Aksesibilitas Daerah
2.4.2.1. Aksesibilitas Daerah
Aksesibilitas daerah juga dapat ditinjau dari ketersediaan fasilitas perhubungan yang meliputi darat, laut dan udara. Perhubungan darat di Provinsi Aceh dibagi atas beberapa bagian jaringan transportasi seperti jaringan angkutan jalan raya, jaringan jalur kereta api, jaringan angkutan sungai dan danau, dan jaringan angkutan penyeberangan.
Faktor aksesibiltas daerah menjadi salah satu tolak ukur dalam menilai keberhasilan pelayanan transportasi. Indeks pelayanan transportasi jalan pada tahun 2006 menunjukkan lintas Timur mempunyai tingkat pelayanan lebih baik (43,43%) diikuti lintas Barat (35,49%) dan lintas Tengah 30,92 persen (Buku Rencana Induk Otsus Migas, 2010). Hal ini juga berpengaruh langsung terhadap mobilisasi barang dan logistik secara keseluruhan di Aceh.
Keberhasilan meningkatkan aksesibilitas antar wilayah akan lebih meningkatkan jumlah arus penumpang dan barang. Berdasarkan data yang bersumber dari Dishubkomintel, telah terjadi peningkatan jumlah arus penumpang dan antara tahun 2007 - 2010. Kenaikan ini terjadi pada moda angkutan darat, laut dan udara. Berdasarkan data bandara internasional
BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah
Transportasi yang melayani jasa angkutan barang pada ketiga moda angkutan masih didominasi melalui moda angkutan darat. Secara rinci, grafik perkembangan arus angkutan tertera pada Gambar 2.27, 2.28 dan 2.28.
* dilengkapi dengan grafik angkutan barang Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika, Tahun 2011
Gambar 2.27 Grafik Perkembangan Arus Angkutan Jalan Tahun 2007 – 2010
* dilengkapi dengan grafik angkutan penumpang Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika, Tahun 2011
Gambar 2.28 Grafik Perkembangan Arus Angkutan Laut Tahun 2007 – 2010
BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah
* dilengkapi dengan grafik angkutan barang Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika, Tahun 2011
Gambar 2.29 Grafik Perkembangan Arus Angkutan Udara Tahun 2007 – 2010
Berdasarkan Indeks Pelayanan Logistik (Logistic Performance Index/LPI) menunjukkan bahwa mobilisasi barang dan logistik di wilayah Timur masih lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah Barat dan Tengah. Tinjauan terhadap LPI Aceh terhadap subdimensi khusus berkaitan dengan beberapa faktor berikut : kualitas layanan dokumen pengiriman barang dan kualitas infrastruktur, efisiensi proses retribusi/kepabeanan, kualitas perdagangan, kondisi infrastruktur transportasi, biaya pengiriman, ketepatan waktu dan keterjaminan kiriman barang. Berdasarkan tinjauan tersebut diperoleh hasil Index Performance Logistic seperti Tabel 2.95.
Tabel 2.95 Index Performance Logistic/IPL
Total Kota/ Kabupaten
Dimensi Indikator Kinerja Logistik
2,80 19,20 2,74 Idi Rayeuk
3,60 22,73 3,25 Blang Keujeren
3,42 21,19 3,03 Blang Pidie
3,86 20,43 2,92 Labuhan Haji + Tapaktuan
3,67 17,24 2,46 Banda Aceh
BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah
Total Kota/ Kabupaten
Dimensi Indikator Kinerja Logistik
3,00 16,17 2,31 Provinsi Aceh
I = Kualitas layanan dokumen pengiriman barang dan kualitas infrastruktur; II = Efisiensi proses retribusi / kepabeanan;
III = Kualitas perdagangan; IV = Kondisi infrastruktur transportasi; V = Biaya pengiriman; VI = Ketepatan waktu; dan
VII = Keterjaminan kiriman barang. Sumber: Hasil Penelitian WFPLSU-Bappeda Aceh-Unsyiah Tahun 2012
IPL di atas menunjukan kemampuan layanan terhadap distribusi dan mobilisasi logistik antar simpul pergerakan logistik di Aceh dan terhadap Kota Medan. Performa ini dapat menggambarkan kemampuan dan daya dukung beberapa variabel utama terhadap layanan pergerakan logistik yang tersedia di simpul – simpul transportasi yang telah tersedia. Dalam hal ketersediaan prasarana Aceh memiliki 19 pelabuhan laut dan penyeberangan, 12 unit bandara dan 31 unit terminal bis yang tersebar di kabupaten/kota. Pelabuhan laut yang terbesar adalah Malahayati, Krueng Geukueh, Meulaboh dan Ulee Lheu sebagai pelabuhan penyebarangan dan angkutan. Bandara Sultan Iskandar Muda adalah bandara internasional yang berlokasi di Kabupaten Aceh Besar. Sedangkan terminal bis berlokasi di seluruh kabupaten/kota. Selanjutnya jumlah pelabuhan laut/udara/terminal bis secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.96.
Tabel 2.96 Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Tahun 2009
Transportasi Laut
Terminal Bis
Kabupaten/Kota
Tipe A
Tipe B
rm
Laut/Peyebe
Tipe C Ba e T Ba
rangan
1 Sabang
- - 2 Banda Aceh
- 1 3 Aceh Besar
1 1 4 Pidie
1 1 5 Pidie Jaya
- 1 6 Bireun
1 2 1 7 Aceh Utara
2 1 - 8 Lhoksuemawe
- 1 9 Aceh Timur
1 - 10 Langsa
- - 11 Aceh Tamiang
1 - - 12 Aceh Tengah
1 3 1 13 Bener Meriah
1 1 14 Gayo Lues
1 1 15 Aceh Tenggara
1 1 1 16 Aceh Jaya
- - 17 Aceh Barat
- 1 18 Aceh Barat Daya
1 19 Nagan Raya
1 - - 20 Aceh Selatan
2 - 21 Subulussalam
1 - - 22 Aceh Singkil
1 - 23 Simeulue
Jumlah 19 12 12 5 9 17 11
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika, Tahun 2010
BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah
Kondisi pelabuhan laut dan udara ditinjau dari kelengkapan prasarana fasilitas pokok, fasilitas keselamatan dan fasilitas penunjang memiliki persentase yang bervariasi. Pelabuhan laut Malahayati dan Lhokseumawe memiliki persentase perlengkapan sarana dan prasarana yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelabuhan laut lainnya. Sementara itu Bandar udara internasional Sultan Iskandar Muda merupakan bandara bertaraf internasional dan memiliki persentase kelengkapan sarana dan prasarana yang terlengkap dibandingkan seluruh bandara lain di kabupaten/kota. Untuk lebih jelasnya kondisi masing-masing pelabuhan laut dan bandara yang terdapat di Aceh dapat dilihat pada Tabel 2.97.
Tabel 2.97 Kondisi Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Tahun 2009
Kondisi Sarana No
Kondisi Sarana
Jenis Pelabuhan / Bandaran
dan Prasarana
No
Jenis Pelabuhan / Bandaran
dan Prasarana
(%) I. Pelabuhan Angkutan Laut
II. Bandar Udara
1 Pelabuhan Malahayati
87,07 2 Pelabuhan Krueng Geukuh Lhokseumawe
1 Bandara Sultan Iskandar Muda
30,73 3 Pelabuhan Kuala Langsa
2 Bandara Point A Lhoksukon
28,90 4 Pelabuhan Meulaboh
3 Bandara Mailikulsaleh Lhokseumawe
26,46 5 Pelabuhan Sabang
4 Bandara Lasikin Sinabang
5 Bandara Teuku Cut Ali Tapak Tuan 28,90 6 Pelabuhan Calang
25,00 7 Pelabuhan Susoh
6 Bandara Kuala Batee Blang Pidie
24,02 8 Pelabuhan Tapak Tuan
7 Bandara Rambele Takengon
26,46 9 Pelabuhan Singkil
8 Bandara Alas Lauser Kuta Cane
9 Bandara Cut Nyak Dhien Nagan Raya 35,61 10 Pelabuhan Sinabang
49,27 11 Pelabuhan Idi
10 Bandara Maimun Saleh Sabang
11 Bandara Hamzah Fansuri Singkil
26,83 12 Bandara Blang Keujeuren Gayo Lues
III. Pelabuhan Penyeberangan
43,75 2 Pelabuhan Balohan Sabang
1 Pelabuhan Ulee Lheue
5 Pelabuhan Singkil
48,96 3 Pelabuhan Lamteng Pulo Aceh
6 Pelabuhan Pulau Banyak
55,21 4 Pelabuhan Sinabang
7 Pelabuhan Labuhan Haji
0,00 Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika, Tahun 2010
8 Pelabuhan Meulaboh
Terdapat 5 (lima) unit terminal tipe A yang terletak di Kota Banda Aceh, Lhokseumawe, Sigli (Kabupaten Pidie), dan Meulaboh (Kabupaten Aceh barat) yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan. Sementara itu terminal tipe B berjumlah 9 (sembilan) unit yang terletak di Bireuen, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh jaya, Nagan Raya dan Subulussalam. Sedangkan terminal tipe C cukup banyak tersebar baik di Aceh Wilayah Timur, Tengah, Barat dan Selatan. Selanjutnya guna kelancaran distribusi angkutan barang, pada saat ini terdapat 11 buah terminal angkutan barang di Aceh yaitu di Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, dan Aceh Barat.
BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah
Permasalahan di beberapa terminal adalah belum optimalnya pelayanan akibat kurangnya fasilitas - fasilitas pelengkap dan kurang disiplinnya para stakeholder pengguna terminal. Sebagai pendukung perekonomian maka perlu dilakukan pembangunan beberapa terminal baik tipe A dan tipe B. Pembangunan terminal tipe A dilakukan di Lhokseumawe (Cunda), Pidie Jaya, Langsa, Sigli, dan Banda Aceh. Untuk pembangunan gedung terminal tipe B dilakukan di Calang, Meulaboh, Subulussalam, Takengon, Lhoksukon, Peurelak dan Saree. Diperlukan juga rehabilitasi talud penahan tebing dan fasilitas jembatan timbang Jontor dan Seumadam.
Jaringan jalan kereta api Aceh merupakan bagian dari rencana pembangunan kereta api Sumatera lintas Timur (Sumatera Railways) yang juga telah dituangkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh (RTRWA), dengan menghubungkan Banda Aceh sampai dengan Lampung. Untuk Provinsi Aceh jaringan kereta api menghubungkan Banda Aceh sampai batas Sumatera Utara yang direncanakan sepanjang 486 km. Sampai dengan tahun 2011 pembangunan jaringan kereta api Aceh baru mencapai 14,7 km atau tiga persen dari total yang direncanakan yaitu jalur Krueng Mane – Bungkah - Krueng Geukuh. Dari tahun 2009 hingga 2011 pembangunan difokuskan kepada prasarana dan fasilitas - fasilitas pendukung lainnya seperti stasiun, kantor administrasi, gudang serta jalan akses agar operasional kereta api dapat berjalan lancar.
Permasalahan utama pada pembangunan perkeretaapian Aceh adalah masalah desain trase antara Banda Aceh sampai dengan batas Sumatera Utara dan masalah pembebasan lahan. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, selain pembebasan tanah masih diperlukan penyelesaian Masterplan Perkeretaapian Aceh agar perencanaan trase dari Banda Aceh hingga batas Sumatera Utara terselesaikan, serta didukung dengan pembangunan sarana prasarana perkeretaapian di Bireuen dan Aceh Utara.
Jaringan angkutan penyeberangan yang saat ini beroperasi di Provinsi Aceh terdiri dari 4 rute lintas penyeberangan, yaitu: Lintasan Balohan (Kota Sabang) – Ulee Lheue (Kota Banda Aceh), Lintasan Lamteng (Aceh Besar) – Ulee Lheue (Kota Banda Aceh), Lintasan Labuhan Haji (Aceh Selatan) – Sinabang (Simeulue), Lintasan Singkil (Kabupaten Aceh Singkil) – Pulo Banyak (Kabupaten Aceh Singkil) – Sinabang (Kabupaten Simeulue), Lintasan Singkil (Kabupaten Aceh Singkil) – Gunung Sitoli (Kabupaten Nias – Sumatera Utara).
Permasalahan utama angkutan penyeberangan yaitu : masih diperlukan peningkatan pelayanan terhadap sarana dan prasarana angkutan penyeberangan di wilayah Aceh Besar, Aceh Barat, Aceh Singkil dan Simeulue. Kendala operasional juga dialami dalam hal pengaturan penjadwalan rute pelayanan kapal, keterbatasan jumlah kapal dan bervariasinya jumlah penumpang.
BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah
Permasalahan lainnya pada pelayanan angkutan perairan darat adalah ketersediaan prasarana dan sarana. Pelayanan fungsi angkutan sungai telah digunakan oleh masyarakat pada aliran sungai Tamiang, sungai Simpang Kiri dan Simpang Kanan di Singkil, Krueng Meureubo dan Suak Seumaseh di Aceh Barat. Aliran sungai-sungai tersebut telah dimanfaatkan sebagai bagian jaringan transportasi namun belum masih belum optimal terlayani. Saat ini hanya ditangani oleh fasilitas yang dibangun masyarakat dengan alat angkut yang tidak memadai. Demikian juga dengan angkutan danau di Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.
Solusi yang diharapkan didalam penyelesaian permasalahan adalah peningkatan pembangunan dermaga dan peningkatan sarana pada lintasan yang belum terlayani seperti peningkatan pengelolaan pelabuhan penyeberangan Singkil, Sinabang dan Labuhan Haji, serta pelabuhan Lamteng, Pulau Banyak, Ulee Lheue dan Balohan. Selain itu diperlukan pembangunan prasarana pelabuhan rakyat Kuala Raja (Bireuen), Meulingge (Aceh Besar), dan Kuala Idi (Aceh Timur), rehabilitasi dermaga danau Laut Tawar Tetunyu.
Hal ini dapat diwujudkan dengan menciptakan suatu otoritas yang hanya mengelola pelabuhan penyeberangan di Aceh. Selanjutnya untuk mengatasi kendala operasional dan keterbatasan jumlah kapal diperlukan suatu sistem pengelolaan yang berada dalam suatu pengelolaan. Pengusahaan pengembangan jaringan transportasi laut Aceh, terdiri dari pelabuhan yang diusahakan dan dikelola oleh PT Pelindo (BUMN) dan pelabuhan yang tidak diusahakan dan dikelola oleh Kantor Pelabuhan (Kanpel) UPT Kementerian Perhubungan. Pelabuhan yang dikelola PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) di Provinsi Aceh antara lain : pelabuhan laut Malahayati di Krueng Raya Kabupaten Aceh Besar, pelabuhan Meulaboh di Kabupaten Aceh Barat; pelabuhan Kuala Langsa di Kota Langsa, pelabuhan Sabang dan pelabuhan Balohan di Kota Sabang dan pelabuhan Krueng Geukeuh di Kota Lhokseumawe.
Pelabuhan yang dikelola oleh kantor pelabuhan (Kanpel) adalah pelabuhan Singkil di Pulo Sarok, Kabupaten Aceh Singkil, pelabuhan Susoh di Kabupaten Aceh Barat Daya, pelabuhan Sinabang di Kabupaten Simeulue, pelabuhan Singkil di Kabupaten Aceh Singkil, pelabuhan Calang di Kabupaten Aceh Jaya, pelabuhan Idi di Kabupaten Aceh Timur, pelabuhan Tapak Tuan di Kabupaten Aceh Selatan.
Permasalahan transportasi laut Aceh, hampir seluruh pelabuhan laut tersebut belum berfungsi secara optimal, terkait kelengkapan sarana dan prasarana kepelabuhanan. Beberapa pelabuhan telah memiliki fasilitas crain seperti pelabuhan Malahayati, pelabuhan Krueng Geukuh dan pelabuhan Sabang untuk mendukung kegiatan ekspor-impor. Namun
BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah
Kinerja pelabuhan yang ada juga dirasakan belum berfungsi optimal diakibatkan tidak seimbangnya beban pekerjaan antara satu pelabuhan dengan pelabuhan lainnya. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut diperlukan penanganan terhadap pelabuhan Sabang, Malahayati, Krueng Geukuh, dan Kuala Langsa berupa pengerukan sedimentasi, perpanjangan dermaga, pembangunan dolphin dan breasting dolphin untuk kebutuhan tangker, peralatan keselamatan, dan peralatan navigasi. Sementara itu untuk fasilitas sisi darat diperlukan penanganan terhadap lapangan penumpukan, tangki penyimpanan, gudang, dan perkantoran. Sedangkan untuk pelabuhan Ulee lheue, Pulau Banyak, Meulaboh, Susoh, dan Tapak tuan diperlukan rehabilitasi dan pemeliharaan. Untuk pembangunan sarana perhubungan laut diperlukan general overhaul terhadap KM. Pulo Rondo + spv, operasional komprador perkapalan, dan subsidi angkutan laut perintis antar pulau.
Di sisi jaringan transportasi udara, berdasarkan kebutuhan pelayanan, jumlah Bandar udara sampai dengan sekarang telah mencukupi. Terdapat 10 bandar udara yang telah beroperasi dan 3 buah Bandar udara yang masih dalam tahap pembangunan yaitu Bandar udara di Kabupaten Gayo Lues, di Pulo Banyak-Kabupaten Singkil dan di Batee Gelungkue (Kabupaten Bireuen).
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 11 Tahun 2010 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional, Bandar udara Sultan Iskandar Muda dan Bandar udara Maimun Saleh, secara penggunaannya sudah berstatus sebagai Bandar Udara Internasional, sedangkan Bandar udara lainnya berstatus Bandar udara domestik. Bandar udara Sultan Iskandar Muda memiliki panjang landasan 3.000 x 45 m sudah dapat melayani pesawat berbadan lebar jenis 747-400 dan telah dapat melayani penerbangan jemaah haji embarkasi Aceh dan sebagai bandara transit untuk penerbangan jemaah haji wilayah timur Indonesia serta penerbangan ke luar negeri lainnya. Sementara itu, bandara lain pada umumnya hanya mampu melayani pesawat udara jenis Cassa-212.
Permasalahan dalam transportasi udara adalah masih terbatasnya sarana dan prasarana pendukung operasional dan keselamatan penerbangan. Hal ini ditunjukkan selain dari bandara Sultan Iskandar Muda bandara lainnya belum memiliki Sertifikat Bandar Udara, masih memiliki keterbatasan fasilitas navigasi, masih menggunakan teknologi telekomunikasi sederhana dalam mengatur arus lalu lintas udara yang berdampak kepada tingkat pelayanan serta keselamatan penerbangan. Permasalahan lainnya adalah persoalan manajemen rute untuk menjawab arah pengembangan wilayah di masa mendatang, dimana menempatkan Bandar Udara Sultan Iskandar Muda sebagai Bandar Udara Internasional Regional dengan
BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah
Gambar 2.30 Rute Penerbangan Wilayah Aceh
Masih terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki sertifikasi dan kelayakan yang dipersyaratkan dalam perundang-undangan untuk memenuhi kebutuhan personil baik di Bandar udara maupun di perusahaan penerbangan. Sesuai dengan UU Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh bahwa pelabuhan dan bandara yang dikelola oleh BUMD harus dikerjasamakan dengan Pemerintah Aceh. Selanjutnya didalam UU Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran dan UU no. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan diamanatkan Pelabuhan dan Bandar Udara dapat dikelola oleh Badan Usaha Pelabuhan/Bandara.
Maka, upaya peningkatan yang perlu dilakukan terhadap pelayanan transportasi udara adalah pembangunan prasarana bandara Gayo Lues, Cut Nyak Dhien, Lasikin, Hamzah Fansuri, Rembele, Malikussaleh, dan pembangunan gedung VIP bandar SIM; Pembentukan suatu lembaga yang dapat mendidik sumber daya manusia Aceh di bidang kedirgantaraan; Badan Usaha yang mengelola pelabuhan dan Bandar udara harus dikerjasamakan dengan Pemerintah Aceh untuk menghilangkan dikotomi peraturan-peraturan tersebut sebelumnya di masa yang akan datang.
BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah
2.4.2.2. Penataan Wilayah
Penataan wilayah di Provinsi Aceh difokuskan pada penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya. Berdasarkan jenis dan fungsinya kawasan lindung yang memiliki nilai strategis di Aceh diperuntukkan sebagai Hutan Suaka Alam (HSA), Hutan Pelestarian Alam (HPA), Taman Buru (TB), Hutan Lindung (HL) dan Kawasan Lindung di Luar Kawasan Hutan (KLDK).
Kawasan lindung yang memiliki nilai strategis di Provinsi Aceh antara lain adalah Taman Nasional Gunung Leuser (623.987 ha) yang secara administratif wilayahnya termasuk di dalam Kabupaten Gayo Lues, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya dan Aceh Tenggara; Taman Lingge Isak (80.000 ha) di Kabupaten Aceh Tengah; Cagar Alam Jantho (16.640 ha) di Kabupaten Aceh Besar dan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan (6.220 ha) di Kabupaten Aceh Besar dan Pidie; Suaka Marga Satwa Rawa Singkil (102.500 ha) di Kabupaten Aceh Selatan dan Aceh Singkil; Taman Laut Pulau Weh Sabang (2.600 ha) di Kota Sabang (BPS, 2009).
Sedangkan penggunaan lahan untuk budidaya dan penggunaan lainnya adalah terdiri dari perkampungan (117.582 ha), industri (3.928 ha), pertambangan (115.049 ha), persawahan (311.849 ha), pertanian lahan kering semusim (137.665 ha), kebun (305.591 ha), perkebunan besar (691.050 ha), perkebunan kecil (51.461 ha), padang (padang rumput, alang-alang, semak) seluas 229.726 ha, hutan (lebat, belukar, sejenis) seluas 3.523.925 ha, perairan darat (kolam air tawar, tambak, penggaraman, waduk, danau, rawa) seluas 204.292 ha dan tanah terbuka (tandus, rusak, land clearing) seluas 44.439 ha. Data ini menunjukkan bahwa penggunaan lahan hutan masih mendominasi yaitu 61,43 persen dibandingkan dengan jenis penggunaan lahan lainnya (BPS, 2009).
Sementara itu, rencana tata ruang Provinsi Aceh 2010-2030 (tahap finalisasi) menunjukkan bahwa luas kawasan lindung 3.690.244,13 ha ditambah dengan kawasan hutan produksi 173.376,89 ha, maka luas total hutan di Aceh adalah 3.688.872,73 ha, atau sebesar 68,62 persen dari luas wilayah Aceh. Selanjutnya kawasan budidaya strategis Provinsi Aceh seluas 353.946,81 ha yang terdiri dari hutan produksi (173.378,81 ha) dan pertanian pangan lahan basah (180.568,00 ha).
2.4.2.3. Ketersediaan Air Bersih
Sumber air rumah tangga terdiri dari dua kelompok yaitu sumber air terlindung (air kemasan, ledeng, pompa dan sumur terlindung) dan sumber air tidak terlindung (sumur tidak terlindung, mata air tak terlindung, air sungai). Rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber air terlindung sebesar 66,6 persen dari total rumah tangga. Penggunaan
BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah
Data pembangunan prasarana air bersih telah ada di 23 kabupaten/kota dengan kapasitas terpasang saat ini 4.451,5 lt/dt yang terdiri dari sarana dan prasarana air bersih perkotaan dengan kapasitas 2.582 lt/dt, ibu kota kecamatan 93 IKK dengan kapasitas 849 lt/dt dan pedesaan 310 unit dengan kapasitas 1020,5 lt/dt. Sedangkan prasarana dan sarana air bersih yang beroperasi 2.553,3 lt/dt, terdiri dari air bersih perkotaan 1.947 lt/dt, air bersih ibukota kecamatan (IKK) 478 lt/dt dan air bersih perdesaan 128,3 lt/dt. Selanjutnya, instalasi yang tidak beroperasi berkapasitas 676 l/dtk, terdiri dari 476 l/dtk rusak, 170 l/dtk dalam tahap pembangunan terdiri dari air bersih perkotaan 120 lt/dt dan air bersih ibukota kecamatan (IKK)
50 lt/dt dan 1.000,2 l/dtk tidak diketahui operasionalnya terdiri dari air bersih perkotaan 10 lt/dt, air bersih ibukota kecamatan (IKK) 165 lt/dt dan pedesaan 852 lt/dt. Saat ini tingkat pelayanan air bersih perkotaan baru mencapai 27,4 persen sehingga masih diperlukan berbagai upaya agar target MDG’s di akhir tahun 2015 dapat tercapai dimana 80% penduduk diperkotaan dan 60 persen penduduk perdesaan diharapkan telah mendapatkan kemudahan pelayanan air bersih/air minum dengan faktor kehilangan air fisik dan non fisik rata-rata 20 persen.
Permasalahan dalam penyediaan air minum adalah belum optimalnya pengelolaan sistem penyediaan air minum sehingga memenuhi standar, belum meratanya jaringan air minum pada masyarakat berpenghasilan rendah, kawasan kumuh dan kawasan khusus. Permasalahan lainnya yaitu tingginya tingkat kebocoran/kehilangan air fisik yang mencapai lebih dari 60 % dari jumlah produksi dan rendahnya sumber daya manusia.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan beberapa upaya berupa fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air minum kepada PDAM, pembangunan sarana prasarana air minum pada masyarakat berpenghasilan rendah seperti pada kawasan rumah sehat sederhana/rusunawa, dan kawasan kumuh/nelayan serta pengembangan sistem distribusi air minum pada 5 kawasan, 50 ibu kota kecamatan (IKK), 135 pedesaan, serta kawasan khusus seperti: kabupaten/kota pemekaran, kawasan perbatasan, kawasan Kapet, ataupun kawasan pelabuhan perikanan.
BAB II - RPJM Aceh 2012-2017 | Aspek Daya Saing Daerah
160
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN ACEH SERTA KERANGKA PENDANAAN
Pengelolaan keuangan Aceh diselenggarakan dengan berpedoman pada Undang- undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Qanun Aceh yang mengatur tentang Pengelolaan Keuangan Aceh. Berdasarkan perturan perudang- undangan tersebut maka ruang lingkup pengelolaan keuangan Aceh adalah meliputi:
1. Hak untuk memungut pajak dan retribusi serta melakukan pinjaman;
2. Kewajiban untuk menyelenggarakan urusan Pemerintah, melaksanakan pembangunan dan membayar tagihan pihak ketiga;
3. Pengelolaan pendapatan;
4. Pengelolaan belanja;
5. Pengelolaan pembiayaan yang meliputi aspek kekayaan yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah, kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum.
Keuangan daerah merupakan faktor strategis yang turut menentukan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, mengingat kemampuannya akan mencerminkan daya dukung manajemen pemerintahan daerah terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi tanggungjawabnya. Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat diukur dari kapasitas pendapatan asli daerah, rasio pendapatan asli daerah terhadap jumlah penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Untuk memahami tingkat kemampuan keuangan daerah, maka perlu dicermati kondisi kinerja keuangan daerah, baik kinerja keuangan masa lalu maupun kebijakan yang melandasi pengelolaannya.
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
Kinerja keuangan masa lalu yang mencerminkan kualitas pengololaan keuangan Aceh dapat dilihat melalui kinerja pelaksanaan APBA dan neraca Aceh selama empat tahun terakhir (2008-2011).
BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kinerja Keuangan Masa Lalu
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBA
Kinerja pelaksanaan APBA meliputi kinerja pengelolaan pendapatan dan belanja Aceh. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sumber penerimaan daerah provinsi terdiri atas: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; (2) Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak yang terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pajak Penghasilan (PPh) Perorangan, Sumber Daya Alam (SDA); Dana Alokasi Umum; dan Dana Alokasi Khusus; dan (3) Kelompok-lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi Pendapatan Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Pemerintah Kab/Kota, Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus, dan Dana Bantuan Keuangan. Sedangkan peneriman pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya (SiLPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, Dana Cadangan Daerah (DCD), dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan.
Secara umum pendapatan Aceh masih sangat bergantung pada pendapatan dari dana transfer pemerintah pusat sebagaimana tercermin pada struktur pendapatan Aceh. Dana transfer dari pemerintah pusat dalam bentuk dana perimbangan mendominasi pendapatan Aceh sampai rata-rata 87,77 persen dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Sebaliknya kontribusi Penadapatan Asli Aceh (PAA) dalam kurun waktu yang sama terhadap pendapatan Aceh masih tergolong sangat kecil hanya mencapai 11,87 persen. Ini sebuah kondisi yang tidak menggemberikan terhadap kemandirian fiskal Aceh.
Secara detil realisasi Pendapatan Aceh selama empat tahun terakhir (2008-2011) disajikan dalam Tabel 3.1. Dari tabel tersebut terlihat bahwa realisasi pendapatan rata-rata tumbuh sampai 5,96 %. Pertumbuhan tersebut terutama bersumber dari jenis pendapatan yang tidak terjamin kesinambungan yaitu pendapatan dari dana otonomi khusus. Sedangkan pendapatan dari Penadapatan Asli Aceh (PAA) rata-rata pertumbuhannya sangat kecil yaitu hanya 2.72 persen. Walau pun demikian hal positif yang telah dicapai adalah realisasai pendapatan aceh terus mengalami peningkatan dan dapat melebihi target yang ditetapkan sejak tahun 2010. Kecilnya kontribusi PAA terhadap total pendapatan sejak tahun 2008 juga dipengaruhi oleh adanya penerimaan dana otsus yang sangat singnifikan terhadap total pendapatan.
BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kinerja Keuangan Masa Lalu
Masih rendahnya kontribusi PAA jika dibandingkan dengan pendapatan yang bersumber dari dana tranfer Pemerintah Pusat (dana perimbangan dan otonomi khusus) mencerminkan bahwa belum optimalnya upaya perolehan pendapatan terhadap potensi sumber-sumber pendapatan yang ada. Selama ini sumber PAA masih didominasi oleh pajak daerah terutama pajak kendaraan bermotor, padahal sumber pendapatan tersebut bersifat closed list dan pertumbuhannya memiliki keterbatasan dan rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi. Oleh karena itu, ke depan perlu segera dicari terobosan untuk mendapatkan sumber pendapatan lain yang prospektif.
Selama kurun waktu 2008-2009, capaian realisasi pendapatan terhadap target belum mengembirakan, tahun 2008 rasio efektivitasnya hanya -10,25 dan tahun 2009 hanya -7,09. Namun demikian tahun 2010 rasio efektifitas jauh lebih baik yaitu 0,17 sebagaimana disajikan pada Tabel Tabel 3.2 dan Gambar 3.1.
Sementara itu pendapatan dari dana perimbangan tumbuh rata-rata 4,74 persen. Hal ini disebabkan meningkatnya pendapatan dari dana dan dana alokasi umum dan dana otonomi khusus yang secara berturut-turut tumbuh rata-rata 13.07 persen dan 11.13 persen. Pertumbuhan kedua sumber pendapatan tersebut dapat mengimbangi turunnya pendapatan dari dana bagi hasil sampai -16,02 persen. Pendapatan dari dana otonomi khusus tersebut yang meningkat setiap tahun seiring dengan tumbuhnya ekonomi nasional akan diperoleh sampai tahun 2027. Hal ini akan memberikan prospek yang baik terhadap kondisi fiskal Aceh di masa yang akan datang. Sedangkan penurunan dana bagi hasil yang drastis diakibatkan oleh menurunya penerimaan bagi hasil minyak dan gas bumi yang dipekirakan akan terus menurun pada tahun-tahun mendatang dengan belum adanya sumber-sumber dari ladang minyak dan gas yang baru.
BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kinerja Keuangan Masa Lalu
Tabel 3.1 Pertumbuhan Rata-Rata Realisasi Pendapatan Tahun 2008-2012
Target 2012* Rata-rata No
8.714.166.146.982 5,96 Pendapatan Asli
1.1.1. Pajak daerah
1.1.2. Retribusi daerah
21.095.694.260 14,67 Hasil pengelolaan
102.000.000.000 11,16 yang dipisahkan
1.1.3. keuangan daerah
8.961.710.458 -11,05 1.1.5. Lain-lain PAD yang sah
1.2. Dana Perimbangan
7.448.527.155.377 4,74 Dana bagi hasil pajak
1.010.743.974.377 -16,02 pajak
1.2.1. /bagi hasil bukan
1.2.2. Dana alokasi umum
50.413.710.000 47,60 1.2.4. Dana Otonomi
1.2.3. Dana alokasi khusus
BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kinerja Keuangan Masa Lalu
Target 2012* Rata-rata No
1.3. Lain-lain Pendapatan 461.996.170.000,00 yang Sah
1.3.2 Dana darurat
Dana bagi hasil pajak 1.3.3 dari provinsi dan Pemerintah Daerah
lainnya **) Dana penyesuaian 1.3.4 dan otonomi
khusus***) Bantuan keuangan 1.3.5 dari provinsi atau Pemerintah Daerah
lainnya
1.3.6 Lain-lain Pemerimaan *)
Sesuaikan atau diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota; **)
Diisi sesuai dengan ketersediaan data. ***)
Berlaku untuk kabupaten/kota;
BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kinerja Keuangan Masa Lalu
Tabel 3.2 Realisasi dan Target Pendapatan Asli Aceh (PAA) Tahun 2008 –2012
Tahun Rasio PAD
Pertumbuhan Efektivitas
Rata-rata Per Tahun
*Target dan realisasi proyeksi Sumber : Diolah dari Buku Ringkasan APBA dan LKPJ 2008-2010.
Gambar 3.1 Realisasi dan Target Pendapatan Asli Aceh (PAA) Pada APBA Tahun 2008 –2010
Setelah melihat kinerja pengelolaan pendapatan, aspek berikutnya untuk melihat kinerja pelaksanaan APBA masa lalu adalah pengelolaan belanja aceh. Pengelolaan belanja aceh dalam periode tahun 2008-2011 tercermin pada realisasi belanja Aceh yang menunjukkan kenaikan setiap tahun. Tahun 2008 dan tahun 2009 realisasi belanja relatif rendah yaitu di bawah 80 persen. Hal ini disebabkan karena belum tersosialisasinya petunjuk pengelolaannya dengan baik pada tahun-tahun awal pelaksanaan program yang didanai oleh dana otonomi khusus (OTSUS) dan tambahan dana bagi hasil minyak dan gas bumi (TDBH Migas). Akan tetapi sejak tahun 2010 realisasi belanja mencapai menunjukkan tingkat realisasi belanja yang signifikan mencapai 91 persen, tahun 2011 mencapai 93 persen.
BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kinerja Keuangan Masa Lalu
3.1.2. Neraca Aceh
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2001, Neraca Daerah adalah neraca yang disusun berdasarkan standar akuntansi pemerintah secara bertahap sesuai dengan kondisi masing-masing pemerintah. Neraca Daerah memberikan informasi mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban (utang), dan ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Aset, kewajiban, dan ekuitas dana merupakan rekening utama yang masih dapat dirinci lagi menjadi sub rekening sampai level rincian obyek.
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntasi Pemerintah, Neraca Daerah merupakan salah satu laporan keuangan yang harus dibuat oleh Pemerintah Daerah. Laporan ini sangat penting bagi manajemen pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban peraturan perundang- undangan yang berlaku saja, tetapi juga sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah dalam rangka pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah secara efisien dan efektif. Kinerja Neraca Daerah Pemerintah Aceh selama kurun waktu 2008-2010 seperti terlihat pada Tabel 3.3 dan dapat dijelaskan secara rinci, sebagai berikut:
Aset daerah merupakan aset yang memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi yang dimiliki dan dikuasai pemerintah daerah, memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi pemerintah daerah maupun masyarakat di masa mendatang sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam uang. Selama kurun waktu 2008-2010, pertumbuhan rata-rata jumlah aset daerah Pemerintah Provinsi Aceh mencapai 23,07 persen yang berarti bahwa jumlah aset Pemerintah Aceh meningkat sebesar 23,07 pesen setiap tahun. Aset tersebut berupa tanah, gedung dan bangunan serta sarana mobilitas dan peralatan kantor yang semuanya dipergunakan untuk kesejahteraan masyarakat Aceh dan juga menunjang kelancaran tugas pemerintahan.
Pertumbuhan rata-rata aset lancar -17,98 persen, meskipun piutang dan persediaan meningkat masing-masing sebesar 10,79% dan 20,05 persen. Hal ini disebabkan karena komponen aset lancar, yaitu kas mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar - 18,46%. Pertumbuhan asset lancer yang negatif menunjukan bahwa kondisi aset Pemerintah Aceh berada pada kondisi yang belum memuaskan.
Kewajiban, baik Jangka Pendek maupun Jangka Panjang, memberikan informasi tentang utang pemerintah daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan datang. Dalam kurun BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kinerja Keuangan Masa Lalu
Tabel 3.3 Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Pemerintah Provinsi Tahun 2008-2010
Rata-rata No.
Pertumbuhan (%) 1. ASET
Uraian
1.1. ASET LANCAR
1.1.1. Kas (18,46) 1.1.2. Piutang
10,79 1.1.3. Persediaan
1.2 INVESTASI 1.3. ASET TETAP
1.3.1. Tanah 25,22 132.2.
Peralatan dan mesin 19,25 1.3.3. Gedung dan bangunan
66,95 1.3.4. Jalan, irigasi, dan jaringan
36,34 1.3.5. Aset tetap lainnya
24,33 1.3.6. Konstruksi dalam pengerjaan
1.4. ASET LAINNYA
1.4.1. Tagihan penjualan angsuran - 1.4.2. Tagihan tuntutan ganti kerugian daerah
- 1.4.3. Kemitraan dengan pihak kedua
- 1.4.4. Aset tak berwujud
- 1.4.5. Aset Lain-Lain
JUMLAH ASET DAERAH 23,07 2. KEWAJIBAN 2.1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
2.1.1. Utang perhitungan pihak ketiga - 2.1.2. Uang muka dari kas daerah
- 2.1.3. Pendapatan diterima dimuka
- 2.1.4. Bagian Lancar Utang Jangka Pendek Pokok Pinjaman
- 2.1.5 Bagian Lancar Utang Jangka Pendek Bunga Pinjaman
- 2.1.6 Utang Bagi Hasil Pajak-Retribusi kepada PEMKAB/PEMKOT
3. EKUITAS DANA 3.1. EKUITAS DANA LANCAR
3.1.1. SILPA (18,46) 3.1.2. Cadangan piutang
13,10 3.1.3. Cadangan persediaan
20,05 3.1.4. Pendapatan yang Ditangguhkan
- 3.1.5 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka
- Pendek
3.2. EKUITAS DANA INVESTASI
3.2.1. Diinvestasikan dalam aset tetap 34,41 3.2.2. Diinvestasikan dalam aset lainnya
16,32 3.2.3. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 22,94
Sumber : Diolah dari Buku Ringkasan APBA dan LKPJ 2008-2010.
BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kinerja Keuangan Masa Lalu
Ekuitas Dana yang meliputi Dana Lancar, Dana Investasi, dan Dana Cadangan, merupakan selisih antara aset dengan kewajiban Pemerintah Aceh. Ekuitas Dana Pemerintah Aceh selama kurun waktu 3 tahun mengalami pertumbuhan sebesar 22,94 persen yang berarti bahwa ekuitas dananya cukup memadai.
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
Kebijakan pengelolaan keuangan Aceh, secara garis besar akan tercermin pada kebijakan pendapatan, pembelanjaan serta pembiayaan APBA. Pengelolaan keuangan daerah yang baik menghasilkan keseimbangan antara optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan efektivitas belanja daerah serta ketepatan dalam memanfaatkan potensi pembiayaan daerah.
Pendapatan daerah diarahkan pada peningkatan penerimaan daerah melalui optimalisasi pendapatan daerah sesuai dengan aspek legalitas dan karakteristik daerah, peningkatan keterampilan Aparat Pengelola Pendapatan daerah agar mendukung tingkat produktifitas yang tinggi, meningkatkan intensitas hubungan perimbangan keuangan pusat dan daerah secara adil dan proporsional berdasarkan potensi, otonomi khusus dan pemerataan serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya kepada daerah dengan berbagai kebijakan yang terkait dengan pengelolaan pendapatan daerah.
Arah dan Strategi terhadap upaya peningkatan Pendapatan Asli Aceh selama tiga tahun terakhir didasarkan pada beberapa faktor yaitu:
a. Peningkatan pendataan objek dan subjek pajak yang lebih intensif dan akurat.
b. Peningkatan pelayanan kepada wajib pajak, melalui peningkatan prasarana dan sarana kerja dan pembentukan Kantor SAMSAT baru secara bertahap di setiap ibukota Kabupaten/Kota.
c. Peningkatan kerjasama dengan instansi terkait (Kepolisian/Ditlantas, Jasa Raharja, DLLAJ, Pertamina serta Dinas Pertambangan dan Energi).
d. Peningkatan ketrampilan petugas pemungut pajak.
e. Sosialisasi dan peningkatan operasional pemeriksaan lapangan terhadap wajib pajak.
f. Menggali sumber-sumber pendapatan baru, sesuai dengan peluang dalam Undang- Undang Pemerintahan Aceh.
Disamping itu beberapa kebijakan umum dan strategi untuk meningkatkan penerimaan Migas 2008 sebagai berikut:
a. Optimalisasi pelaksanaan tugas-tugas Tim advokasi Migas yang harus bertindak proaktif terhadap perhitungan bagi hasil pajak dan bukan pajak termasuk ketepatan dalam
BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
b. Mempercepat proses pencairan dari Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota, dengan membentuk sistem pencaiaran keuangan yang lebih efisien dan efektif melalui kesepakatan dan rencana aksi bersama antara pemerintah dan pemerintah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
c. Mengatur prosedur dan mekanisme yang adil dan merata terhadap penerimaan dana otonomi khusus antara antara pemerintah Provinsi dengan Kabupaten/Kota. Hal ini dapat ditempuh berpedoman pada Qanun Aceh tentang Tata Cara Pengalokasian Dana Tambahan Migas dan Penggunaan Dana Otsus yang rancangannya sedang dibahas bersama dengan DPR Aceh.
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh juga mengamanatkan pengelolaan dana pendidikan secara khusus dan ditujukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan TDBH Migas dan Dana Otsus bidang pendidikan dan peningkatan mutu layanan pendidikan kepada masyarakat Aceh.
Paling sedikit 30% dari pendapatan Aceh yang berasal dari TDBH Migas dialokasikan untuk dana pendidikan Aceh dan paling sedikit 20 persen dari pendapatan pemerintah Aceh yang berasal dari Dana Otsus dialokasikan untuk dana pendidikan. Pengalokasian dana pendidikan tersebut dilakukan sebagai berikut: paling banyak 40 persen dialokasikan untuk program dan kegiatan pembangunan pendidikan Pemerintah Aceh dan paling sedikit 60 persen dialokasikan untuk program dan kegiatan pembangunan pendidikan kabupaten/kota. Pengalokasian dana tersebut dilakukan berdasarkan alokasi dasar dan alokasi formula yang ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 9 Tahun 2012.
3.2.1. Proporsi Pengunaan Anggaran
Tabel 3.4 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Pemerintah Provinsi Tahun 2008-2012
Total belanja untuk
Total pengeluaran
No. Uraian
pemenuhan kebutuhan
(Belanja + Pembiayaan Persentase
aparatur (Rp)
Pengeluaran) (Rp)
1 Tahun Anggaran 2008
4.653.577.293.417,87 29,75 2 Tahun Anggaran 2009
5.968.184.532.281,00 37,64 3 Tahun Anggaran 2010
BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
Total belanja untuk
Total pengeluaran
No. Uraian
pemenuhan kebutuhan
(Belanja + Pembiayaan Persentase
aparatur (Rp)
Pengeluaran) (Rp)
4 Tahun Anggaran 2011
6.153.774.145.977,54 44,52 5 Tahun Anggaran 2012*
37,66 Sumber : Diolah dari Buku Ringkasan APBA dan LKPJ 2008-2010.
Selama periode tahun 2008-2012, rata-rata belanja untuk memenuhi kebutuhan aparatur adalah 37,66 persen. Hal ini menunjukkan bahwa alokasi belanja untuk memenuhi kebutuhan aparatur relative masih lebih kecil persentasenya apabila dibandingkan dengan belanja untuk masyarakat (belanja langsung). Kebijakan pengelolaan keuangan daerah difokuskan untuk pembiayaan pembangunan yang berorientasi kepada masyarakat, sedangkan pembiayaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan aparatur lebih pada fungsi- fungsi pemerintah yaitu sebagai fasilitator pembangunan.
3.2.2. Analisis Pembiayaan
Kondisi pembiayaan daerah dalam kurun tahun 2008-2010 dapat digambarkan seperti terlihat pada Tabel 3.5 di bawah ini. Dari Tabel tersebut, terlihat bahwa defisit riil anggaran Pemerintah Aceh meningkat dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Hal ini disebabkan meningkatnya belanja dan pengeluaran daerah secara signifikan yang tidak diimbangi oleh meningkatnya pendapatan daerah yang sebanding. Untuk menutup defisit riil anggaran pada kurun tahun yang sama, hanya mengandalkan penerimaan dari SiLPA tahun sebelumnya. Apabila belanja dan pengeluaran daerah terus meningkat disertai dengan tingginya serapan anggaran sementara sumber pendapatan daerah tidak mengalami peningkatan yang signifikan maka tahun-tahun kedepan dikawatirkan keuangan daerah akan mengalami defisit. Keadaan ini mencerminkan pengolaan keuangan daerah yang belum memuaskan.
Tabel 3.5 Defisit Riil Anggaran Pemerintah Provinsi Tahun 2008-2013
No Uraian
Realisasi 1. Pendapatan
7.607.653.826.184,20 Daerah Dikurangi realisasi:
Pengeluaran 3. Pembiayaan
(233.021.275.928,70) Daerah Defisit riil
Sumber : Diolah dari Buku Ringkasan APBA dan LKPJ
BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
3.3. Kerangka Pendanaan
Pada bagian ini akan dijelaskan berkaitan dengan pengeluaran keuangan yang harus dilakukan pemerintah daerah, baik terkait dengan pembelanjaan pada katagori kewajiban maupun pengeluaraan pembiayaan. Pengeluaran keuangan pemerintah daerah sepenuhnya mengacu pada pedoman pengelolaan keuangan daerah, sebagaimana ketentuan normatifnya telah disampaikan dalam uraian sebelumnya.
3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Pengeluaran periodik pemerintah daerah yang dibebankan pada keuangan daerah saat RPJMA tahun 2012-2017 dibuat, memperlihatkan kondisi seperti berikut :
Tabel 3.6 Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Pemerintah Provinsi Tahun 2009 -2011
2011 Laju No
Uraian Pertumbuhan
1.252.275.027.517,00 5,06 1 Belanja Gaji dan Tunjangan
A Belanja Tidak Langsung
811.505.285.361,00 6,11 2 Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/kota dan
236.584.907.172,00 (13,18) Pemerintah Desa
3 Belanja Bantuan Keuangan kepada
204.184.834.984,00 42,89 Pemerintah Desa
Provinsi/Kabupaten/kota dan
B Belanja Langsung
3.373.160.716.521 40,80 1 Belanja Pegawai
252.925.171.167,00 2,40 2 Belanja Barang dan Jasa
3.120.235.545.353,50 46,17 C Pembiayaan Pengeluaran
1 Pembentukan Dana Cadangan
2 Pembayaran Pokok Utang
4.625.435.744.038,00 27,70 Sumber: Diolah dari Buku Ringkasan APBA dan LKPJ 2008-2010
TOTAL (A+B+C)
3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan
Setelah mengetahui kondisi pengelolaan keuangan daerah masa lalu hingga tahun 2010, sebagai kerangka keuangan yang telah dimasukan dalam laporan keuangan daerah, selanjutnya akan digambarkan kapasitas riil keuangan daerah untuk mendanai kebutuhan pembangunan daerah hingga tahun 2017 mendatang (Tabel 3.7).
BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kerangka Pendanaan
Tabel 3.7 Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Aceh Untuk Pendanaan Pembangunan Pada Tahun 2013-2017
Proyeksi (Rupiah)
No. Uraian
Tahun 2016 Tahun 2017
11.001.433.986.177 11.661.520.025.347 2. Pencairan dana cadangan
- - (sesuai Perda)
- - 3. Sisa Lebih Riil Perhitungan
Total penerimaan
Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan 4. Mengikat serta Prioritas
363.260.667.134 390.868.477.836 Utama (belanja bagi hasil kepada pemerintah kab/kot)
Kapasitas riil kemampuan 5. keuangan
Sumber : Diolah dari Buku Ringkasan APBA dan LKPJ 2008-2010
Dari tabel di atas dapat diproyeksikan bahwa kapasitas riil kemampuan keuangan Aceh untuk 5 (lima) Tahun ke depan hingga berakhirnya masa berlaku RPJMA pada tahun 2017, yaitu :
1. Proyeksi Tahun 2013 sebesar Rp. 9.722.375.208.105 atau sebesar 97,09 persen dari total penerimaan.
2. Proyeksi Tahun 2014 sebesar Rp. 9.978.178.347.154,23 atau sebesar 96,95 persen dari total penerimaan.
3. Proyeksi Tahun 2015 sebesar Rp. 10.555.705.239.375,6 atau sebesar 96,90 persen dari total penerimaan.
4. Proyeksi Tahun 2016 sebesar Rp. 11.182.838.723.536,6 atau sebesar 96,85 persen dari total penerimaan.
5. Proyeksi Tahun 2017 sebesar Rp. 11.847.956.517.045 atau sebesar 96,81 persen dari total penerimaan.
Jika dibandingkan kapasitas riil tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 2,63 persen terhadap tahun 2013, kapasitas riil tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 5,79 persen terhadap tahun 2014, demikian juga tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 5,94 persen terhadap tahun 2015, kapasitas riil tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 5,95 persen terhadap tahun 2016. Hal ini disebabkan total pendapatan yang diterima setiap tahun mengalami kenaikan terutama proyeksi pendapatan dana Otsus/TDBH Migas sesuai dengan DAU Nasional.
BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kerangka Pendanaan
Tabel 3.8 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Aceh
Proyeksi (Rupiah)
I Kapasitas riil kemampuan keuangan
11.847.956.517.045 Rencana alokasi pengeluaran prioritas I
II.a Belanja Langsung
7.453.644.557.292 II.b
Pembentukan dana cadangan
- Dikurangi:
II.c Belanja Langsung yang wajib dan mengikat
370.114.797.074 serta prioritas utama
Pengeluaran pembiayaan yang wajib II.d
- mengikat serta prioritas utama
7.083.529.760.218 (II.a+II.b-II.c-II.d)
II Total Rencana Pengeluaran Prioritas I
Sisa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah setelah menghitung alokasi
4.764.426.756.827 pengeluaran prioritas I (I-II)
Rencana alokasi pengeluaran prioritas II III.a
Belanja Langsung 2.681.903.586.784 2.825.575.704.580 2.977.101.813.958 3.136.921.541.496 3.305.499.779.989 Dikurangi:
III.b Belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama (SKPA)
III Total rencana pengeluaran prioritas II
2.677.829.144.098 (III.a-III.b)
Total Rencana Pengeluaran Periotas III IV (Belanja Tidak Langsung)
Sumber: Data diolah, 2012
BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kerangka Pendanaan
Tabel 3.9 Alokasi Pendanaan Kapasitas Riil Keuangan Aceh Tahun 2012-2017
Proyeksi
No Jenis Dana 2013
1 Prioritas I 5.824.277.566.869 59,91 5.698.721.316.352 57,11 6.121.262.783.044 57,99 6.586.841.318.919 58,90 7.083.529.760.218 59,79
2 Prioritas II
3 Prioritas III 1.695.040.977.316 17,43 1.966.247.533.687 19,71 2.005.572.484.360 19,00 2.045.683.934.048 18,29 2.086.597.612.728 17,61
Sumber: data diolah, 2012
Jumlah kapasitas riil kemampuan keuangan yang ada tersebut merupakan modal pemerintah derah dalam membiayai:
a. Rencana alokasi pengeluaran prioritas I, yakni berkaitan dengan tema atau program pembangunan daerah yang menjadi unggulan (dedicated) Kepala daerah sebagaimana diamanatkan dalam RPJMA dan amanat/kebijakan nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana, termasuk untuk prioritas bidang pendidikan 20% (duapuluh persen) dan kesehatan sebesar 10% (sepuluh persen). Selain itu program prioritas I berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Selain itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Rencana alokasi pengeluaran prioritas II, yakni berkaitan dengan program prioritas di tingkat SKPA yang merupakan penjabaran dari analisis per urusan serta paling berdampak luas pada masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPA termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan itu.
c. Rencana alokasi peneluaran prioritas III, yakni berkaitan dengan alokasi belanja-belanja tidak langsung seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa serta belanja tidak terduga. Pengalokasian dana pada prioritas
III baru akan dipenuhi setelah pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu.
BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kerangka Pendanaan
Dalam rangka mengimplementasikan program priortas I, II dan III agar tepat sasaran maka Pemerintah Aceh perlu melakukan upaya sebagai berikut:
1. Komitmen bersama dalam melaksanakan program dan kegiatan sesuai urutan prioritasnya;
2. Melakukan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan;
3. Melakukan restrukturisasi organisasi pemerintah daerah yang sesuai dengan kebutuhan.
Dalam rangka meningkatkan pendapatan Pemerintah Aceh agar melakukan upaya sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak;
2. Mengembangkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai sumber pendapatan potensial;
3. Memberikan insentif dan disinsentif kepada investor.
4. Memanfaatkan zakat/infaq/sedakah sebagai Pendapatan Asli (PAD).
BAB III – RPJM Aceh 2012-2017 | Kerangka Pendanaan
BAB IV ANALISIS ISU-ISU SRATEGIS
Provinsi Aceh untuk waktu 5 (lima) tahun mendatang menghadapi permasalahan dan tantangan baik yang bersifat lokal (daerah) maupun yang bersifat global. Berdasarkan permasalahan dan tantangan ini maka selanjutnya dituangkan ke dalam isu-isu strategis untuk memberi arahan dalam perumusan visi dan misi serta arah kebijakan pembangunan Aceh tahun 2012-2017.
4.1. Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh
4.1.1. Belum Optimalnya pelaksanaan Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) sebagai wujud MoU Helsinki
UUPA ini merupakan produk perundang-undangan yang menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pemerintahan di Aceh pasca penandatanganan MoU Helsinki. Namun masih banyak peraturan pelaksanaan yang merupakan turunan dari UUPA yang belum dituntaskan sehingga menghambat pembangunan Aceh. Oleh karena itu, penyelesaian peraturan pelaksanaan yang merupakan turunan dari UUPA baik berupa peraturan pemerintah, peraturan presiden dan peraturan daerah serta peraturan lainnya menjadi program prioritas.
Penyelesaian peraturan pemerintah dan peraturan presiden merupakan kewenangan dari pemerintah pusat. Pemerintah Aceh hanya memiliki kewajiban dalam penyiapan draf PP dan Perpres. Oleh karena itu, draft PP dan Perpres yang belum ada harus disiapkan segera oleh Pemerintah Aceh melalui pembentukan Tim Percepatan Penyelesaian PP dan Perpres. Demikian juga terhadap qanun-qanun yang belum selesai, perlu segera dituntaskan agar implementasi reformasi birokrasi segera dapat terwujud.
4.1.2. Masih tingginya praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
Praktek KKN mengakibatkan tidak efisien dan tidak efektifnya pemanfaatan anggaran pembangunan dan telah memicu biaya ekonomi tinggi. Pratik KKN menimbulkan persaingan tidak sehat sekaligus mematikan kreatifitas dan produktifitas masyarakat. Selain itu, proses pembangunan juga akan berpihak pada kepentingan kelompok tertentu dari pada kepentingan masyarakat umum. Hal ini mengakibatkan sasaran dan kualitas pembangunan tidak terealisasi secara maksimal. Oleh karena itu, dimasa yang akan datang penetapan standar operasional prosedur (SOP) dalam penyelenggaraan pemerintahanan yang clean dan clear government serta komitmen yang tinggi dari penyelenggara pemerintahan daerah dan masyarakat luas untuk pemberantasan KKN sangat diperlukan.
BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh
4.1.3. Masih Lemahnya Organisasi, Tata Laksana, dan SDM Aparatur
Efektivitas, efisiensi, dan profesionalisme pelaksanaan roda pemerintahan sangat tergantung dari struktur organisasi, tatalaksana, dan juga dukungan sumber daya manusia. Oleh karena itu perlu dilakukannya kajian yang mendalam mengenai kebutuhan struktur organisasi pemerintahan yang akan dituangkan dalam ukuran yang tepat ( right sizing). Struktur organisasi yang ideal juga perlu didukung oleh penempatan sumber daya aparatur yang tepat, memiliki kompetensi dan profesionalisme yang tinggi sesuai dengan tugas dan fungsinya. Hal ini perlu dijaga mulai dari perekrutan, penempatan, sampai dengan pengaturan reward dan punishment. Dalam rangka mendorong terwujudnya reformasi birokrasi maka diperlukan pengembangan dan penyempurnaan fungsi perencanaan dan penganggaran pembangunan yang terintegrasi dengan sistem pengawasan dan evaluasi pengeluaran anggaran secara berkala. Oleh karena itu maka diperlukan mekanisme pemantauan kinerja setiap lembaga pemerintahan daerah.
4.1.4. Pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam di Aceh yang belum maksimal
Pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam di Aceh belum maksimal, terutama disebabkan oleh masih kurangnya pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai-nilai dinul Islam di kalangan masyarakat Aceh. Berbagai perilaku masyarakat masih banyak yang bertentangan dengan moralitas dan etika agama. Pemahaman dan pengamalan agama di kalangan peserta didik (sekolah umum dan agama) juga belum memuaskan disebabkan antara lain: masih kurangnya materi dan jam pelajaran agama dibandingkan dengan pelajaran umum, kuatnya pengaruh negatif globalisasi yang umumnya tidak sejalan dan bertentangan dengan tuntunan Dinul Islam. Hal tersebut telah mempengaruhi dan mendorong perilaku masyarakat ke arah yang negatif. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai dinul Islam perlu dilaksanakan sejak usia dini baik di lingkungan formal dan informal. Disamping itu, perbaikan kurikulum dan peningkatan kualitas pendidik perlu ditingkatkan.
4.1.5. Masih tingginya tingkat kemiskinan di Aceh
Penduduk miskin di Aceh pada tahun 2011 tercatat sebesar 19,38 persen, masih lebih besar dari penduduk miskin tingkat nasional yang hanya sebesar 12,49 persen. Disamping itu, Indeks Kedalaman Kemiskinan sebesar 3,48 dan Indeks Keparahan Kemiskinan sebesar 0,94 (BPS, 2011). Di sisi lain, sebaran penduduk miskin Aceh lebih dominan berada di pedesaan (80,14%), sedangkan diperkotaan hanya 19,86 persen. Hal ini mencerminkan bahwa dampak dari pembangunan belum memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum, terutama masyarakat yang tinggal di pedesaan. Oleh karena itu, program pengentasan kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja,
BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh
4.1.6. Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka (TPT)
Tingkat pengangguran terbuka di Aceh pada tahun 2011 mengalami penurunan, namun kondisi tersebut tergolong masih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata nasional. Tingkat pengangguran terbuka di Aceh pada tahun 2011 tercatat sebesar 7,43 persen, sementara angka pengangguran terbuka nasional hanya sebesar 6,80 persen. Jika dilihat dari sisi gender, keberadaan pengangguran terbuka perempuan tahun 2011 mencapai 8,50 persen lebih tinggi 1,70 persen dibandingkan pengangguran terbuka laki-laki sebesar 6,80 persen. Oleh karena itu, peningkatan keterampilan masyarakat sesuai dengan minat dan kebutuhan pasar ketenagakerjaan dan penciptaan lapangan kerja perlu mendapat perhatian secara serius. Untuk meningkatkan keterampilan masyarakat, peningkatan kapasitas dan manajemen BLK sangat diperlukan. Demikian juga dengan lulusan sekolah menengah kejuruan perlu difasilitasi untuk menciptakan lapangan kerja baru.
4.1.7. Keterlibatan peran swasta dalam pembangunan Aceh masih rendah
Struktur perekonomian Aceh masih didominasi oleh belanja pemerintah. Partisipasi pihak swasta belum menunjukkan pengaruh yang besar terhadap pembangunan Aceh. Pihak swasta masih sangat tergantung pada anggaran belanja pemerintah (APBN, APBA dan APBK). Dalam hal ini, pemerintah daerah sangat mengharapkan investasi swasta, baik yang bersumber dari pengusaha lokal, nasional maupun asing untuk berinvestasi di Aceh. Oleh karena itu, sinkronisasi investasi pembangunan menjadi penting untuk tercapainya sinergi yang optimal antara berbagai pelaku ekonomi melalui pembentukan kemitraan pemerintah- swasta-masyarakat. Kemitraan tersebut ditujukan untuk mensinergikan aktivitas yang dilakukan oleh dunia usaha dengan program pembangunan daerah. Implementasi dari hubungan kemitraan dilaksanakan melalui pola-pola kemitraan yang sesuai dengan sifat, kondisi budaya dan keunikan lokal.
4.1.8. Sektor Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) belum berkembang dengan baik
Sektor Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang sangat strategis dalam menunjang perekonomian daerah sekaligus mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Namun demikian, sektor ini belum berkembang secara optimal. Misalnya pada tahun 2010, data Kementerian Koordinator Perekonomian
BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh
4.1.9. Rendahnya pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang berdaya guna, berhasil guna dan berkelanjutan
Pemanfaatan sumber daya alam masih belum optimal dalam rangka membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam pemanfaatan sumber daya alam di sektor pertanian masih sangat rendah jika dilihat dari produksi dan produktivitas. Hal ini disebabkan antara lain karena rendahnya kepemilikan lahan per kepala keluarga. Rata-rata kepemilikan lahan perkepala keluarga hanya sekitar 0,25 – 0,6 ha/kk dengan Indeks Penanaman (IP) sekitar 1,28 pertahun, sedangkan rata-rata produktivitas padi baru mencapai 4,6 ton/ha. Disamping sektor pertanian, sektor-sektor lain yang bergerak dalam pemanfaatan potensi sumberdaya alam juga mengalami persoalan yang sama, seperti: pemanfaatan energi baru terbarukan, sumber daya kelautan dan kehutanan sehingga belum mampu memperkuat nilai tambah masyarakat terhadap produk yang dihasilkannya.
Di sisi lain, pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terkendali dan penggunaan teknologi yang tidak tepat dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap keberlanjutan sumber daya alam. Hal ini dapat dilihat dari sistem pengelolaan hutan, pemanfaatan sumber daya air, usaha pertambangan, usaha perkebunan, dan kelautan serta pengelolaan kawasan pesisir yang belum tepat sehingga berdampak pada kerusakan ekosistem, yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya bencana alam.
4.1.10. Pertumbuhan ekonomi Aceh masih rendah
Pertumbuhan ekonomi Aceh masih rendah hanya sebesar 5,02 persen pada tahun 2011, lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi Nasional yang tercatat sebesar 6,5 persen (Bank Indonesia, 2011). Disamping itu, perkembangan pertumbuhan ekonomi Aceh pada
BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh
Rendahnya pertumbuhan ekonomi Aceh disebabkan oleh belum optimalnya pengelolaan sumber daya alam, lemahnya sistem pengelolaan keuangan daerah, rendahnya minat investasi swasta pada sektor produktif dan rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Hal ini terlihat dari masih rendahnya produksi dan nilai tambah dari produk unggulan daerah yang belum secara nyata meningkatkan struktur ekonomi Aceh. Berdasakan kondisi tersebut di atas, peningkatan produk dan nilai tambah komoditi unggulan daerah menjadi prioritas pembangunan dengan tetap menjaga kelestarian dan daya dukung lingkungan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi Aceh ke arah yang lebih baik.
Untuk mendukung prioritas pembangunan sebagaimana yang diuraikan di atas salah satu konsep yang dapat digunakan adalah kerangka kerja sistem inovasi. Pengembangan teoretik dari sistem inovasi didasarkan pada hipotesis bahwa proses inovasi tidak terjadi dalam suatu area yang terisolasi dari lingkungannya, tetapi merupakan hasil dari interaksi- interaksi yang bersifat sistemik. Sebuah sistem inovasi mencakup sistem riset iptek, berbagai unsur dari lingkungan ekonomik, sistem perbankan, sistem pendidikan dan pelatihan, sektor- sektor publik, serta kondisi sosio-kultural masyarakat. Ukuran bagi kinerja dari sebuah sistem inovasi ditentukan dengan berfokus pada nilai-nilai tambah ekonomik atau sosial (sebagai outcome) dari inovasi.
4.1.11. Kualitas Sumberdaya Manusia Masih Rendah
Kualitas sumberdaya manusia (SDM) Aceh masih rendah jika dibandingkan dengan pencapaian rata-rata nasional yang direpresentasikan dengan indeks pembangunan manusia (IPM). Demikian juga dengan daya saing SDM Aceh masih tergolong rendah, yang dicirikan dengan masih terbatasnya jumlah lulusan SDM kejuruan yang memiliki keterampilan ( skill), rendahnya daya saing lulusan SMA/sederajat untuk memasuki Perguruan Tinggi jumlah tenaga kerja yang berpendidikan tinggi masih sedikit dan rasio ketergantungan penduduk usia produktif dengan jumlah penduduk masih tinggi. Hal ini tergambar dari angka rasio ketergantungan hidup mencapai 54,89 persen pada tahun 2008 dan meningkat menjadi 55,59 persen pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung 56 penduduk usia tidak produktif.
Masih rendahnya kualitas kesehatan masyarakat Aceh yang dapat dilihat dari masih tingginya proporsi masyarakat Aceh yang mengalami keluhan kesehatan yaitu 30% dari jumlah penduduk Aceh. Penyakit-penyakit menular seperti tuberkulosis, malaria, deman berdarah dan HIV-AIDS belum tuntas tertangani, sementara penyakit tidak menular seperti
BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh
4.1.12. Kualitas Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Masih Rendah
Kualitas lingkungan sangat dipengaruhi oleh tata guna lahan yang penggunaannya diatur sesuai dengan pola ruang. Pola ruang wilayah Aceh terdiri dari kawasan lindung seluas 2.708.550 Ha (47,7%) dan Kawasan Budidaya seluas 2.934.602 Ha (52,3%). Hutan Aceh pada tahun 2008 seluas 3.523.925 Ha (60,37%) dan pada tahun 2010 seluas 2.291.080 ha (40,36%). Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi pengurangan luas kawasan hutan ( deforestasi) sebesar 20,01%. Terjadinya deforestasi akibat adanya kebijakan yang lebih mementingkan aspek ekonomi dari pada aspek lingkungan untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi. Selain itu, faktor perilaku manusia juga menjadi permasalahan utama dalam kerusakan lingkungan, dimana sering sekali menganggap sungai dan sepadan sungai sebagai tempat pembuangan sampah dan kegiatan usaha pertnian yang dapat mengakibatkan penyempitan, sedimentasi dan penurunan kualitas air.
Pembangunan yang tidak terpadu ( fragmented) selama ini telah berakibat perubahan drastis negatif terhadap kondisi lingkungan sumber daya alam. Eksploitasi sumber daya alam tidak terbarukan (pertambangan mineral, batubara, migas, dan galian C) telah mengubah bentang alam tanpa terkendali. Terlebih lagi sumber daya alam terbarukan oleh deforestasi intensif ( legal and illegal logging) untuk pembangunan fisik infrastruktur, transportasi, industri, perkebunan, pertanian, telah mengakibatkan penyusutan drastis tutupan vegetasi hutan terutama di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan punahnya keanekaragaman hayati.
Aceh merupakan wilayah dengan kondisi alam yang kompleks sehingga menjadikannya sebagai salah satu daerah berpotensi tinggi terhadap bencana, khususnya bencana alam. Tingkat resiko bencana alam yang terjadi setiap tahunnya sangat tinggi, terutama bencana banjir dan kekeringan. Sangat terbatasnya investasi infrastruktur tampungan penyimpanan air, telah berdampak pada keseimbangan hidrologi DAS, fluktuasi debit air di sungai menjadi sangat besar terutama pada musim hujan terjadi bencana banjir dan tanah longsor, sedangkan pada musim kemarau terjadi kekeringan dan kebakaran hutan. Sedangkan dalam hal penanggulangan bencana juga masih sangat lemah, terutama belum sistematis penaganannya, masih lemahnya kapasitas kelembagaan dan partisipasi
BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh
4.1.13. Penanganan pasca konflik yang terisolasi dari pembangunan reguler
Berbagai dukungan pasca konflik yang berlangsung sejak 2005 sampai dengan saat ini telah menimbulkan ekslusifitas tersendiri. Banyak mantan kombatan dan korban konflik mengklaim bahwa mereka belum menerima bantuan. Namun disisi lain, sebagai kelompok, mantan kombatan dan warga sipil korban konflik tersebut sesungguhnya telah menerima bantuan reintegrasi yang lebih besar dibandingkan dengan warga sipil bukan korban. Bantuan yang bersifat tunai yang lebih mudah diakses bagi mantan kombatan dan warga sipil korban konflik dibandingkan dengan warga sipil bukan korban telah mengakibatkan perbedaan mencolok dalam upaya pembangunan kesejahteraan yang lebih luas.
Di satu sisi proses perdamaian di Aceh dimotori oleh Pemerintah (pusat dan daerah). Kondisi ini menyediakan banyak peluang unik namun juga terbatas berbagai keterbatasan dalam efektifitas program dan strategi pemerintah. Pemerintah tidak memiliki mata anggaran dan kelembagaan khusus untuk penangganan pasca konflik sehingga mendorong kelembagaan yang bersifat sementara (adhoc) untuk mengambil peran yang lebih dominan dengan menggunakan infrastruktur dan suprastruktur instansi yang lebih permanen. Namun disisi lain, perencanaan, pengelolaan dan pengawasan program-program pasca konfik menjadi sesuatu yang terpisahkan dari perencanaan tahunan pemerintah bahkan hingga saat ini pemerintah tidak memiliki rancang bangun terpadu komprehensif yang diimplementasikan untuk memperkokoh proses perdamaian Aceh.
Pengalaman yang terbatas dikalangan birokrasi pemerintahan dalam penanganan pasca konflik telah mengakibatkan kepemilikan yang terbatas akan isu penguatan perdamaian itu sendiri. Upaya-upaya konsolidasi dan promosi perdamaian yang seharusnya menjadi keseharian birokrasi pemerintahan tidak sepenuhnya mampu diimplementasi dalam berbagai instasi dan organisasi, hal ini bahkan berdampak kepada minimnya ketersediaan system dan mekanisme bantuan reintegrasi yang dikembangkan.
4.1.14. Pemenuhan Hak dan Perlindungan Perempuan dan Anak Masih Rendah
Berdasarkan data pada tahun 2011 yang bersumber dari BPP dan PA, terdapat 466 anak korban kekerasan yang ditangani oleh Pusat Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan dan Badan PP PA Kabupaten /Kota. Dari unit PPA Polda, tahun 2010 terdapat 123 kasus anak berhadapan dengan hukum. Penanganan korban kekerasan yang dilakukan ditingkat masyarakat dan di pelayanan lainnya tidak terekam dengan baik, sehingga diyakini masih lebih banyak lagi anak dan perempuan korban kekerasan yang tidak terdeteksi. Sedangkan untuk kasus kekerasan terhadap perempuan terdapat 1.956 kasus.
BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Permasalahan dan Tantangan Provinsi Aceh
Menurut data dari Dinas Sosial Aceh terdapat 13.000 anak terlantar. Makin meningkatnya kasus pencabulan dan perkosaan serta traficking anak dan perempuan yang ditemukan menunjukkan masih lebih besar jumlah kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan yang tidak tertangani dan direkam dengan baik.
4.1.15. Perencanaan dan Penganggaran belum Responsif Gender dan belum Berbasis Pada Pemenuhan Hak Anak
Perencanaan dan penganggaran di Aceh masih belum responsive gender dan belum berbasis pada pemenuhan hak anak. Hal ini terlihat dari minimnya keterlibatan perempuan dan anak dalam proses perencanaan pembangunan mulai dari tingkat gampong sampai dengan tingkat provinsi, sehingga kebutuhan-kebutuhan spesifik perempuan dan anak belum semuanya terakomodir dalam program-program pembangunan. Dana yang dialokasikan untuk pemberdayaan perempuan dan pemenuhan hak anak pada tahun 2010 hanya 0.15% dari total RAPBA, sementara permasalahan perempuan dan anak yang harus diselesaikan sangat besar. Sementara itu dana yang dialokasikan untuk program perbaikan gizi masyarakat dan peningkatan kesehatan ibu melahirkan dan anak pada tahun 2007 hanya 0,08% dari RAPBA 2007. Hal ini tidak signifikan dengan angka kematian ibu di Aceh yang masih relatif tinggi (238/100.000) kelahiran hidup melebihi rata-rata angka kematian ibu nasional (228/100.000) kelahiran hidup, dan target MDG’s 2015 sebesar 102/100.000 kelahiran hidup. Dalam bidang pendidikan sebagian besar dana dialokasikan untuk sekolah- sekolah formal, sedangkan perempuan dan anak masih banyak yang belum mempunyai akses pada pendidikan formal.
4.2. Isu Strategis
Penentuan isu strategis dilakukan dengan menggunakan metode analisis SWOT melalui pembahasan di dalam serangkaian forum FGD yang melibatkan seluruh stakeholders. Hasil dari FGD tersebut diperoleh kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang harus dipertimbangkan dalam membangun Aceh 5 (lima) tahun ke depan, yang secara rinci diuraikan sebagai berikut.
4.2.1. Analisis SWOT
4.2.1.1. Kekuatan ( Strong)
1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh dan Nota kesepahaman Helsinki antara pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka;
2. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional;
BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis
3. Undang-undang nomor 37 Tahun 2000 Tentang Penetapan Sabang sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas;
4. Adanya Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2010 tentang Kerja Sama
Pemerintah Aceh dengan Lembaga atau Badan di Luar Negeri;
5. Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur negara dan reformasi Birokrasi Nomor 20 tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014;
6. Adanya komitmen pemerintah dalam menjaga keberlanjutan perdamaian dan penyelesaian proses reintegrasi;
7. Tingginya perhatian dari berbagai pihak dalam upaya penguatan perdamaian di Aceh;
8. Dinamika kehidupan, sosial dan budaya masyarakat Aceh yang Islami dengan penerapan syariat islam;
9. Letak geografis yang berada di lintas perdagangan laut yang strategis;
10. Potensi sumber daya alam yang cukup tersedia dan memiliki keanekaragaman sumber daya hayati terutama pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan;
11. Tersedianya pusat studi bencana;
12. Adanya rencana aksi daerah tentang pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDGs);
13. Tersedianya lembaga pendidikan formal dan nonformal serta pendidikan tinggi;
14. Undang-undang RI no. 40 tahun 2006 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional;
15. Undang-undang RI no. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
16. Adanya objek wisata yang potensial.
4.2.1.2. Kelemahan ( Weakness)
1. Belum terlaksananya regulasi peraturan dan perundang-undangan serta kebijakan lainnya;
2. Rendahnya produksi, produktifitas dan nilai tambah komoditas pertanian, perikanan dan kelautan;
3. Belum berkembangnya pusat pertumbuhan ekonomi;
4. Rendahnya pendapatan masyarakat di bidang pertanian;
5. Masih rendahnya kemandirian fiskal daerah;
6. Rendahnya profesionalisme pengelolaan Badan Usaha Milik Pemerintah Aceh (BUMA);
7. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia;
8. Masih kurangnya profesionalisme aparatur Pemerintahan Aceh;
9. Belum berkembangnya ekonomi lokal masyarakat yang didukung oleh akses pasar;
BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis
10. Belum optimalnya pengelolaan sumberdaya energi terbarukan dan tidak terbarukan;
11. Tingkat kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan distribusi pendapatan masih relatif tinggi dibandingkan rata-rata nasional;
12. Infrastruktur (jalan, irigasi, pelabuhan) belum memadai terutama di daerah tertinggal, daerah terdepan, daerah terluar dan pasca konflik;
13. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan;
14. Belum optimalnya penanganan penyakit menular dan tidak menular;
15. Penempatan pejabat belum sesuai dengan kopetensi dan profesionalisme;
16. Belum optimalnya pengembangan agroindustri dan kepariwisataan.
4.2.1.3. Peluang ( Opportunity)
1. Adanya peran ulama dalam pengambilan kebijakan pembangunan;
2. Masih tingginya dukungan lembaga di luar pemerintah untuk mendukung reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan;
3. Perdagangan dan investasi langsung dengan pihak luar negeri;
4. Tingginya permintaan terhadap komoditas unggulan;
5. Tingginya distribusi barang dan jasa strategis;
6. Kerjasama regional strategis (IMT-GT);
7. Perpres Nomor 32 Tahun 2011 tentang MP3EI;
8. Adanya dukungan pemerintah dan luar negeri untuk mengantisipasi bencana dan melestarikan lingkungan;
9. Adanya komitmen kuat dari pemerintah terhadap pencapaian target MDGs 2015 dan keberlanjutan kerjasama dengan masyarakat internasional;
10. Adanya beasiswa dan dana kesejahteraan guru dari Pemerintah Aceh;
11. Adanya sumber-sumber pembiayaan dan bantuan teknis pendidikan dari Hibah Internasiaonal, Nasional dan dana bersumber dari APBA mencapai 20 persen;
12. Adanya jaminan kesehatan yang menjamin seluruh masyarakat Aceh (universal coverage);
13. Adanya komitmen pemerintah untuk menerapkan jaminan kesehatan secara nasional yang bersifat universal coverage mulai tahun 2014;
14. Adanya tata ruang wilayah yang mengatur pengembangan kawasan strategis yang terintegrasi;
15. Adanya potensi lahan pertanian yang ditelantarkan;
16. Adanya potensi pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan;
17. Masih tingginya minat investor untuk berinvestasi di bidang agroindustri dan pariwisata;
18. Pengembangan ekonomi berbasis syariah;
BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis
19. Adanya dukungan pemerintah dalam meningkatkan profesionalisme Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMA);
20. Adanya dukungan pemerintah dalam penyediaan modal untuk usaha mikro dan menengah serta akses pasar;
21. Tersedianya sumberdaya energi yang terbarukan dan tidak terbarukan;
22. Adanya potensi komoditi unggulan dan objek wisata;
23. Adanya lembaga koordinasi pengelolaan sumberdaya air di Aceh (Dewan Sumber Daya Air Aceh).
24. Adanya komitmen pemerintah untuk membangun daerah tertingal secara terintegrasi.
4.2.1.4. Ancaman ( Treat)
1. Belum transparan dan akuntabelnya pelaksanaan peraturan dan Undang- undang;
2. Rendahnya kepercayaan berbagai stakeholder terhadap keberlanjutan perdamaian dan penyelesaian proses reintegrasi;
3. Meningkatnya degradasi sosial dan budaya dalam tatanan kehidupan ;
4. Meningkatnya degradasi moral yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dinul islam;
5. Infiltrasi budaya asing yang negatif;
6. Instabilitas perekonomian global;
7. Pelanggaran batas territorial;
8. Masih adanya Wilayah rawan bencana;
9. Sumber daya alam yang semakin terdegradasi;
10. Perubahan iklim global (climate change);
11. Beredarnya produk luar (impor) dan persaingan sumber daya manusia global;
12. Belum optimalnya penguatan keberlangsungan perdamaian;
13. Adanya persepsi masyarakat terhadap kinerja pemerintah yang rendah;
14. Meningkatnya kasus penyakit menular dan tidak menular yang menyebabkan kematian.
4.2.2. Isu Strategis Pembangunan Aceh 2012 – 2017
Berdasarkan analisis SWOT di atas maka yang menjadi isu strategis pembangunan Aceh 5 tahun ke depan (2012-2017) adalah sebagai berikut:
4.2.1.1. Reformasi Birokrasi dan Tatakelola Pemerintahan Belum Optimal;
Isu strategis pembangunan di bidang reformasi birokrasi dan tatakelola pemerintahan difokuskan kepada 4 (empat) hal yaitu: 1) Pelaksanaan UUPA sebagai wujud MoU Helsinki;
2) pengelolaan keuangan daerah; 3) organisasi, tata kelola dan sumber daya aparatur; dan
4) kualitas pelayanan publik.
BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis
Pelaksanaan UUPA sebagai wujud MoU Helsinki belum berjalan secara optimal, hal ini diindikasikan dengan belum selesainya beberapa peraturan perundang-undangan yang harus dibentuk agar UUPA dapat diimplementasikan, yaitu: 1) Peraturan Pemerintah (PP); 2) Peraturan presiden (Perpres); dan 3) Qanun. Peraturan Pemerintah yang harus diselesaikan sebanyak 9 (sembilan), yang sudah ditetapkan sebanyak 3 (tiga), 2 (dua) PP sedang dalam pembahasan dan penyelesaian, 4 (empat) belum ada draft, terhadap peraturan yang telah ditetapkan belum didukung dengan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaannya. Peraturan presiden yang harus ada sebanyak 3 (tiga), 2 (dua) sudah ditetapkan menjadi Perpres dan 1 (satu) belum ada draft. Qanun yang harus ada sebanyak 48 substansi judul qanun, yang sudah ditetapkan menjadi qanun sebanyak 27 (dua puluh tujuh) substansi judul qanun dan
21 (dua puluh satu) belum ditetapkan menjadi Qanun Aceh. Pengelolaan keuangan daerah di lingkup pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota di Aceh pada umumnya belum berjalan efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Hal ini tergambar dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tahun 2011 terhadap pengelolaan keuangan tahun 2010 di Aceh yang pada umumnya masih dalam kategori Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Dengan kata lain, hanya 4 (empat) Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota) yang memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan
1 (satu) Pemerintah Daerah (Kabupaten) yang memperoleh predikat Tidak Wajar (TW). Selanjutnya, pemerintah Aceh masih belum efisiensi dan efektif dalam penggunaan anggaran dan pelaksanaan kegiatan. Hal ini terlihat dari hasil rekapitulasi belanja langsung (65%) dan belanja tidak langsung (35%).
Organisasi dan tata kelola Pemerintah Aceh masih belum maksimal dalam menjalankan fungsinya. Hal ini terlihat dari adanya tumpang tindih tupoksi kelembagaan dan beban kerja instansi pemerintah yang belum seimbang. Tata kelola pemerintahan belum dilaksanakan secara baik yang tergambar dari belum efisien dan efektifnya penggunaan anggaran, distribusi aparatur yang tidak merata dan penempatan aparatur yang tidak sesuai dengan keahliannya, belum efisien dan efektifnya pelaksanaan tugas karena terbatasnya sarana dan prasarana pendukung. Selanjutnya, sumber daya aparatur yang masih lemah, hal ini tergambar dari belum optimalnya kinerja aparatur dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
Kualitas pelayanan publik belum maksimal yang terlihat dari pelayanan yang diberikan dalam bidang pendidikan, kesehatan, pangan, perumahan, dan perlindungan belum memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM). SPM Pemerintah Provinsi mencakup 9 (sembilan) bidang urusan yaitu perumahan rakyat, perhubungan, lingkungan hidup, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, sosial, ketenagakerjaan, penanaman modal, kesenian dan ketahanan pangan (Permendagri Nomor 32 Tahun 2012). Sementara, pelaksanaan SPM kabupaten/kota mencakup 15 (lima belas) urusan pemerintahan: pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan, perhubungan,
BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis
4.2.1.2. Pelaksanaan Nilai-nilai Dinul Islam, Sosial, Adat dan Budaya Belum Optimal;
Pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai-nilai dinul Islam melalui penerapan syari’at Islam di kalangan masyarakat Aceh masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari sikap dan perilaku sehari-hari dalam kehidupan individu, keluarga, lingkungan dan masyarakat yang belum mencerminkan nilai-nilai keislaman. Dalam hal ini, implementasi Qanun Aceh yang berkaitan dengan pelaksanaan dinul islam belum maksimal. Demikian juga dengan kerukunan kehidupan beragama menjadi isu penting untuk meningkatkan toleransi antar ummat beragama yang didukung oleh peraturan yang sesuai dengan mempertimbangkan kearifan lokal.
4.2.1.3. Ketahanan Pangan Belum Mantap dan Nilai Tambah Produk Pertanian Masih Rendah;
Isu strategis ketahanan pangan terkait dengan kerawanan pangan. Tahun 2010 menunjukkan bahwa dari 251 kecamatan yang dianalisis, terdapat 133 kecamatan atau sekitar 52,99 persen rentan terhadap kerawanan pangan. Produksi dan produktivitas komoditi pangan padi dan jagung masih rendah. Hal ini tergambar dari produktivitas padi Aceh (4,66 Ton/Ha) dan jagung (4,03 Ton/Ha) masih dibawah rata-rata nasional untuk produktivitas padi (4,90 Ton/Ha) dan jagung (4,20 Ton/Ha), sedangkan produktivitas kedelai (1,41 Ton/Ha) sudah diatas rata-rata nasional (1,30 Ton/Ha). Demikian juga dengan nilai tambah produk pertanian masih rendah yang diindikasikan oleh belum berkembangnya agroindustri.
4.2.1.4. Tingkat Kemiskinan Tinggi;
Tingkat kemiskinan di Aceh masih tergolong tinggi pada tahun 2011 sebesar 19,57 diatas rata-rata nasional dan Sumatera Utara yang besarannya adalah sebesar 12,49 dan 11,33. Penduduk miskin di Aceh periode 2007-2011 masih sangat terkonsentrasi di wilayah pedesaan. Angka kemiskinan pada tahun 2011 untuk perkotaan 218.080 jiwa (13,69%) sedangkan di pedesaan sejumlah 864.900 jiwa (21,87%). Pemerintah Aceh mempunyai target menurunkan angka kemiskinan mencapai 9,50 persen pada tahun 2017.
4.2.1.5. Pembangunan Infrastruktur Antar Sektor dan Antar Wilayah Belum Terintegrasi;
Sistem jaringan jalan di Aceh belum mampu memberikan pelayanan bagi pergerakan arus barang dan orang yang memadai. Hal tersebut dikarenakan oleh masih terdapat jaringan jalan yang belum dapat menghubungkan antar kawasan dengan baik. Tahun 2011 kondisi jalan nasional di Aceh kondisi baik 1.120,42 km, sedang 592,81 km dan rusak 90,13 km, serta BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis
Efektifitas pengelolaan jaringan irigasi Aceh belum maksimal dengan angka Indeks Areal Terairi sebesar 56,07 persen, untuk mencapai efektifitas pengelolaan jaringan irigasi masih memerlukan penyediaan jaringan irigasi sebesar 43,93 persen lagi pada masa yang akan datang.
4.2.1.6. Mutu Pendidikan Masih Rendah;
Pemerintah Aceh yang telah berhasil meningkatkan AMH, APS, angka rata-rata lama sekolah, APK dan APM, namun belum dapat meningkatkan jumlah lulusan sekolah menengah yang diterima pada Perguruan Tinggi Negeri dalam dan luar Aceh. Hal ini berkaitan dengan rendahnya mutu pendidikan yang disebabkan oleh rendahnya kompetensi tenaga pendidik (guru), capaian peringkat Hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) Guru Provinsi Aceh tahun 2012 berada pada urutan ke-28 dari 33 provinsi di Indonesia. Selanjutnya capaian kompetensi lulusan Sekolah Menengah di Aceh masih rendah dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Nilai rataan yang dicapai lulusan Sekolah Menengah di Aceh untuk kelompok IPA hanya mencapai 44,86 (peringkat ke-31 dari 33 Provinsi), sedangkan kelompok IPS mencapai 43,19 (peringkat ke-25 dari 33 Provinsi).
Dari sisi kualifikasi, pada tingkat sekolah dasar tercatat 17 persen guru SD dan 30,18 persen guru MI yang berkualifikasi S1/D-IV. Sementara pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), persentase guru SMP berkualifikasi S1/D-IV sebesar 70,30 persen dan guru MTs sebesar 73,48 persen.
Demikian juga dengan Guru/Teungku yang mengajar di dayah, kualifikasi Guru/Teungku yang berpendidikan S1/D-IV di Aceh berjumlah 2.346 orang (13,43%) dan pendidikan S2 berjumlah 172 orang (1,00%) dari total Guru/Teungku. Dengan demikian, peningkatan mutu pendidikan Aceh difokuskan pada: 1) peningkatan kualitas guru dan guru/tengku dayah; 2) pendistribusian guru yang merata sesuai kebutuhan.
4.2.1.7. Derajat Kesehatan Masyarakat Masih Rendah;
Usia harapan hidup (UHH) Aceh sebesar 68.7 di tahun 2010 masih berada dibawah angka nasional (69,43). Rasio tenaga kesehatan per penduduk untuk semua jenis tenaga kesehatan masih rendah. Jumlah dokter umum di Aceh tahun 2011 sebanyak 1.433 orang dengan rasio 31 per 100.000 penduduk, masih rendah dibandingkan dengan standar nasional 40 per 100.000 penduduk. Namun demikian, distribusinya belum merata diseluruh
BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis
Puskesmas. Rasio dokter spesialis Aceh sebesar 8 per 100.000 penduduk pada tahun 2011 masih jauh dari standar nasional 20 per 100.000 penduduk. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih rendah yang tergambar dari 80,4 persen rumah tangga di Aceh belum menerapkan PHBS (kategori buruk), hanya 19,6 persen rumah tangga yang menerapkan PHBS (kategori baik).
Angka kematian bayi (AKB) 25 per 1.000 kelahiran hidup belum mencapai target MDGs (15 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015). Angka kematian balita (AKABA) di Aceh sebesar 45 per 1.000 kelahiran hidup masih lebih tinggi dari rata-rata nasional, yaitu; 44 per 1.000 kelahiran hidup dan belum mencapai target MDGs 32 per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) di Aceh masih sebesar 238 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan rata-rata AKI nasional sudah mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup, dan target MGDs 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Prevalensi Balita gizi buruk sebesar 23,7% pada tahun 2010 masih di atas angka rata-rata nasional yang telah mencapai 17,9%. Angka balita kurus juga terjadi penurunan di Aceh, pada tahun 2007 prevalensinya 18,3% turun menjadi 14,2% pada tahun 2010. Prevalensi KEK pada wanita usia 15-45 tahun di Aceh adalah 12,3% sedikit lebih rendah dibandingkan dengan angka KEK rata-rata Nasional (13,6%).
Seperempat (25%) wanita usia subur (WUS) di Aceh terlalu kurus atau dua kali lipat dari pada kondisi nasional (13.6%). Rata-rata kecukupan konsumsi energi penduduk umur 13-15 tahun (usia pra remaja) berkisar 67,9 persen- 84,7 persen. Kecukupan energi dan protein usia 13-15 tahun di Aceh adalah 22%. Angka ini adalah angka terendah di Indonesia. Prevalensi Pneumonia di Aceh sekitar 3,97 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya sekitar 2.85 persen. Prevalensi Diare di Aceh sekitar 17,3 persen, angka ini dua kali lebih tinggi dari angka nasional (9%). Malaria masih endemis hampir diseluruh Aceh, prevalensi malaria di Aceh 3,7 persen masih lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional yang hanya sebesar 2.85 persen.
Prevelensi Tuberkulosis (TBC) di Aceh diperkirkan sebesar 1.45 persen, lebih tinggi dari prevelensi nasional yang hanya 0.99 persen. Prevelensi DBD di Aceh 1.1 persen, lebih tinggi daripada angka nasional sebesar 0,11 persen. Angka kesakitan DBD di Aceh sebesar 57,2 per 100.000 penduduk, masih lebih tinggi dari target nasional yang ditetapkan dibawah atau sama dengan 50 per 100.000 penduduk.
Penyakit Kusta juga masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Aceh, dimana Aceh merupakan satu-tunya provinsi di Sumatera yang masih tergolong sebagai daerah endemis tinggi kusta (prevalensi di atas 1 per 10.000 penduduk. Sampai dengan akhir tahun 2011 jumlah penderita kusta terdaftar mencapai 594 atau prevalensi 1,2 per 10.000 penduduk. Proporsi anak diantara kasus baru kusta yang ditemukan masih tinggi, yaitu 8,7 persen, sedangkan target nasional kurang dari 5 persen.
BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I), seperti campak, pertusis dan tetanus neonatorum masih cukup tinggi kejadiannya di Aceh. Pada tahun 2011 dilaporkan terjadi sebanyak 708 kasus campak klinis, 93 kasus pertusis dan 3 kasus tetanus neonatorum. Jumlah kumulatif kasus HIV dan AIDS di Aceh sampai dengan 2011 sebanyak 112 kasus yang tercatat. Namun sekarang hampir semua (20 dari 23) kabupaten/kota di Aceh sudah menjadi daerah penyebaran HIV dan AIDS.
Penyakit Tidak Menular/PTM ( non-communicable disease) sudah menjadi ancaman baru bagi kesehatan masyarakat Aceh. Aceh berada diurutan teratas untuk beberapa jenis penyakit tidak menular, terutama penyakit Jantung, Stroke, Hipertensi dan Diabetes Mellitus. Prevalensi penyakit jantung dan Stroke di Aceh secara berturut-turut sebesar 12.6 persen dan 16.6 persen, dua kali lipat dari prevalensi nasional masing-masing sebesar 7.2 persen dan 8.3 persen. Gangguan Mental Emosional di Aceh sebesar 14,1 persen, lebih tinggi dibandingkan angka nasional yang hanya 12,36 persen. Di Kabupaten Aceh Selatan, gangguan mental emosional mencapai 32,1 persen, tertinggi dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Aceh.
Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, Pemerintah Aceh harus mengupayakan hal-hal sebagai berikut: 1) meningkatkan klasifikasi RSU daerah dari tipe C menjadi tipe B;
2) membangun RS umum regional (tipe A) sebagai RS rujukan dengan spesialis yang berbeda antar wilayah (spesialis jatung, saraf, bedah tulang, mata dan THT) dan RSJ regional; 3) peningkatan fasilitas puskesmas dan puskesmas pembantu; 4) menyediakan polindes/poskesdes sesuai kebutuhan; 5) penambahan dokter spesialis dan distribusi dokter umum, dokter spesialis, tenaga medis dan para medis secara merata; dan 6) menurunkan AKI, AKABA dan AKB, penyakit menular dan penyakit tidak menular.
4.2.1.8. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Belum Optimal;
Aceh memiliki sumberdaya alam yang melimpah, seperti sumberdaya energi dan mineral. Namun pemanfaatan sumberdaya alam tersebut belum optimal. Sejalan semakin menurunnya sumber energi fosil (minyak dan gas bumi), maka Pemerintah Aceh menfokuskan pengembangan energi terbaharukan untuk mengatasi krisis energi listrik. Pemerintah Aceh memiliki sumber energi skala besar seperti Power Plant Nagan Raya 2 x 100 MW, PLTA Peusangan 2 x 43 MW, PLTP Jaboi 1 x 50 MW, PLTP Seulawah Agam 1 x 180 MW dan PLTU Krueng Raya 1 x 100 MW. Selanjutnya, untuk meningkatkan pelayanan listrik pada daerah terpencil yang belum terjangkau oleh PT.PLN dilakukan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PLTMH yang telah dibangun di beberapa Kabupaten seperti Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Aceh Utara dan Aceh Timur.
Selain sumberdaya energi, Aceh juga memiliki sumberdaya mineral seperti bahan tambang golongan A dan B berupa migas, panas bumi, Batubara, Emas (Au), Tembaga (Cu),
BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis
Perak (Ag), Seng (Zn), Timah Hitam (Pb), Molibdenum (Mo), Besi/Pasir Besi (Fe), Kromium (Cr), Nikel (Ni), Timah Putih (Sn), Mangan (Mn), Platina (Pt), Belerang (S) dan Air Raksa (Hg) menyebar di 10 (sepuluh) Kabupaten. Namun, sumberdaya mineral ini belum menjadi fokus pengembangan Pemerintah Aceh karena Aceh belum memiliki kesiapan infrastruktur pendukung dan sumberdaya manusia yang handal.
4.2.1.9. Bina Keberlanjutan Perdamaian Belum Optimal;
Perdamaian merupakan kondisi yang silih berganti dengan konflik di Aceh selama hampir 5 (lima) dekade terakhir. Konflik yang berlangsung sejak 1976 hingga 2005 telah menyebabkan berbagai kehancuran baik moril maupun materil. Berbagai infrastruktur dan aset-aset produktif masyarakat lainnya tidak dapat berfungsi secara optimal. Kondisi ini menyebabkan Aceh menjadi provinsi yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah Aceh terus memelihara keberlanjutan perdamaian yang ditempuh melalui: 1) Pengarusutamaan Perdamaian dalam Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi pembangunan; 2) Peningkatan pemahaman tentang bina pembangunan perdamaian; 3) Pencegahan, Mitigasi, dan Resolusi Konflik; 4) Promosi, Konsolidasi, dan Transformasi Pembangunan Perdamaian; 5) Pendidikan Politik dan Kewarganegaraan; dan 6) Pemberdayaan dan pembinaan masyarakat korban konflik.
4.2.1.10. Kualitas Lingkungan dan Penanganan Resiko Bencana Masih Rendah;
Isu utama lingkungan hidup di Aceh dalam beberapa tahun terakhir adalah kerusakan hutan, akibat perambahan hutan ( illegal logging dan over cutting). Aktivitas pertambangan illegal, perladangan berpindah dan kebakaran hutan juga merupakan penyebab utama dari kerusakan hutan. Luas kerusakan hutan pada tahun 2009 telah mencapai 31.294 ha, sedangkan luas lahan kritis sebesar 391.484,6 Ha. Selanjutnya, berdasarkan catatan kebencanaan lima tahun terakhir, Aceh mangalami beberapa bencana alam seperti kekeringan, banjir bandang, abrasi pantai, angin puting beliung dan longsor. Banjir bandang melanda beberapa kabupaten seperti Kabupaten Aceh Tamiang (Krueng Tamiang), Kabupaten Pidie (Krueng Tangse), Kabupaten Pidie Jaya (Krueng Meureudu), Kabupaten Aceh Jaya (Krueng Teunom), Kabupaten Aceh Tenggara (Sungai Lawe Sigala-gala), Kabupaten Aceh Singkil (Kreung Singkil). Banjir bandang telah menimbulkan kerugian harta benda dan merenggut jiwa manusia akibat dari rusaknya lingkungan. Demikian juga tanah longsor terjadi pada beberapa kabupaten seperti Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Pidie dan Kabupaten Nagan Raya. Bencana longsor ini pada umumnya terjadi pada wilayah perbukitan dan pegunungan.
Permasalahan utama dalam penanggulangan bencana di Aceh antara lain: belum sistematis dalam penanganan penanggulangan bencana, sehingga seringkali terjadi tumpang tindih dalam penanganannya, masih lemahnya kapasitas kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam pengurangan resiko bencana, masih lemahnya koordinasi dalam
BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis
Selanjutnya guna menyelesaikan permasalahan penanggulangan bencana diperlukan beberapa penanganan prioritas yang dibagi berdasarkan 4 fase kejadian, kejadian pra bencana, bencana, pasca bencana (tanggap darurat), dan pasca bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi). Di sisi lain, Aceh yang rawan terhadap bencana alam juga memiliki dinamika sosial dan budaya unik yang rawan terhadap bencana sosial. Kompleksitas dari potensi bencana tersebut memerlukan suatu penataan dan perencanaan yang matang dalam penanggulangannya.
BAB IV - RPJM Aceh 2012-2017 | Isu Strategis
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1. Visi
Berdasarkan kondisi kekinian Aceh, permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam 5 (lima) tahun mendatang dengan memperhitungkan potensi daerah yang dimiliki oleh masyarakat Aceh, visi pembangunan Aceh tahun 2012-2017 adalah:
“ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD
MoU HELSIN KI”
Visi pembangunan Aceh tahun 2012-2017 adalah kondisi Aceh yang diharapkan menjadi
Aceh yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri Berlandaskan Undang-
Undang Pemerintahan Aceh sebagai Wujud MoU Helsinki yang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Aceh (RPJPA) 2005-2025.
Bermartabat kondisi masyarakat Aceh yang dicirikan dengan ketahanan dan daya juang yang tinggi, cerdas, taat aturan, kooperatif dan inovatif yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia berlandaskan penerapan syariat Islam yang kaffah Perwujudannya antara lain melalui penuntasan peraturan-peraturan hasil turunan UUPA dan peraturan perundangan lainnya, pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, bebas dari praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, serta penegakan supremasi hukum dan HAM, mengangkat kembali budaya Aceh yang islami dan pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
Sejahtera adalah terwujudnya kesejahteraan masyarakat Aceh melalui pembangunan ekonomi
berdaya saing, pengoptimalisasi pemanfaatan sumber daya alam dan geopolitik Aceh, peningkatan indeks pembangunan manusia dan mengembangkan kemampuan menguasai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berkeadilan adalah terwujudnya pembangunan yang adil dan merata yang dilakukan secara partisipatif, proporsional dan berkelanjutan berdasarkan prinsip kebutuhan dan azas manfaat bagi masyarakat Aceh.
Mandiri adalah Aceh mampu memanfaatkan potensi sumber daya alam yang melimpah dan keunggulan geostrategis melalui penguatan kapasitas sumberdaya manusia, efesiensi dan
BAB V- RPJM Aceh 2012-2017 | Visi
Berlandaskan UUPA sebagai wujud MoU Helsinki adalah mewujudkan pelaksanaan Pemerintahan Aceh yang efektif dan efesien sebagaimana yang telah dituangkan dalam Undang-Undang tersebut guna tercapaianya masyarakat Aceh yang mandiri, makmur dan sejahtera dalam bingkai NKRI.
5.2. Misi
Dalam mewujudkan visi Aceh tersebut ditempuh melalui 5 (lima) misi pembangunan Aceh sebagai berikut:
a. Memperbaiki tata kelola Pemerintahan Aceh yang amanah melalui Implementasi dan penyelesaian peraturan pelaksana Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) untuk menjaga
perdamaian yang abadi. Ini bermaksud mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan amanah melalui implementasi peraturan-peraturan turunan UUPA. Selanjutnya, peningkatan profesionalisme dan pengelolaan sumber daya aparatur, penguatan sistem pendataan penyelenggaraan pemerintahan, peningkatan kualitas pelayanan publik melalui efesiensi struktur pemerintahan, membangun tranparansi dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah. Menjadikan UUPA dan turunan peraturannya sebagai acuan pelaksanaan dan percepatan pembangunan Aceh secara menyeluruh serta mewujudkan perdamaian abadi di Provinsi Aceh;
b. Menerapkan nilai-nilai budaya Aceh dan Nilai-Nilai Dinul Islam di semua sektor
kehidupan masyarakat adalah membangun masyarakat Aceh yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, beretika dan berkarakter, dengan mengangkat kembali budaya Aceh yang bernafaskan Islami dalam upaya pengembalian harkat dan martabat masyarakat Aceh. Mengimplementasikan budaya Aceh dan nilai-nilai Dinul Islam dalam tatanan pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat secara efektif dan tepat.
c. Memperkuat struktur ekonomi dan kualitas sumber daya manusia adalah mengembangkan kerangka ekonomi kerakyatan melalui peningkatan potensi sektor unggulan daerah dalam upaya membangun kualitas hidup masyarakat secara optimal; menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran dalam memenuhi capaian Millenium Development Goals (MDGs), memperluas kesempatan kerja melalui pembangunan infrastruktur ekonomi sektor riil dan pemihakan kepada UKM dan koperasi.
BAB V- RPJM Aceh 2012-2017 | Misi
Pembangunan ekonomi yang difokuskan kepada sektor pertanian yang berbasis potensi lokal masing-masing wilayah. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat Aceh adalah mewujudkan kualitas pelayanan pendidikan melalui peningkatan angka partisipasi sekolah, menurunkan angka buta aksara, meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) dalam berbagai tingkat pendidikan, menurunkan disparitas partisipasi antar wilayah, gender dan sosial ekonomi serta antar satuan pendidikan. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui meningkatnya umur harapan hidup, menurunya angka kematian bayi, menurunnya angka prevalensi gizi buruk serta efektifitas penanganan penyakit menular guna pencapaian MDGs dan pengendalian penyakit tidak menular ditengah-tengah masyarakat;
d. Melaksanakan pembangunan Aceh yang proporsional, terintegrasi dan
berkelanjutan adalah terwujudnya pembangunan daerah yang berbasis kebutuhan dan kemanfaatan melalui perencanaan yang tepat, fokus dan tuntas. Terwujudnya penanganan tata ruang terpadu dalam pelaksanaan pembangunan daerah melalui pembangunan berbasis lingkungan, pengelolaan dan pengendalian bencana, perbaikan sistem dan jaringan sarana dan prasarana transportasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang adil dan merata;
e. Mewujudkan peningkatan nilai tambah produksi masyarakat dan optimalisasi
pemanfaatan SDA adalah terwujudnya masyarakat Aceh yang mampu memanfaatkan potensi-potensi sumber daya alam yang berdaya guna dan berhasil guna secara optimal dengan mendorong masyarakat yang lebih produktif, kreatif, dan inovatif.
5.3. Tujuan dan Sasaran
Tujuan pembangunan Aceh selama 2012-2017 ditetapkan berdasarkan 5 (lima) misi pembangunan yang telah diuraikan sebelumnya. Selanjutnya sasaran pembangunan Aceh ditetapkan sesuai dengan masing-masing tujuan pembangunan. Keterkaitan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan secara rinci diuraikan pada Tabel 5.1.
BAB V- RPJM Aceh 2012-2017 | Tujuan dan Sasaran
Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Visi : Aceh Yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri Berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh Sebagai Wujud MoU Helsinki
Memperbaiki tata kelola Mewujudkan tata kelola Meningkatnya jumlah peraturan pelaksana UUPA yang harus diselesaikan 100 Pemerintahan Aceh yang Pemerintahan Aceh yang persen sampai tahun 2015 (6 PP, 1 Perpres dan 21 Qanun Aceh). amanah
melalui Meningkatnya implementasi UUPA dalam percepatan pembangunan dan menjaga Implementasi
melalui amanah
dan penyelesaian
peraturan keberlanjutan perdamaian.
penyelesaian peraturan pelaksana
dan
Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang good governance dan clean pelaksana Undang-Undang Implementasi UUPA untuk government (perolehan dari WDP menjadi WTP, akuntabilitas, LAKIP Pemerintah Nomor 11 Tahun 2006 menjaga perdamaian yang
Aceh dari C ++ menjadi B, indeks kepuasan masyarakat).
tentang Pemerintahan Aceh abadi (UUPA) untuk menjaga
Meningkatnya pelayanan publik yang transparan (lama waktu perizinan dari 7 hari perdamaian yang abadi
menjadi 3 hari dan tersedianya akses informasi dokumen publik (RPJPA, RTRWA, RPJMA, RKPA, Statistik Daerah, APBA, LKPJ, LPPD) pada website pemerintah).
Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan Aceh (meningkatnya persentase partisipasi masyarakat dalam penyusunan rencana pembangunan, pengawasan dan pelaksanaan) dan meningkatnya persentase usulan masyarakat yang diakomodir dalam dokumen anggaran).
Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang keberlanjutan perdamaian. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat untuk menjaga keberlanjutan
perdamaian. Meningkatnya pengarusutamaan perdamaian dalam perencanaan, monitoring dan
evaluasi pembangunan.
BAB V- RPJM Aceh 2012-2017 | Tujuan dan Sasaran
Visi : Aceh Yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri Berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh Sebagai Wujud MoU Helsinki
Menerapkan nilai-nilai Mewujudkan nilai-nilai Meningkatnya penyelenggaraan kehidupan masyarakat yang sesuai dengan nilai- budaya Aceh dan Nilai-Nilai budaya Aceh dan nilai-nilai nilai budaya Aceh yang sejalan dengan nilai-nilai Dinul Islam. Dinul Islam di semua sektor Dinul Islam di semua sektor Meningkatnya pemahaman, penghayatan, pengamalan dan ketaatan masyarakat
serta aparatur pemerintah terhadap pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam. kehidupan masyarakat
kehidupan
Meningkatnya peran ulama terhadap penetapan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan untuk pengefektifan penerapan nilai-nilai Dinul Islam dan mengangkat kembali budaya-budaya Aceh yang Islami.
Misi 3:
Memperkuat
struktur Menurunnya angka kemiskinan Aceh dari 19,57 persen menjadi 9,50 persen. ekonomi
struktur Mewujudkan
dan
kualitas ekonomi
dan
Kualitas Menurunnya angka pengangguran terbuka Aceh dari 7,43 persen menjadi 5
persen.
sumber daya manusia
Sumber Daya Manusia yang handal
Meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) dari 900 Miliyar menjadi 1,5 Triliyun. Meningkatnya struktur perekonomian yang mantap berlandaskan keunggulan
kompetitif wilayah pada sektor pertanian, industri, perdagangan dan pariwisata. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Aceh tanpa migas dari 5,89 persen menjadi
7,3-8 persen (ADHK). Meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat non migas (ADHK) dari 6,7 juta
menjadi 8,5 juta. Meningkatnya sentra-sentra agribisnis dalam penyediaan produk-produk pertanian
yang cukup, bermutu dan aman konsumsi. Meningkatnya profesionalisme Badan Usaha Milik Aceh (BUMA).
BAB V- RPJM Aceh 2012-2017 | Tujuan dan Sasaran
Visi : Aceh Yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri Berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh Sebagai Wujud MoU Helsinki
Meningkatnya investasi asing dari USD 2,3 M menjadi USD 10 M. Meningkatnya investasi dalam negeri dari Rp 6,3 T menjadi Rp 30 T.
Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat dengan penyediaan fasilitas usaha mikro dan kawasan pesisir. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah terpencil dan pesisir. Meningkatnya peran dan fungsi lembaga otoritas investasi dalam mengembangkan usaha penjamin hasil produksi pertanian dan perikanan. Meningkatnya pengembangan sektor pertanian berbasis komoditi unggulan sesuai dengan sumberdaya alam dan agro ekosistem wilayah. Tercapainya tujuan pembangunan millenium (MDGs) bidang pendidikan pada tahun 2015. Meningkatnya kualitas pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan dayah, pendidikan vokasional dan pendidikan tinggi dalam memenuhi kebutuhan ketenagakerjaan. Tercapainya tujuan pembangunan millenium (MDGs) bidang kesehatan pada tahun 2015. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan melalui pemenuhan kebutuhan sumberdaya kesehatan dengan menjaga keseimbangan antar wilayah. Meningkatnya penyediaan pelayanan medik spesialistik dan kesehatan jiwa serta tersedianya obat esensial di sarana pelayanan dasar dan rujukan. Terjaminnya pelayananan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin Aceh dengan jaminan kesehatan berbasis asuransi sosial atau Jaminan Kesehatan Masyarakat Aceh (JKMA). Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular.
BAB V- RPJM Aceh 2012-2017 | Tujuan dan Sasaran
Visi : Aceh Yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri Berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh Sebagai Wujud MoU Helsinki
Misi 4: Melaksanakan
Mewujudkan pembangunan Meningkatnya pembangunan yang terintegrasi dengan berbagai sektor pembangunan Aceh yang Aceh yang proporsional, pembangunan secara berkelanjutan. proporsional,
terintegrasi terintegrasi dan Meningkatnya keselarasan dan keserasian program pembangunan Aceh antara
RKPA, RPJMA, RPJPA, RTRWA dan dokumen lainnya.
dan berkelanjutan
berkelanjutan
Meningkatnya pembangunan infrastruktur antara wilayah dan daerah yang seimbang dan proporsional sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan potensi daerah.
Meningkatnya kondisi mantap jalan provinsi dari 80 persen menjadi 100 persen. Berkurangnya panjang jalan provinsi yang belum tembus dari 70 km menjadi 0
km. Meningkatnya indeks areal terairi dari 56,07 persen menjadi 75 persen.
Meningkatnya kapasitas adaptasi dan mitigasi masyarakat terhadap bencana dan pengelolaan lingkungan yang berkualitas.
Misi 5:
Mewujudkan peningkatan Mewujudkan
peningkatan Meningkatnya ketahanan dan kemandirian pangan Aceh.
nilai tambah
produksi Menurunnya jumlah daerah rawan pangan (kecamatan) dari 52,99 persen masyarakat
produksi nilai
tambah
dan masyarakat dan optimalisasi menjadi 20 persen.
optimalisasi pemanfaatan pemanfaatan SDA
Meningkatnya nilai tambah dan daya saing daerah.
SDA Meningkatnya pemanfaatan sumber daya alam terbarukan dan tidak terbarukan yang berkelanjutan.
Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan.
BAB V- RPJM Aceh 2012-2017 | Tujuan dan Sasaran
Visi : Aceh Yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri Berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh Sebagai Wujud MoU Helsinki
Meningkatnya luasan areal pertanian yang baru. Meningkatnya eksplorasi sumberdaya alam secara lestari dan berkelanjutan. Meningkatnya produktivitas dan nilai tambah pertanian, perkebunan, peternakan,
perikanan, dan kehutanan. Terciptanya pusat pertumbuhan ekonomi ( growth pole and growth center)
sebagai daya saing wilayah. Meningkatnya produk unggulan lokal yang kreatif, inovatif, serta memiliki nilai
kekhasan.
BAB V- RPJM Aceh 2012-2017 | Tujuan dan Sasaran
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Visi Pembangunan Jangka Menengah Aceh tahun 2012 – 2017 adalah mewujudkan Aceh yang Bermartabat Sejahtera Berkeadilan dan Mandiri Berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh sebagai Wujud MoU Helsinki. Untuk mencapai visi tersebut dirumuskan strategi dan arah kebijakan pembangunan.
6.1. Strategi Pembangunan Aceh
Strategi pembangunan ditetapkan dengan menggunakan analisis SWOT yang berkaitan dengan kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman yang dihadapi Aceh. Selanjutnya, berdasarkan analisis SWOT yang telah diuraikan pada BAB IV, maka strategi pembangunan Aceh untuk periode lima tahun yang memadukan antara kekuatan dan peluang (S-O), kekuatan dan ancaman (S-T), kelemahan dan peluang (W-O) dan kelemahan dan ancaman (W-T) diuraikan sebagai berikut.
6.1.1. Kekuatan-Peluang (S-O)
1. Pelaksanaan tatakelola birokrasi yang optimal dalam pelayanan publik melalui pelayanan terpadu yang didukung teknologi;
2. Peningkatan pertumbuhan investasi asing dan dalam negeri serta peran lembaga otoritas investasi;
3. Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap bencana dan kelestarian lingkungan;
4. Pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDGs) bidang pendidikan pada tahun 2015;
5. Pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDGs) bidang Kesehatan pada tahun 2015;
6. Peningkatan kualitas pendidikan berbasis keahlian dan kebutuhan pasar tenaga kerja;
7. Peningkatan pelayanan kesehatan yang profesional dan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin;
8. Peningkatan peran ulama dalam setiap pengambilan kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan.
6.1.2. Kekuatan-Ancaman (S-T)
1. Percepatan penyelesaian dan penerapan berbagai peraturan pelaksana UUPA secara transparan dan akuntabel;
2. Pembangunan kepercayaan (trust building) kepada berbagai stakeholder dalam rangka keberlanjutan perdamaian ( peace sustainability) yang sesuai dengan prinsip-prinsip pencegahan dan resolusi konflik serta penuntasan proses reintegrasi;
3. Peningkatan pemahaman dan penghayatan masyarakat terhadap sejarah Aceh sebagai nilai budaya dalam tatanan kehidupan;
BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Strategi Pembangunan Aceh
4. Peningkatan pemahaman, penghayatan, pengamalan dan ketaatan masyarakat serta aparatur pemerintah terhadap pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam;
5. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan.
6.1.3. Kelemahan-Peluang (W-O)
1. Peningkatan produksi, produktivitas dan kontinyuitas produk pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan unggulan untuk mendukung ketahanan pangan dan nilai tambah produk berbasis pangsa pasar;
2. Peningkatan produk unggulan lokal masyarakat yang dapat bersaing di pasar lokal dan internasional;
3. Pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi sebagai daya saing wilayah;
4. Peningkatan pendapatan masyarakat melalui intensifikasi dan ekstensifikasi areal pertanian;
6. Peningkatan pertumbuhan ekonomi Aceh, PAD dan pendapatan perkapita masyarakat;
7. Pemeliharaan dan peningkatan infrastruktur (jalan, irigasi, pelabuhan) terutama di daerah tertinggal, daerah terdepan, daerah terluar dan pasca konflik;
8. Pengembangan agroindustri dan kepariwisataan berdasarkan potensi wilayah;
9. Peningkatan kualitas sumberdaya aparatur pemerintah;
10. Peningkatan kualitas SDM yang mendukung profesionalisme peran Badan Usaha Milik Pemerintah Aceh (BUMA) untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Aceh;
11. Pemberdayaan ekonomi lokal masyarakat dengan penyediaan fasilitas usaha mikro dan menengah ;
12. Pemanfaatan sumberdaya energi terbarukan dan tidak terbarukan secara optimal dan berkelanjutan;
13. Peningkatan pembangunan yang terintegrasi dan berkelanjutan;
6.1.4. Kelemahan-Ancaman (W-T)
1. Pengembangan dan peningkatan keahlian tenaga kerja lokal yang kompetitif untuk menurunkan angka pengangguran terbuka dan kemiskinan;
2. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan;
3. Penempatan pejabat yang sesuai dengan kopetensi dan profesionalismenya;
4. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular.
6.2. Rumusan Strategi Pembangunan Aceh (2012-2017)
Rumusan strategi pembangunan Aceh diperoleh dari analisa SWOT yang diselaraskan dengan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih. Selanjutnya strategi pembangunan Aceh 2012-2017 adalah sebagai berikut (Tabel 6.1).
BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 Rumusan Strategi Pembangunan Aceh (2012-2017)
Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan
Visi : Aceh Yang Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, dan Mandiri Berlandaskan Undang-Undang Pemerintahan Aceh Sebagai Wujud MoU
Helsinki
Misi 1 : Memperbaiki tata kelola Pemerintahan Aceh yang amanah melalui Implementasi dan penyelesaian peraturan pelaksana Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) untuk menjaga perdamaian yang abadi.
Arah Kebijakan
dan Pemerintahan Aceh
1. Mewujudkan tata kelola
1. Meningkatnya
jumlah
peraturan 1. Percepatan
penyelesaian
dan Menyelesaikan
seluruh yang amanah melalui
pelaksana UUPA yang harus diselesaikan
penerapan
berbagai
peraturan menerapkan
100 persen sampai tahun 2015 (6 PP, 1
pelaksana UUPA secara transparan dan peraturan pelaksana UUPA
penyelesaian peraturan
transparan dan pelaksana dan
Perpres dan 21 Qanun Aceh).
akuntabel .
secara
akuntabel. Implementasi UUPA
2. Meningkatnya implementasi UUPA dalam
percepatan pembangunan dan menjaga
untuk menjaga
keberlanjutan perdamaian
perdamaian yang abadi
3. Meningkatnya tata kelola pemerintahan 2. Pelaksanaan tatakelola birokrasi yang Melaksanakan
reformasi
yang
good governance dan clean
optimal dalam pelayanan publik melalui birokrasi
dan tatakelola
government (perolehan dari WDP menjadi
pelayanan terpadu yang didukung Pemerintahan yang Baik dan
WTP, akuntabilitas, LAKIP Pemerintah
teknologi .
Bersih
Aceh dari C++ menjadi B, indeks
3. Penempatan pejabat yang sesuai
kepuasan masyarakat). 4. Meningkatnya pelayanan publik yang
transparan (lama waktu perizinan dari 7
profesionalismenya. hari menjadi 3 hari dan tersedianya akses 4. Peningkatan
aparatur pemerintah.
RTRWA, RPJMA, RKPA, Statistik Daerah, APBA,
5. Meningkatnya peran serta masyarakat 5. Peningkatan partisipasi masyarakat Menyediakan ruang dialog
dalam proses pembangunan .
publik
yang bebas dan
demokratis. BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Rumusan Strategi Pembangunan Aceh (2012-2017)
(meningkatnya
persentase
partisipasi
Misi 1 : Memperbaiki tata kelola Pemerintahan Aceh yang amanah melalui Implementasi dan penyelesaian peraturan pelaksana Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) untuk menjaga perdamaian yang abadi.
Arah Kebijakan
masyarakat dalam penyusunan rencana pembangunan,
persentase usulan masyarakat yang diakomodir dalam dokumen anggaran).
6. Meningkatnya pemahaman masyarakat 6. Pembangunan
kepercayaan
( trust Melaksanakan
sosialisasi
tentang keberlanjutan perdamaian.
building) kepada berbagai stakeholder tentang
Keberlanjutan
7. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat
dalam
rangka
keberlanjutan Perdamaian
perdamaian ( peace sustainability) yang masyarakat serta mendorong
perdamaian.
sesuai kegiatan dengan prinsip-prinsip
penuntasan
reintegrasi
pencegahan dan resolusi konflik serta penuntasan proses reintegrasi .
Misi 2 : Menerapkan nilai-nilai budaya Aceh dan Nilai-Nilai Dinul Islam di semua sektor kehidupan masyarakat Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
1. Mewujudkan nilai-nilai
sosialisasi budaya Aceh dan nilai-
1. Meningkatnya
penyelenggaraan 1. Peningkatan
pemahaman
dan Melaksanakan
terhadap tentang pemahaman dan
nilai Dinul Islam di
dengan nilai-nilai budaya Aceh yang
sejarah Aceh sebagai nilai budaya penghayatan terhadap nilai
semua sektor
sejalan dengan nilai-nilai Dinul Islam.
dalam tatanan kehidupan. budaya dan sejarah Aceh.
kehidupan.
2. Meningkatnya pemahaman, penghayatan, 2. Peningkatan pemahaman, penghayatan, Memperbaiki kurikulum
pengamalan dan ketaatan masyarakat
pengamalan dan ketaatan masyarakat pendidikan, pelatihan dan
serta aparatur pemerintah terhadap
serta aparatur pemerintah terhadap sosialisasi kepada masyarakat
pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam.
pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam .
dan aparatur pemerintah tentang penerapan dinul Islam.
BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Rumusan Strategi Pembangunan Aceh (2012-2017)
Misi 2 : Menerapkan nilai-nilai budaya Aceh dan Nilai-Nilai Dinul Islam di semua sektor kehidupan masyarakat Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
3. Meningkatnya peran ulama terhadap 3. Peningkatan peran ulama dalam setiap
Melibatkan ulama dalam
penetapan kebijakan penyelenggaraan
pengambilan kebijakan dalam
setiap pengambilan kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan .
dalam
penyelenggaraan
penerapan nilai-nilai Dinul Islam dan
Aceh yang Islami.
Misi 3 : Memperkuat struktur ekonomi dan kualitas sumber daya manusia Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
1. Mewujudkan struktur
Meningkatkan produksi dan ekonomi dan Kualitas
1. Meningkatnya struktur perekonomian yang 1. Pengembangan agroindustri dan
nilai tambah produk Sumber Daya Manusia
kepariwisataan berdasarkan potensi
pertanian, mengembangkan yang handal.
kompetitif wilayah pada sektor pertanian,
wilayah .
industri, perdagangan dan pariwisata.
agro industri, perdagangan
dan pariwisata.
pertanian yang cukup, bermutu dan aman konsumsi.
pertanian berbasis komoditi unggulan sesuai dengan sumberdaya alam dan agro ekosistem wilayah.
4. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Aceh
2. Peningkatan pertumbuhan ekonomi
Mendorong berkembangnya
tanpa migas dari 5,89 persen menjadi 7,3-
Aceh, PAD dan pendapatan perkapita
investasi swasta dan BUMA
8 persen (ADHK).
masyarakat .
serta menyelesaikan
5. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
infrastruktur pendukung
daerah terpencil dan pesisir.
ekonomi untuk daerah
6. Meningkatnya pendapatan asli daerah
terpencil dan pesisir.
(PAD) dari 900 milyar menjadi 1,5 Triliun.
BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Rumusan Strategi Pembangunan Aceh (2012-2017)
Misi 3 : Memperkuat struktur ekonomi dan kualitas sumber daya manusia Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
7. Meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat non migas (ADHK) dari 6,7 juta menjadi 8,5 juta.
8. Menurunnya angka pengangguran terbuka
3. Pengembangan dan peningkatan
Menyediakan lapangan kerja
Aceh dari 7,43 persen menjadi 5 persen;
keahlian tenaga kerja lokal yang
dan kesempatan berusaha
9. Menurunnya angka kemiskinan Aceh dari
kompetitif untuk menurunkan angka
serta meningkatkan kualitas
19,57 persen menjadi 9,50 persen.`
pengangguran terbuka dan kemiskinan . tenaga kerja.
10. Meningkatnya profesionalisme Badan
4. Peningkatan kualitas SDM yang
Mendorong pengembangan
Usaha Milik Aceh (BUMA).
mendukung profesionalisme peran
sektor usaha produktif dan
Badan Usaha Milik Pemerintah Aceh
penyertaan modal serta
(BUMA) untuk mempercepat
meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Aceh profesionalisme pengelolaan
. BUMA.
11. Meningkatnya investasi asing dari USD 2,3
5. Peningkatan pertumbuhan investasi
Meningkatkan promosi
M menjadi USD 10 M.
asing dan dalam negeri serta peran
investasi dan memberi
12. Meningkatnya investasi dalam negeri dari
lembaga otoritas investasi .
kemudahan investasi serta
Rp 6,3 T menjadi Rp 30 T.
meningkatkan peran lembaga
13. Meningkatnya peran dan fungsi lembaga
otoritas investasi.
otoritas investasi dalam mengembangkan usaha penjamin hasil produksi pertanian dan perikanan.
14. Meningkatnya keberdayaan dan
6. Pemberdayaan ekonomi lokal masyarakat
Menyediakan akses modal
kemandirian ekonomi masyarakat lokal.
dengan penyediaan fasilitas usaha mikro
dan pasar bagi usaha mikro
dan menengah.
dan menengah.
15. Tercapainya tujuan pembangunan
7. Pencapaian tujuan pembangunan
Meningkatkan kualitas dan
milenium (MDGs) bidang pendidikan pada
milenium (MDGs) bidang pendidikan
distribusi guru, penyediaan
tahun 2015.
pada tahun 2015 .
sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas secara proporsional serta menerapkan bebas biaya pendidikan wajib belajar 12 tahun
BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Rumusan Strategi Pembangunan Aceh (2012-2017)
Misi 3 : Memperkuat struktur ekonomi dan kualitas sumber daya manusia Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
16. Meningkatnya kualitas pendidikan dasar,
8. Peningkatan kualitas pendidikan
Menyediakan sarana dan
pendidikan menengah, pendidikan dayah,
berbasis keahlian dan kebutuhan pasar prasarana pendidikan yang
pendidikan vokasional dan pendidikan
tenaga kerja .
berkualitas.
tinggi dalam memenuhi kebutuhan ketenagakerjaan.
17. Tercapainya tujuan pembangunan
9. Pencapaian tujuan pembangunan
Meningkatkan kualitas dan
milenium (MDGs) bidang kesehatan pada
milenium (MDGs) bidang Kesehatan
kuantitas tenaga medis dan
tahun 2015.
pada tahun 2015 paramedis yang didukung
18. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan
10. Peningkatan pelayanan kesehatan yang sarana prasarana kesehatan
melalui pemenuhan kebutuhan
profesional dan pelayanan kesehatan
yang sesuai standar.
sumberdaya kesehatan dengan menjaga keseimbangan antar wilayah.
gratis bagi masyarakat miskin .
19. Meningkatnya penyediaan pelayanan medik spesialistik dan kesehatan jiwa serta tersedianya obat esensial di sarana pelayanan dasar dan rujukan.
20. Terjaminnya pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin Aceh dengan jaminan kesehatan berbasis asuransi sosial atau Jaminan Kesehatan Masyarakat Aceh (JKMA).
21. Menurunnya angka kesakitan dan
11. Penurunan angka kesakitan dan
Melakukan pencegahan
kematian akibat penyakit menular dan
kematian akibat penyakit menular dan
(preventif ) dan pengobatan
tidak menular.
tidak menular .
(kuratif) terhadap penyakit menular dan tidak menular serta sosialisasi PHBS yang didukung tenaga penyuluh kesehatan yang memadai dan berkualitas.
BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Rumusan Strategi Pembangunan Aceh (2012-2017)
Misi 4 : Melaksanakan pembangunan Aceh yang proporsional, terintegrasi dan berkelanjutan Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
1. Mewujudkan
Meningkatkan dan pembangunan
1. Meningkatnya pembangunan yang terintegrasi 1. Peningkatan pembangunan yang
mengoptimalkan yang
Aceh
dengan berbagai sektor pembangunan secara
terintegrasi dan berkelanjutan .
pembangunan infrastruktur terintegrasi
proporsional,
berkelanjutan.
yang terintegrasi dan berkelanjutan
dan
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan daerah.
2. Meningkatnya keselarasan dan keserasian
2. Pemeliharaan dan peningkatan
Memelihara dan
program pembangunan Aceh antara RKPA,
infrastruktur (jalan, irigasi, pelabuhan) meningkatkan pembangunan
RPJMA, RPJPA, RTRWA dan dokumen
terutama di daerah tertinggal, daerah
infrastruktur jalan, irigasi
lainnya;
terdepan, daerah terluar dan pasca
untuk mendukung
3. Meningkatnya pembangunan infrastruktur
konflik pertumbuhan ekonomi antar
antara wilayah dan daerah yang seimbang
wilayah.
dan proporsional sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan potensi daerah;
4. Meningkatnya kondisi mantap jalan provinsi dari 80 persen menjadi 100 persen;
5. Berkurangnya panjang jalan provinsi yang belum tembus dari 70 km menjadi 0 km;
6. Meningkatnya indeks areal terairi dari 56,07 persen menjadi 75 persen.
7. Meningkatnya kapasitas adaptasi dan
3. Peningkatan kapasitas kelembagaan
Meningkatkan sosialisasi
mitigasi masyarakat terhadap bencana dan
dan kesadaran masyarakat dalam
tentang adaptasi dan mitigasi
pengelolaan lingkungan yang berkualitas.
pelestarian lingkungan .
bencana serta pengelolaan lingkungan.
BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Rumusan Strategi Pembangunan Aceh (2012-2017)
Misi 5 : Mewujudkan peningkatan nilai tambah produksi masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan SDA Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
1. Mewujudkan
1. Meningkatnya ketahanan dan kemandirian
1. Peningkatan produksi, produktivitas
peningkatan nilai
Meningkatkan produksi, tambah produksi
pangan Aceh.
dan kontinyuitas produk pertanian,
produktifitas, distribusi masyarakat dan
2. Menurunnya jumlah daerah rawan pangan
kehutanan, kelautan dan perikanan
(kecamatan) dari 52,99 persen menjadi 20
unggulan untuk mendukung ketahanan pangan serta pemanfaatan
teknologi untuk optimalisasi
persen.
pangan dan nilai tambah produk
meningkatkan nilai tambah pemanfaatan SDA
3. Meningkatnya produktivitas dan nilai
berbasis pangsa pasar .
tambah pertanian, perkebunan,
produk pertanian.
peternakan, perikanan, dan kehutanan 4. Meningkatnya luasan areal pertanian yang
2. Peningkatan pendapatan masyarakat
Mengidentifikasi dan
baru.
melalui intensifikasi dan ekstensifikasi
memanfaatkan lahan
areal pertanian .
terlantar untuk mengembangkan kawasan pertanian berbasis komoditi unggulan daerah.
5. Terciptanya pusat pertumbuhan ekonomi
3. Pembangunan pusat pertumbuhan
Menyediakan sarana dan
( growth pole and growth center ) sebagai
ekonomi sebagai daya saing wilayah .
prasarana pendukung dan
daya saing wilayah.
kelembagaan serta SDM profesional untuk pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi.
6. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan
4. Peningkatan pemahaman masyarakat
Melaksanakan pelatihan dan
kesadaran masyarakat dalam pelestarian
terhadap bencana dan kelestarian
sosialisasi tentang kelestarian
7. Meningkatnya produk unggulan lokal yang
5. Peningkatan produk unggulan lokal
Meningkatkan keterampilan
kreatif, inovatif, serta memiliki nilai
masyarakat yang dapat bersaing di
pelaku ekonomi masyarakat
kekhasan.
pasar lokal dan internasional .
dan dukungan terhadap permodalan serta akses pasar.
8. Meningkatnya pemanfaatan sumber daya
6. Pemanfaatan sumberdaya energi
Mengidentifikasi dan
alam terbarukan dan tidak terbarukan yang
terbarukan dan tidak terbarukan secara memanfaatkan sumber
berkelanjutan;
optimal dan berkelanjutan .
energi terbarukan dan tidak
9. Meningkatnya eksplorasi sumberdaya alam
terbarukan secara lestari.
secara lestari dan berkelanjutan.
BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Rumusan Strategi Pembangunan Aceh (2012-2017)
6.3. Arah Kebijakan
Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Oleh karena itu, selama periode RPJM Aceh 2012-2017 arah kebijakan pembangunan Aceh untuk setiap tahunnya diuraikan sebagai berikut.
6.3.1. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun Pertama (2013)
Arah kebijakan pembangunan tahun pertama difokuskan pada upaya untuk mengatasi berbagai permasalahan pembangunan untuk segera ditangani, antara lain: kemiskinan, pengangguran, pangan, infrastruktur (jalan, irigasi, pelabuhan) dan perumahan layak huni untuk masyarakat miskin serta peningkatan produktivitas komoditi unggulan daerah. Upaya untuk menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran juga difokuskan melalui pengembangan ekonomi masyarakat lokal. Disamping itu, upaya pembenahan birokrasi pemerintahan yang lebih akuntabel dan transparan serta penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih baik menjadi fokus prioritas yang akan ditangani pada tahun pertama. Peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat juga didorong untuk lebih ditingkatkan melalui pelayanan kesehatan dan pendidikan yang terjangkau semua lapisan masyarakat. Demikian juga upaya pemerintah untuk menjaga keberlanjutan perdamaian, mengatasi permasalahan sosial dan budaya serta penerapan dinul islam menjadi fokus prioritas pada tahun pertama.
6.3.2. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun Kedua (2014)
Arah kebijakan pembangunan tahun kedua merupakan lanjutan dari tahun pertama pelaksanaan RPJM Aceh 2012-2017. Penanganan permasalahan pembangunan yang mendesak seperti kemiskinan, pengangguran, pangan, infrastruktur (jalan, irigasi, pelabuhan) dan perumahan layak huni untuk masyarakat miskin serta peningkatan produktivitas komoditi unggulan daerah terus dilaksanakan secara konsisten untuk memastikan adanya penyelesaian yang komprehensif terhadap permasalahan tersebut. Demikian juga pengembangan ekonomi masyarakat lokal terus dilanjutkan secara konsisten untuk menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan kepada masyarakat terus dilaksanakan dengan terus melakukan penyempurnaan dan perbaikan terhadap sistem dan mekanisme pelayanan yang diberikan. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan yang profesional dan kredibel serta
BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Arah Kebijakan BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Arah Kebijakan
Selain terus melakukan upaya penanganan diatas, pada tahun kedua pelaksanaan RPJM Aceh 2012-2017 diarahkan juga pada pengembangan budaya dalam pembangunan daerah melalui berbagai program dan kegiatan untuk mendorong pengembangan budaya dalam kehidupan sehari-hari. Upaya untuk mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah perlu terus ditingkatkan dengan pemberdayaan lembaga kemasyarakatan, pemberdayaan gender, peningkatan peran pemuda dan pembangunan keolahragaan yang melibatkan masyarakat. Reformasi birokrasi secara menyeluruh akan dilaksanakan dalam semua aspek pemerintahan daerah sehingga terjadi percepatan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik yang mendukung keberlanjutan perdamaian. Pada tahap ini, peletakan dasar untuk mendukung pengembangan agroindustri telah dilakukan dengan memfasilitasi berkembangnya investasi sesuai dengan komoditi unggulan daerah.
6.3.3. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun Ketiga (2015)
Arah kebijakan pembangunan tahun ketiga dilaksanakan untuk memastikan kesinambungan upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam periode pembangunan tahun pertama dan kedua dengan tetap menekankan pada perbaikan dan penyempurnaan pelayanan pemerintahan daerah. Kebijakan pembangunan daerah lebih menekankan pada orientasi hasil di lapangan berdasarkan upaya yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Penanganan permasalahan pembangunan yang mendesak seperti kemiskinan
dan pengangguran, permukiman layak huni, pangan, pengangguran, pangan, infrastruktur (jalan, irigasi, pelabuhan) dan perumahan layak huni untuk masyarakat miskin serta peningkatan produktivitas komoditi unggulan daerah harus menunjukan hasil nyata di lapangan yang dapat dirasakan masyarakat serta adanya perkembangan yang berarti dalam penyelesaian masalah tersebut. Agroindustri komoditas unggulan daerah sudah berkembang sehingga dapat diandalkan untuk meningkatkan pendapatan asli Aceh.
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan sudah menjadi sistem pelayanan yang melembaga dan lebih profesional untuk pencapaian target pembangunan milenium pada tahun 2015. Peningkatan pelayanan publik dapat diukur secara langsung berdasarkan tingkat kepuasan masyarakat yang memanfaatkan pelayanan tersebut. Pelayanan kesehatan tidak lagi terpusat di ibukota provinsi melainkan dapat diakses di regional melalui pembangunan rumah sakit di 4 (empat) regional. Pengembangan budaya dalam pembangunan sudah diapresiasi oleh masyarakat yang terlihat dari
BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Arah Kebijakan
Peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah, pemberdayaan lembaga kemasyarakatan, pemberdayaan gender, peningkatan peran pemuda dan pembangunan keolahragaan yang melibatkan masyarakat juga menjadi fokus pembangunan. Pelaksanaan reformasi birokrasi terus dilaksanakan secara konsisten sehingga terjadi perubahan signifikan dalam wajah birokrasi pemerintahan Aceh.
Pada tahun ketiga ini investasi telah berkembang untuk meningkatkan pendapatan asli Aceh yang didukung oleh sumberdaya manusia yang handal dan Badan usaha milik Aceh yang dikelola secara profesional. Selanjutnya investasi diarahkan untuk mengembangkan sumber daya alam terbarukan sebagai potensi energi untuk mengatasi krisis energi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.
6.3.4. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun Keempat (2016)
Arah kebijakan pembangunan tahun keempat adalah untuk memantapkan capaian pembangunan yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya dengan terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada upaya-upaya yang dilakukan pemerintah daerah. Pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pada tahun keempat diarahkan pada upaya untuk mensinergikan capaian pembangunan di masing-masing bidang/sektor agar terwujud pembangunan Aceh yang terintegrasi.
Arah kebijakan pembangunan Aceh ditekankan pada pengembangan kawasan- kawasan strategis yang memiliki potensi ekonomi yang melibatkan para pemangku kepentingan termasuk dukungan terhadap kemudahan investasi yang terkait dengan pengembangan agroindustri. Pemerintah Aceh mendorong bagaimana penataan dan revitalisasi kawasan dapat meningkatkan daya saing ekonomi Aceh di tingkat global dan regional. Pada tahap ini, angka kemiskinan dan pengangguran Aceh diharapkan telah mengalami penurunan yang signifikan dan daerah-daerah yang mengalami rawan pangan sudah teratasi. Nilai tambah produk komoditas unggulan sudah menunjukkan hasil yang nyata. Akses jalan yang menjangkau wilayah terisolir sudah dapat diselesaikan secara baik. Selain itu, pencapaian target tujuan pembangunan milenium khususnya pelayanan kesehatan dan mutu pendidikan tidak hanya dijaga agar tetap konsisten, melainkan juga pelayanan kesehatan dan pendidikan menjadi daya tarik bagi masyarakat luar dan dalam Aceh sehingga dapat menambah pendapatan Asli Aceh.
BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Arah Kebijakan
6.3.5. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun Kelima (2017)
Pada tahun kelima pelaksanaan RPJM Aceh 2012-2017 merupakan tahap konsolidasi untuk memastikan terjadinya perubahan dan pencapaian sasaran pembangunan jangka menengah daerah sesuai dengan target yang ditetapkan. Arah kebijakan pembangunan tahun kelima difokuskan pada bidang/sektor yang masih perlu ditingkatkan pencapaian kinerjanya berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi terhadap capaian program prioritas yang telah dilaksanakan selama 4 tahun terakhir. Selain itu, capaian pembangunan daerah pada tahun kelima menjadi dasar untuk penyusunan rencana dan kebijakan pembangunan pada periode ketiga pelaksanaan RPJP Aceh 2005-2025. Pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pada tahun kelima tetap diarahkan pada upaya untuk mensinergikan capaian pembangunan di masing-masing bidang/sektor dengan memperhatikan program-program prioritas yang perlu dipercepat pencapaian targetnya. Pada tahun kelima ini, target pembangunan Aceh sudah dapat dicapai secara menyeluruh sesuai dengan yang telah ditetapkan.
BAB VI – RPJM Aceh 2012-2017 | Arah Kebijakan
215
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Visi dan Misi pembangunan Pemerintah Aceh perlu dijabarkan kedalam kebijakan umum dan program prioritas disertai kebutuhan pendanaan yang merupakan program unggulan Pemerintah Aceh. Berdasarkan analisis strategi dan arah kebijakan pembangunan pada BAB VI maka pemerintah Aceh menyusun 10 (sepuluh) prioritas pembangunan sebagai berikut: 1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; 2) Keberlanjutan Perdamaian; 3) Dinul Islam, Adat dan Budaya; 4) Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah Produk; 5) Penanggulangan Kemiskinan; 6) Pendidikan; 7) Kesehatan; 8) Infrastruktur yang Terintegrasi; 9) Sumber Daya Alam Berkelanjutan; dan 10) Kualitas Lingkungan dan Kebencanaan. Selanjutnya kebijakan umum yang disusun berdasarkan 10 (sepuluh) prioritas pembangunan tersebut mengacu kepada arah kebijakan pembangunan setiap tahunnya yang telah diuraikan pada BAB VI.
Kebijakan umum pada hakekatnya merupakan acuan untuk menyusun program unggulan dengan target indikator kinerja menurut urusan. Dengan demikian, kebijakan umum dan program unggulan yang disampaikan dalam RPJM Aceh ini hanya yang bersifat prioritas yang menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) dan pedoman penyusunan RPJM Kabupaten/Kota. Selanjutnya operasional dan program prioritas pemerintah Aceh yang disertai dengan target capaian program dan pendanaannya untuk 5 (lima) tahun dituangkan dalam BAB VIII. Selanjutnya, penjelasan kebijakan umum dan program unggulan berdasarkan 10 (sepuluh) prioritas pembangunan Aceh dijelaskan secara rinci pada Tabel 7.1.
BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Tabel 7.1 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Aceh
Prioritas Pembangunan/Kebijakan
Capaian Kinerja
No
Bidang SKPA Penanggung Umum
Program Pembangunan
Indikator Kinerja (Outcome)
Awal
Akhir
Urusan Jawab
I REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA
1 Penuntasan Penyelesaian peraturan- peraturan pelaksana UUPA
Wajib Biro Hukum Peningkatan transparansi dan
1 Program Penataan Peraturan Perundang-
Meningkatnya ketersediaan peraturan
undangan
perundang-undangan
Badan Kepegawaian, 2 akuntabilitas penyelenggaraan
Pendidikan, dan pemerintahan
Program Pembinaan dan Pengembangan
Aparatur;
Meningkatnya disiplin aparatur
Wajib Pelatihan Badan Kepegawaian,
3 Program Pendidikan Kedinasan;
Meningkatnya kapasitas aparatur
Wajib Pendidikan, dan Pelatihan
4 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan;
Meningkatnya kualitas perencanaan
Wajib Bappeda Dinas Pengelolaan
5 Program Peningkatan dan Pengembangan
Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi
Pengelolaan Keuangan Daerah;
pengelolaan keuangan Pemerintah Aceh
Wajib Keuangan dan Kekayaan Aceh
6 Program penguatan akuntabilitas kinerja
Meningkatnya kepatuhan hukum instansi
instansi pemerintah; *) Program Baru
pemerintah
Wajib Inspektorat
7 Program peningkatan pelayanan publik;
Meningkatnya pelayanan publik di bidang perizinan dan non perizinan
Wajib BP2T Badan Kepegawaian,
8 Program Pembinaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Aparatur;
Meningkatnya disiplin aparatur
Wajib Pendidikan, dan Pelatihan Badan Kepegawaian,
9 Program fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS.
Meningkatnya pemerataan aparatur berdasarkan kompetensi
Wajib Pendidikan, dan Pelatihan Satuan Polisi
10 Program koordinasi pelestarian dan kapasitas kegiatan PPNS;
Meningkatnya disiplin PNS
Wajib Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah
Wajib RSUZA Penguatan birokrasi pemerintahan
11 Program Peningkatan Akuntabilitas dan
Meningkatnya akuntabilitas dan administrasi
Administrasi Keuangan BLUD; *) Program Baru
keuangan
Badan Kepegawaian, 3 dan penegakan supremasi hukum
Program peningkatan kapasitas sumberdaya
1 aparatur;
Meningkatnya kapasitas aparatur
Wajib Pendidikan, dan Pelatihan Badan
2 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Gampong;
Meningkatnya Kapasitas Aparatur Gampong
Wajib Pemberdayaan Masyarakat Badan
3 Program Peningkatan Imum Mukim dan Kelembagaannya;
Meningkatnya pelayanan mukim
Wajib Pemberdayaan Masyarakat
4 Program peningkatan kualitas kelembagaan perangkat Aceh; *) Program Baru
Meningkatnya kinerja SKPA dan SKPK
Wajib Biro Tata Pemerintahan
5 Program peningkatan kelembagaan dan
Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan
Wajib Biro Tata Pemerintahan
aparatur;
aparatur
6 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga
Meningkatnya Kapasitas Lembaga Perwakilan
Perwakilan Rakyat Daerah
Rakyat Daerah
Wajib Sekretariat DPRA
BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
No Prioritas Pembangunan/Kebijakan
Bidang SKPA Penanggung Umum
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Indikator Kinerja (Outcome)
Awal
Akhir
Urusan Jawab
Program Peningkatan, Pembinaan,
7 Pengembangan dan Kesejahteraan Sekretariat
Meningkatnya pelayanan lembaga DPRA
kepada masyarakat
Wajib Sekretariat DPRA
DPRA;
8 Program penataan daerah otonomi baru;
Meningkatnya kualitas pelayanan pemerintah
Wajib Biro Tata Pemerintahan
9 Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah;
Meningkatnya Pelayanan Kedinasan KDH/WKDH
Wajib Perwakilan Medan
10 Program peningkatan pelayanan masyarakat di
Meningkatnya Pelayanan Masyarakat Aceh di
Kantor Penghubung
luar daerah;
Jakarta dan sekitarnya
Wajib Pemerintah Aceh di Jakarta
Wajib Sekretariat Korpri Peningkatan peran serta masyarakat
11 Program peningkatan kapasitas kelembagaan organisasi KORPRI;
Meningkatnya kapasitas lembaga KORPRI
dan seluruh stakeholder dalam 4 perencanaan, penganggaran,
Wajib Biro Tata pelaksanaan dan pengawasan
1 Program pemilihan kepala daerah dan Pemilu
Meningkatnya kualitas PEMILU KADA dan
Pemerintahan pembangunan
legislatif
Wajib Biro Tata Pemerintahan Penguatan pengawasan keuangan
2 Program koordinasi peningkatan kapasitas
Meningkatnya pelayanan kependudukan dan
kependudukan dan catatan sipil
cacatan sipil
Program peningkatan sistem pengawasan
5 dan pembinaan administrasi anggaran
Wajib Inspektorat secara transparan dan akuntabel
1 internal dan pengendalian pelaksanaan
Menurunnya Penyelewengan Keuangan Daerah
kebijakan kepala daerah
dan Mencegah terjadinya KKN
2 Peningkatan Profesionalisme tenaga pemeriksa
Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi
dan aparatur pengawasan
Aparatur Pengawasan
Wajib Inspektorat
3 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi
Dinas Pengelolaan
pengelolaan keuangan Pemerintah Aceh
Wajib Keuangan dan Kekayaan Aceh
4 Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan
Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi
Dinas Pengelolaan
Wajib Keuangan dan Kekayaan Aceh Penataan tatalaksana yang efektif, 6 efisien dan berbasis teknologi
Keuangan Kabupaten/Kota
pengelolaan keuangan kab/kota
1 Program peningkatan kualitas ketatalaksanaan;
informasi
*)Program Baru
Meningkatnya kualitas pelayanan publik
Wajib Biro Organisasi
2 Program penataan administrasi kependudukan;
Meningkatnya validitas data dan informasi kependudukan secara elektronik
Wajib Dinas Registrasi Kependudukan
Dinas Pengelolaan pendapatan Aceh
7 Peningkatan efisiensi dan efektifitas
Program optimalisasi penataan pendapatan
1 Aceh *)=Program Baru
Meningkatnya PAD
Wajib Keuangan dan Kekayaan Aceh Dinas Pengelolaan
2 Program revitalisasi sumber pendapatan Aceh *)=Program Baru
Meningkatnya PAD
Wajib Keuangan dan Kekayaan Aceh
II KEBERLANJUTAN PERDAMAIAN
Pengarusutamaan Perdamaian dalam
1 Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi
Wajib Biro Tata pembangunan
Program Sinkronisasi dan Harmonisasi
Pembangunan; *) Program Baru
1 Meningkatnya integrasi pembangunan
Pemerintahan
2 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
Meningkatnya kapasitas kelembagaan peka
Peka Konflik
konflik
Wajib Biro Organisasi
BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
No Prioritas Pembangunan/Kebijakan Bidang SKPA Penanggung Umum
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Indikator Kinerja (Outcome)
Awal
Akhir
Urusan Jawab
Pemantapan Koordinasi dan Pemberdayaan
Satuan Polisi
3 masyarakat, aparatur untuk menjaga ketertiban
Meningkatnya implementasi qanun untuk
dan ketentraman serta penegakan Qanun
meningkatkan PAD
Wajib Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Badan Kesbang
4 Program penguatan keberlanjutan perdamaian
Terbinanya keberlanjutan perdamaian
Wajib Politik dan
Aceh;
Perlindungan Masyarakat
2 Peningkatan pemahaman tentang
Satuan Polisi bina pembangunan perdamaian
1 Peningkatan kapasitas SDM Pol PP dan WH serta linmas
Meningkatnya kapasitas Pol-PP, WH dan Linmas
Wajib Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah
2 Program Kerjasama Informasi dengan Media
Meningkatnya pemahaman tentang UUPA pada
Wajib Biro Hukum dan
Humas Badan Kesbang 3 Pencegahan, Mitigasi, dan Resolusi Konflik
Massa
masyarakat dan pemerintah
1 Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
Meningkatnya Ketertiban dan Keamanan
Wajib Politik dan Perlindungan Masyarakat Badan Kesbang
2 Program Pemberdayaan Masyarakat untuk
Meningkatnya Ketertiban dan Keamanan
Wajib Politik dan
Menjaga Ketertiban dan Keamanan
Perlindungan Masyarakat
Promosi, Konsolidasi, dan Badan Kesbang 4 Transformasi Pembangunan
Politik dan Perdamaian
1 Program Promosi Perdamaian Aceh; *) Program
Baru
Meningkatnya Investasi di Aceh
Wajib Perlindungan Masyarakat Badan Kesbang
2 Program Konsolidasi Perdamaian Aceh
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga perdamaian
Wajib Politik dan Perlindungan Masyarakat
Wajib Dinas Pendidikan Badan Kesbang 5 Pendidikan Politik dan
3 Program Transformasi Penanganan Konflik Aceh
Wajib Politik dan Kewarganegaraan
1 Program Pendidikan Politik Masyarakat
Meningkatnya kesadaran dan partisipasi politik
masyarakat
Perlindungan Masyarakat
2 Program Kemitraan Wawasan Kebangsaan
Meningkatnya wawasan kebangsaan
Wajib Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Badan Kesbang
3 Program pembentukan dan penguatan pusat
Terbentuknya pusat pendidikan kebangsaan
Wajib Perlindungan Masyarakat
Politik dan
pendidikan kebangsaan;
Badan Kesbang
4 Program pembauran kebangsaan
Meningkatnya toleransi kebangsaan
Wajib Politik dan Perlindungan Masyarakat Badan Kesbang
5 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Meningkatnya wawasan kebangsaan masyarakat
Wajib Politik dan Perlindungan Masyarakat
6 Program Transformasi Penanganan Konflik
Terselenggaranya pendidikan tentang
Wajib Dinas
Aceh
perdamaian
Pendidikan/MPD
BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
No Prioritas Pembangunan/Kebijakan Bidang SKPA Penanggung Umum
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Indikator Kinerja (Outcome)
Awal
Akhir
Urusan Jawab
Badan Kesbang
7 Program Pengembangan Data dan Informasi
Meningkatnya data dan informasi tentang
Wajib Politik dan
kebangsaan
Perlindungan Masyarakat
Program Peningkatan kapasitas Pelayanan
Satuan Polisi
8 informasi, Komunikasi, Sosialisasi dan
Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang keamanan dan ketertiban
Wajib Pamong Praja dan
Wilayatul Hisbah Satuan Polisi 6 Pemberdayaan dan pembinaan masyarakat korban konflik
Hubungan Masyarakat serta instansi terkait
1 Program pembinaan masyarakat korban konflik;
Meningkatnya pembinaan masyarakat korban
*) Program Baru
konflik
Wajib Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah
III DINUL ISLAM, ADAT DAN BUDAYA
Peningkatan pengetahuan dan 1 wawasan sejarah dan nilai-nilai
Wajib Sekretariat MAA masyarakat
Program Pelestarian dan Pembinaan Adat
budaya Aceh dalam kehidupan
1 Istiadat;
Meningkatnya kelestarian adat istiadat
2 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan
Adat;
Meningkatnya kapasitas lembaga adat
Wajib Sekretariat MAA
3 Program Pengkajian Adat dan Adat istiadat;
Meningkatnya pemahaman adat dan adat istiadat
Wajib Sekretariat MAA
4 Program Pembinaan dan Pengembangan
Hukum Adat;
Meningkatnya kapasitas lembaga adat
Wajib Sekretariat MAA
5 Program Pengelolaan Keragaman Khasanah
Adat dan Adat Istiadat;
Meningkatnya kelestarian adat dan adat istiadat
Wajib Sekretariat MAA
6 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana
Kebudayaan;
Tersedianya alat-alat kesenian tradisional
Wajib Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
7 Program Pengembangan Nilai Budaya;
Meningkatnya pemahaman nilai-nilai Budaya kepada masyarakat
Wajib Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
8 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya;
Terpeliharanya benda budaya
Wajib Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
9 Program Pengelolaan Keragaman Budaya;
Terpeliharanya keragaman budaya
Wajib Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
10 Program Pengembangan Kerjasama
Pengelolaan Kekayaan Budaya;
Terwujudnya Kemitraan Budaya
Wajib Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Biro Keistimewaan
Wajib dan Kesejahteraan Rakyat Pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam di 2 dalam penyelenggaraan
11 Program Peningkatan Kualitas Pendidikan,
Meningkatnya Kualitas Pendidikan dan
Kebudayaan dan Adat Istiadat;
Kebudayaan
Wajib Dinas Syariat Islam pemerintahan
1 Program Peningkatan Pemahaman,
Meningkatnya pemahaman, penghayatan, dan
Penghayatan, dan Pengamalan Al-Qur'an;
pengamalan Al-Qur'an
2 Program peningkatan zakat, harta waqaf, harta
Meningkatnya profesionalisme pengelolaan
agama dan perwalian; *) Program Baru
zakat, harta waqaf, harta agama dan perwalian
Wajib Baitul Mal
3 Program Peningkatan ZIS dan Pembinaan Kelembagaan;
Meningkatnya Pendapatan ZIS untuk PAD
Wajib Baitul Mal
4 Program pembinaan lembaga sosial
Meningkatnya kapasitas lembaga sosial
keagamaan; *) Program Baru
keagamaan
Wajib Dinas Syariat Islam
5 Program Peningkatan pemahaman keagamaan bagi aparatur; *)=Program Baru
Wajib Dinas Syariat Islam
BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
No Prioritas Pembangunan/Kebijakan Umum
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Indikator Kinerja (Outcome)
Bidang SKPA Penanggung
Awal
Akhir
Urusan Jawab
Peningkatan kesejahteraan
Biro Keistimewaan 3 masyarakat miskin dan penyandang
dan Kesejahteraan masalah sosial
Program Peningkatan Kualitas Kesejahteraan
Rakyat;
Meningkatnya kualitas Kesejahteraan Rakyat
Wajib Rakyat
Program Pemberdayaan Fakir Miskin Komunitas
2 Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya,
Menurutnya angka kemiskinan dan penyandang
masalah kesejahteraan sosial
Wajib Dinas Sosial
3 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial,
Meningkatnya pelayanan sosial bagi masyarakat
Wajib Dinas Sosial
4 Program Pembinaan Anak Terlantar,
Menurunnya jumlah anak terlantar
Wajib Dinas Sosial
5 Program Pembinaan Para Penyandang Cacat
Meningkatnya pelayanan untuk penyandang
dan Trauma,
cacat dan trauma
Wajib Dinas Sosial
6 Program Pembinaan Panti Asuhan / Panti Jompo
Meningkatnya pelayanan panti asuhan
Wajib Dinas Sosial
Program Pembinaan Eks. Penyandang Penyakit 7 Sosial (eks. Narapidana; PSK; Narkoba dan
Meningkatnya ketrampilan penyandang
penyakit sosial
Wajib Dinas Sosial
Penyakit sosial lainnya),
8 Program Pemberdayaan Kelembagaan
Meningkatnya kualitas kelembagaan
Kesejahteraan Sosial.
kesejahteraan sosial
Wajib Dinas Sosial
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
Biro Keistimewaan
9 Program Pembinaan Sosial Kemasyarakatan.
pembangunan
Wajib dan Kesejahteraan Rakyat Badan
4 Peningkatan kapasitas kelembagaan
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat
gampong dan mukim
1 Gampong;
Meningkatnya kapasitas lembaga gampong
Wajib Pemberdayaan Masyarakat
2 Program Pengembangan Lembaga Ekonomi
Badan
Gampong;
Meningkatnya kapasitas lembaga gampong
Wajib Pemberdayaan Masyarakat
3 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat
Badan
Dalam Membangun Gampong;
gampong melalui Badan Usaha Milik Gampong
Wajib Pemberdayaan
Masyarakat Peningkatan kualitas dan efektifitas 5 penyebaran nilai-nilai Dinul Islam
(BUMG)
1 Program Penyediaan da’i perbatasan,
Meningkatnya kapasitas dan kuantitas da'i
dalam kehidupan masyarakat
perdesaan dan perkotaan; *) Program Baru
perbatasan, perdesaan dan perkotaan
Wajib Dinas Syariat Islam
2 Program Pembinaan Dakwah dan Syiar Islam;
Meningkatnya pemahaman wawasan dinul islam
Wajib Dinas Syariat Islam
3 Program Peningkatan pemahaman keagamaan
Meningkatnya pemahaman wawasan dinul
bagi masyarakat; *) Program Baru
islam
Wajib Dinas Syariat Islam
Wajib Dinas Syariat Islam Peningkatan kapasitas aparatur 6 pelaksana nilai-nilai Dinul Islam dan peran serta ulama dalam
4 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Meningkatnya sarana dan prasarana
Keagamaan
keagamaan
Wajib Dinas Syariat Islam penyelenggaraan pemerintahan
1 Program Peningkatan Pemahaman Wawasan Islam
Meningkatnya pemahaman wawasan islam
2 Hisbah (WH);
Program Pembinaan dan Koordinasi Wilayatul
Satuan Polisi
Meningkatnya kapasitas WH
Wajib Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah
Program Peningkatan Sumber Daya dan Peran
Meningkatnya peran ulama dalam
Majelis
3 Ulama;
pembangunan Aceh
Wajib Permusyawaratan Ulama
BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
No Prioritas Pembangunan/Kebijakan
Bidang SKPA Penanggung Umum
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Indikator Kinerja (Outcome)
Awal
Akhir
Urusan Jawab
Program Peningkatan Silaturahmi dan 4 Koordinasi antara Umara dan Ulama; *)
Meningkatnya hasil pembangunan yang sesuai
Majelis
dengan Dinul Islam
Wajib Permusyawaratan
Program Baru
Ulama
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan
Meningkatnya Pelayanan Agama dan Lembaga
Biro Keistimewaan
5 Agama, Pelayanan Kehidupan Beragama dan Peran Ulama;
Keagamaan
Wajib dan Kesejahteraan Rakyat
Wajib Dinas Syariat Islam Penjaminan hak-hak kerukunan
6 Program Pengembangan dan Pemberdayaan
Meningkatnya pelayanan peradilan mahkamah
Peradilan Syariah
syariah
Wajib Dinas Syariat Islam toleransi dan kedamaian
7 beragama dalam upaya peningkatan
1 Program Peningkatan Kehidupan Beragama dan
Toleransi Umat Beragama
Meningkatnya toleransi beragama
8 Peningkatan dan Pemberdayaan Wajib Dinas Pemuda dan Pemuda dan Olahraga
1 Program Pengembangan Keserasian Kebijakan Pemuda;
Tersedianya regulasi kepemudaan
Olahraga
2 Program Peningkatan Peran serta kepemudaan;
Meningkatnya partisipasi pemuda dalam
Wajib Dinas Pemuda dan
pembangunan
Olahraga
3 Program Peningkatan Upaya Pertumbuhan
Meningkatnya jiwa kewirausahaan pemuda
Wajib Dinas Pemuda dan
Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda;
Olahraga
4 Program Pengembangan Kebijakan dan
Meningkatnya mutu olah raga
Dinas Pemuda dan
Manajemen Olahraga;
Wajib Olahraga
5 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan
Olahraga;
Meningkatnya mutu olah raga
Wajib Dinas Pemuda dan Olahraga
6 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga;
Meningkatnya mutu olah raga
Wajib Dinas Pemuda dan Olahraga
7 Program Pembinaan Kepanduan.
Meningkatnya kualitas pemuda
Wajib Dinas Pemuda dan Olahraga
8 Program pembinaan olah raga seni dan budaya
Meningkatnya prestasi olahraga seni dan
KORPRI;
budaya bagi anggota KORPRI
Wajib Sekretariat Korpri
9 Program pembinaan mental da rohani anggota
Meningkatnya kualitas mental dan rohani
KORPRI;
anggota KORPRI
Wajib Sekretariat Korpri
Wajib Olahraga Badan 9 Peningkatan kualitas anak dan
10 Program pembinaan olah raga tradisional Aceh;
Meningkatnya kelestarian olah raga tradisional
Dinas Pemuda dan
*)=Program baru
Aceh
Pemberdayaan kapasitas perempuan
1 Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan;
Meningkatnya kebijakan yang berpihak kepada
perempuan dan anak
Wajib Perempuan dan Perlindungan Anak
Meningkatnya kapasitas kelembagaan PUG dan
Badan
2 Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak;
anak serta terlaksananya perencanaan dan
Wajib Pemberdayaan
penganggaran yang responsif gender
Perempuan dan Perlindungan Anak
Badan
3 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan
Meningkatnya kualitas hidup dan efektifitas
Pemberdayaan
Perlindungan Perempuan;
perlindungan bagi perempuan dan anak
Wajib Perempuan dan Perlindungan Anak Badan
4 Program Peningkatan Peran Serta dan
Meningkatnya kemandirian ekonomi perempuan
Pemberdayaan
Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan;
dan peran serta gender dalam pembangunan
Wajib Perempuan dan Perlindungan Anak
BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
No Prioritas Pembangunan/Kebijakan
Bidang SKPA Penanggung Umum
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Indikator Kinerja (Outcome)
Awal
Akhir
Urusan Jawab
IV KETAHANAN PANGAN DAN NILAI TAMBAH PERTANIAN
Fasilitasi dan pengembangan
Dinas Perindustrian, 1 pengolahan hasil pertanian dan
Pilihan Perdagangan, sistem usaha secara berkelanjutan
1 Program Pengembangan sentra-sentra industri
Berkembangnya sentra industri potensial
Koperasi dan UKM Fasilitasi pengembangan penanganan
potensial
daerah
Dinas Kesehatan 2 pasca panen pertanian melalui
Pilihan Hewan dan penguatan sistem pemasaran daerah
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Peternakan
Meningkatnya pendapatan peternak
Peternakan
2 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Meningkatnya pendapatan petani
Pilihan Dinas Kehutanan
Pertanian/Perkebunan
dan Perkebunan
Program Peningkatan dan Pengembangan
Dinas Perindustrian,
3 Ekspor
Meningkatnya komoditi ekspor
Pilihan Perdagangan, Koperasi dan UKM
4 Program Optimalisasi Pengelolaan dan
Meningkatnya kapasitas kelembagaan dalam
Pilihan Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Perindustrian,
Pemasaran Produksi Perikanan
pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
Pilihan Perdagangan, Koperasi dan UKM Peningkatan inovasi dan kreatifitas 3 yang memberikan nilai tambah pada
5 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan
Meningkatnya kualitas pengawasan barang dan
Dalam Negeri
jasa
Pilihan Dinas Pertanian dan produksi masyarakat
1 Program Peningkatan Produksi (Pertanian/perkebunan)
Terwujudnya swasembada pangan daerah
Tanaman Pangan Dinas Kesehatan
2 Program Peningkatan Produksi Peternakan
Terwujudnya swasembada daging
Pilihan Hewan dan Peternakan
Pilihan Dinas Pertanian dan produk pertanian
Pengembangan konsep agribisnis
4 1 Program pengkajian pengembangan kawasan
Tersedianya dokumen pengembangan kawasan
dalam meningkatkan nilai tambah
agribisnis; *)=Program Baru
agribisnis berdasarkan komoditi unggulan
daerah
Tanaman Pangan
2 Program pengkajian pengembangan agribisnis
Tersedianya dokumen pengembangan
Dinas Pertanian dan
Tanaman Pangan Pengembangan kawasan potensi
komoditas unggulan daerah; *) Program Baru
agribisnis berdasarkan komoditi unggulan
Pilihan
daerah
Pilihan Dinas Kelautan dan kawasan minapolitan
5 perikanan tangkap untuk menjadi
1 Program Pengembangan Perikanan Tangkap
Meningkatnya pendapatan masyarakat nelayan
Perikanan
2 Program Pengembangan Budidaya Perikanan
Meningkatnya pendapatan masyarakat petani budidaya ikan
Pilihan Dinas Kelautan dan Perikanan
3 Program pengembangan kawasan minapolitan;
Terwujudnya kawasan minapolitan yang
Pilihan Dinas Kelautan dan
Perikanan Badan Ketahanan 6 Pemantapan ketahanan pangan dan kemandirian pangan
*) Program Baru
terpadu
1 Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Meningkatnya ketahanan pangan daerah
Pilihan Pangan dan Penyuluhan
2 Penyakit Hewan
Program Pencegahan dan Penanggulangan
Dinas Kesehatan
Meningkatnya kesehatan hewan
Pilihan Hewan dan Peternakan
Peningkatan inovasi teknologi untuk
Program Pemberdayaan Masyarakat dalam
Meningkatnya kapasitas masyarakat dalam
7 menciptakan pemanfaatan sumber
Pilihan Dinas Kelautan dan daya alam terbarukan
1 Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya
pengawasan dan pengendalian sumberdaya
2 Program Peningkatan Penerapan Teknologi
Meningkatnya produktivitas dan nilai tambah
Dinas Pertanian dan
Pertanian/Perkebunan
pertanian/ perkebunan
Pilihan Tanaman Pangan
Program Pemberdayaan Penyuluh
Badan Ketahanan
3 Pertanian/Perkebunan Lapangan
Meningkatnya kapasitas penyuluh
Pilihan Pangan dan Penyuluhan
BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
No Prioritas Pembangunan/Kebijakan
Bidang SKPA Penanggung Umum
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Indikator Kinerja (Outcome)
Awal
Akhir
Urusan Jawab
Program Pengembangan dan Peningkatan
Badan Ketahanan
4 Penyuluhan
Meningkatnya sarana dan prasarana BPP
Pilihan Pangan dan Penyuluhan
8 Revitalisasi industri strategis
Wajib Biro Ekonomi Revitalisasi BUMA yang telah ada dan 9 membentuk BUMA sesuai kebutuhan yang profesional, untuk peningkatan
1 Program revitalisasi industri minyak dan gas
bumi; *)=Program baru
Meningkatnya PAD Daerah
Wajib Biro Ekonomi pendapatan asli daerah (PAD) 10 Peningkatan iklim investasi dan
1 Program revitalisasi BUMA; *)=Program baru
Meningkatnya PAD Daerah
Wajib Badan Investasi dan promosi potensi sumber daya alam
1 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama
Meningkatnya minat investasi yang tercermin
Investasi
pada jumlah permohonan izin investasi
Promosi
2 Program Peningkatan Iklim Investasi dan
Meningkatnya informasi prosedur, regulasi dan
Wajib Badan Investasi dan Promosi
Realisasi Investasi
perizinan investasi kepada masyarakat
3 Program penyiapan potensi sumberdaya,
Meningkatnya ketersediaan data potensi
Wajib Badan Investasi dan Promosi
sarana dan prasarana daerah; *) Program Baru
sumberdaya, sarana dan prasarana daerah
V PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Penyediaan sarana dan prasarana
1 perumahan layak huni untuk
Wajib Bina Marga dan masyarakat miskin;
1 Program pengembangan perumahan
Terbangunnya rumah layak huni untuk
Cipta Karya Peningkatan kesejahteraan petani
masyarakat
Pilihan Dinas Kelautan dan sistem produksi dan pemasaran hasil
2 dan nelayan melalui pengembangan
2 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Pesisir
Meningkatnya pendapatan masyarakat pesisir
Perikanan
Meningkatnya keterampilan Petani dan pelaku
Badan Ketahanan
3 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
agribisnis
Pilihan Pangan dan Penyuluhan
Pengembangan kawasan industri 3 wisata melalui pemanfaatan sumberdaya alam dan ekonomi
Wajib Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kreatif masyarakat
1 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata;
Meningkatnya Promosi Pariwisata
2 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata;
Meningkatnya destinasi pariwisata
Wajib Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Program Pengembangan Kemitraan
Meningkatnya Kemitraan Pariwisata
Wajib Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Program pengembangan ekonomi lokal
Dinas Perindustrian,
3 masyarakat *)=Program Baru
Meningkatnya pendapatan masyarakat miskin
Pilihan Perdagangan, Koperasi dan UKM
Pembinaan dan penguatan Usaha Dinas Perindustrian, 4 Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mengembangkan hasil pemanfaatan
Pilihan Perdagangan, sumber daya alam
1 Program pembinaan badan usaha masyarakat;
Meningkatkan profesionalisme badan usaha
*)=Program Baru
masyarakat
Koperasi dan UKM Dinas Perindustrian,
2 Program Pengembangan dan Pembinaan Koperasi dan UKM
Meningkatnya kapasitas koperasi dan UKM
Pilihan Perdagangan, Koperasi dan UKM Dinas Perindustrian,
Pilihan Perdagangan, Koperasi dan UKM Pengembangan komoditas unggulan
3 Program pembentukan LKM dan BPR yang profesional; *)=Program Baru
Meningkatnya PAD
5 daerah yang sesuai dengan agro
Pilihan Dinas Pertanian dan ekosistem wilayah
Program pengembangan komoditas unggulan
daerah; *)=Program Baru
Meningkatnya Pendapatan Masyarakat
Tanaman Pangan
BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
No Prioritas Pembangunan/Kebijakan
Bidang SKPA Penanggung Umum
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Indikator Kinerja (Outcome)
Awal
Akhir
Urusan Jawab
Perluasan areal pertanian serta Dinas Tenaga Kerja 6 optimalisasi penggunaan lahan
Wajib & Mobilitas terlantar
1 Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi
Terwujudnya pengembangan wilayah transmigrasi
Penduduk Dinas Tenaga Kerja
Wajib & Mobilitas Penduduk Dinas Pengelolaan 7 Penataan regulasi untuk menjamin kepastian hukum atas lahan
2 Program Transmigrasi Lokal; *) Program Baru
Meningkatnya pendapatan dan pemerataan penduduk
1 Program Penataan Penguasaan, Pemilikan,
Meningkatnya ketersediaan lahan untuk fasilitas
Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah;
publik
Wajib Keuangan dan Kekayaan Aceh
2 Program pengembangan wilayah perbatasan;
Meningkatnya integrasi pembangunan wilayah perbatasan
Wajib Bappeda
3 Program pengawasan konsesi izin
Meningkatnya kepatuhan konsensi izin
Pilihan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
kehutanan/perkebunan;*) Program baru;
kehutanan/perkebunan
Peningkatan akses kesempatan kerja
Dinas Tenaga Kerja 8 dan perlindungan tenaga kerja
Meningkatkan pelayanan fasilitasi penempatan
1 Program Peningkatan Kesempatan Kerja
dengan perluasan kesempatan kerja bagi
Wajib & Mobilitas
pencari kerja
Penduduk Dinas Tenaga Kerja
2 Program Perlindungan dan Pengembangan
Meningkatnya perlindungan tenaga kerja dan
Lembaga Ketenagakerjaan
lembaga ketenagakerjaan
Wajib & Mobilitas Penduduk
3 Tenaga Kerja
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas
Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga
Dinas Tenaga Kerja
kerja dengan pelatihan kerja dan
Wajib & Mobilitas
kewirausahaan bagi pencari kerja
Penduduk
VI PENDIDIKAN
Penerapan pendidikan formal
Wajib untuk semua (education for all)
1 universal 12 tahun dan pendidikan
1 Program Pendidikan Anak Usia Dini
Terwujudnya Proses Belajar Mengajar bagi
Dinas
Anak Usia Dini
Pendidikan/MPD
2 Program pengembangan TK/SD dan RA/MI satu
Tersedianya kesempatan pada penduduk usia
Wajib Dinas
atap *) Program Baru
4-6 tahun pada PAUD
Pendidikan/MPD
3 Program Wajib Belajar pendidikan Dasar 9
Terwujudnya Proses Belajar Mengajar Wajar
Wajib Dinas
Tahun
Sembilan Tahun
Pendidikan/MPD
4 Program pendidikan menengah
Terwujudnya Proses Belajar Mengajar
Wajib Dinas
Pendidikan/MPD Peningkatan kualitas lulusan
Pendidikan Menengah
2 pendidikan nonformal sesuai dengan
Dinas standar nasional pendidikan
1 Program Pendidikan Nonformal
Terwujudnya Proses Belajar Mengajar
Pendidikan Non Formal
Wajib Pendidikan/MPD
2 Program Pendidikan Luar Biasa
Terwujudnya Proses Belajar Mengajar Pendidikan Luar Biasa
Wajib Dinas Pendidikan/MPD
Wajib MPD Pengembangan pendidikan vokasional
3 Program Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
Meningkatnya Pemahaman tentang Pendidikan
dan kewirausahaan 3 (Entrepreneurship) yang memenuhi
Wajib Pendidikan/MPD Indonesia (KKNI)
Dinas Kualifikasi Keahlian Nasional
1 Program pengembangan pendidikan
Meningkatnya tenaga terampil sesuai dengan
vokasional;)* Program Baru
pangsa pasar
Peningkatan penyelenggaraan dan 4 pengelolaan pendidikan yang efektif
dan efisien untuk pencapaian standar Wajib Dinas
1 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan
Meningkatnya kapasitas guru dan pengelola
Pendidikan/MPD nasional pendidikan
Tenaga Kependidikan
pendidikan
BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
No Prioritas Pembangunan/Kebijakan
Bidang SKPA Penanggung Umum
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Indikator Kinerja (Outcome)
Awal
Akhir
Urusan Jawab
2 Program manajemen pelayanan pendidikan
Terwujudnya Sistem Pendidikan yang
Wajib Dinas
Profesional
Pendidikan/MPD
Program Pembinaan dan pengembangan
Meningkatnya Koordinasi antara Pemerintah
3 Pendidikan tinggi serta kualitas dan kuantitas
dengan Perguruan Tinggi dalam penataan
Wajib Dinas
Pendidikan/MPD 5 Pengembangan Pendidikan Dayah
tenaga kependidikan
pendidikan
1 Program Pengembangan wajib belajar pada
Terwujudnya wajib belajar pada lembaga
lembaga pendidikan dayah; *) Program Baru
pendidikan dayah
Wajib Badan Dayah/MPD
2 Program peningkatan sarana dan prasarana dayah
Meningkatnya Proses Pembelajaran di Dayah
Wajib Badan Dayah
3 Program peningkatan mutu tenaga pendidik
Meningkatnya Mutu Pimpinan dan Teungku
dayah
Dayah
Wajib Badan Dayah
4 Program pendidikan dayah dan pemberdayaan
santri
Meningkatnya SDM Santri
Wajib Badan Dayah
5 Program pembinaan manajemen dayah
Meningkatnya Manajemen Pengelolaan Dayah
Wajib Badan Dayah
6 Program peningkatan kualitas dan pengembangan dayah
Terwujudnya Pengembangan Dayah
Wajib Badan Dayah/MPD Wajib
VII KESEHATAN
Peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui pemenuhan kebutuhan fasilitas dan infrastruktur
Wajib Dinas Kesehatan, (empat) rumah sakit regional serta
Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan
Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan
1 kesehatan dengan membangun 4
RSUZA, RSJ, RSIA peningkatan kualitas sumberdaya
1 Prasarana Rumah Sakit Umum/RS Jiwa/RS
Prasarana Rumah Sakit Umum/RS Jiwa/RS
Paru/RS Mata
Paru/RS Mata
kesehatan
Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 2 Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit
Meningkatnya pelayanan kesehatan
Wajib RSJ, RSIA
Paru-paru/Rumah sakit Mata 3 Program pelayanan medis
Meningkatnya pelayanan medis
Wajib RSUZA/RSIA
4 Program pelayanan penunjang medis/non
medis
Meningkatnya pelayanan kesehatan
Wajib RSUZA/RSJ/RSIA
5 Program penanggulangan krisis kesehatan dan
Meningkatnya penanganan kesehatan
ambulan terpadu
emergensi
Wajib Dinas Kesehatan
Program pengadaan, peningkatan dan 6 perbaikan sarana dan prasarana
Meningkatnya Pelayanan kesehatan kepada
puskesmas/puskesmas pembantu dan
masyarakat
Wajib Dinas Kesehatan
Jaringannya. 7 Program upaya kesehatan masyarakat
Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar dan
Dinas Kesehatan,
rujukan sesuai standar
Wajib RSUZA, RSJ
8 Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan
Meningkatnya Kualitas Tenaga Kesehatan
Wajib Dinas Kesehatan, RSUZA, RSJ
9 Program standarisasi pelayanan kesehatan
Meningkatnya standarisasi Pelayanan Kesehatan
Wajib Dinas Kesehatan, RSJ
10 Program kemitraan peningkatan pelayanan
kesehatan
Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
Wajib Dinas Kesehatan
BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
No Prioritas Pembangunan/Kebijakan
Bidang SKPA Penanggung Umum
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Indikator Kinerja (Outcome)
Awal
Akhir
Urusan Jawab
11 Program pembinaan dan pengembangan
Meningkatnya mutu Pendidikan Tenaga
pendidikan tinggi (Kesehatan)
Kesehatan
Wajib Dinas Kesehatan
Wajib RSUZA Peningkatan layanan kesehatan bagi
12 Program peningkatan penerimaan retribusi pelayanan RS; *) Program Baru
Meningkatnya PAD
Dinas penyakit dalam pencapaian sasaran
ibu dan anak serta penyiagaan 2 dampak gizi buruk dan pengendalian
Wajib Kesehatan/RSUZA milenium development goals (MDGs)
1 Program peningkatan keselamatan ibu
Meningkatnya keselamatan ibu melahirkan dan
melahirkan dan anak
anak
2 Program peningkatan pelayanan kesehatan
anak balita
Meningkatnya kesehatan anak balita
Wajib Dinas Kesehatan
3 Program perbaikan gizi masyarakat
Meningkatnya gizi masyarakat
Wajib Dinas Kesehatan
Wajib Dinas Kesehatan Peningkatan ketersediaan obat-
4 Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular
Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
obatan publik dan perbekalan 3 kesehatan serta pelayanan kesehatan
rujukan bagi keluarga miskin serta
Wajib Dinas Kesehatan masyarakat yang tinggal di daerah
1 Program obat dan perbekalan kesehatan
Meningkatnya Ketersediaan obat dan sarana
pelayanan kesehatan
terpencil, perbatasan dan kepulauan
2 Program pengawasan obat dan makanan
Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat dan makanan
Wajib Dinas Kesehatan
Wajib Dinas Kesehatan Peningkatan pengetahuan dan
5 Program pengembangan obat asli Indonesia
Meningkatnya standarisasi tanaman obat asli Indonesia
Dinas 4 paradigma masyarakat terhadap pengembangan perilaku hidup bersih
Wajib Kesehatan/RSUZA/R dan sehat serta lingkungan sehat
1 Program promosi kesehatan dan pemberdayaan
Meningkatnya Pengetahuan masyarakat
masyarakat
tentang kesehatan
SJ/RSIA
2 Program pengembangan lingkungan sehat
Meningkatnya prilaku hidup bersin masyarakat
Wajib Dinas Kesehatan
VIII INFRASTRUKTUR YANG TERINTEGRASI
1 Pengembangan wilayah berbasis tata Wajib Bina Marga dan ruang
1 Program perencanaan tata ruang
Meningkatnya pembangunan yang terintegrasi
Cipta Karya
Wajib Cipta Karya Peningkatan koordinasi perencanaan,
2 Program perencanaan pengembangan wilayah
Terbangunnya wilayah strategis dan cepat
Bina Marga dan
strategis dan cepat tumbuh; *) Program Baru
tumbuh
Wajib Bina Marga dan pembangunan
2 pengendalian dan evaluasi
1 Program pemanfaatan ruang
Meningkatnya pembangunan yang terintegrasi
Cipta Karya
2 Program pengendalian pemanfaatan ruang;
Meningkatnya pembangunan yang terintegrasi
Wajib Bina Marga dan Cipta Karya
Program koordinasi dan pembinaan, perencanaan, pemanfaatan serta pengendalian
Meningkatnya kepatuhan dalam pemanfaatan
Biro Administrasi
ruang;
ruang
Wajib Pembangunan
4 Program kerjasama pembangunan;
Meningkatnya integrasi pembangunan antar wilayah
Wajib Bappeda
5 Program perencanaan pembangunan daerah;
Meningkatnya integrasi pembangunan antar wilayah
Wajib Bappeda
BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
No Prioritas Pembangunan/Kebijakan
Bidang SKPA Penanggung Umum
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Indikator Kinerja (Outcome)
Awal
Akhir
Urusan Jawab
6 Program perencanaan pembangunan ekonomi;
Meningkatnya koordinasi pembangunan bidang ekonomi
Wajib Bappeda
7 Program perencanaan pembangunan sosial
Meningkatnya koordinasi pembangunan bidang
budaya;
sosial budaya
Wajib Bappeda
8 Program Perencanaan dan Pengembangan
Hutan
Meningkatnya data dan informasi kondisi hutan
Wajib Dinas Kehutanan dan Perkebunan
9 Program perencanaan prasarana wilayah dan
Meningkatnya koordinasi pembangunan
sumber daya alam;
prasarana dan sumber daya alam
Wajib Bappeda
10 Program inovasi daerah;
Meningkatnya informasi inovasi daerah
Wajib Bappeda
11 Program pengembangan kerjasama dengan
lembaga-lembaga internasional;
Meningkatnya kerjasama internasional
Wajib Bappeda
Wajib Pembangunan dan pemeliharaan 3 sarana transportasi dan angkutan
12 Program Pengembangan Kemitraan
Bina Marga dan yang melayani daerah-daerah sentra
Wajib Cipta Karya produksi pertanian
1 Program pembangunan jalan dan jembatan
Meningkatnya aksesibilitas orang dan barang
Wajib Cipta Karya Peningkatan aksesibilitas dengan
2 Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan
Bina Marga dan
jembatan
Meningkatnya aksesibilitas orang dan barang
4 mempertahankan, meningkatkan dan
Bina Marga dan membangun jalan/jembatan untuk
Wajib Cipta Karya mencapai kondisi mantap
1 Program pembangunan saluran
drainase/gorong-gorong
Meningkatnya kualitas lingkungan pemukiman
2 Program sarana prasarana kebinamargaan
Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah
Wajib Bina Marga dan Cipta Karya
3 cepat tumbuh
Program pengembangan wilayah strategis dan
Tersedianya dokumen perencanaan
pengembangan wilayah strategis dan cepat
Wajib Bappeda
tumbuh
Wajib Bina Marga dan Cipta Karya Peningkatan akses penduduk terhadap air minum, layanan 5 pengelolaan persampahan dan air
4 Program pembangunan infrastruktur perdesaan
Meningkatnya infrastruktur perdesaan
Wajib Bina Marga dan limbah, sarana prasarana lingkungan
1 Program pengembangan kinerja pengelolaan air
Meningkatnya ketersediaan air minum dan
Cipta Karya permukiman
minum dan air limbah
tertanganinya permasalahan air limbah
Wajib Bapedal Pemantapan sarana penampungan air
2 Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Persampahan
Persampahan
(waduk, embung, situ) dan
Program Pengembangan dan Pengelolaan
Wajib Dinas Pengairan untuk dapat melayani ketersediaan
6 peningkatan fungsi jaringan irigasi
1 Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan
Meningkatnya ketersediaan air untuk pertanian
Lainnya
air areal persawahan
Program Pengembangan, Pengelolaan dan 2 Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air
Meningkatnya ketersediaan air untuk pertanian
Wajib Dinas Pengairan
Lainnya
7 pengelolaan dalam penyelenggaraan
Wajib Bina Marga dan infrastruktur dan kebencanaan
Pemantapan kelembagaan
Program tanggap darurat jalan dan jembatan;
Cipta Karya Peningkatan sarana dan prasarana
1 *)Program Baru
Meningkatnya aksesibilitas orang dan barang
Dinas Perhubungan, 8 perhubungan dan telekomunikasi (e-
Wajib Komunikasi, Aceh) yang mendukung percepatan
1 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas
Meningkatnya kualitas dan kuantitas prasarana
Informasi & pembangunan Aceh
Perhubungan
dan fasilitas perhubungan
Telematika
BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
No Prioritas Pembangunan/Kebijakan
Bidang SKPA Penanggung Umum
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Indikator Kinerja (Outcome)
Awal
Akhir
Urusan Jawab
Dinas Perhubungan,
2 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan
Komunikasi,
Prasarana dan Fasilitas LLAJ
Meningkatnya pelayanan perhubungan
Wajib Informasi & Telematika
Dinas Perhubungan,
3 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
Meningkatnya pelayanan perhubungan
Wajib Komunikasi, Informasi &
Telematika Dinas Perhubungan,
4 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
Meningkatnya pelayanan perhubungan
Wajib Komunikasi, Informasi &
Telematika Dinas Perhubungan,
5 Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
Menurunnya angka kecelakaan lalu lintas
Wajib Komunikasi, Informasi &
Telematika Dinas Perhubungan,
6 Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
Menurunnya angka kecelakaan lalu lintas
Wajib Komunikasi, Informasi &
Telematika Dinas Perhubungan,
7 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi
Wajib Komunikasi,
dan Media Massa
Meningkatnya akses informasi
Informasi & Telematika
Dinas Perhubungan,
8 Program Fasilitas Peningkatan SDM Bidang
Meningkatnya kualitas SDM bidang komunikasi
Komunikasi,
Komunikasi dan Informasi
dan informasi
Wajib Informasi & Telematika
Dinas Perhubungan,
9 Program Kerjasama informasi dengan Mass
Komunikasi,
Media
Meningkatnya akses data dan informasi
Wajib Informasi & Telematika
Dinas Perhubungan,
10 Program Pengembangan Data dan Statistik;
Meningkatnya akses data dan informasi
Wajib Komunikasi, Informasi &
Telematika
11 Program pengembangan data dan informasi;
Meningkatnya informasi dan data perencanaan kepada masyarakat
Wajib Bappeda
Wajib Bappeda Peningkatan kesiapsiagaan aparatur 9 pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi bencana sesuai dengan
12 Program Diseminasi dan informasi teknologi;
Meningkatnya informasi teknologi kepada masyarakat
Wajib Bina Marga dan Cipta Karya standar internasional
1 Program pengaturan jasa konstruksi
Meningkatnya kepatuhan pelaku jasa kontruksi
2 Program pemberdayaan jasa konstruksi
Meningkatnya kualitas kontruksi
Wajib Bina Marga dan Cipta Karya
3 Program pengawasan jasa konstruksi
Meningkatnya kualitas kontruksi
Wajib Bina Marga dan Cipta Karya
BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
No Prioritas Pembangunan/Kebijakan
Bidang SKPA Penanggung Umum
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Indikator Kinerja (Outcome)
Awal
Akhir
Urusan Jawab
IX SUMBER DAYA ALAM BERKELANJUTAN
Pengembangan seluruh potensi sumber daya alam dan lingkungan 1 hidup secara seimbang dan berdaya
Pilihan Dinas Pertambangan guna sesuai dengan fungsi dan daya
1 Program pembinaan dan pengawasan usaha
Meningkatnya pengelolaan pertambangan
dan Energi dukung wilayah Aceh
pertambangan
secara lestari
2 Program Pengembangan dan Pemanfaatan
Meningkatnya ketersediaan energi terbarukan
Pilihan Dinas Pertambangan
Energi
dan Energi
3 Program pengelolaan minyak dan gas bumi
Meningkatnya koordinasi pengelolaan minyak
Pilihan Dinas Pertambangan
dan gas bumi
dan Energi
4 Program pemanfaatan geologi dan
Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya energi
Pilihan Dinas Pertambangan dan Energi
sumberdaya mineral
dan mineral secara optimal dan lestari
5 Program pemanfaatan potensi sumberdaya hutan
Meningkatnya pemanfaatan hasil hutan
Pilihan Dinas Kehutanan
dan Perkebunan Pembangunan sistem pengelolaan
tanaman rakyat dan non kayu sebagai sumber
pendapatan masyarakat
dan pemanfaatan hasil pertambangan 2 sebagai kawasan industri dengan
Program peningkatan sarana perekonomian,
Wajib Biro Ekonomi memperhatikan dampak lingkungan dan risiko bencana
1 potensi dan kerja sama investasi, pertambangan dalam pengembangan industri
Meningkatnya PAD
berbasis lingkungan hidup
X KUALITAS LINGKUNGAN DAN KEBENCANAAN
Peningkatan infrastruktur 1 pembangunan daerah dengan memperhatikan aspek lingkungan dan
Wajib Dinas Pengairan dampak resiko bencana
1 Program Pengendalian Banjir
Meningkatnya kualitas Daerah Aliran Sungai
Peningkatan perlindungan, pemulihan kawasan kritis, pemeliharaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan 2 lingkungan secara integrasi sebagai
Wajib Bapedal modal dasar pembangunan dalam rangka memperbaiki kualitas kehidupan
1 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Menurunnya tingkat Pencemaran
2 Program Perlindungan dan Konservasi SDA
Meningkatnya perlindungan dan konservasi SDA
Wajib Bapedal
3 Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam
Meningkatnya rehabilitasi dan pemulihan SDA
Wajib Bapedal
Program Peningkatan Kualitas dan Akses 4 Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Meningkatnya informasi lingkungan hidup
Wajib Bapedal
Hidup 5 Program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
(RTH)
Meningkatnya luasan RTH
Wajib Bapedal
7 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Meningkatnya kualitas lingkungan
Pilihan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
8 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
Meningkatnya kelestarian sumberdaya hutan
Pilihan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
No Prioritas Pembangunan/Kebijakan Umum
Capaian Kinerja
Program Pembangunan
Indikator Kinerja (Outcome)
Bidang SKPA Penanggung
Awal
Akhir
Urusan Jawab
Penanganan kondisi kejadian-kejadian pra bencana, bencana, pasca
Badan 3 bencana (tanggap darurat), dan
Wajib Penanggulangan pasca bencana (rehabilitasi dan
1 Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan
Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam
Bencana rekonstruksi) Badan
Korban Bencana Alam
menghadapi bencana
2 Program Penguatan Kelembagaan dan Regulasi
Meningkatnya kualitas kelembagaan dan
Kebencanaan
tersedianya regulasi kebencanaan
Wajib Penanggulangan Bencana Badan
3 Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bencana
Meningkatnya penanganan pasca bencana
Wajib Penanggulangan Bencana Badan
4 Program Kedaruratan dan Logistik Bencana
Meningkatnya penanganan pasca bencana
Wajib Penanggulangan Bencana
BAB VII – RPJM Aceh 2012-2017 | Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
8.1. Indikasi Kebutuhan Pendanaan
Program-program yang telah diuraikan pada BAB VII sebelumnya merupakan upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh 2012-2017. Program-program 5 (lima) tahun akan diikuti dengan pagu indikatif sesuai dengan rencana/proyeksi penerimaan tiap tahun. Besaran Pagu Indikatif untuk mendukung program-program tersebut ditentukan oleh besarnya proyeksi penerimaan dan pengeluaran.
Selanjutnya pengeluaran terdiri dari belanja wajib dan mengikat serta priotas utama yang dialokasikan untuk belanja gaji pegawai dan belanja rutin SKPA. Kemudian pengeluaran juga dialokasikan untuk belanja lainnya yang terdiri dari pendanaan untuk tambahan pendapat PNS, belanja hibah, bantuan sosial, bantuan keuangan kepada pemerintah lainnya dan belanja tidak terduga pada setiap tahunnya. Proyeksi penerimaan dan indikasi total kebutuhan pendanaan untuk mendukung program-program disajikan pada Tabel 8.1 dan uraian rinci plafon plafon anggaran belanja Pemerintah Aceh berdasarkan urusan pemerintah tahun 2013- 2017 disajikan pada Tabel 8.2. Selanjutnya distribusi kebutuhan pendanaan berdasarkan 10 (sepuluh) prioritas pembangunan Aceh dapat dilihat pada Tabel 8.3.
Tabel 8.1 Proyeksi dan Indikasi Kebutuhan Pendanaan untuk Mendukung Program-program 2013-2017
Tahun (Rupiah)
No Uraian
1 Proyeksi Penerimaan 10.013.971.208.105 10.291.935.643.154 10.893.308.089.872 11.546.099.390.670 12.238.824.994.881 Belanja wajib dan
2 mengikat serta 1.126.115.968.054 1.185.353.279.106 1.248.656.765.881 1.316.319.032.192 1.388.653.910.800 prioritas utama
3 Belanja lainnya 1.695.040.977.316 1.966.247.533.687 2.005.572.484.360 2.045.683.934.048 2.086.597.612.728 4 Total Belanja Langsung
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Indikasi Kebutuhan Pendanaan
8.2. Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Tabel 8.2 Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh Berdasarkan Urusan Pemerintah Tahun 2013-2017
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
Kondisi Kinerja pada SKPD Program Prioritas
Bidang Urusan
Kondisi
Kode Pemerintahan dan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Kinerja pada
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
URUSAN WAJIB
Program Pendidikan Anak
Terwujudnya Proses Belajar
Pendidikan/MPD Program Wajib Belajar
1 1 1 Usia Dini
Mengajar bagi Anak Usia
9 Keg 91.124.527.389 9 Keg 90.459.674.482 9 Keg 96.778.176.597 9 Keg 103.682.910.686 9 Keg 111.024.205.777
Dinas
Dini
Terwujudnya Proses Belajar
1 1 2 Pendidikan Dasar Sembilan
Dinas Tahun
Mengajar Wajar Sembilan
30 Keg 823.625.536.018 30 Keg 817.616.288.589 30 Keg 874.725.826.937 30 Keg 937.134.000.432 30 Keg 1.003.488.013.749
Tahun
Pendidikan/MPD
Dinas Menengah
1 1 3 Program Pendidikan
Terwujudnya Proses Belajar
Pendidikan/MPD Program Pendidikan Non
Mengajar Pendidikan
23 Keg 429.336.715.584 23 Keg 426.204.235.541 23 Keg 455.974.101.276 23 Keg 488.506.021.502 23 Keg 523.094.815.678
Menengah
Dinas Formal
Terwujudnya Proses Belajar 1 1 4 Mengajar Pendidikan Non
Pendidikan/MPD 1 1 5 Program Pendidikan Luar
7 Keg 24.533.526.605 7 Keg 24.354.527.745 7 Keg 26.055.662.930 7 Keg 27.914.629.800 7 Keg 29.891.132.324
Formal
Dinas Biasa
Terwujudnya Proses Belajar Mengajar Pendidikan Luar
Pendidikan/MPD Program Peningkatan Mutu
10 Keg 33.295.500.392 10 Keg 33.052.573.368 10 Keg 35.361.256.834 10 Keg 37.884.140.443 10 Keg 40.566.536.726
Biasa
Meningkatnya kapasitas
1 1 6 Pendidik dan Tenaga
Dinas Kependidikan
Pendidikan/MPD Program Manajemen
guru dan pengelola
13 Keg 96.381.711.662 13 Keg 95.678.501.856 13 Keg 102.361.532.939 13 Keg 109.664.617.072 13 Keg 117.429.448.417
pendidikan
1 1 7 Dinas Pelayanan Pendidikan
Terwujudnya Sistem
Pendidikan yang
9 Keg 17.523.947.575 9 Keg 17.396.091.247 9 Keg 18.611.187.807 9 Keg 19.939.021.286 9 Keg 21.350.808.803
Profesional
Pendidikan/MPD
1 1 8 Program pengembangan TK/SD dan RA/MI satu atap
Tersedianya kesempatan
pada penduduk usia 4-6
2 Keg 21.028.737.090 2 Keg 20.875.309.496 2 Keg 22.333.425.369 2 Keg 23.926.825.543 2 Keg 25.620.970.564
Dinas
tahun pada PAUD
Pendidikan/MPD
1 1 9 Program pengembangan
Meningkatnya tenaga
terampil sesuai dengan
4 Keg 42.057.474.180 4 Keg 41.750.618.992 4 Keg 44.666.850.737 4 Keg 47.853.651.086 4 Keg 51.241.941.128
Dinas
Pendidikan/MPD Program Pembinaan dan
pendidikan vokasional
pangsa pasar
Pengembangan Pendidikan 1 1 10 Tinggi serta Kualitas dan
Meningkatnya Koordinasi
Dinas Kuantitas Tenaga
antara Pemerintah dengan
Pendidikan/MPD Kependidikan
Perguruan Tinggi dalam
3 Keg 876.197.379 3 Keg 869.804.562 3 Keg 930.559.390 3 Keg 996.951.064 3 Keg 1.067.540.440
penataan pendidikan
Program Transformasi
Terselenggaranya
1 1 11 Penanganan Konflik Aceh
pendidikan tentang
1 Keg 1.752.394.757 1 Keg 1.739.609.125 1 Keg 1.861.118.781 1 Keg 1.993.902.129 1 Keg 2.135.080.880
Dinas Pendidikan
perdamaian
1 1 12 Peningkatan Sarana dan
Badan Dayah 1 1 13 Peningkatan Mutu Tenaga
Meningkatnya Proses
Prasarana Dayah
Pembelajaran di Dayah
Meningkatnya Mutu
Pendidikan Dayah
Pimpinan dan Teungku
Badan Dayah
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
Kondisi Kinerja pada SKPD Kode
Bidang Urusan
Kondisi
Pemerintahan dan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Kinerja pada
Program Prioritas
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
1 1 14 Program Pendidikan Dayah
Badan Dayah 1 1 15 Program Pembinaan
dan Pemberdayaan Santri
Meningkatnya SDM Santri
Badan Dayah/MPD Program Peningkatan
Meningkatnya Manajemen
Manajemen Dayah
Pengelolaan Dayah
2 Keg 5.958.142.175 2 Keg 5.914.671.024 2 Keg 6.327.803.854 2 Keg 6.779.267.237 2 Keg 7.259.274.993
Badan Dayah Pengembangan Dayah Program Pengembangan
1 1 16 Kualitas dan
Terwujudnya
Pengembangan Dayah
4 Keg 1.226.676.330 4 Keg 1.217.726.387 4 Keg 1.302.783.147 4 Keg 1.395.731.490 4 Keg 1.494.556.616
Terwujudnya wajib belajar
1 1 17 wajib belajar pada lembaga
Badan Dayah/MPD pendidikan dayah
pada lembaga pendidikan
2 Keg 29.790.710.877 2 Keg 29.573.355.119 2 Keg 31.639.019.272 2 Keg 33.896.336.186 2 Keg 36.296.374.965
dayah
Program Pengembangan 1 1 18 Budaya Baca dan
MPD Pembinaan Perpustakaan
Meningkatnya Pemahaman
tentang Pendidikan
2 Keg 1.051.436.854 2 Keg 1.043.765.475 2 Keg 1.116.671.268 2 Keg 1.196.341.277 2 Keg 1.281.048.528
Program Obat dan
Meningkatnya Ketersediaan
1 2 1 Perbekalan Kesehatan
obat dan sarana pelayanan
24 GFK 3.583.363.315 24 GFK 3.557.218.768 24 GFK 3.805.686.325 24 GFK 4.077.206.755 24 GFK 4.365.894.425
Dinas Kesehatan
kesehatan
Program Upaya Kesehatan
Meningkatnya pelayanan
kesehatan dasar dan
Dinas Kesehatan,
rujukan sesuai standar
RSUZA, RSJ
Meningkatnya pengetahuan
1 2 3 Program pengawasan Obat
masyarakat tentang
dan Makanan
penggunaan obat dan
Dinas Kesehatan
makanan Meningkatnya standarisasi
1 2 4 Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
tanaman obat asli
Dinas Kesehatan
Indonesia
Dinas 1 2 5 Kesehatan dan
Program Promosi
Meningkatnya Pengetahuan
Kesehatan/RSUZA/ Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat tentang
h h h h RSJ/RSIA 1 2 6 Program Perbaikan Gizi
kesehatan
Dinas Kesehatan 1 2 7 Program Pengembangan
Meningkatnya gizi
Dinas Kesehatan Program Pencegahan dan
Meningkatnya prilaku hidup
Lingkungan Sehat
bersin masyarakat
Dinas Kesehatan Menular
1 2 8 Penanggulangan Penyakit
Meningkatnya Derajat
Kesehatan Masyarakat
1 2 9 Program Standarisasi
Dinas Kesehatan, Pelayanan Kesehatan
Meningkatnya standarisasi
RSJ Program Pengadaan Peningkatan dan Perbaikan
Pelayanan Kesehatan
Meningkatnya Pelayanan
Dinas Kesehatan Puskesmas/Pustu serta
1 2 10 Sarana dan Prasarana
kesehatan kepada
mas/pu
mas/pu
as/pustu
mas/pu
mas/pu
Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan
Meningkatnya Pelayanan
Dinas Kesehatan, Umum/RS Jiwa/RS Paru/RS
1 2 11 Prasarana Rumah Sakit
kesehatan kepada
1 RS
RSUZA, RSJ, RSIA Mata
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
Kondisi Kinerja pada SKPD Kode
Bidang Urusan
Kondisi
Pemerintahan dan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Kinerja pada
Program Prioritas
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program Kemitraan 1 2 12 Peningkatan Pelayanan
Dinas Kesehatan Kesehatan
Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
Program Peningkatan 1 2 13 Pelayanan Kesehatan Anak
Dinas Kesehatan Program Peningkatan
Meningkatnya kesehatan
anak balita
1 2 14 Keselamatan Ibu
Meningkatnya keselamatan
Dinas Kesehatan/RSUZA
Melahirkan dan Anak
ibu melahirkan dan anak
Program Pembinaan dan
Meningkatnya mutu
1 2 15 Pengembangan Pendidikan
Dinas Kesehatan Tinggi
Pendidikan Tenaga
Dinas Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan
1 2 16 Program Peningkatan
Meningkatnya Kualitas
RSUZA, RSJ Program penanggulangan
Tenaga Kesehatan
1 2 17 krisis kesehatan dan
Dinas Kesehatan ambulan terpadu
Meningkatnya penanganan
kesehatan emergensi
RSUZA/RSIA Program Pemeliharaan
1 2 18 Program Pelayanan Medis
Meningkatnya pelayanan
Sarana dan Prasarana 1 2 19 Rumah Sakit/ Rumah Sakit
RSJ, RSIA Jiwa/Rumah Sakit Paru- paru/Rumah sakit Mata Program Pelayanan 1 2 20 Penunjang Medis/Non
Meningkatnya pelayanan kesehatan
RSUZA/RSJ/RSIA Medis Program Peningkatan 1 2 21 Akuntabilitas dan
Meningkatnya pelayanan kesehatan
RSUZA BLUD 1 2 22 Peningkatan Penerimaan Retribusi Pelayanan RS
Meningkatnya akuntabilitas
Administrasi Keuangan
dan administrasi keuangan
Meningkatnya PAD
1 3 Pekerjaan Umum
1 3 1 Program Pembangunan
Bina Marga dan Cipta Karya Program Pembangunan 1 3 2 Saluran Drainase/Gorong-
Meningkatnya aksesibilitas
Jalan dan Jembatan
orang dan barang
Meningkatnya kualitas
Bina Marga dan Cipta Karya
gorong
lingkungan pemukiman
Bina Marga dan Jalan dan Jembatan
Program
1 3 3 Rehabilitasi/Pemeliharaan
Meningkatnya aksesibilitas
Cipta Karya 1 3 4 Program Tanggap Darurat
orang dan barang
Bina Marga dan Jalan dan Jembatan
Meningkatnya aksesibilitas
Cipta Karya Program Peningkatan
orang dan barang
1 3 5 Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
Meningkatnya Pendapatan
Bina Marga dan Cipta Karya
Asli Daerah
Bina Marga dan Minum dan Air Limbah
Program Pengembangan
Meningkatnya ketersediaan
1 3 6 Kinerja Pengelolaan Air
air minum dan tertanganinya
Cipta Karya
permasalahan air limbah
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
Kondisi Kinerja pada Kode
SKPD Program Prioritas
Bidang Urusan
Kondisi
Pemerintahan dan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Kinerja pada
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program Pengembangan
1 3 7 Wilayah Strategis dan
Bina Marga dan Cepat Tumbuh
Terbangunnya wilayah
Cipta Karya 1 3 8 Program Pembangunan
strategis dan cepat tumbuh
Bina Marga dan Cipta Karya 1 3 9 Program Pengaturan Jasa
Meningkatnya infrastruktur
Infrastruktur Perdesaan
Meningkatnya kepatuhan
Konstruksi
pelaku jasa kontruksi
Bina Marga dan Cipta Karya
1 3 10 Program Pemberdayaan
Bina Marga dan Cipta Karya 1 3 11 Program Pengawasan Jasa
Meningkatnya kualitas
Jasa Konstruksi
Meningkatnya kualitas
Bina Marga dan Cipta Karya
1 3 12 Program Pengembangan
Bina Marga dan Perumahan
Terbangunnya rumah layak
Cipta Karya Program Perencanaan Tata
huni untuk masyarakat
1 3 13 Bina Marga dan Ruang
Meningkatnya
Cipta Karya Program Pemanfaatan
pembangunan yang
pembangunan yang
Bina Marga dan
terintegrasi
Cipta Karya
1 3 15 Program pengendalian Pemanfaatan Ruang
Meningkatnya
pembangunan yang
Bina Marga dan
Cipta Karya Program Pengembangan 1 3 16 Dan Pengelolaan Jaringan
terintegrasi
Dinas Pengairan Pengairan Lainnya
Meningkatnya ketersediaan
Irigasi, Rawa & Jaringan
air untuk pertanian
Program Pengembangan, pengelolaan, dan 1 3 17 konservasi sungai, danau
Dinas Pengairan dan sumber daya air lainnya 1 3 18 Program Pengendalian
Meningkatnya ketersediaan air untuk pertanian
Meningkatnya kualitas
Banjir
Daerah Aliran Sungai
Dinas Pengairan
Program Peningkatan 1 6 1 Pengembangan Sistem
Bappeda dan Keuangan
Meningkatnya kualitas
Pelaporan Capaian Kinerja
1 6 2 Program Pengembangan
Meningkatnya informasi
Data/Informasi
dan data perencanaan
kepada masyarakat
Program Kerjasama
Meningkatnya integrasi
1 6 3 Pembangunan
pembangunan antar
wilayah Meningkatnya integrasi
1 6 4 Program Pengembangan Wilayah Perbatasan
pembangunan wilayah
perbatasan Meningkatnya integrasi
1 6 5 Perencanaan Pembangunan Daerah
pembangunan antar
1 6 6 Pembangunan Ekonomi
Program Perencanaan
Meningkatnya koordinasi
pembangunan bidang
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
Kondisi Kinerja pada SKPD Kode
Bidang Urusan
Kondisi
Pemerintahan dan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Kinerja pada
Program Prioritas
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program Perencanaan
Meningkatnya koordinasi
Bappeda Budaya
1 6 7 Pembangunan Sosial
pembangunan bidang sosial
Program Perencanaan
Meningkatnya koordinasi
1 6 8 Prasarana Wilayah dan
Bappeda Sumber Daya Alam
pembangunan prasarana
dan sumber daya alam
Program Perencanaan
Tersedianya dokumen
Bappeda Tumbuh
1 6 9 Pengembangan Wilayah
perencanaan
Strategis dan Cepat
pengembangan wilayah
strategis dan cepat tumbuh
1 6 10 Program Diseminasi dan
Meningkatnya informasi
Informasi Teknologi
teknologi kepada
Bappeda Program Pengembangan
1 6 11 Program Inovasi Daerah
Meningkatnya informasi inovasi daerah
1 6 12 Kerjasama dengan
Meningkatnya kerjasama
Lembaga-lembaga
Bappeda Internasional
Dinas Program Pembangunan
Perhubungan, 1 7 1 Prasarana dan Fasilitas
Meningkatnya kualitas dan
Komunikasi, Perhubungan
kuantitas prasarana dan
fasilitas perhubungan
Informasi & Telematika
Program Rehabilitasi dan Dinas
Perhubungan, 1 7 2 Pemeliharaan Prasarana
Komunikasi, dan Fasilitas LLAJ
Meningkatnya pelayanan
Informasi & Telematika
Dinas Perhubungan, 1 7 3 Program Peningkatan
Meningkatnya pelayanan
Pelayanan Angkutan
Komunikasi, Informasi &
Telematika Dinas Program Pembangunan
Perhubungan, 1 7 4 Sarana dan Prasarana
Komunikasi, Perhubungan
Meningkatnya pelayanan
Informasi & Telematika
Dinas Perhubungan, 1 7 5 Program Pengendalian dan
Menurunnya angka
Pengamanan Lalu Lintas
kecelakaan lalu lintas
Komunikasi, Informasi &
Telematika Dinas
Program Peningkatan Perhubungan, 1 7 6 Kelaikan Pengoperasian
Menurunnya angka
Kendaraan Bermotor
kecelakaan lalu lintas
Komunikasi, Informasi &
Telematika Program Pengembangan
Perhubungan, Dinas 1 7 7 Komunikasi, Informasi dan
Meningkatnya akses
Media Massa
Komunikasi, Informasi &
Telematika
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
Kondisi Kinerja pada SKPD Kode
Bidang Urusan
Kondisi
Pemerintahan dan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Kinerja pada
Program Prioritas
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
Program Fasilitas
Perhubungan, 1 7 8 Peningkatan SDM Bidang
Meningkatnya kualitas SDM
Komunikasi, Komunikasi dan Informasi
bidang komunikasi dan
Informasi & Telematika
Dinas Perhubungan, 1 7 9 Program Pengembangan
Meningkatnya akses data
Data dan Statistik
dan informasi
Komunikasi, Informasi &
Telematika Dinas Program Kerjasama
Perhubungan, 1 7 10 informasi dengan Mass
Komunikasi, Media
Meningkatnya akses data dan informasi
Informasi & Telematika
1 8 Lingkungan Hidup
1 8 1 Pengembangan Kinerja
Bapedal Program Pengendalian
Meningkatnya Pengelolaan
Pengelolaan Persampahan
Bapedal Lingkungan Hidup 1 8 3 Program Perlindungan dan
1 8 2 Pencemaran dan Perusakan
Menurunnya tingkat
Bapedal Program Rehabilitasi dan
Meningkatnya perlindungan
Konservasi SDA
dan konservasi SDA
Bapedal Sumber Daya Alam Program Peningkatan Kualitas dan Akses 1 8 5 Informasi Sumber Daya
1 8 4 Pemulihan Cadangan
Meningkatnya rehabilitasi dan pemulihan SDA
Bapedal Alam dan Lingkungan Hidup
Meningkatnya informasi lingkungan hidup
1 8 6 Program pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Meningkatnya luasan RTH
1 10 Kependudukan dan Catatan Sipil
Meningkatnya validitas data
1 10 1 Program Penataan
dan informasi
Administrasi Kependudukan
kependudukan secara
Dinas Registrasi Kependudukan
elektronik
1 11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Badan 1 11 1 Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan
Program Keserasian
Meningkatnya kebijakan
yang berpihak kepada
Pemberdayaan Perempuan dan
Perempuan
perempuan dan anak
Perlindungan Anak
Meningkatnya kapasitas
Program Penguatan
Badan 1 11 2 Kelembagaan
kelembagaan PUG dan
anak serta terlaksananya
Pengarusutamaan Gender
perencanaan dan
Pemberdayaan Perempuan dan
dan Anak
penganggaran yang
Perlindungan Anak
responsif gender
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
Kondisi Kinerja pada SKPD Kode
Bidang Urusan
Kondisi
Pemerintahan dan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Kinerja pada
Program Prioritas
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Peningkatan Kualitas Hidup
Badan 1 11 3 dan Perlindungan
Meningkatnya kualitas
hidup dan efektifitas
perlindungan bagi
Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Peningkatan Peran Serta
Perempuan
perempuan dan anak
Badan 1 11 4 dan Kesetaraan Gender
Meningkatnya kemandirian
Pemberdayaan dalam Pembangunan
ekonomi perempuan dan
peran serta gender dalam
Perempuan dan
pembangunan
Perlindungan Anak
Program Pemberdayaan Fakir Miskin Komunitas
Menurutnya angka
1 13 1 Adat Terpencil (KAT) dan
kemiskinan dan
Penyandang Masalah
Dinas Sosial Kesejahteraan Sosial
penyandang masalah
3 Keg
58.869.983.171 3 Keg 62.981.982.416 3 Keg 67.475.493.828 3 Keg 72.253.113.479
kesejahteraan sosial
(PMKS) Lainnya 1 13 2 Pelayanan dan Rehabilitasi
Dinas Sosial 1 13 3 Pembinaan Anak Terlantar
Meningkatnya pelayanan
Kesejahteraan Sosial
sosial bagi masyarakat
3 Keg 110.473.339.873 3 Keg 109.667.316.256 3 Keg 117.327.449.610 3 Keg 125.698.291.770 3 Keg 134.598.391.566
Dinas Sosial Pembinaan Para
Menurunnya jumlah anak
2 Keg 14.374.630.884 2 Keg 14.269.752.259 2 Keg 15.266.477.710 2 Keg 16.355.679.560 2 Keg 17.513.747.648
terlantar
Meningkatnya pelayanan
1 13 4 Penyandang Cacat dan
Dinas Sosial Trauma
untuk penyandang cacat
dan trauma
Dinas Sosial Pembinaan Eks.
1 13 5 Pembinaan Panti
Meningkatnya pelayanan
Asuhan/Panti Jompo
panti asuhan
Penyandang Penyakit Sosial 1 13 6 (eks. Narapidana; PSK;
Dinas Sosial Narkoba dan Penyakit sosial lainnya) Pemberdayaan
Meningkatnya ketrampilan
penyandang penyakit sosial
Meningkatnya kualitas
Dinas Sosial Kesejahteraan Sosial
kesejahteraan sosial
h sosial
sosial
h sosial
h sosial
h sosial
9 9 9 9 Dinas Tenaga Kerja Pembangunan Ekonomi
Meningkatnya sinkronisasi
1 14 1 Program Perencanaan
perencanaan
ketenagakerjaan dan
mobilitas penduduk
Penduduk
Meningkatkan kualitas dan
Dinas Tenaga Kerja 1 14 2 Kualitas dan Produktifitas
Program Peningkatan
produktivitas tenaga kerja
& Mobilitas Tenaga Kerja
dengan pelatihan kerja dan
9 BLK 42.847.997.919 9 BLK 42.535.374.997 9 BLK 45.506.421.029 9 BLK 48.753.121.345 9 BLK 52.205.098.609
kewirausahaan bagi pencari
Penduduk
kerja Meningkatkan pelayanan
Dinas Tenaga Kerja 1 14 3 Program Peningkatan Kesempatan Kerja
fasilitasi penempatan
dengan perluasan
& Mobilitas Penduduk
kesempatan kerja bagi
pencari kerja
65 65 65 65 65 Program Perlindungan dan
Dinas Tenaga Kerja 1 14 4 Pengembangan Lembaga
Meningkatnya perlindungan
& Mobilitas Ketenagakerjaan
tenaga kerja dan lembaga
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
Kondisi Kinerja pada SKPD Kode
Bidang Urusan
Kondisi
Pemerintahan dan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Kinerja pada
Program Prioritas
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
Dinas Tenaga Kerja 1 14 5 Program Pengembangan
Terwujudnya
Wilayah Transmigrasi
pengembangan wilayah
400 KK 49.204.270.482 400 KK 48.845.271.613 400 KK 52.257.056.519 400 KK 55.985.387.556 400 KK 59.949.447.285
Dinas Tenaga Kerja 1 14 6 Program Transmigrasi Lokal
Meningkatnya pendapatan
dan pemerataan penduduk
2 Keg 40.258.039.485 2 Keg 39.964.313.138 2 Keg 42.755.773.516 2 Keg 45.806.226.182 2 Keg 49.049.547.779
& Mobilitas Penduduk
1 16 Penanaman Modal
Badan Investasi Pembangunan Ekonomi
1 16 1 Program Perencanaan
Meningkatnya sinkronisasi
dan Promosi Program Peningkatan
perencanaan investasi
Meningkatnya minat
Badan Investasi Investasi
1 16 2 Promosi Dan Kerjasama
investasi yang tercermin
pada jumlah permohonan
dan Promosi
izin investasi
Program Peningkatan Iklim
Meningkatnya informasi
1 16 3 Investasi dan Realisasi
Badan Investasi Investasi
prosedur, regulasi dan
perizinan investasi kepada
dan Promosi
masyarakat
Program penyiapan potensi
Meningkatnya ketersediaan
1 16 4 sumberdaya, sarana dan
Badan Investasi prasarana daerah
data potensi sumberdaya, sarana dan prasarana
2 Keg 3.411.985.816 2 Keg 3.387.091.654 2 Keg 3.623.676.032 2 Keg 3.882.210.758 2 Keg 4.157.091.687
dan Promosi
1 17 1 Program Pengembangan Nilai Budaya
Meningkatnya pemahaman
nilai-nilai Budaya kepada
8 Keg 6.644.682.701 8 Keg 6.596.202.487 8 Keg 7.056.939.490 8 Keg 7.560.423.771 8 Keg 8.095.741.516
Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata 1 17 2 Program Pengelolaan
masyarakat
Dinas Kebudayaan Kekayaan Budaya
Terpeliharanya benda
17 Keg 15.445.091.987 17 Keg 15.332.403.179 17 Keg 16.403.353.550 17 Keg 17.573.666.925 17 Keg 18.817.974.920
dan Pariwisata 1 17 3 Program Pengelolaan
budaya
Dinas Kebudayaan Keragaman Budaya
Terpeliharanya keragaman
dan Pariwisata Program Pengembangan 1 17 4 Kerjasama Pengelolaan
budaya
14 Keg 4.434.070.337 14 Keg 4.401.718.953 14 Keg 4.709.173.857 14 Keg 5.045.154.492 14 Keg 5.402.377.950
Dinas Kebudayaan Kekayaan Budaya
Terwujudnya Kemitraan
dan Pariwisata Program Pengembangan
Budaya
1 Keg 175.167.382 1 Keg 173.889.345 1 Keg 186.035.312 1 Keg 199.308.184 1 Keg 213.420.251
1 17 5 Sarana dan Prasarana
Dinas Kebudayaan Kebudayaan
Tersedianya alat-alat
dan Pariwisata 1 17 6 Program Pengembangan
kesenian tradisional
2 Jenis 87.583.691 2 Jenis 86.944.672 2 Jenis 93.017.656 2 Jenis 99.654.092 2 Jenis 106.710.125
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 1 17 7 Program Pengembangan
Meningkatnya Promosi
Pemasaran Pariwisata
Pariwisata
5 Keg 2.831.872.680 5 Keg 2.811.211.077 5 Keg 3.007.570.872 5 Keg 3.222.148.971 5 Keg 3.450.294.056
Dinas Kebudayaan Destinasi Pariwisata
Meningkatnya destinasi
7 Keg 12.129.757.332 7 Keg 12.041.257.510 7 Keg 12.882.325.217 7 Keg 13.801.427.366 7 Keg 14.778.640.972
dan Pariwisata 1 17 8 Program Pengembangan
pariwisata
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 1 17 9 Program Kemitraan
Meningkatnya Kemitraan
Kemitraan
Pariwisata
4 Keg 2.101.424.696 4 Keg 2.086.092.509 4 Keg 2.231.803.623 4 Keg 2.391.033.845 4 Keg 2.560.331.610
Dinas Kebudayaan Wawasan Kebangsaan
Meningkatnya wawasan
dan Pariwisata 1 17 10
kebangsaan
1 Keg 300.000.000 1 Keg 297.811.172 1 Keg 318.612.933 1 Keg 341.344.686 1 Keg 365.513.684
Sekretariat MAA Program Pembinaan dan
Program Pelestarian dan
Meningkatnya kelestarian
Pembinaan Adat Istiadat
adat istiadat
6 Keg 17.407.385.277 6 Keg 17.280.379.398 6 Keg 18.487.393.622 6 Keg 19.806.394.882 6 Keg 21.208.791.753
1 17 11 Pengembangan Hukum
Sekretariat MAA Adat
Meningkatnya kapasitas
lembaga adat
5 Keg 5.357.542.810 5 Keg 5.318.453.687 5 Keg 5.689.941.436 5 Keg 6.095.895.898 5 Keg 6.527.517.371
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
Kondisi Kinerja pada SKPD Kode
Bidang Urusan
Kondisi
Pemerintahan dan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Kinerja pada
Program Prioritas
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
Sekretariat MAA 1 17 13
Program Peningkatan
Meningkatnya kapasitas
Kualitas Kelembagaan Adat
lembaga adat
6 Keg 9.666.870.723 6 Keg 9.596.340.348 6 Keg 10.266.633.461 6 Keg 10.999.116.511 6 Keg 11.777.911.778
Sekretariat MAA Pengelolaan Keragaman
Program Pengkajian Adat
Meningkatnya pemahaman
dan Adat istiadat
adat dan adat istiadat
3 Keg 3.237.819.351 3 Keg 3.214.195.924 3 Keg 3.438.703.737 3 Keg 3.684.041.434 3 Keg 3.944.890.933
1 17 14 Khasanah Adat dan Adat
Meningkatnya kelestarian
1 Keg 2.916.366.782 1 Keg 2.895.088.703 1 Keg 3.097.307.251 1 Keg 3.318.287.680 1 Keg 3.553.239.890
Istiadat
adat dan adat istiadat
Sekretariat MAA
1 17 15 Program Konsolidasi Perdamaian
Meningkatnya fungsi
lembaga adat untuk
1 Keg 4.374.550.173 1 Keg 4.342.633.054 1 Keg 4.645.960.877 1 Keg 4.977.431.520 1 Keg 5.329.859.836
Sekretariat MAA
perdamaian
1 18 Kepemudaan dan Olah
Program Pengembangan
1 18 1 dan Keserasian Kebijakan Dinas Pemuda dan Pemuda
Tersedianya regulasi
Olahraga Program Peningkatan Peran
kepemudaan
6 Keg 1.998.951.725 6 Keg 1.984.367.190 6 Keg 2.122.972.909 6 Keg 2.274.438.497 6 Keg 2.435.480.698
1 18 2 Dinas Pemuda dan Serta Kepemudaan
Meningkatnya partisipasi
Olahraga Program Peningkatan 1 18 3 Upaya Pertumbuhan
pemuda dalam
8 Keg 3.905.269.101 8 Keg 3.876.775.900 8 Keg 4.147.564.147 8 Keg 4.443.476.186 8 Keg 4.758.097.657
pembangunan
Dinas Pemuda dan Kewirausahaan dan
Meningkatnya jiwa
Olahraga Kecakapan Hidup Pemuda Program Pengembangan 1 18 4 Kebijakan dan Manajemen
kewirausahaan pemuda
2 Keg 131.638.284 2 Keg 130.677.839 2 Keg 139.805.533 2 Keg 149.780.096 2 Keg 160.385.314
Meningkatnya mutu olah
Olah Raga
raga
3 Keg 519.239.899 3 Keg 515.451.477 3 Keg 551.455.158 3 Keg 590.799.268 3 Keg 632.630.962
Dinas Pemuda dan Olahraga
1 18 5 Program Pembinaan dan
Meningkatnya mutu olah
Dinas Pemuda dan Olahraga
pemasyarakatan olahraga
raga
14 Keg 22.480.308.605 14 Keg 22.316.290.212 14 Keg 23.875.056.897 14 Keg 25.578.446.288 14 Keg 27.389.534.739
1 18 6 Program Peningkatan
Dinas Pemuda dan Sarana dan Prasarana
Meningkatnya mutu olah
3 Keg 33.874.918.495 3 Keg 33.627.763.983 3 Keg 35.976.623.838 3 Keg 38.543.411.411 3 Keg 41.272.487.544
Olahraga 1 18 7 Program Pembinaan
raga
Dinas Pemuda dan Olahraga 1 18 8 Program pembinaan olah
Meningkatnya kualitas
Kepanduan
pemuda
1 Keg 8.849.018.001 1 Keg 8.784.454.754 1 Keg 9.398.038.611 1 Keg 10.068.550.908 1 Keg 10.781.457.238
Meningkatnya kelestarian
raga tradisional Aceh
olah raga tradisional Aceh
Dinas Pemuda dan Olahraga
1 19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Badan Kesbang 1 19 1 Program Pengembangan
Politik dan Wawasan Kebangsaan
Meningkatnya wawasan
kebangsaan masyarakat
7 Keg 1.063.455.855 7 Keg 1.055.696.783 7 Keg 1.129.435.965 7 Keg 1.210.016.683 7 Keg 1.295.692.225
Perlindungan Masyarakat
Program Pembentukan dan Badan Kesbang 1 19 2 Penguatan Pusat
Politik dan Pendidikan Kebangsaan
Terbentuknya pusat
pendidikan kebangsaan
1 Keg 1.468.688.507 1 Keg 1.457.972.821 1 Keg 1.559.810.511 1 Keg 1.671.096.725 1 Keg 1.789.419.157
Perlindungan Masyarakat
Program Pemberdayaan Badan Kesbang 1 19 3 Masyarakat untuk Menjaga
Politik dan Ketertiban dan Keamanan
Meningkatnya Ketertiban dan Keamanan
6 Keg 2.944.093.576 6 Keg 2.922.613.200 6 Keg 3.126.754.302 6 Keg 3.349.835.660 6 Keg 3.587.021.633
Perlindungan Masyarakat
Program Penguatan Badan Kesbang 1 19 4 Keberlanjutan Perdamaian
Politik dan Aceh
Terbinanya keberlanjutan
perdamaian
1 Keg 1.743.054.189 1 Keg 1.730.336.706 1 Keg 1.851.198.694 1 Keg 1.983.274.284 1 Keg 2.123.700.529
Perlindungan Masyarakat
Program Pemeliharaan Badan Kesbang 1 19 5 Kantrantibmas dan
Politik dan Pencegahan Tindak
Meningkatnya Ketertiban
Perlindungan Kriminal
dan Keamanan
7 Keg 7.209.111.267 7 Keg 7.156.512.930 7 Keg 7.656.386.961 7 Keg 8.202.639.411 7 Keg 8.783.429.398
Masyarakat
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
Kondisi Kinerja pada SKPD Program Prioritas
Bidang Urusan
Kondisi
Kode Pemerintahan dan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Kinerja pada
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
Badan Kesbang 1 19 6 Program Pendidikan politik
Politik dan Masyarakat
Meningkatnya kesadaran
Perlindungan Masyarakat Badan Kesbang 1 19 7 Program Pembauran
dan partisipasi politik
10 Keg 3.582.167.089 10 Keg 3.556.031.270 10 Keg 3.804.415.881 10 Keg 4.075.845.670 10 Keg 4.364.436.968
masyarakat
Politik dan Kebangsaan
Meningkatnya toleransi
Perlindungan Masyarakat Badan Kesbang 1 19 8 Program Pengembangan
kebangsaan
2 Keg 1.320.924.114 2 Keg 1.311.286.531 2 Keg 1.402.878.356 2 Keg 1.502.968.091 2 Keg 1.609.386.132
Meningkatnya data dan
Data dan Informasi
informasi tentang
1 Keg 573.411.697 1 Keg 569.228.033 1 Keg 608.987.943 1 Keg 652.436.786 1 Keg 698.632.740
Politik dan
kebangsaan
Perlindungan Masyarakat
Badan Kesbang 1 19 9 Program Konsolidasi Perdamaian Aceh
Meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam menjaga
5 Keg 2.100.000.000 5 Keg 2.084.678.207 5 Keg 2.230.290.534 5 Keg 2.389.412.803 5 Keg 2.558.595.790
Politik dan
perdamaian
Perlindungan Masyarakat
Badan Kesbang 1 19 10
Program Promosi
Meningkatnya Investasi di
Perdamaian Aceh
Aceh
1 Keg 2.173.426.811 1 Keg 2.157.569.290 1 Keg 2.308.272.973 1 Keg 2.472.958.976 1 Keg 2.648.057.471
Perlindungan Politik dan Masyarakat
Program Pemeliharaan Satuan Polisi 1 19 11
Pamong Praja dan Kriminal
Kantrantibmas dan
Meningkatnya Ketertiban
Pencegahan Tindak
Wilayatul Hisbah Program Pembinaan dan
dan Keamanan masyarakat
15 Keg 14.025.847.688 15 Keg 13.923.513.818 15 Keg 14.896.054.920 15 Keg 15.958.828.593 15 Keg 17.088.797.545
Satuan Polisi 1 19 12
Koordinasi Wilayatul Hisbah (WH)
Meningkatnya kapasitas
WH
1 Keg 886.300.805 1 Keg 879.834.273 1 Keg 941.289.664 1 Keg 1.008.446.900 1 Keg 1.079.850.242
Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah
Program Koordinasi Satuan Polisi 1 19 13
Pelestarian dan Kapasitas
Pamong Praja dan Kegiatan PPNS
Meningkatnya disiplin PNS
1 Keg 1.107.876.006 1 Keg 1.099.792.841 1 Keg 1.176.612.080 1 Keg 1.260.558.625 1 Keg 1.349.812.802
Wilayatul Hisbah Program Peningkatan kapasitas Pelayanan
Satuan Polisi 1 19 14
informasi, Komunikasi, Sosialisasi dan Hubungan
Meningkatnya pemahaman
Pamong Praja dan Masyarakat serta instansi
masyarakat tentang
1 Keg 841.985.764 1 Keg 835.842.559 1 Keg 894.225.181 1 Keg 958.024.555 1 Keg 1.025.857.729
Wilayatul Hisbah terkait
keamanan dan ketertiban
Program Pemantapan Koordinasi dan
Satuan Polisi 1 19 15
Pamong Praja dan ketertiban dan ketentraman
Pemberdayaan masyarakat
Meningkatnya implementasi
aparatur untuk menjaga
qanun untuk meningkatkan
3 Keg 531.780.483 3 Keg 527.900.564 3 Keg 564.773.799 3 Keg 605.068.140 3 Keg 647.910.145
Wilayatul Hisbah serta penegakan Qanun
PAD
Program Peningkatan Satuan Polisi 1 19 16
kapasitas SDM Pol- PP dan
Pamong Praja dan WH serta linmas
Meningkatnya kapasitas Pol-PP, WH dan Linmas
1 Keg 531.780.483 1 Keg 527.900.564 1 Keg 564.773.799 1 Keg 605.068.140 1 Keg 647.910.145
Wilayatul Hisbah Satuan Polisi 1 19 17
Program pembinaan
Meningkatnya pembinaan
masyarakat korban konflik
masyarakat korban konflik
2 Keg 1.912.615.594 2 Keg 1.898.660.975 2 Keg 2.031.280.216 2 Keg 2.176.203.899 2 Keg 2.330.290.574
Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
1 20 Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian
dan Persandian
Program Peningkatan 1 20 1 Pelayanan Kedinasan
Biro Tata Kepala Daerah/Wakil
Meningkatnya pelayanan
Pemerintahan Kepala Daerah
kedinasan
2 Keg 97.610.070 2 Keg 96.897.898 2 Keg 103.666.103 2 Keg 111.062.263 2 Keg 118.926.055
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
Kondisi Kinerja pada SKPD Kode
Bidang Urusan
Kondisi
Pemerintahan dan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Kinerja pada
Program Prioritas
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program Penataan
Biro Tata 1 20 2 Peraturan Perundang-
Pemerintahan/Dina Undangan
Meningkatnya peraturan
s Syariat Islam 1 20 3 Program Penataan Daerah
perundang-undangan
3 Keg 358.472.834 3 Keg 355.857.383 3 Keg 380.713.604 3 Keg 407.875.990 3 Keg 436.755.754
Biro Tata Otonomi Baru
Meningkatnya kualitas
8 Keg 578.151.955 8 Keg 573.933.705 8 Keg 614.022.301 8 Keg 657.830.326 8 Keg 704.408.171
Pemerintahan Program Penataan Penguasaan, Pemilikan
pelayanan pemerintah
Biro Tata Pemanfaatan Tanah
Meningkatnya sertifikasi
Pemerintahan 1 20 5 Program Peningkatan
1 20 4 Penggunaan dan
tanah masyarakat
Biro Tata Kualitas Kelembagaan
Meningkatnya kualitas
Pemerintahan 1 20 6 Program Pemilihan Kepala
pelayanan pemerintah
5 Keg 4.215.703.853 5 Keg 4.184.945.691 5 Keg 4.477.259.237 5 Keg 4.796.693.696 5 Keg 5.136.324.824
Biro Tata Daerah dan Pemilu
Meningkatnya kualitas
1 Keg 180.203.207 1 Keg 178.888.428 1 Keg 191.383.574 1 Keg 205.038.024 1 Keg 219.555.793
Pemerintahan Program Koordinasi
PEMILU KADA dan legislatif
1 20 7 Peningkatan Kapasitas
Biro Tata Kependudukan dan Catatan Sipil
Meningkatnya pelayanan
Pemerintahan 1 20 8 Program Peningkatan
kependudukan dan cacatan
1 Keg 195.220.141 1 Keg 193.795.797 1 Keg 207.332.206 1 Keg 222.124.526 1 Keg 237.852.110
sipil
Biro Tata Kelembagaan dan Aparatur
Meningkatnya kapasitas
Pemerintahan 1 20 9 Program Sinkronisasi dan
kelembagaan dan aparatur
2 Keg 292.830.211 2 Keg 290.693.695 2 Keg 310.998.308 2 Keg 333.186.788 2 Keg 356.778.164
Biro Tata Harmonisasi Pembangunan
Meningkatnya integrasi
Pemerintahan Program peningkatan
pembangunan
2 Keg 4.000.257.686 2 Keg 3.971.071.439 2 Keg 4.248.446.119 2 Keg 4.551.555.682 2 Keg 4.873.829.749
1 20 10 kualitas kelembagaan
Biro Tata perangkat Aceh;
Meningkatnya SKPA dan
Pemerintahan Program Peningkatan
SKPK
2 Keg 800.051.537 2 Keg 794.214.288 2 Keg 849.689.224 2 Keg 910.311.136 2 Keg 974.765.950
Biro Keistimewaan 1 20 11
Kualitas Kelembagaan
Meningkatnya Pelayanan
dan Kesejahteraan Kehidupan Beragama dan
Agama, Pelayanan
Agama dan Lembaga
6 Keg 3.290.992.139 6 Keg 3.266.980.758 6 Keg 3.495.175.531 6 Keg 3.744.542.263 6 Keg 4.009.675.538
Rakyat Peran Ulama Program Peningkatan
Keagamaan
1 20 12 Kualitas Pendidikan, Biro Keistimewaan
Meningkatnya Kualitas
dan Kesejahteraan Istiadat
Kebudayaan dan Adat
Pendidikan dan
4 Keg 15.200.979.207 4 Keg 15.090.071.469 4 Keg 16.144.095.254 4 Keg 17.295.911.590 4 Keg 18.520.553.048
Rakyat Program Peningkatan
Kebudayaan
Biro Keistimewaan 1 20 13
Kualitas Kesejahteraan
dan Kesejahteraan Rakyat
Meningkatnya kualitas
Rakyat Program Pembinaan Sosial
Kesejahteraan Rakyat
2 Keg 1.799.007.731 2 Keg 1.785.882.006 2 Keg 1.910.623.768 2 Keg 2.046.939.098 2 Keg 2.191.873.146
Biro Keistimewaan 1 20 14
Meningkatnya partisipasi
Kemasyarakatan
masyarakat dalam
1 Keg 975.240.127 1 Keg 968.124.686 1 Keg 1.035.747.059 1 Keg 1.109.643.451 1 Keg 1.188.212.040
dan Kesejahteraan
Rakyat Program Penataan
pembangunan
1 20 15 Peraturan Perundang-
Biro Hukum dan undangan
Meningkatnya ketersediaan
Humas Program Kerjasama
peraturan perundang-
6 Keg 10.381.078.652 6 Keg 10.305.337.350 6 Keg 11.025.153.071 6 Keg 11.811.753.449 6 Keg 12.648.087.682
undangan
Biro Hukum dan Massa
Meningkatnya pemahaman
1 20 16 Informasi dengan Media
Humas Program Peningkatan dan
tentang UUPA pada
1 Keg 4.000.000.000 1 Keg 3.970.815.633 1 Keg 4.248.172.446 1 Keg 4.551.262.483 1 Keg 4.873.515.790
masyarakat dan pemerintah
1 20 17 Pengembangan Biro Administrasi Pengelolaan Keuangan
Meningkatnya sinergitas
Pembangunan Daerah
program pembangunan
2 Keg 299.378.138 2 Keg 297.193.848 2 Keg 317.952.490 2 Keg 340.637.122 2 Keg 364.756.021
antar SPKA
Program pembinaan dan
Meningkatnya sinergitas
1 20 18 Fasilitasi Pengelolaan
Biro Administrasi keuangan Kabupaten/Kota
program pembangunan
provinsi dengan
1 Keg 150.000.000 1 Keg 148.905.586 1 Keg 159.306.467 1 Keg 170.672.343 1 Keg 182.756.842
Pembangunan
kabupaten/kota
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
Kondisi Kinerja pada SKPD Program Prioritas
Bidang Urusan
Kondisi
Kode Pemerintahan dan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Kinerja pada
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program peningkatan
1 20 19 Biro Administrasi sarana dan prasarana
Meningkatnya sarana dan
Pembangunan Program Peningkatan 1 20 20
prasarana berbasis
7 Keg 3.340.162.454 7 Keg 3.315.792.322 7 Keg 3.547.396.525 7 Keg 3.800.489.015 7 Keg 4.069.583.615
elektronik
Sistem Pengawasan
Biro Administrasi Internal & Pengendalian
Meningkatnya kepatuhan
Pembangunan Pelaksanaan Kebijakan KDH Program Koordinasi dan
terhadap kebijakan KDH
3 Keg 207.007.043 3 Keg 205.496.700 3 Keg 219.850.404 3 Keg 235.535.847 3 Keg 252.213.023
1 20 21 Pembinaan, Perencanaan,
Biro Administrasi Pembangunan Pengendalian Ruang Peningkatan Sarana Perekonomian, Potensi dan Kerja sama Investasi,
Meningkatnya kepatuhan
Pemanfaatan serta
dalam pemanfaatan ruang
6 Keg 682.452.365 6 Keg 677.473.130 6 Keg 724.793.833 6 Keg 776.504.961 6 Keg 831.485.594
1 20 22 Pertambangan dalam
Biro Ekonomi Pengembangan Industri Perdagangan Berbasis Lingkungan Hidup
Meningkatnya PAD
10 Keg 14.492.800.000 10 Keg 14.387.059.202 10 Keg 15.391.978.406 10 Keg 16.490.134.227 10 Keg 17.657.722.411
1 20 23 Program revitalisasi industri
minyak dan gas bumi Biro Ekonomi 1 20 24
Meningkatnya PAD Daerah
2 Keg 12.823.436.877 2 Keg 12.729.875.906 2 Keg 13.619.042.800 2 Keg 14.590.706.789 2 Keg 15.623.805.526
Biro Ekonomi Program Peningkatan 1 20 25
Program revitalisasi BUMA
Meningkatnya PAD Daerah
2 Keg 10.324.619.866 2 Keg 10.249.290.493 2 Keg 10.965.191.407 2 Keg 11.747.513.761 2 Keg 12.579.299.487
Biro Organisasi Program Pembinaan,
Kapasitas Sumber Daya
Meningkatnya pelayanan
9 Keg 2.439.870.258 9 Keg 2.422.068.741 9 Keg 2.591.247.400 9 Keg 2.776.122.491 9 Keg 2.972.686.557
Aparatur
publik
Meningkatnya kompetensi,
1 20 26 Pengembangan dan
Biro Organisasi Kesejahteraan Aparatur
disiplin dan kesejahteraan
3 Keg 660.044.883 3 Keg 655.229.135 3 Keg 700.996.121 3 Keg 751.009.378 3 Keg 804.184.789
aparatur Pemerintah Aceh
Program Peningkatan 1 20 27
Kapasitas Kelembagaan
Biro Organisasi Peka Konflik
Meningkatnya kapasitas
kelembagaan peka konflik
2 Keg 600.000.000 2 Keg 595.622.345 2 Keg 637.225.867 2 Keg 682.689.372 2 Keg 731.027.369
1 20 28 Program peningkatan
Biro Organisasi Program Peningkatan
Meningkatnya kualitas
kualitas ketatalaksanaan
pelayanan publik
2 Keg 8.014.945.473 2 Keg 7.956.467.696 2 Keg 8.512.217.629 2 Keg 9.119.530.158 2 Keg 9.765.240.830
1 20 29 Pelayanan Kedinasan
Perwakilan Medan Kepala Daerah
Meningkatnya Pelayanan
Kepala Daerah/Wakil
Kedinasan KDH/WKDH
1 Keg 132.545.573 1 Keg 131.578.509 1 Keg 140.769.113 1 Keg 150.812.424 1 Keg 161.490.736
Perwakilan Medan/
1 20 30 Program Pengelolaan
Meningkatkan promosi
1 Keg 753.232.739 1 Keg 747.737.084 1 Keg 799.965.642 1 Keg 857.039.976 1 Keg 917.722.912
Kantor Penghubung Pemerintah Aceh di
Keragaman Budaya
keragaman budaya Aceh
Jakarta Program Peningkatan
Meningkatnya Kapasitas
1 20 31 Kapasitas Lembaga
Sekretariat DPRA Perwakilan Rakyat Daerah
Lembaga Perwakilan
7 Keg 20.253.569.456 7 Keg 20.105.797.556 7 Keg 21.510.163.923 7 Keg 23.044.827.701 7 Keg 24.676.522.638
Rakyat Daerah
Program Penataan
Meningkatnya pelayanan
1 20 32 Peraturan Perundang-
Sekretariat DPRA undangan
lembaga DPRA kepada
2 Keg 1.133.512.209 2 Keg 1.125.242.000 2 Keg 1.203.838.834 2 Keg 1.289.727.898 2 Keg 1.381.047.413
masyarakat
Program Peningkatan
1 20 33 Pembinaan, Pengembangan dan Kesejahteraan
Meningkatnya pelayanan
Sekretariat DPRA Sekretariat DPRA
lembaga DPRA kepada
1 Keg 1.234.931.723 1 Keg 1.225.921.548 1 Keg 1.311.550.729 1 Keg 1.405.124.605 1 Keg 1.504.614.813
masyarakat
Program Peningkatan Sistem Pengawasan
Menurunnya
1 20 34 Internal dan Pengendalian
Inspektorat Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah
Penyelewengan Keuangan Daerah dan Mencegah
5 Keg 9.444.501.464 5 Keg 9.375.593.515 5 Keg 10.030.467.721 5 Keg 10.746.101.295 5 Keg 11.506.981.754
terjadinya KKN
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
SKPD Kode
Kondisi Kinerja pada
Pemerintahan dan
Kondisi Kinerja pada Program Prioritas
Bidang Urusan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
1 20 35 Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur
Peningkatan Kapasitas dan
Inspektorat Pengawasan
Kompetensi Aparatur
2 Keg 2.405.410.609 2 Keg 2.387.860.513 2 Keg 2.554.649.768 2 Keg 2.736.913.765 2 Keg 2.930.701.647
Pengawasan
Program penguatan 1 20 36
akuntabilitas kinerja
Inspektorat instansi pemerintah
Meningkatnya kepatuhan
hukum instansi pemerintah
1 Keg 5.845.808.336 1 Keg 5.803.156.782 1 Keg 6.208.500.474 1 Keg 6.651.452.040 1 Keg 7.122.409.808
Kantor Penghubung 1 20 37
Peningkatan Pelayanan
Meningkatnya Pelayanan
Jakarta Program Pengembangan
Masyarakat di Luar Daerah
Masyarakat Aceh di Jakarta
4 Keg 375.054.321 4 Keg 372.317.890 4 Keg 398.323.858 4 Keg 426.742.665 4 Keg 456.958.289
Pemerintah Aceh di
dan sekitarnya
Kantor Penghubung 1 20 38
Tersusunnya Data Base
data dan Informasi
Masyarakat Aceh
2 Keg 63.077.318 2 Keg 62.617.100 2 Keg 66.990.831 2 Keg 71.770.357 2 Keg 76.852.076
Pemerintah Aceh di
Jakarta Program Pengembangan
Jabodetabek
Kantor Penghubung 1 20 39
Pemerintah Aceh di Kebudayaan
Sarana dan Prasarana
Meningkatnya promosi
kesenian Aceh
2 Keg 375.054.321 2 Keg 372.317.890 2 Keg 398.323.858 2 Keg 426.742.665 2 Keg 456.958.289
Jakarta
Badan 1 20 40
Program Fasilitas Pindah
Kepegawaian, Purna Tugas
Meningkatnya pemerataan
aparatur berdasarkan
1 Keg 390.140.333 1 Keg 387.293.834 1 Keg 414.345.854 1 Keg 443.907.766 1 Keg 475.338.769
kompetensi
Pendidikan, dan Pelatihan
Program Pembinaan, Badan 1 20 41
Pengembangan dan
Kepegawaian, Kesejahteraan Aparatur
Meningkatnya disiplin
aparatur
19 Keg 24.044.836.420 19 Keg 23.869.403.089 19 Keg 25.536.652.886 19 Keg 27.358.590.474 19 Keg 29.295.722.491
Pendidikan, dan Pelatihan Badan
1 20 42 Program Pendidikan
Kepegawaian, Kedinasan
Meningkatnya kapasitas
aparatur
5 Keg 42.089.820.019 5 Keg 41.782.728.833 5 Keg 44.701.203.413 5 Keg 47.890.454.688 5 Keg 51.281.350.618
Pendidikan, dan Pelatihan
Program Peningkatan Badan 1 20 43
Kepegawaian, Aparatur
Kapasitas Sumberdaya
Meningkatnya kapasitas
aparatur
4 Keg 15.605.613.334 4 Keg 15.491.753.348 4 Keg 16.573.834.141 4 Keg 17.756.310.621 4 Keg 19.013.550.750
Pendidikan, dan Pelatihan Badan
1 20 44 Pembinaan dan
Meningkatnya kapasitas
Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan
Pengembangan Aparatur
aparatur
4 Keg 49.060.146.919 4 Keg 48.702.199.589 4 Keg 52.103.991.082 4 Keg 55.821.401.515 4 Keg 59.773.850.170
Badan 1 20 45
Kepegawaian, pelaporan
Program Peningkatan
Meningkatnya akuntabilitas
Pendidikan, dan Pelatihan Program Penataan
Pengembangan Sistem
pelaporan berbasis
1 Keg 2.014.902.900 1 Keg 2.000.201.984 1 Keg 2.139.913.746 1 Keg 2.292.587.994 1 Keg 2.454.915.275
elektronik
Dinas Pengelolaan 1 20 46
Penggunaan dan
Keuangan dan Pemanfaatan Tanah
Penguasaan, Pemilikan,
Meningkatnya ketersediaan
lahan untuk fasilitas publik
2 Keg 15.477.269.230 2 Keg 15.364.345.655 2 Keg 16.437.527.170 2 Keg 17.610.278.695 2 Keg 18.857.178.996
Kekayaan Aceh Program Peningkatan dan
Meningkatnya akuntabilitas
1 20 47 Pengembangan
Dinas Pengelolaan Pengelolaan Keuangan
Keuangan dan Daerah
dan transparansi
Kekayaan Aceh Program Pembinaan dan
pengelolaan keuangan
16 keg 15.358.079.034 16 keg 15.246.025.081 16 keg 16.310.942.043 16 keg 17.474.662.228 16 keg 18.711.960.170
Pemerintah Aceh
Meningkatnya akuntabilitas
1 20 48 Fasilitasi Pengelolaan
Keuangan dan Keuangan Kabupaten/Kota
dan transparansi
23 Dinas Pengelolaan
pengelolaan keuangan
Kab/kot
Kab/kot
2.317.245.574 Kab/kot
2.479.102.458 Kab/kot
Kab/kot
Kabupaten/kota
Kekayaan Aceh
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
Kondisi Kinerja pada SKPD Kode
Bidang Urusan
Kondisi
Pemerintahan dan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Kinerja pada
Program Prioritas
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
Program optimalisasi Dinas Pengelolaan penataan pendapatan Aceh
Meningkatnya PAD
2 Keg 1.258.734.900 2 Keg 1.249.551.055 2 Keg 1.336.830.730 2 Keg 1.432.208.232 2 Keg 1.533.616.103
Keuangan dan Kekayaan Aceh
Dinas Pengelolaan 1 20 50
Program revitalisasi sumber
pendapatan Aceh
Meningkatnya PAD
2 Keg 3.145.630.645 2 Keg 3.122.679.836 2 Keg 3.340.795.358 2 Keg 3.579.147.685 2 Keg 3.832.570.155
Keuangan dan Kekayaan Aceh
1 20 51 Peningkatan Sarana dan
Dinas Syariat Islam Program Peningkatan
Meningkatnya sarana dan
Prasarana Keagamaan
prasarana keagamaan
1 20 52 Pemahaman Wawasan
Dinas Syariat Islam Program Peningkatan
Meningkatnya pemahaman
wawasan islam
Kab/kot
Kab/kot
Kab/kot
Kab/kot
Kab/kot
Meningkatnya pemahaman,
1 20 53 Pemahaman, Penghayatan,
Dinas Syariat Islam dan Pengamalan Al-Qur'an
penghayatan, dan
pengamalan Al-Qur'an
Kab/kot
Kab/kot
Kab/kot
Kab/kot
Kab/kot
Program Peningkatan
Kehidupan Beragama Dan
Dinas Syariat Islam Toleransi Umat Beragama
Meningkatnya toleransi
beragama
Kab/kot
Kab/kot
Kab/kot
Kab/kot
Kab/kot
1 20 55 Program Pembinaan
23 23 23 Dakwah dan Syiar Islam
Dinas Syariat Islam Program Pengembangan
Meningkatnya pemahaman
wawasan dinul islam
Kab/kot
Kab/kot
Kab/kot
13.804.988.245 Kab/kot
14.789.918.695 Kab/kot
Meningkatnya pelayanan
dan Pemberdayaan
Dinas Syariat Islam Peradilan Syariah
peradilan mahkamah
Kab/kot
Kab/kot
syariah
Kab/kot
Kab/kot
Kab/kot
1 20 57 Program pembinaan
Dinas Syariat Islam Program Penyediaan da’i
Meningkatnya kapasitas
lembaga sosial keagamaan
lembaga sosial keagamaan
1 Keg 7.671.247.186 1 Keg 7.615.277.063 1 Keg 8.147.195.230 1 Keg 8.728.464.878 1 Keg 9.346.486.073
Meningkatnya kapasitas
1 20 58 perbatasan, perdesaan dan
Dinas Syariat Islam perkotaan
dan kuantitas da'i
perbatasan, perdesaan dan perkotaan
2 Keg 6.766.700.457 2 Keg 6.717.329.990 2 Keg 7.186.527.607 2 Keg 7.699.257.480 2 Keg 8.244.405.381
Program Peningkatan 1 20 59
pemahaman keagamaan
Dinas Syariat Islam bagi masyarakat
Meningkatnya pemahaman
wawasan dinul islam
2 Keg 4.166.179.379 2 Keg
Program Peningkatan 1 20 60
16 16 Majelis Ulama
Permusyawaratan Ulama Program Peningkatan
Sumber Daya dan Peran
Meningkatnya peran ulama
16 Keg
16 Keg 16 5.583.116.931
dalam pembangunan Aceh
1 Keg 1 Keg 3.249.765.437 1 Keg 1 Keg Majelis antara Umara dan Ulama
1 20 61 Silaturahmi dan Koordinasi
Permusyawaratan Ulama Program Peningkatan ZIS 1 20 62
Meningkatnya pemahaman
wawasan dinul islam
dan Pembinaan
Meningkatnya Pendapatan
Kelembagaan
ZIS untuk PAD
8 Keg 27.066.801.827 8 Keg 26.869.319.959 8 Keg 28.746.110.429 8 Keg 30.797.029.919 8 Keg 32.977.621.524
Baitul Mal
Meningkatnya
Program peningkatan
profesionalisme
1 20 63 zakat, harta waqaf, harta
Baitul Mal agama dan perwalian
pengelolaan zakat, harta
1 Keg 7.691.758.542 1 Keg 7.635.638.766 1 Keg 8.168.979.174 1 Keg 8.751.803.019 1 Keg 9.371.476.677
waqaf, harta agama dan perwalian Meningkatnya pelayanan
1 20 64 Program Peningkatan Pelayanan Publik
publik di bidang perizinan
9 Keg 7.281.002.797 9 Keg 7.227.879.933 9 Keg 7.732.738.865 9 Keg 8.284.438.716 9 Keg 8.871.020.524
BP2T
dan non perizinan
Program Peningkatan 1 20 65
kapasitas kelembagaan
Sekretariat Korpri organisasi KORPRI
Meningkatnya kapasitas
lembaga KORPRI
4 Keg 943.329.502 4 Keg 936.446.883 4 Keg 1.001.856.599 4 Keg 1.073.335.043 4 Keg 1.149.332.806
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
Kondisi Kinerja pada Kode
SKPD Program Prioritas
Bidang Urusan
Kondisi
Pemerintahan dan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Kinerja pada
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program Pembinaan
1 20 66 prestasi olahraga Seni dan Budaya bagi anggota
Meningkatnya prestasi
Sekretariat Korpri KORPRI
olahraga seni dan budaya
4 Keg 1.061.245.690 4 Keg 1.053.502.744 4 Keg 1.127.088.674 4 Keg 1.207.501.923 4 Keg 1.292.999.406
bagi anggota KORPRI
Program Pembinaan Mental
Meningkatnya kualitas
1 20 67 dan Rohani bagi Anggota
Sekretariat Korpri KORPRI
mental dan rohani anggota
1 Keg 3.920.713.242 1 Keg 3.892.107.359 1 Keg 4.163.966.490 1 Keg 4.461.048.771 1 Keg 4.776.914.473
KORPRI
Badan 1 20 68
Program Pencegahan Dini
Meningkatnya
dan Penanggulangan
kesiapsiagaan masyarakat
Korban Bencana Alam
dalam menghadapi
1 Keg 24.428.211.253 1 Keg 24.249.980.784 1 Keg 25.943.813.486 1 Keg 27.794.800.348 1 Keg 29.762.818.317
Penanggulangan
Bencana Program Penguatan
bencana
Badan 1 20 69
Meningkatnya kualitas kelembagaan dan
Penanggulangan Kebencanaan
Kelembagaan dan Regulasi
tersedianya regulasi kebencanaan
4 Keg 30.684.988.744 4 Keg 30.461.108.252 4 Keg 32.588.780.920 4 Keg 34.913.859.511 4 Keg 37.385.944.291
Bencana
1 20 70 Program Rehabilitasi dan
Badan Rekonstruksi Bencana
Meningkatnya penanganan
pasca bencana
3 Keg 10.234.287.615 3 Keg 10.159.617.314 3 Keg 10.869.254.662 3 Keg 11.644.732.314 3 Keg 12.469.240.573
Penanggulangan Bencana
Badan 1 20 71
Program Kedaruratan dan
Meningkatnya penanganan
Logistik Bencana
pasca bencana
3 Keg 4.817.220.593 3 Keg 4.782.073.710 3 Keg 5.116.095.947 3 Keg 5.481.108.839 3 Keg 5.869.200.156
Penanggulangan Bencana
1 21 Ketahanan Pangan
23 23 23 23 23 Badan Ketahanan 1 21 1 Ketahanan Pangan
Program Peningkatan
Meningkatnya ketahanan
pangan daerah
kab/kot
kab/kot
16.761.617.079 kab/kot
17.932.396.364 kab/kot
19.211.800.800 kab/kot
Pangan dan Penyuluhan
Badan Ketahanan 1 21 2 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Meningkatnya kualitas
perencanaan ketahanan
1 Keg 1.109.674.698 1 Keg 1.101.578.410 1 Keg 1.178.522.369 1 Keg 1.262.605.205 1 Keg 1.352.004.291
Pangan dan
Penyuluhan Program Peningkatan
pangan
15 15 15 15 15 Badan Ketahanan 1 21 3 Kesejahteraan Petani
Meningkatnya keterampilan
Petani dan pelaku agribisnis
Pangan dan
Penyuluhan Program Peningkatan
57 57 57 57 57 Badan Ketahanan 1 21 4 Penerapan Teknologi
Pangan dan Pertanian/Perkebunan
Meningkatnya kemampuan
teknologi petani
Penyuluhan Program Pemberdayaan
Badan Ketahanan 1 21 5 Penyuluh
Pangan dan Lapangan
Meningkatnya kapasitas
Penyuluhan Program Pengembangan
Pertanian/Perkebunan
23 23 23 Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan
1 21 6 dan Peningkatan
Meningkatnya sarana dan
prasarana BPP
kab/kot
kab/kot
kab/kot
41.502.843.740 kab/kot
kab/kot
Penyuluhan
1 22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Badan Masyarakat Gampong
1 22 1 Peningkatan Keberdayaan
Meningkatnya kapasitas
lembaga gampong
Pemberdayaan Masyarakat
Badan 1 22 2 Lembaga Ekonomi
Program Pengembangan
Pemberdayaan Gampong
Meningkatnya kapasitas
lembaga gampong
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
Kondisi Kinerja pada SKPD Kode
Bidang Urusan
Kondisi
Pemerintahan dan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Kinerja pada
Program Prioritas
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program Peningkatan
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat
1 22 3 Partisipasi Masyarakat
Badan Dalam Membangun
Pemberdayaan Gampong
gampong melalui Badan
Usaha Milik Gampong
Masyarakat
(BUMG)
Badan Pemerintah Gampong
Program Peningkatan 1 22 4 Kapasitas Aparatur
Meningkatnya Kapasitas
Pemberdayaan Masyarakat Program Peningkatan
Aparatur Gampong
Badan 1 22 5 Imum Mukim Dan
Meningkatnya pelayanan
Pemberdayaan Masyarakat
Program Perbaikan Sistem
Meningkatnya kualitas
1 24 1 Administrasi Kearsipan
sistem administrasi
7 Keg 1.839.704.197 7 Keg 1.826.281.546 7 Keg 1.953.845.169 7 Keg 2.093.244.172 7 Keg 2.241.456.863
Arsip dan
Perpustakaan Program Penyelamatan dan
kearsipan secara digital
Arsip dan Daerah
Meningkatnya keselamatan
1 24 2 Pelestarian Dokumen/Arsip
Perpustakaan Program Pemeliharaan
dan kelestarian
7 Keg 4.123.553.914 7 Keg 4.093.468.087 7 Keg 4.379.392.029 7 Keg 4.691.844.056 7 Keg 5.024.051.278
dokumen/arsip daerah
Arsip dan Prasarana Kearsipan
Meningkatnya kualitas
1 24 3 Rutin/Berkala Sarana dan
Perpustakaan Program Peningkatan
sarana dan prasarana
1 Keg 427.957.753 1 Keg 424.835.334 1 Keg 454.509.583 1 Keg 486.937.016 1 Keg 521.414.716
kearsipan
1 24 4 Kualitas Pelayanan
Arsip dan Informasi
Meningkatnya kualitas
Perpustakaan 1 24 5 Program Peningkatan SDM
pelayanan informasi
1 Keg 692.144.162 1 Keg 687.094.215 1 Keg 735.086.940 1 Keg 787.532.439 1 Keg 843.293.876
Arsip dan Perpustakaan Program Pengembangan
Meningkatnya kapasitas
Kearsipan
SDM kearsipan
2 Keg 442.872.897 2 Keg 439.641.656 2 Keg 470.350.110 2 Keg 503.907.701 2 Keg 539.587.015
23 23 23 23 23 Arsip dan Pembinaan Perpustakaan
Meningkatnya budaya baca
1 24 6 Budaya Baca dan
masyarakat dan pelayanan
Kab/kot
Kab/kot
19.069.330.501 Kab/kot
20.401.300.860 Kab/kot
21.856.851.713 Kab/kot
2 URUSAN PILIHAN
Dinas Pertanian dan Tanaman 2 1 1 Program Perencanaan
Meningkatnya kualitas
perencanaan dan pelaporan
1 Keg 2.176.694.482 1 Keg 2.160.813.120 1 Keg 2.311.743.381 1 Keg 2.476.676.984 1 Keg 2.652.038.733
Pangan/Dinas
Kesehatan Hewan dan Peternakan Program peningkatan
Pembangunan Ekonomi
kegiatan
23 23 23 23 23 Dinas Pertanian 2 1 2 Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
dan Tanaman Pangan Program Peningkatan
Meningkatnya ketahanan
pangan daerah
Kab/kot
Kab/kot
79.665.374.694 Kab/kot
85.229.907.635 Kab/kot
91.310.719.129 Kab/kot
Dinas Pertanian 2 1 3 Penerapan Teknologi
Meningkatnya produktivitas
dan nilai tambah pertanian/
Kab/kot
Kab/kot
32.914.069.325 Kab/kot
Kab/kot
37.725.390.122 Kab/kot
dan Tanaman Pangan
(Pertanian / perkebunan)
Program pengkajian
Dinas Pertanian 2 1 4 pengembangan kawasan
Tersedianya dokumen
pengembangan kawasan
1 Keg 2.140.880.154 1 Keg 2.125.260.096 1 Keg 2.273.707.020 1 Keg 2.435.926.881 1 Keg 2.608.403.309
dan Tanaman
Pangan Program pengkajian
agribisnis
agribisnis berdasarkan
komoditi unggulan daerah
Dinas Pertanian 2 1 5 pengembangan agribisnis
Tersedianya dokumen pengembangan agribisnis
dan Tanaman komoditas unggulan daerah
berdasarkan komoditi unggulan daerah
1 Keg 3.020.003.442 1 Keg 2.997.969.219 1 Keg 3.207.373.852 1 Keg 3.436.207.090 1 Keg 3.679.508.615
Pangan
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
Kondisi Kinerja pada SKPD Kode
Bidang Urusan
Kondisi
Pemerintahan dan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Kinerja pada
Program Prioritas
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Dinas Pertanian 2 1 6 Program pengembangan
dan Tanaman Pangan Program Peningkatan
Meningkatnya Pendapatan
komoditas unggulan daerah
Masyarakat
2 Keg 10.490.312.754 2 Keg 10.413.774.470 2 Keg 11.141.164.397 2 Keg 11.936.041.716 2 Keg 12.781.176.212
23 23 23 23 23 Dinas Pertanian 2 1 7 Produksi (Pertanian /
dan Tanaman perkebunan)
Terwujudnya swasembada
pangan daerah
Kab/kot
Pangan Program Pencegahan dan
Kab/kot
42.271.365.995 Kab/kot
45.223.971.307 Kab/kot
48.450.519.970 Kab/kot
23 23 29.227.567.154 Dinas Kesehatan 31.297.032.545 Hewan dan Hewan
2 1 8 Penanggulangan Penyakit
Meningkatnya kesehatan
Peternakan Dinas Kesehatan 2 1 9 Program Peningkatan
hewan
Kab/kot
Kab/kot
Kab/kot
Kab/kot
Kab/kot
Terwujudnya swasembada
Produksi Peternakan
daging
Kab/kot
Kab/kot
86.778.553.552 Kab/kot
92.839.933.689 Kab/kot
99.463.689.968 Kab/kot
Hewan dan Peternakan
2 1 23 23 23 23 23 Dinas Kesehatan
10 Peningkatan Pemasaran
Meningkatnya pendapatan
Hasil Produksi Peternakan
peternak
Kab/kot
Kab/kot
20.436.106.776 Kab/kot
21.863.544.854 Kab/kot
23.423.420.941 Kab/kot
Hewan dan Peternakan
Meningkatnya pemanfaatan
Program Pemanfaatan
hasil hutan tanaman rakyat
2 2 1 Potensi Sumber Daya
Dinas Kehutanan Hutan
dan non kayu sebagai
115 ha 6.234.656.454 115 ha 6.189.167.829 115 ha 6.621.473.939 115 ha 7.093.889.502 115 ha 7.596.174.168
sumber pendapatan
dan Perkebunan
masyarakat
Program Perlindungan dan 2 2 2 Konservasi Sumber Daya
Dinas Kehutanan Hutan
Meningkatnya kelestarian
dan Perkebunan 2 2 3 Program Rehabilitasi Hutan
sumberdaya hutan
Dinas Kehutanan dan Lahan
Meningkatnya kualitas
90 ha 5.826.178.962 90 ha 5.783.670.626 90 ha 6.187.653.233 90 ha 6.629.117.431 90 ha 7.098.493.792
dan Perkebunan 2 2 4 Program Perencanaan dan
lingkungan
Meningkatnya data dan
Pengembangan Hutan
informasi kondisi hutan
kab/kot
kab/kot
2.507.680.068 kab/kot
2.682.838.579 kab/kot
2.874.248.333 kab/kot
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
23 23 23 23 23 2 2 5 Pemasaran Hasil Produksi
Dinas Kehutanan Pertanian/Perkebunan
Program Peningkatan
Meningkatnya pendapatan
dan Perkebunan Program Perencanaan
petani
kab/kot
kab/kot
kab/kot
kab/kot
kab/kot
Dinas Kehutanan Pembangunan Ekonomi
Meningkatnya kualitas 2 2 6 perencanaan dan pelaporan
dan Perkebunan Program Peningkatan
1 Keg
1.074.940.768 1 Keg 1.067.097.901 1 Keg 1.141.633.438 1 Keg 1.223.084.397 1 Keg 1.309.685.201
kegiatan
2 2 7 Penerapan Teknologi
Dinas Kehutanan Perkebunan
Meningkatnya nilai tambah
dan Perkebunan Program Peningkatan
hasil perkebunan
1 Keg 12.273.074.269 1 Keg 12.183.528.793 1 Keg 13.034.533.983 1 Keg 13.964.495.616 1 Keg 14.953.255.310
2 2 8 Produksi
Dinas Kehutanan Pertanian/Perkebunan
Meningkatnya pendapatan
dan Perkebunan Program pengawasan
petani
ha 232.637.194.214 6450 ha 230.939.851.914
Dinas Kehutanan kehutanan/perkebunan
Meningkatnya kepatuhan
2 2 9 konsesi izin
konsensi izin
kehutanan/perkebunan
dan Perkebunan
2 3 Energi dan Sumberdaya Mineral
Program Pembinaan dan
Dinas 2 3 1 Pengawasan Usaha
Meningkatnya pengelolaan
Pertambangan dan Pertambangan
pertambangan secara
3 Keg 1.602.050.086 3 Keg 1.590.361.382 3 Keg 1.701.446.258 3 Keg 1.822.837.613 3 Keg 1.951.904.098
Energi Program Pengembangan
lestari
Dinas 2 3 2 dan Pemanfaatan Energi
Meningkatnya ketersediaan
energi terbarukan
4 Keg 33.838.423.772 4 Keg 33.591.535.529 4 Keg 35.937.864.869 4 Keg 38.501.887.145 4 Keg 41.228.023.142
Pertambangan dan Energi
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
Kondisi Kinerja pada SKPD Program Prioritas
Bidang Urusan
Kondisi
Kode Pemerintahan dan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Kinerja pada
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
Dinas 2 3 3 Program Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi
Meningkatnya koordinasi
pengelolaan minyak dan
2 Keg 1.015.934.201 2 Keg 1.008.521.852 2 Keg 1.078.965.920 2 Keg 1.155.945.803 2 Keg 1.237.792.843
Pertambangan dan
Energi Program Pemanfaatan dan
gas bumi
Dinas Mineral
Meningkatnya pemanfaatan
2 3 4 Sumberdaya Geologi dan
sumberdaya energi dan
mineral secara optimal dan
3 Keg 4.180.959.981 3 Keg 4.150.455.314 3 Keg 4.440.359.747 3 Keg 4.757.161.576 3 Keg 5.093.993.621
Pertambangan dan
lestari
Energi
2 5 Kelautan dan Perikanan
2 5 1 Program Pemberdayaan
Meningkatnya pendapatan
masyarakat pesisir
5 Klp 17.852.121.586
5 Klp 17.721.870.870 5 Klp 18.959.722.755 5 Klp 20.312.422.802 5 Klp 21.750.649.109
Dinas Kelautan dan Perikanan
Ekonomi Masyarakat Pesisir
Program Perencanaan
Dinas Kelautan dan Pembangunan Ekonomi
Meningkatnya kualitas 2 5 2 perencanaan dan pelaporan
Perikanan Program Pemberdayaan
1 Keg 270.343.018 1 Keg 268.370.570 1 Keg 287.115.940 1 Keg 307.600.509 1 Keg 329.380.242
kegiatan
Meningkatnya kapasitas
2 5 3 Pengawasan dan
Dinas Kelautan dan Pengendalian Sumberdaya
Masyarakat Dalam
masyarakat dalam
Perikanan Kelautan
pengawasan dan
25 Klp 5.030.223.899 25 Klp 4.993.522.924 25 Klp 5.342.314.641 25 Klp 5.723.467.327 25 Klp 6.128.718.900
pengendalian sumberdaya
kelautan Meningkatnya pendapatan
2 5 4 Program Pengembangan Dinas Kelautan dan Budidaya Perikanan
Perikanan 2 5 5 Program Pengembangan
masyarakat petani
4 Keg 43.230.011.299 4 Keg 42.914.601.172 4 Keg 45.912.135.707 4 Keg 49.187.782.136 4 Keg 52.670.535.669
budidaya ikan
Meningkatnya pendapatan
Perikanan Tangkap
masyarakat nelayan
4 Keg 193.614.393.893 4 Keg 192.201.765.523 4 Keg 205.626.833.310 4 Keg 220.297.481.750 4 Keg 235.895.701.462
Dinas Kelautan dan Perikanan
Program Optimalisasi
Meningkatnya kapasitas
2 5 6 Pengelolaan dan
Dinas Kelautan dan Perikanan Perikanan
kelembagaan dalam
Pemasaran Produksi
pengelolaan dan
1 Keg 3.135.979.007 1 Keg 3.113.098.617 1 Keg 3.330.544.902 1 Keg 3.568.165.900 1 Keg 3.820.810.802
pemasaran produksi perikanan
2 5 7 Program pengembangan
Terwujudnya kawasan
Dinas Kelautan dan Perikanan
kawasan minapolitan
minapolitan yang terpadu
2 Keg 16.530.274.321 2 Keg 16.409.667.924 2 Keg 17.555.863.973 2 Keg 18.808.404.336 2 Keg 20.140.138.230
Dinas 2 7 1 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Meningkatnya kualitas
perencanaan dan pelaporan
1 Keg 2.567.199.714
1 Keg 2.548.469.190 1 Keg 2.726.476.772 1 Keg 2.920.999.936 1 Keg 3.127.822.086
Perindustrian,
kegiatan
Perdagangan, Koperasi dan UKM
Program Pengembangan Dinas 2 7 2 dan Pembinaan Koperasi
Perindustrian, dan UKM
Meningkatnya kapasitas koperasi dan UKM
Perdagangan, Koperasi dan UKM Dinas 2 7 3 Program peningkatan dan
4 Keg 11.156.012.341 4 Keg 11.074.617.052 4 Keg 11.848.166.058 4 Keg 12.693.485.106 4 Keg 13.592.250.575
Perindustrian, pengembangan ekspor
Meningkatnya komoditi
ekspor
2 Keg 1.573.039.040 2 Keg 1.561.562.003 2 Keg 1.670.635.277 2 Keg 1.789.828.392 2 Keg 1.916.557.651
Perdagangan, Koperasi dan UKM
Perindustrian, Dalam Negeri
Program Peningkatan
Dinas 2 7 4 Efesiensi Perdagangan
Meningkatnya kualitas
pengawasan barang dan
4 Keg 29.174.898.677 4 Keg 28.962.035.941 4 Keg 30.985.000.167 4 Keg 33.195.655.445 4 Keg 35.546.082.345
jasa
Perdagangan, Koperasi dan UKM
Program Pengembangan Dinas 2 7 5 Sentra-sentra Industri
Perindustrian, Potensial
Berkembangnya sentra
industri potensial daerah
4 Keg 37.507.008.453 4 Keg 37.233.353.881 4 Keg 39.834.059.959 4 Keg 42.676.060.101 4 Keg 45.697.749.485
Perdagangan, Koperasi dan UKM
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Rupiah)
Kondisi Kinerja pada SKPD Kode
Bidang Urusan
Kondisi
Pemerintahan dan
akhir periode Penanggung Pembangunan
Indikator Kinerja
Kinerja pada
Program Prioritas
Program (outcome)
Awal RPJMD
RPJMD Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Dinas 2 7 6 Program pengembangan
Meningkatnya pendapatan
Perindustrian, Perdagangan,
ekonomi lokal masyarakat
masyarakat miskin
2 Keg 7.293.724.669 2 Keg 7.240.508.985 2 Keg 7.746.250.042 2 Keg 8.298.913.861 2 Keg 8.886.520.586
Koperasi dan UKM
Dinas 2 7 7 Program pembinaan badan
Perindustrian, usaha masyarakat
Meningkatkan
Perdagangan, Koperasi dan UKM Dinas 2 7 8 Program pembentukan LKM
profesionalisme badan
2 Keg 3.718.670.780 2 Keg 3.691.539.017 2 Keg 3.949.388.686 2 Keg 4.231.161.702 2 Keg 4.530.750.192
usaha masyarakat
Perindustrian, dan BPR yang profesional
Meningkatnya PAD
2 Keg 15.629.410.005 2 Keg 15.515.376.397 2 Keg 16.599.107.232 2 Keg 17.783.386.845 2 Keg 19.042.544.113
Perdagangan, Koperasi dan UKM
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Plafon Anggaran Belanja Pemerintah Aceh berdasarkan Urusan Pemerintah
8.3. Distribusi Kebutuhan Pendanaan Berdasarkan 10 (sepuluh) Prioritas Pembangunan Aceh
Tabel 8.3 Distribusi Kebutuhan Pendanaan Berdasarkan Prioritas Pembangunan Aceh Tahun 2013-2017
Prioritas Pembangunan Aceh Total RATA-
1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; 2.503.492.802.026 25,00 2.521.524.232.573 24,50 2.528.336.807.659 23,21 2.655.602.859.854 23,00 2.753.735.623.848 22,50 12.999.350.219.614
23,64
2 Keberlanjutan Perdamaian;
3 Dinul Islam, Adat dan Budaya;
4 Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah Produk;
5 Penanggulangan Kemiskinan;
8 Infrastruktur yang Terintegrasi;
2.387.330.736.012 23,84 2.524.611.813.266 24,53 2.684.111.113.344 24,64 2.745.662.435.101 23,78 2.876.123.873.797 23,50 13.228.084.239.213 24,06
9 Sumber Daya Alam Berkelanjutan
10 Kualitas Lingkungan dan Kebencanaan
BAB VIII – RPJM Aceh 2012-2017 | Distribusi Kebutuhan Pendanaan Berdasarkan 10 (sepuluh) Prioritas Pembangunan Aceh
252
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA ACEH
Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Penetapan indikator kinerja Aceh dimaksudkan sebagai alat ukur spesifik kuantitatif yang menggunakan target tingkat capaian kinerja suatu program. Indikator kinerja Aceh meliputi aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah. Uraian target indikator kinerja Aceh secara rinci disajikan pada Tabel 9.1.
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
I ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT A Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum, 1. Administrasi Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
7,3-8,0 7,3-8,0 1.2. Laju inflasi Aceh
1.1. Pertumbuhan PDRB
5 5 5 5 5 5 1.3. PDRB per kapita
8,84 8,84 1.4. Indeks Gini
0,2 0,2 1.5. Indeks ketimpangan Williamson
0,7 0,7 Persentase penduduk
1.6. di atas garis
9,5 9,5 kemiskinan 1.7. Angka kriminalitas yang tertangani
B Fokus Kesejahteraan Sosial 1. Pendidikan
1.1. Angka melek huruf - 10+
4,5 4,5 1.2. Angka rata-rata lama sekolah
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
1.3. Angka partisipasi kasar - SD/MI/Paket A
105,00 105 - SMP/MTS/Paket B
100,00 100 - SM/MA/Paket C
93,00 93 1.4. Angka pendidikan yang ditamatkan
- Tidak/belum pernah bersekolah
0,50 0,5 - Tidak tamat SD/sederajat
6,00 6 - Tamat SD/sederajat
20,00 20 - Tamat SMP/Sederajat
20,00 20 - Tamat SMA/Sederajat
40,00 40 - Diploma I/II/III
5,56 5,56 - Diploma IV/SI
7,01 7,01 - S2/S3
0,32 0,32 - SLTP+
63,52 63,52 1.5. Angka partisipasi murni
Angka Partisipasi - Murni (APM)
98,00 98 SD/MI/Paket A Angka Partisipasi
- Murni (APM)
84,00 84 SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi
- Murni (APM)) SMA/SMK/MA/Paket
2.1. Umur harapan hidup
69.60 69,80 69,8 2.2 Angka kematian bayi
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
2.3. Angka kematian anak balita
45 40 35 30 25 20 20 2.4. Angka kematian ibu
/1000 LH
100 100 2.5. Prevalensi gizi kurang dan buruk
C Fokus Seni Budaya dan Olahraga 1. Kebudayaan
50 50 50 50 50 50 50 1.2. Jumlah gedung
1.1. Jumlah grup kesenian
sanggar
buah
2. Pemuda dan Olahraga
755 2.2. Jumlah gedung olahraga
2.1. Jumlah klub olahraga
II ASPEK PELAYANAN UMUM A Fokus Pelayanan Urusan Wajib
1. Pendidikan
1.1. Pendidikan dasar - Angka partisipasi sekolah
99,71 99,71 - Rasio guru terhadap murid
11 12 13 14 15 16 16 - Rasio guru/murid per kelas rata-rata
44 45 46 47 48 49 49 1.2. Pendidikan menengah - Angka partisipasi sekolah
96,69 96,687 - Rasio guru terhadap murid
9 10 11 12 13 14 14 Rasio guru terhadap
- murid per kelas
rata- rata BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
Penduduk yang - berusia >15 Tahun melek huruf (tidak
98 98 buta aksara) 1.3. Angka Putus Sekolah
Angka Putus - Sekolah (APS)
0,03 0,03 SD/MI Angka Putus
- Sekolah (APS)
0,10 0,10 SMP/MTs Angka Putus
- Sekolah (APS)
0,09 0,09 SMA/SMK/MA
1.4. Angka Kelulusan - Angka Kelulusan (AL) SD/MI
82 85 88 92 96 96 - Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs
85 88 92 96 99 99 - Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA
85 87 89 91 93 93 Angka Melanjutkan
- (AM) dari SD/MI ke
110 110 SMP/MTs Angka Melanjutkan
- (AM) dari SMP/MTs
169 169 ke SMA/SMK/MA Guru yang
53 55 57 59 61 61 kualifikasi S1/D-IV
2. Kesehatan
per satuan penduduk
19 20 30 40 40 40 40 2.2. Rasio dokter spesialis
2.1. Rasio dokter umum
pddk
8 10 12 15 18 20 20 2.3. Rasio dokter gigi per
per satuan penduduk
pddk
satuan penduduk
pddk
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
Cakupan komplikasi 2.4. kebidanan yang
50 70 90 95 100 100 ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga 2.5. kesehatan yang
85 87 90 90 90 90 memiliki kompetensi kebidanan 2.6. Cakupan kunjungan bayi
91 95 95 95 95 95 95 Cakupan penjaringan
2.7. kesehatan siswa
66 70 75 80 85 90 90 SD/sederajat Cakupan Balita Gizi 2.8. Buruk mendapat
100 100 perawatan Cakupan pemberian 2.9. MP-ASI usia 6-24 bulan dari keluarga
100 100 miskin 2.10. Cakupan pemberian ASI eksklusif
2.11. Desa/kelurahan Universal Child
62 70 80 85 90 95 95 Immunization (UCI)
Cakupan penemuan 2.12. kasus baru penyakit
60 65 70 75 80 80 TB BTA + 2.13. Angka kesuksesan pengobatan TB
> 85% > 85% 2.14. Angka kejadian
45 30 20 15 15 15 2.15. Cakupan prevalensi
(Incident Rate) DBD
pddk
<1 <1 Cakupan 2.16. kabupaten/kota yang memasuki tahap
penyakit kusta
0 7 17 23 23 23 23 eliminasi malaria
kab/kota
2.17. Desa siaga aktif
45 50 55 60 70 80 2.18. Akses sanitasi dasar
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
3. Pekerjaan Umum
Proporsi panjang 3.1. jaringan jalan dalam
88,12 88,12 kondisi baik
75,34 75,34 Rasio tempat ibadah
3.2. Rasio Jaringan Irigasi
0,383 0,38 Persentase rumah
3.3. per satuan penduduk
3.4. tinggal bersanitasi
77,04 77,04 Rasio tempat 3.5. pembuangan sampah (TPS) per satuan
0,21 0,21 3.7. permukiman layak huni
3.6. rumah layak huni
Unit/KK
95,95 95,95 3.8. Panjang jalan
0,0043 0,00 Jalan Penghubung dari
Km/orang
ibukota kecamatan ke 3.9. kawasan pemukiman
91,34 91,34 penduduk (mimal dilalui roda 4) Panjang jalan kabupaten dalam
88,00 88,00 KM/Jam )
3.10. kondisi baik ( > 40
Drainase dalam kondisi baik/
66,52 66,52 tidak tersumbat 3.12. Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik
3.11. pembuangan aliran air
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
87,00 87,00 4.2. Rumah tangga pengguna listrik
4.1. Rumah tangga pengguna air bersih
96,00 96 4.3. Rumah tangga ber- Sanitasi
77,04 77,04 4.4. Lingkungan pemukiman kumuh
4,05 4,05 4.5. Rumah layak huni
5. Penataan Ruang
Rasio Ruang Terbuka 5.1. Hijau per Satuan Luas
8 10 15 20 25 30 30 Wilayah ber HPL/HGB
6. Perencanaan Pembangunan
Tersedianya dokumen 6.1. perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn
1 0 0 0 0 0 0 PERDA
dok
Tersedianya Dokumen 6.2. Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan
0 1 0 0 0 0 0 dgn PERDA/PERKADA
dok
Tersedianya Dokumen 6.3. Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan
1 1 1 1 1 1 1 dgn PERKADA 6.4. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD
Jumlah arus 7.1. penumpang angkutan orang/tahun
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
7.2. Rasio ijin trayek
5.121 5.121 7.3. Jumlah uji kir angkutan umum
izin/armada
46.528 46.528 Jumlah Pelabuhan
7.4. Laut/Udara/Terminal
Unit
0,0627 0,063 7.6. Kepemilikan KIR angkutan umum
7.5. Angkutan darat
0,384 0,384 Lama pengujian
1 1 1 1 1 1 1 umum (KIR)
7.7. kelayakan angkutan
Hari
8. Lingkungan Hidup
8.1. Persentase penanganan sampah
85,00 85 8.2. Persentase Penduduk berakses air minum
70,00 70 8.3. Pencemaran status mutu air
47 55 60 65 75 75 Cakupan penghijauan
92,00 92 dan Sumber Mata Air Cakupan pengawasan 8.5. terhadap pelaksanaan
8.4. wilayah rawan longsor
79 82 85 90 92 92 amdal 8.6. Penegakan hukum lingkungan
40 47 55 65 75 75 8.7. Pencemara Udara
21,74 21,74 8.8. Pencemaran Status Mutu Air
33,33 33,33 8.9. Pengelolaan Limbah B3 yang diawasi
9. Kependudukan dan Catatan Sipil
9.1. Proporsi anak balita berakte kelahiran
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
9.2. Proporsi pasangan berakte nikah
100 100 9.3. Kepemilikan KTP
100 100 Ketersediaan database
9.4. kependudukan skala
100 100 provinsi 9.5. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK
100 100 9.6. Kepemilikan Akte Kematian
10. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Persentase partisipasi 10.1. perempuan di lembaga
Partisipasi perempuan 10.2. di lembaga swasta (pekerja upahan non
Rasio KDRT/persentase kasus kekerasan 10.3. terhadap perempuan
0,17 0,17 dan anak yang mendapat pendampingan 10.4. Partisipasi angkatan kerja perempuan
pengaduan 10.5. perlindungan perempuan dan anak
170 170 dari tindakan
11. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
11.1. Rata-rata jumlah anak per keluarga
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
55 60 65 70 75 75 Keluarga Pra Sejahtera
11.2. Cakupan peserta KB aktif
11.3. dan Keluarga
Sejahtera I
12. Sosial
Jumlah Sarana sosial 12.1. (panti asuhan, panti jompo dan panti
165.939 165.939 Penanganan 12.3. penyandang masalah
12.2. jumlah PMKS
20 20 30 40 60 80 80 kesejahteraan sosial
13. Ketenagakerjaan
13.1. Angka partisipasi angkatan kerja
2.571.913 2.571.913 Angka sengketa
pengusaha-pekerja 13.2. dan penyelesaian per
210 210 tahun 13.3. Tingkat partisipasi angkatan kerja
72,77 72,77 Pencari kerja yang
7.007 7007 13.5. Tingkat pengangguran terbuka
6,50 6,50 13.6. Keselamatan dan perlindungan
23 25 21 18 18 Perselisihan buruh dan 13.7. pengusaha terhadap kebijakan pemerintah
Peningkatan Tenaga 13.8. Kerja yang berkerja di
747.379 747.379 sektor Pertanian
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
14. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
9062 9061,57 14.2. Persentase koperasi
14.1. Populasi Koperasi
14.3. Jumlah Anggota
14.4. Jumlah Penyebaran BPR/LKM
26 28 31 32 35 37 37 Jumlah Usaha Mikro
Unit
85.534 85.534 14.6. Jumlah Penyaluran
14.5. dan Kecil
28,33 28,33 kredit untuk UMKM
15. Penanaman Modal
Jumlah 15.1. investor/perusahaan (PMDN/PMA)
57 9 12 13 14 15 15 15.2. Jumlah nilai investasi (PMDN/PMA) - PMDN
Perusahaan
13.470 13.470 - PMA
Rp(Milyar)
293 293 15.3. Rasio daya serap tenaga kerja - TKI PMDN
1.400 1.400 - TKA PMDN
1.400 1.400 - TKA PMA
122,45 122,45 Kenaikan/penurunan
Rp (miliyar)
15.4. Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
Penyelenggaraan 16.1. festival seni dan
15 34 27 27 27 27 27 budaya Sarana 16.2. penyelenggaraan seni
kali
2 2 5 5 5 6 6 dan budaya
paket
Benda, Situs dan 16.3. Kawasan Cagar Budaya yang
53 53 58 63 68 73 73 dilestarikan
buah
17. Kepemudaan dan Olahraga
17.1. Jumlah organisasi
OKP/
pemuda
92 92 92 92 92 92 92 17.2. Jumlah organisasi olahraga
Paguyuban
45 45 45 45 45 45 45 17.3. Jumlah kegiatan kepemudaan
Pengprov
25 25 25 25 25 25 25 17.4. Jumlah kegiatan olahraga
Kegiatan
32 32 32 32 32 32 32 Gelanggang / balai
Kegiatan
17.5. remaja (selain milik
24 24 24 24 24 24 24 swasta)
Unit
17.6. Lapangan olahraga
18. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Kegiatan pembinaan 18.1. terhadap LSM, Ormas
40 60 80 80 80 80 80 dan OKP 18.2. Kegiatan pembinaan politik daerah
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, 19. Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
Persentase indikasi 19.1. penyimpangan
20. Ketahanan Pangan
20.1. Regulasi ketahanan pangan
1 1 1 1 1 1 1 20.2. Ketersediaan pangan utama
Regulasi
200 200 20.3. Pola Konsumsi Pangan Harapan
91,7 91,7 20.4. Daerah Rawan Pangan
Skor PPH
25 25 20.5. Kelembagaan Pangan Masyarakat
Klp/Desa
- Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
119 119 - Lumbung Pangan Masyarakat
GAPOKTAN
174 174 - Desa Mandiri Pangan
393 393 20.6. Jumlah tenaga Penyuluh Tenaga Penyuluh
Pertanian, - Perkebunan &
3.178 3.178 Peternakan + THL- TBPP
- Tenaga Penyuluh Kehutanan
120 120 - Tenaga Penyuluh Perikanan
21. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
767 767 Kelompok Usaha 21.2. Ekonomi Gampong Simpan Pinjam (UEG-
21.1. Pembinaan kelembagaan mukim
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
Kelompok Usaha 21.3. Ekonomi Produktif
13 33 35 38 40 45 45 Gampong (UEPG) Kelompok 21.4. Pemberdayaan Ekonomi Pemuda
kelompok
6 36 40 45 48 50 50 Gampong (PEPG) 21.5. PKK aktif
kelompok
6.451 6.451 21.6. Posyandu aktif
PKK Gampong
6.451 6.451 Penyediaan Alokasi
Dana Gampong (ADG) 21.7. / Alokasi Dana
6.451 6.451 Peumakmue Gampong / BKPG Pengembangan dan 21.8. PemanfaatanTeknologi
9 12 18 23 28 33 33 Tepat Guna (TTG)
22.1. Pengelolaan arsip secara baku
167.919 167.919 22.2. Peningkatan SDM pengelola kearsipan
23. Komunikasi dan Informatika
23.1. Jumlah jaringan komunikasi
29 32 35 38 41 44 44 23.2. Web site milik pemerintah daerah
Unit/stasion
1.457 1.457 Jumlah pengunjung
24.1. Jumlah perpustakaan
24.2. perpustakaan per
Koleksi buku yang 24.3. tersedia di
4.650.285 4.650.285 perpustakaan daerah
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
B Fokus Layanan Urusan Pilihan 1. Pertanian
Produksi padi atau 1.1. bahan pangan lokal lainnya pertahun
2.924.211 2.924.211 - Jagung
249.007 249.007 - Kedele
163.988 163.988 Produktivitas padi atau
1.2. bahan pangan utama lokal lainnya per hektar - Padi
59,03 59,03 - Jagung
Ku/Ha
45,12 45,12 - Kedele
Ku/Ha
18,84 18,84 Kontribusi sektor
Ku/Ha
1.3. pertanian terhadap
31,00 31,00 PDRB Kontribusi sub sektor 1.4. pertanian pangan
11,7 11,7 terhadap PDRB
Kontribusi subsektor 1.5. perkebunan terhadap
7,1 7,1 PDRB Kontribusi sub sektor 1.6. peternakan terhadap
6,21 6,21 PDRB Perluasan areal luas
1.7. baku lahan sawah
15.000 15.000 1.8. Produksi Daging per tahun
11.519.550 11.519.550 - Kerbau
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
2.037.060 2.037.060 - Domba
473.256 473.256 - Ayam Buras
5.289.411 5.289.411 - Ayam Ras Petelur
70.049 70.049 - Ayam Ras Pedaging
7.856.133 7.856.133 - Itik
1.337.740 1.337.740 1.9. Produksi telur pertahun
17.453.966 17.453.966 1.10 Populasi ternak
- Sapi Perah
41 42 43 45 46 47 47 - Sapi Potong
ekor
563.464 563.464 - Kerbau
160.855 160.855 - Kuda
6645 6.645 - Kambing
905.733 905.733 - Domba
198.913 198.913 - Babi
0 0 0 0 0 - - Ayam Buras
ekor
9.740.708 9.740.708 - Ayam Ras Petelur
390.932 390.932 - Ayam Ras Pedaging
3.787.936 3.787.936 - Itik
Rehabilitasi hutan dan 2.1. lahan kritis
448 448 Kerusakan Kawasan
33 30 28 25 22 22 Kontribusi sub sektor
2.2. Hutan
Ha 165.305
2.3. kehutanan terhadap
1,28 1,28 PDRB (PSDH/DR)
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
3. Energi dan Sumber Daya Mineral
9,00 9,00 Kontribusi sektor
3.1. Pertambangan tanpa ijin
7,94 7,94 terhadap PDRB 3.3. Kontribusi sektor energi terhadap PDRB
4. Kelautan dan Perikanan
391.094 391.094 4.2. Konsumsi ikan
4.1. Produksi perikanan
42,66 42,66 Kontribusi subsektor
Kg / Kap/Thn
4.3. perikanan terhadap
4,71 4,71 PDRB 4.4. Cakupan bina kelompok nelayan
40 50 60 70 80 90 90 4.5. Produksi perikanan kelompok nelayan
Kelp
201.152 201.152 4.6. Nilai Tukar Nelayan
Kontribusi sektor 5.1. Perdagangan terhadap
17,50 17,50 PDRB 5.2. Ekspor Bersih Perdagangan
1.594.207.142,25 1.594.207.142 Cakupan bina 5.3. kelompok pedagang/usaha
Kontribusi sektor 6.1. Industri terhadap
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
Pertumbuhan Industri 6.2. Kimia Agro, Transportasi dan
50 3 3 3 3 3 3 aneka
UNIT
Pertumbuhan Industri 6.3. kecil secara
0,22 0,22 keseluruhan 6.4. Cakupan bina industri kecil menengah
7.1. Transmigrasi Lokal
8.1. Kunjungan Wisata
2.865.189 2.865.189 Wisatawan Mancanegara
Wisatawan Nusantara
Kontribusi sektor 8.2. pariwisata terhadap
Orang
PDRB Wisatawan Nusantara
III ASPEK DAYA SAING DAERAH
A Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum, 1. Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
Kondisi Kinerja No
Aspek/Fokus/Bidang
Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
Urusan/Indikator Kinerja
Pada Akhir Periode Pembangunan Daerah
Satuan
Pada Awal Periode
RPJMA 2012-2017
Pengeluaran konsumsi 1.1. rumah tangga per
5,7 5,7 kapita 1.2. Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita
2.1. Nilai tukar petani
B Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur
1. Lingkungan Hidup
Persentase Rumah 1.1. Tangga (RT) yang menggunakan air
2. Komunikas dan Informatika
100,00 100 Persentase rumah
2.1. Rasio ketersediaan daya listrik
96,00 96 menggunakan listrik
2.2. tangga yang
BAB IX – RPJM Aceh 2012-2017 | Penetapan Indikator Kinerja Aceh
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) merupakan dokumen perencanaan yang disusun untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan selama lima (5) tahun (2012- 2017) sesuai dengan visi misi gubernur terpilih “ACEH YANG
BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN DAN MANDIRI BERLANDASKAN
UNDANG- UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI”. Dokumen RPJMA merupakan penjabaran dari visi dan misi gubernur terpilih sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) setiap tahunnya.
Selanjutnya, RPJMA menjadi pedoman bagi semua pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan di Provinsi Aceh baik yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan swasta. Selain itu, RPJMA menjadi rujukan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten/Kota (RPJMK) dalam Provinsi Aceh.
10.1. Pedoman Transisi
Pada masa berakhirnya periode Gubernur Aceh (2012-2017) dan belum adanya dasar dokumen perencanaan tahun berikutnya maka RPJM Aceh (2012-2017) dapat dijadikan pedoman pada masa transisi untuk menyusun program dan kegiatan prioritas sampai tersedianya dokumen RPJM Aceh periode berikutnya terutama untuk program-program dan kegiatan prioritas yang capaiannya belum memenuhi target. Hal ini penting untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan dasar dokumen perencanaan.
10.2. Kaidah Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Aceh Tahun 2012-2017 ini menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Aceh (SKPA) dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPA, pedoman bagi Pemerintah Aceh dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) dan menjadi rujukan untuk kabupaten/kota dalam menyusun RPJM Kabupaten/kota masing-masing serta menjadi pedoman bagi masyarakat dan dunia swasta dalam proses pembangunan. Untuk maksud tersebut maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:
1. Satuan Kerja Perangkat Daerah Aceh (SKPA) berkewajiban menyusun Rencana Strategis yang berpedoman kepada RPJMA. Renstra tersebut harus mendapat persetujuan
BAB X – RPJM Aceh 2012-2017 | Pedoman Transisi
Bappeda sebelum ditetapkan oleh Gubernur dan penyusunan Renstra berpedoman pada Permendagri Nomor 54 tahun 2010.
2. Dalam hal pelaksanaan RPJMA (2012-2017) harus dilakukan evaluasi setiap tahunnya terhadap capaian program dan kegiatan serta target yang telah ditetapkan. Selanjutnya bila diperlukan dapat dilakukan Evaluasi Paruh Waktu untuk penyesuaian atau revisi terhadap program dan kegiatan maupun target-target RPJMA yang telah ditetapkan. Hasil revisi RPJMA tersebut menjadi pedoman bagi SKPA dan Pemerintah Kabupaten/kota untuk menyesuaikan kembali Renstra dan RPJM Kabupaten/kota .
3. RPJMA 2012-2017 merupakan dasar penilaian terhadap kinerja tahunan dan lima tahunan Kepala Daerah dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan pembangunan yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi kinerja Kepala Daerah menjadi indikator penting untuk menilai keberhasilan pembangunan daerah.
BAB X – RPJM Aceh 2012-2017 | Kaidah Pelaksanaan
BAB XI PENUTUP
Penutup
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) 2012 –2017 memuat maksud dan tujuan, landasan penyusunan, kondisi umum Aceh, isu-isu strategis, visi dan misi pembangunan, arah kebijakan, program prioritas/kegiatan, kerangka pendanaan, indikator kinerja pembangunan serta kaidah pelaksanaannya. RPJMA 2012-2017 disusun sesuai dengan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010.
RPJMA ini merupakan pedoman bagi pemerintahan dan masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan jangka menengah 5 (lima) tahun serta menjadi acuan untuk penyusunan Renstra SKPA, Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) dan RPJM Kabupaten/Kota.
Keberhasilan Pemerintahan Aceh periode 2012-2017 dalam mewujudkan visi “ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN
UNDANG- UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI” perlu dukungan dan komitmen bersama dari berbagai pihak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.