17 3.
Berorientasi pada masyarakat miskin. Semua kegiatan yang dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan
kelompok masyarakat yang kurang beruntung. 4.
Partisipasi. Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong royomg
menjalankan pembangunan. 5.
Demokrasi. Setiap pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada kepentingan masyarakat
miskin. 6.
Transparan dan akuntabel. Masyarakat harus memiliki akses yang memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan
sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka 1.5.3.3 Dasar Hukum PNPM Mandiri
Dasar hukum pelaksanaan PNPM Mandiri mengacu pada landasan konstitusional UUD 1945 beserta amandemennya, landasan idiil Pancasila, dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta landasan khusus pelaksanaan PNPM Mandiri yang akan disusun kemudian. Peraturan perundang-undangan
khususnya terkait sistem pemerintahan, perencanaan, keuangan negara, dan kebijakan penanggulangan kemiskinan adalah sebagai berikut:
1. Sistem Pemerintahan,Dasar peraturan perundangan sistem pemerintahan yang
digunakan adalah:
a. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah. b.
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintah Desa. c.
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan.
18
d. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2005 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan.
2. Sistem Perencanaan, Dasar peraturan perundangan sistem perencanaan terkait
adalah:
a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional SPPN. b.
Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.
c. Peraturan Presiden Nomor. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah RPJM Nasional 2004-2009. d.
Peraturan Pemerintah Nomor. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
e. Peraturan Pemerintah Nomor. 40 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional. f.
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.
3. Sistem Keuangan Negara, Dasar peraturan perundangan sistem keuangan negara
adalah:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286;
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4455;
19
c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438; d.
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577; e.
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman danatau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman danatau Hibah Luar Negeri
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4597;
f. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Barangjasa Pemerintah; g.
Peraturan Menteri PPNKepala Bappenas Nomor.005MPPN062006 tentang Tata cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta Penilaian Kegiatan yang Dibiayai dari
PinjamanHibah Luar Negeri; h.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52PMK.0102006 tentang Tata Cara Pemberian Hibah kepada Daerah;
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
1.5.3.4 Tujuan PNPM Mandiri 1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri.
2. Tujuan Khusus
20 a
Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin,kelompok perempuan, komunitas adat terpencil, dan kelompok
masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusandan pengelolaan pembangunan.
b Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak atas masyarakat miskin.
c Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi
dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat. d
Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal
e Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta kapasitas
pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat dalam menanggulngi kemiskinan diwilayahnya.
f meningkatnya sinergi msyatakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi,
perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat,dan kelompok peduli lainnya, untuk mengefektifkan upaya-
upaya penanggulangan kemiskinan. 1.5.3.5 Ruang Lingkup Kegiatan PNPM Mandiri
Ruang lingkup kegiatan PNPM-Mandiri pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati masyarakat
meliputi:
1. Penyediaan dan perbaikan prasaranasarana lingkungan permukiman, sosial, dan
ekonomi secara padat karya;
21
2. Penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Perhatian yang lebih besar perlu diberikan bagi kaum perempuan dalam memanfaatkan dana bergulir ini;
3. Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia, terutama yang
bertujuan mempercepat pencapaian target MDGs; 4.
Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal melalui penyadaran kritis, pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan, serta
penerapan tata kepemerintahan yang baik.
1.5.3.6 Program Dalam melakukan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang
berkeseimbangan, dapat dilakukan melalui penetapan sebuah program atau proyek pembangunan yang rumusannya dilakukan melalui perencanaan program.
Program dapat di rumuskan sebagai perangkat kegiatan yang saling bergantung dan diarahkan pada satu atau beberapa tujuan khusus,penyusunan program
dalam proses perencanaan sosial mencakup keputusan tentang apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam proses perumusan program Suharto 2005:71 ada beberapa hal yang perlu di pertimbangkan yaitu:
1. Identifikasi program alternatif adalah penyusunan program yang merupakan
tahap yang membutuhkan kreatifitas, karenanya sebelum satu program dipilih ada baiknya jika didentifikasikan beberapa program alternatifnya.
2. Menentukan hasil program merupakan bagian dari identifikasi program alternatif
yang penentuan hasinya yang akan diproleh oleh setiap program alternatif. Hasil tersebut dapat dinyatakan dalam tiga tingkatan, yaitu: pelaksanaan tugas, unit
pelayanan dan jumlah konsumen.
22 3.
Penentu biaya adalah informasi tentang biaya mencakup keseluruhan biaya program maupun biaya perhasil.
4. Kriteria pemilihan program adalah setelah program-program alternatif
diidentifikasikan, maka harus dilakukan pemilihan diantara mereka. Pemilihan dapat dilakukan atas dasar rasional, bersandar pada kriteria tertentu. Kriteria
yang tergolong rasional adalah menyangkut pentingnya efisiensi, efektivitas, keadilan dan hal-hal tertentu.
Rangkaian proses pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui komponen program sebagai berikut:
1. Pengembangan Masyarakat: Komponen pengembangan masyarakat mencakup
serangkaian kegiatan untuk membangun kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat yang terdiri dari pemetaan potensi, masalah dan kebutuhan
masyarakat, perencanaan partisipatif, pengorganisasian, pemanfaatan sumberdaya, pemantauan, dan pemeliharaan hasil-hasil yang telah dicapai.Untuk mendukung
rangkaian kegiatan tersebut, disediakan dana pendukung kegiatan pembelajaran masyarakat, pengembangan relawan, dan operasional pendampingan masyarakat;
dan fasilitator, pengembangan kapasitas, mediasi dan advokasi. 2.
Peran fasilitator terutama pada saat awal pemberdayaan, sedangkan relawan masyarakat adalah yang utama sebagai motor penggerak masyarakat di
wilayahnya. 3.
Bantuan Langsung Masyarakat: Komponen Bantuan Langsung Masyarakat BLM adalah dana stimulan keswadayaan yang diberikan kepada kelompok masyarakat
untuk membiayai sebagian kegiatan yang direncanakan oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan, terutama masyarakat miskin.Peningkatan
Kapasitas Pemerintahan dan Pelaku Lokal. Komponen peningkatan kapasitas pemerintahan dan pelaku lokal adalah serangkaian kegiatan untuk meningkatkan
23
kapasitas pemerintah daerah dan pelaku lokalkelompok peduli lainnya agar mampu menciptakan kondisi yang kondusif dan sinergi yang positif bagi
masyarakat terutama kelompok miskin dalam menyelenggarakan hidupnya secara layak. Kegiatan terkait dalam komponen ini antara lain seminar, pelatihan,
lokakarya, kunjungan lapangan yang dilakukan secara selektif, dan sebagainya. 4.
Bantuan Pengelolaan dan Pengembangan Program Komponen bantuan pengelolaan dan pengembangan program meliputi kegiatan-
kegiatan untuk mendukung pemerintah dan berbagai kelompok peduli lainnya dalam pengelolaan kegiatan seperti penyediaan konsultan manajemen,
pengendalian mutu, evaluasi, dan pengembangan program.
Pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri dilakukan oleh masyarakat secara swakelola berdasarkan prinsip otonomi dan difasilitasi oleh perangkat pemerintahan
yang dibantu oleh fasilitator atau konsultan. Tahap pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah proses perencanaan selesai dan telah ada keputusan tentang pengalokasian
dana kegiatan. Pelaksanaan kegiatan meliputi pemilihan dan penetapan tim pengelola kegiatan, pencairan atau pengajuan dana, pengerahan tenaga kerja, pengadaan
barangjasa, serta pelaksanaan kegiatan yang diusulkan. Personil tim pengelola kegiatan yang dipilih dan ditetapkan oleh masyarakat, bertanggung jawab dalam
realisasi fisik, keuangan, serta administrasi kegiatanpekerjaan yang dilakukan sesuai rencana. Pada pelaksanaan kegiatan secara swakelola, apabila dibutuhkan barangjasa
berupa bahan, alat, dan tenaga ahli konsultan perseorangan yang tidak dapat disediakan atau tidak dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat, maka dinas teknis
terkait dapat membantu masyarakat untuk menyediakan kebutuhan tersebut. Dalam proses pengadaan barangjasa yang dilakukan harus diperhatikan prinsip-prinsip
efisien, efektif, terbuka, adil, dan bertanggung jawab.
24 1.
Efisiensi diwujudkan dalam bentuk mencari dan membandingkan harga barangjasa
untuk kualitas yang samasetara, serta memilih harga yang terendah sesuai kebutuhan.Untuk mendapatkan harga yang terendah, masyarakat dapat melakukan
pengadaan langsung kepada sumber penghasil barangjasa, seperti pabrikan atau distributoragen resmi atau pangkalan pasirbatu dalam hal kegiatan fisik, dan
sedapat mungkin menghindari pengadaan barangjasa melalui perantara yang tidak memberikan nilai tambah.
2. Efektivitas diwujudkan dalam bentuk pengadaan barangjasa oleh masyarakat harus
dilakukan secara tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat waktu, dan tepat pemanfaatan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan.
3. Keterbukaan diwujudkan dalam bentuk publikasi sekurang-kurangnya pada papan
pengumuman di lokasi pelaksanaan kegiatan yang mudah dilihat dan di secretariat pelaksana kegiatan dengan mencantumkan jenis kegiatan, besaran dana, penyedia
barangjasa di atas Rp 50 juta, waktu pelaksanaan, dan penanggungjawab kegiatan sehingga memberikan ruang bagi masyarakat untuk mengetahui, memonitor, dan
mengontrol pelaksanaan kegiatan. 4.
Keadilan diwujudkan dalam bentuk partisipasi setiap komponen masyarakat untuk
terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari hasil kegiatan tersebut.
5. Akuntabilitas diwujudkan dalam bentuk setiap pengeluaran dana dalam pelaksanaan
pengadaan barangjasa dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan baik secara administrasi, seperti pencatatan penerimaan dan pengeluaran, kuitansi pembelian dan
bukti pembayaran honor, maupun secara teknis seperti kuantitas dan kualitas barangjasa sesuai dengan rencana.
25 Pemantauan dan pengawasan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan
rencana pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul danatau akan timbul. Untuk mendukung pengendalian pelaksanaan PNPM Mandiri, sistem
pemantauan dan pengawasan yang dilakukan meliputi:
a. Pemantauan dan pemeriksaan partisipatif oleh masyarakat – Keterlibatan
masyarakat dalam pemantauan dan pemeriksaan dari mulai perencanaan partisipatif tingkat desa hingga kabupatenkota dan pelaksanaan PNPM Mandiri.
b. Pemantauan dan pemeriksaan oleh Pemerintah – Kegiatan ini dilakukan secara
berjenjang dan bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan PNPM Mandiri dilaksanakan sesuai dengan prinsip dan prosedur yang berlaku dan dana dimanfaatkan
sesuai dengan tujuan program. c.
Pemantauan dan pengawasan oleh Konsultan dan Fasilitator – Pemantauan dan
pengawasan oleh konsultan akan dilakukan secara berjenjang dari tingkat nasional, regional, provinsi, kabupatenkota, kecamatan dan desakelurahan. Kegiatan ini
dilakukan secara rutin dengan memanfaatkan sistem informasi pengelolaan program dan kunjungan rutin ke lokasi program. Pengawasan melekat juga dilakukan oleh
fasilitator dalam setiap tahapan pengelolaan program dengan maksud agar perbaikan dan penyesuaian pelaksanaan program dapat dilakukan dengan segera.
d. Pemantauan independen oleh berbagai pihak lainnya – PNPM Mandiri membuka
kesempatan bagi berbagai pihak, antara lain, LSM, universitas, wartawan yang ingin melakukan pemantauan secara independen terhadap PNPM Mandiri dan melaporkan
temuannya kepada proyek atau instansi terkait yang berwenang. e.
Kajian Keuangan dan Audit – Untuk mengantisipasi dan memastikan ada atau
tidaknya penyimpangan penggunaan dana, maka Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan BPKP dan Badan Pengawas Daerah Bawasda sebagai lembaga
26 audit milik pemerintah akan melakukan pemeriksaan secara rutin di beberapa lokasi
yang dipilih secara acak. Mekanisme pemantauan lebih lanjut akan diatur dalam pedoman pelaksanaan monitoring dan evaluasi PNPM Mandiri.
Evaluasi program bertujuan untuk menilai kinerja pelaksanaan, manfaat, dampak, dan keberlanjutan kegiatan yang dilaksanakan dalam kerangka PNPM Mandiri terhadap tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan evaluasi dilakukan secara rutin dan berkala, baik oleh pengelola program maupun pihak independen seperti antara lain LSM, perguruan tinggi,
lembaga penelitian, dan sebagainya. Kegiatan evaluasi ini perlu disusun secara sistematis, obyektif, dan transparan.Kegiatan evaluasi dilakukan berdasarkan laporan, hasil pengawasan,
dan pengaduan dari berbagai pihak. Mekanisme evaluasi lebih lanjut akan diatur dalam pedoman pelaksanaan monitoring dan evaluasi PNPM Mandiri.
1.5.3.7 Latar Belakang PNPM Mandiri Perkotaan PNPM Mandiri Perkotaan adalah bagian dari upaya pemerintah Indonesia
untuk memberdayakan masyarakat perkotaan dengan menanggulangi masalah kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. PNPM Mandiri perkotaan merupakan
koreksi terhadap sistem pembangunan terdahulu yang pada umumnya bersifat sentralistik. PNPM Mandiri Perkotaan diharapkan dapat menjadi suatu sistem
pembangunan yang memungkinkan segala bentuk sumberdaya pembangunan dapat diakses secara merata dan adil oleh seluruh pelaku.
Secara umum, visi PNPM Mandiri Perkotaan adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perkotaan. Mandiri berarti mampu mengorganisir
diri untuk memobilisasi sumberdaya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumberdaya diluar lingkungan dan mampu mengelola sumberdaya tersebut untuk
mengatasi masalah yang dihadapinya, khususnya masalah kemiskinan.
27 Dalam mewujudkan visi tersebut di atas, misi PNPM Mandiri Perkotaan
adalah memberdayakan masyarakat perkotaan dalam rangka menanggulangi permasalahan kemiskinan melalui:
1. Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya
2. Kelembagaan sistem pembangunan partisipasif
3. Pengoptimalan fungsi dan peran pemerintah local
4. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana dasar masyarakat.
5. Pengembangan kemitraan dalam pembangunan.
1.5.3.8 Cara Kerja PNPM Mandiri Perkotaan PNPM Mandiri Perkotaan dilaksanakan melalui upaya-upaya pemberdayaan
dan partisipasi masyarakat di wilayah perkotaan melalui tahapan-tahapan kegiatan berikut:
1. Sosialisasi dan penyebaran informasi program. Baik secara langsung melalui
fórum-forum pertemuan maupun dengan mengembangkan memanfaatkan media saluran informasi masyarakat di berbagai tingkat pemerintahan
2. Proses Partisipatif Pemetaan Rumahtangga Miskin RTM dan Pemetaan
Sosial. Masyarakat diajak untuk bersama-sama menentukan kriteria kurang mampu dan bersama-sama pula menentukan rumahtangga yang termasuk
kategori miskin sangat miskin RTM. Masyarakat juga difasilitasi untuk membuat peta sosial desa dengan tujuan agar lebih mengenal kondisi situasi
sesungguhnya desa mereka, yang berguna untuk mengagas masa depan desa, penggalian gagasan untuk menentukan kegiatan yang paling dibutuhkan, serta
mendukung pelaksanaan kegiatan pembangunan dan pemantauannya
28 3.
Perencanaan Partisipatif di Tingkat Dusun, Desa dan Kecamatan. Masyarakat memilih Fasilitator Desa atau Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa KPMD
--satu laki–laki, satu perempuan-- untuk mendampingi proses sosialisasi dan perencanaan. KPMD ini kemudian mendapat peningkatan kapasitas untuk
menjalankan tugas dan fungsinya dalam mengatur pertemuan kelompok, termasuk pertemuan khusus perempuan, untuk melakukan penggalian gagasan
berdasarkan potensi sumberdaya alam dan manusia di desa masing-masing, untuk Menggagas Masa Depan Desa. Masyarakat kemudian bersama-sama
membahas kebutuhan dan prioritas pembangunan di desa dan bermusyawarah untuk menentukan pilihan jenis kegiatan pembangunan yang prioritas untuk
didanai. PNPM Mandiri Perkotaan sendiri menyediakan tenaga konsultan pemberdayaan dan teknis di tingkat kecamatan dan kabupaten guna
memfasilitasi membantu upaya sosialisasi, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Usulan gagasan dari masayarakat akan menjadi bahan penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa RPJMDes 4.
Seleksi Prioritas Kegiatan di Tingkat Desa dan Kecamatan. Masyarakat melakukan musyawarah di tingkat desa dan kecamatan untuk memutuskan
usulan kegiatan prioritas yang akan didanai. Musyawarah ini terbuka bagi segenap anggota masyarakat untuk menghadiri dan memutuskan jenis kegiatan
yang paling prioritas mendesak. Keputusan akhir mengenai kegiatan yang akan didanai, diambil dalam forum musyawarah antar-desa MAD di tingkat
kecamatan, yang dihadiri oleh wakil–wakil dari setiap desa dalam kecamatan yang bersangkutan. Pilihan kegiatan adalah open menu untuk semua investasi
produktif, kecuali yang tercantum dalam daftar larangan negative list. Dalam hal terdapat usulan masyarakat yang belum terdanai, maka usulan tersebut
29 akan menjadi bahan kajian dalam Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah
SKPD 5.
Masyarakat Melaksanakan Kegiatan Mereka. Dalam forum musyawarah, masyarakat memilih anggotanya sendiri untuk menjadi Tim Pelaksana
Kegiatan TPK di setiap desa untuk mengelola kegiatan yang diusulkan desa yang bersangkutan dan mendapat prioritas pendanaan program. Fasilitator
Teknis PNPM Mandiri Perkotaan akan mendampingi TPK dalam mendisain sarana prasarana bila usulan yang didanai berupa pembangunan infrastruktur
perkotaan, penganggaran kegiatan, verifikasi mutu dan supervisi. Para pekerja yang terlibat dalam pembangunan sarana prasarana tersebut berasal
dari warga desa penerima manfaat 6.
Akuntabilitas dan Laporan Perkembangan. Selama pelaksanaan kegiatan, TPK harus memberikan laporan perkembangan kegiatan minimal dua kali dalam
pertemuan terbuka desa, yakni sebelum program mencairkan dana tahap berikutnya dan pada pertemuan akhir, dimana TPK akan melakukan serah
terima kegiatan kepada desa, serta badan operasional dan pemeliharaan kegiatan atau Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana TP3.
1.6 Defenisi Konsep Konsep merupakan istilah dan defenisi yang di gunakan untuk menggambarkan secara
abstrak, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun 2006:33.
Agar mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang akan diteliti, maka penulis mencoba mengemukakan defenisi dari berbagai konsep yang digunakan, yaitu:
1. Implementasi kebijakan merupakan tahap pelaksanaan serangkaian kegiatan setelah
kebijakan dirumuskan.
30 2.
PNPM Mandiri adalah program nasional yang menjadi kerangka kebijakan dan acuan pelaksanaan berbagai program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat.
31
BAB II METODE PENELITIAN