Fungsi Implikasi Penalaran Monoton Metode Tsukamoto

2.6.3. Operator not

Operator ini berhubungan dengan operasi komplemen pada himpunan. α-prediket sebagai hasil operasi dengan operator not diperoleh dengan mengurangkan nilai keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan dari 1.

2.7. Fungsi Implikasi

Tiap – tiap aturan proposisi pada basis pengetahuan fuzzy akan berhubungan dengan suatu relasi fuzzy. Bentuk umum dari aturan yang digunakan dalam fungsi implikasi adalah: Dengan x dan y adalah skalar, dan A dan B adalah himpunan wajib. Proposisi yang mengikuti IF disebut sebagai anteseden, sedangkan proposisi yang mengikuti THEN disebut sebagai konsekuen. Proposisi dapat diperluas dengan menggunakan operator fuzzy, seperti: IFx 1 is A 1 o x 2 is A 2 o x 3 is A 3 o .............. o x N is A N THEN y is B dengan o adalah operator misal: OR atau AND. Secara umum, ada dua fungsi implikasi yang dapat digunakan, yaitu: a. Min minimum. Fungsi ini akan memotong output himpunan fuzzy. Gambar menunjukkan salah satu contoh penggunanan fungsi Min. TINGGI SEDANG NORMAL Gambar 2.6 Fungsi Implikasi MIN Sumber: Kusumadewi Sri, 2002 Aplikasi Operator Aplikasi fungsi implikasi Min IF Permintaan TINGGI AND BiayaProduksi SEDANG THEN ProduksiBarang NORMAL b. Dot Product. Fungsi ini akan menskala output himpunan fuzzy. Gambar menunjukkan salah satu contoh penggunaan fungsi Dot. TINGGI SEDANG NORMAL Gambar 2.7 Fungsi Implikasi DOT Sumber: Kusumadewi Sri, 2002

2.8. Penalaran Monoton

Metode penalaran secara monoton digunakan sebagai dasar untuk teknik implikasi fuzzy. Meskipun penalaran ini sudah jarang sekali digunakan, namun terkadang masih digunakan untuk penskalaan fuzzy. Jika 2 daerah fuzzy direlasikan dengan implikasi sederhana sebagai berikut: Transfer fungsi: Maka sistem fuzzy dapat berjalan tanpa harus melalui komposisi dan dekomposisi fuzzy. Nilai output dapat diestimasi secara langsung dari derajat keanggotaan yang berhubungan dengan antesedennya.

2.9. Metode Tsukamoto

Metode Tsukamoto merupakan perluasan dari penalaran monoton. Pada metode Tsukamoto,setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk If-Then harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan Aplikasi Operator AND Aplikasi fungsi implikasi Dot Product IF Permintaan TINGGI AND BiayaProduksi SEDANG THEN ProduksiBarang NORMAL secara tegas crisp berdasarkan -predikat. Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot Sri Kusumadewi Hari Purnomo, 2010. Pada metode Tsukamoto, implikasi setiap aturan berbentuk implikasi “Sebab-Akibat”Implikasi “Input-Output” dimana antara anteseden dan konsekuen harus ada hubungannya. Setiap aturan direpresentasikan menggunakan himpunan-himpunan fuzzy, dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Kemudian untuk menentukan hasil tegas Crisp Solution digunakan rumus penegasan defuzifikasi yang disebut “Metode rata-rata terpusat” atau “Metode defuzifikasi rata-rata terpusat Center Average Deffuzzyfier Setiadji,2009. Untuk mendapatkan output keluaran, maka terdapat 4 langkah tahapan sebagai berikut: 1. Pembentukan himpunan fuzzy 2. Aplikasi fungsi implikasi Menyusun basis aturan, yaitu aturan-aturan berupa implikasi implikasi fuzzy yang menyatakan relasi antara variabel input dengan variabel output. Bentuk umumnya adalah sebagai berikut : � � ℎ � � � ℎ , � � ℎ � = , Dengan a, b, dan c adalah predikat fuzzy yang merupakan variabel linguistik, dan himpunan fuzzy ke-i untuk a dan b, sedangkan fa,b adalah fungsi matematik. Banyaknya aturan ditentukan oleh banyaknya nilai linguistik untuk masing-masing variabel input. 3. Komposisi aturan Apabila sistem terdiri dari beberapa aturan, maka inferensi diperoleh dari kumpulan dan korelasi antar aturan. Metode yang digunakan dalam melakukan inferensi sistem fuzzy, yaitu : Metode Min Minimum Pada metode ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara mengambil nilai minimum aturan, kemudian menggunakan nilai tersebut untuk memodifikasi daerah fuzzy dan mengaplikasikannya ke output dengan menggunakan operator or gabungan. Jika semua proporsi telah dievaluasi, maka output akan berisi suatu himpunan fuzzy yang merefleksikan kontribusi dari tiap-tiap proporsi. Secara umum dapat dituliskan : Di mana: = nilai keanggotaan solusi fuzzy sampai aturan ke-i = nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke-i 4. Penegasan Masukan dari proses penegasan adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan-aturan fuzzy, sedangkan output yang dihasilkan merupakan suatu bilangan real yang tegas. Sehingga jika diberikan suatu himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka dapat diambil suatu nilai tegas tertentu sebagai output. Apabila komposisi aturan menggunakan metode Tsukamoto maka defuzzifikasi �∗ dilakukan dengan cara mencari nilai rata- rata terpusatnya. � ∗ � � � Dengan adalah nilai keluaran pada aturan ke-i dan � adalah derajat keanggotaan nilai keluaran pada aturan ke-i.

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Tentang Perusahaan

PT.Hutahaean merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi. PT. Hutahaean adalah salah satu produsen tepung tapioka di Sumatera Utara. Perusahaan ini terletak di kecamatan laguboti, kabupaten Toba Samosir. PT.Hutahaean diresmikan pada 10 Desember 2010 dan memulai produksi periode pertama pada Januari 2011 – Desember 2011. PT.Hutahaean memiliki luas lahan lokasi pabrik ± 2,5 Ha dan kapasitas pabrik ± 12 – 15 ton jam. Bahan baku dalam memproduksi tepung tapioka adalah ubi kayu. Perusahaan memiliki 3 sumber bahan baku, yaitu dari kebun inti, dari kebun plasma dan dari kebun masyarakat sekitar.

3.2. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data permintaan, data produksi dan data persediaan dalam kurun waktu Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. Data tersebut dapat dilihat dalam tabel 3.1. Tabel 3.1 Data Permintaan, Produksi dan Persediaan Tepung Tapioka tahun 2014 BULAN PERMINTAAN kg PRODUKSI kg PERSEDIAAN kg Januari 399.180 156.775 655.900 Pebruari 334.425 261.275 582.750 Maret 382.810 405.150 297.620 April 211.350 419.200 505.470