dan atau berdasarkan pertimbangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Untuk memastikan keadaan Wajib Pajak atau Piutang Pajak yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi, wajib dilakukan penelitian setempat atau penelitian
administrasi oleh Kantor Pelayanan Pajak dan hasilnya dilaporkan dalam Laporan Hasil Penelitian.Laporan hasil penelitian harus menggambarkan keadaan Wajib Pajak
atau Piutang Pajak yang bersangkutan sebagai dasar untuk menentukan besarnya Piutang Pajak yang tidak dapat ditagih lagi dan diusulkan untuk dihapus.Piutang
Pajak hanya dapat diusulkan untuk dihapuskan setelah adanya Laporan Hasil Penelitian.
Kepala Kantor Pelayanan Pajak setiap akhir tahun menyusun Daftar Usulan Penghapusan Piutang Pajak berdasarkan Laporan Hasil Penelitiannya, Daftar Usulan
Penghapusan Piutang Pajak setiap awal tahun berikutnya disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atasannya. Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak menyampaikan Daftar Usulan Penghapusan Piutang Pajak yang telah diteliti kepada Direktorat Jenderal Pajak.
2. Tata Cara Pengusulan dan Tindak Lanjut Penghapusan Piutang Pajak
Berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-13PJ2013 Tentang Tata Cara Pengusulan dan Tindak Lanjut Penghapusan Piutang Pajak
Bahwa:
1. Usulan penghapusan piutang pajak dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. 2. Untuk mencerminkan prinsip kehati-hatian pada angka 1 diatas, Jurusita Pajak
wajib: a. Melakukan pengawasan terhadap piutang pajak yang hak penagihannya
akan daluwarsa dan belum dilakukan tindakan penagihan pajak b. Melakukan penelitian atas piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagi,
baik penelitian administrasi maupun penelitian setempat, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 Peraturan Menteri Keuangan No
68PMK.032012 tanggal 2 Mei 2012 tentang Tata Cara Pengahapusan Piutang Pajak dan Penetapan Besarnya Penghapusan.
3. Penelitian administrasi adalah penelitian yang dilakukan dalam rangka penghapusan piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagi karena hak Negara
untuk melakukan penagihan pajak tidak dapat dilakukan karena kondisi tertentu sehubungan dengan adanya perubahan kebijakan danatau
berdasarkan pertimbangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dimaksud dalam Pasal 1 ayat 2 huruf e serta Pasal 1 ayat 3 huruf d Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 68PMK.032012 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak dan Penetapan Besarnya Penghapusan, karena:
a. Hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa.
b. Dokumen sebagai dasar penagihan pajak tidak ditemukan dan telah
dilakukan penelusuran secara optimal sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan di bidang perpajakan.
4. Penelitian setempat adalah penelitian yang dilakukan dalam rangka penghapusan piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 ayat 2 huruf a dan b serta Pasal 1 ayat 3 huruf a Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68PMK.032012 tentang Tata Cara Penghapusan
Piutang Pajak dan Penetapan Besarnya Penghapusan, karena: a.
Wajib Pajak Orang Pribadi danatau Penanggung Pajak meninggal dunia dan tidak mempunyai harta warisan atau kekayaan.
b. Wajib Pajak Orang Pribadi danatau Penanggung Pajak tidak dapat
ditemukan. c.
Wajib Pajak Badan bubar, likuidasi, atau pailit dan Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan.
5. Penelitian yang dilakukan dalam rangka Penghapusan Piutang Pajak yang tidak dapat ditagih lagi karena Hak Negara untuk melakukan penagihan pajak tidak
dapat dilaksanakan karena kondisi tertentu sehubungan dengan adanya perubahan kebijakan danatau berdasarkan pertimbangan yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 2 huruf e serta pasal 1 ayat 3 huruf d Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68PMK.032012
tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak dan Penetapan Besarnya Penghapusan, dapat dilakukan dengan penelitian administrasi maupun
penelitian setempat tergantung kondisi dan latar belakang penghapusan piutang pajak tersebut.
6. Pengusulan Penghapusan Piutang Pajak dilakukan secara berjenjang dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak KPP kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak dan selanjutnya kepada Direktorat Jenderal Pajak. 7. Usulan Penghapusan Piutang Pajak dari Kepala KPP harus telah diteliti
kebenarannya oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak sebelum disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pajak.
8. Keseluruhan proses pengusulan Penghapusan Piutang Pajak dan tindak lanjut penerbitan Keputusan Menteri Keuangan KMK tentang Penghapusan Piutang
Pajak harus diadministrasikan secara tertib dan cermat untuk tujuan pelaporan keuangan dan evaluasi kinerja penagihan.
B. Tata CaraPelaksanaan Penghapusan Piutang Pajak