Kebijakan Pendapatan Menurut Bank Muamalat

transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas barang tersebut. Jika nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian,ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan hutangnya kepada bank; ii jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran berakhir, ia tidak wajib segera melunasi seluruhnya iii jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah tetap harus menyelesaikan hutangnya sesuai kesepakatan awal. Ia tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu diperhitungkan. Fatwa DSN Nomor 4DSN-MUIIV2000 tanggal 1 April 2000; Bagian IV, angka 1 sd 4 i Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik Bank. Fatwa DSN Nomor 4DSN-MUIIV2000 tanggal 1 April 2000; Pertama angka 9

g. Kebijakan Pendapatan Menurut Bank Muamalat

a. Asumsi Dasar Asumsi dasar konsep akuntansi Bank syariah sama dengan asumsi dasar konsep akuntansi keungan secara umum yaitu konsep kelangsungan usaha Universitas Sumatera Utara going concern dan dasar akrual. Pendapatan untuk tujuan penghitungan bagi hasil menggunakan dasar kas Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian LK Bank Syariah – paragraf 14 b. Dasar Akrual 1. Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat terjadi dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar, dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas dimasa depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian LK Bank Syariah – paragraf 15 2. Penghitungan pendapatan untuk tujuan bagi hasil menggunakan dasar kas. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian LK Bank Syariah – paragraf 16 c. Untuk melakukan pemantauan dan perhitungan pendapatan yang akan dipergunakan sebagai pembagian hasil usaha harus dibuat catatan khusus tentang hal tersebut ekstra komtabel. Bank syariah harus dapat memisahkan pendapatan akrual dan pendapatan kas. Universitas Sumatera Utara d. Pendapatan bank dikelompokkan menjadi : 1. Pendapatan operasi utama : a Pendapatan dari jual beli: pendapatan marjin murabahah; pendapatan bersih salam paralel; pendapatan bersih istishna paralel; b Pendapatan dari sewa: pendapatan bersih ijarah; c Pendapatan dari bagi hasil: pendapatan bagi hasil mudharabah; pendapatan bagi hasil musyarakah; d Pendapatan operasi utama lainnya; 2. Pendapatan operasi lainnya : terdiri dari antara lain : fee transfer, fee inkaso, fee kliring, fee Bank Garansi, fee mudharabah muqayyadah Bank sebagai agent, pendapatan administrasi penyaluran dana, dan sejenisnya. 3. Pendapatan non-operasi : pendapatan lain yang berasal dari pendapatan yang bukan kegiatan utama bank antara lain keuntungan penjualan aktiva tetap. e. Pendapatan operasi utama, merupakan unsur pendapatan dalam perhitungan pembagian hasil usaha, sebesar porsi sumber dana yang berasal dari mudharabah mutlaqah. Sedangkan pendapatan operasi lainnya dan pendapatan non-operasi, menjadi milik bank sepenuhnya dan bukan sebagai unsur pendapatan dalam pembagian hasil usaha. Universitas Sumatera Utara f. “Hak pihak ketiga atas bagi hasil Investasi Tidak Terikat” diperlakukan sebagai alokasi pendapatan operasi utama untuk shahibul maal, sehingga tidak dapat diperlakukan sebagai beban dan pendapatan bank syariah. g. Pendapatan yang diterima atas penyaluran yang menunggak diakui pada saat diterima dan diperlakukan sebagai unsur pendapatan dalam pembagian hasil usaha pada saat diterima. h. Pengakuan pendapatan akrual dilakukan pada akhir bulan untuk pendapatan atas aktiva produktif yang diklasifikasikan “performing”. Apabila penyaluran dikategorikan atau diklasifikasikan menjadi “non performing” maka pendapatan yang telah diakui harus dilakukan jurnal balik. i. Pengakuan laba atau rugi akrual atas pembiayaan mudharabah dan musyarakah harus didasarkan laporan bagi hasil dari pengelola dana yang diterima oleh bank yang bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya.

h. Kebijakan Beban