajib Pemberdayaan Masyarakat Badan

3 Program Peningkatan Imum Mukim dan Kelembagaannya;

Meningkatnya pelayanan mukim

Wajib Pemberdayaan Masyarakat

4 Program peningkatan kualitas kelembagaan perangkat Aceh; *) Program Baru

Meningkatnya kinerja SKPA dan SKPK

Wajib Biro Tata Pemerintahan

5 Program peningkatan kelembagaan dan

Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan

Wajib Biro Tata Pemerintahan

aparatur;

aparatur

6 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga

Meningkatnya Kapasitas Lembaga Perwakilan

Perwakilan Rakyat Daerah

Rakyat Daerah

Wajib Sekretariat DPRA

BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

No Prioritas Pembangunan/Kebijakan

Bidang SKPA Penanggung Umum

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Indikator Kinerja (Outcome)

Awal

Akhir

Urusan Jawab

Program Peningkatan, Pembinaan,

7 Pengembangan dan Kesejahteraan Sekretariat

Meningkatnya pelayanan lembaga DPRA

kepada masyarakat

Wajib Sekretariat DPRA

DPRA;

8 Program penataan daerah otonomi baru;

Meningkatnya kualitas pelayanan pemerintah

Wajib Biro Tata Pemerintahan

9 Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah;

Meningkatnya Pelayanan Kedinasan KDH/WKDH

Wajib Perwakilan Medan

10 Program peningkatan pelayanan masyarakat di

Meningkatnya Pelayanan Masyarakat Aceh di

Kantor Penghubung

luar daerah;

Jakarta dan sekitarnya

Wajib Pemerintah Aceh di Jakarta

Wajib Sekretariat Korpri Peningkatan peran serta masyarakat

11 Program peningkatan kapasitas kelembagaan organisasi KORPRI;

Meningkatnya kapasitas lembaga KORPRI

dan seluruh stakeholder dalam 4 perencanaan, penganggaran,

Wajib Biro Tata pelaksanaan dan pengawasan

1 Program pemilihan kepala daerah dan Pemilu

Meningkatnya kualitas PEMILU KADA dan

Pemerintahan pembangunan

legislatif

Wajib Biro Tata Pemerintahan Penguatan pengawasan keuangan

2 Program koordinasi peningkatan kapasitas

Meningkatnya pelayanan kependudukan dan

kependudukan dan catatan sipil

cacatan sipil

Program peningkatan sistem pengawasan

5 dan pembinaan administrasi anggaran

Wajib Inspektorat secara transparan dan akuntabel

1 internal dan pengendalian pelaksanaan

Menurunnya Penyelewengan Keuangan Daerah

kebijakan kepala daerah

dan Mencegah terjadinya KKN

2 Peningkatan Profesionalisme tenaga pemeriksa

Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi

dan aparatur pengawasan

Aparatur Pengawasan

Wajib Inspektorat

3 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi

Dinas Pengelolaan

pengelolaan keuangan Pemerintah Aceh

Wajib Keuangan dan Kekayaan Aceh

4 Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan

Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi

Dinas Pengelolaan

Wajib Keuangan dan Kekayaan Aceh Penataan tatalaksana yang efektif, 6 efisien dan berbasis teknologi

Keuangan Kabupaten/Kota

pengelolaan keuangan kab/kota

1 Program peningkatan kualitas ketatalaksanaan;

informasi

*)Program Baru

Meningkatnya kualitas pelayanan publik

Wajib Biro Organisasi

2 Program penataan administrasi kependudukan;

Meningkatnya validitas data dan informasi kependudukan secara elektronik

Wajib Dinas Registrasi Kependudukan

Dinas Pengelolaan pendapatan Aceh

7 Peningkatan efisiensi dan efektifitas

Program optimalisasi penataan pendapatan

1 Aceh *)=Program Baru

Meningkatnya PAD

Wajib Keuangan dan Kekayaan Aceh Dinas Pengelolaan

2 Program revitalisasi sumber pendapatan Aceh *)=Program Baru

Meningkatnya PAD

Wajib Keuangan dan Kekayaan Aceh

II KEBERLANJUTAN PERDAMAIAN

Pengarusutamaan Perdamaian dalam

1 Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi

Wajib Biro Tata pembangunan

Program Sinkronisasi dan Harmonisasi

Pembangunan; *) Program Baru

1 Meningkatnya integrasi pembangunan

Pemerintahan

2 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

Meningkatnya kapasitas kelembagaan peka

Peka Konflik

konflik

Wajib Biro Organisasi

BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

No Prioritas Pembangunan/Kebijakan Bidang SKPA Penanggung Umum

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Indikator Kinerja (Outcome)

Awal

Akhir

Urusan Jawab

Pemantapan Koordinasi dan Pemberdayaan

Satuan Polisi

3 masyarakat, aparatur untuk menjaga ketertiban

Meningkatnya implementasi qanun untuk

dan ketentraman serta penegakan Qanun

meningkatkan PAD

Wajib Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Badan Kesbang

4 Program penguatan keberlanjutan perdamaian

Terbinanya keberlanjutan perdamaian

Wajib Politik dan

Aceh;

Perlindungan Masyarakat

2 Peningkatan pemahaman tentang

Satuan Polisi bina pembangunan perdamaian

1 Peningkatan kapasitas SDM Pol PP dan WH serta linmas

Meningkatnya kapasitas Pol-PP, WH dan Linmas

Wajib Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah

2 Program Kerjasama Informasi dengan Media

Meningkatnya pemahaman tentang UUPA pada

Wajib Biro Hukum dan

Humas Badan Kesbang 3 Pencegahan, Mitigasi, dan Resolusi Konflik

Massa

masyarakat dan pemerintah

1 Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

Meningkatnya Ketertiban dan Keamanan

Wajib Politik dan Perlindungan Masyarakat Badan Kesbang

2 Program Pemberdayaan Masyarakat untuk

Meningkatnya Ketertiban dan Keamanan

Wajib Politik dan

Menjaga Ketertiban dan Keamanan

Perlindungan Masyarakat

Promosi, Konsolidasi, dan Badan Kesbang 4 Transformasi Pembangunan

Politik dan Perdamaian

1 Program Promosi Perdamaian Aceh; *) Program

Baru

Meningkatnya Investasi di Aceh

Wajib Perlindungan Masyarakat Badan Kesbang

2 Program Konsolidasi Perdamaian Aceh

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga perdamaian

Wajib Politik dan Perlindungan Masyarakat

Wajib Dinas Pendidikan Badan Kesbang 5 Pendidikan Politik dan

3 Program Transformasi Penanganan Konflik Aceh

Wajib Politik dan Kewarganegaraan

1 Program Pendidikan Politik Masyarakat

Meningkatnya kesadaran dan partisipasi politik

masyarakat

Perlindungan Masyarakat

2 Program Kemitraan Wawasan Kebangsaan

Meningkatnya wawasan kebangsaan

Wajib Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Badan Kesbang

3 Program pembentukan dan penguatan pusat

Terbentuknya pusat pendidikan kebangsaan

Wajib Perlindungan Masyarakat

Politik dan

pendidikan kebangsaan;

Badan Kesbang

4 Program pembauran kebangsaan

Meningkatnya toleransi kebangsaan

Wajib Politik dan Perlindungan Masyarakat Badan Kesbang

5 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

Meningkatnya wawasan kebangsaan masyarakat

Wajib Politik dan Perlindungan Masyarakat

6 Program Transformasi Penanganan Konflik

Terselenggaranya pendidikan tentang

Wajib Dinas

Aceh

perdamaian

Pendidikan/MPD

BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

No Prioritas Pembangunan/Kebijakan Bidang SKPA Penanggung Umum

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Indikator Kinerja (Outcome)

Awal

Akhir

Urusan Jawab

Badan Kesbang

7 Program Pengembangan Data dan Informasi

Meningkatnya data dan informasi tentang

Wajib Politik dan

kebangsaan

Perlindungan Masyarakat

Program Peningkatan kapasitas Pelayanan

Satuan Polisi

8 informasi, Komunikasi, Sosialisasi dan

Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang keamanan dan ketertiban

Wajib Pamong Praja dan

Wilayatul Hisbah Satuan Polisi 6 Pemberdayaan dan pembinaan masyarakat korban konflik

Hubungan Masyarakat serta instansi terkait

1 Program pembinaan masyarakat korban konflik;

Meningkatnya pembinaan masyarakat korban

*) Program Baru

konflik

Wajib Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah

III DINUL ISLAM, ADAT DAN BUDAYA

Peningkatan pengetahuan dan 1 wawasan sejarah dan nilai-nilai

Wajib Sekretariat MAA masyarakat

Program Pelestarian dan Pembinaan Adat

budaya Aceh dalam kehidupan

1 Istiadat;

Meningkatnya kelestarian adat istiadat

2 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan

Adat;

Meningkatnya kapasitas lembaga adat

Wajib Sekretariat MAA

3 Program Pengkajian Adat dan Adat istiadat;

Meningkatnya pemahaman adat dan adat istiadat

Wajib Sekretariat MAA

4 Program Pembinaan dan Pengembangan

Hukum Adat;

Meningkatnya kapasitas lembaga adat

Wajib Sekretariat MAA

5 Program Pengelolaan Keragaman Khasanah

Adat dan Adat Istiadat;

Meningkatnya kelestarian adat dan adat istiadat

Wajib Sekretariat MAA

6 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana

Kebudayaan;

Tersedianya alat-alat kesenian tradisional

Wajib Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

7 Program Pengembangan Nilai Budaya;

Meningkatnya pemahaman nilai-nilai Budaya kepada masyarakat

Wajib Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

8 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya;

Terpeliharanya benda budaya

Wajib Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

9 Program Pengelolaan Keragaman Budaya;

Terpeliharanya keragaman budaya

Wajib Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

10 Program Pengembangan Kerjasama

Pengelolaan Kekayaan Budaya;

Terwujudnya Kemitraan Budaya

Wajib Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Biro Keistimewaan

Wajib dan Kesejahteraan Rakyat Pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam di 2 dalam penyelenggaraan

11 Program Peningkatan Kualitas Pendidikan,

Meningkatnya Kualitas Pendidikan dan

Kebudayaan dan Adat Istiadat;

Kebudayaan

Wajib Dinas Syariat Islam pemerintahan

1 Program Peningkatan Pemahaman,

Meningkatnya pemahaman, penghayatan, dan

Penghayatan, dan Pengamalan Al-Qur'an;

pengamalan Al-Qur'an

2 Program peningkatan zakat, harta waqaf, harta

Meningkatnya profesionalisme pengelolaan

agama dan perwalian; *) Program Baru

zakat, harta waqaf, harta agama dan perwalian

Wajib Baitul Mal

3 Program Peningkatan ZIS dan Pembinaan Kelembagaan;

Meningkatnya Pendapatan ZIS untuk PAD

Wajib Baitul Mal

4 Program pembinaan lembaga sosial

Meningkatnya kapasitas lembaga sosial

keagamaan; *) Program Baru

keagamaan

Wajib Dinas Syariat Islam

5 Program Peningkatan pemahaman keagamaan bagi aparatur; *)=Program Baru

Wajib Dinas Syariat Islam

BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

No Prioritas Pembangunan/Kebijakan Umum

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Indikator Kinerja (Outcome)

Bidang SKPA Penanggung

Awal

Akhir

Urusan Jawab

Peningkatan kesejahteraan

Biro Keistimewaan 3 masyarakat miskin dan penyandang

dan Kesejahteraan masalah sosial

Program Peningkatan Kualitas Kesejahteraan

Rakyat;

Meningkatnya kualitas Kesejahteraan Rakyat

Wajib Rakyat

Program Pemberdayaan Fakir Miskin Komunitas

2 Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya,

Menurutnya angka kemiskinan dan penyandang

masalah kesejahteraan sosial

Wajib Dinas Sosial

3 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial,

Meningkatnya pelayanan sosial bagi masyarakat

Wajib Dinas Sosial

4 Program Pembinaan Anak Terlantar,

Menurunnya jumlah anak terlantar

Wajib Dinas Sosial

5 Program Pembinaan Para Penyandang Cacat

Meningkatnya pelayanan untuk penyandang

dan Trauma,

cacat dan trauma

Wajib Dinas Sosial

6 Program Pembinaan Panti Asuhan / Panti Jompo

Meningkatnya pelayanan panti asuhan

Wajib Dinas Sosial

Program Pembinaan Eks. Penyandang Penyakit 7 Sosial (eks. Narapidana; PSK; Narkoba dan

Meningkatnya ketrampilan penyandang

penyakit sosial

Wajib Dinas Sosial

Penyakit sosial lainnya),

8 Program Pemberdayaan Kelembagaan

Meningkatnya kualitas kelembagaan

Kesejahteraan Sosial.

kesejahteraan sosial

Wajib Dinas Sosial

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam

Biro Keistimewaan

9 Program Pembinaan Sosial Kemasyarakatan.

pembangunan

Wajib dan Kesejahteraan Rakyat Badan

4 Peningkatan kapasitas kelembagaan

Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat

gampong dan mukim

1 Gampong;

Meningkatnya kapasitas lembaga gampong

Wajib Pemberdayaan Masyarakat

2 Program Pengembangan Lembaga Ekonomi

Badan

Gampong;

Meningkatnya kapasitas lembaga gampong

Wajib Pemberdayaan Masyarakat

3 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat

Badan

Dalam Membangun Gampong;

gampong melalui Badan Usaha Milik Gampong

Wajib Pemberdayaan

Masyarakat Peningkatan kualitas dan efektifitas 5 penyebaran nilai-nilai Dinul Islam

(BUMG)

1 Program Penyediaan da’i perbatasan,

Meningkatnya kapasitas dan kuantitas da'i

dalam kehidupan masyarakat

perdesaan dan perkotaan; *) Program Baru

perbatasan, perdesaan dan perkotaan

Wajib Dinas Syariat Islam

2 Program Pembinaan Dakwah dan Syiar Islam;

Meningkatnya pemahaman wawasan dinul islam

Wajib Dinas Syariat Islam

3 Program Peningkatan pemahaman keagamaan

Meningkatnya pemahaman wawasan dinul

bagi masyarakat; *) Program Baru

islam

Wajib Dinas Syariat Islam

Wajib Dinas Syariat Islam Peningkatan kapasitas aparatur 6 pelaksana nilai-nilai Dinul Islam dan peran serta ulama dalam

4 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Meningkatnya sarana dan prasarana

Keagamaan

keagamaan

Wajib Dinas Syariat Islam penyelenggaraan pemerintahan

1 Program Peningkatan Pemahaman Wawasan Islam

Meningkatnya pemahaman wawasan islam

2 Hisbah (WH);

Program Pembinaan dan Koordinasi Wilayatul

Satuan Polisi

Meningkatnya kapasitas WH

Wajib Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah

Program Peningkatan Sumber Daya dan Peran

Meningkatnya peran ulama dalam

Majelis

3 Ulama;

pembangunan Aceh

Wajib Permusyawaratan Ulama

BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

No Prioritas Pembangunan/Kebijakan

Bidang SKPA Penanggung Umum

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Indikator Kinerja (Outcome)

Awal

Akhir

Urusan Jawab

Program Peningkatan Silaturahmi dan 4 Koordinasi antara Umara dan Ulama; *)

Meningkatnya hasil pembangunan yang sesuai

Majelis

dengan Dinul Islam

Wajib Permusyawaratan

Program Baru

Ulama

Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan

Meningkatnya Pelayanan Agama dan Lembaga

Biro Keistimewaan

5 Agama, Pelayanan Kehidupan Beragama dan Peran Ulama;

Keagamaan

Wajib dan Kesejahteraan Rakyat

Wajib Dinas Syariat Islam Penjaminan hak-hak kerukunan

6 Program Pengembangan dan Pemberdayaan

Meningkatnya pelayanan peradilan mahkamah

Peradilan Syariah

syariah

Wajib Dinas Syariat Islam toleransi dan kedamaian

7 beragama dalam upaya peningkatan

1 Program Peningkatan Kehidupan Beragama dan

Toleransi Umat Beragama

Meningkatnya toleransi beragama

8 Peningkatan dan Pemberdayaan Wajib Dinas Pemuda dan Pemuda dan Olahraga

1 Program Pengembangan Keserasian Kebijakan Pemuda;

Tersedianya regulasi kepemudaan

Olahraga

2 Program Peningkatan Peran serta kepemudaan;

Meningkatnya partisipasi pemuda dalam

Wajib Dinas Pemuda dan

pembangunan

Olahraga

3 Program Peningkatan Upaya Pertumbuhan

Meningkatnya jiwa kewirausahaan pemuda

Wajib Dinas Pemuda dan

Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda;

Olahraga

4 Program Pengembangan Kebijakan dan

Meningkatnya mutu olah raga

Dinas Pemuda dan

Manajemen Olahraga;

Wajib Olahraga

5 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan

Olahraga;

Meningkatnya mutu olah raga

Wajib Dinas Pemuda dan Olahraga

6 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga;

Meningkatnya mutu olah raga

Wajib Dinas Pemuda dan Olahraga

7 Program Pembinaan Kepanduan.

Meningkatnya kualitas pemuda

Wajib Dinas Pemuda dan Olahraga

8 Program pembinaan olah raga seni dan budaya

Meningkatnya prestasi olahraga seni dan

KORPRI;

budaya bagi anggota KORPRI

Wajib Sekretariat Korpri

9 Program pembinaan mental da rohani anggota

Meningkatnya kualitas mental dan rohani

KORPRI;

anggota KORPRI

Wajib Sekretariat Korpri

Wajib Olahraga Badan 9 Peningkatan kualitas anak dan

10 Program pembinaan olah raga tradisional Aceh;

Meningkatnya kelestarian olah raga tradisional

Dinas Pemuda dan

*)=Program baru

Aceh

Pemberdayaan kapasitas perempuan

1 Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan;

Meningkatnya kebijakan yang berpihak kepada

perempuan dan anak

Wajib Perempuan dan Perlindungan Anak

Meningkatnya kapasitas kelembagaan PUG dan

Badan

2 Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak;

anak serta terlaksananya perencanaan dan

Wajib Pemberdayaan

penganggaran yang responsif gender

Perempuan dan Perlindungan Anak

Badan

3 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan

Meningkatnya kualitas hidup dan efektifitas

Pemberdayaan

Perlindungan Perempuan;

perlindungan bagi perempuan dan anak

Wajib Perempuan dan Perlindungan Anak Badan

4 Program Peningkatan Peran Serta dan

Meningkatnya kemandirian ekonomi perempuan

Pemberdayaan

Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan;

dan peran serta gender dalam pembangunan

Wajib Perempuan dan Perlindungan Anak

BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

No Prioritas Pembangunan/Kebijakan

Bidang SKPA Penanggung Umum

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Indikator Kinerja (Outcome)

Awal

Akhir

Urusan Jawab

IV KETAHANAN PANGAN DAN NILAI TAMBAH PERTANIAN

Fasilitasi dan pengembangan

Dinas Perindustrian, 1 pengolahan hasil pertanian dan

Pilihan Perdagangan, sistem usaha secara berkelanjutan

1 Program Pengembangan sentra-sentra industri

Berkembangnya sentra industri potensial

Koperasi dan UKM Fasilitasi pengembangan penanganan

potensial

daerah

Dinas Kesehatan 2 pasca panen pertanian melalui

Pilihan Hewan dan penguatan sistem pemasaran daerah

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

Peternakan

Meningkatnya pendapatan peternak

Peternakan

2 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

Meningkatnya pendapatan petani

Pilihan Dinas Kehutanan

Pertanian/Perkebunan

dan Perkebunan

Program Peningkatan dan Pengembangan

Dinas Perindustrian,

3 Ekspor

Meningkatnya komoditi ekspor

Pilihan Perdagangan, Koperasi dan UKM

4 Program Optimalisasi Pengelolaan dan

Meningkatnya kapasitas kelembagaan dalam

Pilihan Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Perindustrian,

Pemasaran Produksi Perikanan

pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan

Pilihan Perdagangan, Koperasi dan UKM Peningkatan inovasi dan kreatifitas 3 yang memberikan nilai tambah pada

5 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan

Meningkatnya kualitas pengawasan barang dan

Dalam Negeri

jasa

Pilihan Dinas Pertanian dan produksi masyarakat

1 Program Peningkatan Produksi (Pertanian/perkebunan)

Terwujudnya swasembada pangan daerah

Tanaman Pangan Dinas Kesehatan

2 Program Peningkatan Produksi Peternakan

Terwujudnya swasembada daging

Pilihan Hewan dan Peternakan

Pilihan Dinas Pertanian dan produk pertanian

Pengembangan konsep agribisnis

4 1 Program pengkajian pengembangan kawasan

Tersedianya dokumen pengembangan kawasan

dalam meningkatkan nilai tambah

agribisnis; *)=Program Baru

agribisnis berdasarkan komoditi unggulan

daerah

Tanaman Pangan

2 Program pengkajian pengembangan agribisnis

Tersedianya dokumen pengembangan

Dinas Pertanian dan

Tanaman Pangan Pengembangan kawasan potensi

komoditas unggulan daerah; *) Program Baru

agribisnis berdasarkan komoditi unggulan

Pilihan

daerah

Pilihan Dinas Kelautan dan kawasan minapolitan

5 perikanan tangkap untuk menjadi

1 Program Pengembangan Perikanan Tangkap

Meningkatnya pendapatan masyarakat nelayan

Perikanan

2 Program Pengembangan Budidaya Perikanan

Meningkatnya pendapatan masyarakat petani budidaya ikan

Pilihan Dinas Kelautan dan Perikanan

3 Program pengembangan kawasan minapolitan;

Terwujudnya kawasan minapolitan yang

Pilihan Dinas Kelautan dan

Perikanan Badan Ketahanan 6 Pemantapan ketahanan pangan dan kemandirian pangan

*) Program Baru

terpadu

1 Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Meningkatnya ketahanan pangan daerah

Pilihan Pangan dan Penyuluhan

2 Penyakit Hewan

Program Pencegahan dan Penanggulangan

Dinas Kesehatan

Meningkatnya kesehatan hewan

Pilihan Hewan dan Peternakan

Peningkatan inovasi teknologi untuk

Program Pemberdayaan Masyarakat dalam

Meningkatnya kapasitas masyarakat dalam

7 menciptakan pemanfaatan sumber

Pilihan Dinas Kelautan dan daya alam terbarukan

1 Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya

pengawasan dan pengendalian sumberdaya

2 Program Peningkatan Penerapan Teknologi

Meningkatnya produktivitas dan nilai tambah

Dinas Pertanian dan

Pertanian/Perkebunan

pertanian/ perkebunan

Pilihan Tanaman Pangan

Program Pemberdayaan Penyuluh

Badan Ketahanan

3 Pertanian/Perkebunan Lapangan

Meningkatnya kapasitas penyuluh

Pilihan Pangan dan Penyuluhan

BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

No Prioritas Pembangunan/Kebijakan

Bidang SKPA Penanggung Umum

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Indikator Kinerja (Outcome)

Awal

Akhir

Urusan Jawab

Program Pengembangan dan Peningkatan

Badan Ketahanan

4 Penyuluhan

Meningkatnya sarana dan prasarana BPP

Pilihan Pangan dan Penyuluhan

8 Revitalisasi industri strategis

Wajib Biro Ekonomi Revitalisasi BUMA yang telah ada dan 9 membentuk BUMA sesuai kebutuhan yang profesional, untuk peningkatan

1 Program revitalisasi industri minyak dan gas

bumi; *)=Program baru

Meningkatnya PAD Daerah

Wajib Biro Ekonomi pendapatan asli daerah (PAD) 10 Peningkatan iklim investasi dan

1 Program revitalisasi BUMA; *)=Program baru

Meningkatnya PAD Daerah

Wajib Badan Investasi dan promosi potensi sumber daya alam

1 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama

Meningkatnya minat investasi yang tercermin

Investasi

pada jumlah permohonan izin investasi

Promosi

2 Program Peningkatan Iklim Investasi dan

Meningkatnya informasi prosedur, regulasi dan

Wajib Badan Investasi dan Promosi

Realisasi Investasi

perizinan investasi kepada masyarakat

3 Program penyiapan potensi sumberdaya,

Meningkatnya ketersediaan data potensi

Wajib Badan Investasi dan Promosi

sarana dan prasarana daerah; *) Program Baru

sumberdaya, sarana dan prasarana daerah

V PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Penyediaan sarana dan prasarana

1 perumahan layak huni untuk

Wajib Bina Marga dan masyarakat miskin;

1 Program pengembangan perumahan

Terbangunnya rumah layak huni untuk

Cipta Karya Peningkatan kesejahteraan petani

masyarakat

Pilihan Dinas Kelautan dan sistem produksi dan pemasaran hasil

2 dan nelayan melalui pengembangan

2 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Pesisir

Meningkatnya pendapatan masyarakat pesisir

Perikanan

Meningkatnya keterampilan Petani dan pelaku

Badan Ketahanan

3 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

agribisnis

Pilihan Pangan dan Penyuluhan

Pengembangan kawasan industri 3 wisata melalui pemanfaatan sumberdaya alam dan ekonomi

Wajib Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kreatif masyarakat

1 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata;

Meningkatnya Promosi Pariwisata

2 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata;

Meningkatnya destinasi pariwisata

Wajib Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Program Pengembangan Kemitraan

Meningkatnya Kemitraan Pariwisata

Wajib Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Program pengembangan ekonomi lokal

Dinas Perindustrian,

3 masyarakat *)=Program Baru

Meningkatnya pendapatan masyarakat miskin

Pilihan Perdagangan, Koperasi dan UKM

Pembinaan dan penguatan Usaha Dinas Perindustrian, 4 Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mengembangkan hasil pemanfaatan

Pilihan Perdagangan, sumber daya alam

1 Program pembinaan badan usaha masyarakat;

Meningkatkan profesionalisme badan usaha

*)=Program Baru

masyarakat

Koperasi dan UKM Dinas Perindustrian,

2 Program Pengembangan dan Pembinaan Koperasi dan UKM

Meningkatnya kapasitas koperasi dan UKM

Pilihan Perdagangan, Koperasi dan UKM Dinas Perindustrian,

Pilihan Perdagangan, Koperasi dan UKM Pengembangan komoditas unggulan

3 Program pembentukan LKM dan BPR yang profesional; *)=Program Baru

Meningkatnya PAD

5 daerah yang sesuai dengan agro

Pilihan Dinas Pertanian dan ekosistem wilayah

Program pengembangan komoditas unggulan

daerah; *)=Program Baru

Meningkatnya Pendapatan Masyarakat

Tanaman Pangan

BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

No Prioritas Pembangunan/Kebijakan

Bidang SKPA Penanggung Umum

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Indikator Kinerja (Outcome)

Awal

Akhir

Urusan Jawab

Perluasan areal pertanian serta Dinas Tenaga Kerja 6 optimalisasi penggunaan lahan

Wajib & Mobilitas terlantar

1 Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi

Terwujudnya pengembangan wilayah transmigrasi

Penduduk Dinas Tenaga Kerja

Wajib & Mobilitas Penduduk Dinas Pengelolaan 7 Penataan regulasi untuk menjamin kepastian hukum atas lahan

2 Program Transmigrasi Lokal; *) Program Baru

Meningkatnya pendapatan dan pemerataan penduduk

1 Program Penataan Penguasaan, Pemilikan,

Meningkatnya ketersediaan lahan untuk fasilitas

Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah;

publik

Wajib Keuangan dan Kekayaan Aceh

2 Program pengembangan wilayah perbatasan;

Meningkatnya integrasi pembangunan wilayah perbatasan

Wajib Bappeda

3 Program pengawasan konsesi izin

Meningkatnya kepatuhan konsensi izin

Pilihan Dinas Kehutanan dan Perkebunan

kehutanan/perkebunan;*) Program baru;

kehutanan/perkebunan

Peningkatan akses kesempatan kerja

Dinas Tenaga Kerja 8 dan perlindungan tenaga kerja

Meningkatkan pelayanan fasilitasi penempatan

1 Program Peningkatan Kesempatan Kerja

dengan perluasan kesempatan kerja bagi

Wajib & Mobilitas

pencari kerja

Penduduk Dinas Tenaga Kerja

2 Program Perlindungan dan Pengembangan

Meningkatnya perlindungan tenaga kerja dan

Lembaga Ketenagakerjaan

lembaga ketenagakerjaan

Wajib & Mobilitas Penduduk

3 Tenaga Kerja

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas

Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga

Dinas Tenaga Kerja

kerja dengan pelatihan kerja dan

Wajib & Mobilitas

kewirausahaan bagi pencari kerja

Penduduk

VI PENDIDIKAN

Penerapan pendidikan formal

Wajib untuk semua (education for all)

1 universal 12 tahun dan pendidikan

1 Program Pendidikan Anak Usia Dini

Terwujudnya Proses Belajar Mengajar bagi

Dinas

Anak Usia Dini

Pendidikan/MPD

2 Program pengembangan TK/SD dan RA/MI satu

Tersedianya kesempatan pada penduduk usia

Wajib Dinas

atap *) Program Baru

4-6 tahun pada PAUD

Pendidikan/MPD

3 Program Wajib Belajar pendidikan Dasar 9

Terwujudnya Proses Belajar Mengajar Wajar

Wajib Dinas

Tahun

Sembilan Tahun

Pendidikan/MPD

4 Program pendidikan menengah

Terwujudnya Proses Belajar Mengajar

Wajib Dinas

Pendidikan/MPD Peningkatan kualitas lulusan

Pendidikan Menengah

2 pendidikan nonformal sesuai dengan

Dinas standar nasional pendidikan

1 Program Pendidikan Nonformal

Terwujudnya Proses Belajar Mengajar

Pendidikan Non Formal

Wajib Pendidikan/MPD

2 Program Pendidikan Luar Biasa

Terwujudnya Proses Belajar Mengajar Pendidikan Luar Biasa

Wajib Dinas Pendidikan/MPD

Wajib MPD Pengembangan pendidikan vokasional

3 Program Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan

Meningkatnya Pemahaman tentang Pendidikan

dan kewirausahaan 3 (Entrepreneurship) yang memenuhi

Wajib Pendidikan/MPD Indonesia (KKNI)

Dinas Kualifikasi Keahlian Nasional

1 Program pengembangan pendidikan

Meningkatnya tenaga terampil sesuai dengan

vokasional;)* Program Baru

pangsa pasar

Peningkatan penyelenggaraan dan 4 pengelolaan pendidikan yang efektif

dan efisien untuk pencapaian standar Wajib Dinas

1 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan

Meningkatnya kapasitas guru dan pengelola

Pendidikan/MPD nasional pendidikan

Tenaga Kependidikan

pendidikan

BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

No Prioritas Pembangunan/Kebijakan

Bidang SKPA Penanggung Umum

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Indikator Kinerja (Outcome)

Awal

Akhir

Urusan Jawab

2 Program manajemen pelayanan pendidikan

Terwujudnya Sistem Pendidikan yang

Wajib Dinas

Profesional

Pendidikan/MPD

Program Pembinaan dan pengembangan

Meningkatnya Koordinasi antara Pemerintah

3 Pendidikan tinggi serta kualitas dan kuantitas

dengan Perguruan Tinggi dalam penataan

Wajib Dinas

Pendidikan/MPD 5 Pengembangan Pendidikan Dayah

tenaga kependidikan

pendidikan

1 Program Pengembangan wajib belajar pada

Terwujudnya wajib belajar pada lembaga

lembaga pendidikan dayah; *) Program Baru

pendidikan dayah

Wajib Badan Dayah/MPD

2 Program peningkatan sarana dan prasarana dayah

Meningkatnya Proses Pembelajaran di Dayah

Wajib Badan Dayah

3 Program peningkatan mutu tenaga pendidik

Meningkatnya Mutu Pimpinan dan Teungku

dayah

Dayah

Wajib Badan Dayah

4 Program pendidikan dayah dan pemberdayaan

santri

Meningkatnya SDM Santri

Wajib Badan Dayah

5 Program pembinaan manajemen dayah

Meningkatnya Manajemen Pengelolaan Dayah

Wajib Badan Dayah

6 Program peningkatan kualitas dan pengembangan dayah

Terwujudnya Pengembangan Dayah

Wajib Badan Dayah/MPD Wajib

VII KESEHATAN

Peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui pemenuhan kebutuhan fasilitas dan infrastruktur

Wajib Dinas Kesehatan, (empat) rumah sakit regional serta

Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan

Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan

1 kesehatan dengan membangun 4

RSUZA, RSJ, RSIA peningkatan kualitas sumberdaya

1 Prasarana Rumah Sakit Umum/RS Jiwa/RS

Prasarana Rumah Sakit Umum/RS Jiwa/RS

Paru/RS Mata

Paru/RS Mata

kesehatan

Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 2 Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit

Meningkatnya pelayanan kesehatan

Wajib RSJ, RSIA

Paru-paru/Rumah sakit Mata 3 Program pelayanan medis

Meningkatnya pelayanan medis

Wajib RSUZA/RSIA

4 Program pelayanan penunjang medis/non

medis

Meningkatnya pelayanan kesehatan

Wajib RSUZA/RSJ/RSIA

5 Program penanggulangan krisis kesehatan dan

Meningkatnya penanganan kesehatan

ambulan terpadu

emergensi

Wajib Dinas Kesehatan

Program pengadaan, peningkatan dan 6 perbaikan sarana dan prasarana

Meningkatnya Pelayanan kesehatan kepada

puskesmas/puskesmas pembantu dan

masyarakat

Wajib Dinas Kesehatan

Jaringannya. 7 Program upaya kesehatan masyarakat

Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar dan

Dinas Kesehatan,

rujukan sesuai standar

Wajib RSUZA, RSJ

8 Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan

Meningkatnya Kualitas Tenaga Kesehatan

Wajib Dinas Kesehatan, RSUZA, RSJ

9 Program standarisasi pelayanan kesehatan

Meningkatnya standarisasi Pelayanan Kesehatan

Wajib Dinas Kesehatan, RSJ

10 Program kemitraan peningkatan pelayanan

kesehatan

Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat

Wajib Dinas Kesehatan

BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

No Prioritas Pembangunan/Kebijakan

Bidang SKPA Penanggung Umum

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Indikator Kinerja (Outcome)

Awal

Akhir

Urusan Jawab

11 Program pembinaan dan pengembangan

Meningkatnya mutu Pendidikan Tenaga

pendidikan tinggi (Kesehatan)

Kesehatan

Wajib Dinas Kesehatan

Wajib RSUZA Peningkatan layanan kesehatan bagi

12 Program peningkatan penerimaan retribusi pelayanan RS; *) Program Baru

Meningkatnya PAD

Dinas penyakit dalam pencapaian sasaran

ibu dan anak serta penyiagaan 2 dampak gizi buruk dan pengendalian

Wajib Kesehatan/RSUZA milenium development goals (MDGs)

1 Program peningkatan keselamatan ibu

Meningkatnya keselamatan ibu melahirkan dan

melahirkan dan anak

anak

2 Program peningkatan pelayanan kesehatan

anak balita

Meningkatnya kesehatan anak balita

Wajib Dinas Kesehatan

3 Program perbaikan gizi masyarakat

Meningkatnya gizi masyarakat

Wajib Dinas Kesehatan

Wajib Dinas Kesehatan Peningkatan ketersediaan obat-

4 Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular

Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat

obatan publik dan perbekalan 3 kesehatan serta pelayanan kesehatan

rujukan bagi keluarga miskin serta

Wajib Dinas Kesehatan masyarakat yang tinggal di daerah

1 Program obat dan perbekalan kesehatan

Meningkatnya Ketersediaan obat dan sarana

pelayanan kesehatan

terpencil, perbatasan dan kepulauan

2 Program pengawasan obat dan makanan

Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat dan makanan

Wajib Dinas Kesehatan

Wajib Dinas Kesehatan Peningkatan pengetahuan dan

5 Program pengembangan obat asli Indonesia

Meningkatnya standarisasi tanaman obat asli Indonesia

Dinas 4 paradigma masyarakat terhadap pengembangan perilaku hidup bersih

Wajib Kesehatan/RSUZA/R dan sehat serta lingkungan sehat

1 Program promosi kesehatan dan pemberdayaan

Meningkatnya Pengetahuan masyarakat

masyarakat

tentang kesehatan

SJ/RSIA

2 Program pengembangan lingkungan sehat

Meningkatnya prilaku hidup bersin masyarakat

Wajib Dinas Kesehatan

VIII INFRASTRUKTUR YANG TERINTEGRASI

1 Pengembangan wilayah berbasis tata Wajib Bina Marga dan ruang

1 Program perencanaan tata ruang

Meningkatnya pembangunan yang terintegrasi

Cipta Karya

Wajib Cipta Karya Peningkatan koordinasi perencanaan,

2 Program perencanaan pengembangan wilayah

Terbangunnya wilayah strategis dan cepat

Bina Marga dan

strategis dan cepat tumbuh; *) Program Baru

tumbuh

Wajib Bina Marga dan pembangunan

2 pengendalian dan evaluasi

1 Program pemanfaatan ruang

Meningkatnya pembangunan yang terintegrasi

Cipta Karya

2 Program pengendalian pemanfaatan ruang;

Meningkatnya pembangunan yang terintegrasi

Wajib Bina Marga dan Cipta Karya

Program koordinasi dan pembinaan, perencanaan, pemanfaatan serta pengendalian

Meningkatnya kepatuhan dalam pemanfaatan

Biro Administrasi

ruang;

ruang

Wajib Pembangunan

4 Program kerjasama pembangunan;

Meningkatnya integrasi pembangunan antar wilayah

Wajib Bappeda

5 Program perencanaan pembangunan daerah;

Meningkatnya integrasi pembangunan antar wilayah

Wajib Bappeda

BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

No Prioritas Pembangunan/Kebijakan

Bidang SKPA Penanggung Umum

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Indikator Kinerja (Outcome)

Awal

Akhir

Urusan Jawab

6 Program perencanaan pembangunan ekonomi;

Meningkatnya koordinasi pembangunan bidang ekonomi

Wajib Bappeda

7 Program perencanaan pembangunan sosial

Meningkatnya koordinasi pembangunan bidang

budaya;

sosial budaya

Wajib Bappeda

8 Program Perencanaan dan Pengembangan

Hutan

Meningkatnya data dan informasi kondisi hutan

Wajib Dinas Kehutanan dan Perkebunan

9 Program perencanaan prasarana wilayah dan

Meningkatnya koordinasi pembangunan

sumber daya alam;

prasarana dan sumber daya alam

Wajib Bappeda

10 Program inovasi daerah;

Meningkatnya informasi inovasi daerah

Wajib Bappeda

11 Program pengembangan kerjasama dengan

lembaga-lembaga internasional;

Meningkatnya kerjasama internasional

Wajib Bappeda

Wajib Pembangunan dan pemeliharaan 3 sarana transportasi dan angkutan

12 Program Pengembangan Kemitraan

Bina Marga dan yang melayani daerah-daerah sentra

Wajib Cipta Karya produksi pertanian

1 Program pembangunan jalan dan jembatan

Meningkatnya aksesibilitas orang dan barang

Wajib Cipta Karya Peningkatan aksesibilitas dengan

2 Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan

Bina Marga dan

jembatan

Meningkatnya aksesibilitas orang dan barang

4 mempertahankan, meningkatkan dan

Bina Marga dan membangun jalan/jembatan untuk

Wajib Cipta Karya mencapai kondisi mantap

1 Program pembangunan saluran

drainase/gorong-gorong

Meningkatnya kualitas lingkungan pemukiman

2 Program sarana prasarana kebinamargaan

Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah

Wajib Bina Marga dan Cipta Karya

3 cepat tumbuh

Program pengembangan wilayah strategis dan

Tersedianya dokumen perencanaan

pengembangan wilayah strategis dan cepat

Wajib Bappeda

tumbuh

Wajib Bina Marga dan Cipta Karya Peningkatan akses penduduk terhadap air minum, layanan 5 pengelolaan persampahan dan air

4 Program pembangunan infrastruktur perdesaan

Meningkatnya infrastruktur perdesaan

Wajib Bina Marga dan limbah, sarana prasarana lingkungan

1 Program pengembangan kinerja pengelolaan air

Meningkatnya ketersediaan air minum dan

Cipta Karya permukiman

minum dan air limbah

tertanganinya permasalahan air limbah

Wajib Bapedal Pemantapan sarana penampungan air

2 Pengembangan Kinerja Pengelolaan

Pengembangan Kinerja Pengelolaan

Persampahan

Persampahan

(waduk, embung, situ) dan

Program Pengembangan dan Pengelolaan

Wajib Dinas Pengairan untuk dapat melayani ketersediaan

6 peningkatan fungsi jaringan irigasi

1 Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan

Meningkatnya ketersediaan air untuk pertanian

Lainnya

air areal persawahan

Program Pengembangan, Pengelolaan dan 2 Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air

Meningkatnya ketersediaan air untuk pertanian

Wajib Dinas Pengairan

Lainnya

7 pengelolaan dalam penyelenggaraan

Wajib Bina Marga dan infrastruktur dan kebencanaan

Pemantapan kelembagaan

Program tanggap darurat jalan dan jembatan;

Cipta Karya Peningkatan sarana dan prasarana

1 *)Program Baru

Meningkatnya aksesibilitas orang dan barang

Dinas Perhubungan, 8 perhubungan dan telekomunikasi (e-

Wajib Komunikasi, Aceh) yang mendukung percepatan

1 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas

Meningkatnya kualitas dan kuantitas prasarana

Informasi & pembangunan Aceh

Perhubungan

dan fasilitas perhubungan

Telematika

BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

No Prioritas Pembangunan/Kebijakan

Bidang SKPA Penanggung Umum

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Indikator Kinerja (Outcome)

Awal

Akhir

Urusan Jawab

Dinas Perhubungan,

2 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan

Komunikasi,

Prasarana dan Fasilitas LLAJ

Meningkatnya pelayanan perhubungan

Wajib Informasi & Telematika

Dinas Perhubungan,

3 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

Meningkatnya pelayanan perhubungan

Wajib Komunikasi, Informasi &

Telematika Dinas Perhubungan,

4 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

Meningkatnya pelayanan perhubungan

Wajib Komunikasi, Informasi &

Telematika Dinas Perhubungan,

5 Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas

Menurunnya angka kecelakaan lalu lintas

Wajib Komunikasi, Informasi &

Telematika Dinas Perhubungan,

6 Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor

Menurunnya angka kecelakaan lalu lintas

Wajib Komunikasi, Informasi &

Telematika Dinas Perhubungan,

7 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi

Wajib Komunikasi,

dan Media Massa

Meningkatnya akses informasi

Informasi & Telematika

Dinas Perhubungan,

8 Program Fasilitas Peningkatan SDM Bidang

Meningkatnya kualitas SDM bidang komunikasi

Komunikasi,

Komunikasi dan Informasi

dan informasi

Wajib Informasi & Telematika

Dinas Perhubungan,

9 Program Kerjasama informasi dengan Mass

Komunikasi,

Media

Meningkatnya akses data dan informasi

Wajib Informasi & Telematika

Dinas Perhubungan,

10 Program Pengembangan Data dan Statistik;

Meningkatnya akses data dan informasi

Wajib Komunikasi, Informasi &

Telematika

11 Program pengembangan data dan informasi;

Meningkatnya informasi dan data perencanaan kepada masyarakat

Wajib Bappeda

Wajib Bappeda Peningkatan kesiapsiagaan aparatur 9 pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi bencana sesuai dengan

12 Program Diseminasi dan informasi teknologi;

Meningkatnya informasi teknologi kepada masyarakat

Wajib Bina Marga dan Cipta Karya standar internasional

1 Program pengaturan jasa konstruksi

Meningkatnya kepatuhan pelaku jasa kontruksi

2 Program pemberdayaan jasa konstruksi

Meningkatnya kualitas kontruksi

Wajib Bina Marga dan Cipta Karya

3 Program pengawasan jasa konstruksi

Meningkatnya kualitas kontruksi

Wajib Bina Marga dan Cipta Karya

BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

No Prioritas Pembangunan/Kebijakan

Bidang SKPA Penanggung Umum

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Indikator Kinerja (Outcome)

Awal

Akhir

Urusan Jawab

IX SUMBER DAYA ALAM BERKELANJUTAN

Pengembangan seluruh potensi sumber daya alam dan lingkungan 1 hidup secara seimbang dan berdaya

Pilihan Dinas Pertambangan guna sesuai dengan fungsi dan daya

1 Program pembinaan dan pengawasan usaha

Meningkatnya pengelolaan pertambangan

dan Energi dukung wilayah Aceh

pertambangan

secara lestari

2 Program Pengembangan dan Pemanfaatan

Meningkatnya ketersediaan energi terbarukan

Pilihan Dinas Pertambangan

Energi

dan Energi

3 Program pengelolaan minyak dan gas bumi

Meningkatnya koordinasi pengelolaan minyak

Pilihan Dinas Pertambangan

dan gas bumi

dan Energi

4 Program pemanfaatan geologi dan

Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya energi

Pilihan Dinas Pertambangan dan Energi

sumberdaya mineral

dan mineral secara optimal dan lestari

5 Program pemanfaatan potensi sumberdaya hutan

Meningkatnya pemanfaatan hasil hutan

Pilihan Dinas Kehutanan

dan Perkebunan Pembangunan sistem pengelolaan

tanaman rakyat dan non kayu sebagai sumber

pendapatan masyarakat

dan pemanfaatan hasil pertambangan 2 sebagai kawasan industri dengan

Program peningkatan sarana perekonomian,

Wajib Biro Ekonomi memperhatikan dampak lingkungan dan risiko bencana

1 potensi dan kerja sama investasi, pertambangan dalam pengembangan industri

Meningkatnya PAD

berbasis lingkungan hidup

X KUALITAS LINGKUNGAN DAN KEBENCANAAN

Peningkatan infrastruktur 1 pembangunan daerah dengan memperhatikan aspek lingkungan dan

Wajib Dinas Pengairan dampak resiko bencana

1 Program Pengendalian Banjir

Meningkatnya kualitas Daerah Aliran Sungai

Peningkatan perlindungan, pemulihan kawasan kritis, pemeliharaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan 2 lingkungan secara integrasi sebagai

Wajib Bapedal modal dasar pembangunan dalam rangka memperbaiki kualitas kehidupan

1 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Menurunnya tingkat Pencemaran

2 Program Perlindungan dan Konservasi SDA

Meningkatnya perlindungan dan konservasi SDA

Wajib Bapedal

3 Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

Meningkatnya rehabilitasi dan pemulihan SDA

Wajib Bapedal

Program Peningkatan Kualitas dan Akses 4 Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Meningkatnya informasi lingkungan hidup

Wajib Bapedal

Hidup 5 Program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau

(RTH)

Meningkatnya luasan RTH

Wajib Bapedal

7 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Meningkatnya kualitas lingkungan

Pilihan Dinas Kehutanan dan Perkebunan

8 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

Meningkatnya kelestarian sumberdaya hutan

Pilihan Dinas Kehutanan dan Perkebunan

BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

No Prioritas Pembangunan/Kebijakan Umum

Capaian Kinerja

Program Pembangunan

Indikator Kinerja (Outcome)

Bidang SKPA Penanggung

Awal

Akhir

Urusan Jawab

Penanganan kondisi kejadian-kejadian pra bencana, bencana, pasca

Badan 3 bencana (tanggap darurat), dan

Wajib Penanggulangan pasca bencana (rehabilitasi dan

1 Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan

Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam

Bencana rekonstruksi) Badan

Korban Bencana Alam

menghadapi bencana

2 Program Penguatan Kelembagaan dan Regulasi

Meningkatnya kualitas kelembagaan dan

Kebencanaan

tersedianya regulasi kebencanaan

Wajib Penanggulangan Bencana Badan

3 Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bencana

Meningkatnya penanganan pasca bencana

Wajib Penanggulangan Bencana Badan

4 Program Kedaruratan dan Logistik Bencana

Meningkatnya penanganan pasca bencana

Wajib Penanggulangan Bencana

BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

8.1. Indikasi Kebutuhan Pendanaan

Program-program yang telah diuraikan pada BAB VII sebelumnya merupakan upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh 2012-2017. Program-program 5 (lima) tahun akan diikuti dengan pagu indikatif sesuai dengan rencana/proyeksi penerimaan tiap tahun. Besaran Pagu Indikatif untuk mendukung program-program tersebut ditentukan oleh besarnya proyeksi penerimaan dan pengeluaran.

Selanjutnya pengeluaran terdiri dari belanja wajib dan mengikat serta priotas utama yang dialokasikan untuk belanja gaji pegawai dan belanja rutin SKPA. Kemudian pengeluaran juga dialokasikan untuk belanja lainnya yang terdiri dari pendanaan untuk tambahan pendapat PNS, belanja hibah, bantuan sosial, bantuan keuangan kepada pemerintah lainnya dan belanja tidak terduga pada setiap tahunnya. Proyeksi penerimaan dan indikasi total kebutuhan pendanaan untuk mendukung program-program disajikan pada Tabel 8.1 dan uraian rinci plafon plafon anggaran belanja Pemerintah Aceh berdasarkan urusan pemerintah tahun 2013- 2017 disajikan pada Tabel 8.2. Selanjutnya distribusi kebutuhan pendanaan berdasarkan 10 (sepuluh) prioritas pembangunan Aceh dapat dilihat pada Tabel 8.3.

Tabel 8.1 Proyeksi dan Indikasi Kebutuhan Pendanaan untuk Mendukung Program-program 2013-2017

Tahun (Rupiah)

No Uraian

1 Proyeksi Penerimaan 10.013.971.208.105 10.291.935.643.154 10.893.308.089.872 11.546.099.390.670 12.238.824.994.881 Belanja wajib dan

2 mengikat serta 1.126.115.968.054 1.185.353.279.106 1.248.656.765.881 1.316.319.032.192 1.388.653.910.800 prioritas utama

3 Belanja lainnya 1.695.040.977.316 1.966.247.533.687 2.005.572.484.360 2.045.683.934.048 2.086.597.612.728 4 Total Belanja Langsung

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Indikasi Kebutuhan Pendanaan

8.2. Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Tabel 8.2 Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh Berdasarkan Urusan Pemerintah Tahun 2013-2017

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

Kondisi Kinerja pada SKPD Program Prioritas

Bidang Urusan

Kondisi

Kode Pemerintahan dan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Kinerja pada

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

URUSAN WAJIB

Program Pendidikan Anak

Terwujudnya Proses Belajar

Pendidikan/MPD Program Wajib Belajar

1 1 1 Usia Dini

Mengajar bagi Anak Usia

9 Keg 91.124.527.389 9 Keg 90.459.674.482 9 Keg 96.778.176.597 9 Keg 103.682.910.686 9 Keg 111.024.205.777

Dinas

Dini

Terwujudnya Proses Belajar

1 1 2 Pendidikan Dasar Sembilan

Dinas Tahun

Mengajar Wajar Sembilan

30 Keg 823.625.536.018 30 Keg 817.616.288.589 30 Keg 874.725.826.937 30 Keg 937.134.000.432 30 Keg 1.003.488.013.749

Tahun

Pendidikan/MPD

Dinas Menengah

1 1 3 Program Pendidikan

Terwujudnya Proses Belajar

Pendidikan/MPD Program Pendidikan Non

Mengajar Pendidikan

23 Keg 429.336.715.584 23 Keg 426.204.235.541 23 Keg 455.974.101.276 23 Keg 488.506.021.502 23 Keg 523.094.815.678

Menengah

Dinas Formal

Terwujudnya Proses Belajar 1 1 4 Mengajar Pendidikan Non

Pendidikan/MPD 1 1 5 Program Pendidikan Luar

7 Keg 24.533.526.605 7 Keg 24.354.527.745 7 Keg 26.055.662.930 7 Keg 27.914.629.800 7 Keg 29.891.132.324

Formal

Dinas Biasa

Terwujudnya Proses Belajar Mengajar Pendidikan Luar

Pendidikan/MPD Program Peningkatan Mutu

10 Keg 33.295.500.392 10 Keg 33.052.573.368 10 Keg 35.361.256.834 10 Keg 37.884.140.443 10 Keg 40.566.536.726

Biasa

Meningkatnya kapasitas

1 1 6 Pendidik dan Tenaga

Dinas Kependidikan

Pendidikan/MPD Program Manajemen

guru dan pengelola

13 Keg 96.381.711.662 13 Keg 95.678.501.856 13 Keg 102.361.532.939 13 Keg 109.664.617.072 13 Keg 117.429.448.417

pendidikan

1 1 7 Dinas Pelayanan Pendidikan

Terwujudnya Sistem

Pendidikan yang

9 Keg 17.523.947.575 9 Keg 17.396.091.247 9 Keg 18.611.187.807 9 Keg 19.939.021.286 9 Keg 21.350.808.803

Profesional

Pendidikan/MPD

1 1 8 Program pengembangan TK/SD dan RA/MI satu atap

Tersedianya kesempatan

pada penduduk usia 4-6

2 Keg 21.028.737.090 2 Keg 20.875.309.496 2 Keg 22.333.425.369 2 Keg 23.926.825.543 2 Keg 25.620.970.564

Dinas

tahun pada PAUD

Pendidikan/MPD

1 1 9 Program pengembangan

Meningkatnya tenaga

terampil sesuai dengan

4 Keg 42.057.474.180 4 Keg 41.750.618.992 4 Keg 44.666.850.737 4 Keg 47.853.651.086 4 Keg 51.241.941.128

Dinas

Pendidikan/MPD Program Pembinaan dan

pendidikan vokasional

pangsa pasar

Pengembangan Pendidikan 1 1 10 Tinggi serta Kualitas dan

Meningkatnya Koordinasi

Dinas Kuantitas Tenaga

antara Pemerintah dengan

Pendidikan/MPD Kependidikan

Perguruan Tinggi dalam

3 Keg 876.197.379 3 Keg 869.804.562 3 Keg 930.559.390 3 Keg 996.951.064 3 Keg 1.067.540.440

penataan pendidikan

Program Transformasi

Terselenggaranya

1 1 11 Penanganan Konflik Aceh

pendidikan tentang

1 Keg 1.752.394.757 1 Keg 1.739.609.125 1 Keg 1.861.118.781 1 Keg 1.993.902.129 1 Keg 2.135.080.880

Dinas Pendidikan

perdamaian

1 1 12 Peningkatan Sarana dan

Badan Dayah 1 1 13 Peningkatan Mutu Tenaga

Meningkatnya Proses

Prasarana Dayah

Pembelajaran di Dayah

Meningkatnya Mutu

Pendidikan Dayah

Pimpinan dan Teungku

Badan Dayah

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

Kondisi Kinerja pada SKPD Kode

Bidang Urusan

Kondisi

Pemerintahan dan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Kinerja pada

Program Prioritas

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

1 1 14 Program Pendidikan Dayah

Badan Dayah 1 1 15 Program Pembinaan

dan Pemberdayaan Santri

Meningkatnya SDM Santri

Badan Dayah/MPD Program Peningkatan

Meningkatnya Manajemen

Manajemen Dayah

Pengelolaan Dayah

2 Keg 5.958.142.175 2 Keg 5.914.671.024 2 Keg 6.327.803.854 2 Keg 6.779.267.237 2 Keg 7.259.274.993

Badan Dayah Pengembangan Dayah Program Pengembangan

1 1 16 Kualitas dan

Terwujudnya

Pengembangan Dayah

4 Keg 1.226.676.330 4 Keg 1.217.726.387 4 Keg 1.302.783.147 4 Keg 1.395.731.490 4 Keg 1.494.556.616

Terwujudnya wajib belajar

1 1 17 wajib belajar pada lembaga

Badan Dayah/MPD pendidikan dayah

pada lembaga pendidikan

2 Keg 29.790.710.877 2 Keg 29.573.355.119 2 Keg 31.639.019.272 2 Keg 33.896.336.186 2 Keg 36.296.374.965

dayah

Program Pengembangan 1 1 18 Budaya Baca dan

MPD Pembinaan Perpustakaan

Meningkatnya Pemahaman

tentang Pendidikan

2 Keg 1.051.436.854 2 Keg 1.043.765.475 2 Keg 1.116.671.268 2 Keg 1.196.341.277 2 Keg 1.281.048.528

Program Obat dan

Meningkatnya Ketersediaan

1 2 1 Perbekalan Kesehatan

obat dan sarana pelayanan

24 GFK 3.583.363.315 24 GFK 3.557.218.768 24 GFK 3.805.686.325 24 GFK 4.077.206.755 24 GFK 4.365.894.425

Dinas Kesehatan

kesehatan

Program Upaya Kesehatan

Meningkatnya pelayanan

kesehatan dasar dan

Dinas Kesehatan,

rujukan sesuai standar

RSUZA, RSJ

Meningkatnya pengetahuan

1 2 3 Program pengawasan Obat

masyarakat tentang

dan Makanan

penggunaan obat dan

Dinas Kesehatan

makanan Meningkatnya standarisasi

1 2 4 Program Pengembangan Obat Asli Indonesia

tanaman obat asli

Dinas Kesehatan

Indonesia

Dinas 1 2 5 Kesehatan dan

Program Promosi

Meningkatnya Pengetahuan

Kesehatan/RSUZA/ Pemberdayaan Masyarakat

masyarakat tentang

h h h h RSJ/RSIA 1 2 6 Program Perbaikan Gizi

kesehatan

Dinas Kesehatan 1 2 7 Program Pengembangan

Meningkatnya gizi

Dinas Kesehatan Program Pencegahan dan

Meningkatnya prilaku hidup

Lingkungan Sehat

bersin masyarakat

Dinas Kesehatan Menular

1 2 8 Penanggulangan Penyakit

Meningkatnya Derajat

Kesehatan Masyarakat

1 2 9 Program Standarisasi

Dinas Kesehatan, Pelayanan Kesehatan

Meningkatnya standarisasi

RSJ Program Pengadaan Peningkatan dan Perbaikan

Pelayanan Kesehatan

Meningkatnya Pelayanan

Dinas Kesehatan Puskesmas/Pustu serta

1 2 10 Sarana dan Prasarana

kesehatan kepada

mas/pu

mas/pu

as/pustu

mas/pu

mas/pu

Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan

Meningkatnya Pelayanan

Dinas Kesehatan, Umum/RS Jiwa/RS Paru/RS

1 2 11 Prasarana Rumah Sakit

kesehatan kepada

1 RS

RSUZA, RSJ, RSIA Mata

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

Kondisi Kinerja pada SKPD Kode

Bidang Urusan

Kondisi

Pemerintahan dan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Kinerja pada

Program Prioritas

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program Kemitraan 1 2 12 Peningkatan Pelayanan

Dinas Kesehatan Kesehatan

Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat

Program Peningkatan 1 2 13 Pelayanan Kesehatan Anak

Dinas Kesehatan Program Peningkatan

Meningkatnya kesehatan

anak balita

1 2 14 Keselamatan Ibu

Meningkatnya keselamatan

Dinas Kesehatan/RSUZA

Melahirkan dan Anak

ibu melahirkan dan anak

Program Pembinaan dan

Meningkatnya mutu

1 2 15 Pengembangan Pendidikan

Dinas Kesehatan Tinggi

Pendidikan Tenaga

Dinas Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan

1 2 16 Program Peningkatan

Meningkatnya Kualitas

RSUZA, RSJ Program penanggulangan

Tenaga Kesehatan

1 2 17 krisis kesehatan dan

Dinas Kesehatan ambulan terpadu

Meningkatnya penanganan

kesehatan emergensi

RSUZA/RSIA Program Pemeliharaan

1 2 18 Program Pelayanan Medis

Meningkatnya pelayanan

Sarana dan Prasarana 1 2 19 Rumah Sakit/ Rumah Sakit

RSJ, RSIA Jiwa/Rumah Sakit Paru- paru/Rumah sakit Mata Program Pelayanan 1 2 20 Penunjang Medis/Non

Meningkatnya pelayanan kesehatan

RSUZA/RSJ/RSIA Medis Program Peningkatan 1 2 21 Akuntabilitas dan

Meningkatnya pelayanan kesehatan

RSUZA BLUD 1 2 22 Peningkatan Penerimaan Retribusi Pelayanan RS

Meningkatnya akuntabilitas

Administrasi Keuangan

dan administrasi keuangan

Meningkatnya PAD

1 3 Pekerjaan Umum

1 3 1 Program Pembangunan

Bina Marga dan Cipta Karya Program Pembangunan 1 3 2 Saluran Drainase/Gorong-

Meningkatnya aksesibilitas

Jalan dan Jembatan

orang dan barang

Meningkatnya kualitas

Bina Marga dan Cipta Karya

gorong

lingkungan pemukiman

Bina Marga dan Jalan dan Jembatan

Program

1 3 3 Rehabilitasi/Pemeliharaan

Meningkatnya aksesibilitas

Cipta Karya 1 3 4 Program Tanggap Darurat

orang dan barang

Bina Marga dan Jalan dan Jembatan

Meningkatnya aksesibilitas

Cipta Karya Program Peningkatan

orang dan barang

1 3 5 Sarana dan Prasarana Kebinamargaan

Meningkatnya Pendapatan

Bina Marga dan Cipta Karya

Asli Daerah

Bina Marga dan Minum dan Air Limbah

Program Pengembangan

Meningkatnya ketersediaan

1 3 6 Kinerja Pengelolaan Air

air minum dan tertanganinya

Cipta Karya

permasalahan air limbah

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

Kondisi Kinerja pada Kode

SKPD Program Prioritas

Bidang Urusan

Kondisi

Pemerintahan dan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Kinerja pada

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program Pengembangan

1 3 7 Wilayah Strategis dan

Bina Marga dan Cepat Tumbuh

Terbangunnya wilayah

Cipta Karya 1 3 8 Program Pembangunan

strategis dan cepat tumbuh

Bina Marga dan Cipta Karya 1 3 9 Program Pengaturan Jasa

Meningkatnya infrastruktur

Infrastruktur Perdesaan

Meningkatnya kepatuhan

Konstruksi

pelaku jasa kontruksi

Bina Marga dan Cipta Karya

1 3 10 Program Pemberdayaan

Bina Marga dan Cipta Karya 1 3 11 Program Pengawasan Jasa

Meningkatnya kualitas

Jasa Konstruksi

Meningkatnya kualitas

Bina Marga dan Cipta Karya

1 3 12 Program Pengembangan

Bina Marga dan Perumahan

Terbangunnya rumah layak

Cipta Karya Program Perencanaan Tata

huni untuk masyarakat

1 3 13 Bina Marga dan Ruang

Meningkatnya

Cipta Karya Program Pemanfaatan

pembangunan yang

pembangunan yang

Bina Marga dan

terintegrasi

Cipta Karya

1 3 15 Program pengendalian Pemanfaatan Ruang

Meningkatnya

pembangunan yang

Bina Marga dan

Cipta Karya Program Pengembangan 1 3 16 Dan Pengelolaan Jaringan

terintegrasi

Dinas Pengairan Pengairan Lainnya

Meningkatnya ketersediaan

Irigasi, Rawa & Jaringan

air untuk pertanian

Program Pengembangan, pengelolaan, dan 1 3 17 konservasi sungai, danau

Dinas Pengairan dan sumber daya air lainnya 1 3 18 Program Pengendalian

Meningkatnya ketersediaan air untuk pertanian

Meningkatnya kualitas

Banjir

Daerah Aliran Sungai

Dinas Pengairan

Program Peningkatan 1 6 1 Pengembangan Sistem

Bappeda dan Keuangan

Meningkatnya kualitas

Pelaporan Capaian Kinerja

1 6 2 Program Pengembangan

Meningkatnya informasi

Data/Informasi

dan data perencanaan

kepada masyarakat

Program Kerjasama

Meningkatnya integrasi

1 6 3 Pembangunan

pembangunan antar

wilayah Meningkatnya integrasi

1 6 4 Program Pengembangan Wilayah Perbatasan

pembangunan wilayah

perbatasan Meningkatnya integrasi

1 6 5 Perencanaan Pembangunan Daerah

pembangunan antar

1 6 6 Pembangunan Ekonomi

Program Perencanaan

Meningkatnya koordinasi

pembangunan bidang

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

Kondisi Kinerja pada SKPD Kode

Bidang Urusan

Kondisi

Pemerintahan dan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Kinerja pada

Program Prioritas

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program Perencanaan

Meningkatnya koordinasi

Bappeda Budaya

1 6 7 Pembangunan Sosial

pembangunan bidang sosial

Program Perencanaan

Meningkatnya koordinasi

1 6 8 Prasarana Wilayah dan

Bappeda Sumber Daya Alam

pembangunan prasarana

dan sumber daya alam

Program Perencanaan

Tersedianya dokumen

Bappeda Tumbuh

1 6 9 Pengembangan Wilayah

perencanaan

Strategis dan Cepat

pengembangan wilayah

strategis dan cepat tumbuh

1 6 10 Program Diseminasi dan

Meningkatnya informasi

Informasi Teknologi

teknologi kepada

Bappeda Program Pengembangan

1 6 11 Program Inovasi Daerah

Meningkatnya informasi inovasi daerah

1 6 12 Kerjasama dengan

Meningkatnya kerjasama

Lembaga-lembaga

Bappeda Internasional

Dinas Program Pembangunan

Perhubungan, 1 7 1 Prasarana dan Fasilitas

Meningkatnya kualitas dan

Komunikasi, Perhubungan

kuantitas prasarana dan

fasilitas perhubungan

Informasi & Telematika

Program Rehabilitasi dan Dinas

Perhubungan, 1 7 2 Pemeliharaan Prasarana

Komunikasi, dan Fasilitas LLAJ

Meningkatnya pelayanan

Informasi & Telematika

Dinas Perhubungan, 1 7 3 Program Peningkatan

Meningkatnya pelayanan

Pelayanan Angkutan

Komunikasi, Informasi &

Telematika Dinas Program Pembangunan

Perhubungan, 1 7 4 Sarana dan Prasarana

Komunikasi, Perhubungan

Meningkatnya pelayanan

Informasi & Telematika

Dinas Perhubungan, 1 7 5 Program Pengendalian dan

Menurunnya angka

Pengamanan Lalu Lintas

kecelakaan lalu lintas

Komunikasi, Informasi &

Telematika Dinas

Program Peningkatan Perhubungan, 1 7 6 Kelaikan Pengoperasian

Menurunnya angka

Kendaraan Bermotor

kecelakaan lalu lintas

Komunikasi, Informasi &

Telematika Program Pengembangan

Perhubungan, Dinas 1 7 7 Komunikasi, Informasi dan

Meningkatnya akses

Media Massa

Komunikasi, Informasi &

Telematika

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

Kondisi Kinerja pada SKPD Kode

Bidang Urusan

Kondisi

Pemerintahan dan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Kinerja pada

Program Prioritas

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

Program Fasilitas

Perhubungan, 1 7 8 Peningkatan SDM Bidang

Meningkatnya kualitas SDM

Komunikasi, Komunikasi dan Informasi

bidang komunikasi dan

Informasi & Telematika

Dinas Perhubungan, 1 7 9 Program Pengembangan

Meningkatnya akses data

Data dan Statistik

dan informasi

Komunikasi, Informasi &

Telematika Dinas Program Kerjasama

Perhubungan, 1 7 10 informasi dengan Mass

Komunikasi, Media

Meningkatnya akses data dan informasi

Informasi & Telematika

1 8 Lingkungan Hidup

1 8 1 Pengembangan Kinerja

Bapedal Program Pengendalian

Meningkatnya Pengelolaan

Pengelolaan Persampahan

Bapedal Lingkungan Hidup 1 8 3 Program Perlindungan dan

1 8 2 Pencemaran dan Perusakan

Menurunnya tingkat

Bapedal Program Rehabilitasi dan

Meningkatnya perlindungan

Konservasi SDA

dan konservasi SDA

Bapedal Sumber Daya Alam Program Peningkatan Kualitas dan Akses 1 8 5 Informasi Sumber Daya

1 8 4 Pemulihan Cadangan

Meningkatnya rehabilitasi dan pemulihan SDA

Bapedal Alam dan Lingkungan Hidup

Meningkatnya informasi lingkungan hidup

1 8 6 Program pengelolaan

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Meningkatnya luasan RTH

1 10 Kependudukan dan Catatan Sipil

Meningkatnya validitas data

1 10 1 Program Penataan

dan informasi

Administrasi Kependudukan

kependudukan secara

Dinas Registrasi Kependudukan

elektronik

1 11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Badan 1 11 1 Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan

Program Keserasian

Meningkatnya kebijakan

yang berpihak kepada

Pemberdayaan Perempuan dan

Perempuan

perempuan dan anak

Perlindungan Anak

Meningkatnya kapasitas

Program Penguatan

Badan 1 11 2 Kelembagaan

kelembagaan PUG dan

anak serta terlaksananya

Pengarusutamaan Gender

perencanaan dan

Pemberdayaan Perempuan dan

dan Anak

penganggaran yang

Perlindungan Anak

responsif gender

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

Kondisi Kinerja pada SKPD Kode

Bidang Urusan

Kondisi

Pemerintahan dan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Kinerja pada

Program Prioritas

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Peningkatan Kualitas Hidup

Badan 1 11 3 dan Perlindungan

Meningkatnya kualitas

hidup dan efektifitas

perlindungan bagi

Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Peningkatan Peran Serta

Perempuan

perempuan dan anak

Badan 1 11 4 dan Kesetaraan Gender

Meningkatnya kemandirian

Pemberdayaan dalam Pembangunan

ekonomi perempuan dan

peran serta gender dalam

Perempuan dan

pembangunan

Perlindungan Anak

Program Pemberdayaan Fakir Miskin Komunitas

Menurutnya angka

1 13 1 Adat Terpencil (KAT) dan

kemiskinan dan

Penyandang Masalah

Dinas Sosial Kesejahteraan Sosial

penyandang masalah

3 Keg

58.869.983.171 3 Keg 62.981.982.416 3 Keg 67.475.493.828 3 Keg 72.253.113.479

kesejahteraan sosial

(PMKS) Lainnya 1 13 2 Pelayanan dan Rehabilitasi

Dinas Sosial 1 13 3 Pembinaan Anak Terlantar

Meningkatnya pelayanan

Kesejahteraan Sosial

sosial bagi masyarakat

3 Keg 110.473.339.873 3 Keg 109.667.316.256 3 Keg 117.327.449.610 3 Keg 125.698.291.770 3 Keg 134.598.391.566

Dinas Sosial Pembinaan Para

Menurunnya jumlah anak

2 Keg 14.374.630.884 2 Keg 14.269.752.259 2 Keg 15.266.477.710 2 Keg 16.355.679.560 2 Keg 17.513.747.648

terlantar

Meningkatnya pelayanan

1 13 4 Penyandang Cacat dan

Dinas Sosial Trauma

untuk penyandang cacat

dan trauma

Dinas Sosial Pembinaan Eks.

1 13 5 Pembinaan Panti

Meningkatnya pelayanan

Asuhan/Panti Jompo

panti asuhan

Penyandang Penyakit Sosial 1 13 6 (eks. Narapidana; PSK;

Dinas Sosial Narkoba dan Penyakit sosial lainnya) Pemberdayaan

Meningkatnya ketrampilan

penyandang penyakit sosial

Meningkatnya kualitas

Dinas Sosial Kesejahteraan Sosial

kesejahteraan sosial

h sosial

sosial

h sosial

h sosial

h sosial

9 9 9 9 Dinas Tenaga Kerja Pembangunan Ekonomi

Meningkatnya sinkronisasi

1 14 1 Program Perencanaan

perencanaan

ketenagakerjaan dan

mobilitas penduduk

Penduduk

Meningkatkan kualitas dan

Dinas Tenaga Kerja 1 14 2 Kualitas dan Produktifitas

Program Peningkatan

produktivitas tenaga kerja

& Mobilitas Tenaga Kerja

dengan pelatihan kerja dan

9 BLK 42.847.997.919 9 BLK 42.535.374.997 9 BLK 45.506.421.029 9 BLK 48.753.121.345 9 BLK 52.205.098.609

kewirausahaan bagi pencari

Penduduk

kerja Meningkatkan pelayanan

Dinas Tenaga Kerja 1 14 3 Program Peningkatan Kesempatan Kerja

fasilitasi penempatan

dengan perluasan

& Mobilitas Penduduk

kesempatan kerja bagi

pencari kerja

65 65 65 65 65 Program Perlindungan dan

Dinas Tenaga Kerja 1 14 4 Pengembangan Lembaga

Meningkatnya perlindungan

& Mobilitas Ketenagakerjaan

tenaga kerja dan lembaga

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

Kondisi Kinerja pada SKPD Kode

Bidang Urusan

Kondisi

Pemerintahan dan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Kinerja pada

Program Prioritas

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

Dinas Tenaga Kerja 1 14 5 Program Pengembangan

Terwujudnya

Wilayah Transmigrasi

pengembangan wilayah

400 KK 49.204.270.482 400 KK 48.845.271.613 400 KK 52.257.056.519 400 KK 55.985.387.556 400 KK 59.949.447.285

Dinas Tenaga Kerja 1 14 6 Program Transmigrasi Lokal

Meningkatnya pendapatan

dan pemerataan penduduk

2 Keg 40.258.039.485 2 Keg 39.964.313.138 2 Keg 42.755.773.516 2 Keg 45.806.226.182 2 Keg 49.049.547.779

& Mobilitas Penduduk

1 16 Penanaman Modal

Badan Investasi Pembangunan Ekonomi

1 16 1 Program Perencanaan

Meningkatnya sinkronisasi

dan Promosi Program Peningkatan

perencanaan investasi

Meningkatnya minat

Badan Investasi Investasi

1 16 2 Promosi Dan Kerjasama

investasi yang tercermin

pada jumlah permohonan

dan Promosi

izin investasi

Program Peningkatan Iklim

Meningkatnya informasi

1 16 3 Investasi dan Realisasi

Badan Investasi Investasi

prosedur, regulasi dan

perizinan investasi kepada

dan Promosi

masyarakat

Program penyiapan potensi

Meningkatnya ketersediaan

1 16 4 sumberdaya, sarana dan

Badan Investasi prasarana daerah

data potensi sumberdaya, sarana dan prasarana

2 Keg 3.411.985.816 2 Keg 3.387.091.654 2 Keg 3.623.676.032 2 Keg 3.882.210.758 2 Keg 4.157.091.687

dan Promosi

1 17 1 Program Pengembangan Nilai Budaya

Meningkatnya pemahaman

nilai-nilai Budaya kepada

8 Keg 6.644.682.701 8 Keg 6.596.202.487 8 Keg 7.056.939.490 8 Keg 7.560.423.771 8 Keg 8.095.741.516

Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata 1 17 2 Program Pengelolaan

masyarakat

Dinas Kebudayaan Kekayaan Budaya

Terpeliharanya benda

17 Keg 15.445.091.987 17 Keg 15.332.403.179 17 Keg 16.403.353.550 17 Keg 17.573.666.925 17 Keg 18.817.974.920

dan Pariwisata 1 17 3 Program Pengelolaan

budaya

Dinas Kebudayaan Keragaman Budaya

Terpeliharanya keragaman

dan Pariwisata Program Pengembangan 1 17 4 Kerjasama Pengelolaan

budaya

14 Keg 4.434.070.337 14 Keg 4.401.718.953 14 Keg 4.709.173.857 14 Keg 5.045.154.492 14 Keg 5.402.377.950

Dinas Kebudayaan Kekayaan Budaya

Terwujudnya Kemitraan

dan Pariwisata Program Pengembangan

Budaya

1 Keg 175.167.382 1 Keg 173.889.345 1 Keg 186.035.312 1 Keg 199.308.184 1 Keg 213.420.251

1 17 5 Sarana dan Prasarana

Dinas Kebudayaan Kebudayaan

Tersedianya alat-alat

dan Pariwisata 1 17 6 Program Pengembangan

kesenian tradisional

2 Jenis 87.583.691 2 Jenis 86.944.672 2 Jenis 93.017.656 2 Jenis 99.654.092 2 Jenis 106.710.125

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 1 17 7 Program Pengembangan

Meningkatnya Promosi

Pemasaran Pariwisata

Pariwisata

5 Keg 2.831.872.680 5 Keg 2.811.211.077 5 Keg 3.007.570.872 5 Keg 3.222.148.971 5 Keg 3.450.294.056

Dinas Kebudayaan Destinasi Pariwisata

Meningkatnya destinasi

7 Keg 12.129.757.332 7 Keg 12.041.257.510 7 Keg 12.882.325.217 7 Keg 13.801.427.366 7 Keg 14.778.640.972

dan Pariwisata 1 17 8 Program Pengembangan

pariwisata

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 1 17 9 Program Kemitraan

Meningkatnya Kemitraan

Kemitraan

Pariwisata

4 Keg 2.101.424.696 4 Keg 2.086.092.509 4 Keg 2.231.803.623 4 Keg 2.391.033.845 4 Keg 2.560.331.610

Dinas Kebudayaan Wawasan Kebangsaan

Meningkatnya wawasan

dan Pariwisata 1 17 10

kebangsaan

1 Keg 300.000.000 1 Keg 297.811.172 1 Keg 318.612.933 1 Keg 341.344.686 1 Keg 365.513.684

Sekretariat MAA Program Pembinaan dan

Program Pelestarian dan

Meningkatnya kelestarian

Pembinaan Adat Istiadat

adat istiadat

6 Keg 17.407.385.277 6 Keg 17.280.379.398 6 Keg 18.487.393.622 6 Keg 19.806.394.882 6 Keg 21.208.791.753

1 17 11 Pengembangan Hukum

Sekretariat MAA Adat

Meningkatnya kapasitas

lembaga adat

5 Keg 5.357.542.810 5 Keg 5.318.453.687 5 Keg 5.689.941.436 5 Keg 6.095.895.898 5 Keg 6.527.517.371

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

Kondisi Kinerja pada SKPD Kode

Bidang Urusan

Kondisi

Pemerintahan dan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Kinerja pada

Program Prioritas

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

Sekretariat MAA 1 17 13

Program Peningkatan

Meningkatnya kapasitas

Kualitas Kelembagaan Adat

lembaga adat

6 Keg 9.666.870.723 6 Keg 9.596.340.348 6 Keg 10.266.633.461 6 Keg 10.999.116.511 6 Keg 11.777.911.778

Sekretariat MAA Pengelolaan Keragaman

Program Pengkajian Adat

Meningkatnya pemahaman

dan Adat istiadat

adat dan adat istiadat

3 Keg 3.237.819.351 3 Keg 3.214.195.924 3 Keg 3.438.703.737 3 Keg 3.684.041.434 3 Keg 3.944.890.933

1 17 14 Khasanah Adat dan Adat

Meningkatnya kelestarian

1 Keg 2.916.366.782 1 Keg 2.895.088.703 1 Keg 3.097.307.251 1 Keg 3.318.287.680 1 Keg 3.553.239.890

Istiadat

adat dan adat istiadat

Sekretariat MAA

1 17 15 Program Konsolidasi Perdamaian

Meningkatnya fungsi

lembaga adat untuk

1 Keg 4.374.550.173 1 Keg 4.342.633.054 1 Keg 4.645.960.877 1 Keg 4.977.431.520 1 Keg 5.329.859.836

Sekretariat MAA

perdamaian

1 18 Kepemudaan dan Olah

Program Pengembangan

1 18 1 dan Keserasian Kebijakan Dinas Pemuda dan Pemuda

Tersedianya regulasi

Olahraga Program Peningkatan Peran

kepemudaan

6 Keg 1.998.951.725 6 Keg 1.984.367.190 6 Keg 2.122.972.909 6 Keg 2.274.438.497 6 Keg 2.435.480.698

1 18 2 Dinas Pemuda dan Serta Kepemudaan

Meningkatnya partisipasi

Olahraga Program Peningkatan 1 18 3 Upaya Pertumbuhan

pemuda dalam

8 Keg 3.905.269.101 8 Keg 3.876.775.900 8 Keg 4.147.564.147 8 Keg 4.443.476.186 8 Keg 4.758.097.657

pembangunan

Dinas Pemuda dan Kewirausahaan dan

Meningkatnya jiwa

Olahraga Kecakapan Hidup Pemuda Program Pengembangan 1 18 4 Kebijakan dan Manajemen

kewirausahaan pemuda

2 Keg 131.638.284 2 Keg 130.677.839 2 Keg 139.805.533 2 Keg 149.780.096 2 Keg 160.385.314

Meningkatnya mutu olah

Olah Raga

raga

3 Keg 519.239.899 3 Keg 515.451.477 3 Keg 551.455.158 3 Keg 590.799.268 3 Keg 632.630.962

Dinas Pemuda dan Olahraga

1 18 5 Program Pembinaan dan

Meningkatnya mutu olah

Dinas Pemuda dan Olahraga

pemasyarakatan olahraga

raga

14 Keg 22.480.308.605 14 Keg 22.316.290.212 14 Keg 23.875.056.897 14 Keg 25.578.446.288 14 Keg 27.389.534.739

1 18 6 Program Peningkatan

Dinas Pemuda dan Sarana dan Prasarana

Meningkatnya mutu olah

3 Keg 33.874.918.495 3 Keg 33.627.763.983 3 Keg 35.976.623.838 3 Keg 38.543.411.411 3 Keg 41.272.487.544

Olahraga 1 18 7 Program Pembinaan

raga

Dinas Pemuda dan Olahraga 1 18 8 Program pembinaan olah

Meningkatnya kualitas

Kepanduan

pemuda

1 Keg 8.849.018.001 1 Keg 8.784.454.754 1 Keg 9.398.038.611 1 Keg 10.068.550.908 1 Keg 10.781.457.238

Meningkatnya kelestarian

raga tradisional Aceh

olah raga tradisional Aceh

Dinas Pemuda dan Olahraga

1 19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Badan Kesbang 1 19 1 Program Pengembangan

Politik dan Wawasan Kebangsaan

Meningkatnya wawasan

kebangsaan masyarakat

7 Keg 1.063.455.855 7 Keg 1.055.696.783 7 Keg 1.129.435.965 7 Keg 1.210.016.683 7 Keg 1.295.692.225

Perlindungan Masyarakat

Program Pembentukan dan Badan Kesbang 1 19 2 Penguatan Pusat

Politik dan Pendidikan Kebangsaan

Terbentuknya pusat

pendidikan kebangsaan

1 Keg 1.468.688.507 1 Keg 1.457.972.821 1 Keg 1.559.810.511 1 Keg 1.671.096.725 1 Keg 1.789.419.157

Perlindungan Masyarakat

Program Pemberdayaan Badan Kesbang 1 19 3 Masyarakat untuk Menjaga

Politik dan Ketertiban dan Keamanan

Meningkatnya Ketertiban dan Keamanan

6 Keg 2.944.093.576 6 Keg 2.922.613.200 6 Keg 3.126.754.302 6 Keg 3.349.835.660 6 Keg 3.587.021.633

Perlindungan Masyarakat

Program Penguatan Badan Kesbang 1 19 4 Keberlanjutan Perdamaian

Politik dan Aceh

Terbinanya keberlanjutan

perdamaian

1 Keg 1.743.054.189 1 Keg 1.730.336.706 1 Keg 1.851.198.694 1 Keg 1.983.274.284 1 Keg 2.123.700.529

Perlindungan Masyarakat

Program Pemeliharaan Badan Kesbang 1 19 5 Kantrantibmas dan

Politik dan Pencegahan Tindak

Meningkatnya Ketertiban

Perlindungan Kriminal

dan Keamanan

7 Keg 7.209.111.267 7 Keg 7.156.512.930 7 Keg 7.656.386.961 7 Keg 8.202.639.411 7 Keg 8.783.429.398

Masyarakat

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

Kondisi Kinerja pada SKPD Program Prioritas

Bidang Urusan

Kondisi

Kode Pemerintahan dan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Kinerja pada

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

Badan Kesbang 1 19 6 Program Pendidikan politik

Politik dan Masyarakat

Meningkatnya kesadaran

Perlindungan Masyarakat Badan Kesbang 1 19 7 Program Pembauran

dan partisipasi politik

10 Keg 3.582.167.089 10 Keg 3.556.031.270 10 Keg 3.804.415.881 10 Keg 4.075.845.670 10 Keg 4.364.436.968

masyarakat

Politik dan Kebangsaan

Meningkatnya toleransi

Perlindungan Masyarakat Badan Kesbang 1 19 8 Program Pengembangan

kebangsaan

2 Keg 1.320.924.114 2 Keg 1.311.286.531 2 Keg 1.402.878.356 2 Keg 1.502.968.091 2 Keg 1.609.386.132

Meningkatnya data dan

Data dan Informasi

informasi tentang

1 Keg 573.411.697 1 Keg 569.228.033 1 Keg 608.987.943 1 Keg 652.436.786 1 Keg 698.632.740

Politik dan

kebangsaan

Perlindungan Masyarakat

Badan Kesbang 1 19 9 Program Konsolidasi Perdamaian Aceh

Meningkatnya partisipasi

masyarakat dalam menjaga

5 Keg 2.100.000.000 5 Keg 2.084.678.207 5 Keg 2.230.290.534 5 Keg 2.389.412.803 5 Keg 2.558.595.790

Politik dan

perdamaian

Perlindungan Masyarakat

Badan Kesbang 1 19 10

Program Promosi

Meningkatnya Investasi di

Perdamaian Aceh

Aceh

1 Keg 2.173.426.811 1 Keg 2.157.569.290 1 Keg 2.308.272.973 1 Keg 2.472.958.976 1 Keg 2.648.057.471

Perlindungan Politik dan Masyarakat

Program Pemeliharaan Satuan Polisi 1 19 11

Pamong Praja dan Kriminal

Kantrantibmas dan

Meningkatnya Ketertiban

Pencegahan Tindak

Wilayatul Hisbah Program Pembinaan dan

dan Keamanan masyarakat

15 Keg 14.025.847.688 15 Keg 13.923.513.818 15 Keg 14.896.054.920 15 Keg 15.958.828.593 15 Keg 17.088.797.545

Satuan Polisi 1 19 12

Koordinasi Wilayatul Hisbah (WH)

Meningkatnya kapasitas

WH

1 Keg 886.300.805 1 Keg 879.834.273 1 Keg 941.289.664 1 Keg 1.008.446.900 1 Keg 1.079.850.242

Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah

Program Koordinasi Satuan Polisi 1 19 13

Pelestarian dan Kapasitas

Pamong Praja dan Kegiatan PPNS

Meningkatnya disiplin PNS

1 Keg 1.107.876.006 1 Keg 1.099.792.841 1 Keg 1.176.612.080 1 Keg 1.260.558.625 1 Keg 1.349.812.802

Wilayatul Hisbah Program Peningkatan kapasitas Pelayanan

Satuan Polisi 1 19 14

informasi, Komunikasi, Sosialisasi dan Hubungan

Meningkatnya pemahaman

Pamong Praja dan Masyarakat serta instansi

masyarakat tentang

1 Keg 841.985.764 1 Keg 835.842.559 1 Keg 894.225.181 1 Keg 958.024.555 1 Keg 1.025.857.729

Wilayatul Hisbah terkait

keamanan dan ketertiban

Program Pemantapan Koordinasi dan

Satuan Polisi 1 19 15

Pamong Praja dan ketertiban dan ketentraman

Pemberdayaan masyarakat

Meningkatnya implementasi

aparatur untuk menjaga

qanun untuk meningkatkan

3 Keg 531.780.483 3 Keg 527.900.564 3 Keg 564.773.799 3 Keg 605.068.140 3 Keg 647.910.145

Wilayatul Hisbah serta penegakan Qanun

PAD

Program Peningkatan Satuan Polisi 1 19 16

kapasitas SDM Pol- PP dan

Pamong Praja dan WH serta linmas

Meningkatnya kapasitas Pol-PP, WH dan Linmas

1 Keg 531.780.483 1 Keg 527.900.564 1 Keg 564.773.799 1 Keg 605.068.140 1 Keg 647.910.145

Wilayatul Hisbah Satuan Polisi 1 19 17

Program pembinaan

Meningkatnya pembinaan

masyarakat korban konflik

masyarakat korban konflik

2 Keg 1.912.615.594 2 Keg 1.898.660.975 2 Keg 2.031.280.216 2 Keg 2.176.203.899 2 Keg 2.330.290.574

Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

1 20 Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian

dan Persandian

Program Peningkatan 1 20 1 Pelayanan Kedinasan

Biro Tata Kepala Daerah/Wakil

Meningkatnya pelayanan

Pemerintahan Kepala Daerah

kedinasan

2 Keg 97.610.070 2 Keg 96.897.898 2 Keg 103.666.103 2 Keg 111.062.263 2 Keg 118.926.055

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

Kondisi Kinerja pada SKPD Kode

Bidang Urusan

Kondisi

Pemerintahan dan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Kinerja pada

Program Prioritas

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program Penataan

Biro Tata 1 20 2 Peraturan Perundang-

Pemerintahan/Dina Undangan

Meningkatnya peraturan

s Syariat Islam 1 20 3 Program Penataan Daerah

perundang-undangan

3 Keg 358.472.834 3 Keg 355.857.383 3 Keg 380.713.604 3 Keg 407.875.990 3 Keg 436.755.754

Biro Tata Otonomi Baru

Meningkatnya kualitas

8 Keg 578.151.955 8 Keg 573.933.705 8 Keg 614.022.301 8 Keg 657.830.326 8 Keg 704.408.171

Pemerintahan Program Penataan Penguasaan, Pemilikan

pelayanan pemerintah

Biro Tata Pemanfaatan Tanah

Meningkatnya sertifikasi

Pemerintahan 1 20 5 Program Peningkatan

1 20 4 Penggunaan dan

tanah masyarakat

Biro Tata Kualitas Kelembagaan

Meningkatnya kualitas

Pemerintahan 1 20 6 Program Pemilihan Kepala

pelayanan pemerintah

5 Keg 4.215.703.853 5 Keg 4.184.945.691 5 Keg 4.477.259.237 5 Keg 4.796.693.696 5 Keg 5.136.324.824

Biro Tata Daerah dan Pemilu

Meningkatnya kualitas

1 Keg 180.203.207 1 Keg 178.888.428 1 Keg 191.383.574 1 Keg 205.038.024 1 Keg 219.555.793

Pemerintahan Program Koordinasi

PEMILU KADA dan legislatif

1 20 7 Peningkatan Kapasitas

Biro Tata Kependudukan dan Catatan Sipil

Meningkatnya pelayanan

Pemerintahan 1 20 8 Program Peningkatan

kependudukan dan cacatan

1 Keg 195.220.141 1 Keg 193.795.797 1 Keg 207.332.206 1 Keg 222.124.526 1 Keg 237.852.110

sipil

Biro Tata Kelembagaan dan Aparatur

Meningkatnya kapasitas

Pemerintahan 1 20 9 Program Sinkronisasi dan

kelembagaan dan aparatur

2 Keg 292.830.211 2 Keg 290.693.695 2 Keg 310.998.308 2 Keg 333.186.788 2 Keg 356.778.164

Biro Tata Harmonisasi Pembangunan

Meningkatnya integrasi

Pemerintahan Program peningkatan

pembangunan

2 Keg 4.000.257.686 2 Keg 3.971.071.439 2 Keg 4.248.446.119 2 Keg 4.551.555.682 2 Keg 4.873.829.749

1 20 10 kualitas kelembagaan

Biro Tata perangkat Aceh;

Meningkatnya SKPA dan

Pemerintahan Program Peningkatan

SKPK

2 Keg 800.051.537 2 Keg 794.214.288 2 Keg 849.689.224 2 Keg 910.311.136 2 Keg 974.765.950

Biro Keistimewaan 1 20 11

Kualitas Kelembagaan

Meningkatnya Pelayanan

dan Kesejahteraan Kehidupan Beragama dan

Agama, Pelayanan

Agama dan Lembaga

6 Keg 3.290.992.139 6 Keg 3.266.980.758 6 Keg 3.495.175.531 6 Keg 3.744.542.263 6 Keg 4.009.675.538

Rakyat Peran Ulama Program Peningkatan

Keagamaan

1 20 12 Kualitas Pendidikan, Biro Keistimewaan

Meningkatnya Kualitas

dan Kesejahteraan Istiadat

Kebudayaan dan Adat

Pendidikan dan

4 Keg 15.200.979.207 4 Keg 15.090.071.469 4 Keg 16.144.095.254 4 Keg 17.295.911.590 4 Keg 18.520.553.048

Rakyat Program Peningkatan

Kebudayaan

Biro Keistimewaan 1 20 13

Kualitas Kesejahteraan

dan Kesejahteraan Rakyat

Meningkatnya kualitas

Rakyat Program Pembinaan Sosial

Kesejahteraan Rakyat

2 Keg 1.799.007.731 2 Keg 1.785.882.006 2 Keg 1.910.623.768 2 Keg 2.046.939.098 2 Keg 2.191.873.146

Biro Keistimewaan 1 20 14

Meningkatnya partisipasi

Kemasyarakatan

masyarakat dalam

1 Keg 975.240.127 1 Keg 968.124.686 1 Keg 1.035.747.059 1 Keg 1.109.643.451 1 Keg 1.188.212.040

dan Kesejahteraan

Rakyat Program Penataan

pembangunan

1 20 15 Peraturan Perundang-

Biro Hukum dan undangan

Meningkatnya ketersediaan

Humas Program Kerjasama

peraturan perundang-

6 Keg 10.381.078.652 6 Keg 10.305.337.350 6 Keg 11.025.153.071 6 Keg 11.811.753.449 6 Keg 12.648.087.682

undangan

Biro Hukum dan Massa

Meningkatnya pemahaman

1 20 16 Informasi dengan Media

Humas Program Peningkatan dan

tentang UUPA pada

1 Keg 4.000.000.000 1 Keg 3.970.815.633 1 Keg 4.248.172.446 1 Keg 4.551.262.483 1 Keg 4.873.515.790

masyarakat dan pemerintah

1 20 17 Pengembangan Biro Administrasi Pengelolaan Keuangan

Meningkatnya sinergitas

Pembangunan Daerah

program pembangunan

2 Keg 299.378.138 2 Keg 297.193.848 2 Keg 317.952.490 2 Keg 340.637.122 2 Keg 364.756.021

antar SPKA

Program pembinaan dan

Meningkatnya sinergitas

1 20 18 Fasilitasi Pengelolaan

Biro Administrasi keuangan Kabupaten/Kota

program pembangunan

provinsi dengan

1 Keg 150.000.000 1 Keg 148.905.586 1 Keg 159.306.467 1 Keg 170.672.343 1 Keg 182.756.842

Pembangunan

kabupaten/kota

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

Kondisi Kinerja pada SKPD Program Prioritas

Bidang Urusan

Kondisi

Kode Pemerintahan dan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Kinerja pada

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program peningkatan

1 20 19 Biro Administrasi sarana dan prasarana

Meningkatnya sarana dan

Pembangunan Program Peningkatan 1 20 20

prasarana berbasis

7 Keg 3.340.162.454 7 Keg 3.315.792.322 7 Keg 3.547.396.525 7 Keg 3.800.489.015 7 Keg 4.069.583.615

elektronik

Sistem Pengawasan

Biro Administrasi Internal & Pengendalian

Meningkatnya kepatuhan

Pembangunan Pelaksanaan Kebijakan KDH Program Koordinasi dan

terhadap kebijakan KDH

3 Keg 207.007.043 3 Keg 205.496.700 3 Keg 219.850.404 3 Keg 235.535.847 3 Keg 252.213.023

1 20 21 Pembinaan, Perencanaan,

Biro Administrasi Pembangunan Pengendalian Ruang Peningkatan Sarana Perekonomian, Potensi dan Kerja sama Investasi,

Meningkatnya kepatuhan

Pemanfaatan serta

dalam pemanfaatan ruang

6 Keg 682.452.365 6 Keg 677.473.130 6 Keg 724.793.833 6 Keg 776.504.961 6 Keg 831.485.594

1 20 22 Pertambangan dalam

Biro Ekonomi Pengembangan Industri Perdagangan Berbasis Lingkungan Hidup

Meningkatnya PAD

10 Keg 14.492.800.000 10 Keg 14.387.059.202 10 Keg 15.391.978.406 10 Keg 16.490.134.227 10 Keg 17.657.722.411

1 20 23 Program revitalisasi industri

minyak dan gas bumi Biro Ekonomi 1 20 24

Meningkatnya PAD Daerah

2 Keg 12.823.436.877 2 Keg 12.729.875.906 2 Keg 13.619.042.800 2 Keg 14.590.706.789 2 Keg 15.623.805.526

Biro Ekonomi Program Peningkatan 1 20 25

Program revitalisasi BUMA

Meningkatnya PAD Daerah

2 Keg 10.324.619.866 2 Keg 10.249.290.493 2 Keg 10.965.191.407 2 Keg 11.747.513.761 2 Keg 12.579.299.487

Biro Organisasi Program Pembinaan,

Kapasitas Sumber Daya

Meningkatnya pelayanan

9 Keg 2.439.870.258 9 Keg 2.422.068.741 9 Keg 2.591.247.400 9 Keg 2.776.122.491 9 Keg 2.972.686.557

Aparatur

publik

Meningkatnya kompetensi,

1 20 26 Pengembangan dan

Biro Organisasi Kesejahteraan Aparatur

disiplin dan kesejahteraan

3 Keg 660.044.883 3 Keg 655.229.135 3 Keg 700.996.121 3 Keg 751.009.378 3 Keg 804.184.789

aparatur Pemerintah Aceh

Program Peningkatan 1 20 27

Kapasitas Kelembagaan

Biro Organisasi Peka Konflik

Meningkatnya kapasitas

kelembagaan peka konflik

2 Keg 600.000.000 2 Keg 595.622.345 2 Keg 637.225.867 2 Keg 682.689.372 2 Keg 731.027.369

1 20 28 Program peningkatan

Biro Organisasi Program Peningkatan

Meningkatnya kualitas

kualitas ketatalaksanaan

pelayanan publik

2 Keg 8.014.945.473 2 Keg 7.956.467.696 2 Keg 8.512.217.629 2 Keg 9.119.530.158 2 Keg 9.765.240.830

1 20 29 Pelayanan Kedinasan

Perwakilan Medan Kepala Daerah

Meningkatnya Pelayanan

Kepala Daerah/Wakil

Kedinasan KDH/WKDH

1 Keg 132.545.573 1 Keg 131.578.509 1 Keg 140.769.113 1 Keg 150.812.424 1 Keg 161.490.736

Perwakilan Medan/

1 20 30 Program Pengelolaan

Meningkatkan promosi

1 Keg 753.232.739 1 Keg 747.737.084 1 Keg 799.965.642 1 Keg 857.039.976 1 Keg 917.722.912

Kantor Penghubung Pemerintah Aceh di

Keragaman Budaya

keragaman budaya Aceh

Jakarta Program Peningkatan

Meningkatnya Kapasitas

1 20 31 Kapasitas Lembaga

Sekretariat DPRA Perwakilan Rakyat Daerah

Lembaga Perwakilan

7 Keg 20.253.569.456 7 Keg 20.105.797.556 7 Keg 21.510.163.923 7 Keg 23.044.827.701 7 Keg 24.676.522.638

Rakyat Daerah

Program Penataan

Meningkatnya pelayanan

1 20 32 Peraturan Perundang-

Sekretariat DPRA undangan

lembaga DPRA kepada

2 Keg 1.133.512.209 2 Keg 1.125.242.000 2 Keg 1.203.838.834 2 Keg 1.289.727.898 2 Keg 1.381.047.413

masyarakat

Program Peningkatan

1 20 33 Pembinaan, Pengembangan dan Kesejahteraan

Meningkatnya pelayanan

Sekretariat DPRA Sekretariat DPRA

lembaga DPRA kepada

1 Keg 1.234.931.723 1 Keg 1.225.921.548 1 Keg 1.311.550.729 1 Keg 1.405.124.605 1 Keg 1.504.614.813

masyarakat

Program Peningkatan Sistem Pengawasan

Menurunnya

1 20 34 Internal dan Pengendalian

Inspektorat Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah

Penyelewengan Keuangan Daerah dan Mencegah

5 Keg 9.444.501.464 5 Keg 9.375.593.515 5 Keg 10.030.467.721 5 Keg 10.746.101.295 5 Keg 11.506.981.754

terjadinya KKN

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

SKPD Kode

Kondisi Kinerja pada

Pemerintahan dan

Kondisi Kinerja pada Program Prioritas

Bidang Urusan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

1 20 35 Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur

Peningkatan Kapasitas dan

Inspektorat Pengawasan

Kompetensi Aparatur

2 Keg 2.405.410.609 2 Keg 2.387.860.513 2 Keg 2.554.649.768 2 Keg 2.736.913.765 2 Keg 2.930.701.647

Pengawasan

Program penguatan 1 20 36

akuntabilitas kinerja

Inspektorat instansi pemerintah

Meningkatnya kepatuhan

hukum instansi pemerintah

1 Keg 5.845.808.336 1 Keg 5.803.156.782 1 Keg 6.208.500.474 1 Keg 6.651.452.040 1 Keg 7.122.409.808

Kantor Penghubung 1 20 37

Peningkatan Pelayanan

Meningkatnya Pelayanan

Jakarta Program Pengembangan

Masyarakat di Luar Daerah

Masyarakat Aceh di Jakarta

4 Keg 375.054.321 4 Keg 372.317.890 4 Keg 398.323.858 4 Keg 426.742.665 4 Keg 456.958.289

Pemerintah Aceh di

dan sekitarnya

Kantor Penghubung 1 20 38

Tersusunnya Data Base

data dan Informasi

Masyarakat Aceh

2 Keg 63.077.318 2 Keg 62.617.100 2 Keg 66.990.831 2 Keg 71.770.357 2 Keg 76.852.076

Pemerintah Aceh di

Jakarta Program Pengembangan

Jabodetabek

Kantor Penghubung 1 20 39

Pemerintah Aceh di Kebudayaan

Sarana dan Prasarana

Meningkatnya promosi

kesenian Aceh

2 Keg 375.054.321 2 Keg 372.317.890 2 Keg 398.323.858 2 Keg 426.742.665 2 Keg 456.958.289

Jakarta

Badan 1 20 40

Program Fasilitas Pindah

Kepegawaian, Purna Tugas

Meningkatnya pemerataan

aparatur berdasarkan

1 Keg 390.140.333 1 Keg 387.293.834 1 Keg 414.345.854 1 Keg 443.907.766 1 Keg 475.338.769

kompetensi

Pendidikan, dan Pelatihan

Program Pembinaan, Badan 1 20 41

Pengembangan dan

Kepegawaian, Kesejahteraan Aparatur

Meningkatnya disiplin

aparatur

19 Keg 24.044.836.420 19 Keg 23.869.403.089 19 Keg 25.536.652.886 19 Keg 27.358.590.474 19 Keg 29.295.722.491

Pendidikan, dan Pelatihan Badan

1 20 42 Program Pendidikan

Kepegawaian, Kedinasan

Meningkatnya kapasitas

aparatur

5 Keg 42.089.820.019 5 Keg 41.782.728.833 5 Keg 44.701.203.413 5 Keg 47.890.454.688 5 Keg 51.281.350.618

Pendidikan, dan Pelatihan

Program Peningkatan Badan 1 20 43

Kepegawaian, Aparatur

Kapasitas Sumberdaya

Meningkatnya kapasitas

aparatur

4 Keg 15.605.613.334 4 Keg 15.491.753.348 4 Keg 16.573.834.141 4 Keg 17.756.310.621 4 Keg 19.013.550.750

Pendidikan, dan Pelatihan Badan

1 20 44 Pembinaan dan

Meningkatnya kapasitas

Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan

Pengembangan Aparatur

aparatur

4 Keg 49.060.146.919 4 Keg 48.702.199.589 4 Keg 52.103.991.082 4 Keg 55.821.401.515 4 Keg 59.773.850.170

Badan 1 20 45

Kepegawaian, pelaporan

Program Peningkatan

Meningkatnya akuntabilitas

Pendidikan, dan Pelatihan Program Penataan

Pengembangan Sistem

pelaporan berbasis

1 Keg 2.014.902.900 1 Keg 2.000.201.984 1 Keg 2.139.913.746 1 Keg 2.292.587.994 1 Keg 2.454.915.275

elektronik

Dinas Pengelolaan 1 20 46

Penggunaan dan

Keuangan dan Pemanfaatan Tanah

Penguasaan, Pemilikan,

Meningkatnya ketersediaan

lahan untuk fasilitas publik

2 Keg 15.477.269.230 2 Keg 15.364.345.655 2 Keg 16.437.527.170 2 Keg 17.610.278.695 2 Keg 18.857.178.996

Kekayaan Aceh Program Peningkatan dan

Meningkatnya akuntabilitas

1 20 47 Pengembangan

Dinas Pengelolaan Pengelolaan Keuangan

Keuangan dan Daerah

dan transparansi

Kekayaan Aceh Program Pembinaan dan

pengelolaan keuangan

16 keg 15.358.079.034 16 keg 15.246.025.081 16 keg 16.310.942.043 16 keg 17.474.662.228 16 keg 18.711.960.170

Pemerintah Aceh

Meningkatnya akuntabilitas

1 20 48 Fasilitasi Pengelolaan

Keuangan dan Keuangan Kabupaten/Kota

dan transparansi

23 Dinas Pengelolaan

pengelolaan keuangan

Kab/kot

Kab/kot

2.317.245.574 Kab/kot

2.479.102.458 Kab/kot

Kab/kot

Kabupaten/kota

Kekayaan Aceh

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

Kondisi Kinerja pada SKPD Kode

Bidang Urusan

Kondisi

Pemerintahan dan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Kinerja pada

Program Prioritas

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

Program optimalisasi Dinas Pengelolaan penataan pendapatan Aceh

Meningkatnya PAD

2 Keg 1.258.734.900 2 Keg 1.249.551.055 2 Keg 1.336.830.730 2 Keg 1.432.208.232 2 Keg 1.533.616.103

Keuangan dan Kekayaan Aceh

Dinas Pengelolaan 1 20 50

Program revitalisasi sumber

pendapatan Aceh

Meningkatnya PAD

2 Keg 3.145.630.645 2 Keg 3.122.679.836 2 Keg 3.340.795.358 2 Keg 3.579.147.685 2 Keg 3.832.570.155

Keuangan dan Kekayaan Aceh

1 20 51 Peningkatan Sarana dan

Dinas Syariat Islam Program Peningkatan

Meningkatnya sarana dan

Prasarana Keagamaan

prasarana keagamaan

1 20 52 Pemahaman Wawasan

Dinas Syariat Islam Program Peningkatan

Meningkatnya pemahaman

wawasan islam

Kab/kot

Kab/kot

Kab/kot

Kab/kot

Kab/kot

Meningkatnya pemahaman,

1 20 53 Pemahaman, Penghayatan,

Dinas Syariat Islam dan Pengamalan Al-Qur'an

penghayatan, dan

pengamalan Al-Qur'an

Kab/kot

Kab/kot

Kab/kot

Kab/kot

Kab/kot

Program Peningkatan

Kehidupan Beragama Dan

Dinas Syariat Islam Toleransi Umat Beragama

Meningkatnya toleransi

beragama

Kab/kot

Kab/kot

Kab/kot

Kab/kot

Kab/kot

1 20 55 Program Pembinaan

23 23 23 Dakwah dan Syiar Islam

Dinas Syariat Islam Program Pengembangan

Meningkatnya pemahaman

wawasan dinul islam

Kab/kot

Kab/kot

Kab/kot

13.804.988.245 Kab/kot

14.789.918.695 Kab/kot

Meningkatnya pelayanan

dan Pemberdayaan

Dinas Syariat Islam Peradilan Syariah

peradilan mahkamah

Kab/kot

Kab/kot

syariah

Kab/kot

Kab/kot

Kab/kot

1 20 57 Program pembinaan

Dinas Syariat Islam Program Penyediaan da’i

Meningkatnya kapasitas

lembaga sosial keagamaan

lembaga sosial keagamaan

1 Keg 7.671.247.186 1 Keg 7.615.277.063 1 Keg 8.147.195.230 1 Keg 8.728.464.878 1 Keg 9.346.486.073

Meningkatnya kapasitas

1 20 58 perbatasan, perdesaan dan

Dinas Syariat Islam perkotaan

dan kuantitas da'i

perbatasan, perdesaan dan perkotaan

2 Keg 6.766.700.457 2 Keg 6.717.329.990 2 Keg 7.186.527.607 2 Keg 7.699.257.480 2 Keg 8.244.405.381

Program Peningkatan 1 20 59

pemahaman keagamaan

Dinas Syariat Islam bagi masyarakat

Meningkatnya pemahaman

wawasan dinul islam

2 Keg 4.166.179.379 2 Keg

Program Peningkatan 1 20 60

16 16 Majelis Ulama

Permusyawaratan Ulama Program Peningkatan

Sumber Daya dan Peran

Meningkatnya peran ulama

16 Keg

16 Keg 16 5.583.116.931

dalam pembangunan Aceh

1 Keg 1 Keg 3.249.765.437 1 Keg 1 Keg Majelis antara Umara dan Ulama

1 20 61 Silaturahmi dan Koordinasi

Permusyawaratan Ulama Program Peningkatan ZIS 1 20 62

Meningkatnya pemahaman

wawasan dinul islam

dan Pembinaan

Meningkatnya Pendapatan

Kelembagaan

ZIS untuk PAD

8 Keg 27.066.801.827 8 Keg 26.869.319.959 8 Keg 28.746.110.429 8 Keg 30.797.029.919 8 Keg 32.977.621.524

Baitul Mal

Meningkatnya

Program peningkatan

profesionalisme

1 20 63 zakat, harta waqaf, harta

Baitul Mal agama dan perwalian

pengelolaan zakat, harta

1 Keg 7.691.758.542 1 Keg 7.635.638.766 1 Keg 8.168.979.174 1 Keg 8.751.803.019 1 Keg 9.371.476.677

waqaf, harta agama dan perwalian Meningkatnya pelayanan

1 20 64 Program Peningkatan Pelayanan Publik

publik di bidang perizinan

9 Keg 7.281.002.797 9 Keg 7.227.879.933 9 Keg 7.732.738.865 9 Keg 8.284.438.716 9 Keg 8.871.020.524

BP2T

dan non perizinan

Program Peningkatan 1 20 65

kapasitas kelembagaan

Sekretariat Korpri organisasi KORPRI

Meningkatnya kapasitas

lembaga KORPRI

4 Keg 943.329.502 4 Keg 936.446.883 4 Keg 1.001.856.599 4 Keg 1.073.335.043 4 Keg 1.149.332.806

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

Kondisi Kinerja pada Kode

SKPD Program Prioritas

Bidang Urusan

Kondisi

Pemerintahan dan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Kinerja pada

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program Pembinaan

1 20 66 prestasi olahraga Seni dan Budaya bagi anggota

Meningkatnya prestasi

Sekretariat Korpri KORPRI

olahraga seni dan budaya

4 Keg 1.061.245.690 4 Keg 1.053.502.744 4 Keg 1.127.088.674 4 Keg 1.207.501.923 4 Keg 1.292.999.406

bagi anggota KORPRI

Program Pembinaan Mental

Meningkatnya kualitas

1 20 67 dan Rohani bagi Anggota

Sekretariat Korpri KORPRI

mental dan rohani anggota

1 Keg 3.920.713.242 1 Keg 3.892.107.359 1 Keg 4.163.966.490 1 Keg 4.461.048.771 1 Keg 4.776.914.473

KORPRI

Badan 1 20 68

Program Pencegahan Dini

Meningkatnya

dan Penanggulangan

kesiapsiagaan masyarakat

Korban Bencana Alam

dalam menghadapi

1 Keg 24.428.211.253 1 Keg 24.249.980.784 1 Keg 25.943.813.486 1 Keg 27.794.800.348 1 Keg 29.762.818.317

Penanggulangan

Bencana Program Penguatan

bencana

Badan 1 20 69

Meningkatnya kualitas kelembagaan dan

Penanggulangan Kebencanaan

Kelembagaan dan Regulasi

tersedianya regulasi kebencanaan

4 Keg 30.684.988.744 4 Keg 30.461.108.252 4 Keg 32.588.780.920 4 Keg 34.913.859.511 4 Keg 37.385.944.291

Bencana

1 20 70 Program Rehabilitasi dan

Badan Rekonstruksi Bencana

Meningkatnya penanganan

pasca bencana

3 Keg 10.234.287.615 3 Keg 10.159.617.314 3 Keg 10.869.254.662 3 Keg 11.644.732.314 3 Keg 12.469.240.573

Penanggulangan Bencana

Badan 1 20 71

Program Kedaruratan dan

Meningkatnya penanganan

Logistik Bencana

pasca bencana

3 Keg 4.817.220.593 3 Keg 4.782.073.710 3 Keg 5.116.095.947 3 Keg 5.481.108.839 3 Keg 5.869.200.156

Penanggulangan Bencana

1 21 Ketahanan Pangan

23 23 23 23 23 Badan Ketahanan 1 21 1 Ketahanan Pangan

Program Peningkatan

Meningkatnya ketahanan

pangan daerah

kab/kot

kab/kot

16.761.617.079 kab/kot

17.932.396.364 kab/kot

19.211.800.800 kab/kot

Pangan dan Penyuluhan

Badan Ketahanan 1 21 2 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi

Meningkatnya kualitas

perencanaan ketahanan

1 Keg 1.109.674.698 1 Keg 1.101.578.410 1 Keg 1.178.522.369 1 Keg 1.262.605.205 1 Keg 1.352.004.291

Pangan dan

Penyuluhan Program Peningkatan

pangan

15 15 15 15 15 Badan Ketahanan 1 21 3 Kesejahteraan Petani

Meningkatnya keterampilan

Petani dan pelaku agribisnis

Pangan dan

Penyuluhan Program Peningkatan

57 57 57 57 57 Badan Ketahanan 1 21 4 Penerapan Teknologi

Pangan dan Pertanian/Perkebunan

Meningkatnya kemampuan

teknologi petani

Penyuluhan Program Pemberdayaan

Badan Ketahanan 1 21 5 Penyuluh

Pangan dan Lapangan

Meningkatnya kapasitas

Penyuluhan Program Pengembangan

Pertanian/Perkebunan

23 23 23 Badan Ketahanan

Pangan dan Penyuluhan

1 21 6 dan Peningkatan

Meningkatnya sarana dan

prasarana BPP

kab/kot

kab/kot

kab/kot

41.502.843.740 kab/kot

kab/kot

Penyuluhan

1 22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Badan Masyarakat Gampong

1 22 1 Peningkatan Keberdayaan

Meningkatnya kapasitas

lembaga gampong

Pemberdayaan Masyarakat

Badan 1 22 2 Lembaga Ekonomi

Program Pengembangan

Pemberdayaan Gampong

Meningkatnya kapasitas

lembaga gampong

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

Kondisi Kinerja pada SKPD Kode

Bidang Urusan

Kondisi

Pemerintahan dan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Kinerja pada

Program Prioritas

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program Peningkatan

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat

1 22 3 Partisipasi Masyarakat

Badan Dalam Membangun

Pemberdayaan Gampong

gampong melalui Badan

Usaha Milik Gampong

Masyarakat

(BUMG)

Badan Pemerintah Gampong

Program Peningkatan 1 22 4 Kapasitas Aparatur

Meningkatnya Kapasitas

Pemberdayaan Masyarakat Program Peningkatan

Aparatur Gampong

Badan 1 22 5 Imum Mukim Dan

Meningkatnya pelayanan

Pemberdayaan Masyarakat

Program Perbaikan Sistem

Meningkatnya kualitas

1 24 1 Administrasi Kearsipan

sistem administrasi

7 Keg 1.839.704.197 7 Keg 1.826.281.546 7 Keg 1.953.845.169 7 Keg 2.093.244.172 7 Keg 2.241.456.863

Arsip dan

Perpustakaan Program Penyelamatan dan

kearsipan secara digital

Arsip dan Daerah

Meningkatnya keselamatan

1 24 2 Pelestarian Dokumen/Arsip

Perpustakaan Program Pemeliharaan

dan kelestarian

7 Keg 4.123.553.914 7 Keg 4.093.468.087 7 Keg 4.379.392.029 7 Keg 4.691.844.056 7 Keg 5.024.051.278

dokumen/arsip daerah

Arsip dan Prasarana Kearsipan

Meningkatnya kualitas

1 24 3 Rutin/Berkala Sarana dan

Perpustakaan Program Peningkatan

sarana dan prasarana

1 Keg 427.957.753 1 Keg 424.835.334 1 Keg 454.509.583 1 Keg 486.937.016 1 Keg 521.414.716

kearsipan

1 24 4 Kualitas Pelayanan

Arsip dan Informasi

Meningkatnya kualitas

Perpustakaan 1 24 5 Program Peningkatan SDM

pelayanan informasi

1 Keg 692.144.162 1 Keg 687.094.215 1 Keg 735.086.940 1 Keg 787.532.439 1 Keg 843.293.876

Arsip dan Perpustakaan Program Pengembangan

Meningkatnya kapasitas

Kearsipan

SDM kearsipan

2 Keg 442.872.897 2 Keg 439.641.656 2 Keg 470.350.110 2 Keg 503.907.701 2 Keg 539.587.015

23 23 23 23 23 Arsip dan Pembinaan Perpustakaan

Meningkatnya budaya baca

1 24 6 Budaya Baca dan

masyarakat dan pelayanan

Kab/kot

Kab/kot

19.069.330.501 Kab/kot

20.401.300.860 Kab/kot

21.856.851.713 Kab/kot

2 URUSAN PILIHAN

Dinas Pertanian dan Tanaman 2 1 1 Program Perencanaan

Meningkatnya kualitas

perencanaan dan pelaporan

1 Keg 2.176.694.482 1 Keg 2.160.813.120 1 Keg 2.311.743.381 1 Keg 2.476.676.984 1 Keg 2.652.038.733

Pangan/Dinas

Kesehatan Hewan dan Peternakan Program peningkatan

Pembangunan Ekonomi

kegiatan

23 23 23 23 23 Dinas Pertanian 2 1 2 Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)

dan Tanaman Pangan Program Peningkatan

Meningkatnya ketahanan

pangan daerah

Kab/kot

Kab/kot

79.665.374.694 Kab/kot

85.229.907.635 Kab/kot

91.310.719.129 Kab/kot

Dinas Pertanian 2 1 3 Penerapan Teknologi

Meningkatnya produktivitas

dan nilai tambah pertanian/

Kab/kot

Kab/kot

32.914.069.325 Kab/kot

Kab/kot

37.725.390.122 Kab/kot

dan Tanaman Pangan

(Pertanian / perkebunan)

Program pengkajian

Dinas Pertanian 2 1 4 pengembangan kawasan

Tersedianya dokumen

pengembangan kawasan

1 Keg 2.140.880.154 1 Keg 2.125.260.096 1 Keg 2.273.707.020 1 Keg 2.435.926.881 1 Keg 2.608.403.309

dan Tanaman

Pangan Program pengkajian

agribisnis

agribisnis berdasarkan

komoditi unggulan daerah

Dinas Pertanian 2 1 5 pengembangan agribisnis

Tersedianya dokumen pengembangan agribisnis

dan Tanaman komoditas unggulan daerah

berdasarkan komoditi unggulan daerah

1 Keg 3.020.003.442 1 Keg 2.997.969.219 1 Keg 3.207.373.852 1 Keg 3.436.207.090 1 Keg 3.679.508.615

Pangan

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

Kondisi Kinerja pada SKPD Kode

Bidang Urusan

Kondisi

Pemerintahan dan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Kinerja pada

Program Prioritas

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Dinas Pertanian 2 1 6 Program pengembangan

dan Tanaman Pangan Program Peningkatan

Meningkatnya Pendapatan

komoditas unggulan daerah

Masyarakat

2 Keg 10.490.312.754 2 Keg 10.413.774.470 2 Keg 11.141.164.397 2 Keg 11.936.041.716 2 Keg 12.781.176.212

23 23 23 23 23 Dinas Pertanian 2 1 7 Produksi (Pertanian /

dan Tanaman perkebunan)

Terwujudnya swasembada

pangan daerah

Kab/kot

Pangan Program Pencegahan dan

Kab/kot

42.271.365.995 Kab/kot

45.223.971.307 Kab/kot

48.450.519.970 Kab/kot

23 23 29.227.567.154 Dinas Kesehatan 31.297.032.545 Hewan dan Hewan

2 1 8 Penanggulangan Penyakit

Meningkatnya kesehatan

Peternakan Dinas Kesehatan 2 1 9 Program Peningkatan

hewan

Kab/kot

Kab/kot

Kab/kot

Kab/kot

Kab/kot

Terwujudnya swasembada

Produksi Peternakan

daging

Kab/kot

Kab/kot

86.778.553.552 Kab/kot

92.839.933.689 Kab/kot

99.463.689.968 Kab/kot

Hewan dan Peternakan

2 1 23 23 23 23 23 Dinas Kesehatan

10 Peningkatan Pemasaran

Meningkatnya pendapatan

Hasil Produksi Peternakan

peternak

Kab/kot

Kab/kot

20.436.106.776 Kab/kot

21.863.544.854 Kab/kot

23.423.420.941 Kab/kot

Hewan dan Peternakan

Meningkatnya pemanfaatan

Program Pemanfaatan

hasil hutan tanaman rakyat

2 2 1 Potensi Sumber Daya

Dinas Kehutanan Hutan

dan non kayu sebagai

115 ha 6.234.656.454 115 ha 6.189.167.829 115 ha 6.621.473.939 115 ha 7.093.889.502 115 ha 7.596.174.168

sumber pendapatan

dan Perkebunan

masyarakat

Program Perlindungan dan 2 2 2 Konservasi Sumber Daya

Dinas Kehutanan Hutan

Meningkatnya kelestarian

dan Perkebunan 2 2 3 Program Rehabilitasi Hutan

sumberdaya hutan

Dinas Kehutanan dan Lahan

Meningkatnya kualitas

90 ha 5.826.178.962 90 ha 5.783.670.626 90 ha 6.187.653.233 90 ha 6.629.117.431 90 ha 7.098.493.792

dan Perkebunan 2 2 4 Program Perencanaan dan

lingkungan

Meningkatnya data dan

Pengembangan Hutan

informasi kondisi hutan

kab/kot

kab/kot

2.507.680.068 kab/kot

2.682.838.579 kab/kot

2.874.248.333 kab/kot

Dinas Kehutanan dan Perkebunan

23 23 23 23 23 2 2 5 Pemasaran Hasil Produksi

Dinas Kehutanan Pertanian/Perkebunan

Program Peningkatan

Meningkatnya pendapatan

dan Perkebunan Program Perencanaan

petani

kab/kot

kab/kot

kab/kot

kab/kot

kab/kot

Dinas Kehutanan Pembangunan Ekonomi

Meningkatnya kualitas 2 2 6 perencanaan dan pelaporan

dan Perkebunan Program Peningkatan

1 Keg

1.074.940.768 1 Keg 1.067.097.901 1 Keg 1.141.633.438 1 Keg 1.223.084.397 1 Keg 1.309.685.201

kegiatan

2 2 7 Penerapan Teknologi

Dinas Kehutanan Perkebunan

Meningkatnya nilai tambah

dan Perkebunan Program Peningkatan

hasil perkebunan

1 Keg 12.273.074.269 1 Keg 12.183.528.793 1 Keg 13.034.533.983 1 Keg 13.964.495.616 1 Keg 14.953.255.310

2 2 8 Produksi

Dinas Kehutanan Pertanian/Perkebunan

Meningkatnya pendapatan

dan Perkebunan Program pengawasan

petani

ha 232.637.194.214 6450 ha 230.939.851.914

Dinas Kehutanan kehutanan/perkebunan

Meningkatnya kepatuhan

2 2 9 konsesi izin

konsensi izin

kehutanan/perkebunan

dan Perkebunan

2 3 Energi dan Sumberdaya Mineral

Program Pembinaan dan

Dinas 2 3 1 Pengawasan Usaha

Meningkatnya pengelolaan

Pertambangan dan Pertambangan

pertambangan secara

3 Keg 1.602.050.086 3 Keg 1.590.361.382 3 Keg 1.701.446.258 3 Keg 1.822.837.613 3 Keg 1.951.904.098

Energi Program Pengembangan

lestari

Dinas 2 3 2 dan Pemanfaatan Energi

Meningkatnya ketersediaan

energi terbarukan

4 Keg 33.838.423.772 4 Keg 33.591.535.529 4 Keg 35.937.864.869 4 Keg 38.501.887.145 4 Keg 41.228.023.142

Pertambangan dan Energi

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

Kondisi Kinerja pada SKPD Program Prioritas

Bidang Urusan

Kondisi

Kode Pemerintahan dan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Kinerja pada

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

Dinas 2 3 3 Program Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi

Meningkatnya koordinasi

pengelolaan minyak dan

2 Keg 1.015.934.201 2 Keg 1.008.521.852 2 Keg 1.078.965.920 2 Keg 1.155.945.803 2 Keg 1.237.792.843

Pertambangan dan

Energi Program Pemanfaatan dan

gas bumi

Dinas Mineral

Meningkatnya pemanfaatan

2 3 4 Sumberdaya Geologi dan

sumberdaya energi dan

mineral secara optimal dan

3 Keg 4.180.959.981 3 Keg 4.150.455.314 3 Keg 4.440.359.747 3 Keg 4.757.161.576 3 Keg 5.093.993.621

Pertambangan dan

lestari

Energi

2 5 Kelautan dan Perikanan

2 5 1 Program Pemberdayaan

Meningkatnya pendapatan

masyarakat pesisir

5 Klp 17.852.121.586

5 Klp 17.721.870.870 5 Klp 18.959.722.755 5 Klp 20.312.422.802 5 Klp 21.750.649.109

Dinas Kelautan dan Perikanan

Ekonomi Masyarakat Pesisir

Program Perencanaan

Dinas Kelautan dan Pembangunan Ekonomi

Meningkatnya kualitas 2 5 2 perencanaan dan pelaporan

Perikanan Program Pemberdayaan

1 Keg 270.343.018 1 Keg 268.370.570 1 Keg 287.115.940 1 Keg 307.600.509 1 Keg 329.380.242

kegiatan

Meningkatnya kapasitas

2 5 3 Pengawasan dan

Dinas Kelautan dan Pengendalian Sumberdaya

Masyarakat Dalam

masyarakat dalam

Perikanan Kelautan

pengawasan dan

25 Klp 5.030.223.899 25 Klp 4.993.522.924 25 Klp 5.342.314.641 25 Klp 5.723.467.327 25 Klp 6.128.718.900

pengendalian sumberdaya

kelautan Meningkatnya pendapatan

2 5 4 Program Pengembangan Dinas Kelautan dan Budidaya Perikanan

Perikanan 2 5 5 Program Pengembangan

masyarakat petani

4 Keg 43.230.011.299 4 Keg 42.914.601.172 4 Keg 45.912.135.707 4 Keg 49.187.782.136 4 Keg 52.670.535.669

budidaya ikan

Meningkatnya pendapatan

Perikanan Tangkap

masyarakat nelayan

4 Keg 193.614.393.893 4 Keg 192.201.765.523 4 Keg 205.626.833.310 4 Keg 220.297.481.750 4 Keg 235.895.701.462

Dinas Kelautan dan Perikanan

Program Optimalisasi

Meningkatnya kapasitas

2 5 6 Pengelolaan dan

Dinas Kelautan dan Perikanan Perikanan

kelembagaan dalam

Pemasaran Produksi

pengelolaan dan

1 Keg 3.135.979.007 1 Keg 3.113.098.617 1 Keg 3.330.544.902 1 Keg 3.568.165.900 1 Keg 3.820.810.802

pemasaran produksi perikanan

2 5 7 Program pengembangan

Terwujudnya kawasan

Dinas Kelautan dan Perikanan

kawasan minapolitan

minapolitan yang terpadu

2 Keg 16.530.274.321 2 Keg 16.409.667.924 2 Keg 17.555.863.973 2 Keg 18.808.404.336 2 Keg 20.140.138.230

Dinas 2 7 1 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi

Meningkatnya kualitas

perencanaan dan pelaporan

1 Keg 2.567.199.714

1 Keg 2.548.469.190 1 Keg 2.726.476.772 1 Keg 2.920.999.936 1 Keg 3.127.822.086

Perindustrian,

kegiatan

Perdagangan, Koperasi dan UKM

Program Pengembangan Dinas 2 7 2 dan Pembinaan Koperasi

Perindustrian, dan UKM

Meningkatnya kapasitas koperasi dan UKM

Perdagangan, Koperasi dan UKM Dinas 2 7 3 Program peningkatan dan

4 Keg 11.156.012.341 4 Keg 11.074.617.052 4 Keg 11.848.166.058 4 Keg 12.693.485.106 4 Keg 13.592.250.575

Perindustrian, pengembangan ekspor

Meningkatnya komoditi

ekspor

2 Keg 1.573.039.040 2 Keg 1.561.562.003 2 Keg 1.670.635.277 2 Keg 1.789.828.392 2 Keg 1.916.557.651

Perdagangan, Koperasi dan UKM

Perindustrian, Dalam Negeri

Program Peningkatan

Dinas 2 7 4 Efesiensi Perdagangan

Meningkatnya kualitas

pengawasan barang dan

4 Keg 29.174.898.677 4 Keg 28.962.035.941 4 Keg 30.985.000.167 4 Keg 33.195.655.445 4 Keg 35.546.082.345

jasa

Perdagangan, Koperasi dan UKM

Program Pengembangan Dinas 2 7 5 Sentra-sentra Industri

Perindustrian, Potensial

Berkembangnya sentra

industri potensial daerah

4 Keg 37.507.008.453 4 Keg 37.233.353.881 4 Keg 39.834.059.959 4 Keg 42.676.060.101 4 Keg 45.697.749.485

Perdagangan, Koperasi dan UKM

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)

Kondisi Kinerja pada SKPD Kode

Bidang Urusan

Kondisi

Pemerintahan dan

akhir periode Penanggung Pembangunan

Indikator Kinerja

Kinerja pada

Program Prioritas

Program (outcome)

Awal RPJMD

RPJMD Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Dinas 2 7 6 Program pengembangan

Meningkatnya pendapatan

Perindustrian, Perdagangan,

ekonomi lokal masyarakat

masyarakat miskin

2 Keg 7.293.724.669 2 Keg 7.240.508.985 2 Keg 7.746.250.042 2 Keg 8.298.913.861 2 Keg 8.886.520.586

Koperasi dan UKM

Dinas 2 7 7 Program pembinaan badan

Perindustrian, usaha masyarakat

Meningkatkan

Perdagangan, Koperasi dan UKM Dinas 2 7 8 Program pembentukan LKM

profesionalisme badan

2 Keg 3.718.670.780 2 Keg 3.691.539.017 2 Keg 3.949.388.686 2 Keg 4.231.161.702 2 Keg 4.530.750.192

usaha masyarakat

Perindustrian, dan BPR yang profesional

Meningkatnya PAD

2 Keg 15.629.410.005 2 Keg 15.515.376.397 2 Keg 16.599.107.232 2 Keg 17.783.386.845 2 Keg 19.042.544.113

Perdagangan, Koperasi dan UKM

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah

8.3. Distribusi Kebutuhan Pendanaan Berdasarkan 10 (sepuluh) Prioritas Pembangunan Aceh

Tabel 8.3 Distribusi Kebutuhan Pendanaan Berdasarkan Prioritas Pembangunan Aceh Tahun 2013-2017

Prioritas Pembangunan Aceh Total RATA-

1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; 2.503.492.802.026 25,00 2.521.524.232.573 24,50 2.528.336.807.659 23,21 2.655.602.859.854 23,00 2.753.735.623.848 22,50 12.999.350.219.614

23,64

2 Keberlanjutan Perdamaian;

3 Dinul Islam, Adat dan Budaya;

4 Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah Produk;

5 Penanggulangan Kemiskinan;

8 Infrastruktur yang Terintegrasi;

2.387.330.736.012 23,84 2.524.611.813.266 24,53 2.684.111.113.344 24,64 2.745.662.435.101 23,78 2.876.123.873.797 23,50 13.228.084.239.213 24,06

9 Sumber Daya Alam Berkelanjutan

10 Kualitas Lingkungan dan Kebencanaan

BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Distribusi Kebutuhan Pendanaan Berdasarkan 10 (sepuluh) Prioritas Pembangunan Aceh

252

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA ACEH

Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Penetapan indikator kinerja Aceh dimaksudkan sebagai alat ukur spesifik kuantitatif yang menggunakan target tingkat capaian kinerja suatu program. Indikator kinerja Aceh meliputi aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah. Uraian target indikator kinerja Aceh secara rinci disajikan pada Tabel 9.1.

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

I ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT A Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Otonomi Daerah,

Pemerintahan Umum, 1. Administrasi Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian

7,3-8,0 7,3-8,0 1.2. Laju inflasi Aceh

1.1. Pertumbuhan PDRB

5 5 5 5 5 5 1.3. PDRB per kapita

8,84 8,84 1.4. Indeks Gini

0,2 0,2 1.5. Indeks ketimpangan Williamson

0,7 0,7 Persentase penduduk

1.6. di atas garis

9,5 9,5 kemiskinan 1.7. Angka kriminalitas yang tertangani

B Fokus Kesejahteraan Sosial 1. Pendidikan

1.1. Angka melek huruf - 10+

4,5 4,5 1.2. Angka rata-rata lama sekolah

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

1.3. Angka partisipasi kasar - SD/MI/Paket A

105,00 105 - SMP/MTS/Paket B

100,00 100 - SM/MA/Paket C

93,00 93 1.4. Angka pendidikan yang ditamatkan

- Tidak/belum pernah bersekolah

0,50 0,5 - Tidak tamat SD/sederajat

6,00 6 - Tamat SD/sederajat

20,00 20 - Tamat SMP/Sederajat

20,00 20 - Tamat SMA/Sederajat

40,00 40 - Diploma I/II/III

5,56 5,56 - Diploma IV/SI

7,01 7,01 - S2/S3

0,32 0,32 - SLTP+

63,52 63,52 1.5. Angka partisipasi murni

Angka Partisipasi - Murni (APM)

98,00 98 SD/MI/Paket A Angka Partisipasi

- Murni (APM)

84,00 84 SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi

- Murni (APM)) SMA/SMK/MA/Paket

2.1. Umur harapan hidup

69.60 69,80 69,8 2.2 Angka kematian bayi

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

2.3. Angka kematian anak balita

45 40 35 30 25 20 20 2.4. Angka kematian ibu

/1000 LH

100 100 2.5. Prevalensi gizi kurang dan buruk

C Fokus Seni Budaya dan Olahraga 1. Kebudayaan

50 50 50 50 50 50 50 1.2. Jumlah gedung

1.1. Jumlah grup kesenian

sanggar

buah

2. Pemuda dan Olahraga

755 2.2. Jumlah gedung olahraga

2.1. Jumlah klub olahraga

II ASPEK PELAYANAN UMUM A Fokus Pelayanan Urusan Wajib

1. Pendidikan

1.1. Pendidikan dasar - Angka partisipasi sekolah

99,71 99,71 - Rasio guru terhadap murid

11 12 13 14 15 16 16 - Rasio guru/murid per kelas rata-rata

44 45 46 47 48 49 49 1.2. Pendidikan menengah - Angka partisipasi sekolah

96,69 96,687 - Rasio guru terhadap murid

9 10 11 12 13 14 14 Rasio guru terhadap

- murid per kelas

rata- rata BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

Penduduk yang - berusia >15 Tahun melek huruf (tidak

98 98 buta aksara) 1.3. Angka Putus Sekolah

Angka Putus - Sekolah (APS)

0,03 0,03 SD/MI Angka Putus

- Sekolah (APS)

0,10 0,10 SMP/MTs Angka Putus

- Sekolah (APS)

0,09 0,09 SMA/SMK/MA

1.4. Angka Kelulusan - Angka Kelulusan (AL) SD/MI

82 85 88 92 96 96 - Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs

85 88 92 96 99 99 - Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA

85 87 89 91 93 93 Angka Melanjutkan

- (AM) dari SD/MI ke

110 110 SMP/MTs Angka Melanjutkan

- (AM) dari SMP/MTs

169 169 ke SMA/SMK/MA Guru yang

53 55 57 59 61 61 kualifikasi S1/D-IV

2. Kesehatan

per satuan penduduk

19 20 30 40 40 40 40 2.2. Rasio dokter spesialis

2.1. Rasio dokter umum

pddk

8 10 12 15 18 20 20 2.3. Rasio dokter gigi per

per satuan penduduk

pddk

satuan penduduk

pddk

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

Cakupan komplikasi 2.4. kebidanan yang

50 70 90 95 100 100 ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga 2.5. kesehatan yang

85 87 90 90 90 90 memiliki kompetensi kebidanan 2.6. Cakupan kunjungan bayi

91 95 95 95 95 95 95 Cakupan penjaringan

2.7. kesehatan siswa

66 70 75 80 85 90 90 SD/sederajat Cakupan Balita Gizi 2.8. Buruk mendapat

100 100 perawatan Cakupan pemberian 2.9. MP-ASI usia 6-24 bulan dari keluarga

100 100 miskin 2.10. Cakupan pemberian ASI eksklusif

2.11. Desa/kelurahan Universal Child

62 70 80 85 90 95 95 Immunization (UCI)

Cakupan penemuan 2.12. kasus baru penyakit

60 65 70 75 80 80 TB BTA + 2.13. Angka kesuksesan pengobatan TB

> 85% > 85% 2.14. Angka kejadian

45 30 20 15 15 15 2.15. Cakupan prevalensi

(Incident Rate) DBD

pddk

<1 <1 Cakupan 2.16. kabupaten/kota yang memasuki tahap

penyakit kusta

0 7 17 23 23 23 23 eliminasi malaria

kab/kota

2.17. Desa siaga aktif

45 50 55 60 70 80 2.18. Akses sanitasi dasar

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

3. Pekerjaan Umum

Proporsi panjang 3.1. jaringan jalan dalam

88,12 88,12 kondisi baik

75,34 75,34 Rasio tempat ibadah

3.2. Rasio Jaringan Irigasi

0,383 0,38 Persentase rumah

3.3. per satuan penduduk

3.4. tinggal bersanitasi

77,04 77,04 Rasio tempat 3.5. pembuangan sampah (TPS) per satuan

0,21 0,21 3.7. permukiman layak huni

3.6. rumah layak huni

Unit/KK

95,95 95,95 3.8. Panjang jalan

0,0043 0,00 Jalan Penghubung dari

Km/orang

ibukota kecamatan ke 3.9. kawasan pemukiman

91,34 91,34 penduduk (mimal dilalui roda 4) Panjang jalan kabupaten dalam

88,00 88,00 KM/Jam )

3.10. kondisi baik ( > 40

Drainase dalam kondisi baik/

66,52 66,52 tidak tersumbat 3.12. Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik

3.11. pembuangan aliran air

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

87,00 87,00 4.2. Rumah tangga pengguna listrik

4.1. Rumah tangga pengguna air bersih

96,00 96 4.3. Rumah tangga ber- Sanitasi

77,04 77,04 4.4. Lingkungan pemukiman kumuh

4,05 4,05 4.5. Rumah layak huni

5. Penataan Ruang

Rasio Ruang Terbuka 5.1. Hijau per Satuan Luas

8 10 15 20 25 30 30 Wilayah ber HPL/HGB

6. Perencanaan Pembangunan

Tersedianya dokumen 6.1. perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn

1 0 0 0 0 0 0 PERDA

dok

Tersedianya Dokumen 6.2. Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan

0 1 0 0 0 0 0 dgn PERDA/PERKADA

dok

Tersedianya Dokumen 6.3. Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan

1 1 1 1 1 1 1 dgn PERKADA 6.4. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD

Jumlah arus 7.1. penumpang angkutan orang/tahun

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

7.2. Rasio ijin trayek

5.121 5.121 7.3. Jumlah uji kir angkutan umum

izin/armada

46.528 46.528 Jumlah Pelabuhan

7.4. Laut/Udara/Terminal

Unit

0,0627 0,063 7.6. Kepemilikan KIR angkutan umum

7.5. Angkutan darat

0,384 0,384 Lama pengujian

1 1 1 1 1 1 1 umum (KIR)

7.7. kelayakan angkutan

Hari

8. Lingkungan Hidup

8.1. Persentase penanganan sampah

85,00 85 8.2. Persentase Penduduk berakses air minum

70,00 70 8.3. Pencemaran status mutu air

47 55 60 65 75 75 Cakupan penghijauan

92,00 92 dan Sumber Mata Air Cakupan pengawasan 8.5. terhadap pelaksanaan

8.4. wilayah rawan longsor

79 82 85 90 92 92 amdal 8.6. Penegakan hukum lingkungan

40 47 55 65 75 75 8.7. Pencemara Udara

21,74 21,74 8.8. Pencemaran Status Mutu Air

33,33 33,33 8.9. Pengelolaan Limbah B3 yang diawasi

9. Kependudukan dan Catatan Sipil

9.1. Proporsi anak balita berakte kelahiran

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

9.2. Proporsi pasangan berakte nikah

100 100 9.3. Kepemilikan KTP

100 100 Ketersediaan database

9.4. kependudukan skala

100 100 provinsi 9.5. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK

100 100 9.6. Kepemilikan Akte Kematian

10. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Persentase partisipasi 10.1. perempuan di lembaga

Partisipasi perempuan 10.2. di lembaga swasta (pekerja upahan non

Rasio KDRT/persentase kasus kekerasan 10.3. terhadap perempuan

0,17 0,17 dan anak yang mendapat pendampingan 10.4. Partisipasi angkatan kerja perempuan

pengaduan 10.5. perlindungan perempuan dan anak

170 170 dari tindakan

11. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

11.1. Rata-rata jumlah anak per keluarga

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

55 60 65 70 75 75 Keluarga Pra Sejahtera

11.2. Cakupan peserta KB aktif

11.3. dan Keluarga

Sejahtera I

12. Sosial

Jumlah Sarana sosial 12.1. (panti asuhan, panti jompo dan panti

165.939 165.939 Penanganan 12.3. penyandang masalah

12.2. jumlah PMKS

20 20 30 40 60 80 80 kesejahteraan sosial

13. Ketenagakerjaan

13.1. Angka partisipasi angkatan kerja

2.571.913 2.571.913 Angka sengketa

pengusaha-pekerja 13.2. dan penyelesaian per

210 210 tahun 13.3. Tingkat partisipasi angkatan kerja

72,77 72,77 Pencari kerja yang

7.007 7007 13.5. Tingkat pengangguran terbuka

6,50 6,50 13.6. Keselamatan dan perlindungan

23 25 21 18 18 Perselisihan buruh dan 13.7. pengusaha terhadap kebijakan pemerintah

Peningkatan Tenaga 13.8. Kerja yang berkerja di

747.379 747.379 sektor Pertanian

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

14. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

9062 9061,57 14.2. Persentase koperasi

14.1. Populasi Koperasi

14.3. Jumlah Anggota

14.4. Jumlah Penyebaran BPR/LKM

26 28 31 32 35 37 37 Jumlah Usaha Mikro

Unit

85.534 85.534 14.6. Jumlah Penyaluran

14.5. dan Kecil

28,33 28,33 kredit untuk UMKM

15. Penanaman Modal

Jumlah 15.1. investor/perusahaan (PMDN/PMA)

57 9 12 13 14 15 15 15.2. Jumlah nilai investasi (PMDN/PMA) - PMDN

Perusahaan

13.470 13.470 - PMA

Rp(Milyar)

293 293 15.3. Rasio daya serap tenaga kerja - TKI PMDN

1.400 1.400 - TKA PMDN

1.400 1.400 - TKA PMA

122,45 122,45 Kenaikan/penurunan

Rp (miliyar)

15.4. Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

Penyelenggaraan 16.1. festival seni dan

15 34 27 27 27 27 27 budaya Sarana 16.2. penyelenggaraan seni

kali

2 2 5 5 5 6 6 dan budaya

paket

Benda, Situs dan 16.3. Kawasan Cagar Budaya yang

53 53 58 63 68 73 73 dilestarikan

buah

17. Kepemudaan dan Olahraga

17.1. Jumlah organisasi

OKP/

pemuda

92 92 92 92 92 92 92 17.2. Jumlah organisasi olahraga

Paguyuban

45 45 45 45 45 45 45 17.3. Jumlah kegiatan kepemudaan

Pengprov

25 25 25 25 25 25 25 17.4. Jumlah kegiatan olahraga

Kegiatan

32 32 32 32 32 32 32 Gelanggang / balai

Kegiatan

17.5. remaja (selain milik

24 24 24 24 24 24 24 swasta)

Unit

17.6. Lapangan olahraga

18. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Kegiatan pembinaan 18.1. terhadap LSM, Ormas

40 60 80 80 80 80 80 dan OKP 18.2. Kegiatan pembinaan politik daerah

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, 19. Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

Persentase indikasi 19.1. penyimpangan

20. Ketahanan Pangan

20.1. Regulasi ketahanan pangan

1 1 1 1 1 1 1 20.2. Ketersediaan pangan utama

Regulasi

200 200 20.3. Pola Konsumsi Pangan Harapan

91,7 91,7 20.4. Daerah Rawan Pangan

Skor PPH

25 25 20.5. Kelembagaan Pangan Masyarakat

Klp/Desa

- Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat

119 119 - Lumbung Pangan Masyarakat

GAPOKTAN

174 174 - Desa Mandiri Pangan

393 393 20.6. Jumlah tenaga Penyuluh Tenaga Penyuluh

Pertanian, - Perkebunan &

3.178 3.178 Peternakan + THL- TBPP

- Tenaga Penyuluh Kehutanan

120 120 - Tenaga Penyuluh Perikanan

21. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

767 767 Kelompok Usaha 21.2. Ekonomi Gampong Simpan Pinjam (UEG-

21.1. Pembinaan kelembagaan mukim

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

Kelompok Usaha 21.3. Ekonomi Produktif

13 33 35 38 40 45 45 Gampong (UEPG) Kelompok 21.4. Pemberdayaan Ekonomi Pemuda

kelompok

6 36 40 45 48 50 50 Gampong (PEPG) 21.5. PKK aktif

kelompok

6.451 6.451 21.6. Posyandu aktif

PKK Gampong

6.451 6.451 Penyediaan Alokasi

Dana Gampong (ADG) 21.7. / Alokasi Dana

6.451 6.451 Peumakmue Gampong / BKPG Pengembangan dan 21.8. PemanfaatanTeknologi

9 12 18 23 28 33 33 Tepat Guna (TTG)

22.1. Pengelolaan arsip secara baku

167.919 167.919 22.2. Peningkatan SDM pengelola kearsipan

23. Komunikasi dan Informatika

23.1. Jumlah jaringan komunikasi

29 32 35 38 41 44 44 23.2. Web site milik pemerintah daerah

Unit/stasion

1.457 1.457 Jumlah pengunjung

24.1. Jumlah perpustakaan

24.2. perpustakaan per

Koleksi buku yang 24.3. tersedia di

4.650.285 4.650.285 perpustakaan daerah

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

B Fokus Layanan Urusan Pilihan 1. Pertanian

Produksi padi atau 1.1. bahan pangan lokal lainnya pertahun

2.924.211 2.924.211 - Jagung

249.007 249.007 - Kedele

163.988 163.988 Produktivitas padi atau

1.2. bahan pangan utama lokal lainnya per hektar - Padi

59,03 59,03 - Jagung

Ku/Ha

45,12 45,12 - Kedele

Ku/Ha

18,84 18,84 Kontribusi sektor

Ku/Ha

1.3. pertanian terhadap

31,00 31,00 PDRB Kontribusi sub sektor 1.4. pertanian pangan

11,7 11,7 terhadap PDRB

Kontribusi subsektor 1.5. perkebunan terhadap

7,1 7,1 PDRB Kontribusi sub sektor 1.6. peternakan terhadap

6,21 6,21 PDRB Perluasan areal luas

1.7. baku lahan sawah

15.000 15.000 1.8. Produksi Daging per tahun

11.519.550 11.519.550 - Kerbau

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

2.037.060 2.037.060 - Domba

473.256 473.256 - Ayam Buras

5.289.411 5.289.411 - Ayam Ras Petelur

70.049 70.049 - Ayam Ras Pedaging

7.856.133 7.856.133 - Itik

1.337.740 1.337.740 1.9. Produksi telur pertahun

17.453.966 17.453.966 1.10 Populasi ternak

- Sapi Perah

41 42 43 45 46 47 47 - Sapi Potong

ekor

563.464 563.464 - Kerbau

160.855 160.855 - Kuda

6645 6.645 - Kambing

905.733 905.733 - Domba

198.913 198.913 - Babi

0 0 0 0 0 - - Ayam Buras

ekor

9.740.708 9.740.708 - Ayam Ras Petelur

390.932 390.932 - Ayam Ras Pedaging

3.787.936 3.787.936 - Itik

Rehabilitasi hutan dan 2.1. lahan kritis

448 448 Kerusakan Kawasan

33 30 28 25 22 22 Kontribusi sub sektor

2.2. Hutan

Ha 165.305

2.3. kehutanan terhadap

1,28 1,28 PDRB (PSDH/DR)

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

3. Energi dan Sumber Daya Mineral

9,00 9,00 Kontribusi sektor

3.1. Pertambangan tanpa ijin

7,94 7,94 terhadap PDRB 3.3. Kontribusi sektor energi terhadap PDRB

4. Kelautan dan Perikanan

391.094 391.094 4.2. Konsumsi ikan

4.1. Produksi perikanan

42,66 42,66 Kontribusi subsektor

Kg / Kap/Thn

4.3. perikanan terhadap

4,71 4,71 PDRB 4.4. Cakupan bina kelompok nelayan

40 50 60 70 80 90 90 4.5. Produksi perikanan kelompok nelayan

Kelp

201.152 201.152 4.6. Nilai Tukar Nelayan

Kontribusi sektor 5.1. Perdagangan terhadap

17,50 17,50 PDRB 5.2. Ekspor Bersih Perdagangan

1.594.207.142,25 1.594.207.142 Cakupan bina 5.3. kelompok pedagang/usaha

Kontribusi sektor 6.1. Industri terhadap

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

Pertumbuhan Industri 6.2. Kimia Agro, Transportasi dan

50 3 3 3 3 3 3 aneka

UNIT

Pertumbuhan Industri 6.3. kecil secara

0,22 0,22 keseluruhan 6.4. Cakupan bina industri kecil menengah

7.1. Transmigrasi Lokal

8.1. Kunjungan Wisata

2.865.189 2.865.189 Wisatawan Mancanegara

Wisatawan Nusantara

Kontribusi sektor 8.2. pariwisata terhadap

Orang

PDRB Wisatawan Nusantara

III ASPEK DAYA SAING DAERAH

A Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Otonomi Daerah,

Pemerintahan Umum, 1. Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

Kondisi Kinerja No

Aspek/Fokus/Bidang

Kondisi Kinerja

Target Capaian Setiap Tahun

Urusan/Indikator Kinerja

Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah

Satuan

Pada Awal Periode

RPJMA 2012-2017

Pengeluaran konsumsi 1.1. rumah tangga per

5,7 5,7 kapita 1.2. Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita

2.1. Nilai tukar petani

B Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur

1. Lingkungan Hidup

Persentase Rumah 1.1. Tangga (RT) yang menggunakan air

2. Komunikas dan Informatika

100,00 100 Persentase rumah

2.1. Rasio ketersediaan daya listrik

96,00 96 menggunakan listrik

2.2. tangga yang

BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) merupakan dokumen perencanaan yang disusun untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan selama lima (5) tahun (2012- 2017) sesuai dengan visi misi gubernur terpilih “ACEH YANG

BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN DAN MANDIRI BERLANDASKAN

UNDANG- UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI”. Dokumen RPJMA merupakan penjabaran dari visi dan misi gubernur terpilih sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) setiap tahunnya.

Selanjutnya, RPJMA menjadi pedoman bagi semua pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan di Provinsi Aceh baik yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan swasta. Selain itu, RPJMA menjadi rujukan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten/Kota (RPJMK) dalam Provinsi Aceh.

10.1. Pedoman Transisi

Pada masa berakhirnya periode Gubernur Aceh (2012-2017) dan belum adanya dasar dokumen perencanaan tahun berikutnya maka RPJM Aceh (2012-2017) dapat dijadikan pedoman pada masa transisi untuk menyusun program dan kegiatan prioritas sampai tersedianya dokumen RPJM Aceh periode berikutnya terutama untuk program-program dan kegiatan prioritas yang capaiannya belum memenuhi target. Hal ini penting untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan dasar dokumen perencanaan.

10.2. Kaidah Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Aceh Tahun 2012-2017 ini menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Aceh (SKPA) dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPA, pedoman bagi Pemerintah Aceh dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) dan menjadi rujukan untuk kabupaten/kota dalam menyusun RPJM Kabupaten/kota masing-masing serta menjadi pedoman bagi masyarakat dan dunia swasta dalam proses pembangunan. Untuk maksud tersebut maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:

1. Satuan Kerja Perangkat Daerah Aceh (SKPA) berkewajiban menyusun Rencana Strategis yang berpedoman kepada RPJMA. Renstra tersebut harus mendapat persetujuan

BAB X – RPJM Aceh 2012-2017 | Pedoman Transisi

Bappeda sebelum ditetapkan oleh Gubernur dan penyusunan Renstra berpedoman pada Permendagri Nomor 54 tahun 2010.

2. Dalam hal pelaksanaan RPJMA (2012-2017) harus dilakukan evaluasi setiap tahunnya terhadap capaian program dan kegiatan serta target yang telah ditetapkan. Selanjutnya bila diperlukan dapat dilakukan Evaluasi Paruh Waktu untuk penyesuaian atau revisi terhadap program dan kegiatan maupun target-target RPJMA yang telah ditetapkan. Hasil revisi RPJMA tersebut menjadi pedoman bagi SKPA dan Pemerintah Kabupaten/kota untuk menyesuaikan kembali Renstra dan RPJM Kabupaten/kota .

3. RPJMA 2012-2017 merupakan dasar penilaian terhadap kinerja tahunan dan lima tahunan Kepala Daerah dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan pembangunan yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi kinerja Kepala Daerah menjadi indikator penting untuk menilai keberhasilan pembangunan daerah.

BAB X – RPJM Aceh 2012-2017 | Kaidah Pelaksanaan

BAB XI PENUTUP

Penutup

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) 2012 –2017 memuat maksud dan tujuan, landasan penyusunan, kondisi umum Aceh, isu-isu strategis, visi dan misi pembangunan, arah kebijakan, program prioritas/kegiatan, kerangka pendanaan, indikator kinerja pembangunan serta kaidah pelaksanaannya. RPJMA 2012-2017 disusun sesuai dengan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010.

RPJMA ini merupakan pedoman bagi pemerintahan dan masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan jangka menengah 5 (lima) tahun serta menjadi acuan untuk penyusunan Renstra SKPA, Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) dan RPJM Kabupaten/Kota.

Keberhasilan Pemerintahan Aceh periode 2012-2017 dalam mewujudkan visi “ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN

UNDANG- UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI” perlu dukungan dan komitmen bersama dari berbagai pihak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.